Konseling Multibudaya Sebagai Proses Pemberdayaan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Konseling Multibudaya sebagai proses Pemberdayaan



Dosen Pengampu: Cindy Asli Pravesti, S.Pd.,M.Pd.



Kelompok 11: 1. Khoiril Hadi Syafa’



(195000040)



2. Bagus



PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS PEDAGOGIK DAN PSIKOLOGIS UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA SURABAYA 2021



KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai dengan judul “KONSELING MULTIBUDAYA SEBAGAI PROSES PEMBERDAYAAN” tepat pada waktunya untuk memenuhi tugas dari salah satu mata kuliah ‘’KONSELING LINTAS BUDAYA’’ Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.



Sidoarjo, 14 Juni 2021



Daftar isi Kata pengantar



i



Daftar isi



ii



Bab I Pendahuluan A. Latar belakang



1



B. Rumusan masalah



1



C. Tujuan



1



Bab ii pembahasan A. Sejarah



2



B. Isu multicultural



2



C. Konseptualisasi pemberdayaan



3



D. Kesadaran kritis



3



E. Penyuluhan



4



Bab iii penutup A. Kesimpulan



5



B. Saran



5



BAB I PEMBAHASAN A. Latar belakang Konseling Pemberdayaan Istilah pemberdayaan pertama kali digunakan pada pertengahan abad ke-17. Secara historis, telah digambarkan sebagai proses memberi kekuasaan, atau memberdayakan, orang lain. Dengan kata lain, pemberdayaan dapat dipahami sebagai cara membantu orang lain untuk membantu diri mereka sendiri. Dalam deskripsi kontemporer tentang pemberdayaan, istilah tersebut telah menjadi arus utama dan terkenal, dan merupakan istilah yang sering digunakan di masyarakat. Definisi modern mirip dengan definisi historis, tetapi definisi modern lebih luas dan mencakup proses memungkinkan orang lain untuk mendapatkan kendali dan kekuasaan. Pemberdayaan melibatkan praktik peningkatan kekuasaan—dari individu ke komunitas besar—sehingga individu dan kelompok kolektif dapat mengambil tindakan untuk memperbaiki situasi mereka. Uraian ini menjelaskan pemberdayaan sebagai cara memampukan orang untuk memiliki atau mendelegasikan kekuasaan. B. Rumusan masalah 1. Bagaimana Sejarah konseling pemberdayaan? 2. Bagaimana Isu multicultural? 3. Bagaimana Konseptualisasi pemberdayaan? 4. Bagaimana Kesadaran kritis? 5. Bagaimana Penyuluhan? C. Tujuan 1. Untuk mengetahui Sejarah konseling pemberdayaan 2. Untuk mengetahui Isu multicultural 3. Untuk memahami Konseptualisasi pemberdayaan 4. Untuk memahami Kesadaran kritis 5. Untuk memahami Penyuluhan



BAB II PEMBAHASAN A. Sejarah Ada berbagai pengaturan di mana pemberdayaan dapat terjadi, termasuk dalam pengaturan kejuruan. Dalam pengaturan kejuruan, pemberdayaan dapat didefinisikan sebagai proses mendorong dan memungkinkan karyawan untuk mengambil inisiatif untuk meningkatkan kualitas dan kondisi dalam lingkungan kerja mereka. Pemberdayaan juga memungkinkan pekerja untuk meningkatkan operasi atau layanan organisasi tempat mereka bekerja. Beberapa bentuk pemberdayaan ada, seperti pemberdayaan individu, pemberdayaan sosial, dan pemberdayaan politik. Contoh pemberdayaan yang sering dirujuk termasuk gerakan hak-hak sipil pada 1950an dan 1960-an dan gerakan perempuan, yang dimulai pada pertengahan 1800-an, keduanya mencari pemberdayaan politik bagi para pendukungnya. Beberapa pemimpin terkenal dalam pemberdayaan politik termasuk Cesar Chavez, Mahatma Gandhi, B. Isu Multikultural Isu pemberdayaan penting berkaitan dengan multikulturalisme, dan khususnya untuk kelompok tertindas dan populasi yang terpinggirkan. Pemberdayaan terkait dengan kompetensi budaya karena keduanya berfokus pada bagaimana kelompok mengalami masalah seperti rasisme dan diskriminasi. Pemberdayaan berkontribusi pada perubahan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat dan juga peningkatan masyarakat. Dari perspektif keadilan sosial, pemberdayaan melibatkan pemberian hak kepada orang untuk membuat keputusan dan pilihan mereka sendiri dan memungkinkan orang untuk bertindak atas keputusan dan pilihan tersebut. Pemberdayaan dapat dihasilkan dalam individu untuk mengatasi ketidaksetaraan dalam kehidupan mereka, atau dapat dihasilkan di seluruh komunitas untuk membantu kelompok yang lebih besar mendapatkan kendali atas situasi kehidupan mereka. Pemberdayaan dapat membawa lebih banyak pilihan dan kebebasan bagi individu dan kelompok dan dapat membuat mereka lebih terlibat dalam organisasi dan upaya advokasi. Selanjutnya, pemberdayaan dapat memfasilitasi rasa hormat yang diperoleh, hubungan yang kuat dengan orang lain, dan rasa koneksi ke komunitas yang lebih besar.



C. Konseptualisasi Pemberdayaan Proses menjadi berdaya melibatkan lebih dari sekadar mendapatkan akses ke kekuasaan. Menjadi berdaya juga melibatkan perubahan cara berpikir masyarakat, sehingga terjadi kesadaran dan pemikiran kritis. Selain itu, pemberdayaan bukanlah sesuatu yang dapat dipaksakan kepada orang lain. Jika seorang individu atau kelompok berusaha membangkitkan pemberdayaan dalam diri orang lain, maka harus diciptakan kondisi yang memfasilitasi perkembangannya; sebaiknya tidak dipaksakan. Teori pemberdayaan menjelaskan bahwa pemberdayaan melibatkan proses perubahan keyakinan dan sikap dalam diri atau antara orang lain, yang selanjutnya mengarah pada perubahan sosial. Pemberdayaan telah digambarkan sebagai tertanam secara ekologis dan beroperasi dalam hubungan yang rumit antara individu, kelompok, dan pengaturan masyarakat. D. Kesadaran Kritis Aspek yang mendasari teori pemberdayaan membahas perkembangan kesadaran kritis dalam diri mereka yang berusaha menciptakan perubahan dalam pemikiran mereka. Kesadaran kritis adalah proses mengenali penindasan dan mengambil tindakan melawan penindasan yang diakui ini. Teori pemberdayaan menjelaskan perkembangan kesadaran kritis yang melibatkan tiga proses psikologis: identifikasi kelompok, kesadaran kelompok, dan kemanjuran. Proses psikologis ini biasanya terjadi satu demi satu, baik secara mandiri maupun bersama-sama. Proses pertama



melibatkan



prosedur



identifikasi



kelompok.



Identifikasi



kelompok



digambarkan sebagai identifikasi pengalaman dan perhatian bersama, preferensi untuk kelompoknya sendiri, serta budaya dan norma. Proses psikologis kedua dari kesadaran kritis melibatkan apa yang disebut kesadaran kelompok. Kesadaran kelompok adalah pemahaman tentang perbedaan status dan kekuasaan di antara kelompok-kelompok yang berbeda. Proses ketiga dari kesadaran kritis adalah efikasi diri dan/atau efikasi kolektif, yang mengacu pada keyakinan akan kemampuan untuk melakukan tugas atau tanggung jawab yang diberikan. Misalnya, pemberdayaan berkaitan dengan kemanjuran mengacu pada persepsi orang tentang kemampuan mereka untuk menghasilkan perubahan sosial. Kesadaran kritis merupakan kontributor yang signifikan untuk pengembangan pemberdayaan karena kelompok dan individu



percaya pada kemampuan mereka untuk menciptakan perubahan dan akan lebih mungkin untuk diberdayakan. E. Penyuluhan Dalam konseling, pemberdayaan dipandang sebagai suatu cara untuk memusatkan perhatian pada masalah-masalah kurangnya kekuasaan, yang juga disebut sebagai ketidakberdayaan, dan untuk menengahi peran yang dimainkan oleh kurangnya kekuasaan dalam pembentukan dan pemeliharaan masalah-masalah sosial. Isu pemberdayaan sering hadir dalam konseling, dengan penekanan pada keyakinan klien tentang diri mereka sendiri. Penekanan ini dapat menghasilkan klien untuk berkontribusi pada perubahan baik perubahan yang mereka inginkan untuk diri mereka sendiri maupun perubahan yang ingin mereka lihat pada orang lain. Kontribusi perubahan ini sering disebut sebagai komunitas dan perubahan sosial. Peran pemberdayaan dalam konseling menyarankan cara baru dalam memandang konseling, karena pemberdayaan juga dapat mengarah pada pengembangan program dan kebijakan yang menciptakan lingkungan yang berdaya. Dalam konseling, pemberdayaan paling sering dikonseptualisasikan pada tingkat individu. Pemberdayaan individu juga dapat dikenal dan digambarkan sebagai pemberdayaan psikologis. Pemberdayaan dalam pengaturan konseling melibatkan bekerja dengan klien untuk membuat perubahan yang ingin mereka buat dalam hidup mereka.



Zimmerman



menjelaskan



tiga



aspek



individu,



atau



psikologis,



pemberdayaan: intrapersonal, interaksional, dan perilaku. Intrapersonal digambarkan sebagai bagaimana orang berpikir tentang diri mereka sendiri dan mencakup konsepkonsep seperti efikasi diri dan motivasi. Komponen interaksional mengacu pada lingkungan sosial dan bagaimana orang berpikir tentang dan berhubungan dengan lingkungan sosial mereka. Komponen terakhir, perilaku, berkaitan dengan tindakan yang dilakukan orang untuk menerapkan pengaruh mereka pada lingkungan sosial dan politik. Hal ini dicapai melalui partisipasi dalam organisasi dan kegiatan masyarakat. Pemahaman ketiga komponen ini penting dalam hubungan konseling karena kekuatan dalam ketiga komponen itu diperlukan agar orang menjadi berdaya.



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Dalam konseling, pemberdayaan dipandang sebagai suatu cara untuk memusatkan perhatian pada masalah-masalah kurangnya kekuasaan, yang juga disebut sebagai ketidakberdayaan, dan untuk menengahi peran yang dimainkan oleh kurangnya kekuasaan dalam pembentukan dan pemeliharaan masalah-masalah sosial. Isu pemberdayaan sering hadir dalam konseling, dengan penekanan pada keyakinan klien tentang diri mereka sendiri. Penekanan ini dapat menghasilkan klien untuk berkontribusi pada perubahan baik perubahan yang mereka inginkan untuk diri mereka sendiri maupun perubahan yang ingin mereka lihat pada orang lain. Kontribusi perubahan ini sering disebut sebagai komunitas dan perubahan sosial. Peran pemberdayaan dalam konseling menyarankan cara baru dalam memandang konseling, karena pemberdayaan juga dapat mengarah pada pengembangan program dan kebijakan yang menciptakan lingkungan yang berdaya. B. Saran Makalah yang telah kami buat ini masih jauh dari kata kesempurnaan, baik dari segi penulisan, isi dan kesopanan dalam kata-kata. Oleh karena itu kami meminta kepada teman-teman semuanya untuk mengkritik kesalahan yang terdapat pada makalah kami dan kami berharap teman-teman juga mencari refrensi lain selain pembahasan yang kami berikan saat ini.



Daftar pustaka http://bit.ly/empowermentcounselingculture