Konsep Kepemimpinan - Kel2 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS MATA KULIAH MANAGEMENT ORGANISASI DAN KEPEMIMPINAN “ KONSEP KEPEMIMPINAN “



Di Susun Oleh : Ashila Nur Aulia R



(P27824419006)



Halimatus Sa’diyah



(P27824419018)



Nabila Antikasari



(P27824419031)



Nikita Wahyu Tigana



(P27824419036)



Virhaq Siti Azijah



(P27824419048)



KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA JURUSAN KEBIDANAN PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN TAHUN 2021/2022



KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu. Makalah ini merupakan tugas kelompok bagi mahasiswa prodi D4 Kebidanan Kampus Sutomo Poltekkes Kemenkes Surabaya untuk memenuhi tugas mata kuliah Management Organisasi dan Kepemimpinan. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada : 1. Astuti Setiyani , SST., M.Kes., selaku ketua jurusan kebidanan Kampus Poltekkes Kemenkes Surabaya 2. Dwi Purwanti, S.Kp., SST., M.Kes., selaku ketua prodi D4 Kebidanan Kampus Poltekkes Kemenkes Surabaya 3. Dr. Mamik, SKM.,M.Kes. selaku dosen mata kuliah Management Organisasi dan Kepemimpinan Kampus Poltekkes Kemenkes Surabaya 4. Seluruh pihak yang turut membantu dan kerja sama dalam menyelesaikan makalah yang berjudul konsep kepemimpinan. Surabaya, 21 Juli 2021



Penulis



i



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ........................................................................................ii DAFTAR ISI ......................................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN 1.1



Latar Belakang....................................................................................1



1.2



Rumusan Masalah...............................................................................2



1.3



Tujuan Praktik.....................................................................................2



BAB II KONSEP HIPERTENSI PADA LANSIA 2.1



Definisi Kepeminpinan.......................................................................3



2.2



Gaya Kepemimpinan..........................................................................4



2.3



Pendekatan dalam Kepemimpinan......................................................6



BAB III PENUTUP 3.1



Kesimpulan.........................................................................................8



3.2



Saran...................................................................................................8



DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................9



ii



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kepemimpinan merupakan salah satu perkara yang sering dihadapi saat ini. Pentingnya manajemen sebagai suatu alat dalam kehidupan manusia selalu menjadi pertimbangan khusus, yang dalam kasus ini dipusatkan pada pemimpin. Seorang pemimpin merupakan sistem penggerak suatu pekerjaan, dimana ia memiliki keahlian untuk mengaplikasikan fungsi manajemen dalam keputusan yang dibuat, maka kekuasaan kepemimpinan dalam organisasi bahkan dalam politik dapat mempengaruhi organisasi melalui policy (aturan) dan regulasi (kebijaksanaan) yang dapat mempermudah pencapaian tujuan dari organisasi itu secara efektif dan efisien. Kepemimpinan dalam suatu organisasi merupakan faktor pendukung yang sangat berpengaruh dalam mencapai tujuan organisasi. Kepemimpinan diharapkan dapat menggerakkan seluruh komponen dan mengatur tindakan seluruh anggota dalam organisasi. Semua jenis kepemimpinan tersebut merujuk pada tujuan yang sama, yakni keberhasilan organisasi dan anggotanya. Salah satu masalah yang paling populer dewasa ini adalah masalah kepemimpinan. Pentingnya manajemen merupakan salah satu alat dalam kehidupan suatu organisasi, terutama dalam bidang kehidupan manusia selalu mendapat perhatian khusus. Dalam hal ini selalu dititik beratkan kepada pimpinan. Pimpinanlah yang merupakan motor penggerak dari sesuatu usaha atau kegiatan. Pimpinan tersebut harus mampu melaksanakan fungsi-fungsi manajemen, terutama dalam pengambilan keputusan dan kebijaksanaan yang dapat mempermudah pencapaian tujuan dari organisasi itu secara efektif dan efisien. Bertitik tolak dari hal-hal tersebut, maka berhasil tidaknya suatu usaha pencapaian tujuan yang telah ditentukan itu sebagian besar akan ditentukan oleh kemampuan pimpinan yang memegang peranan penting dalam rangka menggerakkan orang-orang bawahannya, Keterampilan kepemimpinan (Leadership Skill) yang baik dan efektif sangat penting untuk membangun, mendorong dan mempromosikan budaya dalam perusahaan yang kuat dan akhirnya mencapai kesuksesan. Dengan demikian, keterampilan kepemimpinan diperlukan untuk memaksimalkan efisiensi dan mencapai tujuan organisasi. Sebuah organisasi hanya akan berkembang dan maju apabila cepat tanggap terhadap perubahan yang pasti akan terjadi. Pemimpin masa kini dan masa depan



1



dituntut untuk tidak sekedar bersikap luwes dan beradaptasi dengan lingkungan yang bergerak sangat dinamis, akan tetapi juga mampu mengantisipasi berbagai bentuk perubahan dan secara proaktif menyusun berbagai program perubahan yang diperlukan. 1.2 Tujuan 1.2.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui konsep kepemimpinan 1.2.2 Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui definisi konsep kepemimpinan 2. Untuk mengetahui gaya kepemimpinan 3. Untuk mengetahui pendekatan kepemimpinan 1.3 Rumusan Masalah Bagaimana definisi, gaya, dan pendekatan dalam konsep kepemimpinan itu ? 1.4 Sistematika Penulisan Bab 1 : Pendahuluan Bab 2 : Pembahasan Bab 3 : Penutup Daftar pustaka



2



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Definisi Kepemimpinan Seorang pemimpin adalah seseorang yang karena kecakapan – kecakapan pribadinya dengan atau tanpa pengangkatan resmi dapat mempengaruhi kelompok yang dipimpinnya untuk mengerahkan usaha bersama kearah pencapaian sasaran – sasaran tertentu (Chaniago, 2017) Kepemimpinan adalah proses pelaksanaan tugas dan kewajiban individu. Kepemimpinan merupakan sifat dari pemimpin dalam memikul tanggung jawabnya secara moral dan legal formal atas seluruh pelaksanaan wewenangnya yang telah didelegasikan kepada orang-orang yang dipimpinnya. Menurut Griffin dan Ebert, kepemimpinan (leadership) adalah proses memotivasi orang lain untuk mau bekerja dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. (Rifa’i, 2019) Para ahli memberikan definisi kepemimpinan, antara lain: a. Miftah



Thoha



menyatakan



“kepemimpinan



adalah



kegiatan



untuk



mempengaruhi perilaku orang lain, atau seni mempengaruhi perilaku manusia, baik perseorangan b. maupun kelompok.” c. Hadari melihat kepemimpinan dari dua konteks yaitu “struktural dan nonstruktural. Dalam konteks struktural kepemimpinan diartikan sebagai proses pemberian motivasi agar orang-orang yang dipimpin melakukan kegiatan dan pekerjaan sesuai dengan d. program yang telah ditetapkan. Adapun dalam konteks nonstruktural kepemimpinan dapat diartikan sebgai proses mempengaruhi pikiran, perasaan, tingkah laku, dan mengerahkan semua fasilitas untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama”. e. Tanembaum dan Massarik menjelaskan “kepemimpinan adalah suatu proses atau fungsi sebagai suatu peran yang memerintah”. f. Harold Kontz mendefinisikan kepemimpinan sebagai “pengaruh, seni atau proses mempengaruhi orang sehingga mereka akan berusaha mencapai tujuan g. kelompok dengan kemauan dan antusias”. h. e. Frigon mengungkapkan “leadership is the art and sciene of getting others to perform and achieve vision”. 3



i. f. Nanus berpendapat “leadership role in policy formation has a solid foundation in practice and is safely short of usurfing a governing broad’s prerogrative in establishing policy”. j. g. Overton menyatakan“leadership is ability to get work done and through others while gaining then confidence and cooperation”. (Badu dan Djafri, 2017) 2.2 Gaya Kepemimpinan Prasetyo berpendapat “gaya kepemimpinan adalah cara yang digunakan dalam proses kepemimpinan yang diimplementasikan dalam perilaku kepemimpinan seseorang untuk mempengaruhi orang lain untuk bertindak sesuai dengan apa yang dia inginkan”. Lebih lanjut, Flippo (1987) mengungkapkan “gaya kepemimpinan juga dapat didefinisikan sebagai pola tingkah laku yang dirancang untuk mengintegrasikan tujuan organisasi dengan tujuan individu untuk mencapai suatu tujuan tertentu” (Badu dan Djafri, 2017). Tiga gaya kepemimpinan yang disimpulkan oleh Lewin menurut University of Iowa Studies yang dikutip Robbins dan Coulter (2002) ialah “gaya kepemimpinan autokratis, gaya kepemimpinan demokratis, gaya kepemimpinan” Laissez-Faire (Kendali Bebas) dalam buku Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi (Badu dan Djafri, 2017) : A. Gaya pemimpin yang mendasarkan keputusan dan kebijakan dari dirinya secara penuh merupakan gaya kepemimpinan autokratis. Menurut Rivai (2003, p.61) “kepemimpinan autokratis adalah gaya kepemimpinan yang menggunakan metode pendekatan kekuasaan dalam mencapai keputusan dan pengembangan strukturnya, sehingga kekuasaanlah yang paling diuntungkan dalam organisasi”. Robbins dan Coulter (2002) juga menyatakan “gayakepemimpinan autokratis mendeskripsikan pemimpin yang cenderung memusatkan kekuasaan kepada dirinya sendiri, mendikte bagaimana tugas harus diselesaikan, membuat keputusan secara sepihak, dan meminimalisasi partisipasi karyawan” 



Kelebihan: 1) Semua kebijakan ditentukan oleh pemimpin. 2) Cara dan langkah pelaksanaan kegiatan diperintah oleh pimpinan setiap waktu yang membuat langkah kedepannya tidak menentu untuk tingkatan yang lebih tinggi.



4



3) Pemimpin biasanya membagi tugas kerja bagian dan kerjasama setiap anggota. 



Kelemahan : 1) Pemimpin kurang memperhatikan kebutuhan bawahan. 2) Komunikasi hanya satu arah yaitu ke bawah saja. 3) Pemimpin menjadi pihak yang dipuji dan dikecam terhadap pekerjaan yang dilakukan anggotanya. 4) Pemimpin tidak terlibat dalam partisipasi kelompok aktif kecuali bila menunjukkan kemampuannya.



B. Gaya kepemimpinan demokratis atau partisipatif merupakan Gaya pemimpin yang memberikan kewenangan secara luas adil dan luas. Gaya ini menuntun pemimpin untuk melibatkan anggota sebagai tim yang utuh dalam menyelesaikan perkara yang dihadapi. Pemimpin memberikan segala informasi terkait tugas, pekerjaan dan tanggung jawab anggotanya. 



Kelebihan : 1) Lebih memperhatikan bawahan untuk mencapai tujuan organisasi. 2) Setiap kebijakan diberikan pada kelompok diskusi dan pemimpin membantu pengambilan keputusan. 3) Kelompok



membahas



tentang



kegiatan



yang



akan



dilakukan,



mempersiapkan tujuan, dan bila perlu pemimpin memberikan saran terkait petunjuk teknis pelaksanaan dengan langkah-langkah alternatif yang bisa dipilih. 4) Anggota kelompok bebas bekerja dengan tim pilihan mereka dan pembagian tugas ditetapkan kelompok. 5) Menekankan dua hal yaitu bawahan dan tugas. 6) Pemimpin



menjadi



anggota



kelompok



biasa



yang



tidak



perlu



melaksanakan banyak tugas, serta ia merupakan obyektif atau factminded dalam pujian dan kecamannya. C. Gaya kepemimpinan Laissez-faire (kendali bebas) merujuk pada pemimpin yang hanya ikut serta dalam jumlah kecil dimana anggotalah yang berperan aktif dalam menetapkan tujuan dan cara menyelesaikan masalah yang timbul. “Gaya kepemimpinan kendali bebas mendeskripsikan pemimpin yang secara keseluruhan memberikan karyawannya atau kelompok kebebasan dalam pembuatan keputusan



5



dan menyelesaikan pekerjaan menurut cara yang menurut karyawannya paling sesuai” (Robbins dan Coulter, 2002; Badu dan Djafri, 2017). 



Kelebihan 1) Anggota kelompok secara bebas mengambil keputusan dengan keterlibata minimal dari pimpinan. 2) Bahan yang disediakan oleh pemimpin membuat anggota selalu siap bila dia akan memberikan informasi saat menjawab pertanyaan. 3) Anggota kelompok membuat keputusan yang sesuai dengan pencapaian tujuan.







Kelemahan : 1) Sama sekali tidak ada partisipasi dari pemimpin dalam penentuan tugas. 2) Kritikan yang secara impulsif diberikan kepada anggota kelompok atau pertanyaan yang tidak bermaksud mengatur suatu peristiwa. 3) Pemimpin membiarkan bawahannya untuk mengatur dirinya sendiri. 4) Pemimpin hanya menentukan kebijaksanaan dan tujuan umum.



2.3 Pendekatan dalam Kepemimpinan Terdapat empat pendekatan kepemimpinan : 1. Pendekatan Sifat Kesuksesan dan kegagalan pemimpin ditentukan oleh sifat yang dimilikinya sejak lahir. 2. Pendekatan Keahlian Individu pemimpin merupakan fokus dari pendekatan keahlian dan pendekatan sifat. Namun, jika pendekatan sifat berhubungan dengan karakter pribadi pemimpin yang dibawanya sejak lahir, maka pendekatan keahlian berpusat pada kemahiran dan kemampuan yang dapat dipelajari dan dikembangkan oleh seseorang yang ingin menjadi pemimpin. Jika pendekatan sifat mempertanyakan siapa saja yang mampu untuk menjadi pemimpin, maka pendekatan keahlian mempertanyakan apa yang harus diketahui untuk menjadi seorang pemimpin. Kemampuan seseorang untuk mengaplikasikan pengetahuan dan kompetensi yang dimilikinya untuk mencapai tujuan merupakan pengertian dari pendekatan keahlian. 3. Pendekatan Perilaku



6



Pendekatan perilaku berdasarkan pada pemikiran bahwa sikap dan gaya kepemimpinan mampu menentukan kesuksesan atau kegagalan seorang pemimpin. Sikap dan gaya kepemimpinan tersebut terlihat dari kehidupannya sehari-hari, cara ia memberi perintah, membagi tugas dan wewenangnya, cara berkomunikasi, cara mendorong semangat kerja bawahan, cara memberi bimbingan dan pengawasan, cara membina disiplin kerja bawahan, cara menyelenggarakan dan memimpin rapat anggota, cara mengambil keputusan dan sebagainya. 4. Pendekatan Situasional Pendekatan situasional atau pendekatan kontingensi didasarkan pada pendapat tentang kesuksesan kepemimpinan tidak hanya dipengaruhi oleh perilaku pemimpin saja. Setiap organisasi mempunyai karakter khusus dan unik yang bahkan organisasi sejenispun akan menghadapi isu-isu yang bervariasi karena lingkungan, semangat, watak dan situasi yang berbeda ini harus ditindaklanjuti dengan perilaku kepemimpinan (Badu dan Djafri, 2017).



7



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Kepemimpinan adalah proses pelaksanaan tugas dan kewajiban individu. Kepemimpinan merupakan sifat dari pemimpin dalam memikul tanggung jawabnya secara moral dan legal formal atas seluruh pelaksanaan wewenangnya yang telah didelegasikan kepada orang-orang yang dipimpinnya. Menurut Griffin dan Ebert, kepemimpinan (leadership) adalah proses memotivasi orang lain untuk mau bekerja dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. (Rifa’i, 2019). Terdapat tiga gaya kepemimpinan yang disimpulkan oleh Lewin menurut University of Iowa Studies yang dikutip Robbins dan Coulter (2002) ialah “gaya kepemimpinan autokratis, gaya kepemimpinan demokratis, gaya kepemimpinan” Laissez-Faire (Kendali Bebas) dalam buku Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi (Badu dan Djafri, 2017). Terdapat empat pendekatan didalam kepemimpinan, Pendekatan Sifat, Pendekatan Keahlian, Pendekatan Perilaku, dan Pendekatan Situasional, (Badu dan Djafri, 2017).



8



DAFTAR PUSTAKA Rifa’i, Muhammad. 2019. Manajemen Organisasi Pendidikan. Malang:CV Humanis Badu, Syamsu Q dan Djafri, Novianty. 2017. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Gorontalo:Ideas Publishing Chaniago, Aspizain. 2017. Pemimpin dan Kepemimpinan (Pendekatan Teori & Studi Kasus). Jakarta;Lentera Ilmu Cendekia



9



Soal Jawab 1. Suatu kegiatan untuk mempengaruhi perilaku orang lain atau seni mempengaruhi perilaku manusia baik perseorangan maupun kelompok merupakan definisi kepemimpinan menurut….. a. Miftah Thoha b. Tanembaum dan Massarik c. Nanus d. Hadari e. Frigon Pembahasan : Para ahli memberikan definisi kepemimpinan, antara lain: a. Miftah



Thoha



menyatakan



“kepemimpinan



adalah



kegiatan



untuk



mempengaruhi perilaku orang lain, atau seni mempengaruhi perilaku manusia, baik perseorangan maupun kelompok.” b. Hadari melihat kepemimpinan dari dua konteks yaitu “struktural dan nonstruktural. Dalam konteks struktural kepemimpinan diartikan sebagai proses pemberian motivasi agar orang-orang yang dipimpin melakukan kegiatan dan pekerjaan sesuai dengan program yang telah ditetapkan. Adapun dalam konteks nonstruktural kepemimpinan dapat diartikan sebgai proses mempengaruhi pikiran, perasaan, tingkah laku, dan mengerahkan semua fasilitas untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama”. c. Tanembaum dan Massarik menjelaskan “kepemimpinan adalah suatu proses atau fungsi sebagai suatu peran yang memerintah”. d. Harold Kontz mendefinisikan kepemimpinan sebagai “pengaruh, seni atau proses mempengaruhi orang sehingga mereka akan berusaha mencapai tujuan kelompok dengan kemauan dan antusias”. e. Frigon mengungkapkan “leadership is the art and sciene of getting others to perform and achieve vision”.



10



f. Nanus berpendapat “leadership role in policy formation has a solid foundation in practice and is safely short of usurfing a governing broad’s prerogrative in establishing policy”. g. Overton menyatakan“leadership is ability to get work done and through others while gaining then confidence and cooperation”. (Badu dan Djafri, 2017) 2. Berikut merupakan pengertian dari kepemimpinan, kecuali…. a. Seseorang yang karena kecakapan – kecakapan pribadinya dengan atau tanpa



pengangkatan resmi dapat mempengaruhi kelompok yang dipimpinnya b. Cara yang digunakan dalam proses kepemimpinan yang diimplementasikan dalam



perilaku kepemimpinan seseorang untuk mempengaruhi orang lain untuk bertindak sesuai dengan apa yang dia inginkan c. Proses pelaksanaan tugas dan kewajiban individu. d. Proses memotivasi orang lain untuk mau bekerja dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan e. Jawaban A dan B Salah Pembahasan : Kepemimpinan



adalah



proses



pelaksanaan



tugas



dan



kewajiban



individu.



Kepemimpinan merupakan sifat dari pemimpin dalam memikul tanggung jawabnya secara moral dan legal formal atas seluruh pelaksanaan wewenangnya yang telah didelegasikan kepada orang-orang yang dipimpinnya. Menurut Griffin dan Ebert, kepemimpinan (leadership) adalah proses memotivasi orang lain untuk mau bekerja dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. (Rifa’i, 2019) 3. Gaya pemimpin yang mendasarkan keputusan dan kebijakan dari dirinya secara penuh merupakan gaya kepemimpinan…. a. Demokratis b. Autokratis c. Autorital d. Kendali bebas e. Kendali Terbatas Pembahasan : Gaya pemimpin yang mendasarkan keputusan dan kebijakan dari dirinya secara penuh merupakan



gaya



kepemimpinan



autokratis.



Menurut



Rivai



(2003,



p.61)



“kepemimpinan autokratis adalah gaya kepemimpinan yang menggunakan metode pendekatan kekuasaan dalam mencapai keputusan dan pengembangan strukturnya, 11



sehingga kekuasaanlah yang paling diuntungkan dalam organisasi”. Robbins dan Coulter (2002) juga menyatakan “gaya kepemimpinan autokratis mendeskripsikan pemimpin yang cenderung memusatkan kekuasaan kepada dirinya sendiri, mendikte bagaimana tugas harus diselesaikan, membuat keputusan secara sepihak, dan meminimalisasi partisipasi karyawan” 4. Tiga gaya kepemimpinan yang disimpulkan oleh Lewin adalah…. a. Gaya kepemimpinan autokratis, gaya kepemimpinan kendali terpisah, gaya kepemimpinan laissez faure b. Gaya



kepemimpinan



demokratis,



gaya



kepemimpinan



autokratis,



gaya



kepemimpinan kendali bebas c. Gaya kepemimpinan kendali bebas, gaya kepemimpinan autoktaris, gaya kepemimpinan autorital d. Gaya kepemimpinan demokratis, gaya kepemimpinan kendali terbatas, gaya kepemimpinan autorital e. Gaya kepemimpinan kendali bebas, gaya kepemimpinan kendali terpisah, gaya kepemimpinan kendali terbatas Pembahasan : Tiga gaya kepemimpinan yang disimpulkan oleh Lewin menurut University of Iowa Studies yang dikutip Robbins dan Coulter (2002) ialah “gaya kepemimpinan autokratis, gaya kepemimpinan demokratis, gaya kepemimpinan Laissez-Faire (Kendali Bebas)” dalam buku Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi (Badu dan Djafri, 2017) 5. Kritikan yang secara impulsif diberikan kepada anggota kelompok atau pertanyaan yang tidak bermaksud mengatur suatu peristiwa, merupakan kelemahan dari gaya kepemimpinan…. a. Demokratis b. Autokratis c. Kendali Terpisah d. Kendali Bebas e. Kendali Terbatas Pembahasan : Gaya kepemimpinan Laissez-faire (kendali bebas) merujuk pada pemimpin yang hanya ikut serta dalam jumlah kecil dimana anggotalah yang berperan aktif dalam menetapkan tujuan dan cara menyelesaikan masalah yang timbul. “Gaya 12



kepemimpinan kendali bebas mendeskripsikan pemimpin yang secara keseluruhan memberikan karyawannya atau kelompok kebebasan dalam pembuatan keputusan dan menyelesaikan pekerjaan menurut cara yang menurut karyawannya paling sesuai” (Robbins dan Coulter, 2002; Badu dan Djafri, 2017). 



Kelebihan 1) Anggota kelompok secara bebas mengambil keputusan dengan keterlibata minimal dari pimpinan. 2) Bahan yang disediakan oleh pemimpin membuat anggota selalu siap bila dia akan memberikan informasi saat menjawab pertanyaan. 3) Anggota kelompok membuat keputusan yang sesuai dengan pencapaian tujuan.







Kelemahan : 1) Sama sekali tidak ada partisipasi dari pemimpin dalam penentuan tugas. 2) Kritikan yang secara impulsif diberikan kepada anggota kelompok atau pertanyaan yang tidak bermaksud mengatur suatu peristiwa. 3) Pemimpin membiarkan bawahannya untuk mengatur dirinya sendiri. 4) Pemimpin hanya menentukan kebijaksanaan dan tujuan umum.



6. Kelebihan gaya kepemimpinan demokratis atau partisipatif…. a. Komunikasi hanya satu arah yaitu ke bawah saja. b. Pemimpin biasanya membagi tugas kerja bagian dan kerjasama setiap anggota. c. Pemimpin hanya menentukan kebijaksanaan dan tujuan umum. d. Semua kebijakan ditentukan oleh pemimpin e. Menekankan 2 hal yaitu bawahan dan tugas Pembahasan : Gaya kepemimpinan demokratis atau partisipatif merupakan Gaya pemimpin yang memberikan kewenangan secara luas adil dan luas. Gaya ini menuntun pemimpin untuk melibatkan anggota sebagai tim yang utuh dalam menyelesaikan perkara yang dihadapi. Pemimpin memberikan segala informasi terkait tugas, pekerjaan dan tanggung jawab anggotanya. 



Kelebihan : 1) Lebih memperhatikan bawahan untuk mencapai tujuan organisasi. 2) Setiap kebijakan diberikan pada kelompok diskusi dan pemimpin membantu pengambilan keputusan. 13



3) Kelompok membahas tentang kegiatan yang akan dilakukan, mempersiapkan tujuan, dan bila perlu pemimpin memberikan saran terkait petunjuk teknis pelaksanaan dengan langkah-langkah alternatif yang bisa dipilih. 4) Anggota kelompok bebas bekerja dengan tim pilihan mereka dan pembagian tugas ditetapkan kelompok. 5) Menekankan dua hal yaitu bawahan dan tugas. 6) Pemimpin menjadi anggota kelompok biasa yang tidak perlu melaksanakan banyak tugas, serta ia merupakan obyektif atau fact-minded dalam pujian dan kecamannya. 7. “Gaya kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai pola tingkah laku yang dirancang untuk mengintegrasikan tujuan organisasi dengan tujuan individu untuk mencapai suatu tujuan tertentu” Kutipan tersebut merupakan pendapat dari…. i.



Robbins dan Coulter



ii.



Prasetyo



iii.



Rifa’i



iv.



Flippo



v.



Badu dan Djafri



Pembahasan : Prasetyo berpendapat “gaya kepemimpinan adalah cara yang digunakan dalam proses kepemimpinan yang diimplementasikan dalam perilaku kepemimpinan seseorang untuk mempengaruhi orang lain untuk bertindak sesuai dengan apa yang dia inginkan”. Lebih lanjut, Flippo (1987) mengungkapkan “gaya kepemimpinan juga dapat didefinisikan sebagai pola tingkah laku yang dirancang untuk mengintegrasikan tujuan organisasi dengan tujuan individu untuk mencapai suatu tujuan tertentu” (Badu dan Djafri, 2017). 8. Terdapat 2 konteks kepemimpinan menrut Hadari yaitu… 1. Struktural dan Intrastruktural 2. Intrastruktural dan Ekstrasruktural 3. Struktural dan Non struktural 4. Non struktural dan Intrastruktural 5. Struktural dan Eksrastruktural Pembahasan : Hadari melihat kepemimpinan dari dua konteks yaitu “struktural dan nonstruktural. Dalam konteks struktural kepemimpinan diartikan sebagai proses pemberian motivasi 14



agar orang-orang yang dipimpin melakukan kegiatan dan pekerjaan sesuai dengan program yang telah ditetapkan. Adapun dalam konteks nonstruktural kepemimpinan dapat diartikan sebgai proses mempengaruhi pikiran, perasaan, tingkah laku, dan mengerahkan semua fasilitas untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama”. 9. Yang merupakan 4 Pendekatan Kepemimpinan…. a. Pendekatan keahlian, pendekatan perilaku, pendekatan situasional, pendekatan spiritual b. Pendekatan sifat, pendekatan keahlian, pendekatan spiritual, pendekatan psikologis c. Pendekatan situasional, pendekatan perilaku, pendekatan sifat, pendekatan spiritual d. Pendekatan psikologis, pendekatan keahlian, pendekatan sifat, pendekatan situasional e. Pendekatan perilaku, pendekatan sifat, pendekatan situasional, pendekatan keahlian Pembahasan : Terdapat empat pendekatan kepemimpinan : 1. Pendekatan Sifat Kesuksesan dan kegagalan pemimpin ditentukan oleh sifat yang dimilikinya sejak lahir. 2. Pendekatan Keahlian Individu pemimpin merupakan fokus dari pendekatan keahlian dan pendekatan sifat. Namun, jika pendekatan sifat berhubungan dengan karakter pribadi pemimpin yang dibawanya sejak lahir, maka pendekatan keahlian berpusat pada kemahiran dan kemampuan yang dapat dipelajari dan dikembangkan oleh seseorang yang ingin menjadi pemimpin. Jika pendekatan sifat mempertanyakan siapa saja yang mampu untuk menjadi pemimpin, maka pendekatan keahlian mempertanyakan apa yang harus diketahui untuk menjadi seorang pemimpin. Kemampuan seseorang untuk mengaplikasikan pengetahuan dan kompetensi yang dimilikinya untuk mencapai tujuan merupakan pengertian dari pendekatan keahlian. 3. Pendekatan Perilaku Pendekatan perilaku berdasarkan pada pemikiran bahwa sikap dan gaya kepemimpinan mampu menentukan kesuksesan atau kegagalan seorang pemimpin. Sikap dan gaya kepemimpinan tersebut terlihat dari kehidupannya sehari-hari, cara 15



ia memberi perintah, membagi tugas dan wewenangnya, cara berkomunikasi, cara mendorong semangat kerja bawahan, cara memberi bimbingan dan pengawasan, cara membina disiplin kerja bawahan, cara menyelenggarakan dan memimpin rapat anggota, cara mengambil keputusan dan sebagainya. 4. Pendekatan Situasional Pendekatan situasional atau pendekatan kontingensi didasarkan pada pendapat tentang kesuksesan kepemimpinan tidak hanya dipengaruhi oleh perilaku pemimpin saja. Setiap organisasi mempunyai karakter khusus dan unik yang bahkan organisasi sejenispun akan menghadapi isu-isu yang bervariasi karena lingkungan, semangat, watak dan situasi yang berbeda ini harus ditindaklanjuti dengan perilaku kepemimpinan (Badu dan Djafri, 2017). 10. Pendekatan yang didasarkan pada pendapat tentang kesuksesan kepemimpinan tidak hanya dipengaruhi oleh perilaku pemimpin saja. Merupakan definisi pendekatan… a. Sifat b. Situasional c. Keahlian d. Perilaku e. Spiritual Pembahasan : Pendekatan Situasional Pendekatan situasional atau pendekatan kontingensi didasarkan pada pendapat tentang kesuksesan kepemimpinan tidak hanya dipengaruhi oleh perilaku pemimpin saja. Setiap organisasi mempunyai karakter khusus dan unik yang bahkan organisasi sejenispun akan menghadapi isu-isu yang bervariasi karena lingkungan, semangat, watak dan situasi yang berbeda ini harus ditindaklanjuti dengan perilaku kepemimpinan (Badu dan Djafri, 2017).



11. Menurut siapa leadership proses memotivasi orang lain mau bekerja dalam rangka mancaoai tujuan yang telah di tetapkan. a. Miftah Toha b. Griffin dan Ebert c. Nanus d. Overton 16



e. Frigon Pembahasan : Menurut Griffin dan Ebert, kepemimpinan (leadership) adalah proses memotivasi orang lain untuk mau bekerja dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 12. Kelebihan gaya autokratis adalah a. Lebih memperhatikan bawahan untuk mencapai tujuan. b. Bahan yang disediakan oleh pemimpin membuat anggota selalu siap bila dia akan memberi informasi saat menjawab pertanyaan. c. Pemimpin membiarkan bawahannya untuk mengatur dirinya sendiri. d. Semua kebijakan ditentukan oleh pemimpin. e. Pemimpin menjadi pihak yang



dipuji dan dikecam terhadap pekerjaan yang



dilakukan anggotanya. Pembahasan: “kepemimpinan autokratis adalah gaya kepemimpinan yang menggunakan metode pendekatan kekuasaan dalam mencapai keputusan dan pengembangan strukturnya, sehingga kekuasaanlah yang paling diuntungkan dalam organisasi”. Robbins dan Coulter (2002) juga menyatakan “gayakepemimpinan autokratis mendeskripsikan pemimpin yang cenderung memusatkan kekuasaan kepada dirinya sendiri, mendikte bagaimana tugas harus diselesaikan, membuat keputusan secara sepihak, dan meminimalisasi partisipasi karyawan” 



Kelebihan: 1) Semua kebijakan ditentukan oleh pemimpin. 2) Cara dan langkah pelaksanaan kegiatan diperintah oleh pimpinan setiap waktu yang membuat langkah kedepannya tidak menentu untuk tingkatan yang lebih tinggi. 3) Pemimpin biasanya membagi tugas kerja bagian dan kerjasama setiap anggota.



13. Apa saja sikap yang dimiliki pendekatan perilaku untuk menentukan kesuksesan atau kegagalan? a. Menghadapi isu – isu yang bervariasi di lingkungan. b. Mempertanyakan apa yang harus di ketahui untuk menjadi seorang pemimpin. 17



c. Membagi tugas dan wewenangnya, berkomunikasi,membina disiplin kerja bawahan. d. Mengaplikasikan pengetahuan dan kompetensi yang dimiliki. e. Kesuksesan dan kegagalan di tentukan oleh sifat yang dimiliki. Pembahasan: Pendekatan perilaku berdasarkan pada pemikiran bahwa sikap dan gaya kepemimpinan mampu menentukan kesuksesan atau kegagalan seorang pemimpin. Sikap dan gaya kepemimpinan tersebut terlihat dari kehidupannya sehari-hari, cara ia memberi perintah, membagi tugas dan wewenangnya, cara berkomunikasi, cara mendorong semangat kerja bawahan, cara memberi bimbingan dan pengawasan, cara membina disiplin kerja bawahan, cara menyelenggarakan dan memimpin rapat anggota, cara mengambil keputusan dan sebagainya. 14. Karakteristik apa asaja yang dimiliki oleh pendekatan situasional a. Watak dan situasi b. Mengambil keputusan dan membina disiplin kerja c. Memberi bimbingan dan pengawasan, cara berkomunikasi d. Saat mengaplikasikan pengetahuan dan kompetensi e. Cara memmberi perintah Pembahasan: Pendekatan situasional atau pendekatan kontingensi didasarkan pada pendapat tentang kesuksesan kepemimpinan tidak hanya dipengaruhi oleh perilaku pemimpin saja. Setiap organisasi mempunyai karakter khusus dan unik yang bahkan organisasi sejenispun akan menghadapi isu-isu yang bervariasi karena lingkungan, semangat, watak dan situasi yang berbeda ini harus ditindaklanjuti dengan perilaku kepemimpinan (Badu dan Djafri, 2017). 15. Kepemimpinan sebagai pengaruh seni atau proses mempengaruhi orang sehingga mereka akan berusaha mencapai tujuan berikut definisi menurut? a. Frigon b. Tanembaum dan Massarik c. Harold Kontz d. Prasetyo 18



e. Miftah Toha Pembahasan: Harold Kontz mendefinisikan kepemimpinan sebagai “pengaruh, seni atau proses mempengaruhi orang sehingga mereka akan berusaha mencapai tujuan kelompok dengan kemauan dan antusias”. 16. 1. Anggota kelompok secara bebas mengambil keputusan dengan ketelibatan minimal dari pimpinan. 2. Sama sekali tidak ada partisipasi dari pemimpin dalam penentuan tugas. 3. Anggota kelompok membuat keputusan yang sesuai dengan pencapaian tujuan. 4. Bahan yang disediakan oleh pemimpin membuat anggota selalu siap bila dia akan memberikan informasi saat menjawab pertanyaan. 5. Pemimpin hanya menentukan bawahannya untuk mengatur dirinya sendiri. 6. Pemimpin membiarkan bawahannya untuk mengatur dirinya sendiri. Berikut diatas apa saja kelebihan kepemimpinan laissez-faire? a. 1-2-3 b. 2-4-6 c. 1-3-4 d. 3-5-6 e. 2-5-6 Pembahasan: “Gaya kepemimpinan kendali bebas mendeskripsikan pemimpin yang secara keseluruhan memberikan karyawannya atau kelompok kebebasan dalam pembuatan keputusan dan menyelesaikan pekerjaan menurut cara yang menurut karyawannya paling sesuai” (Robbins dan Coulter, 2002; Badu dan Djafri, 2017). 



Kelebihan 4) Anggota kelompok secara bebas mengambil keputusan dengan keterlibata minimal dari pimpinan. a. Bahan yang disediakan oleh pemimpin membuat anggota selalu siap bila dia akan memberikan informasi saat menjawab pertanyaan.



19



5) Anggota kelompok membuat keputusan yang sesuai dengan pencapaian tujuan. 17. 1.Pemimpin kurang memerhatikan kebutuhan bawahan. 2. Lebih memperhatikan bawahan untuk mencapai tujuan organisasi. 3. Menekankan dua hal yaitu bawahan dan tugas. 4. Komunikasi hanya satu arah yaitu ke bawah saja Berikut diatas apa saja kelemahan Gaya pemimpin autokratis? a. 4 – 1 b. 2– 3 c. 1– 4 d. 1 – 3 e. 2-4 Pembahasan: kepemimpinan autokratis adalah gaya kepemimpinan yang menggunakan metode pendekatan kekuasaan dalam mencapai keputusan dan pengembangan strukturnya, sehingga kekuasaanlah yang paling diuntungkan dalam organisasi”. Robbins dan Coulter (2002) juga menyatakan “gayakepemimpinan autokratis mendeskripsikan pemimpin yang cenderung memusatkan kekuasaan kepada dirinya sendiri, mendikte bagaimana tugas harus diselesaikan, membuat keputusan secara sepihak, dan meminimalisasi partisipasi karyawan” 



Kelemahan : 1) Pemimpin kurang memperhatikan kebutuhan bawahan. 2) Komunikasi hanya satu arah yaitu ke bawah saja. 3) Pemimpin menjadi pihak yang dipuji dan dikecam terhadap pekerjaan yang dilakukan anggotanya. 4) Pemimpin tidak terlibat dalam partisipasi kelompok aktif kecuali bila menunjukkan kemampuannya.



18. Kemampuan seseorang untuk mnegaplikasikan pengetahuan dan kompetensi yang dimiliknya untuk mencapai tujuan yaitu pengertian dari pendekatan?



20



a. Pendekatan sifat b. Pendekatan perilaku c. Pendekatan keahlian d. Pendekatan situasional e. Pendekatan kepemimpinan Pembahasan: Individu pemimpin merupakan fokus dari pendekatan keahlian dan pendekatan sifat. Namun, jika pendekatan sifat berhubungan dengan karakter pribadi pemimpin yang dibawanya sejak lahir, maka pendekatan keahlian berpusat pada kemahiran dan kemampuan yang dapat dipelajari dan dikembangkan oleh seseorang yang ingin menjadi pemimpin. Jika pendekatan sifat mempertanyakan siapa saja yang mampu untuk menjadi pemimpin, maka pendekatan keahlian mempertanyakan apa yang harus diketahui untuk menjadi seorang pemimpin. Kemampuan seseorang untuk mengaplikasikan pengetahuan dan kompetensi yang dimilikinya untuk mencapai tujuan merupakan pengertian dari pendekatan keahlian. 19. Kepemimpinan adalah suatu proses atau fungsi sebagai suatu peran yang memerintah defini ini menurut? a. Autokratis b. Prasetyo. c. Hadari d. Tenembaum dan Massarik e. overton Pembahasan: Menurut Tanembaum dan Massarik menjelaskan “kepemimpinan adalah suatu proses atau fungsi sebagai suatu peran yang memerintah”. 20. Apa saja kelemahan gaya pemimpin Laissez-faire? a. Bahan yang disediakan secara bebas mengambil keputusan dengan keterlibatan minimal dari pimpinan b. Menekankan dua hal yaitu bawahan dan tugas c. Semua kebijakan ditentukan oleh pemimpin. d. Lebih memperhatikan bawahan untuk mencapai tujuan organisasi



21



e. Kritikan yang secara impulsive diberikan kepada anggota kelompok atau pertanyaan yang tidak bermaksud mengatur suatu peristiwa Pembahasan: Gaya kepemimpinan Laissez-faire (kendali bebas) merujuk pada pemimpin yang hanya ikut serta dalam jumlah kecil dimana anggotalah yang berperan aktif dalam menetapkan tujuan dan cara menyelesaikan masalah yang timbul. “Gaya kepemimpinan kendali bebas mendeskripsikan pemimpin yang secara keseluruhan memberikan karyawannya atau kelompok kebebasan dalam pembuatan keputusan dan menyelesaikan pekerjaan menurut cara yang menurut karyawannya paling sesuai” (Robbins dan Coulter, 2002; Badu dan Djafri, 2017). 



Kelemahan : 1. Sama sekali tidak ada partisipasi dari pemimpin dalam penentuan tugas. 2. Kritikan yang secara impulsif diberikan kepada anggota kelompok atau pertanyaan yang tidak bermaksud mengatur suatu peristiwa. 3. Pemimpin membiarkan bawahannya untuk mengatur dirinya sendiri. 4. Pemimpin hanya menentukan kebijaksanaan dan tujuan umum.



22



23