Konsep Asuhan Keperawatan Rabun Senja [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN AKIBAT RABUN SEJA Ditujukan Untuk Memenuhi Kebutuhan Ujian Tengah Semester



Disusun oleh : Yono –(1810105400) Ilmu Keperawatan-2B-(2/IV)



Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sebelas April Sumedang Jl. Cipadung No.28, Kotakaler, Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat 45621



KATA PENGANTAR Dengan menyebut nama Allah SWT. Yang maha pengasih lagi maha penyayang, marilah panjatkan puji dan syukur kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,hidayah, serta inayah-Nya, sehinggs saya selaku penulis dapat menyelasaikan Tugas ini dalam memenuhi kebutuhan Ujian Tengah Semester(UTS) mengenai



“Konsep



Asuhan



Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Penglihatan Akibat Rabun Senja” ini dengan lancar dan baik. Dalam penyusuna tugas ini, penulis tidak menemui sedikitpun hambatan. Penulis menyadari akan segala kekurangan karna masih minimnya pengetahuan dan pengalaman namun atas bantuan dari berbagai pihak terkait, akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas ini. Penulis mengucapkan terimakasih kepada : 1. Emi Lindayani M.Kep., Ners selaku dosen mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah II 2. Orang tua yang mendukung dari segi materi maupun non-materi 3. Rekan-rekan di kelas, dan terutama rekan-rekan kelompok enam yang telah memberi semngat masukan serta motivasi dalam penyusunan tugas ini.



Sumedang, mei 2020



Penyusun



i



DAFTAR ISI



Kata Pengantar ...................................................................................................... i Daftar Isi ................................................................................................................ ii BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang ....................................................................................... 1 1.2.Rumusan Masalah .................................................................................. 1 1.3.Tujuan Penulisan .................................................................................... 1 1.4.Manfaat Penulisan .................................................................................. 2 BAB II PEMBAHASAN 2.1.Devinisi Rabun Senja ............................................................................. 3 2.2.Etiologi Rabun Senja .............................................................................. 3 2.3.Patofisiologi Rabun Senja ...................................................................... 3 2.4.Manifestassi Klinis Rabun Senja ............................................................ 4 2.5.Pemeriksaan Diagnostik Rabun Senja..................................................... 4 2.6. Penatalaksanaan ................................................................................... 4 2.7.Komplikasi............................................................................................. 5 2.8.Konsep Pemberian Asuhan Keperawatan ............................................... 5 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan ............................................................................................ 13 3.2 Saran ...................................................................................................... 13



ii



BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Rabun senja, yang sering disebut juga sebagai rabun ayam atau Nyctalopia, merupakan kelainan pada mata yang terjadi akibat kekurangan vitamin A.Kurangnya kadarenergy protein, kekurangan zinc, efek obat pencahar, mutasi genetic, dan konsumsi alcohol berlebihan juga memperparah keadaan penderita rabun senja. Rabun senja disebabkan oleh rusaknya sel retina yang semestinya bekerja pada lingkungan minim cahaya. Pada penderita rabun senja, sel pada retina dapat menjadi rusak karena kekurangan vitamin A, namun dapat pula diakibatkan oleh mata minus, katarak, retinis pigmentosa, obat-obatan, atau bawaan sejak lahir. Maka, dapat dikatakan bahwa rabun senja merupakan suatu gejala klinis tahap awal akibat kekurangan vitamin A. Pada sel batang di retina mata terdapat rhodopsin atau visual purple (pigmen ungu) yang mengandung vitamin A yang terikat pada protein. Pada mata normal, apabila menerima cahaya, rodopsin akan terkonversi menjadi visual yellow dan kemudian menjadi visual white. Konversi ini membutuhkan vitamin A. Regenerasi visual purple hanya akan terjadi apabila tersedia vitamin A yang cukup. Tanpa regenerasi, maka pengelihatan mata pada cahaya remang akan terganggu. Oleh karena itu, apabila kekurangan vitamin A, maka mata akan sulit melihat ketika berada di lingkungan kurang cahaya. Penderita rabun senja memiliki kesulitan untuk melihat pada saat hari sudah senja (keadaan penglihatan mesopic) dan di lingkungan yang kurang cahaya (keadaan penglihatan scotopic). Rabun senja bisa jadi merupakan sebuah gejala yang menandakan bahwa seseorang terjangkit suatu kelainan mata, misalnya retinis pigmentosa. 1.2.Rumusan Masalah 1. Apa devinisi Rabun Senja? 2. Apa Etiologi saja Rabun Senja? 3. Bagaimana Patofisiologi Rabun Senja? 4. Apa saja Manifestasi klinis Rabun Senja? 5. Bagaimana Pemeriksaan Diagnostik Rabun Senja? 6. Bagaimana Penatalaksanaan pada Rabun Senja? 7. Apa saja Komplikasi dari Rabun Senja? 1.3.Tujuan 1. Tujuan umum Mengetahui bagaimana proses asuhan keperawatan pada pasien rabun senja.



1



2. Tujuan khusus 1) Memahami definisi Rabun senja. 2) Mengidentifikasi etiologi rabun senja 3) Mengetahui patofisiologi rabun senja 4) Mengetahui manifestasi klinis rabun senja 5) Mengetahui Pemeriksaan diagnostic rabun senja 6) Mengetahui penatalaksanaan rabun senja. 7) Mengetahui komplikasi rabun senja. 1.4.Manfaat 1. Mahasiswa memahami konsep dan proses keperawatan pada klien gangguan rabun senja sehingga menunjang pembelajaran mata kuliah sistem sensori dan persepsi. 2. Mahasiswa mengetahui proses keperawatan yang benar sehingga dapat menjadi bekal dalam persiapan praktik di rumah sakit.



2



BAB II PEMBAHASAN 2.1.Devenisi Rabun Senja Rabun senja (nyctalopia) adalah gangguan penglihatan kala senja atau malam hari, atau pada keadaan cahaya remang-remang. Banyak juga menyebutnya sebagai rabun ayam, mungkin didasari fenomena dimana ayam tidak dapat melihat jelas di senja atau malam hari. Rabun senja merupakan penyakit dengan keluhan tidak dapat melihat dengan baik dalam keadaan gelap (waktu senja). Rabun senja ini merupakan manifestasi defisiensi vitamin A yang paling awal. Pada rabun senja, mata terlihat normal hanya saja penglihatan menjadi menurun saat senja tiba atau tidak dapat melihat di dalam lingkungan yang kurang cahaya. Rabun senja paling banyak dialami oleh anak-anak, pada anak berusia 1 sampai 3 tahun hal ini bisa terjadi karena tidak lama setelah disapih anak tersebut diberikan makanan yang tidak mengandung vitamin A. (Sommer 1978) 2.2. Etiologi Penyebab rabun senja adalah: 1. Konsumsi makanan yg tidak mengandung cukup vitamin A atau provitamin A untuk jangka waktu yang lama. 2. Bayi tidak diberikan ASI Eksklusif 3. Menu tidak seimbang (kurang mengandung lemak, protein, seng/Zn atau zat gizi lainnya) yang diperlukan untuk penyerapan vitamin A dan penggunaan vitamin A dalam tubuh. 4. Adanya gangguan penyerapan vitamin A atau pro-vitamin A seperti pada penyakitpenyakit antara lain penyakit pankreas, diare kronik, Kurang Energi Protein (KEP) dan lain-lain sehingga kebutuhan vitamin A meningkat. 5. Adanya kerusakan hati, seperti pada kwashiorkor dan hepatitis kronik, menyebabkan gangguan pembentukan RBP (Retinol Binding Protein) dan prealbumin yang penting untuk penyerapan vitamin A. 2.3.Patofisiologi Bentuk penyimpanan dalam hati dalam bentuk retinol sebagai asupan dari vitamin A dan beta carotene. Ketika asupan vitamin A melebihi 300-1200 µg/hari, kelebihan akan disimpan dan cadangan di hati meningkat. Ketika asupan vitamin A kurang dari jumlah yang dibutuhkan, cadangan retinol dalam hati akan dikeluarkan untuk memelihara serum retinol pada tingkat normal (di atas 200 µg)). Ketika asupan vitamin A terus menerus



3



berkurang untuk jangka waktu yang lama, cadangan dalam hati akan menipis, tingkat serum retinol akan turun, fungsi epitel terganggu, dan tanda-tanda xerophthalmia terlihat. Retinol penting untuk elaborasi rodopsin (penglihatan remang-remang) oleh batang, yaitu reseptor sensori retina yang bertanggung jawab untuk penglihatan dalam cahaya tingkat rendah. Defisiensi vitamin A dapat mengganggu produksi rodopsin, mengganggu fungsi batang sehingga menimbulkan rabun senja. Durasi ketidakcukupan asupan terjadi tergantung dari jumlah vitamin A yang dicerna, tingkat penyimpanan hati, dan tingkat penggunaan vitamin A yang digunakan oleh tubuh. Anak-anak dengan status gizi buruk, asupan vitamin A yang sangat sedikit akan memiliki cadangan yang terbatas. Ketika asupan vitamin A tidak ada dari diet atau terjadi gangguan penyerapan dan terjadi peningkatan kebutuhan. metabolisme dapat secara cepat menghabiskan cadangan retinol dalam hati dan merusak kornea, walaupun mata pada saat itu masih terlihat normal. Ketersediaan vitamin A juga tergantung pada status gizi anak secara keseluruhan. Jika asupan protein kurang maka sintesis RBP pun akan menurun. Serum Retinol akan menurun walaupun cadangan di hati normal. Akhirnya, hati tidak dapat menyimpan lagi vitamin A atau mensisntesis RBP secara normal (Sommer 1978). 2.4.Manifestasi klinis Rabun senja terjadi akibat gangguan pada sel batang retina. Tanda dan gejala pada penderita rabun senja adalah: 1. Daya pandang menurun, terutama pada senja hari atau saat ruangan keadaan ringan, sel batang retina sulit beradaptasi di ruang remang-remang atau kurang setelah lama berada di cahaya terang. 2. Penglihatan menurun pada senja hari, yaitu penderita tidak dapat melihat di lingkungan yang kurang cahaya, sehingga disebut juga buta senja. 3. Terjadi kekeringan mata, 4. Bagian putih menjadi suram 5. sering pusing. (Wijayakusuma 2008) 2.5.Pemeriksaan Diagnostik 1. Tes adaptasi gelap 2. Kadar vitamin A dalam darah (kadar < 20 mg / 200 ml menunjukkan kekurangan intake) 2.6.Penatalaksanaan Pengobatan rabun senja tergantung pada penyebabnya: 1. Jika karena katarak (maka katarak sebaiknya dioperasi).



4



2. Jika karena kekurangan vitamin A (maka harus diberikan vitamin A dalam jumlah yang cukup, baik berupa suplemen maupun dari makanan sehari-hari). 3. Menginjeksikan vitamin A secara intramuscular sebanyak 55 mg retinol palmitat (100.000 IU).. 4. Jika secara parenteral tidak tersedia, dapat diberikan sebanyak 110 mg retinol palmitat (200.000 IU) dalam air atau minyak, melalui mulut. 5. Dosis sebaiknya berkurang setengah dari jumlah yang seharusnya pada anak berusia kurang dari satu tahun. 6. Sebaiknya pengobatan dilakukan selama 2-6 bulan. 2.7.Komplikasi 1.



Katarak



2.



glaucoma



3.



Xerophthalmia



2.8.Konsep Pemberian Asuhan Keperawatan A. Pengkajian



1. Data Demografi a. Biodata Nama, umur, Jenis kelamin, Agama, Suku/bangsa, Pendidikan, Pekerjaan, Status, Alamat. b. Penanggung Jawab Nama, Jenis kelamin, Pekerjaan



, Hubungan dengan klien, Alamat.



2. Riwayat Kesehatan A. Riwayat Kesehatan Sekarang



1) Keluhan Utama = Alasan Klien masuk Rumah Sakit 2) Riwayat Keluhan Utama a) Identifikasi penurunan gangguan ketajaman penglihatan atau kehilangan medan penglihatan, apakah kondisi tersebut unilateral atau bilateral. b) Tanyakan pada klien apakah pernah menjalani tes adptasi gelap. c) Asuhan yang pernah diberikan oleh spesialis mata dan frekuensinya. d) Apakah ada riwayat trauma pada mata



5



e) Apakah ada riwayat nyeri kepala, pusing, nyeri okuler atau dahi, mata gatal. f) Klien ditanya tentang keluhan yang menyebabkan klien meminta pertolongan pada tim kesehatan. g) Jika ada keluhan nyeri, kaji lokasi, awitan, durasi, penurunan ketajaman penglihatan, keadaan saat nyeri timbul, upaya mengurangi nyeri dan berat nyeri. B. Riwayat kesehatan masa lalu



Tanyakan pada klien apakah memiliki riwayat alergi terhadap makanan, obat-obatan, serta klien tidak mengkonsumsi minuman alkohol dan klien tidak merokok. C. Riwayat kesehatan keluarga



(Kemungkinan penyakit keturunan, penyakit yang menular akibat kontak langsung maupun tidak langsung antar anggota keluarga, riwayat alergi dalam satu keluarga). D. Riwayat Psikososial



Pengkajian psikososial difokuskan pada aktivitas kehidupan klien sehari-hari, kaji bagaimana klien menghadapi masalah tersebut, serta kaji pengetahuan klien tentang penyakitnya. E. Keadaan lingkungan yang mempengaruhi timbulnya penyakit



Kaji kondisi lingkungan klien yang dapat mempengaruhi terjadinya penyakit.



3. Pemeriksaan Fisik A. Keadaan umum klien



Inspeksi Penampilan klien, Ekspresi wajah, bicara, mood, Berpakaian dan kebersihan umum, Tinggi badan, Berat Badan, gaya jalan. B. Tanda – tanda Vital



Pemeriksaan tanda-tanda vital meliputi tekanan darah, suhu, nadi, dan respirasi. C. Sistem pernafasan



1) Bentuk hidung simetris atau tidak, pernafasan cuping hidung, adanya sekret/polip, passase udara. 2) Bentuk leher simetris atau tidak, ada benjolan atau tidak, ada tumor atau tidak.



6



3) Bentuk dada (normal,barrel,pigeon chest), Keadaan proxsesus xipoideus, Suara nafas (trakhea, bronchial, bronchovesikular), Perbandingan ukuran anterior, posterior dengan transversi, Gerakan dada (kiri dan kanan, apakah ada retraksi), Apakah ada suara nafas tambahan, Apakah ada clubbing finger. D. Sistem kardiovaskuler



Bunyi jantung reguler, perkusi jantung pekak, palpasi denyut nadi terdengar atau teraba jelas, tekanan darah 120/80 mmHg CRT