Komunikasi Efektif Dalam Keperawatan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Komunikasi Efektif Dalam Keperawatan



BAB II PEMBAHASAN A .DEFINISI KOMUNIKASI Kata komunikasi berasal dari bahasa latin coomunicare yang berarti berpartisipasi atau memberitahukan. Komunikasi adalah suatu yang dapat dipahami sebagai hubungan atau saling hubungan, saling pengertian, sebagai pesan. Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan, dan pesan yang disampaikan melalui lambang tertentu, mengandung arti dilakukan oleh penyampai pesan ditujukan kepada penerima pesan (Edwar Depari, AW Widjaja,2000). Komunikasi adalah proses yang mana symbol verbal dan non verbal dikirimkan,diterima dan diberi arti (William J Seiller,1988). Menurut Louis Forsdale (1981), seorang ahli komunikasi dan pendidikan mengatakan bahwa komunikasi adalah suatu proses memberikan signal menurut aturan tertentu, sehingga dengan cara ini suatu system dapat di diri kan, dipelihara dan diubah. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi di antara keduanya. Pada umumnya, komunikasi dilakukan dengan menggunakan kata-kata (lisan) yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa nonverbal. B. TUJUAN KOMUNIKASI Tujuan komunikasi antara lain adalah : 1. Supaya pesan yang kita sampaikan dapat di mengerti oleh orang lain (komunikan) 2. Memahami orang lain 3. Supaya gagasan dapat diterima orang lain 4. Menggerakan orang lain untuk melakukan sesuatu



Secara singkat dapat kita katakan bahwa tujuan komunikasi adalah mengharapkan pengertian, dukungan, gagasan, dan tindakan komunikator dapat diterima oleh orang lain (komunikasi). Sebagai tenaga kesehatan yang memiliki tanggungjawab sesuai dengan tugas dan wewenangnya. Komunikasi yang dilakukan perawat bertujuan agar pelayanan keperawatan yang diberikan dapat berjalan efektif. Kemampuan komunikasi yang efektif ini merupakan keterampilan yang harus dimiliki oleh perawat professional. A. PENGERTIAN KOMUNIKASI EFEKTIF Berkomunikasi efektif berarti bahwa komunikator dan komunikan sama-sama memiliki pengertian yang sama tentang suatu pesan. Oleh karena itu, dalam bahasa asing orang menyebutnya “the communication is in tune” ,yaitu kedua belah pihak yang berkomunikasi sama-sama mengerti apa pesan yang disampaikan. Syarat – syarat komunikasi efektif Syarat-syarat untuk berkomunikasi secara efektif adalah antara lain : 1. Menciptakan suasana yang menguntungkan. 2. menggunakan bahasa yang mudah ditangkap dan dimengerti. 3. pesan yang disampaikan dapat menggugah perhatian atau minat di pihak komunikan. 4. Pesan dapat menggugah kepentingan dipihak komunikan yang dapat menguntungkannya. 5. Pesan dapat menumbuhkan sesuatu penghargaan atau reward di pihak komunikan. B. TUJUAN KOMUNIKASI EFEKTIF Tujuan komunikasi efektif adalah memberi kemudahan dalam memahami pesan yang diberikan. Bentuk komunikasi efektif : 1. Komunikasi verbal efektif : - Berlangsung secara timbal balik. - Makna pesan ringkas dan jelas. - Bahasa mudah dipahami. - Cara penyampaian mudah diterima. - Disampaikan secara tulus. - Mempunyai tujuan yang jelas. - Memperlihatkan norma yang berlaku. - Disertai dengan humor. 2. Komunikasi non verbal :



Yang perlu di perhatikan dalam komunikasi non verbal adalah : - Penampilan visik. - Sikap tubuh dan cara berjalan. - Ekspresi wajah. - Sentuhan C. PRINSIP KOMUNIKASI EFEKTIF Agar komunikasi menghasilkan komunikasi yang efektif, seseorang harus memahami prinsipprinsip dalam berkomunikasi. Ada lima prinsip komunikasi yang efektif yang harus dipahami. Lima prinsip tersebut disingkat dengan REACH, yaitu Respect, Empathy, Audible, Care, dan Humble. Lima prinsip komunikasi yang efektif itu adalah sebagai berikut: 1. Respect Respect adalah sikap menghargai setiap individu yang menjadi sasaran pesan yang akan kita sampaikan.



2. Empathy Komunikasi yang efektif akan dengan mudah tercipta jika komunikator memiliki sikap empathy. Empathy artinya kemampuan seorang komunikator dalam memahami dan menempatkan dirinya pada situasi atau kondisi yang dihadapi orang lain. 3. Audible Audible adalah pesan yang kita sampaikan dapat diterima oleh penerima pesan melalui media atau delivery channel. 4. Care Care berarti komunikator memberikan perhatian kepada lawan komunikasinya. Komunikasi yang efektif akan terjalin jika audience lawan komunikasi personal merasa diperhatikan. 5. Humble Humble adalah sikap rendah hati untuk membangun rasa saling menghargai. 4. Langkah-langkah untuk Membangun Komunikasi Efektif Adapun langkah-langkah untuk membangun komunikasi yang efektif adalah sebagai berikut: 1. Memahami Maksud dan Tujuan Berkomunikasi 2. Mengenali Komunikan 3. Menyampaikan Pesan dengan Jelas



4. Menggunakan Alat Bantu yang Baik 5. Memusatkan Perhatian 6. Menghindari Gangguan Komunikasi 7. Membuat Suasana yang Menyenangkan 8. Menggunakan Bahasa Tubuh(body language ) yang Benar D. ASPEK DALAM MEMBANGUN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF a. Kejelasan Dalam komunikasi harus menggunakan bahasa secara jelas, sehingga mudah diterima dan dipahami oleh komunikan. b. Ketepatan Ketepatan atau akurasi ini menyangkut penggunaan bahasa yang benar dan kebenaran informasi yang disampaikan. c. Konteks maksudnya bahwa bahasa dan informasi yang disampaikan harus sesuai dengan keadaan dan lingkungan dimana komunikasi itu terjadi. d. Alur Bahasa dan informasi yang akan disajikan harus disusun dengan alur atau sistematika yang jelas, sehingga pihak yang menerima informasi cepat tanggap e. Budaya Aspek ini tidak saja menyangkut bahasa dan informasi, tetapi juga berkaitan dengan tatakrama dan etika. Artinya dalam berkomunikasi harus menyesuaikan dengan budaya orang yang diajak berkomunikasi, baik dalam penggunaan bahasa verbal maupun nonverbal, agar tidak menimbulkan kesalahan persepsi. A. KOMUNIKASI DALAM KEPERAWATAN Komunikasi adalah penyebab pertama masalah keselamatan pasien (patient safety). Komunikasi merupakan proses yang sangat khusus dan berarti dalam hubungan antar manusia. Komunikasi yang efektif yang tepat waktu, akurat, lengkap, jelas, dan dipahami oleh penerima mengurangi kesalahan dan meningkatkan keselamatan pasien. Factor yang dapat mendukung komunikasi efektif: 1. Dalam profesi keperawatan komunikasi menjadi lebih bermakna karena merupakan metode utama dalam mengimplementasikan proses keperawatan.



2. Komunikator merupakan peran sentral dari semua peran perawat yang ada. 3. Kualitas komunikasi adalah factor kritis dalam memenuhi kebutuhan klien. Faktor yang tidak mendukung komunikasi efektif: 1. Tanpa komunikasi yang jelas, dapat memberikan pelayanan keperawatan yang tidak efektif, 2. tidak dapat membuat keputusan dengan klien/keluarga, 3. tidak dapat melindungi klien dari ancaman kesejahteraan, 4. tidak dapat mengkoordinasi dan mengatur perawatan klien serta memberikan pendidikan kesehatan.



B.



Komunikasi Efektif dalam Patient Safety Standar akreditasi RS 2012 SKP.2 / JCI IPSG.2 mensyaratkan agar rumah sakit menyusun cara komunikasi yang efektif, tepat waktu, akurat, lengkap, jelas, dan dapat dipahami penerima. Hal itu untuk mengurangi kesalahan dan menghasilkan perbaikan keselamatan pasien. Bentuk komunikasi yang rawan kesalahan diantaranya adalah instruksi untuk penatalaksanaan pasien yang diberikan secara lisan atau melalui telepon. Bentuk lainnya berupa pelaporan hasil tes abnormal, misalnya petugas laboratorium menelepon ke ruang perawatan untuk melaporkan hasil tes pasien. Rumah sakit perlu menyusun kebijakan dan atau prosedur untuk mengatur pemberian perintah / pesan secara lisan dan lewat telepon. Kebijakan dan atau prosedur itu harus memuat: 1. Perintah lengkap, lisan dan lewat telepon, atau hasil tes dicatat si penerima. 2. Perintah lengkap, lisan dan lewat telepon, atau hasil tes dibaca-ulang si penerima. 3. Perintah dan hasil tes dikonfirmasikan oleh individu si pemberi perintah atau hasil tes. 4. Pelaksanaan yang konsisten dari verifikasi tepat-tidaknya komunikasi lisan dan lewat telepon. 5. Alternatif yang diperbolehkan bila proses membaca-ulang tidak selalu dimungkinkan, misalnya di ruang operasi dan dalam situasi darurat di bagian gawat darurat atau unit perawatan intensif. Komunikasi adalah penyebab pertama masalah keselamatan pasien (patient safety). Komunikasi merupakan proses yang sangat khusus dan berarti dalam hubungan antar manusia. Komunikasi yang efektif yang tepat waktu, akurat, lengkap, jelas, dan dipahami oleh penerima mengurangi kesalahan dan meningkatkan keselamatan pasien. Jenis Komunikakasi Komunikasi Berdasarkan Bentuk



Berdasarkan bentuk komunikasi antar individu, komunikasi dapat dibedakan atas komunikasi verbal dan komunikasi non verbal a. Komunikasi verbal, merupakan pertukan informasi dengan menggunakan kata-kata , baik dalam bentuk lisan maupun tertulis. Komunikasi verbal bergantung pada bahasa. Contoh penggunaan komunikasi verbal bergantung pada bahasa. Contoh ketika perawat memberi penjelasan kepada klien, saat dokter membuat catatan perkembangan, atau saat ahli gizi membuat catatan pelimpahan wewenang. Pada semua contoh komunikasi verbal ini terdapat kata kata dan bahasa dikomunikasikan pada orang lain b. Komunikasi non verbal, merupakan pertukaran informasi tanpa penggunaan bahasa/ kata kata. Komunikasi non verbal disebut juga bahasa tubuh (body language). Komunikasi ini digunakan dengan berbagai cara seperti penggunaan sentuhan, kontak mata, ekspresi wajah, postur, gerak tubuh, posisi tubuh, kondisi fisik umum, gaya berpakaian, suara, dan keaadan diam atau senyap. Memegang tangan seseorang kemudian menariknya kemungkinan dilakukan dengan tujuan menginformasikan ingin mengajak orang tersebut, ekspresi wajah meringis menginformasikan bahwa orang tersebut mengalami nyeri, menggelengkan kepala kemungkinan bermakna tidak, dan sebagainya. Komunikasi berdasarkan konteks Berdasarkan konteks, komunikasi dapat dibedakan atas konteks vormal dan informal. Komunikasi formal adalah komunikasi yang terjadi dalam lingkungan (setting) peran formal, misalnya, hubungan murid dan guru, lingkungan pabrik, petugas kesehatan dirumah sakit, dan sebagainya. Sedangkan komunikasi informal terjadi dalam lingkungan sosial, misalnya, pembicaraan diantara anak anak, pembicaraan antara suami dan istri dan sebagainya. Komunikasi berdasrkan umpan balik Berdasarkan umpan balik yang timbul dalam suatu komunikasi, komunikasi dibedakan atas bentuk komunikasi satu arah dan dua arah. Komunikasi satu arah adalah komunikasi yang tidak memerlukan umpan balik dari komunikan. contoh komunikasi model ini adalah komunikasi melalului media elektronik seperti televisi, melalui media cetak seperti buku dan koran dan kadang kala komunikasi antar individu secara langsung. Komunikasi adalah komunikasi yang memerlukan umpan balik modal komunikasi ini banyak digunakan komunikasi bentuk ini memungkinkan unsur – unsur manusia ang terlibat saling memberi umpan balik atas informasi yang dikomunikasikan. Misalnya, pada saat berbincang – bincang pada saat diskusi, atau pada suatu panel. Komunikasi berdasarkan jumlah peserta komunikasi Berdasarkan orang yang terlibat, komunikasi dapat dibedakan atas komunikasi perorangan, komunikasi kelompok, dan komunikasi massa. Komunikasi perorangan adalah komunikasi yang melibatkan dua orang saja dalam suatu settting komunikasi.



Komunikasi kelompok adalah proses pertukaran informasi yang melibatkan lebih dari dua orang umumnya tiga sampai sepuluh orang. Sedangkan komunikasi massa adalah komunikasi yang melibatkan banyak orang misal, komunikasi dari radio, sepanduk dan iklan, ceramah dan sebagainya. Syarat Komunikasi efektif untuk membuat komunikasi efektif diperlukan beberapa syarat yang selanjutnya dikenal dengan 7C dalam komunikasi. 1. Kredibilitas :