24 0 163 KB
Unsur-Unsur Kehidupan Kelompok & Upaya Pengembangannya Disusun untuk Memenuhi TugasMata Kuliah “Konseling Kelompok” Dosen Pembimbing: Shophia Terry Kurniawati, M. Pd.
Disusun Oleh: Kelompok 02 1. Andis Riajeng
(12308173053)
2. Bunga Riska Fortuna
(12308173065)
3. Fitrotin Nuzuliyah
(12308173085)
4. Puji Lestari
(12308173087)
5. Lailatul Mukaromah
(12308173098)
PSIKOLOGI ISLAM FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG 2020
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah Swt. yang melimpahkan rahmat dan karunia-Nya.
Sehingga,
kami
memperoleh
kelancaran untuk menyelesaikan makalah penulisan makalah
kemudahan
dan
ini. Adapun tujuan dari
ini adalah untuk memenuhi tugas Konseling
Kelompok semester genap. Makalah ini kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari berbagai pihak sehingga memperlancar makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan
banyak
terimakasih
kepada
pihak
yang
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini: 1. Prof. Dr. Maftukhin, M.Ag selaku Rektor IAIN Tulungagung 2. Dr. Rizqon Khamami, M.Ag selaku Dekan Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah 3. Shophia Terry Kurniawati, M. Pd. selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Konseling Kelompok Kami menyadari dalam penulisan makalah sederhana ini, banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kami membutuhkan saran dan kritik
dari
dosen
pengampu
dan
teman-teman.
Agar
dapat
memperbaiki makalah ini menjadi lebih baik. Kami berharap makalah sederhana ini dapat bermanfaat bagi pembelajaran Konseling Kelompok
khususnya mengenai Kelompok
Dan Pemanfaatannya Dalam Bimbingan Dan Konseling. .
Tulungagung, 26 Februari 2020
ii
Tim Penulis
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR................................................................... ii DAFTAR ISI............................................................................. iii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang...............................................................1 B. Rumusan Masalah......................................................... 1 C. Tujuan Penulisan........................................................... 1 BAB II PEMBAHASAN A. Unsur Utama Suasana Kelompok.................................. 2 B. Anggota Kelompok........................................................ 5 C. Pemimpin Kelompok..................................................... 7 BAB III KESIMPULAN...............................................................12 DAFTAR PUSTAKA
iii
iv
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang yang tak mungkin lepas dari kegiatan kelompok. Manusia tidak mungkin dapat berkembang secara layak apabila ia hidup seorang diri dan menyendiri. Individu memang tak pernah lepas dari kelompok. Ketika individu lahir, ia adalah bagian dari kelompok kecil yang dinamakan
keluarga.
Selanjutnya,
individu
mulai
menjadi
anggota dari berbagai kelompok di lingkungan rumah, sekolah, tempat kerja, dan di tengah masyarakat. Individu beraktifitas dan berkembang bersama orang-orang di dalam kelompok. Hal itu menimbulkan terjadinya saling mempengaruhi antara individu dan kelompok. Individu mendefenisikan diri berdasarkan
kelompoknya
dan bahkan
kerap
kehilangan
keunikan diri karena membaur dengan kelompok. Didalam kelompok terdapat keanggotaan didalamnya yeng bertindak sebagai penggerak jalannya sebuah kelompok. Pada makalah ini kita akan membahas mengenai
unsur
utama susasana kelompok, anggota kelompok, dan pemimpin kelompok.
Disamping
itu,
dibahs
pula
tahap-tahap
perkembangan kehidupan ataupun dinamika dalam proses layanan Bimbingan dan Konseling. 2. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud Unsur Utama Suasana Kelompok? 2. Apa yang dimaksud Anggota Kelompok? 3. Apa yang dimaksud Pemimpin Kelompok? 3. Tujuan Penulisan
1
1. Memahami Unsur Utama Suasana Kelompok. 2. Memahami Anggota Kelompok. 3. Memahami Pemimpin Kelompok. BAB II PEMBAHASAN A.Unsur Utama Suasana Kelompok Para ahli menyebutkan lima hal yang harus diperhatikan dalam menilai apakah ada kehidupan sebuah kelompok adalah baik atau kurang baik, yaitu; (1) terciptanya hubungan yang dinamis
antaranggota,
(2)
memiliki
tujuan
bersama,
(3)
hubungan anatar besarnya kelompok (banyak anggota) dengan sifat kegiatan kelompok, (4) itikad dan sikap para anggota kelompok, dan (5) kemandirian anggota kelompok. 1. Terciptanya Hubungan Antaranggota Terciptanya
hubungan
ataranggota
kelompok
sangatlah diutamakan. Sebaliknya, hubungan antaranggota dan pemipin kelompok tidaklah begitu penting. Jika dalam kelompok hanya terdapat hubungan antara anggota dan pemimpin, sedangkan hubungan antaranggota sama sekali tidak terasa, maka sebenarnya dinamika kelompok yang dimaksud telah lenyap, misalnya kehidupan kelompok yang terpusat pada komandan, atau sekumpulan murid pada guru.
Dalam
hubungan
yang
dinamis
anataranggota
kelompok, masing-masing anggota berkepentingan untuk bergulat dalam hubungan itu sendiri, khususnya suasana perasaan yang tumbuh di dalam kelompok itu. Suasana perasaan itu meliputi, baik rasa diterima atau ditolak, rasa cinta dan benci, rasa berani dan takut, dan sebagainya, semuanya menyangkut sikap, reaksi dan tanggapan para
2
anggota
yang
berdasarkan
keterlibatan
dalam
saling
hubungan mereka dalam kelompok. 2. Tujuan Bersama Tujuan
bersama
adalah
pusat
dari
kegiatan/kehidupan kelompok. Dalam “kelompok tugas” tujuan bersama kelompok jelas, yaitu menjalankan tugas yang
dibebankan
pada
kelompok
itu,
kelompok
memusatkan dirinya untuk tujuan itu. Dalam “kelompok bebas”,
tujuan
bersama
mulanya
kabur,
dan
justru
kelompok itu sendirilah yang harus menetapkan tujuan yang akan mereka capai. Tujuan dalam “kelompok bebas” pada
umumnya
yakni
pengembangan
masing-masing
anggota kelompok. Tujuan ini pun masuh kabur; yang lebih jelas (konkret), berbunyi “agar masing-masing anggota dapat mengemukakan apa yang dipikirkan dan dirasakan serta memperoleh tanggapan dan reaksi dari anggota kelompok
lainnya”.
Tujuan
yang
nyata,
baik
dalam
“kelompok tugas” maupun “kelompok bebas” hendaknya dimengerti dan diterima, maka kelompok itu akan kacau, bahkan para anggota di dalam kelompok itu akan tidak merasa mantab dan suasana mencekam pun dapat terjadi. 3. Hubungan
Langsung
antara
Besarnya
Kelompok
dengan Sifat Kehidupan Kelompok Ada
beberapa
jenis
kelompok
menurut
jumlah
anggotanya, misalnya Kelompok 2, Kelompok 3, Kelompok 4-8, Kelompok 8-30. Kelompok 2, yaitu kelompok yang anggotanya
hanya
dua
orang.
Kelompok
ini
adalah
kelompok yang paling ideal untuk terciptanya keakraban yang
paling
tinggi,
tetapi
pertentangan/pertengkaran
3
di
kemungkinan antara
timbulnya
mereka
berdua.
Suasana negatif paling besar kemungkinannya untuk timbul pada kelompok ini dibandingkan dengan pada jenis kelompok lain. Kelompok 3, yaitu kelompok yang terdiri atas tiga orang. Dinamika saling hubungan segitiga mungkin dapat tumbuh dengan baik, tetapi bahaya terbesar ialah, salah seorang anggota menjadi terasing jika dua anggota yang lain membuat “persekutuan”. Sikap dan rasa iri, cemburu, dan sebagainya dapat timbul akibat persekutuan pengasingan
itu.
Untuk
“kelompok
tugas”
dan
biasanya
kelompok yang beranggotakan tiga orang itu akan lebih dapat
bekerja
secara
efektif
dibandingkan
dengan
“kelompok bebas”. Kelompok 4-8 adalah kelompok adalah kelompok yang besarnya sedang yang dapat diselenggarakan dalam rangka bimbingan dan konseling. Jika pun kelompok ini tidak dipimpin oleh pembimbing kelompok (ahli), kelompok sedang ini dapat memilih pemimpinnya sendiri atau setidak-tidaknya dapat menentukan aturan-aturan tertentu sebagai
pegangan
bagi
kegiatan
seluruh
anggota.
Kelompok sedang itu dapat mudah dikendalikan. Dan dapat dimunculkan keragaman di antara anggota-anggotanya sehingga suasana dinamika kehidupan kelompok dapat “hangat”. Kelompok 8-30 orang merupakan kelompok yang baik untuk tujuan-tujuan pendidikan tertentu. Namun, kelompok itu kurang efektif untuk menciptakan keakraban sosial dalam waktu yang singkat. Untuk tujuan tertentu, misalnya latihan kepemimpinan, latihan menghilangkan
4
rasa
malu
berbicara
di
muka
orang
banyak,
dan
sebagainya. 4. Itikad dan Sikap Para Anggota Kelompok Itikad dan sikap para anggota kelompok sangat menentukan kehidupan kelompok. Itikad baik, dalam arti tidak menang sendiri merupakan setiap anggota dapat memberikan waktu dan kesempatan kepada anggota lain untuk mengemukakan pendapatnya secara leluasa. Dalam hal ini, justru menjadi tugas utama pemimpin kelompok membawa anggota menjadi yang benar-benar siap ikut serta dalam kegiatan kelompok dengan itikad dan sikap yang baik. 5. Kemandiriran dan Pengendalian Diri Kemandirian
merupakan
unsur
yang
amat
penting
yang
menyangkut anggota kelompok. Dalam dinamika kelompok yang dinamis setiap anggota kelompok diharapkan mengembangkan dan mewujudkan kemandiriannya masing-masing. Tentu saja pengembangan perwujudan diri ini tidak boleh melanggar “itikad dan sikap”. Di samping kemandirian pada diri para anggota kelompok perlu dibina kemampuan pengendalian diri. Sikap menghargai orang lain, bertenggang rasa dan kebersamaan, disertai pertimbangan mana yang baik dan dapat diterima oleh orang lain. Arah nuansa permusyawaratan didasari oleh kedua penampilan positif, yaitu kemandirian dan pengendalian diri.
5
B. Anggota Kelompok 1. Keragaman dan Keseragaman Dalam hal ini ada hal yang perlu dipertimbangkan yaitu ciri-ciri awal di antara anggota kelompok tersebut sebelum suatu kelompok tersebut dibentuk. a. Ciri Kelompok Dalam suatu kelompok untuk mencapai suatu tujuan tertentu diperlukan pembentukan kelompok dengan jumlah anggota yang seimbang antara laki-laki dan perempuan. Misalnya, pada anak sampai usia SMP pada umumnya akan menguntungkan bila dibentuk kelompok dengan anggota yang jenis kelaminnya sama. Namun, untuk anak SMA dan perguruan tinggi serta orang dewasa akan memberikan keuntungan apabila anggota kelompok berasal dari anggota yang campuran (laki-laki dan perempuan. Namun, demikian pertimbangan keseragaman
tentang jenis
keragaman-keragaman
kelamin
anggota
kelompok
atau pada
umumnya didasarkan pada tujuan tertentu yang akan dicapai dengan kegiatan kelompok tersebut. b. Umur Tentang umur, pada umumnya dinamika kelompok lebih baik dikembangkan dalam kelompok-kelompok dengan anggota seumuran. c. Kepribadian Keragaman dan keserasian dalam anggota kelompok dapat membawa keuntungan atau kerugian tertentu. Jika perbedaan antara anggota kelompok terlalu banyak maka akan komunikasi akan mengalami masalah begitu sebaliknya jika dalam anggota kelompok banyak terdapat persamaan
6
yang lebih besar maka hasilnya pun dapat merugikan, yaitu dinamika
kelompok
akan
“kurang
hangat”.
Misalnya,
kelompok yang seluruh anggotanya termasuk anak-anak yang
kurang
pandai
bergaul
akan
tidak
mampu
meningkatkan keterampilan anggota kelompoknya dalam bergaul. Sedangkan kelompok dengan anggota kelompok campuran yaitu yang pandai bergaul dan kurang pandai bergaul,
akan
secara
nyata
mampu
meningkatkan
kemampuan anggota yang kurang pandai bergaul menjadi bisa bergaul. d. Hubungan Awal Sebelum membentuk kelompok dalam keragaman dan keseragaman perlu menjalin hubungan awal. Keakraban dapat mewarnai hubungan antar anngota kelompok yang sudah
saling
bergaul
sebelumnya,
sebaliknya
suasana
keasingan akan dirasakan oleh anggota yang belum saling mengenal. Namun demikian, jenis kelompok mana yang akan dipilih, seragam atau beragam dalam hal hubungan awal ini, amat
tergantung
pada
tujuan
dari
kegiatan
kelompok
tersebut. 2. Peran Anggota Kelompok a. Membantu terbinanya suasana keakraban dalam hubungan antar anggota kelompok. b. Mencurahkan segenap perasaan dalam melibatkan diri dalam kegiatan kelompok. c. Berusaha agar yang dilakukannya itu membantu tercapainya tujuan Bersama. d. Membantu tersusunnya aturan kelompok dan berusaha mematuhinya dengan baik. e. Benar-benar berusaha untuk secara aktif ikut serta dalam seluruh kegiatan kelompok.
7
f. Mampu berkomunikasi secara terbuka. g. Berusaha membantu anggota lain. h. Memberi kesempatan kepada anggota lain untuk juga menjalankan peranannya. i. Menyadari pentingnya kegiatan kelompok ini. 3. Usaha Mempersiapkan Anggota Kelompok Di awal kegiatan kelompok pemimpin perlu mengasih penjelasan tentang kelompok yaitu: a. Tentang apa-apa yang diharapkan dari para anggota, suasana khusus yang dapat terjadi dalam kelompok, dan peranan serta cara-cara yang akan dilakukan oleh pemimpin kleompok. b. Bahwa keikutsertaan dalam kelompok itu adalah serba sukarela. c. Bahwa anggota kelompok bebas menanggapi hal-hal yang disampaikan ataupun menolak saran-saran yang diberikan anggota lain. d. Bahwa hasil kegiatan kelompok itu tidak mengikat para anggota kelompok itu dalam kehidupan merekan diluar kelompok. e. Bahwa segala yang terjadi dan menjadi isi dari kegiatan kelompok itu sifatnya rahasia. Dalam hal ini, semua anggota kelompok dan juga pemimpin kelompok perlu memegang teguh kerahasiaan itu. f. Penghargaan pemimpin kelompok tentang kesukarelaan dan keberanian para anggota mengikuyti kegiatan kelompok itu. Setelah penjelasan di atas, pada umumnya kehidupan kelompok yang sebenarnya dimulai. Tugas pemimpin kelompok adalah memperhatikan tingkat kesiapan anggota-anggota kelompok dalan menjalani kegiatan kelompok itu, yang meliputi kesiapan masing-masing anggota untuk: a. Mengemukakan pendapat dan isi hatinya. b. Kesiapan para anggota untuk membebaskan diri dari rasa enggan dan sikap mempertahankan diri. c. Dapat menerima tanggapan yang mendalam dan lebih “menyentuh” tentang tingkah lakunya.
8
d. Mendiskusikan tingkah-tingkah laku yang secara social tidak bias dibenarkan. C. Pemimpin Kelompok 1. Keterampilan dan Sikap serta Peranan Pemimpin Kelompok a. Keterampilan dan Sikap Pemimpin Kelompok Meski peranan bisa berbeda-beda namun jelas bahwa setiap
pemimpin
kelompok
harus
menguasai
dan
mengembangkan kemampuan dan sikap yang memadai untuk terselenggaranya proses kegiatan kelompok secara efektif. Keterampilan dan sikap ini meliputi : 1) Usaha untuk mengenal dan mempelajari dinamika, fungsi, serta saling hubungan antar kelompok. 2) Kesediaan untuk menerima orang lain sebagai anggota kelompok tanpa ada pamrih. 3) Kehendak
untuk
membantu
tumbuhnya
saling
hubungan antar kelompok. 4) Menerima maupun
berbagai sikap
sudut
yang
pandang,
berbeda
antar
pendapat anggota
kelompok maupun pemimpin kelompok. 5) Pemusatan perhatian terhadap suasana, perasaan, dan
sikap
seluruh
anggota
kelompok
maupun
pemimpin kelompok sendiri. 6) Upaya
untuk
menimbulkan
dan
memelihara
hubungan antar anggota kelompok. 7) Mengarahkan untuk mencapai tujuan bersama. 8) Yakin terhadap proses dinamika kelompok sebagai alat untuk membantu para anggota. 9) Rasa humor, bahagia, dan puas baik yang dialami oleh pemimpin kelompok sendiri maupun para anggota kelompok.
9
b. Peranan Pemimpin Kelompok 1) Pemimpin kelompok
dapat memberikan bantuan,
arahan, ataupun campur tangan langsung terhadap kegiatan kelompok. 2) Pemimpin kelompok memusatkan perhatian pada suasana perasaan yang berkembang dalam kelompok. 3) Memberikan arahan jika kelompok tampaknya kurang menjurus kea rah yang dimaksudkan. 4) Memberikan tanggapan tentang berbagai hal yang terjadi dalam kelompok. 5) Pemimpin kelompok diharapkan dapat mengatur, menjaga, maupun dapat menjadi pendorong kerja sama serta suasana kebersamaan dalam kelompok. 6) Bertanggung jawab terhadap segala isi dan kejadian yang terjadi dalam kelompok. c. Tuntutan terhadap Pemimpin Kelompok Pemimpin kelompok harus terus menerus mengikuti perkembangan kelompoknya dan mengetahui tingkat kesiapan setiap anggota kelompoknya. Pemimpin kelompok harus sanggup memberikan stimulus saat diawalinya kegiatan-kegiatan kelompok, membantu terselenggaranya kegiatan kelompok dengan baik, dan menilai proses dinamika dalam kelompok itu sendiri. Dinamika kelompok yang ditumbuhkan ialah memungkinkan setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas dirinya sendiri dengan bertenggang rasa terhadap orang lain. Pemimpin kelompok dituntut untuk pandai dalam memperhatikan setiap tingkah laku yang ditunjukkan setiap anggota kelompok, dan
10
memperhatikan keikutsertaan para anggota kelompok dalam memecahkan masalah-masalah yang timbul. 2. Ciri-Ciri Kepemimpinan Kelompok: Ciri-ciri kepemimpinan yang dapat berpengaruh besar terhadap kehidupan kelompok, yaitu: a. Tutwuri Handayani Dalam proses kegiatan kelompok, sikap tipe kepemimpinan yang ditunjukkan oleh pemimpin
sangat berpengaruh. Pemimpin yang
bersikap Tut Wuri Handayani yaitu yang mengikuti kegiatan kelompok itu secara cermat, ikut serta dalam “timbul dan tenggelamnya” suasana perasaan yang mewarnai kelompok itu, dan memberikan bantuan secara tepat jika bantuan tersebut diperlukan, merupakan tipe kepemimpinan yang lebih disukai. Dalam suasana seperti ini, rasa keakraban dan kesegaran
hubungan
antaranggota
kelompok
lebih
terasa
dan
memungkinkan tujuan kelompok akan tercapai secara berhasil dan efisien. b. Mengayomi Vs. Mengawasi Dari ciri tipe kepemimpinan yang lain adalah sikap sikap menaruh perhatian dan mengayomi. Sikap ini akan membentuk kelompok yang memiliki hubungan dan rasa kebersamaan yang positif antaranggota kelompok. Pemberian perhatian dan pengayoman tidak berarti seorang pemimpin berada diatas anggota kelompok. Tetapi hendaklah
seorang
pemimpin
mampu
‘memasuki’
hubungan
antaranggota kelompok hingga menjadi bagian dari kelompok yang ‘senasib’ dengan seluruh anggota kelompok. Dalam hal ini, “menaruh perhatian” berarti benar-benar mengutamakan kepentingan para anggota, dan “mengayomi” berarti mengutamakan
keselamatan
11
para
anggota
dengan
segenap
kepentingannya ketrampilan
masing-masing.
dan
Dengan
kecermatannya,
wibawa,
pemimpin
kebijaksanaan,
kelompok
mampu
menjembatani dan mewadahi kepentingan-kepentingan tadi sehingga tidak saling berbenturan dan mewujud dari kepentingan pribadi menjadi kepentingan yang memasyarakat. c. Pemimpin Kelompok Sebagai Tokoh Para anggota kelompok tentu akan memberikan tanggapan dan keikutsertaan
yang
baik
terhadap
pemimpin
yang
menghargai,
memberikan perhatian dan mengayomi para anggota kelompoknya. Bahkan lebih dari itu, pemimpin kelompok dapat menjadi sosok inspirator yang akan akan ditiru oleh anggota kelompoknya, baik dalam cara mengatasi berbagai permasalahan hingga bagaimana cara menjadi pemimpin yang disegani dan menghargai anggota kelompoknya. Sebagai kesimpulannya, bahwa peran sikap pemimpin kelompok sangat penting dan berpengaruh terhadap proses, kegiatan, suasana, dan keberhasilan dalam suatu kemlompok. Singkatnya, pemimpin adalah seseorang yang mampu menciptakan suasana dalam kelompok sehingga para anggota dapat belajar bagaimana mengatasi masalah mereka sendiri, seseorang yang dapat menghargai oranglain, dipercaya oleh anggota kelompoknya, hingga mampu menimbulkan rasa saling percaya antaranggota kelompok.
12
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan Dapatlah dikatakan bahwa pemimpin kelompok amatlah penting dan berpengaruh terhadap proses, kegiatan, suasana, dan keberhasilan kelompok itu. Secara singkat pemimpin kelompok adalah orang yang mampu menciptakan suasana sehingga para anggota kelompok dapat belajar bagaimana mengatasi masalah-masalah sendiri. Orang yang menjadi pemimpin kelompok itu ialah orang yang menghargai orang lain, dipercaya oleh anggota kelompok, mampu menimbulkan suasana percaya pada diri sendiri dan slaing percaya mempercayai diantara anggota kelompok.
13
DAFTAR PUSTAKA Prayitno, dkk. 2017. Layanan Bimbingan Kelompok dan Konseling Kelompok. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.
14