Komunitas Diare [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DALAM AGREGAT ANAK DENGAN PENYAKIT DIARE



Dosen Pembimbing : HElfrida Situmorang S.Kep.,Ns.,M.Kep Disusun Oleh : Adelia Arfira



1914201001



Arju Yudistira H. Situmeang



19142010



Asmida Sari Hasibuan



19142010



Dilla Andini Sirait



19142010



Yanti Rhamadani



19142010



PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN FLORA MEDAN T.A 2021/2022



1



KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah tentang Asuhan Keperawatan Komunitas Diare pada Balita ini. Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Komunitas. Makalah ini berisikan tentang informasi mengenai bagaimana hipertensi dialami oleh banyak masyarakat ini, dan besar harapan kami bila makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua. Dalam menyelesaikan makalah ini, banyak kesulitan yang kami hadapi. Namun berkat bimbingan dari Dosen, sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Kami menyadari, sebagai seorang mahasiswa yang pengetahuannya belum seberapa dan masih banyak belajar dalam membuat makalah. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang positif agar makalah ini menjadi lebih baik dan berdaya guna. Harapan kami, mudah-mudahan makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Medan, April 2022



Penulis



2



DAFTAR ISI



DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3 BAB I....................................................................................................................................................4 PENDAHULUAN.................................................................................................................................4 1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................4 1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................................5 1.3 Tujuan..........................................................................................................................................5 BAB II...................................................................................................................................................6 PEMBAHASAN...................................................................................................................................6 2.1 Diare............................................................................................................................................6 2.2 Konsep Keperawatan Komunitas...............................................................................................12 1. Pengkajian...............................................................................................................................13 2.Diagnosa dan Intervensi Keperawatan.....................................................................................15 3.Rencana Asuhan Keperawatan.................................................................................................16 2.3. Kasus........................................................................................................................................18 2. 4 Data Inti komunitas...................................................................................................................18 2.5 Data subsistem komunitas.........................................................................................................19 2.6 FGD (Focus Group Discussion).................................................................................................20 3



2. 7 Analisa Data.............................................................................................................................21 2.8 Diagnosa Keperawatan.............................................................................................................22 2.9 Intervensi Keperawatan.............................................................................................................23 2.10 Rencana Strategis Penyelesaian Masalah.................................................................................29 2.11 Komponen Evaluasi................................................................................................................30 BAB III................................................................................................................................................31 PENUTUP...........................................................................................................................................31 3.1 Kesimpulan................................................................................................................................31



4



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diare merupakan keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak, konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah/lendir saja (Ngastiyah, 2005). Pada diare akan mengakibatkan dehidrasi memicu gangguan kesehatan, mulai dari gangguan ringan seperti mudah mengantuk, hingga penyakit berat seperti penurunan fungsi ginjal. Pada awalnya anak akan merasa haus karena telah terjadi dehidrasi ringan. Bila tidak ditolong, dehidrasi tambah berat dan timbulah gejala-gejala yang akhirnya dibawa kefasilitas kesehatan yang memerlukan biaya yang lebih tinggi. Dipelukan perawatan diare oleh orang tua dengan memberikan cairan dan makanan yang bergizi untuk mengurangi biaya perawatan di rumah sakit(Agustina, 2008). WHO memperkirakan 4 milyar kasus terjadi di dunia pada tahun 2000 dan 2,2 juta diantaranya meninggal. WHO (2005) melaporkan sebuah penelitian terhadap biaya yang berkaitan dengan pengobatan bagi pasien rawat inap usia kurang lima tahun di Kuba dan Filipina menunjukkan bahwa biaya ratarataperkasus pengobatan di rumah sakit sekitar US$50 pada tahun 1989, dengan total biaya pengobatan di rumah tangga diperkirakan mencapai lebih dari US$276.128.Data-data di atas lebih menekankan pada biaya langsung, sedangkan biaya yang dikeluarkan oleh keluarga sebelum di bawa ke fasilitas kesehatan belum banyak diteliti. Di Indonesia data tentang besar biaya yang dikeluarkan akibat diare belum diketahui secara pasti, padahal diare akut dapat terjadi beberapa kali setiap tahunnya pada balita, rata-rata setiap tahunnya 3,2 episode diare pada setiap anak.Data SDKI (2002) menjelaskan bagaimana pola pengobatan diare oleh keluarga di Indonesia yang tidak rasional seperti hanya 51% anak di bawah lima tahun yang mengalami diare dibawa ke fasilitas atau tenaga kesehatan, kemudian 36% anak yang diberi rehidrasi oral, 14% anak tidak mendapat pengobatan sama sekali. Studi yang ada memperlihatkan bahwa 30-55% GE pada anak yang masuk rumah sakit disebabkan oleh rotavirus. Dengan penemuan rotavirus sebagai penyebab diare berarti antibiotika hanya diperlukan jika penyebab diare oleh karena infeksi. Menurut Bank Dunia biaya perawatan medis rotavirus di negara berkembang sebesar 2,6 juta US dolar pertahun, tidak termasuk perhitungan biaya penyakit tidak langsung (Fruhwirth et al., 2001). Di Jawa Timur prevalensi diare pada bayi pada tahun 2011 kasus diare pada balita mencapai 44,5% yaitu dengan jumlah 58.116 kejadian (Dinkes jatim 2011). Sedangkan menurut rekam medis jumlah balita diare 5



di RSUD Dr Hardjono Ponorogo rawat jalan, rawat inap, dan IRDtahun 2011 sejumlah 712 pasien, pada tahun 2012 mengalami penurunan sebanyak 26,4% menjadi 542 pasien, pada tahun 2013 sampai tanggal 14 Desember jumlahbalita diare sejumlah 502 pasien (Rekam Medis RSUD Dr Hardjono Ponorogo, 2013). 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa pengertian dari Diare? 2. Apa etiologi dari Diare? 3. Apa tanda dan gejala Diare? 4. Apa patofisologi dari Diare? 5. Apa penatalaksanaan dari Diare? 6. Bagaimana cara penularan Diare? 7. Bagaimana cara pencegahan Diare? 8. Bagaimana asuhan keperawatan komunitas dengan Diare pada 1.3 Tujuan Agar penulis mampu : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.



Mengetahui pengertian dari diare Mengetahui etiologi dari diare Mengetahui tanda dan gejala dari diare Mengetahui patofisiologi dari diare Mengetahui penatalaksanaan dari diare Mengetahui cara penularan diare Mengetahui cara pencegahan diare



8. Mengetahui asuhan keperawatan komunitas dengan diare pada balita



6



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Diare 2.1.1 Pengertian Diare Penyakit diare merupakan penyakit yang sering terjadi pada anak dibawah lima tahun (balita) dengan disertai muntah dan buang air besar encer, penyakit diare pada anak apabila tidak ditangani dengan pertolongan yang cepat dan tepat dapat mengakibatkan dehidrasi (Depkes RI, 2004). Diare merupakan salah satu penyakit sistem pencernaan yang sering dijumpai di masyarakat yaitu penyakit yang ditandai dengan buang air besar encer lebih dari tiga kali dalam sehari (WHO, 2009). 2.1.2 Etiologi Menurut Warman (2008) diare disebabkan oleh: 1. Faktor infeksi Jenis-jenis bakteri dan virus yang umumnya menyerang dan mengakibatkan infeksi adalah bakteri E.coli, Salmonela, Vibrio cholerae (kolera) Shigella,Yersinia enterocolitica, virus Enterovirus echovirus, human Retrovirua seperti Agent, Rotavirus, dan parasit oleh cacing (Askaris), Giardia calmbia, Crytosporidium, jamur (Candidiasis). 2. Faktor makanan Makanan yang menyebabkan diare adalah makanan yang tercemar, basi, beracun, terlalu banyak lemak, mentah (sayuran), dan kurang matang. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Astuti, dkk (2011) perilaku ibu masih banyak yang merugikan kesehatan salah satunya kurang memperhatikan kebersihan makanan seperti pengelolaan makanan terhadap fasilitas pencucian, penyimpanan makanan, penyimpanan bahan mentah dan perlindunga bahan makanan terhadap debu. 3. Faktor lingkungan Menurut penelitian yang dilakukan oleh Agus, dkk (2009) diare dapat disebabkan dari faktor lingkungan diantaranya adalah kurang air bersih dengan sanitasi yang jelek penyakit mudah menular, penggunaan sarana air yang sudah tercemar, pembuangan tinja dan tidak mencuci tangan dengan bersih setelah buang air besar, kondisi lingkungan sekitar yang kotor dan tidak terjaga kebersihannya. 7



2.1.3 Tanda dan Gejala Diare 1. Bising usus meningkat, sakit perut atau mules 2. Diare, vomitus, tanda dehidrasi (+) 3. Asidosis, hipokalemia, hipotensi, oliguri, syok, koma 4. Pemeriksaan mikro organisme (+) (misalnya amoeba) 5. Bisa ada darah dan mukus (lendir) dalam feses (misalnya pada disentri amuba) 6. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer. 7. Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelek (elastisitas kulit. menurun), ubunubun dan matu cekung, membran mukosa kering 8. Kram abdominal 9. Demam 10. Mual dan muntah 11. Anoreksia 12. Lemah 13. Pucat 14. Perubahan tanda-tanda vital; nadi dan pemapasan cepat 15. Menurun atau tidak ada pengeluaran urine Diare akut karena infeksi dapat disertai muntah-muntah, demam, tenesmus, hematoschezia, nyeri perut dan atau kejang perut. Akibat paling fatal dari diare yang berlangsung lama tanpa rehidrasi yang adekuat adalah kematian akibat dehidrasi yang menimbulkan renjatan hipovolemik atau gangguan biokimiawi berupa asidosis metabolik yang berlanjut. Seseoran yang kekurangan cairan akan merasa haus, berat badan berkurang, mata cekung, lidah kering, tulang pipi tampak lebih menonjol, turgor kulit menurun serta suara menjadi setak. Keluhan dan gejala ini disebabkan oleh deplesi air yang isotonik. Karena kehilangan bikarbonat (HCO3) maka perbandingannya dengan asam karbonat berkurang mengakibatkan penurunan pH darah yang merangsang pusat pernapasan sehingga frekuensi pernapasan meningkat dan lebih dalam (pernapasan Kussmaul). Gangguan kardiovaskuler pada tahap hipovolemik yang berat dapat berupa renjatan dengan tanda-tanda denyut nadi cepat (120 x/menit), tekanan darah menurun sampai tidak terukur. Pasien



8



mulai gelisah, muka pucat, akral dingin dan kadang-kadang sianosis. Karena kekurangan kalium pada diare akut juga dapat timbul aritmia jantung. Penurunan tekanan darah akan menyebabkan perfusi ginjal menurun sampai timbul oliguria anuria. Bila keadaan ini tidak segera diatsi akan timbul penyulit nekrosis tubulus ginjal akut yang berarti suatu keadaan gagal ginjal akut. 2.1.4 Patofisiolgi Diare Wabah diare pada bayi, anak-anak dan dewasa biasanya disebabkan oleh mikroorganisme yang menyebar melalui air atau makanan yang sudah tercemar oleh tinja yang terinfeksi. Infeksi juga dapat ditularkan dari orang ke orang, yaitu bila seorang penderita diare tidak mencuci tangannya dengan bersih, setelah buang air besar (Setiawan, 2005) Diare akut dapat disebabkan oleh infeksi, alergi, reaksi obat-obatan, dan juga faktor psikis. Klasifikasi dan patofisologi diare akut yang disebabkan oleh proses infeksi pada usus atau Enteric infection. Pendekatan klinis yang sederhana dan mudah adalah pembagian diare akut berdasarkan proses patofisiologi enteric infection, yaitu membagi diare akut atas mekanisme Inflammatory, Non inflammatory, dan Penetrating (Zeina, 2004). Inflamatory diarrhea akibat proses invasion dan cytotoxin di kolon dengan manifestasi sindroma disentri dengan diare yang disertai lendir dan darah (disebut juga Bloody diarrhea). Biasanya gejala klinis yang menyertai adalah keluhan abdominal seperti mulas sampai nyeri seperti kolik, mual, muntah, demam, serta gejala dan tanda dehidrasi (Zeina, 2004). Non Inflammatory diarrhea dengan kelainan yang ditemukan di usus halus bagian proksimal. Keluhan abdominal biasanya minimal atau tidak ada samasekali, namun gejala dan tanda cepat timbul, terutama pada kasus yang tidak segera mendapat cairan pengganti.Penetrating diarrhea lokasi pada bagian distal usus halus. Penyakit ini disebut juga Enteric fever, Chronic Septicemia, dengan gejala klinis demam disertai diare. Diare akut mengakibatkan terjadinya:



a) Kehilangan air dan elektrolit serta gangguan asam basa yang menyebabkan dehidrasi, asidosis metabolik dan hipokalemik.



b) Gangguan sirkulasi darah dapat berupa renjatan hipovolemik atau prarenjatan sebagai akibat diare dengan atau tanpa dehidrasi dengan muntah,



9



perdarahan otak dapat terjadi, kesadaran menurun dan bila tak cepat diobati penderita dapat meninggal.



c) Gangguan gizi yang terjadi akibat keluarnya cairan yang berlebihan karena diare dan muntah. 2.1.5 Penatalaksanaan Diare Pengetahuan dan pemahaman mengenai proses yang menyebabkan terjadinya diare memungkinkan klinis untuk mengembangkan terapi obat yang paling efektif. Campuran yang seimbang antara glukosa dan elektrolit dalam volume yang setara dengan cairan yang hilang dapat mencegah terjadinya dehidrasi (Goodman dan Gilman, 2003). Terapi diare didasarkan pada diagnosa yang tepat dan penggantian cairan dan elektrolit yang hilang dan juga penggunaan obat-obat antidiare yang spesifik, dan juga menghindari makanan dan obat-obat yang dapat menyebabkan timbulnya diare, seperti obat laksatif, antasida dan obat-obat yang mempengaruhi motilitas usus). Diare akut pada orang dewasa selalu terjadinya singkat bila tanpa komplikasi, dan kadangkadang sembuh sendiri meskipun tanpa pengobatan. Tidak jarang penderita mencari pengobatan sendiri atau mengobati sendiri dengan obat-obatan anti diare yang dijual bebas. Biasanya penderita baru mencari pertolongan medis bila diare akut sudah lebih dari 24 jam belum ada perbaikan dalam frekwensi buang air besar ataupun jumlah feses yang dikeluarkan. Prinsip pengobatan adalah menghilangkan kausa diare dengan memberikan antimikroba yang sesuai dengan etiologi, terapi supportive atau fluid replacement dengan intake cairan yang cukup atau dengan Oral Rehidration Solution (ORS) yang dikenal sebagai oralit, dan tidak jarang pula diperlukan obat simtomatik untuk menyetop atau mengurangi frekwensi diare. Untuk mengetahui mikroorganisme penyebab diare akut dilakukan pemeriksaan feses rutin dan pada keadaan dimana feses rutin tidak menunjukkan adanya mikroorganisme, maka diperlukan pemeriksaan kultur feses dengan medium tertentu sesuai dengan mikroorganisme yang dicurigai secara klinis dan pemeriksaan laboratorium rutin. Indikasi pemeriksaan kultur feses antara lain, diare berat, suhu tubuh > 38,5º C, adanya darah dan/atau lendir pada feses, ditemukan leukosit pada feses, laktoferin, dan diare persisten yang belum mendapat antibiotik (Zeinb, 2004). 2.1.6 Pencegahan Diare Penyakit diare dapat dicegah melalui (Widoyono. 2005: 151)



10



1. Menggunakan air bersih Tanda-tanda air bersih : 



Tidak berwarna







Tidak berbau







Tidak berasa



2. Memasak air sampai mendidih sebolum diminum untuk mematikan sebagian besar kuman penyakit 3. Membuang tinja bayi dan anak-anak dengan benar, Pencegahan muntaber bisa dilakukan dengan mengusahakan lingkungan yang bersih dan sehat. 1. Usahakan untuk selalu mencuci tangan sebelum menyentuh makanan. 2. Usahakan pula menjaga kebersihan alat-alat makan. 3. Sebaiknya air yang diminum memenuhi kebutuhan sanitasi standar di lingkungan tempat tinggal. Air dimasak benar-benar mendidih, bersih, tidak berbau. tidak berwarna dan tidak berasa. 4. Tutup makanan dan minuman yang disediakan di moja 5. Setiap kali habis pergi usahakan selalu mencuci tangan, kaki, dan muka. 6. Biasakan anak untuk makan di rumah dan tidak jajan di sembarangan tempat. Kalau bisa membawa makanan sendiri saat ke sekolah 7.



Buatlah sarana sanitasi dasar yang sehat di lingkungan tempat tinggal, seperti air bersih dan jamban/WC yang memadai.



8. Pembuatan jamban harus sesuai persyaratan sanitasi standar. Misalnya, jarak antara jamban (juga jamban tetangga) dengan sumur atau sumber air sedikitnya 10. meter agar air tidak terkontaminasi. Dengan demikian, warga bisa menggunakan air bersih untuk keperluan sehari-hari, untuk memasak, mandi, dan sebagainya. Peran perawat komunitas dalam pencapaian target MDGs tahun 2015, yaitu dengan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat seoptimal mungkin melalui praktik keperawatan komunitas, dilakukan



melalui peningkatan kesehatan (promotif) dan pencegahan penyakit



(preventif) di semua tingkat pencegahan (levels of prevention). Pada kasus diare, kita akan membahas bagimana pendekatan perawat komunitas dalam peningkatan kesehatan (promotif) kepada individu, keluarga ataupun masyarakat. Promotif 11



Promtif merupakan suatu tindakan yang lebih memberikan informasi-informasi sebagai edukasi mengenai kesehatan, termasuk masalah penyakt, sehingga keluarga mengetahui bahayabahaya dari suatu penyakit dan bagaimana cara menghindari dan mengatasinya termasuk tindakan preventifnya yang bertujuan untuk meningkatkan taraf kesehatan anggota keluarga. Tindakan promotif yang dapat dilakukan adalah berupa Penyuluhan mengenai PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) dan diare : a. Perorangan : -



Adanya penyuluhan perorangan kepada setiap penderita diare yang berobat di BPU puskesmas secara wawancara



b.



-



Kepada ibu-ibu pengunjung posyandu



-



Kepada penderita/keluarganya di puskesmas



-



Kunjungan rumah oleh kader/petugas puskesmas



Kelompok : -



Adanya penyuluhan kepada masyarakat dan ibu-ibu diposyandu berupa cerama mengenai PHBS dan diare



c.



Penyuluhan melalui media massa -



TV, radio, dll (oleh Dinas Kesehatan Tk.II, I dan pusat)



Penyuluhan kepada perorangan dan kelompok masyarakat diarahkan pada penyuluhan hygiene perorangan dan kesehatan lingkungan. - Tentang gejala diare dan pengobatannya. - Penggunaan Oralit dan cairab rumah tangga misalnya larutan gula dan garam, air tajun dan kuah sayur. - Meneruskan mmakanan/ASI selama dan sesudah diare. Menggerakkan masyarakat untuk Perilaku Hidup Bersih dan Sehat penting terutama sebelum musim penularan (musim kemarau) yang pelaksaannya dikoordinasikan oleh kepada wilayah setampat. Di Puskesmas kegiatan ini seyogyanya diintegrasikan dalam program sanitasi lingkungan. 2.2 Konsep Keperawatan Komunitas 2.2.1 Konsep Keperawatan



12



Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psikososio-spiritual yang komprehensif, ditujukan kepada masyarakat, baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia. Sedangkan proses keperawatan adalah metode yang sistematis untuk mengkaji respon manusia terhadap masalah kesehatan dan membuat rencana keperawatan yang bertujuan mengatasi masalah tersebut (CV Allen, 1991). Proses keperawatan komunitas adalah metode asuhan keperawatan yang bersifat alamiah, sistematis, dinamis, kontinu, dan berkesinambungan dalam rangka memecahkan masalah kesehatan dari klien, keluarga serta kelompok atau masyarakat melalui langkah-langkah: pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi keperawatan. Tujuan dari asuhan keperawatan, memberi bantuan yang paripurna dan efektif kepada semua orang yang memerlukan pelayanan kesehatan sesuai dengan Sistem Kesehatan Nasional, menjamin semua bantuan diarahkan untuk memenuhi kebutuhan klien, melibatkan klien dalam perencanaan dan pelaksanaan asuhan keperawatan, memelihara hubungan kerja yang efektif dengan semua anggota tim kesehatan dan meningkatkan status kesehatan masyarakat. Ciri-ciri keperawatan komunitas, yaitu perpaduan antara pelayanan keperawatan dengan kesehatan komunitas, Adanya kesinambungan pelayanan kesehatan (continuity of care), Focus pelayanan pada upaya promotif dan preventif. Terjadi proses alih peran dari perawat kesehatan komunitas kepada klien (individu, keluarga, kelompok, masyarakat) sehingga terjadi kemandirian. Perawat dalam memberikan asuhan keperawatan tidak lepas dari menjalankan peran dan fungsinya sebagai perawat. peran perawat sendiri meliputi: peran sebagai pelaksana pelayanan keperawatan, peran pendidik, peran pengamat kesehatan, koordinator pelayanan kesehatan, peran pembaharu, peran pengorganisir pelayanan kesehatan, peran role model, dan peran fasilitator. 2.2.2 Keperawatan Komunitas Peran perawat komunitas dalam pencapaian target MDGs tahun 2015, yaitu dengan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat seoptimal mungkin melalui praktik keperawatan komunitas, dilakukan melalui peningkatan kesehatan (promotif) dan pencegahan penyakit (preventif) di semua tingkat pencegahan (levels of prevention). Perawat dalam melaksanakan praktik kelapangan melaksanakan atau memberikan asuhan keperawatan di komunitas atau masyarakat pertama, berbasis institusi pendidikan ketika sedang menempuh program diploma, pada saat menempuh program sarjana (tahap akademik dan profesi), pada tahap menempuh pascasarjana baik aplikasi maupun spesialis, dan ketika berada di tatanan tempat kerja yaitu didinkes dan puskesmas. 13



Orientasi praktik perawat komunitas tidak hanya kepada masalah sakit saja tetapi juga kepada masalah sehat, dimana perawat komunitas mengajarkan kepada masyarakat bagaimana mengatasi sakit supaya tidak terjadi keparahan dan menjadi sehat sehat, dan bagi yang sehat bagaimana menjaga kesehatannya dan meningkatkan kesehatannya. Juga menjadikan masyarakat dari yang tidak tau menjadi tahu, dari yang tidak mau menjadi mau dan dari yang tidak mampu menjadi mampu. 2.2.3Tinjauan Asuhan Keperawatan 1. Pengkajian



a. Data Komunitas 1) Demografi : Jumlah anak usia sekolah keseluruhan, jumlah anak usia sekolah menurut jenis kelamin, golongan umur.



2) Etnis : suku bangsa, budaya, tipe keluarga. 3) Nilai, kepercayaan dan agama : nilai dan kepercayaan yang dianut oleh anak usia sekolah berkaitan dengan pergaulan, agama yang dianut, fasilitas ibadah yang ada, adanya organisasi keagamaan, kegiatan-kegiatan keagamaan yang dikerjakan oleh anak usia sekolah.



b. Data Subsystem Delapan subsitem yang dikaji sebagai berikut :



1) Lingkungan Fisik Inspeksi : Lingkungan sekolah anak usia sekolah, kebersihan lingkungan, aktifitas anak usia sekolah di lingkungannya, data dikumpulkan dengan winshield survey dan observasi. Auskultasi : Mendengarkan aktifitas yang dilakukan anak usia sekolah dari guru kelas, kader UKS, dan kepala sekolah melalui wawancara. Angket : Adanya kebiasaan pada lingkungan anak usia sekolah yang kurang baik bagi perkembangan anak usia sekolah.



2) Pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial Ketersediaan pelayanan kesehatan khusus anak usia sekolah, bentuk pelayanan kesehatan bila ada, apakah terdapat pelayanan konseling bagi anak usia sekolah melalui wawancara. 14



3) Ekonomi Jumlah pendapatan orang tua siswa, jenis pekerjaan orang tua siswa, jumlah uang jajan para siswa melalui wawancara dan melihat data di staff tata usaha sekolah.



4) Keamanan dan transportasi. •



Keamanan : adanya satpam sekolah, petugas penyebarang jalan.







Transportasi Jenis transportasi yang dapat digunakan anak usia sekolah, adanya bis sekolah untuk layanan antar jemput siswa



5) Politik dan pemerintahan Kebijakan pemerintah tentang anak usia sekolah, dan tata tertib sekolah yang harus dipatuhi seluruh siswa.



6) Komunikasi • Komunikasi formal Media komunikasi yang digunakan oleh anak usia sekolah untuk memperoleh informasi pengetahuan tentang kesehatan melalui buku dan sosialisasi dari pendidik.







Komunikasi informal Komunikasi/diskusi yang dilakukan anak usia sekolah dengan guru dan orang tua, peran guru dan orang tua dalam menyelesaikan dan mencegah masalah anak sekolah, keterlibatan guru dan orang tua dan lingkungan dalam menyelesaikan masalah anak usia sekolah.



7) Pendidikan Terdapat pembelajaran tentang kesehatan, jenis kurikulum yang digunakan sekolah, dan tingkat pendidikan tenaga pengajar di sekolah.



8) Rekreasi Tempat rekreasi yang digunakan anak usia sekolah, tempat sarana penyaluran bakat anak usia sekolah seperti olahraga dan seni, pemanfaatannya, kapan waktu penggunaan c.Pengkajian yang berhubungan dengan anak usia sekolah 1)Identitas anak.



2) Riwayat kehamilan dan persalinan. 3) Riwayat kesehatan bayi sampai saat ini. 4) Kebiasaan saat ini (pola perilaku dan kegiatan sehari-hari). 15



5) Pertumbuhan dan perkembangannya saat ini (termasuk kemampuan yang telah dicapai).



6) Pemeriksaan fisik. 7) Lengkapi dengan pengkajian fokus • Bagaimana karakteristik teman bermain. • Bagaimana lingkungan bermain. • Berapa lama anak menghabiskan waktunya disekolah. • Bagaimana stimulasi terhadap tumbuh kembang anak dan adakah sarana yang dimilikinya.



• • • • • • •



Bagaimana temperamen anak saat ini. Bagaiman pola anak jika menginginkan sesuatu barang. Bagaimana pola orang tua menghadapi permintaan anak. Bagaimana prestasi yang dicapai anak saat ini. Kegiatan apa yang diikuti anak selain di sekolah. Sudahkah memperoleh imiunisasi ulangan selama disekolah. Pernahkah mendapat kecelakaan selama disekolah atau dirumah saat bermain.







Adakah penyakit yang muncul dan dialami anak selama masa ini.







Adakah sumber bacaan lain selain buku sekolah dan apa jenisnya.



• •



Bagaimana pola anak memanfaatkan waktu luangnya. Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga.



2.Diagnosa dan Intervensi Keperawatan



a. Diagnosa keperawatan yang muncul terdapat dua sifat, yaitu : 1) Berhubungan dengan anak, dengan tujuan agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai usia anak.



2) Berhubungan dengan keluarga, dengan etiologi berpedoman pada lima tugas keluarga yang bertujuan agar keluarga memahami dan memfasilitasi perkembangan anak



b. Masalah yang dapat digunakan untuk perumusan diagnosa keperawatan yaitu : 1) Masalah aktual/risiko • Gangguan pemenuhan nutrisi: lebih atau kurang dari kebutuhan tubuh. • • • •



Menarik diri dari lingkungan sosial. Ketidakberdayaan mengerjakan tugas sekolah. Mudah dan Sering marah. Menurunnya atau berkurangnya minat terhadap tugas sekolah yang dibebankan. 16



• • • • •



Berontak/menentang terhadap peraturan keluarga. Keengganan melakukan kewajiban agama. Ketidakmampuan berkomunikasi secara verbal. Gangguan komunikasi verbal. Gangguan pemenuhan kebersihan diri (akibat banyak waktu yang digunakan untuk bermain).



2) Potensial atau sejahtera • Meningkatnya kemandirian anak. • Peningkatan daya tahan tubuh. • Hubungan dalam keluarga yang harmonis. • Terpenuhinya kebutuhan anak sesuai tugas perkembangannya. • Pemeliharaan kesehatan yang optimal



3.Rencana Asuhan Keperawatan



a. Aktual Perubahan



hubungan



keluarga



yang



berhubungan



dengan



ketidakmampuan keluarga merawat anak yang sakit Tujuan: Hubungan keluarga meningkat menjadi harmonis dengan dukungan yang adekuat. Intervensi:



1) Diskusikan tentang tugas keluarga. 2) Diskusikan bahaya jika hubungan keluarga tidak harmonis saat anggota keluarga sakit.



3) Kaji sumber dukungan keluarga yang ada disekitar keluarga. 4) Ajarkan anggota keluarga memberikan dukungan terhadap upaya pertolongan yang telah dilakukan.



5) Ajarkan cara merawat anak dirumah. 6) Rujuk ke fasilitas kesehatan yang sesuai kemampuan keluarga



b. Resiko/resiko tinggi



Resiko tinggi hubungan keluarga tidak harmonis berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah yang terjadi pada anaknya. Tujuan: ketidakharmonisan keluarga menurun



17



Intervensi:



1) 2) 3) 4) 5)



Diskusikan faktor penyebab ketidak harmonisan keluarga. Diskusikan tentang tugas perkembangan keluarga. Diskusikan tentang tugas perkembangan anak yang harus dijalani. Diskusikan cara mengatasi masalah yang terjadi pada anak. Diskusikan tentang alternatif mengurangi atau menyelesaikan masalah.



6) Ajarkan cara mengurangi atau menyelesaikan masalah. 7) Beri pujian bila keluarga dapat mengenali penyebab atau mampu membaut alternatif. c. Potensial atau sejahtera Meningkatnya hubungan yang harmonis antar anggota keluarga. Tujuan: dipertahankanya hubungan yang harmonis. Intervensi:



1) Anjurkan untuk mempertahankan pola komunikasi terbuka pada keluarga. 2) Diskusikan cara-cara penyelesaian masalah dan beri pujian atas kemampuannya 3) Bantu keluarga mengenali kebutuhan anggota keluarga (anak usia sekolah) 4) Diskusikan cara memenuhi kebutuhan anggota keluarga tanpa menimbulkan maslaah.



2.3. Kasus SD Airlangga merupakan salah satu Sekolah Dasar di kota X tepatnya di wilayah kecamatan Makmur Raya. SD Airlangga memiliki siswa sebanyak 235 siswa dengan rincian 30 siswa kelas 1, 35 siswa kelas 2, 35 siswa kelas 3, 40 siswa kelas 4, 45 siswa kelas 5 dan 50 siswa kelas 6 dengan jumlah guru pengajar sebanyak 25 orang. Siswa SD Airlangga mayoritas beragama islam dan bersuku Jawa. SD Airlangga terdiri dari 2 lantai, pada tiap lantai ada 2 buah kamar mandi yang dipisahkan antara laki-laki dan perempuan. Di SD Airlangga juga memiliki kebiasaan setiap hari Senin selalu dilaksanakan upacara bendera, setiap hari Jumat ada senam bersama yang kemudian dilanjutkan dengan sarapan bersama, siswa diminta untuk membawa bekal dari rumah. SD Airlangga terletak di tengah kota namun berbatasan dengan tempat pembuangan sampah, sehingga halaman samping sekolah terlihat kumuh dan terkadang tercium bau tidak sedap di ruang kelas. Setiap minggunya selalu ada laporan siswa



18



yang mengalami sakit perut di UKS, diduga karena sering mengkonsumsi jajanan di depan sekolah. 2. 4 Data Inti komunitas



1. Sejarah SD Airlangga didirikan pada tahun 2009 di daerah tengah kota. Pada awal didirikan SD Airlangga hanya memiliki 3 ruang kelas untuk bergantian, Sekolah diberi nama Airlangga sebab memiliki arti baik pekertinya, diharapkan siswa lulusan dari SD Airlangga bisa menjadi lulusan yang baik dan berguna bagi negara.



2. Demografi Jumlah siswa di SD Airlangga sebanyak 235 siswa dengan rincian 30 siswa kelas 1, 35 siswa kelas 2, 35 siswa kelas 3, 40 siswa kelas 4, 45 siswa kelas 5 dan 50 siswa kelas 6. Jumlah guru pengajar di SD Airlangga sebanyak 25 orang.



3. Kelompok etnis Mayoritas siswanya berasal dari suku jawa



4. Nilai dan keyakinan Mayoritas siswanya beragama islam. 2.5 Data subsistem komunitas No



Elemen



Deskripsi



1.



Lingkungan



SD Airlangga terdiri dari 2 lantai, lantai satu digunakan untuk siswa kelas 1-3, musholla, ruang guru, kantin dan UKS, lantai 2 digunakan untuk ruang kelas 4-6 dan perpustakaan. Pada tiap lantai ada 2 buah kamar mandi yang dipisahkan antara laki-laki dan perempuan



2.



Lingkungan Terbuka



Pada halaman depan sekolah terdapat penjual makanan kaki lima dan pada halaman samping sekolah merupakan tempat pembuangan sampah.



19



3.



Batas



Batas wilayah sebelah utara adalah Kantor Kecamatan Mulyorejo, sebelah timur adalah Universitas Airlangga, batas sebelah selatan Masjid Agung Kota dan batas sebelah Barat adalah Taman kota dan tempat pembuangan sampah kota



4.



Kebiasaan



Setiap hari Senin selalu dilaksanakan upacara bendera, setiap hari Jumat ada senam bersama yang kemudian dilanjutkan dengan sarapan bersama, siswa diminta untuk membawa bekal dari rumah



5.



Transportasi



Siswa kebanyakan diantar jemput oleh orang tua dan beberapa siswa yang tempat tinggalnya dekat dengan sekolah membawa sepeda ataupun berjalan kaki.



6.



Pusat Pelayanan



SD Airlangga berdekatan dengan Masjid Agung dan taman bermain



7.



Toko/Warung/Pasar



Terdapat beberapa toko swalayan di sekitar SD Airlangga yang biasanya digunakan oleh warga setempat untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari



2.6 FGD (Focus Group Discussion) Tempat : Ruang rapat guru SD Airlangga Hari, Tangal : Jumat, 13 September 2019 Waktu : 08.00-10.00 Peserta : Kepala sekolah, wali kelas 1-6, perwakilan orang tua siswa kelas 1-6 Pertanyaan yang diajukan beserta jawabannya:



1. Apa yang biasanya dilakukan oleh siswa pada saat jam istirahat? Ada beberapa siswa yang bermain di lapangan, sedangkan siswa yang lain biasanya ke halaman depan sekolah untuk membeli jajanan pinggir jalan.



20



2. Bagaimanakah pelaksanaan program UKS di SD Airlangga? UKS digunakan ketika ada siswa yang sakit untuk istirahat sejenak, tapi biasanya siswa yang sakit langsung diminta untuk beristirahat di rumah. Program dokter kecil UKS belum dilaksanakan karena guru masih fokus untuk mempersiapkan ujian sekolah bagi siswa kelas 6.



3. Apakah orang tua wali murid membawakan bekal makanan pada anaknya agar tidak jajan sembarangan? Ada 5 ibu yang menjawab kalau mereka tidak membawakan bekal karena tidak sempat memasak ketika pagi karena mereka juga harus bersiap berangkat kerja. Kalaupun dibawakan bekal hanya saat hari jumat ketika ada acara sarapan bersama dan biasanya makanan tersebut juga dibeli ketika berangkat ke sekolah pagi hari.



4. Apa sajakah sakit yang dikeluhkan oleh siswa ketika datang ke UKS? Guru jaga UKS mengatakan bahwasannya siswa yang datang ke UKS mengeluhkan sakit perut, terkadang badannya panas dan juga batuk pilek. Tapi dalam satu minggu pasti ada siswa yang datang ke UKS dengan keluhan sakit perut



5. Adakah fasilitas seperti wastafel yang dilengkapi dengan sabun untuk cuci tangan di sekolah ini? Jika ada dimana? Tidak ada, jika siswa ingin cuci tangan biasanya di toilet, di toilet siswa tapi tidak ada sabun karena biasanya hanya digunakan untuk buang air kecil saja.



2. 7 Analisa Data No 1.



Data Subjektif Orang tua wali siswa mengatakan tidak pernah membawakan bekal makanan karena tidak sempat memasak ketika pagi



Data Objektif Banyak siswa yang membeli makanan/jajanan di depan sekolah dan di kantin sekolah



21



2.



Kepala sekolah mengatakan belum Tidak ada fasilitas wastafel, dan menyediakan fasilitas wastafel di tiap kamar mandi tidak ada karena menurutnya kamar mandi sabun untuk mencuci tangan sudah bisa digunakan untuk mencuci tangan



3.



Halaman samping sekolah terlihat



Wilayah Barat sekolah berbatasan



kumuh dan terkadang bau tidak



dengan TPS Kota, setiap harinya



sedap sampai di ruang kelas karena



ada sekitar 7 truk sampah yang



halaman samping sekolah



membuang sampah disana



berdekatan dengan Tempat Pembuangan Sampah



4.



Kota Kesadaran para siswa dalam Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) masih kurang, siswa tidak melakukan cuci tangan ketika akan mengkonsumsi makanan dan tidak sedikit siswa yang jajan sembarangan di depan sekolah.



Belum pernah dilakukan penyuluhan tentang cuci tangan pada siswa SD Airlangga, kader dokter kecil juga belum dibentuk.



2.8 Diagnosa Keperawatan



1. Defisiensi kesehatan komunitas siswa SD Airlangga b.d ketidakcukupan sumber daya: pengetahuan



2. Perilaku kesehatan siswa SD Airlangga cenderung berisiko b.d kurang pemahaman



22



2.9 Intervensi Keperawatan : N



DX



TUJUAN



SASARAN



NOC



NIC



METODE



WAKTU



TEMPAT



O 1.



PENANGGUNG JAWAB



Defisiensi



Tujuan jangka



kesehatan



panjang :



komunitas siswa SD Airlangga b.d ketidakcukup



Mengatasi penyakit



Primer: Siswa SD Airlangga kelas 1-6



Pengetahuan: Promosi kesehatan







sakit perut



Aula SD



Pihak Sekolah:



Iuran



Komunitas



Ceramah



September



Airlangga



Kepala Sekolah



Mahasiswa



Perilaku



kesehatan:



daya:



diderita oleh



pengetahuan



siswa



(00215)



SD



kesehatan



Airlangga



(1-3)



Tujuan jangka pendek :



Senin, 16



Pendidikan



yang meningkat kan







Demonstrasi,



182308



yang sering



180501 Praktik gizi



DANA



Domain 7



• 5510



an sumber



SUMBER



Cuci tangan sebelum makan



2019



Pihak Mahasiswa:



Pukul



Novianti L



08.0009.00



• 6484



Manajemen lingkungan: komunitas dengan mengajarka n siswa



yang sehat



23



(1-3)



24



 Mengatasi



untuk



permasala



membuang



han



sampah



Perilaku



pada



Hidup



tempatnya



Bersih



 6610



dan Sehat



Identifikasi



yang



resiko:



masih



lingkungan



kurang



kumuh



pad siswa



dengan



SD



mengajarka



Airlangga



n kepada siswa agar tidak mendekati lingkungan dekat TPS karena



25



banyak bakteri. 2.



Perilaku



Tujuan jangka



kesehatan



panjang:



siswa SD Airlangga



• Perilaku



Sekunder: Guru dan Orang tua siswa



Pengetahuan: Promosi kesehatan (1823)



cenderung



kesehatan



berisiko b.d



siswa SD



kurang



Airlangga



Perilaku yang



pemahaman



tidak



meningkat kan



berisiko



kesehatan



(00188)



182308



(1-3) Tujuan jangka pendek:



• Meningkatk an kesadaran Siswa agar menerapka n



Domain 3



FGD (Focus



Selasa, 17



Ruang



Pihak Sekolah:



Iuran



Perilaku



Group



September



rapat guru



Kepala Sekolah



Mahasiswa



• Manajemen



Discussion)



2019



SD



Pihak Mahasiswa:



Pukul



Airlangga



Novianti L



perilaku orang tua agar tidak membiarka n



08.0011.00



anaknya jajan sembaranga



Deteksi Risiko (1908) 190802Mengidenti fikasi kemungkin



n Domain 7 Komunitas



• 5510 26



Pendidikan kesehatan: Pentingnya sekolah



27



perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah



 an risiko kesehatan (1-3) 190801Mengenal i tanda dan gejala yang mengidenti fikasikan risiko (1-3)



menyediak an fasilitas wastafel dan sabun untuk cuci tangan 6484 Manajemen lingkungan: komunitas dengan mengadaka n kegiatan kerja bakti sekolah dan memberi batas berupa tembok agar



28



sampah dari TPS tidak masuk ke halaman sekolah



29



2.10 Rencana Strategis Penyelesaian Masalah NO 1.



DIAGNOSA Defisiensi kesehatan komunitas siswa SD Airlangga b.d ketidakcukupan sumber daya:



TANGGAL Senin, 16 September 2019 Pukul 08.00-09.00



pengetahuan



IMPLEMENTASI



1. Mendemonstrasikan cara cuci tangan yang benar kepada siswa SD Airlangga



2. Memberikan pemahaman kepada siswa SD Airlangga tentang pentingnya menjaga kesehatan lingkungan dan tidak jajan sembarangan



(00215)



2.



Perilaku kesehatan siswa SD Airlangga cenderung berisiko b.d kurang pemahaman (00188)



Selasa, 17 September 2019 Pukul 08.00-11.00



1. Mendiskusikan tentang pentingnya fasilitas wastafel dan sabun cuci tangan di sekolah



2. Mendiskusikan tentang manfaat membawakan anak bekal makanan ke sekolah bagi kesehatan anak



3. Mendiskusikan upaya pengendalian



lingkungan agar tidak kumuh dengan beberapa cara seperti kerja bakti



30



2.11 Komponen Evaluasi NO 1.



DIAGNOSA Defisiensi kesehatan komunitas siswa SD Airlangga b.d ketidakcukupan



TANGGAL Senin, 16 September 2019 Pukul



Sumber daya: 08.00-09.00 pengetahuan (00215) 2.



Perilaku kesehatan siswa SD Airlangga cenderung berisiko b.d kurang



Selasa, 17 September 2019 Pukul 08.00-11.00



EVALUASI



1. Peserta yang hadir 98% siswa SD Airlangga



2. 100% peserta yang hadir mampu



mempraktekkan cara cuci tangan yang benar 3. 100% peserta yang hadir memahami pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah



1. Peserta yang hadir 15 orang 2. 100% peserta FGD aktif dalam kegiatan diskusi



3. 100% peserta yang hadir memahami



pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah



pemahaman (00188)



31



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Diare merupakan keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak, konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah/lendir saja (Ngastiyah, 2005). Pada diare akan mengakibatkan dehidrasi memicu gangguan kesehatan, mulai dari gangguan ringan seperti mudah mengantuk, hingga penyakit berat seperti penurunan fungsi ginjal Penyakit diare dapat dicegah melalui : Menggunakan air bersih, Memasak air sampai mendidih sebelum diminum untuk mematikan sebagian besar kuman penyakit, Membuang tinja bayi dan anak-anak dengan benar. Terapi diare didasarkan pada diagnosa yang tepat dan penggantian cairan dan elektrolit yang hilang dan juga penggunaan obat-obat antidiare yang spesifik, dan juga menghindari makanan dan obat-obat yang dapat menyebabkan timbulnya diare, seperti obat laksatif, antasida dan obat-obat yang mempengaruhi motilitas usus).



32