Komunikasi Perawat Dengan Petugas Lain [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH Komunikasi Perawat dengan Petugas Lain Program Studi



:



Mata Kuliah Beban Studi Penempatan Pembimbing Kelompok Penyusun



: : : : : :



Keperawatan Program Sarjana Terapan dan Program Studi Pendidikan Profesi Ners Komunikasi 2 sks (1 sks T, 1 sks P) Semester III T.A. 2019/2020 Syafdewiyani, S.Kp.M.Kep. Lima (5) Rinna Nur Syamsiah NIM P3.73.20.2.18.041 Salsabila Izzatunnisaa



NIM P3.73.20.2.18.034



Sarah Haibanissa



NIM P3.73.20.2.18.035



Saskia Mega Lorensa



NIM P3.73.20.2.18.036



Shafa Sabila Putri Zuhri



NIM P3.73.20.2.18.037



Sindi Lestari



NIM P3.73.20.2.18.038



Tiara Primanda Putri



NIM P3.73.20.2.18.039



Yulianti Putri Susman



NIM P3.73.20.2.18.040



JURUSAN KEPERAWATAN POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III 2019



KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala karunia-Nya kami tim penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang berjudul “Komunikasi Perawat dengan Petugas Lain” tepat pada waktunya. Makalah ini disusun oleh tim penulis untuk melengkapi tugas mata kuliah Komunikasi. Tim Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak - pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini. Tim penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu setiap pihak diharapkan dapat memberikan masukan berupa kritik dan saran yang bersifat membangun.



Bekasi, 26 September 2019 Tim Penulis



i



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i DAFTAR ISI ...............................................................................................................................ii BAB I .......................................................................................................................................... 3 PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 3 A.



Latar Belakang ................................................................................................................. 3



B.



Rumusan Masalah ........................................................................................................... 4



C.



Tujuan dan Manfaat ........................................................................................................ 4



BAB II......................................................................................................................................... 5 TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................................ 5 A.



Pengertian Komunikasi ................................................................................................... 5



B.



Prinsip – Prinsip Komunikasi di Tim ............................................................................ 6



C.



Komunikasi Antar Perawat dengan Dokter .................................................................. 6



D.



Komunikasi Antar Perawat dengan Ahli Terapi Respiratorik ................................. 11



E.



Komunikasi Antar Perawat dengan Ahli Farmasi ......... Error! Bookmark not defined.



F.Komunikasi Antar Perawat dengan Ahli Gizi ...................... Error! Bookmark not defined. G.Komunikasi Antar Perawat dengan Analis Kesehatan ....... Error! Bookmark not defined. H.Cara Membangun dan Mempertahankan Kolaborasi Tim Kesehatan yang Efektif ... 14 BAB III ..................................................................................................................................... 15 PENUTUP ................................................................................................................................ 15 3.1



Simpulan ..................................................................................................................... 15



DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 16



ii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia memiliki banyak profesi kesehatan, di antaranya seperti dokter, perawat, bidan, ahli gizi, fisioterapis, farmasi, analis kesehatan, dan masih banyak lainnya. Semua profesi tersebut diwajibkan untuk saling bekerjasama dalam lingkup kesehatan, karena semua profesi tersebut memiliki keahlian yang berbeda-beda. Perawat merupakan salah satu satu dari sekian banyak profesi kesehatan tersebut. Dalam tugasnya, perawat harus melakukan kolaborasi dalam melaksanakan tugasnya. Semua profesi yang ada tentu memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk kesembuhan pasien. Oleh karena itu, dibutuhkan kebersamaan dalam melakukan tindakan kesehatan. Dalam kebersamaan yang dijalankan oleh tenaga kesehatan, dibutuhkan komunikasi antar profesi yang ada. Komunikasi tersebut penting, agar tidak terjadi kesalahan dalam menangani pasien. Pada makalah ini, akan dibahas bagaimana komunikasi yang dilakukan oleh perawat dengan tim kesehatan lain. Kata atau istilah komunikasi (communication) berasal dari bahasa latin yaitu ”communicatus” yang berarti “berbagi” atau “menjadi milik bersama”. Dengan demikian, kata komunikasi menurut kamus bahasa mengacu pada suatu upaya yang bertujuan untuk mencapai kebersamaan (Nurhasanah, 2009). Komunikasi kesehatan merupakan proses penyampaian informasi terkait kesehatan. Menurut The Centers of Disease Control and Prevention (CDC) dalam Apriningsih dan Hippy (2003) mendefinisikan komunikasi kesehatan sebagai suatu ilmu dan sebagai penggunaan strategi komunikasi untuk menyampaikan informasi dan mempengaruhi keputusan individu serta masyarakat yang dapat meningkatkan kesehatan.



3



B. Rumusan Masalah Dari latar belakang tersebut, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apa pengertian dari komunikasi? 2. Apa saja prinsip komunikasi dalam tim? 3. Bagaimana komunikasi antara perawat dengan dokter? 4. Bagaimana komunikasi antara perawat dengan ahli terapi respiratorik? 5. Bagaimana komunikasi antara perawat dengan ahli farmasi? 6. Bagaimana komunikasi antara perawat dengan ahli gizi? 7. Bagaimana komunikasi antara perawat dengan analis kesehatan? 8. Bagaimana cara membangun dan mempertahankan kolaborasi tim kesehatan yang efektif?



C. Tujuan dan Manfaat 1. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian dari komunikasi 2. Mahasiswa dapat mengetahui komunikasi antara perawat dengan tim kesehatan lain dengan baik dan benar. 3. Mahasiswa dapat menerapkan cara membangun dan mempertahankan kolaborasi tim kesehatan.



4



BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Komunikasi Menurut Lexicographer, komunikasi adalah upaya yang bertujuan berbagi untuk mencapai kebersamaan. Jika dua orang berkomunikasi maka pemahaman yang sama terhadap pesan yang saling dipertukarkan adalah tujuan yang diinginkan oleh keduanya. Webster‟s New Collegiate Dictionary edisi tahun 1977 antara lain menjelaskan bahwa komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi diantara individu melalui system lambing- lambing, tanda- tanda, atau tingkah laku. Definisi komunikasi menurut beberapa ahli itu sendiri salah satunya adalah J.A Devito mengartikan bahwa komunikasi merupakan suatu tindakan oleh satu orang atau lebih yang mengirim dan menerima pesan yang terdistorsi oleh gangguan terjadi dalam satu konteks tertentu, mempunyai pengaruh tertentu dan ada kesempatan untuk melakukan umpan balik. Definisi komunikasi secara umum adalah suatu proses pembentukan, penyampaian, penerimaan, dan pengolahan pesan yang terjadi didalam diri seseorang dan atau diantara dua atau lebih dengan tujuan tertentu. Definisi tersebut memberikan beberapa pengertian pokok yaitu komunikasi adalah suatu proses mengenai pembentukan, penyampaian, penerimaan dan pengolahan pesan. Setiap penakluk komunikasi dengan demikian akan melakukan empat tindakan: membentuk, menyampaikan, menerima, dan mengolah pesan. Keempat tindakan tersebut lazimnya terjadi secara berurutan. Membentuk pesan artinya menciptakan suatu ide atau gagasan. Ini terjadi dalam benak kepala seseorang melalui proses kerja system syaraf. Pesan yang telah terbentuk ini kemudian disampaikan kepada orang lain. Baik secara langsung maupun tidak langsung. Bentuk dan mengirim pesan, seseorang akan menerima pesan yang disampaikan oleh orang lain. Pesan yang diterimanya ini kemudian akan diolah melalui system syaraf dan diiterpretasikan. Setelah diinterpretasikan, pesan tersebut dapat menimbulkan tanggapan atau reaksi dari orang tersebut. Apabila ini terjadi maka si orang tersebut kembali akan membentuk dan menyampaiakan pesan baru. Demikianlah keempat tindakan ini terus menerus terjadi secara berulang- ulang. Perawat menjalankan peran yang membutuhkan interaksi dengan berbagai anggota tim pelayanan kesehatan. Unsur yang membentuk hubungan perawat klien juga dapat diterapkan dalam hubungan sejawat, yang berfokus pada pembentukan lingkungan kerja yang sehat dan mencapai tujuan tatanan klinis. Komunikasi ini 5



berfokus pada pembentukan tim, fasilitasi proses kelompok, kolaborasi, konsultasi, delegasi, supervisi, kepemimpinan, dan manajemen. Dibutuhkan banyak keterampilan komunikasi, termasuk berbicara dalam presentasi, persuasi, pemecahan masalah kelompok, pemberian tinjauan performa, dan penulisan laporan. Didalam lingkungan kerja, perawat dan tim kesehatan membutuhkan interaksi sosial dan terapeutik untuk membangun kepercayaan dan meperkuat hubungan. Semua orang memilki kebutuhan interpribadi akan penerimaan, keterlibatan, identitas, privasi, kekuatan dan kontrol, serta perhatian. Perawat membutuhkan persahabatan, dukungan, bimbingan, dan dorongan dari pihak lain untuk mengatasi tekanan akibat stress pekerjaan dan harus dapat menerapkan komunikasi yang baik dengan klien, sejawat dan rekan kerja (Potter & Perry, 2009). Untuk mengatasi tekanan akibat stress pekerjaan dan harus dapat menerapkan komunikasi yang baik dengan klien, sejawat dan rekan kerja. (Potter & Perry, 2009).



B. Prinsip – Prinsip Komunikasi di Tim Untuk komunikasi di dalam tim pemimpin harus selalu mengamati prinsip komunikasi menurut WHO, 1999 : 1. Seluruh anggota tim harus bebas mengemukakan dan menjelaskan pandangan mereka dan harus didorong untuk bertindak seperti itu. 2. Sebuah pesan atau komunikasi, baik lisan maupun tertulis harus dinyatakan dengan jelas dan dalam bahasa atau ungkapan yang dapat dimengerti 3. Komunikasi mempunyai 2 unsur yaitu mengirim dan menerima, bila pesan yang dikirim tidak diterima komunikasi tidak berjalan. Dengan demikian pemimpin tim harus selalu meggunakan suatu cara untuk memeriksa apakah efek yang diharapkan terjadi. 4. Perselisihan atau pertentangan adalah normal dalam hubungan antar manusia, hal ini sudah diatur sedemikian sehingga dapat mencapai hasil yang konstruktif.



C. Komunikasi Antar Perawat dengan Tenaga Medis (Dokter) Menurut UU 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan, salah satu tenaga medis di Indonesia adalah dokter. Hal yang akan dibahas pada sub materi ini adalah hubungan antara perawat dengan dokter. Hubungan perawat-dokter adalah satu 6



bentuk hubungan interaksi yang telah cukup lama dikenal ketika memberikan bantuan kepada pasien. Perawat bekerja sama dangan dokter dalam berbagai bentuk. Perawat mungkin bekerja di lingkungan di mana kebanyakan asuhan keperawatan bergantung pada instruksi medis. Perawat diruang perawatan intensif dapat mengikuti standar prosedur yang telah ditetapkan yang mengizinkan perawat bertindak lebih mandiri. Perawat dapat bekerja dalam bentuk kolaborasi dengan dokter. Contoh ketika perawat menyiapkan pasien yang baru saja didiagnosa diabetes pulang kerumah, perawat dan dokter bersama-sama mengajarkan klien dan keluarga begaimana perawatan diabetes di rumah. Selain itu komunikasi antara perawat dengan dokter dapat terbentuk saat visit dokter terhadap pasien, disitu peran perawat adalah memberikan data pasien meliputi TTV, anamnesa, serta keluhankeluhan dari pasien,dan data penunjang seperti hasil laboraturium sehingga dokter dapat mendiagnosa secara pasti mengenai penyakit pasien. Pada saat perawat berkomunikasi dengan dokter pastilah menggunakan istilah-istilah medis, disinilah perawat dituntut untuk belajar istilah-istilah medis sehingga tidak terjadi kebingungan saat berkomunikasi dan komunikasi dapat berjalan dengan baik serta mencapai tujuan yang diinginkan. Komunikasi antara perawat dengan dokter dapat berjalan dengan baik apabila dari kedua pihak dapat saling berkolaborasi dan bukan hanya menjalankan tugas secara individu, perawat dan dokter sendiri adalah kesatuan tenaga medis yang tidak bisa dipisahkan. Dokter membutuhkan bantuan perawat dalam memberikan data-data asuhan keperawatan, dan perawat sendiri membutuhkan bantuan dokter untuk mendiagnosa secara pasti penyakit pasien serta memberikan penanganan lebih lanjut kepada pasien. Semua itu dapat terwujud dengan baik berawal dari komunikasi yang baik pula antara perawat dengan dokter.



7



1. Tips untuk permintaan kejelasan kepada dokter: a. Mengidentifikasi semua nama (Sebutkan nama dokter, sebutkan nama dan posisi, mengidentifikasi klien dan diagnosis klien atau orang-orang lain yang terlibat dalam masalah dengan nama. b. Meringkas masalah (data faktual singkat tentang masalah). c. Menyatakan tujuan. d. Menyarankan solusi pemecahan masalah yang relevan sesuai dengan praktek klinik. e. Menulis kesimpulan (menjelaskan siapa yang akan bertanggung jawab untuk pelaksanaan, mengklarifikasi informasi terutama jika ini percakapan telepon, menentukan kerangka waktu pelaksanaan). (Arnold & Boogs, 2007). 2. Hambatan dalam komunikasi antara Dokter dan Perawat a. Masih adanya stigma bahwa perawat adalah pembantu dokter b. Beberapa bangsal tidak mengadakan pertemuan rutin dengan dokter c. Antara dokter dan perawat tidak saling mengenal karakter dan tugas masing – masing. d. Tradisi yang terpola di rumah sakit, yaitu komunikasi dokter dan perawat dengan satu arah e. Lingkungan kerja yang tidak mendukung f. Kesibukan dokter karena memegang peran ganda secara fungsional maupun structural g. Kurangnya waktu visit dokter ke bangsal h. Domisili dokter di luar kota i. Beberapa perawat belum merasa sebagai mitra kerja dokter karena merasa rendah diri.



8



3. Upaya yang harus dilakukan perawat a. Berusaha aktif memberikan informasi masalah pasien kepada dokter melalui telepon maupun saat visit dokter ke bangsal b. Berusaha aktif menanyakan pendapat dokter tentang masalah pasien dan cara mengatasinya c. Beberapa bangsal sudah berusaha mengadakan rapat bangsal rutin dengan dokter d. Selalu mendokumentasikan tindakan keperawatan e. Mengusulkan supaya tidak semua dokter tidak berperan ganda f. Berusaha menganggap dokter sebagai mitra kerja g. Meningkatkan pengetahuan diri dan profesionalisme dibangsal untuk menciptakan kepercayaan dokter kepada profesi perawat. 4. Langkah-langkah Berkomunikasi Dengan Dokter 1. Membuka komunikasi dengan penuh penghargaan dan tekankan hubungan kemitraan. ”Dokter, perkenalkan nama saya suster Rika. Saya yang akan merawat klien dokter yang bernama A”. ”Kerjasama dan masukan dokter saya harapkan untuk bisa memberikan perawatan yang terbaik kepada klien A....” 2. Menjelaskan diagnosa klien dengan diagnosa keperawatan ”Dokter, klien ini didiagnosa dengan gastroenteritis akut dengan dehidrasi berat. 3. Menjelaskan kondisi klien dengan nomenklatur NANDA ”Dokter, klien kita ini akan didiagnosa medis Gastroenteritis akut dan mengalami kekurangan cairan yang berat dan potensial mengalami gangguan kesadaran. Ketidakseimbangan elektrolit juga pasti terjadi oleh karena itu terapi cairan menjadi sangat penting”



9



4. Meminta umpan balik (feedback) dari dokter tentang kondisi klien “Bagaimana dok, ada tanggapan tentang kondisi klien A?” 5. Mengucapkan terima kasih dan menekankan untuk dapat menghubungi dokter jika terjadi sesuatu yang perlu didiskusikan.



D. Komunikasi Antar Perawat dengan Kebidanan (Bidan) Definisi bidan menurut Ikatan Bidan Indonesia atau IBI (2006) adalah seorang wanita yang telah mengikuti dan menyelesaikan pendidikan yang telah diakui pemerintah dan lulus ujian sesuai dengan persyaratan yang berlaku dan diberi izin secara sah untuk melaksanakan praktek, Dalam melaksanakan pelayanan kesehatan dan kebidanan di masyarakat, bidan diberi wewenang oleh pemerintah sesuai dengan wilayah pelayanan yang diberikan. Jadi tenaga kesehatan melakukan tugas sesuai kewenangannya. Pada saat di rumah sakit perawat melakukan anamnesis, sambil menanyakan keluhan pasien, Perawat melakukan pemeriksaan fisik serta tanda-tanda vital, seperti tekanan darah, nadi dan pernafasan. Setelah mendapatkan data yang di perlukan, Perawat mendokumentasikan di buku laporan dan di file rencana tindakan keperawatan. Dalam situasi saat itu, Perawat Menjalankan Asuhan Keperawatan, mengajari teknik relaksasi menghilangkan nyeri dengan pola nafas efektif untuk ibu yang akan melahirkan setelah itu Ibu tersebut akan di kirim ke ruang rawat persalinan sehingga terjadi serah terima pasien antara perawat dengan bidan. Contoh Komunikasi : Perawat



: Bu Kiya ayo buka muka matanya, tarik napas pelan-pelan (lalu



memanggil bidan). Bu bidan, sepertinya Ibu Kiya mengalami pendarahan setelah post partum karena gangguan kelemahan kontraksi otot rahim setelah bayi dan plasenta Bidan



lahir



setelah



post



partum.



: Tolong bawa pasien tersebut ke ruang bersalin, saya akan



10



memanggil Perawat



dokter



kandungan



untuk



penanganan



lebih



lanjut.



: Baik Bu



E. Komunikasi Antar Perawat dengan Kefarmasian (Farmasi) Seorang ahli farmasi adalah seorang profesional yang mendapat izin untuk merumuskan dan mendistribusikan obat-obatan. Ahli farmasi dapat bekerja hanya di ruang farmasi atau mungkin juga terlibat dalam konferensi perawatan klien atau dalam pengembangan sistem pemberian obat. Perawat



memiliki



peran



yang



utama



dalam



meningkatkan



dan



mempertahankan dengan mendorong klien untuk proaktif jika membutuhkan pengobatan. Dengan demikian, perawat membantu klien membangun pengertian yang benar dan jelas tentang pengobatan, mengkonsultasikan setiap obat yang dipesankan, dan turut bertanggung jawab dalam pengambilan keputusan tentang pengobatan bersama tenagam kesehatan lainnya. Perawat harus selalu mengetahui kerja, efek yang dituju, dosis yang tepat dan efek samping dari semua obat-obatan yang diberikan. Bila informasi ini tidak tersedia dalam buku referensi standar seperti buku-teks atau formula rumah sakit, maka perawat harus berkonsultasi pada ahli farmasi. Saat komunikasi terjadi maka ahli farmasi memberikan informasi tentang obat-obatan mana yang sesuai dan dapat dicampur atau yang dapat diberikan secara bersamaan. Kesalahan pemberian dosis obat dapat dihindari bila baik perawat dan apoteker sama-sama mengetahui dosis yang diberikan. Perawat dapat melakukan pengecekkan ulang dengan tim medis bila terdapat keraguan dengan kesesuaian dosis obat. Selain itu, ahli farmasi dapat menyampaikan pada perawat tentang obat yang dijual bebas yang bila dicampur dengan obat-obatan yang diresepkan dapat berinteraksi merugikan, sehingga informasi dapat dimasukkan dalam rencana persiapan pulang. Seorang ahli farmasi adalah seorang profesional yang mendapat izin untuk merumuskan dan mendistribusikan obat-obatan. Ahli farmasi dapat 11



bekerja hanya di ruang farmasi atau mungkin juga terlibat dalam konferensi perawatan klien atau dalam pengembangan sistem pemberian obat. Contoh komunikasi perawat dengan ahli farmasi: 1.”Mba untuk pasien Ny.Era ,dokter menuliskan resep obat aspar K, furosemid dan captopril. Setelah saya cek ternyata ada interaksi antara aspar K dan captopril bisa menyebabkan hiperkalemia, apa sebaiknya aspar K nya di tiadakan?



F. Komunikasi Antar Perawat dengan Tenaga Gizi (Ahli Gizi) Kesehatan dan gizi merupakan faktor penting karena secara langsung berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia (SDM). Pelayanan gizi di RS merupakan hak setiap orang dan memerlukan pedoman agar tercapai pelayanan yang bermutu. Agar pemenuhan gizi pasien dapat sesuai dengan yang diharapkan maka perawat harus mengkonsultasikan kepada ahli gizi tentang – obatan yang digunakan pasien, jika perawat tidak mengkonunikasikannya maka dapat terjadi pemilihan makanan oleh ahli gizi yang bisa saja menghambat absorbsi dari obat tersebut. Jadi diperlukanlah komunikasi dua arah yang baik antara kedua belah pihak. Contoh komunikasi perawat dengan ahli gizi: 1.”mba



pasien



dengan



gejala



diabetes



apakah



harus



mengurangi



karbohidrat?makanan pengganti apa yang bisa digantikan ?



G. Komunikasi Antar Perawat dengan Teknik Biomedika (Ahli Teknologi Laboratorium Medik) Penentuan diagnosa yang tepat pada pasien tidak lepas dari peran analis kesehatan yang melakukan pemeriksaan laboratorium sebagai pemeriksaan penunjang agar pasien terdiagnosa dengan tepat. Contoh hubungan antara perawat dengan petugas laboratorium adalah perawat mendapat instruksi dari dokter untuk



12



memeriksa darah klien agar dapat mengetahui kadar hemoglobinnya dengan petugas laboratorium. Agar pemeriksaan penunjang yang diperlukan tepat, maka perawat harus berkomunikasi menginformasikan kepada analis kesehatan pemeriksaan apa yang diinstruksikan dokter untuk pasien. Setelah itu, analis kesehatan yang akan mengambil sampel darah pada pasien. Jadi, perawat hanya menyerahkan daftar apa saja yang harus diperiksa oleh analis kesehatan. Namun ada juga perawat yang langsung mengambil sampel darah lalu diserahkan dan akan diperiksa oleh analis kesehatan. Contoh komunikasi perawat dengan analis kesehatan: 1.”mbaa tolong ambil darah pasien,lalu cek hemoglobinnya” 2.”mba ini darah pasien A tolong di cek hemoglobinnya”



H. Komunikasi Antar Perawat dengan Ahli Terapi Respiratorik Ahli terapi respiratorik ditugaskan untuk memberikan pengobatan yang dirancang untuk peningkatan fungsi ventilasi atau oksigenasi klien. Perawat bekerja dengan pemberi terapi respiratorik dalam bentuk kolaborasi. Asuhan dimulai oleh ahli terapi (fisioterapis) lalu dilanjutrkan dengan dievaluasi oleh perawat. Perawat dan fisioterapis menilai kemajuan klien secara bersama-sama dan mengembangkan tujuan dan rencana pulang yang melibatkan klien dan keluarga. Selain itu, perawat merujuk klien ke fisioterapis untuk perawatan lebih jauh. Contoh, perawat merawat seseorang yang mengalami penyakit paru berat dan merujuk klien tersebut pada ahli terapis respiratorik untuk belajar latihan untuk menguatkaan otot-otot lengan atas, untuk belajar bagaimana menghemat energi dalam melakukan aktivitas sehari-hari, dan belajar teknik untuk mempertahankan bersihan jalan nafas.



13



Contoh komunikasi perawat dengan ahli terapi respiratorik 1.”mbaa mohon bantu pasien saya belajar latihan menguatkan otot-otot lengan atas karena dokter merujuk pasien melakukan terapi respiratorik” 2.”mass pasien ini akan pulang ke rumah,tolong berikan terapi respiratorik sederhana agar bisa dilakukan dalam aktivitas sehari-hari”



I. Cara Membangun dan Mempertahankan Kolaborasi Tim Kesehatan yang Efektif Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk membangun dan mempertahankan kolaborasi tim kesehatan, yaitu: 1. Pastikan semua anggota tim dapat bertemu secara berkala untuk mendiskusikan agenda kedepan. 2. Pastikan semua tim kesehatan terlibst dalam setiap rencana. 3. Saling mengenal antar anggota tim agar dapat berkontribusi dengan baik. 4. Komunikasi harus terjalin dengan baik dan rutin dilakukan. 5. Saling percaya, mendukung, dan menghormati. 6. Melakukan evaluasi secara berkala untuk memperbaiki keadaan di masa yang akan datang. 7. Menghargai setiap pendapat dan kontribusi semua anggota tim.



14



BAB III PENUTUP 3.1 Simpulan Komunikasi adalah suatu proses mengenai pembentukan, penyampaian, penerimaan dan pengolahan pesan. Adapun prinsip-prinsip dalam komunikasi secara umum yaitu setiap tim harus memahami tugas dan fungsinya masing-masing. Komunikasi perawat dengan tim kesehatan lain antara lain perawat dengan dokter, perawat dengan ahli terapi respiratorik, perawat dengan ahli farmasi, perawat dengan ahli gizi, dan perawat dengan analis kesehatan. Agar kolaborasi tersebut dapat berjalan dengan baik, ada beberapa cara untuk membangun dan mempertahankan kolaborasi tim kesehatan yang efektif salah satunya adalah tim harus bertemu secara berkala agar dapat mendiskusikan agenda kedepan.



15



DAFTAR PUSTAKA Paramitha, D. 2016. Komunikasi. Diunduh dari http://repository.unpas.ac.id/11586/5/BAB%202.pdf. Pada tanggal 14/09/2019. Potter & Perry. 2005. Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik Volume 1. Jakarta: EGC. Riyadi, Farid. 2018. Perawat dengan Analis. Diunduh dari https://id.scribd.com/document/373371265/perawat-dengan-analis. Pada tanggal 16/09/2019. Rubianti, Fian. 2017. Pengertian Bidan. Diunduh dari https://duniabidan.com/kehamilan-kandungan/pengertian-bidan.html. Pada tanggal 8/10/2019. Setyawati, Andini, dkk. 2009. Gambaran Komunikasi Dokter dan Perawat Sebagai Salah Satu Aspek Kolaborasi. Diunduh dari https://jurnal.ugm.ac.id/jik/article/view/10335. Pada tanggal 16/09/2019.



16