KONSEP DASAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL Benar Banget [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KONSEP DASAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL Dosen Pengampu : Ajat Sudrajat, Dr, M.pd



Disusun oleh : Intan Wibianto Putri (1107617203) Leo Erlangga (1107617185) Rafi Taris Mafazi (1107617193) Tian Febianti (1107617175)



Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Negeri Jakarta



KATA PENGANTAR



Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan terimakasih atas bantuan dari pihak pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikiran dan tenaganya. Dan harapan kami semoga makalah ini dapat membantu dan menambah pengetahuan dan wawasan serta pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, sangat mengharapkan dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.



Jakarta, 6 September 2017



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR



v



DAFTAR ISI



iv



BAB I



PENDAHULUAN 1. Latar Belakang 2. Rumusan Masalah 3. Tujuan Penulisan



BAB II



PEMBAHASAN 1. Kedudukan Ilmu Sosial dalam Bidang Ilmu 2. Pengertian Fakta, Konsep, dan Generalisasi 3. Konsep Dasar Geografi, Sejarah, Antropologi, Sosiologi dan Psikologi Sosial 4. Tujuan Pendidikan Konsep Dasar Ilmu Sosial



BAB III



PENUTUP



1. Kesimpulan 2. Saran DAFTAR PUSTAKA



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak SD kita telah mempelajari dan mengenal pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang sering kita terapkan dalam kehidupan sehari–hari. Setiap saat kita diwajibkan untuk saling berkomunikasi atau berinteraksi satu sama lainnya. Itu adalah salah satu contoh nyata dari penerapan Ilmu Sosial di sekitar kita. Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan suatu program pendidikan yang mengintegrasikan konsep-konsep terpilih dari ilmu-ilmu sosial dan humaniora untuk tujuan pembinaan warga negara yang baik. Melalui mata pelajaran IPS di Sekolah Dasar para siswa diharapkan dapat memiliki pengetahuan dan wawasan tentang konsepkonsep dasar ilmu sosial dan humaniora, memiliki kepekaan dan kesadaran terhadap masalah sosial di lingkungannya, serta memiliki keterampilan mengkaji dan memecahkan masalah tersebut. Melalui mata pelajaran IPS diharapkan para siswa dapat terbina menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab. Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan mata pelajaran yang memadukan konsepkonsep dasar dari berbagai ilmu sosial yang disusun melalui pendekatan pendidikan dan psikologis serta kelayakan dan kebermaknaannya bagi siswa dan kehidupannya. Ilmu-ilmu sosial (khususnya ilmu sejarah, geografi, ilmu ekonomi/koperasi, ilmu politik dan pemerintahan, sosiologi, antropologi, dan psikologi sosial) sangat berperan dan mendukung mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan memberikan sumbangan berupa konsep-konsep yang diubah sebagai “pengetahuan” yang berkaitan dengan kehidupan sosial yang harus dipelajari siswa. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut. 1. Bagaimana kedudukan ilmu sosial dalam bidang ilmu? 2. Apa yang dimaksud fakta, konsep, dan generalisasi? 3. Bagaimana hubungan ilmu sosial dengan mata pelajaran lainnya? 4. Apa tujuan pendidikan konsep dasar ilmu sosial? 1.3 Tujuan Penulisan Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan adalah sebagai berikut.



1. Menjelaskan kedudukan ilmu-ilmu sosial dalam pendidikan ilmu pengetahuan sosial 2. Membedakan pengertian fakta, konsep, dan generalisasi 3. Menjelaskan hubungan ilmu sosial dengan mata pelajaran lainnya 4. Menjelaskan tujuan pendidikan konsep dasar ilmu sosial.



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Kedudukan Ilmu Sosial dalam Bidang Ilmu Sejak duduk di bangku SMA, mungkin kita sudah diajarkan beberapa mata pelajaran, misalnya ekonomi, sejarah, kimia, fisika, matematika dan lainnya. Macam-macam mata pelajaraan tersebut disebut juga sebagai bidang ilmu atau disiplin ilmu yang merupakan hasil dari suatu proses perkembangan ilmu pengetahuan dari dahulu sampai sekarang. Dalam perkembangannya, ilmu pengetahuan dapat ditelusuri dari sejak zaman Yunani kuno, dimana pada zaman tersebut semua pengetahuan belum terbagi-bagi atau terspesialisasi dalam satu kesatuannya. Yang berkembang pada masa itu hanya filsafat, seperti filsafat alam dan filsafat social (N. Daldjoeni, 1981). Dalam hal ini filsafat alam akan menghasilkan ilmu-ilmu alamiah sedangkan filsafat social menghasilkan ilmu-ilmu sosial. Dari uraian sejarah tersebut, dapat dikatakan filsafat merupakan induk atau sumber dari berbagai macam ilmu pengetahuan saat ini. Dari filsafat akan lahir tiga cabang ilmu pengetahuan yang masing-masing dari ketiga ilmu tersebut akan terbagi lagi kedalam disiplin ilmu atau spesialisasi yang bila diuraikan lebih dalam lagi sebagai berikut: 1.      Ilmu-ilmu alamiah (natural sciences), meliputi: fisika, kimia, biologi, dan juga matematika. 2.      Ilmu-ilmu social (social sciences), meliputi: ekonomi, sejarah, sosiologi, antropologi, psikologi, geografi, dan lainnya. 3.      Ilmu-ilmu budaya (humanities), meliputi: ilmu bahasa, kesusastraan, kesenian, dann sebagainya. Dari uraian ilmu pengetahuan diatas dapat dikatakan bahwa ilmu-ilmu social pada awalnya juga berinduk pada filsafat yang seiring dengan perkembangan iptek mulai memisahkan diri dari ilmu-ilmu alamiah dan ilmu-ilmu budaya. Ilmu sosial akhirnya terpecah-pecah ke dalam cabang ilmu yang berbeda fokus dan metode kajiannya yang dalam perjalannya dari satu ilmu sosial yang satu lahirlah geografi, sejarah, antropologi, ilmu politik, ilmu hikum, psikologi, ilmu ekonomi dan lainnya. Jika kita lihat macam ilmu sosial tersebut, maka akan kita dapat lihat suatu persamaan dalam hal pengkajiannya tentang manusia pada umumnya. Namun dalam hal tinjauannya masing-masing cabang ilmu sosial di atas meninjau dari sudut yang berbeda satu sama lainnya untuk memperoleh stuktur ilmunya masingmasing.



2.2 Pengertian Fakta, Konsep, dan Generalisasi Setiap ilmu sosial merupakan suatu disiplin ilmu yang merupakan suatu batang tubuh atau struktur ilmu pengetahuan tentang suatu bidang. Setiap ilmu sosial memandang manusia dari sudut pandang dan menggunakan metode kerja yang berbeda untuk memperoleh struktur ilmunya. Pengetahuan tentang tindakan manusia ini membentuk suatu dasar bagi materi ilmu pengetahuan sosial (IPS). Suatu struktur ilmu pengetahuan, termasuk ilmu sosial, tersusum dalam tingkatan dari yang paling sempit ke yang paling luas, yaitu (1) fakta, (2) konsep, (3) generalisasi (Savage dan Armstrong, 1996:24). Dimana ketiga hal itu yang membangun materi ilmu-ilmu sosial. a. Fakta Fakta adalah informasi atau data yang ada atau terjadi dalam kehidupan dan dikumpulkan oleh para ahli ilmu sosial yang terjamin kebenarannya. Namun, fakta mempunyai kekuatan menjelaskan yang terbatas. Fakta merujuk pada suasana yang khusus dan keberlakuannya terbatas (kurang berlaku umum). Fakta sangat penting dalam struktur atau susunan ilmu karena fakta tersebut membantu membentuk konsep dan generalisasi. Dari beberapa fakta yang khusus saling berkaitan maka terbentuk suatu konsep atau pengertian. Jadi, fakta dan konsep memiliki hubungan yang sangat erat. b. Konsep Konsep adalah kesepakatan bersama untuk penamaan sesuatu dan merupakan alat intelektual yang membantu kegiatan berfikir memecahkan masalah.Yang dimaksud konsep menurut Moore (Skeel, 1995:30) adalah sesuatu yang tersimpan dalam pikiran —suatu pemikiran, suatu ide atau suatu gagasan. Konsep dinyatakan dalam sejumlah bentuk: konkrit atau abstrak; luas atau sempit; satu kata atau frase. Beberapa konsep adalah konsep konkrit, misalnya berkaitan dengan tempat, objek, lembaga, atau kejadian. Konsep membantu seseorang untuk mengorganisasikan informasi atau data yang mereka hadapi. Konsep menempatkan informasi dalam kategori-kategori atau kelompok-kelompok dan mempertimbangkan hubungan antar data



Konsep merupakan sejumlah fakta yang memiliki keterkaitan dengan makna atau definisi yang ditentukan. Konsep diberi label atau nama berupa kata-kata. Karakteristik atau ciri-ciri konsep disebut atribut. c. Generalisasi Generalisasi merupakan sejumlah konsep yang memiliki keterkaitan dan makna. Generalisasi adalah pernyataan tentang hubungan antara konsep. Generalisasi mengungkapkan sejumlah besar informasi. Kebenaran suatu generalisasi ditentukan oleh rujukan pembuktian. Generalisasi sering berisi banyak konsep. Untuk memperoleh gambaran lebih jelas tentang struktur ilmu pengetahuan yang menunjukkan hubungan antara fakta, konsep, dan generalisasi, dapat dilihat pada gambar no. 1 dibawah ini:



Generalisasi



Konsep



Fakta



Gambar no 1. Struktur ilmu pengetahuan (dimodifikasi dari model dari Savage and Amstrong)



Gambar di atas dapat dijelaskan sebagai berikut: Pada bagian dasar mencerminkan sejumlah besar fakta, membawakan sejumlah konsep dan mengungkapkan generalisasi. Konsep dan generalisasi mempunyai keberlakuan atau penerapan lebih luas yang membantu seseorang yang mampu memahami konsep dan generalisasi itu untuk mengerti dan memperkirakan kejadian-kejadian yang akan datang. Karena mempunyai keberlakuan yang lebih luas, Generalisasi dan konsep lebih bersifat umum dari fakta. Hal utama yang harus diingat adalah fakta, konsep, dan generalisasi semuanya sangat penting.



2.3 Konsep Dasar Geografi, Sejarah, Antropologi, Sosiologi, dan Psikologi sosial Menurut Dorothy J. Skeel (1979:18), “Konsep adalah sesuatu yang tergambar dalam pikiran-suatu pemikiran, gagasan atau suatu pengertian.Sedangkan James G. Womack (1970:30) mengemukakan bahwa Konsep studi social (IPS) yaitu suatu kata atau ungkapan yang berhubungan dengan sesuatu yang menonjol, sifat yang melekat. Pemahaman dan penggunaan konsep yang tepat bergantung pada penguasaan sifat yang melekat tadi, pengertian umum kata yang bersangkutan. Konsep memiliki pengertian denotative dan juga pengertian konotatif. Berdasarkan dua acuan konsep tersebut dapat kita simpulkan bahwa; Konsep IPS tentu saja adalah suatu pengertian yang mencitrakan suatu fenomena atau benda yang berkaitan dengan IPS. Konsep tentang fenomena atau benda yang berkenaan dengan IPS itu memiliki pengertian denotatif dan konotatif. Pengertian denotatif adalah pengertian berdasarkan arti katanya yang dapat digali dalam kamus, sedangkan pengertian konotatif adalah pengertian yang tingkatnya lebih tinggi dan luas. Pengertian konotatif ini, merupakan pengertian yang berperan kunci atau menonjol pada suatu konsep.



a. Geografi Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang lingkungan atau kewilayahan dalam konteks keruangan. Berdasarkan definisi tersebut, jelas bahwa yang menjadi objek studi geografi adalah geosfer yaitu permukaan bumi yang merupakan bagian dari bumi yang terdiri atas atmosfer, litosfer, hidrosfer, dan biosfer. Berkenaan dengan konsep dasar yang dikembangkan pada geografi paling tidak, kita dapat mempelajari dua kelompok konsep dasar yang dikemukakan oleh Getrude Whipple (James, P.E.:115). Rincian konsep dasar itu sebagai berikut: 1. Bumi sebagai planet 2. Variasi cara hidup 3. Variasi wilayah-wilayah alamiah



4. Makna wilayah (region) bagi manusia 5. Pentingnya lokasi dalam memahami peristiwa dunia. Pada tingkat sekolah dasar dan pendidikan dasar konsep dasar itu dapat kita mulai dari arah (mata angin), jarak, peta perbedaan waktu, sungai, gunung, dan demikian seterusnya secara bertahap serta berkesinambungan. b. Sejarah Hugionodan P.K. Poerwantana (1987:9) mendefinisikan sejarah sebagai gambaran tentang peristiwa-peristiwa masa lampau yang dialami manusia, disusun secara ilmiah, meliputi urutan waktu, diberi tafsiran dan analisis krisis sehingga mudah dimengerti dan dipahami. Secara objektif, suatu peristiwa ataupun pengalaman hidup di masa lampau, tidak dapat diulang kembali.Namun dengan menerapkan suatu metode, peristiwa atau pengalaman tersebut dapat di rekontruksi, disusun kembali. Sejarah sebagai bidangi lmu social, memiliki konsep dasar yang menjadi karakter dirinya, dan yang dapat dibina pada diri kita masing-masing terutama pada diri peserta didik. Konsep-konsep dasar itu adalah: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.



Waktu Dokumen Alur peristiwa Kronologi Peta Tahap-tahap peradaban Ruang Evolusi Revolusi



Bahwa waktu merupakan konsep dasar pada sejarah, peristiwa itu tidak dapat dikatakan sebagai fenomena dan fakta sejarah jika tidak dinyatakan waktu terjadinya, terutama waktu yang menunjukan waktu masa lampau.Waktu terutama waktu yang telah lampau, menjelaskan sifat, bobot dan warna peristiwa yang bersangkutan. Peristiwa sejarah, dapat dinyatakan sebagai sejarah apabila terkait dengan waktu ini. Konsep yang paling melekat dengan waktu adalah ruang meskipun secara karakteristik konsep ruang lebih mendekat dengan geografi. Sejarah mengungkapkan kapan terjadinya sedang geografi merupakan petunjuk dimana peristiwa itu terjadi. c. Antropologi



Menurut E.A. Hoebel (Fairchild, H.P. dkk.: 1982:12), “Antropologi adalah suatu studi tentang manusia dengan kerjanya” Sedangkan Koentjaningrat (1990:11) juga secara singkat mengemukakan “Antropologi berarti ilmu tentang manusia”. Dua ungkapan diatas menyatakan bahwa antropologi adalah studi atau ilmu tentang manusia. Namun, kita dapat menafsirkan pernyataan itu selanjutnya, khusus yang dikemukakan Hoebel tentang kerjanya, yang dapat kita artikan sebagai kerja dalam arti kegiatan pikiran dan pemikiran yang berarti budaya serta kebudayaannya.Oleh karena itu, pengertian antropologi di sini lebih tepat dikatakan antropologi budaya, yang oleh Hoebel dikemukakan bahwa “Antropologi budaya itu tidak lain adalah studi tentang perilaku manusia” (Fairchild, dkk.: 1982:12)



d. Sosiologi Menurut Frank H.Hankins (Fairchild, H.P. dkk.:1982:302) mengumukakan: Sosiologi yaitu studi ilmiah tentang fenomena yang timbul dari hubungan kelompok umat manusia. Studi tentang manusia dan lingkungan insaninya dalam hubungan satu sama lain. Aliran sosiologi yang berbeda menentukan penekanan yang bervariasi berkenaan dengan factor-faktor yang berhubungan, sebagian menekankan hubungan di antara mereka sendiri seperti interaksi, asosiasi dan seterusnya, sedang kan aliran yang lain menekankan pada umat manusia dalam hubungan sosialnya, memfokuskan perhatian kepada hubungan social dalam berbagai peranan dan fungsinya. Sosiologi itu mempelajari manusia dalam konteks social yang melakukan interaksi sesamanya.Sesuai dengan sifat manusia yang dinamis, sudah pasti interaksi sosialnya juga mengalami perkembangan dan perubahan. Atas pembahasan singkat yang baru dikemukakan, dapat diketengahkan konsepkonsep dasar sosiologi sebagai berikut: 1. Interaksi social 2. Sosialisasi 3. Kelompok social 4. Perlapisan social 5. Proses social 6. Perubahan social 7. Mobilisasi sosial 8. Modernisasi 9. Patologi social 10. Dan konsep-konsep lain yang dapat digali sendiri dari kenyataan dan proses kehidupan sehari-hari.



e. Psikologi Sosial Psikologi social sebagai salahsatu bidang ilmu sosial, menurut Harold A. Phelps (Fairchild, H.P., dkk.: 1982:290).Psikologi social adalah suatu studi ilmiah tentang proses mental manusia sebagai makhluk social. Dengan demikian, objek yang dipelajari oleh psikologi social itu seperti telah dikemukakan tadi, meliputi perilaku manusia dalam konteks social yang terungkap pada perhatian, minat, kemauan, sikap mental, reaksi emosional, hargadiri, kecerdasan, penghayatan, kesadaran, dan demikian seterusnya.



2.3 Tujuan Pendidikan Konsep Dasar Ilmu Sosial Menurut KTSP 2006: 1. Agar siswa memiliki kemampuan mengenal konsep-konsep yang berkaitan dg kehidupan masyarakat dan lingkungannya. 2. Memiliki kemampuan dasar berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan sosial dalam kehidupan sosial. 3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan 4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dlm masyarakat majemuk, di tingkal lokal, nasional dan global. Berdasarkan pada falsafah pengetahuan dan keterampilan, dapat mengembangkan kreativitas dan tanggung jawab, dapat menyuburkan sikap demokrasi dan penuh tenggang rasa, dapat mengembangkan kecerdasan yang tinggi dan disertai budi pekerti yang luhur, mencintai bangsanya, dan mencintai sesama manusia sesuai ketentuan yang termaksuk dalam UUD 1945. Berkaitan dengan tujuan pendidikan di atas, kemudian apa tujuan dari pendidikan IPS yang akan dicapai? Tentu saja tujuan harus dikaitkan dengan kebutuhan dan disesuaikan dengan tantangan-tantangan kehidupan yang akan dihadapi anak. Berkaitaan dengan hal tersebut, kurikulum 2004 untuk tingkat SD menyatakan bahwa, Pengetahuan Sosial (sebutan IPS dalam kurikulum 2004), bertujuan untuk:   



Mengajarkan konsep-konsep dasar sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah, dan kewarganegaraan, pedagogis, dan psikologis. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan sosial Membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan







Meningkatkan kemampuan bekerja sama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, baik secara nasional maupun global.



Sejalan dengan tujuan tersebut tujuan pendidikan IPS menurut Nursid Sumaatmadja adalah “membina anak didik menjadi warga negara yang baik, yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kepedulian social yang berguna bagi dirinya serta bagi masyarakat dan negara” Sedangkan secara rinci Oemar Hamalik merumuskan tujuan pendidikan IPS berorientasi pada tingkah laku para siswa, yaitu : 1.      Pengetahuan dan Pemahaman, 2.      Sikap Hidup Belajar, 3.      Nilai-Nilai Sosial dan Sikap, dan 4.      Keterampilan. Tujuan utama ilmu pengetahuan sosial ialah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari, baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat. Tujuan tersebut dapat dicapai manakala programprogram pelajaran ips di sekolah di organisasikan secara baik. Dari rumusan tujuan tersebut dapat di rinci sebagai berikut (Awan Mutakin, dalam puskur, 2006: 4). a)      Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau lingkungannya, melalui pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah dan kebudayaan masyarakat. b)      Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu menggunakan metode yang di adaptasi dari ilmu-ilmu sosial yang kemudian dapat di gunakan untuk memecahkan masalah-masalah sosial. c)      Mampu menggunakan model-model dan proses berpikir serta membuat keputusan untuk menyelesaikan isu dan masalah yang berkembang di masyarakat. d)      Menaruh perhatian terhadap isu-isu dan masalah-masalah sosial, serta mampu membuat analisis yang kritis, selanjutnya mampu mengambil tindakan yang tepat. e)      Mampu mengembangkan berbagai potensi sehingga mampu membangun diri sendiri agar survive yang kemudian bertanggung jawab membangun masyarakat. f)      Memotivasi seseorang bertidak berdasarkan moral. g)      Fasilitator di dalam suatu lingkungan yang terbuka dan tidak bersifat menghakimi.



h)      Mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang baik dalam kehidupannya dan mengembangkan kemampuan siswa menggunakan penalaran dalam mengambil keputusan pada setiap persoalan yang di hadapinya. i)      Menekankan perasaan, emosi, dan derajat penerimaan atau penolakan siswa terhadap materi pembelajaran ips yang di berikan



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan IPS merupakan bidang studi yang cara pandangnya bersifat terpadu, artinya bahwa IPS merupakan perpaduan dari sejumlah mata pelajaran sejarah, geografi, sosiologi, antropologi, dan psikologi sosial. Adapun perpaduan ini disebabkan mata pelajaran-mata pelajaran tersebut mempunyai kajian yang sama yaitu manusia. Pendidikan IPS penting diberikan kepada siswa pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, karena siswa sebagai anggota masyarakat perlu mengenal masyarakat dan lingkungannya. Untuk mengenal masyarakat siswa dapat beljar melalui media cetak, media elektronika, maupun secara langsung melalui pengalaman hidupnya ditengah-tengah masyarakat. 3.2 Saran Dengan pengajaran IPS, diharapkan siswa dapat memiliki sikap peka dan tanggap untuk bertindak secara rasional dan bertanggungjawab dalam memecahkan masalah-masalah sosial yang dihadapi dalam kehidupannya. Siswa diharapkan mampu meningkatkan kemampuan bekerja sama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, baik secara nasional maupun global.



DAFTAR PUSTAKA NursyidSumaatmadja. (2006). KonsepDasar IPS. Jakarta. UT Fakih S., dan Bunyamin Maftuh. (1998). Konsep Dasar IPS. Jakarta.