Kompetensi ESD [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Kompetensi dalam ESD



ESD umumnya berfokus pada pengembangan dan penguatan kompetensi individu, memungkinkan individu untuk berpartisipasi dan berkontribusi dalam proses pembangunan berkelanjutan dari berbagai jenis dan dimensi. Dari definisi itu jelas bahwa semua jenis kompetensi dan keterampilan termasuk kompetensi dasar seperti membaca, menulis, berhitung termasuk di dalamnya. Kompetensi pada tingkat yang lebih tinggi seperti kreativitas, pemikiran yang berorientasi solusi, dan kemampuan untuk bertindak merupakan hal mendasar bagi ESD, karena tanpa kompetensi-kompetensi tersebut ESD tidak dapat menemukan cara, konsep, teknik, yang membuat kita berhasil mencapai pembangunang keberlanjutan. Setelah lebih dari dua dekade diskusi yang intens tentang masalah ini, tampaknya konsensus internasional dapat dirumuskan delapan kompetensi ESD sebagaimana diterbitkan oleh UNESCO pada 2017, yaitu: 1. Kompetensi berpikir system (systems thinking competency): kemampuan untuk mengenali dan memahami hubungan; untuk menganalisis sistem yang kompleks; untuk memikirkan bagaimana sistem terkandung dalam domain dan skala yang berbeda; dan untuk menghadapi ketidakpastian. 2. Kompetensi antisipatif (anticipatory competency): kemampuan untuk memahami dan mengevaluasi berbagai masa depan (possible, probable and desirable); untuk membuat visi untuk masa depan sendiri; untuk menerapkan prinsip secara tepat; untuk menilai konsekuensi dari tindakan; dan untuk menghadapi risiko dan perubahan. 3. Kompetensi normative (normative competency): kemampuan untuk memahami dan merefleksikan norma-norma dan nilai-nilai yang mendasari tindakan seseorang; dan untuk menegosiasikan nilai-nilai, prinsip, tujuan, dan target keberlanjutan, dalam konteks konflik kepentingan dan pertukaran, pengetahuan yang tidak pasti dan kontradiksi. 4. Kompetensi strategis (strategic competency): kemampuan untuk secara kolektif mengembangkan dan mengimplementasikan tindakan inovatif yang memajukan keberlanjutan di tingkat lokal dan lebih jauh. 5. Kompetensi kolaborasi (collaboration competency): kemampuan untuk belajar dari orang lain; untuk memahami dan menghormati kebutuhan, perspektif dan tindakan orang lain (empati); untuk memahami, berhubungan dan peka terhadap orang lain (kepemimpinan



empatik); untuk menangani konflik dalam suatu kelompok; dan untuk memfasilitasi pemecahan masalah secara kolaboratif dan partisipatif. 6. Kompetensi berpikir kritis (critical thinking competency): kemampuan mempertanyakan norma, praktik, dan pendapat; untuk merefleksikan nilai, persepsi, dan tindakan sendiri; dan untuk mengambil posisi dalam wacana keberlanjutan. 7. Kompetensi



kesadaran



diri



(self-awareness



competency):



kemampuan



untuk



merefleksikan peran sendiri dalam komunitas lokal dan masyarakat (global); untuk terus mengevaluasi dan memotivasi tindakan seseorang lebih lanjut; dan untuk menangani perasaan dan keinginan seseorang. 8. Kompetensi pemecahan masalah terintegrasi (integrated problem-solving competency): kemampuan menyeluruh untuk menerapkan kerangka kerja pemecahan masalah yang berbeda untuk masalah keberlanjutan yang kompleks dan mengembangkan opsi solusi yang layak, inklusif dan adil yang mendorong pembangunan berkelanjutan, mengintegrasikan kompetensi yang disebutkan di atas. Sumber: Unesco. (2017). Education for Sustainable Development Goals Learning Objectives. Diakses dari: https://unesdoc.unesco.org/ark:/48223/pf0000247444, tanggal 28 Oktober 2019. Hoffmann, Thomas and Siege, Hannes. (2017). What is Education for Sustainable Development (ESD)? Diakses dari: http://www.esd-expert.net/files/ESD-Expert/pdf/Was_wir_tun/Lehr%20und%20Lernmaterialien/What_is_Education_for_Sustainable_Development.pdf, tanggal 28 Oktober 2019.