Konsep Penyelesaian Masalah [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah atau problem merupakan bagian dari kehidupan manusia. Hampir setiap hari orang dihadapkan kepada persoalan-persoalan yang perlu dicari jalan keluarnya. Masalah seringkali disebut orang sebagai kesulitan, hambatan, gangguan, ketidak puasan atau kesenjangan. Anderson (dalam suharnan, 2005) mengemukakan bahwa secara umum dan hampir semua ahli psikologi kognitif sepakat bahwa masalah adalah suatu kesenjangan antara setuasi sekarang dengan situasi yang akan datang atau tujuan yang diinginkan (problem is a gap or discrepancy between present state and future state or desired goal). Masalah dapat digolongkan menjadi berbagai jenis, tergantung dipandang dari sudut mana. Sebagian ahli membedakan masalah menurut pengetahuan seseorang, sehingga dapat digolongkan menjadi masalah yang jelas dan tidak jelas. Sebagian ahli lain membedakan masalah menurut proses-proses kognitif yang terlihat dalam pemecahan masalah. Pemecahan masalah adalah suatu proses mencari atau menemukan jalan yang menjembatani antara keadaan yang sedang dihadapi dengan keadaan yang diinginkan (hayes, dalam suharnan, 2005). Jadi, ruang masalah penyelesaian masalah sebagai jurang atau kesenjangan sangat menentukan tingkat kemudahan atau kesulitan pencarian masalah. Chaplin (2001) dalam kamus lengkap psikologi menyatakan bahwa pemecahan masalah adalah proses yang tercakup dalam usaha menemukan urutan yang benar dari alternatif-alternatif jawaban mengarah pada satu sasaran atau kea rah pemecahan yang ideal. Sedangkan menurut hayers ( Suharnan, 2005) strategi penemuan jalan pemecahan dapat dibedakan menjdai dua : penemuan secara acak, semua jalan keluar ditempuh atau dicari tanpa ada pengetahuan khusus, dan penemuan melalui strategi heuristic, yaitu proses penggunaan pengetahuan seseorang untuk mengidentifikasikan sejumlah jalan atau cara yang akan ditempuh dan dianggap menjanjikan bagi pemenuhan pemecahan masalah.



1



Pemecahan masalah, adalah individu yang dihadapkan pada persoalan yang mendesak dan perlu dilakukan masalah atau mencari solusi dengan berpikir. Pemecahan masalah merupakan proses berpikir, belajar, mengingat serta menjawab atau merespon dalam bentuk pengambilan keputusan. Jadi kemampuan menyelesaikan masalah dapat diartikan sebagai sebuah kemampuan aktivitas kognitif dan kecakapan individu dalam menyelesaikan permasalahan secara efektif yang meliputi usaha individu untuk memikirkan, memilih dan mempertahankan alternative jawaban kepada satu pemecahan atau solusi yang ideal dengan meminimalkan dampak negative yang ditimbulkan. Pada umumnya suatu keputusan dibuat dalam rangka untuk memecahkan permasalahan atau persoalan (problem solving). Ada empat kategori keputusan, yaitu: a. Keputusan dalam keadaan kepastian, artinya hasil keputusan dapat diketahui sebelumnya dengan pasti. b. Keputusan dalam keadaan ada resiko, artinya hasil keputusan belum dapat diketahui sebelumnya dengan pasti, akan tetapi probabilitasnya sudah diketahui. c. Keputusan dalam keadaan tak ada kepastian, artinya hasil keputusan belum dapat diketahui sebelumnya dengan pasti, dan probabilitasnya pun tidak dapat diketahui. d. Keputusan dalam keadaan ada konflik, artinya hasil keputusan sangat bergantung kepada keputusan pihak lawan atau saingan. 1.2. Rumusan Masalah Adapun yang menjadi persoalan dalam penulisan ini dengan memperhatikan latar belakang penulisan di atas adalah sebagai berikut: 1. Apakah pengertian dari penyelesaian masalah ? 2. Bagaimanakah tahap - tahap penyelesaian masalah? 3. Apakah kelebihan dan kekurangan penyelesaian masalah? 4. Bagaimana strategi penyelesaian masalah? 5. Bagaimana langkah-langkah penyelesaian masalah? 6. Apa tantangan profesi keperawatan? 7. Apa masalah yang sering dihadapi oleh seorang perawat?



2



1.3. Tujuan a. Tujuan Umum Agar Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tentang konsep penyelesaian masalah. b. Tujuan Khusus 1. Mahasiswa mengetahui dan memahami defenisi penyelesaian masalah 2. Mahasiswa mengetahui dan memahami proses penyelesaian masalah 3. Mahasiswa mengetahui dan memahami sumber sumber permasalahan dalam keperawatan 1.4. Manfaat Manfaat yang diharapkan dari penulisan ini adalah: a. Bagi Pimpinan : penulisan ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman konsep penyelesaian masalah dan dapat menerapkan metode Tanya jawab dalam pembelajaran penyelesaian masalah. b. Bagi pegawai : memberdayakan kemampuan, daya kreatif, dan pola pikir untuk menumbuhkan pemahaman pembelajaran . c. Bagi Institusi : sebagai masukan untuk meningkatkan pembelajaran di instansi dengan menerapkan metode penyelesaian masalah yang tepat. d. Bagi pembaca : memberikan informasi tentang penyelesaian masalah untuk meningkatkan pemahaman. e. Bagi penulis : penuli memperoleh pengalaman sebagai bekal kelak dan bahan refensi tentang pentingnya penyelesaian masalah.



3



BAB II PEMBAHASAN



2.1



Pengertian Penyelesaian Masalah Newell dan



Simon menulis bahwa, "seseorang dihadapkan



dengan masalah (masalah) ketika menginginkan sesuatu dialog dan tidak tahu dengan segera serangkaian tindakan apa yang harus diameter lakukan untuk mendapatkannya ". Demikian



pula,



Martinez



bahwa, menyatakan solving



problem



adalah proses bergerak menuju tujuan bila jalan menuju tujuan tidak pasti". Pόlya mendefinisikan problem solving sebagai "pencarian beberapa tindakan yang tepat untuk mencapai



tujuan yang jelas



dipahami, tetapi tidak segera dicapai. Dimana tidak ada kesulitan, maka tidak ada masalah ".Menurut Michaelis adalah aktivitas / proses yang ilakukan untuk individu mencari solusi akan suatu masalah. Adapun menurut Fisher problem solving adalah suatu proses dimana anak dapat belajar untuk menggunakan pengetahuan mereka, berdasarkan konsep



proses



ketrampilan yang



ada ketrampilan



pada diri



anak. Ketrampilan yang harus dimiliki ketrampilan anak adalah kritis, kreatif



proses



strategis



perancangan, pengambilan keputusan,



4



seperti



mengamati,



kerjasama kelompok, pengungkapan pendapat, menerapkan



proses



mengevaluasi solusi proses seterusnya. Dari beberapa pernyataan tersebut dapat dikatakan Problem solving sebagai rangkaian tindakan yang tepat yang digunakan untuk mencapai tujuan. Untuk memperoleh kemampuan dalam pemecahan masalah , seseorang memiliki banyak harus pengalaman dalam, memecahkan berbagai masalah. Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa anak yangbanyak diberi latihan problem solving memiliki nilai lebih tinggi dalam tes problem solving dibandingkan anak yang lebih sedikit latihannya. Problem solving adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan masalah menjadikan sebagai titik tolak pembahasan untuk dianalisis proses disintesis dalam, usaha mencari pemecahan atau Jawabannya



masalah



memberikan



tekanan



oleh pada



secara menalar. Problem



seseorang. Jadi problem Terselesaikannya



solving ini



suatu Masalah



solving (pemecahan



masalah) dapat berlangsung bila seseorang dihadapkan suatu persoalan pada yang didalamnya terdapat sejumlah jawaban kemungkinan. Upaya menemukan jawaban itu kemungkinan merupakan suatu proses pemecahan masalah. 2.2



Tahap - Tahapan Problem Solving



Adapun ringkasan dari buku How To Solve It karya George Polka, disebutkan ada beberapa tahapan untuk menyelesaikan problem, yaitu: a) Memahami masalah Problem apa yang dihadapi? Bagaimana kondisi dan datanya? Bagaimana memilah kondisi-kondisi tersebut? Tanpa adanya



5



pemahaman terhadap masalah yang diberikan, seseorang tidak mampu ujung masalah tersebut menyelesaikan dengan benar. b) Menyusun rencana Menemkan hubungan antara data dengan hal-hal yang belum diketahui. Apakah pernah problem yang mirip? Setelah seseorang dapat memahami masalahnya dengan benar, mereka selanjutnya harus mampu menyusun rencana penyelesaian masalah. Kemampuan melakukan fase kedua ini sangat tergantung pada pengalaman menyelesaikan masalah seseorang dalam,. pada umumnya, semakin bervariasi pengalaman mereka, ada kecenderungan seseorang lebih dalam, menyusun rencana kreatif penyelesaian suatu masalah. c) Melaksanakan rencana Menjalankan rencana guna menemukan solusi, periksa setiap langkah dengan seksama untuk membuktikan bahwa cara itu benar. dan Jika rencana penyelesaian suatu masalah telah dibuat, baik secara tertulis atau tidak, selanjutnya dilakukan penyelesaian masalah sesuai rencana dengan yang paling tepat dianggap. d) Melakukan pengecekan Melakukan penilaian terhadap solusi yang didapat. Dan langkah terakhir dari proses penyelesaian masalah menurut polya adalah melakukan pengecekan atas apa yang telah mulai dari dilakukan fase pertama sampai fase penyelesaian ketiga. Dengan cara seperti ini maka berbagai kesalahan yang tidak njaluk dapat terkoreksi kembali sehingga seseorang dapat sampai pada jawaban yang benar sesuai dengan masalah yang diberikan. Keempat



tahapan



ini



lebih



6



dikenal



dengan See (memahami



problem), Plan (menyusun rencana), Do (melaksanakan rencana) dan Check (menguji jawaban), sudah menjadi jargon sehari-hari dalam penyelesaian problem sehingga Polya layak disebut dengan “Bapak problem solving .” Banyak ahli lain yang menjelaskan bentuk penerapan Problem solving . John Dewey seorang ahli pendidikan berkebangsaan amerika menjelaskan 6 langkah metode pemecahan masalah (problem solving ), yaitu: a. Merumuskan masalah, yaitu langkah seseorang menentukan masalah yang akan dipecahkan. b. Menganalisis masalah, yaitu langkah seseorang meninjau masalah secara kritis dari berbagai sudut pandang. c. Merumuskan hipotesis, yaitu langkah seseorang merumuskan berbagai kemungkinan pemecahan sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya. d. Mengumpulkan data, yaitu langkah seseorang mencari dan menggambarkan informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah. e. Pengujian hipotesis, yaitu langkah seseorang mengambil atau merumuskan kesimpulan sesuai dengan penerimaan dan penolakan hipotesis yang diajukan. f. Merumuskan rekomendasi pemecahan masalah, yaitu langkah seseorang menggambarkan rekomendasi yang dapat dilakukan sesuai rumusan hasil pengujian hipotesis dan rumusan kesimpulan. David Johnson & Jhonson mengemukakan ada 5 langkah metode pemecahan masalah (problem solving ) melalui kegiatan kelompok seperti : a. mendefinisikan masalah, yaitu merumuskan masalah dari peristiwa tertentu yang mengandung isu konflik, hingga seseorang menjadi jelas masalah apa yang akan dikaji.



7



b. mendiagnosis masalah, yaitu menentukan sebab-sebab terjadinya masalah, serta menganalisis berbagai faktor baik faktor yang bisa menghambat maupun faktor yang dapat mendukung dalam penyelesaian masalah. c. merumuskan alternatif strategi, yaitu menguji setiap tindakan yang telah dirumuskan melalui diskusi. d. menentukan dan menerapkan strategi pilihan, yaitu pengambilan keputusan tentang strategi mana yang dapat dilakukan. e. melakukan evaluasi, baik evaluasi proses maupun evaluasi hasil. Evaluasi proses adalah evaluasi terhadap seluruh kegiatan pelaksanaan kegiatan; sedangkan evaluasi hasil adalah evaluasi terhdap akibat dari penerapan strategi yang diterapkan. Berdasarkan pendapat kedua ahli tersebut memiliki pengertin yang sama yakni langkah-langkah problem soving digunakan untuk mengembangkan kemampuan seseorang dalam,mengidentifikasi, mengembangkan kemampuan berpikir alternatif, proses kemampuan mengambil keputusan berdasarkan alternatif yang tersedia. 2.3



Kelebihan dan Kekurangan Problem Solving



Kelebihan dari problem solving pembelajaran problem solving ini antara lain: a) problem solving merupakan pemecahan masalah yang bagus yang untuk memahami isi pelajaran, b) seseorang dapat menantang kemampuan serta memberikan kepuasan untuk pengetahuan menemukan baru bagi seseorang, c) dapat meningkatkan aktifitas seseorang pembelajaran, d) dapat membantu bagaimana mentransfer seseorang pengetahuan mereka memahami untuk masalah dalam, kehidupan nyata,



8



e) dapat



mengembangkan



kemampuan



berpikir



kritis



seseorang



mengembangkan proses f) kemampuan mereka menyesuaikan untuk dengan pengetahuan baru. g) memberikan kesempatan pada seseorang untuk mengaplikasikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam, dunia kehidupan sehari. Kelemahan problem solving pembelajaran problem solving adalah: a) Kurangnya



kesiapan



pengajar



seseorang



proses



untuk



berkolaborasi dalam, memecahkan b) masalah yang diangkat cara membuat problem solving ini tidak efektif, c) Problem solving pembelajaran ini membutuhkan waktu yang lama segi dalam, persiapan, d) Saat seseorang masalah



tidak memiliki minat atau tidak mempunyai



kepercayaan



bahwa



yang sulit



dipelajari



untuk



dipecahkan, maka mereka merasa tidak mau untuk mencoba. 2.4



Pelaksanaan Strategi pemecahan masalah (Problem Solving) dalam Suatu Pembelajaran Menurut Taryadi secara ringkas epistemologi Problem Solving mempunyai ciri sebagai berikut : a. objektif, b. rasional, c. kritis, d. evolusioner, e. realistis, f. pluralistik. Osborn, mengatakan bahwa strategi Problem Solving mempunyai 3 (tiga) prosedur, yaitu :



9



a. menemukan



fakta,



melibatkan



penggambaran



masalah,



mengumpulkan dan meneliti data dan informasi yang bersangkutan, b. menemukan



gagasan,



berkaitan



dengan



memunculkan



dan



memodifikasi gagasan tentang strategi pemecahan masalah, c. menemukan solusi, yaitu proses evaluatif sebagai puncak pemecahan masalah. Di dalam proses Problem Solving terdapat dua fase kreatif dalam pemecahan masalah menurut Von Oech, yaitu fase imaginatif dan fase praktis. Dalam fase imaginatif gagasan strategi pemecahan masalah diperoleh, dan dalam fase praktis, gagasan tersebut dievaluasi dan dilaksanakan. Langkah-langkah Problem Solving dalam pembelajaran sebagai hasil gabungan prosedur Von Oech dan Osborn sebagai berikut : a. Klarifikasi masalah meliputi pemberian penjelasan kepada pegawai tentang masalah yang diajukan, agar pegawai dapat memahami tentang penyelesaian yang diharapkan, b. Pengungkapan gagasan, pegawai dibebaskan untuk mengungkapkan gagasan tentang berbagai macam strategi penyelesaian masalah, c. Evaluasi dan seleksi, setiap kelompok mendiskusikan pendapatpendapat atau strategistrategi yang cocok untuk menyelesaikan masalah, d. Implementasi, pegawai menentukan strategi yang dapat diambil untuk menyelesaikan masalah, kemudian menerapkannya sampa menemukan penyelesaian dari masalah tersebut. Keunggulan strategi Problem Solving sebagai berikut : a.



melatih pegawai untuk mendesain suatu penemuan dan berpikir serta bertindak kreatif,



b.



Problem Solving merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih memahami suatu materi pelajaran,



c.



memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis,



d.



mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan,



e.



menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan,



f.



merangsang perkembangan kemajuan berfikir pegawai untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat,



10



g.



dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dunia kerja,



h.



Problem Solving dapat membantu pegawai untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan,



i.



Problem Solving dapat memberikan kesempatan pada pegawai untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata. Dengan demikian pada waktu kegiatan pemecahan masalah maka



akan membutuhkan kualitas dari berpikir. Berlangsungnya pemikiran yang mendalam atau pemikiran yang kritis akan menyebabkan tercapainya suatu kualitas pemecahan masalah yang tinggi dari masalah yang dipecahkan. Sehingga pelaksanaan Problem Solving dapat dilakukan dengan menyiapkan berbagai masalah yang nantinya diberikan ke pegawai dan kemudian pegawai mencari pemecahan atau solusi dari permasalahan tersebut. 2.5



Langkah-Langkah Problem Solving Penulis perlu menggunakan pendekatan yang terdiri dari tiga



langkah untuk problem solving, dengan demikian konsep problem solving ini bukan teori belaka, tetapi telah terbukti keberhasilannya. Adapun tiga langkah problem solving adalah : a. Mengidentifikasi masalah secara tepat Secara konseptual suatu masalah (M) didefinisikan sebagai kesenjangan atau gap antara kerja aktual dan target kinerja (T ) yang diharapkan, sehingga secara simbolik dapat dituliskan bersamaan; M=T – A. berdasarkan konsep seorang problem solver yang professional harus terlebih dahulu nanpu mengetahui berapa atau pada tingkat mana kinerja actual saat ini, dan berapa atau tingkat mana kinerja serta kita harus mampu mendefinisikan secara tegas apa masalah utama kita kemudian menetapkan pada tingkat mana kinerja aktual kita sekarang dan kapan waktu pencapain target kinerja itu.



b. Menentukan sumber dan akar penyebab dari masalah



11



Suatu solusi masalah yang efektif, apabila kita berhasil menemukan sumber-sumber dan akar-akar dari masalah itu, kemudian mengambil tindakan untuk menghilangkan masalah-masalah tersebut. c. Solusi masalah secara efektif dan efisien. Adapun langkah-langkah Solusi masalah yang efektif dan efisien yaitu : Mendefinisikan secara tertuli Membangun diagram sebab akibat yang dimodifikasi untuk mendefinisikan : 1). akar penyebab dari masalah itu, 2). penyebab-penyebab yang tidak dapat dikendalikan, namun dapat diperkirakan Setiap akar penyebab dari masalah dimasuskkan ke dalam diagram sebab akibat . sedangkan penyebab yang tidak dapat diperkirakan, didaftarkan pada sebab akibat itu secara tersendiri Mendefiisikan tindakan atau solusi yang efektif melalui memperhatikan dan mempertimbangkan : a) pencegahan terulang atau muncul kembali penyebab –penyebab itu, b) tindakan yang diambil harus ada di bawah pengendalian kita, dan c) memenuhi tujuan dan target kinerja yang ditetapkan. Menurut Polya (dalam Suherman dkk, 2001:91), indikator pemecahan masalah yaitu : 1. Memahami masalah Tanpa adanya pemahaman terhadap masalah yang diberikan. 2. Merencanakan penyelesaian Setelah memahami masalah dengan benar, selanjutnya mereka harus mampu menyusun rencana penyelesaian masalah. 3. Menyelesaikan masalah sesuai rencana Jika rencana penyelesaian suatu masalah telah dibuat, baik secara tertulis atau tidak, selanjutnya dilakukan penyelesaian masalah sesuai dengan rencana yang dianggap paling tepat. 4. Melakukan pengecekan kembali terhadap semua langkah yang telah dikerjakan



12



2.6 Klasifikasi tantangan Profesi Keperawatan Adapun klasifikasi dari tantangan profesi keperawatan meliputi : 1. Terjadi pergeseran pola masyarakat Indonesia (a). Pergeseran pola masyarakat agrikultural ke masyarakat industri dan masyarakat tradisional berkembang menjadi masyarakat maju. (b). Pergeseran pola kesehatan yaitu adanya penyakit dengan kemiskinan seperti infeksi, penyakit yang disebabkan oleh kurang gizi dan pemukiman yang tidak sehat, adanya penyakit atau kelainan kesehatan akibat pola hidup modern. (c). Adanya angka kematian bayi dan angka kematian ibu sebagai indikator derajat kesehatan. (d). Pergerakan umur harapan hidup juga mengakibatkan masalah kesehatan yang terkait dengan masyarakat lanjut usia seperti penyakit generatif. (e). Masalah kesehatan yang berhubungan dengan urbanisasi, pencemaran kesehatan lingkungan dan kecelakaan kerja cenderung meningkat sejalan dengan pembangunan industry. (f). Adanya pegeseran nilai-nilai keluarga mempegaruhi berkembangnya kecenderungan keluarga terhadap anggotanya menjadi berkurang. (g). Kesempatan mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi dan penghasilan yang lebih besar membuat masyarakat lebih kritis dan mampu membayanr pelayanan kesehatan yang bermutu dan dapat dipertanggungjawabkan. 2. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi Perkembangan IPTEK menuntut kemampuan spesifikasi dan penelitian bukan saja dapat memanfaatkan IPTEK, tetapi juga untuk menapis dan memastikan IPTEK sesuai dengan kebutuhan dan social budaya masyarakat Indonesia yang akan diadopsi. IPTEK juga berdampak pada biaya kesehatan yang makin tinggi dan pilihan tindakan penanggulangan masalah kesehatan yang makin banyak dan kompleks selain itu dapat menurunkan jumlah hari rawat (Hamid, 1997; Jerningan,1998). Penurunan jumlah hari rawat mempengaruhi kebutuhan pelayanan kesehatan yang lebih berfokus kepada kualitas bukan hanya kuantitas, serta meningkatkankebutuhan untuk pelayanan / asuhan keperawatan di rumah dengan mengikutsetakan klien dan keluarganya. Perkembangan IPTEK harus diikuti dengan upaya perlindungan terhadap untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang aman, hak untuk diberitahu, hak untuk memilih



13



tindakan yang dilakukan dan hak untuk didengarkan pendapatnya. Oleh karena itu, pengguna jasa pelayanan kesehatan perlu memberikan persetujuan secara tertulis sebelum dilakukan tindakan (informed consent) 3. Globalisasi dalam pelayanan kesehatan Globalisasi yang akan berpengaruh terhadp perkembangan pelayanan kesehatan termasuk pelayanan keperawatan ada 2 yaitu ; (a). Tersedianya alternatif pelayanan (b). Persaingan penyelenggaraan pelayanan untuk menarik minat pemakai jasa pemakai kualitas untuk memberikan jasa pelayanan kesehatan yang terbaik. Untuk hal ini berarti tenaga kesehatan, khususnya tenaga keperawatan diharapkan untuk dapat memenuhi standar global dalam memberikan pelayanan / asuhan keperawatan. Dengan demikian diperlukan perawat yang mempunyai kemampuan professional dengan standar internasional dalam aspekintelektual,interpersonal dan teknikal, bahkan peka terhadap perbedaan social budaya dan mempunyai pengetahuan transtrutural yang luas serta mampu memanfaatkan alih IPTEK. 4. Tuntutan profesi keperawatan Keyakinan bahwa keperawatan merpakan profesi harus disertai dengan realisasi pemenuhan karakteristik keperawatan sebagai profesi yang disebut dengan professional (Kelly & Joel,1995). Karakteristik profesi yaitu ; (a). Memiliki dan memperkaya tubuh pengetahuan melalui penelitian (b). Memiliki kemampuan memberikan pelayanan yang unik kepada orang lain (c). Pendidikan yang memenuhi standar (d). Terdapat pengendalian terhadap praktek (e). Bertanggug jawab & bertanggung gugat terhadap tindakan yang dilakukan (f). Merupakan karir seumur hidup (g). Mempunyai fungsi mandiri dan kolaborasi. Praktek keperawatan sebagai tindakan keperawatan professional masyarakat penggunaan pengetahuan teoritik yang mantap dan kokoh dari berbagai ilmu keperawatan sebagai landasan untuk melakukan pengkajian, menegakkan diagnostik, menyusun perencanaan, melaksanakan asuhan keperawatan dan mengevaluasi hasil tindakan keperawatan serta mengadakan penyesuaian



14



rencana keperawatan untuk menentukan tindakan selanjutnya. Selain memiliki kemampuan intelektual, interpersonal dan teknikal, perawat juga harus mempunyai otonomi yang berarti mandiri dan bersedia menanggung resiko, bertanggung



jawab



dan



bertanggung



gugat



terhadap



tindakan



yang



dilakukannya, termasuk dalam melakukan dan mengatur dirinya sendiri.



2.7 Tantangan Profesi Keperawatan Tantangan profesi perawat di Indonesia di abad 21 ini semakin meningkat. Seiring tuntutan menjadikan profesi perawat yang di hargai profesi lain. Profesi keperawatan dihadapkan pada banyak tantangan. Tantangan ini tidak hanya dari eksternal tapi juga dari internal profesi ini sendiri. Pembenahan internal yang meliputi empat dimensi dominan yaitu; keperawatan, pelayanan keperawatan, asuhan keperawatan dan praktik keperawatan. Belum lagi tantangan eksternal berupa tuntutan akan adanya registrasi, lisensi, sertifikasi, kompetensi dan perubahan pola penyakit, peningkatan kesadaran masyarakat akan hak dan kewajiban, perubahan system pendidikan nasional, serta perubahan-perubahan pada supra system dan pranata lain yang terkait. Untuk menjawab tantangan-tantangan itu dibutuhkan komitmen dari semua pihak yang terkait dengan profesi ini, organisasi profesi, lembaga pendidikan keperawatan juga tidak kalah pentingnya peran serta pemerintah. Organisasi profesi dalam menentukan standarisasi kompetensi dan melakukan pembinaan, lembaga pendidikan dalam melahirkan perawat-perawat yang memiliki kualitas yang diharapkan serta pemerintah sebagai fasilitator dan memiliki peran-peran strategis lainnya dalam mewujudkan perubahan ini. Profesi memiliki beberapa karakteristik utama sebagai berikut; 1. Suatu profesi memerlukan pendidikan lanjut dari anggotanya, demikian juga landasan dasarnya. 2. Suatu profesi memiliki kerangka pengetahuan teoritis yang mengarah pada keterampilan, kemampuan, pada orma-norma tertentu. 3. Suatu profesi memberikan pelayanan tertentu. 4. Anggota dari suatu profesi memiliki otonomi untuk membuat keputusan dan melakukan tindakan. 5. Profesi sebagai satu kesatuan memiliki kode etik untuk melakukan praktik keperawatan.



15



Perawat mempunyai tantangan yang sangat banyak salah satunya yaitu menjalakan tanggung jawab dan tanggung gugat yang besar. Tantangan dalam profesi keperawatan salah satunya yaitu mempunyai tanggung jawab yang tinggi, tanggung jawab tersebut tidak hanya kepada kliennya saja tetapi tanggung jawab yang diutamakan yaitu tanggung jawab terhadap Tuhannya (Responsibility to God), tanggung jawab tehadap klien dan masyarakat (Responsibility to Client and Society), dan tanggung jawab terhadap rekan sejawat dan atasan (Responsibility to Colleague and Supervisor). Tanggung jawab secara umum, yaitu; 1. Menghargai martabat setiap pasien dan keluargannya. 2. Menghargai hak pasien untuk menolak pengobatan, prosedur atau obatobatan tertentu dan melaporkan penolakan tersebut kepada dokter dan orangorang yang tepat di tempat tersebut. 3. Menghargai setiap hak pasien dan keluarganya dalam hal kerahasiaan informasi. 4. Apabila didelegasikan oleh dokter menjawab pertanyaan-pertanyaan pasien dan memberi informasi yang biasanya diberikan oleh dokter. 5. Mendengarkan pasien secara seksama dan melaporkan hal-hal penting kepada orang yang tepat. Dan tanggung gugat yang menjadi salah satu tantangan dalam profesi keperawatan didasarkan peraturan perundang-undangan yang ada. Tanggung gugat bertujua untuk : (1). Mengevaluasi praktisi-praktisi professional baru dan mengkaji ulang praktisipraktisi yang sudah ada (2). Mempertahankan standart perawatan kesehatan (3). Memberikan fasilitas refleksi professional, pemikiran etis dan pertumbuhan pribadi sebagai bagian dari professional perawatan kesehatan (4). Memberi dasar untuk membuat keputusan etis. Tanggung gugat pada setiap tahap proses keperawatan, meliputi: 1. Tahap Pengkajian 



Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan yang mempunyai tujuan mengumpulkan data.



16







Perawat bertanggung gugat untuk pengumpulan data atau informasi, mendorong partisipasi pasien dan penentuan keabsahan data yang dikumpulkan.







Pada saat mengkaji perawat bertanggung gugat untuk kesenjangankesenjangan dalam data yang bertentangan data yang tidak atau kurang tepat atau data yang meragukan.



2. Tahap Diagnosa Keperawatan 



Diagnosa merupakan keputusan professional perawat menganalisa data dan merumuskan respon pasien terhadap masalah kesehatan baik actual atau potensial.







Perawat bertanggung gugat untuk keputusan yang dibuat tentang masalahmasalah kesehatan pasien seperti pernyataan diagnostic (masalah kesehatan yang timbul pada pasien apakan diakui oleh pasien atau hanya perawat)







Apakah perawat mempertimbangkan nilai-nilai, keyakinan dan kebiasaan atau kebudayaan pasien pada waktu menentukan masalah-masalah kesehatan



3. Tahap Perencanaan 



Perencanaan merupakan pedoman perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan, terdiri dari prioritas masalah, tujuan serta rencana kegiatan keperawatan.







Tanggung gugat yang tercakup pada tahap perencanaan meliputi: penentuan prioritas, penetapan tujuan dan perencanaan kegiatan-kegiatan keperawatan.







Langkah ini semua disatukan ke dalam rencana keperawatan tertulis yang tersedia bagi semua perawat yang terlibat dalam asuhan keperawatan pasien.







Pada tahap ini perawat juga bertanggung gugat untuk menjamin bahwa prioritas pasien juga dipertimbangkan dalam menetapkan prioritas asuhan.



4. Tahap Implementasi 



Implementasi keperawatan adalah pelaksanaan dari rencana asuhan keperawatan dalam bentuk tindakan-tindakan keperawatan.







Perawat bertanggung gugat untuk semua tindakan yang dilakukannya dalam memberikan asuhan keperawatan.







Tindakan-tindakan tersebut dapat dilakukan secara langsung atau dengan bekerja sama dengan orang lain atau dapat pula didelegasikan kepada orang lain.



17







Kegiatan keperawatan harus dicatat setelah dilaksanakan, oleh sebab itu dibuat catatan tertulis.



5. Tahap Evaluasi 



Evaluasi merupakan tahap penilaian terhadap hasil tindakan keperawatan yang telah diberikan, termasuk juga menilai semua tahap proses keperawatan.







Perawat bertanggung gugat untuk keberhasilan atau kegagalan tindakan keperawatan.







Perawat harus dapat menjelaskan mengapa tujuan pasien tidak tercapai dan tahap mana dari proses keperawatan yang perlu dirubah dan mengapa hal itu terjadi.



Setiap tantangan yang meliputi tanggung jawab dan tanggung gugat mempunyai bagian masing-masing. Dapat disimpulkan bahwa menghadapi tantangan yang sangat berat tersebut, diperlukan perawat dengan sikap yang selalu dilandasi oleh kaidah etik profesi. Upaya yang paling strategik untuk dapat menghasilkan perawat pofesional melalui pendidikan keperawatan profesional. Adapun keperawatan sebagai suatu profesi memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1. Memberi pelayanan atau asuhan dan melakukan penelitian sesuai dengan kaidah ilmu dan ketrampilan serta kode etik keperawatan. 2. Telah lulus dari pendidikan pada Jenjang Perguruan Tinggi (JPT) sehingga diharapkan mampu untuk : (a). Bersikap professional, (b). Mempunyai pengetahuan dan ketrampilan professional (c). Memberi pelayanan asuhan keperawatan professional, dan (d). Menggunakan etika keperawatan dalam memberi pelayanan. 3. Mengelola ruang lingkup keperawatan berikut sesuai dengan kaidah suatu profesi dalam bidang kesehatan, yaitu: (a). Sistem pelayanan atau asuhan keperawatan (b). Pendidikan atau pelatihan keperawatan yang berjenjang dan berlanjut (c). Perumusan standar keperawatan (asuhan keperawatan, pendidikan keperawatan registrasi atau legislasi), dan (d). Melakukan riset keperawatan oleh perawat pelaksana secara terencana dan terarah sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.



18



2.8. Masalah-masalah yang sering dihadapi seorang perawat Ada beberapa masalah yang sering muncul dalam kehidupan seorang perawat dan berpotensi memberi dampak besar pada kehidupan perawat, maka terkadang, mereka merasa malas bahkan hanya untuk bangun dan pergi kerja. Tetapi bagaimanapun, mereka harus tetap kuat dan menerima setiap masalah dengan lapang dada. Berikut beberapa masalah yang sering ditemui perawat: 



Kurang direspek



Perawat merasa bahwa hampir selalu, mereka tidak mendapat respek yang seharusnya mereka terima. Baik dari rekan sejawatnya atau bahkan dari pasien; khususnya ketika dibandingkan dengan dokter. Sulit bagi perawat untuk bekerja dalam lingkungan dimana tidak ada respek dan kerjasama tim. Kerjasama tim hanya dapat terjadi ketika rekan sejawatnya saling memberikan respek dan menikmati pekerjaan bersama satu sama lain. Dalam profesi perawat, terdapat satu waktu dimana perawat merasa pasiennya sudah kelewatan, dalam bentuk sikap yang tidak layak; seperti marah-marah, keras kepala, frustasi dan lain sebagainya. Parahnya lagi, beberapa pasien melampiaskan kemarahannya pada perawat atau bahkan hingga melakukan kekerasan. Kurangnya respek ini menyebabkan perawat menganggap dirinya tidak terlalu berharga dan tidak dihargai di pekerjaannya, yang sama sekali tidak benar. 



Gaji kecil



Kebanyakan orang berpikir bahwa mereka tidak menerima gaji yang cukup – yang menjadi masalah universal. Perawat juga ingin diberi kompensasi lebih untuk pekerjaannya dan mereka juga ingin mendapat lebih banyak keuntungan. Perawat harus diberikan kompensasi yang sepantasnya untuk jam-jam yang mereka gunakan dalam bekerja dan pengorbanan yang mereka lakukan. 



Menjadi sasaran utama PHK



Ini merupakan fakta bahwa perawat memainkan peran besar dalam industri medis. Memberikan alasan yang sama mengapa ketika rumah sakit atau klinik harus mengurangi pengeluarannya, perawat selalu menjadi target utama. Sebagaimana yang diketahui perawat, pekerjaannya merupakan sesuatu yang menantang dan berguna, terkadang di dalam hati kecilnya,



19



mereka juga merasa bahwa pekerjaan mereka tidak memberikan masa depan yang pasti. 



Waktu kerja yang panjang



Semua orang tahu bahwa industri medis meliputi jam kerja yang panjang untuk mereka yang bekerja di rumah sakit dan klinik. Perawat, khususnya, perlu memiliki jam kerja yang panjang dan terkadang mereka diberikan pembagian jam yang berganti-ganti, khususnya jika mereka harus menggantikan perawat yang tidak masuk. Dalam alur kerja yang menjemukan ini, perawat harus memiliki kekuatan batin dan pada waktu yang sama, memiliki sejumlah empati pada pasiennya. Hal ini susah dicapai jika mereka tidak memiliki waktu untuk beristirahat dan merasa sangat lelah. 



Melakukan banyak hal dalam satu waktu



Tidak seperti tenaga kesehatan lainnya, perawat harus melakukan banyak hal dalam jadwal kerja harian mereka. Ketika mereka bekerja lembur, mereka akan merasa lebih sulit untuk menyelesaikan pekerjaannya dan melakukan tanggungjawabnya saat bekerja. Ini merupakan kasus tidak memiliki cukup waktu untuk melakukan semuanya. Profesi perawat merupakan profesi yang sempurna hanya untuk orang yang mengerti seninya melakukan banyak hal dalam suatu waktu. 



Meningkatnya paparan terhadap infeksi



Dibandingkan tenaga kesehatan lain, perawat memiliki kecenderungan lebih tinggi untuk terinfeksi penyakit dari pasien jika mereka tidak melakukan tindak pencegahan yang tepat. Ini dapat muncul ketika pasien dengan infeksi batuk atau bersin di tengah prosedur medis tertentu. Di samping menggunakan masker dan mengenakan sarung tangan untuk perlindungan, perawat juga harus mengeluarkan uang untuk suplemen untuk memastikan mereka tidak terkena penyakit apapun dari pasien yang mereka temui setiap hari.



20



BAB III PENUTUP 3.1.



Kesimpulan



1. Munculnya metode Problem Solving didasari oleh teori konstruktivisme yang berprinsip bahwa seseorang



harus



membangun pengetahuannya sendiri, agar pembelajaran yang dialaminya bermakna. 2. Problem solving adalah cara penyajian bahan



pelajaran



dengan masalah menjadikan sebagai titik tolak pembahasan untuk dianalisis proses disintesis dalam, usaha mencari pemecahan atau jawabannya masalah oleh seseorang 3. Landasan filosofis proses psikologis pembelajaran Problem Solving adalah proses mengkontruksi pengalaman sehingga pandangan tentang bagaimana sebenarnya pengetahuan itu struktur kognitif akan terbentuk pada seseorang. 4. Proses belajar dalam Pandangan Metode problem solving menganut pada teori konstruktivistik yang menekankan pada pemahaman (understanding)



juga



menghilangkan



kesalahpahaman,



serta



memecahkan persoalan dalam, konteks pemaknaan yang dimiliki seseorang. Dengan demikian pegawai dapat mengetahui prinsipprinsip yang mendasari dari suatu fakta atau data yang lapangan yang dijumpai diolah melalui proses yang induktif. 3.2.



Saran



Dengan adanya makalah ini diharapkan perawat sebagai profesi tenaga kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan tentang penyelesaian masalah yang baik dalam praktek pelayanan kesehatan klien individu, keluarga dan komunitas maupun kehidupan perawat secara pribadi dalam kehidupan sehari-hari. Manusia adalah mahluk yang unik dan utuh sebagai mahluk biopsikososiospiritual dan merupakan system yang terbuka senantiasa berinteraksi secara tetap dengan



21



lingkungan



eksternalnya



serta



berusaha



selalu



menyeimbangkan



kedaan



internalnya. Sehingga dalam penyelesaian masalah perawat sebagai manusia yang utuh mempunyai kemampuan yang baik dalam menghadapi masalah-masalah keperawatan terkait pelayanan kesehatan dengan optimal dan profesional.



22



DAFTAR PUSTAKA http://dhimaskasep.files.wordpress.com/2008/02/t-05-problem-solvingapproach-dalam-pk.pdf http://episentrum.com/search/pengertian-problem-solving-dari-tokoh-tokohdalam-psikologi.html http://journal.mercubuana.ac.id/data/problem-solving.pdf diakses tgl 12 oktober 2015 http://home.comcast.net/~mrtwhs/mash/polya.pdf diakses tgl 12 oktober 2015 http://repository.upi.edu/operator/upload/s_d025_0607573_chapter2.pdf diakses tgl 12 oktober 2015 http://staff.uny.ac.id/system/files/penelitian/Ali%20Muhson,%20S.Pd.,M.Pd./Ali%20 Muhson%20-%20Problem%20Solving.pdf diakses tgl 12 oktober 2015 http://teori-belajar-dan-pembelajaran.blogspot.com/ diakses tgl 12 oktober 2015 http://www.isle.org/~langley/papers/icarus.cs05.pdf diakses tgl 12 oktober 2015 http://education-all.blogspot.co.id/2011/07/makalah-metode-problem-solving.html diakses tgl 12 oktober 2015 http://murni-uni.blogspot.co.id/2011/06/problem-solving.html diakses tgl 12 oktober 2015 https://today.mims.com/masalah-yang-sering-dihadapi-perawat Ali, Zaidin,H.2001.Dasar-dasar keperawatan professional.Jakarta: Widya Medika. Potter, Praticia A.2005.Buku ajar fundamental keperawatan edisi 4.Jakarta: EGC.



23



24