Konsep Guided Imagery [PDF]

  • Author / Uploaded
  • aida
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KONSEP GUIDED IMAGERY (IMAJINASI TERBIMBING) A.



Pengertian Guided Imagery Imajinasi didefinisikan sebagai “penggunaan manfaat



kekuatan imajinasi secara sadar dengan maksud mengaktifkan penyembuhan biologis, psikologis, atau spiritual” (Kozier, 2010 : 499). Individu berespons baik terhadap citra yang dapat menghasilkan perubahan fisik, mental, emosional, dan spiritual. Sebagian besar citra tidak disadari dan dapat menghasilkan perubahan. Imajinasi yang disadari melibatkan penciptaan citra mental apa yang diinginkan dan dapat dibangkitkan dari ingatan, mimpi, khayalan, dan harapan. Meskipun sering kali dianggap sebagai visualisasi, imajinasi dapat melibatkan semua indra-melihat, mendengar, merasakan, meraba, atau bahkan mengecap citra yang tercipta. Imajinasi terbimbing (guided imagery) adalah sebuah teknik relaksasi yang bertujuan untuk mengurangi stres dan meningkatkan perasaan tenang dan damai serta merupakan obat penenang untuk situasi yang sulit dalam kehidupan. Imajinasi terbimbing atau imajinasi mental merupakan suatu teknik untuk mengkaji kekuatan pikiran saat sadar maupun tidak sadar untuk menciptakan bayangan gambar yang membawa ketenangan dan keheningan (National Safety Council, 2004).



Guided imagery adalah proses yang menggunakan



kekuatan pikiran dengan menggerakkan tubuh untuk menyembuhkan diri dan memelihara kesehatan atau rileks melalui komunikasi dalam tubuh melibatkan semua indra meliputi sentuhan, penciuman, penglihatan, dan pendengaran (Potter & Perry, 2005 : 1503).



B.



Dasar Guided Imagery Imajinasi merupakan bahasa yang digunakan oleh otak



untuk berkomunikasi dengan tubuh. Segala sesuatu yang kita lakukan akan diproses oleh tubuh melalui bayangan. Imajinasi terbentuk melalui rangsangan yang diterima oleh berbagai indera seperti gambar aroma, rasa suara dan sentuhan (Holistic-online, 2006). Respon tersebut timbul karena otak tidak mengetahui perbedaan antara bayangan dan aktifitas nyata. Penelitian membuktikan bahwa dengan menstimulasi otak melalui imajinasi dapat menimbulkan pengaruh langsung pada system saraf dan endokrin (Tusek, 2000).



C.



Manfaat Guided Imagery Guided imagery dapat bermanfaat untuk menurunkan



kecemasan, kontraksi otot dan menfasilitasi tidur (Black and Matassarin, 1998). Potter and Perry (2005: 1503) juga menyatakan imajinasi terbimbing (guided imagery) dapat meningkatkan tidur. Teknik guided



imagery digunakan untuk mengelola stres dan koping dengan cara



berkhayal atau membayangkan sesuatu. Menurut Townsend (1977), manfaat guided imagery diantaranya mengurangi stress dan kecemasan, mengurangi



nyeri, mengurangi efek samping, mengurangi tekanan darah tinggi, mengurangi level gula darah (diabetes), mengurangi alergi dan gejala pernapasan, mengurangi sakit kepala, mengurangi biaya rumah sakit, meningkatkan penyembuhan luka dan tulang, dan lain-lain (Rahmayanti, Yeni. N, 2010).



D.



Mekanisme Kerja Teknik Relaksasi Guided Imagery



Relaksasi dengan teknik guided imagery akan membuat tubuh lebih rileks dan nyaman dalam tidurnya. Dengan melakukan nafas dalam secara perlahan, tubuh akan menjadi lebih rileks. Perasaan rileks akan diteruskan ke hipotalamus untuk menghasilkan Corticotropin Releasing Factor (CRF). Selanjutnya CRF merangsang kelenjar



pituitary untuk meningkatkan produksi Proopioidmelanocortin (POMC) sehingga produksi enkephalin oleh medulla adrenal



meningkat. Kelenjar pituitary juga menghasilkan endorphin sebagai neurotransmitter yang mempengaruhi suasana hati menjadi rileks (Guyton and Hall, 2007 : 677). Imajinasi terbimbing (Guided Imagery) merupakan suatu teknik yang menuntut seseorang untuk membentuk sebuah bayangan/imajinasi tentang hal-hal yang disukai. Imajinasi yang terbentuk tersebut akan



diterima sebagai rangsang oleh berbagai indra, kemudian rangsangan tersebut akan dijalankan ke batang otak menuju sensor thalamus. Ditalamus rangsang diformat sesuai dengan bahasa otak, sebagian kecil rangsangan itu ditransmisikan ke amigdala dan hipokampus sekitarnya dan sebagian besar lagi dikirim ke korteks serebri, dikorteks serebri terjadi proses asosiasi pengindraan dimana rangsangan dianalisis, dipahami dan disusun menjadi sesuatu yang nyata sehingga otak mengenali objek dan arti kehadiran tersebut. Hipokampus berperan sebagai penentu sinyal sensorik dianggap penting atau tidak sehingga jika hipokampus memutuskan sinyal yang masuk adalah penting maka sinyal tersebut akan disimpan sebagai ingatan. Hal-hal yang disukai dianggap sebagai sinyal penting oleh hipokampus sehingga diproses menjadi memori. Ketika terdapat rangsangan berupa bayangan tentang hal-hal yang disukai tersebut, memori yang telah tersimpan akan muncul kembali dan menimbulkan suatu persepsi dari pengalaman sensasi yang sebenarnya, walaupun pengaruh / akibat yang timbul hanyalah suatu memori dari suatu sensasi (Guyton and Hall, 2007 : 678). Amigdala merupakan area perilaku kesadaran yang bekerja pada tingkat bawah sadar. Amigdala berproyeksi pada jalur system limbik seseorang dalam hubungan dengan alam sekitar dan pikiran. Berlandaskan pada informasi ini, amigdala dianggap membantu menentukan pola respon perilaku seseorang sehingga dapat menyesuaikan diri dengan setiap keadaan. Dari hipokampus rangsangan yang telah mempunyai makna dikirim ke amigdala. Amigdala mempunyai serangkaian tonjolan dengan reseptor yang disiagakan untuk berbagai macam neurotransmitter yang mengirim rangsangan kewilayah sentralnya sehingga terbentuk pola



respons perilaku yang sesuai dengan makna rangsangan yang diterima (Guyton & Hall, 2007: 678). Dengan relaksasi nafas dalam secara perlahan sehingga meningkatnya enkephalin dan endorphin dan dengan adanya suatu rangsangan berupa bayangan tentang hal-hal yang disukai, lansia akan merasa lebih rileks dan nyaman dalam tidurnya.



E.



Prosedur Teknik Relaksasi Guided Imagery



1.



Anjurkan klien mengenakan pakaian yang longgar.



2.



Tidur dengan posisi yang nyaman.



3.



Anjurkan klien untuk menutup mata dengan lembut.



4. Minta klien menarik napas dalam dan perlahan untuk menimbulkan relaksasi. 5. Minta klien untuk menggunakan seluruh pancaindranya dalam menjelaskan bayangan dan lingkungan bayangan tersebut. 6. Mulailah membayangkan tempat yang menyenangkan dan dapat dinikmati. 7.



Minta klien untuk menjelaskan perasaan fisik dan emosional



yang ditimbulkan oleh bayangannya, dan bantu klien untuk mengekplorasi respons terhadap bayangannya.



8.



Ulangi 10 sampai 15 menit sampai Anda tertidur.



9. Ciptakan lingkungan yang sunyi dan bebas dari gangguan (Berman, 2009). Sebaiknya dilakukan pada waktu kita kesulitan untuk memulai tidur. Untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam relaksasi, ada 3 hal yang harus diperhatikan, yaitu : posisi yang nyaman, pikiran yang tenang dan lingkungan yang nyaman. Dengan melakukan latihan selama tujuh hari, pemenuhan kebutuhan tidur dapat terpenuhi baik kualitas maupun kuantitasnya.



KULIAH NERS Senin, 30 Maret 2015



GUIDED IMAGERY AND MUSIC (GIM)



KONSEP GUIDED (GIM)



IMAGERY



AND



MUSIC



Bagi anda yang sedang banyak pikiran, mengalami nyeri, atau butuh relaksasi. Penulis akan memberikan sedikit informasi mengenai cara mengatasi hal tersebut, yaitu dengan guided imagery and music atau bisa disingkat dengan GIM. Seperti yang disebutkan pada bahasan konsep nyeri di blog ini, guided imagery dan terapi musik merupakan salah satu intervensi nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri, dan merupakan intervensi yang terpisah.



Beberapa ahli mendefinisikan guided imagery merupakan sebuah intervensi yang dirancang khusus untuk mencapai efek positif tertentu. Efek positif tertentu yang dimaksud disini misalnya pengurangan nyeri dan kecemasan. Dari namanya guided imagery atau dalam bahasa indonesia imajinasi terbimbing, anda bisa membayangkan bagaimana pelaksanaannya. Guided imagery, berarti imajinasi yang dibimbing, artinya kita dibantu seseorang untuk berimajinasi dan terfokus pada imajinasi tersebut, dalam hal ini yang membimbing disebut terapis. Jika anda pernah menonton acara televisi hipnotis yang dilakukan Uya Kuya atau Romi Rafael, anda akan mempunyai sedikit gambaran mengenai pelaksanaannya. Pelaksanaannya sedikit mirip dengan hipnoterapi. Akan tetapi Guided imagery ini secara keseluruhan mengajak kita untuk membayangkan hal-hal yang menyenangkan, seperti membayangkan diri sendiri bermain di tepi pantai, di padang rumput, atau sesuai dengan kesengangan masing-masing individu. Dengan membayangkan hal-hal yang menyenangkan maka tubuh akan memproduksi hormon yang sering didewa-dewakan, yaitu hormon endorfin. Hormon ini adalah hormon yang sangat berperan untuk mengurangi stres. Stress tidak hanya seperti pusing memikirkan pacar atau uang yang habis di akhir bulan. Stress juga bisa seperti nyeri atau trauma fisik.



Gambar 1 guided imagery (Djohan 2006)



Selanjutnya adalah terapi musik. Sangat sederhana, terapi ini hanya dengan cara mendengarkan musik yang disukai, akan tetapi tidak disarankan lagu-lagu dengan lirik galau, nanti bukannya tambah semangat tapi tambah melow. Penulis sendiri mengalami. Disitu kadang penulis merasa sedih.



Penjelasan di atas adalah gambaran mengenai guided imagery dan terapi musik. Selain itu, ada juga intervensi yang lebih menarik dari kedua intervensi diatas, yaitu GIM, yang merupakan gabungan dari keduanya. Sebenarnya GIM adalah intervensi yang sudah lama diciptakan. GIM diciptakan oleh Dr. Helen L. Bonny pada awal tahun 1970an.



Apa itu Guided imagery and music (GIM)? GIM adalah singakatan dari Guided imagery and music. Beberapa pendapat para ahli mengenai definisi GIM, diantaranya menurut Raley (2006) GIM adalah sebuah metode psikoterapi musik dengan mendengarkan musik klasik dalam keadaan santai untuk meningkatkan imajinasi dengan tujuan penyembuhan dan aktualisasi diri. Pendapat lain, Bee & Wyatt (2009) menjelaskan bahwa GIM mengombinasikan intervensi bimbingan imajiansi dan terapi musik. GIM dilakukan dengan memfokuskan fantasi atau imajinasi klien yang difaslilitasi dengan musik. Efek musik digunkan untuk memperkuat relaksasi klien sehingga imajinasi maupun sugesti yang diberikan akan mudah diinduksikan. Sedangkan menurut penciptanya senidir, Helen L. Bonny (1990) yang dikutip dari Mardis & Clark (2008), GIM adalah bentuk dari terapi musik yang memberikan kesempatan kepada seseorang untuk mengintegrasikan aspek emosi, mental, spritual dan fisik.



Secara sederhana GIM merupakan gabungan antara guided imagery dengan terapi musik atau guided imagery yang pelaksanaannya diiringi dengan musik, berimajinasi sambil mendengarkan musik.



Apa saja manfaat guided imagery and music (GIM)? Ada banyak manfaat GIM, beberapa penelitian telah membuktikan manfaat GIM, menurut Branon, Feist & Updegraff (2013) GIM dapat mengurangi nyeri. Selain itu Guided imagery juga dapat mengurangi (Sole, et al. 2013; Bonadies 2009; Kwekkeboom, et al. 2010).



Bagamaimana proses guided imagery and music (GIM)? Domenech & Montserrat (2008); Farrel (2010); Short (2003) menyebutkan GIM terdiri dari 4 fase. Fase yang pertama adalah prelude, pada fase ini pasien mengungkapkan keluhan yang sedang dirasakan kepada terapis dan memposisikan diri sebelum masuk ke alam bawah sadar. Fase yang kedua adalah induction, pada fase ini terapis akan memberikan sugesti verbal untuk merilekskan tubuh pasien dan mempersiapkan pasien untuk mendengarkan musik beserta bimbingan imajinasi. Fase yang ketiga adalah music-imagery experience, pada fase ini pasien akan diperdengarkan musik beserta bimbingan imajinasi. Fase yang keempat adalah fase postlude. Fase ini untuk mengakhiri proses GIM. Pada fase ini terapis akan memberikan sugesti positif kepada pasien yang akan membuat tubuh pasien lebih rileks dan segar, kemudian diikuti dengan proses hitungan beberapa detik untuk membawa pasien kembali pada keadaan semula dan membuka mata.



Teknik pemberian guided imagery and music (GIM)



Anda bisa melakukan GIM dimana saja asalkan pelaksanaannya di tempat dengan suasana yang tenang dan nyaman. Short (2003) menjelaskan GIM dalam penelitiannya dilakukan di ruangan yang tenang dan kondusif di rumah sakit, akan tetapi ada beberapa keadaan yang dapat mengganggu dalam proses pelaksanaan GIM, seperti interupsi dari orang maupun staf dan suara-suara mengganggu lainnya. Kedua hal ini berpotensi menyebabkan fokus anda terganggu selama intervensi berlangsung. Untuk mengatasi hal ini yang bisa anda lakukan adalah meningkatkan volume musik. Pelaksanaan GIM dapat dilakukan dengan posisi duduk atau berbaring dengan mata tertutup, akan tetapi dalam pelaksanaan standar GIM dilakukan dalam posisi berbaring. Posisi pelaksanaan GIM dapat disesuaikan sesuai dengan kenyamanan anda.



GIM dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung dilakukan oleh individu, sedangkan secara tidak langsung dilakukan dengan bantuan terapis atau alat bantu berupa rekaman audio. Menurut Djohan (2006) ada dua titik pandang dalam pelaksanaan GIM ini:



 Titik pandang 1, terapis akan membimbing klien kepada interpretasi imajinasinya dan ditujukan pada insight baru dari masalahnya



 klien



Titik pandan 2, terapis menelaah musik dan pengalaman imajinatif yang berlangsung dalam diri



GIM dapat dilakukan sendiri tanpa adanya bantuan dari seorang terapis. Rockefeller (2007); Tilberg et al. (2009) menjelaskan bahwa guided imagery biasanya diberikan oleh seorang terapis yang sudah terlatih, akan tetapi guided imagery juga bisa diberikan oleh petugas kesehatan manapun atau dilakukan oleh diri sendiri tanpa perlu pelatihan khusus jika dilakukan dengan menggunakan rekaman audio. Guided imagery juga sangat efektif ketika dilakukan dengan menggunakan rekaman audio. Rekaman audio berisi musik, panduan relaksasi dan membayangkan hal-hal yang menyenangkan bagi individu (Rakel 2012).



Banyak studi telah menunjukkan bahwa jenis musik untuk terapi musik tidak harus musik klasik. Musik klasik, pop, dan modern (dengan catatan musik tanpa vokal, periode tenang) digunakan pada terapi musik. Seperti yang dikatakan Good, et.al. (1999); (2001); Finnerty (2001); Wilgram (2002); Dunn (2004); Schou (2008); Nilsson (2009) dalam Novita (2012, p.45) jenis musik yang direkomendasikan selain instrumentalia musik klasik, bisa juga slow jazz, pop, folk, western coutry, easy listening, bisa juga disertai dengan unsur suara natural alam atau musik yang sesuai dengan budaya asal pasien.



Lama pemberian GIM bisa disesuaikan dengan kebutuhan anda, seperti yang dikemukakan oleh Short (2003) GIM dapat diberikan selama 15 menit sampai dengan 30 menit bahkan sampai 2 jam atau lebih tergantung dari durasi musik, konsentrasi pasien, dan seberapa cepat pasien merasa lelah.



Tidak semua orang boleh melakukan GIM! Walaupun GIM memberikan banyak manfaat, akan tetapi tidak semua orang boleh melakukan GIM. Beberapa diantaranya menurut Djohan (2006) pada seseorang dengan emosi yang tidak stabil, memiliki keterbatasan inteligensi, atau yang karena suatu dan lain hal tidak dapat menerima kenyataan. GIM membutuhkan kemampuan seseorang untuk mencerna dan fokus pada semua intrusksi yang ada pada script.



Jadi kesimpulannya, GIM adalah gabungan antara guided imagery dan terapi musik. GIM bermanfaat untuk mengurangi nyeri, stres, kecemasan, mengatasi gangguan tidur. GIM sebaiknya dilakukan di tempat yang tenang dan nyaman. GIM tidak harus dilakukan dengan bantuan seorang terapis, akan tetapi GIM juga bisa dilakukan sendiri asalkan dengan menggunakan GIM yang sudah direkam. GIM dapat dilakukan 15 menit sampai dengan 30 menit bahkan sampai 2 jam atau lebih tergantung dari durasi musik, konsentrasi pasien, dan seberapa cepat pasien merasa lelah. GIM tidak boleh dilakukan pada seseorang dengan emosi yang tidak stabil, memiliki keterbatasan inteligensi, atau yang karena suatu dan lain hal tidak dapat menerima kenyataan.



Berikut adalah contoh GIM yang penulis buat. Anda dapat mendownloadnya secara gratis (download contoh GIM)



Script dari contoh GIM di atas merupakan modifikasi dari beberapa sumber: penelitian yang dilakukan Sutrimo (2013), fase induction menggunakan script yang dikutip dari Joni (2013), dan postlude dari Nurindra (2013).



Semoga bermanfaat!



Daftar Pustaka



Beebe, LH & Wyatt, TH 2009, ‘Guided imagery & music using the Bonny method to evoke emotion & access the unconscious’, Journal of Psychosocial Nursing Vol 47, hal. 29-33, diakses 17 September 2013, http://e-resources.pnri.go.id/index.php?option=com_library&Itemid=53&key=1



Bonadies, V 2009, ‘Guided Imagery as A Therapeutic Recreation Modality to Reduce Pain and Anxiety’, Therapeutic Recreation Journal, Vol.43, no 2, hal. 43-55, diakses 30 September 2013, http://eresources.pnri.go.id:2058/docview/218637767/fulltextPDF/14191421940205A976F/1?accountid=25704



Branon, L, Feist, J & Updegraff, J, A 2013, Health psychology: an introduction to behavior and health, 8th edition, Cengage learning



Djohan 2006, Terapi Musik, Teori dan Aplikasi, Yogyakarta, Galangpress



Domenech, IG & Montserrat 2008, ‘The Effect of Music and Imagery to Induce Relaxation and Reduce Nausea and Emesis in Cancer Patients Undergoing Chemotherapy Treatment’, UMI Dissertations Publishing, hal. 119, diakses 30 September 2013, http://books.google.co.id/books?id=b5305jYNw6UC&printsec=frontcover&dq=The+Effect+of+Musi c+and+Imagery+to+Induce+Relaxation+and+Reduce+Nausea+and+Emesis+in+Cancer+Patients+Undergoin g+Chemotherapy+Treatment&hl=id&sa=X&ei=wtV5UpPGFdOciQf3zYHgAw&redir_esc=y#v=onepage&q=T he%20Effect%20of%20Music%20and%20Imagery%20to%20Induce%20Relaxation%20and%20Reduce%20Nause a%20and%20Emesis%20in%20Cancer%20Patients%20Undergoing%20Chemotherapy%20Treatment&f=false



Farrel, GO 2010, ‘Guided imagery through Music (GIM) Bonny Method in Psychotherapy’, Irish Association of Humanistic and Integrative Psychotherapy, diakses 14 November 2013 http://iahip.org/inside-out/issue-60-spring-2010/guided-imagery-through-music-gim-bonnymethod-in-psychotherapy



Joni, H 2013, ‘Hypnocaring Fundamental Workshop: A Journey to the Sub Conscious World’, tulisan di presentasikan pada perkualiahan Terapi Komplementer Fakultas Keperawawatan Program Studi Pendidikan Ners, 11 September 2013



Kwekkeboom, KL, Cherwin, CH, Lee, JW & Wanta, B 2010, ‘Mind-Body Treatments for the Pain-FatigueSleep Disturbance Symptom Cluster in Persons with Cancer’, Journal of Pain and Symptom management, Vol 39, diakses 17 September 2013, http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0885392409007933



Mardis, LK & Clark, M 2008, 'The Bonny Methode', AMI-Association for Music & Imagery, diakses 21 Maret 2015, http://ami-bonnymethod.org/the-bonny-method-2/



Novita, D 2012, ‘Pengaruh Terapi Musik terhadap Nyeri Post Operasi Open Reduction and Internal Fixation (ORIF) di RSUD DR. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung’, tesis, Universitas Indonesia



Nurindra, Y 2013, Free MP3, ‘Yan Nurindra 2013, http://www.hipnotis.net/free-mp3/



School of Hypnotism’, diakses 7



Desember



Raley, S 2006,’The Experience of Healing in the Bonny Method of Guided imagery and Music’, Proquest, hal. 1, diakses 30 September 2013 http://eresources.pnri.go.id/index.php?option=com_library&Itemid=53&key=1



Rakel, D 2012, Integrative Medicine, 3rd edition, Elsevier, Philadelphia



Rockefeller, K 2007, Visualize Confidence: How to Use Guided Imgaery to overcome Self-Doubt. New Harbinger Publication, Oakland



Short, AE 2003, ‘Holistic Aspects of Rehabilitation Post-Cardiac Surgery in The Bonny Method of Guided imagery and Music’, UTSePress Publishing, hal. 42-266, diakses 14 November 2013, http://epress.lib.uts.edu.au/research/handle/2100/238



Sole,ML, Klein, DG & Moseley MJ 2013, Introduction to Critical Care Nursing, 6th edition, Elsevier, Missouri



Tilberg, MAL, Chitkara, DK, Palsson, OS, Turner, M, Martin, NB, Ulshern, M & Whitehed, WE 2009, ‘Audio-Recorded Guided imagery Treatment Reduces Functional Abdominal Pain in Children: A Pilot Study’, Pediatrics, Vol. 124, No. 5, hal. 891, diakses 1 Januari 2014 http://pediatrics.aappublications.org/search?fulltext=guided+imagery&submit=yes&x=0&y=0 Diposting oleh Ryan Reza Falupi di 06.39 Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest



2 komentar: 1. ILYAS AFSOH18 Januari 2017 00.55 Komplit HIPNOTIS SEMARANG



sekali



penjelasannya



Balas



2. NASI KUNING SEMARANG 0857.4013.90665 Juli 2017 01.13 mantap



seklai



Catering Semarang Balas Tambahkan komentar Posting LamaBeranda Langganan: Posting Komentar (Atom) Mengenai Saya



Ryan Reza Falupi Lihat profil lengkapku Arsip Blog



 o  



▼ 2015 (2) ▼ Maret (2) GUIDED IMAGERY AND MUSIC (GIM) Konsep Nyeri Pages - Menu







Beranda



Popular Posts







Konsep Nyeri



,,,,ners



?



Adakah diantara anda yang tidak pernah mengalami nyeri? Anda sungguh beruntung jika demikian, akan tetapi semua pasti p...







GUIDED IMAGERY AND MUSIC (GIM) KONSEP GUIDED IMAGERY AND MUSIC (GIM) atau butuh relak...



Bagi anda yang sedang banyak pikiran, mengalami nyeri,



Blog Archive



 o  



▼ 2015 (2) ▼ Maret (2) GUIDED IMAGERY AND MUSIC (GIM) Konsep Nyeri About Blogger news Blogger templates Blogroll



Tema Sederhana. Diberdayakan oleh Blogger.