Konsep Lansia [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN KONSEP LANJUT USIA (LANSIA) A. Definisi Lansia Usia lanjut dikatakan sebagai taap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia. Sedangkan menurut pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No.13 tahun 1998 tentang kesehatan dikatakan bahwa lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 ttahun. (Maryam dkk, 2008:32) Menurut oraganisasi kesehatan dunia (WHO), lanjut usia meliputi : 1. Usia pertengahan (middle age) ialah kelompok usia 45 sampai 59 tahun. 2. Lanjut usia (elderly) antara 60 – 74 tahun 3. Lanjut usia tua (old) antara 75 – 90 tahun 4. Usia sangat tua (very old) di atas 90 tahun B. Proses Menua Pada hakekatnya menjadi tua merupakan proses alamiah yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya yaitu masa anak, masa dewasa dan masa tua (Nugroho, 1992). Tiga tahap ini berbeda baik secara biologis maupun psikologis. Memasuki masa tua berarti mengalami kemuduran secara fisik maupun psikis. Kemunduran fisik ditandai dengan kulit yang mengendor, rambut memutih, penurunan pendengaran, penglihatan memburuk, gerakan lambat, kelainan berbagai fungsi organ vital, sensitivitas emosional meningkat dan kurang gairah. Meskipun secara alamiah terjadi penurunan fungsi berbagai organ, tetapi tidak harus menimbulkan penyakit oleh karenanya usia lanjut harus sehat. Sehat dalam hal ini diartikan: 1. Bebas dari penyakit fisik, mental dan sosial, 2. Mampu melakukan aktivitas untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari, 3. Mendapat dukungan secara sosial dari keluarga dan masyarakat (Rahardjo, 1996) Akibat perkembangan usia, lanjut usia mengalami perubahan – perubahan yangmenuntut dirinya untuk menyesuakan diri secara terus – menerus. Apabila proses penyesuaian diri dengan lingkungannya kurang berhasil maka timbullah berbagai masalah. Hurlock (1979) seperti dikutip oleh MunandarAshar Sunyoto (1994) menyebutkan masalah – masalah yang menyertai lansia yaitu: 1. Ketidakberdayaan fisik yang menyebabkan ketergantungan pada orang lain, 2. Ketidakpastian ekonomi sehingga memerlukan perubahan total dalam pola hidupnya,



3. Membuat teman baru untuk mendapatkan ganti mereka yang telah meninggal atau pindah, 4. Mengembangkan aktifitas baru untuk mengisi waktu luang yang bertambah banyak dan 5. Belajar memperlakukan anak – anak yang telah tumbuh dewasa. Berkaitan dengan perubahan fisk, Hurlock mengemukakan bahwa perubahan fisik yang mendasar adalah perubahan gerak. Lanjut usia juga mengalami perubahan dalam minat. Pertama minat terhadap diri makin bertambah. Kedua minat terhadap penampilan semakin berkurang. Ketiga minat terhadap uang semakin meningkat, terakhir minta terhadap kegiatan – kegiatan rekreasi tak berubah hanya cenderung menyempit. Untuk itu diperlukan motivasi yang tinggi pada diri usia lanjut untuk selalu menjaga kebugaran fisiknya agar tetap sehat secara fisik. Motivasi tersebut diperlukan untuk melakukan latihan fisik secara benar dan teratur untuk meningkatkan kebugaran fisiknya. Berkaitan dengan perubahan, kemudian Hurlock (1990) mengatakan bahwa perubahan yang dialami oleh setiap orang akan mempengaruhi minatnya terhadap perubahan tersebut dan akhirnya mempengaruhi pola hidupnya. Bagaimana sikap yang ditunjukkan apakah memuaskan atau tidak memuaskan, hal ini tergantung dari pengaruh perubahan terhadap peran dan pengalaman pribadinya. Perubahan ynag diminati oleh para lanjut usia adalah perubahan yang berkaitan dengan masalah peningkatan kesehatan, ekonomi/pendapatan dan peran sosial (Goldstein, 1992) Dalam menghadapi perubahan tersebut diperlukan penyesuaian. Ciri – ciri penyesuaian yang tidak baik dari lansia (Hurlock, 1979, Munandar, 1994) adalah: 1. Minat sempit terhadap kejadian di lingkungannya. 2. Penarikan diri ke dalam dunia fantasi 3. Selalu mengingat kembali masa lalu 4. Selalu khawatir karena pengangguran, 5. Kurang ada motivasi, 6. Rasa kesendirian karena hubungan dengan keluarga kurang baik, dan 7. Tempat tinggal yang tidak diinginkan. Di lain pihak ciri penyesuaian diri lanjut usia yang baik antara lain adalah: minat yang kuat, ketidaktergantungan secara ekonomi, kontak sosial luas, menikmati kerja dan hasil kerja, menikmati kegiatan yang dilkukan saat ini dan memiliki kekhawatiran minimla trehadap diri dan orang lain.



C. Teori Proses Menua 1. Teori – teori biologi a. Teori genetik dan mutasi (somatic mutatie theory) Menurut teori ini menua telah terprogram secara genetik untuk spesies – spesies tertentu. Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokimia yang diprogram oleh molekul – molekul / DNA dan setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi. Sebagai contoh yang khas adalah mutasi dari sel – sel kelamin (terjadi penurunan kemampuan fungsional sel) b. Pemakaian dan rusak Kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel – sel tubuh lelah (rusak) c. Reaksi dari kekebalan sendiri (auto immune theory) Di dalam proses metabolisme tubuh, suatu saat diproduksi suatu zat khusus. Ada jaringan tubuh tertentu yang tidaktahan terhadap zat tersebut sehingga jaringan tubuh menjadi lemah dan sakit. d. Teori “immunology slow virus” (immunology slow virus theory) Sistem imune menjadi efektif dengan bertambahnya usia dan masuknya virus kedalam tubuh dapat menyebabkab kerusakan organ tubuh. e. Teori stres Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan tubuh. Regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan kestabilan lingkungan internal, kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel-sel tubuh lelah terpakai. f. Teori radikal bebas Radikal bebas dapat terbentuk dialam bebas, tidak stabilnya radikal bebas (kelompok atom) mengakibatkan osksidasi oksigen bahan-bahan organik seperti karbohidrat dan protein. Radikal bebas ini dapat menyebabkan sel-sel tidak dapat regenerasi. g. Teori rantai silang Sel-sel yang tua atau usang , reaksi kimianya menyebabkan ikatan yang kuat, khususnya jaringan kolagen. Ikatan ini menyebabkan kurangnya elastis, kekacauan dan hilangnya fungsi. h. Teori program Kemampuan organisme untuk menetapkan jumlah sel yang membelah setelah selsel tersebut mati.



2. Teori kejiwaan sosial a. Aktivitas atau kegiatan (activity theory) a) Ketentuan akan meningkatnya pada penurunan jumlah kegiatan secara langsung. Teori ini menyatakan bahwa usia lanjut yang sukses adalah mereka yang aktif dan ikut banyak dalam kegiatan sosial. b) Ukuran optimum (pola hidup) dilanjutkan pada cara hidup dari lanjut usia. c) Mempertahankan hubungan antara sistem sosial dan individu agar tetap stabil dari usia pertengahan ke lanjut usia b. Kepribadian berlanjut (continuity theory) Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berubah pada lanjut usia. Teori ini merupakan gabungan dari teori diatas. Pada teori ini menyatakan bahwa perubahan yang terjadi pada seseorang yang lanjut usia sangat dipengaruhi oleh tipe personality yang dimiliki. c. Teori pembebasan (disengagement theory) Teori ini menyatakan bahwa dengan bertambahnya usia, seseorang secara berangsur-angsur mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya. Keadaan ini mengakibatkan interaksi sosial lanjut usia menurun, baik secara kualitas maupun kuantitas sehingga sering terjaadi kehilangan ganda (triple loss), yakni : a) kehilangan peran b) hambatan kontak sosial c) berkurangnya kontak komitmen D. Permasalahan Yang Terjadi Pada Lansia Berbagai permasalahan yang berkaitan dengan pencapaian kesejahteraan lanjut usia, antara lain: (Setiabudhi, T. 1999 : 40-42) 1. Permasalahan umum a. Makin besar jumlah lansia yang berada dibawah garis kemiskinan. b. Makin melemahnya nilai kekerabatan sehingga anggota keluarga yang berusia lanjut kurang diperhatikan , dihargai dan dihormati. c. Lahirnya kelompok masyarakat industri. d. Masih rendahnya kuantitas dan kulaitas tenaga profesional pelayanan lanjut usia. e. Belum membudaya dan melembaganya kegiatan pembinaan kesejahteraan lansia. 2. Permasalahan khusus :



a. Berlangsungnya proses menua yang berakibat timbulnya masalah baik fisik, mental maupun sosial. b. Berkurangnya integrasi sosial lanjut usia. c. Rendahnya produktifitas kerja lansia. d. Banyaknya lansia yang miskin, terlantar dan cacat. e. Berubahnya nilai sosial masyarakat yang mengarah pada tatanan masyarakat individualistik. f. Adanya dampak negatif dari proses pembangunan yang dapat mengganggu kesehatan fisik lansia E. Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Ketuaan 1. Hereditas atau ketuaan genetik 2. Nutrisi atau makanan 3. Status kesehatan 4. Pengalaman hidup 5. Lingkungan 6. Stres F. Perubahan – perubahan Yang Terjadi Pada Lansia 1. Perubahan fisik Meliputi perubahan dari tingkat sel sampai kesemua sistim organ tubuh, diantaranya sistim pernafasan, pendengaran, penglihatan, kardiovaskuler, sistem pengaturan tubuh, muskuloskeletal, gastro intestinal, genito urinaria, endokrin dan integumen. 2. Perubahan mental Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental : a. Pertama-tama perubahan fisik, khsusnya organ perasa. b. Kesehatan umum c. Tingkat pendidikan d. Keturunan (hereditas) e. Lingkungan f. Gangguan syaraf panca indera, timbul kebutaan dan ketulian. g. Gangguan konsep diri akibat kehilangan kehilangan jabatan. h. Rangkaian dari kehilangan , yaitu kehilangan hubungan dengan teman dan famili.



i. Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik, perubahan terhadap gambaran diri, perubahan konsep dir. 3. Perubahan spiritual Agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam kehidupannya (Maslow, 1970) Lansia makin matur dalam kehidupan keagamaanya , hal ini terlihat dalam berfikir dan bertindak dalam sehari-hari (Murray dan Zentner, 1970). G. Penyakit Yang Sering Dijumpai Pada Lansia Menurut the National Old People’s Welfare Council , dikemukakan 12 macam penyakit lansia, yaitu : 1. Depresi mental 2. Gangguan pendengaran 3. Bronkhitis kronis 4. Gangguan pada tungkai/sikap berjalan. 5. Gangguan pada koksa / sendi pangul 6. Anemia 7. Demensia