Komunikasi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

A. Pengertian Komunikasi Komunikasi merupakan proses pertukaran informasi atau meneruskan makna atau arti. Komunikasi juga bisa diartikan sebagai proses penyampaian informasi, makna atau pemahaman dari pengirim ke penerima. Dari komunikasi yang telah dilakukan diharapkan akan menimbulkan perubahan tingkah laku atau muncul perilaku baru sesuai dengan yang diinginkan oleh pengirim pesan atau informasi dari penerima informasi. Pada hakikatnya komunikasi merupakan alat untuk mengembangkan hubungan dan merupakan hubungan itu sendiri. Dalam keperawatan, komunikasi merupakan alat bagi perawat untuk mempengaruhi tingkah laku klien dalam pelaksanaan asuhan keperawatan. Harold Koont dan CYRIL o’Donell mengemukakan pengertian komunikasi adalah pemindahan informasi dari satu orang ke orang lain terlepas percaya atau tidak. Tetapi informasi yang ditransfer tentulah harus dimengerti oleh penerima. William Ablig memberikan definisi komunikasi adalah proses pengoperan lambang-lambang yang mengandung pengertian antara individu-individu. Menurut Dole Yoder dkk. kata communications berasal dari sumber yang sama seperti common yang artinya bersama, bersama-sama dalam membagi ide. Apabila seseorang berbicara, orang lainnya mendengarkan. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah: 1. Komunikasi dilakukan oleh dua orang atau lebih. 2. Komunikasi merupakan pembagian ide, pikiran, fakta, pendapat. 3. Komunikasi melalui lambang-lambang yang harus dimengerti oleh yang melakukan komunikasi. Komunikasi dalam teori dan praktik menurut Dr. Phill Astrid Susanto adalah proses pengoperan lambang-lambang yang mengandung arti. Human relation at work, Keth Davis menyebutkan komunikasi adalah proses lewatnya informasi dan pengertian seseorang ke orang lain. Oxford dictionary, 1956 menjelaskan komunikasi adalah pengiriman atau tukar-menukar informasi ide dan sebagainya. Sedangkan Drs. Onong Uchjana Effendy, MA menyebutkan komunikasi mencakup ekspresi wajah, sikap dan gerak-gerik suara, kata-kata tertulis, percetakan, kereta apil, telegraf, telepon, dan lain-lain. Jadi dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah penyampaian dari seseorang kepada orang lain, dengan menyertakan kode atau lambang penyampaiannya itu sendiri melalui suatu proses. B. Komponen Komunikasi



Unit dasar komunikasi terdiri dari seorang pengirim , seorang penerima dan sebuah pesan dalam konteks tertentu. Komunikasi mempunyai 6 komponen yaitu sebagai berikut. a. Komunikator: penyampaian informasi atau sumber informasi. b. Komunikan: penerima informasi, pemberi respon terhadap stimulus. c. Pesan: gagasan, pendapat, stimulus, fakta, informasi. d. Media: saluran yang dipakai untuk menyampaikan pesan. e. Kegiatan “Encoding”: perumusan pesan oleh komunikator. f. Kegiatan “Deconding”: penafsiran pesan oleh komunikan. Komponen komunikasi menurut Purwanto 1994, antara lain sebagai berikut. a. Komunikator: orang yang memprakasai adanya komunikasi prakarsa timbul karena jabatan, tugas, wewenang dan tanggung jawab. b. Pesan yang akan disampaikan berupa ide, pendapat, fikiran dan saran. c. Saluran komunikasi adalah segala sarana yang dipergunakan oleh komunikator untuk menyampaikan pada pihak yang lain. Dengan demikian saluran komunikasi itu berbentuk panca indra manusia maupun alat teknologi yang dibuat manusia. d. Metode komunikasi: segala cara yang digunakan dalam mengadakan hubungan dengan orang lain. e. Komunikan: orang yang menjadi obyek dari komunikasi, pihak yang menerima berita atau pesan dari komunikator. f. Lingkungan komunikasi: suasana dimana proses komunikasi berlangsung. g. Umpan balik dari komunikan dan komunikator. Komponen komunikasi menurut Karyowo 1994, antara lain sebagai berikut. a. Komunikator (Pembawa berita) Bisa individu, keluarga maupun kelompok yang mengambil inisiatif dalam menyelenggarakan komunikasi dengan individu atau kelompok lain yang menjadi



sasarannya. Komunikator bisa juga berarti tempat berasalnya sumber pengertian yang dikomunikasikan. b. Massage (Pesan atau berita) Berita yang disampaikan oleh komunikator melalui lambang-lambang, pembicaraan, gerakan dan sebagainya. Massage bisa berupa gerakan, sinar, suara lambaian tangan, kibaran bendera atau tanda-tanda dengan interpretasi yang tepat akan memberikan arti dan makna tertentu. Di rumah sakit massage ini bisa berupa nasehat dokter, hasil konsultasi pada status pasien dan laporan dan sebagainya. c. Channel (Media atau sarana) Sarana tempat berlakunya lambang-lambang. Saluran tersebut melalui: 1. Pendengaran (lambang berupa pesan) 2. Penglihatan (lambang berupa sinar, pantulan sinar dan gambar) 3. Penciuman (lambang-lambang yang berupa rangsangan bau-bauan) 4. Rabaan (lambang-lambang yang berupa rangsangan rabaan) d. Komunikan (Penerima berita) e. Feedback (Umpan balik atau tanggapan) Komunikasi yang dilakukan antara pengirim dan penerima bisa bersifat satu arah, dua arah dan berantai. a. Komunikasi searah Komunikator mengirim pesannya melalui saluran atau media dan diterima oleh komunikan. Sedangkan komunikan tersebut tidak memberikan umpan balik feedback. b. Komunikasi dua arah Komunikan mengirim pesan (berita) diterima oleh komunikan setelah disimpulkan kemudian dikomunikan mengirim umpan balik kepada sumber berita atau komunikator. c. Komunikasi berantai



Komunikan menerima pesan atau berita dari komunikator kemudian disalurkan kepada komunikan kedua disampaikan kepada komunikan ketiga dan seterusnya. Terdapat kelemahan dalam komunikasi berantai, karena kadang-kadang pesan yang disampaikan tidak murni atau terjadi distori sehingga pesan dapat menyimpang dari yang sebenarnya.



C. Hubungan Antar Manusia Dalam hakekat komunikasi telah disebutkan bahwa “komunikasi merupakan hubungan itu sendiri” sehingga ketika harus mempelajari tenteng hubungan antar manusia berarti juga mempelajari komunikasi antar manusia, karena tanpa komunikasi tidak akan terjalin hubungan itu sendiri. Hubungan antar manusia atau interaksi sosial adalah suatu hubungan antara dua atau lebih individu manusia dimana kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah dan memperbaiki kelakuan individu yang lain atau senantiasa merupakan hubungan timbal balik dan saling mempengaruhi secara timbal balik pula (menurut H. Bonner dalam bukunya yang berjudul psikologi sosial), faktor yang mendasari interaksi sosial antara lain sebagai berikut. 1. Faktor imitasi Pada mulanya seluruh kehidupan sosial berawal dari proses imitasi. Misalnya saja kita amati bagaimana seorang anak belajar berbicara, mula-mula ia seakan-akan mengimitasi dirinya sendiri, ia mengulang-ngulang bunyi kata-kata seperti: ba-ba-ba atau la-la-la yang bertujuan untuk melatih fungsi lidah dan mulutnya untuk berbicara. Kemudian ia mengimitasi orang lain, biasanya dari orang yang terdekat lebih dahulu yaitu ibunya, untuk memulai mengucapkan kata-kata kalimat yang ia dengan dan ia mulai mengartikan kata-kata dan mengimitasi penggunaannya dari orang lain. Sebelum seseorang mengimitasi suatu hal terlebih dahulu haruslah terpenuhi beberapa syarat yaitu; a. Minat perhatian yang cukup besar akan hal tersebut. b. Sikap menjunjung tinggi atau mengagumi hal-hal yang diimitasi. c. Dapat juga orang-orang mengimitasi suatu pandangan atau tingkah laku karena hal itu mempunyai penghargaan sosial yang tinggi.



Jadi seseorang mungkin mengimitasi sesuatu karena ingin memperoleh penghargaan sosial di dalam lingkungannya. Jadi sebenarnya imitasi merupakan suatu segi dari proses interaksi sosial yang menerangkan mengapa dan bagaimana dapat terjadi keseragaman dalam pandangan dan tingkah laku. 2. Faktor sugesti 3. Faktor identifikasi 4. Faktor simpati Tingkat hubungan komunikasi dibagi menjadi tiga, yaitu sebagai berikut. a. Komunikasi intrapersonal Komunikasi intrapersonal ini terjadi dalam diri individu sendiri. Komunikasi ini dapat membantu seseorang tetap sadar akan kejadian sekitarnya. Kalau Anda melamun maka Anda sedang melakukan komunikasi interpesonal. b. Komunikasi interpersonal Komunikasi interpersonal adalah interaksi antara dua orang atau kelompok kecil. Komunikasi interpersonal ini merupakan inti dari praktek keperawatan karena dapat terjadi antara perawat dan klien serta keluarga, perawat dengan perawat, perawat dengan tim kesehatan lain. c. Komunikasi massa Komunikasi massa adalah interaksi yang terjadi dalam kelompok besar, seperti ceramah yang diberikan pada mahasiswa, kampanye. Analisis diri: Pada dasarnya sebelum suatu hubungan terjalin perlu sekali seseorang menyadari tentang “siapa dirinya” atau kesadaran diri., dimana pada tingkatan ini diperlukan komunikasi interpersonal. Untuk menuju kesadaran diri diperlukan mempelajari diri sendiri, ini secara langsung tidak akan mendorong seseorang untuk melakukan komunikasi dengan orang lain/komunikasi interpersonal. Untuk meningkatkan kesadaran diri perlu dipahami tentang teori jendela Johari:



Kuadran 1



Kuadran 2



Kuadran 3



Kuadran 4



A 1



2



3



4



B 1



2



3



4



Dengan teori tersebut dapat dijelaskan bahwa: 1. Perubahan satu kuadran akan mempengaruhi kuadran yang lain 2. Individu yang memiliki pemahaman diri rendah menunjukkan komunikasi yang buruk (Gb, B) 3. Individu yang memiliki pemahaman diri tinggi menunjukkan komunikasi yang baik (Gb, A) Upaya meningkatkan kesadaran tinggi terkadang menyakitkan dan tidak mudah, khususnya jika ditemukan konflik dengan ideal diri seseorang. Untuk itulah kita membutuhkan komunikasi sebagai alat. Bagaimana membangun komunikasi dalam hubungan antar manusia Beberapa hal penting dalam komunikasi adalah sebagai berikut. a. Bagaimana menyampaikan pesan secara efektif Terdapat berbagai cara untuk menyampaikan pesan secara efektif 3 persyaratan yang penting adalah: 1. Pesan dapat dimengerti



2. Kredibilitas sumber 3. Umpan balik yang optimal dari penerima b. Bagaimana menyatakan perasaan Menyatakan dan membagi perasaan bersama orang lain merupakan hal yang juga penting dalam menjaga kesehatan psikologis seseorang. Perasaan selalu merupakan hal internal, tetapi orang menggunakan tingkah laku untuk mengkomunikasikannya, padahal yang penting adalah bagaimana cara menyatakan perasaan agar sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada. Untuk menyadari suatu perasaan, berarti harus menyadari proses yang terjadi di dalam diri. Proses dari reaksi internal ini meliputi 5 hal, yaitu: 1. Sensing, komunikasi melalui panca indra 2. Interpreting, memberi arti/memaknakan informasi melalui panca indra 3. Feeling, perasaan 4. Intending, menetapkan tujuan 5. Expressing Mengapa perasaan sulit diungkapkan? Menyangkal dan menekan perasaan biasanya berhubungan dengan hal di bawah ini: a. Memperparah konflik dalam hubungan b. Adanya kecenderungan harus bersikap rasional, logis dan obyektif untuk memecahkan masalah c. Adanya persepsi yang selektif d. Adanya penilaian e. Adanya ungkapan perasaan tidak langsung f. Lingkungan Bagaimana mengungkapkan perasaan secara verbal maupun non verbal



Ungkapan secara verbal seringkali dilakukan secara tidak langsung melalui: a. Penamaan: “Kamu menjengkelkan, pendendam dan egois”. Bandingkan dengan “Saya dapat menjadi marah, kalau kamu mengganggu saya”. b. Perintah: “Diam!” bandingkan dengan “Saya terganggu dengan perkataanmu kamu tadi” c. Pertanyaan: “Apakah kamu selalu sebodoh ini?” bandingkan dengan “Saya merasa khawatir dengan tingkah laku kamu yang aneh?”. d. Tuduhan: “Kamu tidak memperdulikan saya lagi”. Bandingkan dengan “Saya merasa diabaikan kalau kamu tidak memberi perhatian pada saya”. e. Sindiran: “Oh... tumben pagi-pagi sudah datang”. Bandingkan dengan “Saya tidak senang kamu datang terlambat karena hal itu akan menunda pekerjaan kita”. f. Memuji: “Kamu sangat menakjubkan”. Bandingkan dengan “Saya suka kamu”. g. Mencela: “Kamu menyebalkan”. Bandingkan dengan “Saya tidak menyukai kamu”. h. Mengata-ngatai: “Si bodoh, jelek, penyebar gosip!” bandingkan dengan “Saya merasa malu akibat gosip yang kamu sebarkan”. Ungkapan-ungkapan di atas seharusnya dihindari dengan cara menyadari perasaan, menerima perasaan, kemampuan menyatakan perasaan secara jelas dan tepat. Ungkapan secara non verbal dengan verbal, biasanya timbul kesalahpahaman dalam mengungkapkan perasaan non verbal, disebabkan oleh: a. Ungkapan perasaan non verbal yang bermakna ganda (ambigu) b. Adanya kontradiksi antara ungkapan verbal dan non verbal D. Komunikasi antar Manusia Hubungan atau lebih khusus komunikasi antar manusia merupakan interaksi yang terjadi antara dua atau lebih individu dan perilaku individu yang satu mempengaruhi, mengubah, memperbaiki perilaku yang lain atau sebaliknya. Interaksi yang terjadi dapat secara langsung dengan bertatap muka, berbicara, bercanda, atau berdiskusi bersama. Interaksi juga dapat terjadi secara tidak langsung, misalnya dengan menggunakan simbol-



simbol yang bermakna, sebagai contoh penggunaan pakaian warna hitam sebagai ungkapan duka ketika ada orang yang meninggal dunia. Komunikasi antar manusia (Human communication) merupakan proses lebih dari satu kejadian yang terus menerus, berkesinambungan, dinamis dan terjadi proses berubah. Penerapan langsung pada komunikasi profesional klien dan profesional-profesional, yang terjadi terus menerus secara dinamis dengan melibatkan serangkaian kejadiaan dipengaruhi oleh situasi. a. Komunikasi antar manusia merupakan transaksional Human communication merupakan transaksional dimana terjadi interaksinyang saling dipengaruhi dan mempengaruhi antar individu. Gangguan pada salah satu pihak akan mempengaruhi pihak lain, akibatnya komunikasi yang dilaksanakan tidak berlangsung efektif, mudah menjadi mispersepsi atau pesan tidak dapat disampaikan atau diterima sebagaimana semestinya. Dalam konteks komunikasi sebagai transaksional, masingmasing individu dapat sebagai pengirim dan penerima pada waktu yang sama, terjadi proses berhubungan atau partisipasi antara pengirim dan penerima. Perawat klien berinteraksi dan mengupayakan bagaimana mereka berinteraksi dan berkomunikasi seperti yang mereka inginkan. b. Komunikasi antar manusia merupakan multidimensi Human



communication



merupakan



multidimensi



maksudnya



dalam



proses



komunikasi mengandung dimensi isi dan dimensi berhubungan. Dimensi isi berarti bahwa komunikasi adalah proses menyampaikan informasi, menggunakan bahasa dan kata-kata yang mudah dipahami oleh semua pihak yang terlibat dalam komunikasi. Dimensi isi ini merupakan salah satu faktor penting berhasil tidaknya mencapai tujuan komunikasi, dimensi berhubungan terkait dengan status hubungan yang terjalin antara pengirim dan penerima, apakah hubungan mereka hangat, segar dan nyaman, atau sebaliknya? Komunikasi akan sulit dilaksanakan bila hubungan antara pengirim dan penerima kurang nyaman baik dari aspek fisik maupun psikologis. Seorang perawat akan dapat menjadi hubungan baik dengan klien bila perawat mengetahui latar belakang klien, kondisi klien, masalah dan harapan klien. Pengetahuan perawat tersebut dapat menjadi dasar dilakukannya komunikasi karena adanya dimensi isi dan dimensi hubungan yang diperoleh dari pengetahuan interaksi.



D. Fungsi Komunikasi Dalam aktivitas keseharian, fungsi komunikasi sangat-sangat luas dan menyentuh pada banyak aspek kehidupan. Beberapa fungsi komunikasi tersebut antara lain: a. Informasi, pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan, penyebaran berita, data, gambar, fakta, pesan, opini, dan komentar yang dibutuhkan agar dapat mengerti dan beraksi secara jelas terhadap kondisi lingkungan dan orang lain agar dapat mengambil keputusan yang tepat. b. Sosialisasi Dengan komunikasi, sesuatu yang ingin disampaikan dapat disebarluaskan ke masyarakat luas. Fungsi sosialisasi ini sangat efektif bila dilakukan dengan pendekatan yang tepat, misalnya komunikasi massa baik langsung maupun tidak langsung (melalui media). c. Motivasi Proses komunikasi yang dilakukan secara persuasive dan argumentative dapat berfungsi sebagai penggerak semangat, pendorong bagi seseorang untuk melakukan sesuatu yang diinginkan oleh komunikator. d. Perdebatan dan diskusi Suatu permasalahan yang masih kontroversial atau polemik dalam hubungan dengan masalah-masalah publik dapat dibahas dan diselesaikan dengan menggunakan komunikasi yang intens baik melalui debat maupun diskusi. e. Pendidikan Proses pengalihan (transformasi) ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mendorong perkembangan intelektual, pembentukan watak, serta membentuk ketrampilan dan kemahiran dapat dilakukan melalui komunikasi yang baik dan efektif. f. Memajukan kehidupan Contoh dari fungsi komunikasi ini adalah menyebarkan kebudayaan dan seni dengan maksud melestarikan warisan masa lalu, membuat leaflet, booklet atau sejenisnya yang berisi tentang bagaimana hidup sehat, membangun imajinasi dan mendorong kreativitas dan kebutuhan estetika dan lain-lain. g. Hiburan Dunia entertainment telah banyak muncul dari produk komunikasi, misalnya lawak, menyanyi, drama, sastra, seni dan lain-lain. h. Integrasi Adanya kesempatan untuk memperoleh berbagai informasi dan pesan yang diperlukan dapat mempengaruhi seseorang dalam bersikap, berperilaku, dan



berpola pikir serta sebagai sarana untuk menghargai dan memahami pandangan orang lain dapat diperoleh dari komunikasi yang dilakukan. E. Proses Komunikasi Komunikasi terjadi bila ada sumber informasi yang merupakan bahan atau materi yang akan disampaikan oleh komunikator. Sebelum informasi disampaikan komunikator perlu melakukan penyandian (encoding) untuk mengubah ide dalam otak ke dalam suatu sandi yang cocok dengan transmitter. Contoh dari bentuk penyandian ini adalah kata-kata dalam komunikasi nonverbal, anggukan kepala, sentuhan, kontak mata



dan



sebagainya.



Setelah



pesan



disandikan



kemudian



komunikator



menyampaikan pesan kepada penerima pesan (komunikan) melalui saluran atau media. Ketepatan komunikan dalam menerima pesan sangat dipengaruhi oleh kemampuan komunikan dalam melakukan penafsiran atau decoding disamping juga dipengaruhi oleh faktor pengganggu (noice). Ketepatan komunikan dalam menafsirkan pesan (decoding) dipengaruhi oleh banyak hal misalnya: pengetahuan, pengalaman, fungsi alat indra yang digunakan dan sebagainya. Komunikasi berlangsung efektif bila terjadi feedback yang baik antara penerima pesan dengan pembawa pesan sebelum terjadinya perubahan atau efek sebagai dampak dari komunikasi. F. Prinsip Komunikasi Untuk lebih memahami hakikat suatu komunikasi perlu adanya dasar pengetahuan yang cukup tentang prinsip-prinsip dalam berkomunikasi sebagaimana yang disampaikan oleh Seiler (1988), bahwa prinsip dasar dari komunikasi ada empat yaitu: 1. Komunikasi adalah suatu proses Komunikasi adalah suatu proses yang merupakan suatu seri kegiatan yang terusmenerus, yang tidak mempunyai permulaan atau akhir dan selalu berubah-ubah serta berdampak pada terjadinya perubahan. Misalnya: seorang perawat memberikan informasi yang salah tentang pasien yang dirawatnya kepada perawat lain yang akan jaga pada shift dinas berikutnya, maka informasi tersebut akan berpengaruh dalam memberikan pelayanan dan dampaknya adalah bertambah lamanya tingkat kesembuhan pasien. Hal tersebut terjadi karena proses dari kesalahan komunikasi perawat. 2. Komunikasi adalah suatu sistem Masing-masing elemen atau unsur dalam komunikasi sangat terkait dan mempengaruhi dalam proses komunikasi yang efektif. Satu elemen atau unsur tidaklah lebih penting dibanding elemen yang lain. Misalnya: perawat (sebagai komunikator) menyampaikan informasi kondisi klien kepada dokter yang merawat



(komunikan) melalui saluran telepon (media). Namun pada saat komunikasi berlangsung pesawat telepon yang digunakan saat itu terputus atau terganggu sehingga informasi yang disampaikan perawat tidak lengkap diterima dokter tersebut. Hal ini akan mempengaruhi efektivitas komunikasi meskipun antara komunikator dan komunikan telah melaksanakan peran yang baik dalam berkomunikasi namun bila media yang digunakan tidak berfungsi dengan baik maka komunikasi akan berlangsung tidak efektif. 3. Komunikasi merupakan suatu interaksi dan transaksi Interaksi dalam komunikasi adalah saling bertukar pesan atau pikiran. Seorang perawat pada saat menerima pasien baru kemudian memperkenalkan diri dan pasien merespon dengan mengenalkan diri pula, dilanjutkan dengan saling tukar informasi adalah contoh dari komunikasi yang interaktif. Sedangkan perawat atau tenaga kesehatan lain yang berkomunikasi dengan pasien, kemudian pasien atau klien memberikan tanggapan atau menyampaikan harapan-harapannya terhadap pelayanan kesehatan, merupakan contoh dari komunikasi yang bersifat transaksi. Perawat dan pasien sama-sama terlibat dalam proses penyampaian atau pengiriman pesan. 4. Komunikasi dapat terjadi secara disengaja maupun tidak disengaja Komunikasi yang disengaja terjadi apabila pesan yang akan disampaikan disiapkan terlebih dahulu dan dikirimkan kepada penerima yang dimaksudkan. Seorang perawat yang bermaksud memberikan penyuluhan tentang pentingnya nutrisi kepada klien yang mengalami penurunan nafsu makan, dan perawat menyiapkan materi dan teknis dalam penyampaian informasi tersebut merupakan contoh dari komunikasi yang disengaja. Sedangkan pada saat memberikan informasi, ada keluarga pasien yang mengikuti dan mendengarkan materi penyuluhan yang disampaikan kepada pasien sehingga anggota keluarga menjadi lebih tahu tentang pentingnya nutrisi merupakan contoh dari komunikasi yang tidak disengaja dengan anggota keluarga pasien. G. Tingkatan Komunikasi 1. Komunikasi Intrapersonal Komunikasi intrapersonal adalah proses berpikir pada diri sendiri, keyakinan, perasaan, dan berbicara pada diri sendiri tentang kesehatan diri sendiri. Komunikasi ini sangat penting terutama pada tenaga kesehatan sebagai role model dalam perilaku hidup sehat. 2. Komunikasi Interpersonal



Adalah



proses



komunikasi



langsung



antara



profesional-profesional



dan



profesional klien. Komunikasi ini biasanya dalam bentuk dialog, meskipun kondisi tertentu juga terjadi secara monolog. 3. Komunikasi Kelompok Komunikasi yang terjadi dengan melibatkan lebih dari tiga orang. Komunikasi ini biasanya dalam bentuk diskusi dan saling mengenal. Komunikasi ini juga dapat terjadi dengan sifat anggota kelompok yang relative homogen, misalnya komunikasi dengan kelompok remaja, usia lanjut, pengajian ibu-ibu, dan sebagainya. 4. Komunikasi Publik Adalah proses komunikasi yang dilakukan dihadapan orang banyak, baik secara aktif maupun pasif. 5. Komunikasi Organisasi Komunikasi yang terjadi di dalam organisasi maupun antar organisasi yang dapat bersifat formal maupun non-formal. Komunikasi ini melibatkan komunikasi intrapribadi, interpribadi, kelompok, kadang-kadang melibatkan komunikasi publik. 6. Komunikasi Massa Komunikasi yang melibatkan jumlah komunikan yang banyak, tersebar dalam area geografis yang luas, heterogen, namun punya perhatian dan minat terhadap isu yang sama. H. Karakteristik Dasar Komunikasi Untuk memperoleh keefektifan komunikasi, seseorang harus memperhatikan beberapa karakteristik dasar berikut ini, antara lain: 1. Komunikasi membutuhkan lebih dari dua orang yang akan menentukan tingkat hubungan dengan orang lain. 2. Komunikasi terjadi secara berkesinambungan dan terjadi hubungan timbal balik. 3. Proses komunikasi dapat melalui komunikasi verbal dan nonverbal yang bisa terjadi secara simultan. 4. Dalam berkomunikasi seseorang akan berespon terhadap pesan yang diterima baik secara langsung maupun tidak langsung, verbal maupun non-verbal. 5. Pesan yang diterima tidak selalu diasumsikan sama antara penerima dan pengirim. 6. Pertukaran informasi dibutuhkan ilmu pengetahuan. 7. Pesan yang dikirim dan diterima dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu, pendidikan, keyakinan dan budaya, 8. Komunikasi dipengaruhi oleh perasaan diri sendiri, subyek yang dikomunikasikan dan orang lain. 9. Posisi seseorang di dalam sistem sosiokultural dapat mempengaruhi proses komunikasi. I. Metode Komunikasi



Komunikasi yang dilakukan pada umumnya mempunyai maksud dan tujuan yang diharapkan. Hal ini terkait dengan metode yang digunakan. Ada tiga metode komunikasi yang sering digunakan untuk melakukan komunikasi, yaitu sebagai berikut. a. Komunikasi informatif Komunikasi informatif adalah metode komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan informasi secara umum. Sifat metode ini adalah memberikan keterangan atau pemberitahuan yang bersifat informatif, stimulatif dan edukatif. Informatif bila suatu pesan yang disampaikan merupakan sesuatu yang baru bagi penerima pesan. Stimulatif bila komunikasi dapat memberikan semangat atau motivasi bagi penerima pesan untuk melakukan sesuatu atau merubah keadaan. Bersifat edukatif bila komunikasi yang dilaksanakan memberikan pengetahuan dan pengalaman baru bagi penerima pesan, misalnya perawat menjelaskan manfaat nutrisi pada klien pada klien post operasi. b. Komunikasi persuasif Komunikasi persuasif adalah metode komunikasi yang bersifat membujuk secara halus agar komunikan atau sasaran menjadi yakin dan mau mengikuti apa yang diinginkan oleh komunikator. Metode ini umumnya dilakukan dalam bentuk ajakan dengan cara memberi alasan-alasan yang rasional, menjanjikan dan meyakinkan bagi orang yang mendengarnya. Keuntungan dari metode ini adalah komunikan diberi kebebasan untuk memilih, membuat penilian tentang apa yang disampaikan oleh komunikator sehingga dapat membuat keputusan sikap, apakah setuju dan mengikuti ajakan yang disampaikan oleh komunikator atu sebaliknya. Kelemahan dari metode ini adalah membutuhkan waktu yang relatif panjang untuk dapat mempengaruhi komunikan sehingga perlu kesabaran dan kegigihan dari komunikator dalam menyampaikan informasi, misalnya perawat menjelaskan dampak merokok pada klien yang sudah lama mempunyai kebiasaan merokok dengan harapan agar klien dapat mengurangi atau meninggalkan kebiasaan merokok yang telah menyebabkan klien di rawat di rumah sakit saat ini. c. Komunikasi instruktif dan koersif Komunikasi instruktif dan koersif adalah metode komunikasi yang berupa perintah untuk melakukan sesuatu tugas atau pekerjaan. Komunikasi ini biasanya



terjadi antara pimpinan dan anak buah, bos dengan karyawan, pihak yang kuat dengan yang lemah, antara dokter atau perawat dengan pasien. Misalnya perintah minum obat tiga kali sehari bagi pasien. Minum obat adalah perintah yang semestinya harus dilakukan oleh klien bila menginginkan kesembuhan. Metode komunikasi instruktif ini umumnya terjadi searah. Keuntungan dari metode ini adalah berorantasi pada tujuan dan hasil sesuai dengan yang diinginkan, sedangkan kelemahan dari metode ini adalah sifat otoriter dari pemberi pesan.



Ada beberapa sikap yang perlu dicermati oleh seseorang dalam berkomunikasi, khususnya komunikasi verbal, yaitu antara lain: 1. Berorientasi pada kebenaran (truth). 2. Tulus (sincerity). 3. Ramah (friendship). 4. Kesungguhan (seriousness). 5. Ketenangan (poise). 6. Percaya diri (self convidence). 7. Mau mendengarkan dengan baik (good listener). Pedoman dalam Berkomunikasi Komunikasi yang baik adalah komunikasi dimana pesan-pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik tanpa menimbulkan perasaan negatif. Ada beberapa pedoman untuk menjalin komunikasi yang baik, yaitu antara lain: 1. Berkomunikasi dengan berpedoman pada nilai-nilai keagamaan. 2. Setiap situasi komunikasi mempunyai keunikan. 3. Kunci sukses komunikasi adalah umpan balik. 4. Komunikasi bersemuka adalah bentuk komunikasi yang paling efektif. 5. Setiap pesan komunikasi mengandung unsur informasi sekaligus emosi. 6. Kata adalah lambang untuk mengekspresikan pikiran atau perasaan yang terbuka untuk ditafsirkan. 7. Semakin banyak orang yang terlibat, komunikasi semakin kompleks. 8. Dapat terjadi gangguan dalam penyampaian pesan komunikasi. 9. Perbedaan persepsi mengganggu keefektifan sampainya pesan. 10. Orang berkomunikasi sesuai dengan situasi komunikasi yang diharapkannya. Teknik Berkomunikasi Secara Efektif Komunikasi efektif dapat terjadi apabila suatu pesan yang diberitahukan komunikator dapat diterima dengan baik atau sama oleh komunikan, sehingga tidak terjadi salah persepsi.



Karena itu, dalam berkomunikasi, khususnya komunikasi verbal dalam forum formal, diperlukan langkah-langkah yang tepat. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut: 1. Memahami maksud dan tujuan berkomunikasi. 2. Mengenali komunikan (audience). 3. Berorientasi pada tema komunikasi. 4. Menyampaikan pesan dengan jelas. 5. Menggunakan alat bantu yang sesuai. 6. Menjadi pendengar yang baik. 7. Memusatkan perhatian. 8. Menghindari terjadinya gangguan. 9. Membuat suasana menyenangkan. 10. Memanfaatkan bahasa tubuh dengan benar. Ermawati Dalami, R. G. (2009). Buku Saku Komunikasi Keperawatan. Jakarta: Trans Info Media. Kasim, F. (2011). Komunikasi Efektif. Artikel Seminar , 4-6. Mundakir. (2006). Komunikasi Keperawatan Aplikasi dalam Pelayanan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Musliha, S. F. (2010). Komunikasi Keperawatan Plus Materi Komunikasi Terapeutik. Yogyakarta: Nuha Medika.