Konstruksi Kayu [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN 1.1.



Latar Belakang Kayu merupakan bahan produk alam, hutan. Kayu merupakanbahan bangunan yang



banyak disukai orang atas pertimbangan tampilanmaupun kekuatan. Dari aspek kekuatan, kayu cukup kuat dan kaku walaupunbahan kayu tidak sepadat bahan baja atau beton. Kayu mudah dikerjakan disambung dengan alat relatif sederhana. Bahan kayu merupakan bahan yangdapat didaur ulang. Karena dari bahan alami, kayu merupakan bahan bangunanramah lingkungan.Karena berasal dari alam kita tak dapat mengontrol kualitas bahan kayu.Sering kita jumpai cacat produk kayu gergajian baik yang disebabkan prosestumbuh maupun kesalahan akibat olah dari produk kayu. Dibanding dengan bahanbeton dan baja, kayu memiliki kekurangan terkait dengan ketahanan-keawetan.Kayu dapat membusuk karena jamur dan kandungan air yang berlebihan, lapuk karena serangan hama dan kayu lebih mudah terbakar jika tersulut api 1.2.



Tujuan



Tujuan dari penulisan makalah ini adalah Mahasiswa dapat mengetahui mengenai Konstruksi Kayu baik pengertian secara umum, maupun sambungan-sambungan yang digunakan terutama mengenai materi pembahasan yaitu mengenai struktur kuda-kuda kayu dan macam-macam Kusen pintu dan Jendela 1.3.



Manfaat



Manfaat dari penulisan makalh ini adalah memberikan Mahasiswa pengetahuan baru mengenail Konstruksi Kayu



1



BAB II PEMBAHASAN 2.1.



PENGERTIAN TENTANG STRUKTUR KAYU. Struktur kayu merupakan suatu struktur yang elemen susunannya adalah kayu.



Dalam perkembangannya, struktur kayu banyak digunakan sebagai alternatif dalam perencanaan pekerjaan-pekerjaan sipil, diantaranya adalah : rangka kuda-kuda, rangka dan gelagar jembatan, struktur perancah, kolom, dan balok lantai bangunan. Pada dasarnya kayu merupakan bahan alam yang banyak memiliki kelemahan struktural, sehingga pengunaan kayu sebagai bahan struktur perlu memperhatikan sifatsifat tersebut. Oleh sebab itu, maka struktur kayu kurang populer dibandingkan dengan beton dan baja. Akibatnya saat ini terdapat kecenderungan beralihnya peran kayu dari bahan struktur menjadi bahan pemerindah (dekoratif). Namun demikian pada kondisi tertentu (misalnya : pada daerah tertentu, dimana secara ekonomis kayu lebih menguntungkan dari pada penggunaan bahan yang lain) peranan kayu sebagai bahan struktur masih digunakan. 2.2.



BENTUK DAN KEGUNAAN KAYU. Sebagai bahan struktur kayu mempunyai berbagai kekuatan, khususnya dalam :



1. Menahan Tarikan. Kekuatan terbesar yang dapat ditahan oleh kayu adalah sejajar arah serat, sedangkan kekuatan tarikan tegak lurus arah serat lebih kecil dari pada sejajar serat. 2. Menahan Tekanan (Desak). Kayu juga dapat menahan beban desak, baik tekanan sejajar serat maupun tegak lurus serat, misalnya sebagai bantalan kereta api. Daya tahan desak tegak lurus serat lebih kecil bila dibandingkan dengan sejajar serat. 3. Menahan Lenturan. Besarnya daya tahan kayu terhadap lenturan tergantung pada jenis kayu, besarnya peampang kayu, berat badan, lebar bentangan, sehingga dengan dapatnya kayu menaan lenturan maka dapat menahan beban tetap meupun beban kejut/pukulan.



2



Sebagai bahan struktur kayu biasanya diperdagangkan dengan ukuran tertentu dan dipakai dalam bentuk balok, papan, atau bentangan bulat, (berdasarkan SK-SNI-03-24451991). 1. Balok  Untuk kuda-kuda / batang struktur (cm) : 8 x (8, 10, 12, 15, 18), 10 x (10, 12, 15, 18).  Balok antar tiang (cm) : 4 x (6, 8); 6 x (8, 12, 15); 8 x (12, 15, 18), 10 x (12, 15). 



Untuk kuzen pintu dan jendela (cm)



: 6 x (10, 12, 13, 15) ; 8 x (10, 12, 15).







Balok langit (cm)



: 8 x (12, 15, 18, 20); 10 x (15, 18, 20).







Tiang balok (cm)



: 8 x (8, 10, 12); 10 x (10, 12); 12 x (12, 15).



2. Reng dan Kaso : 2 x 3; 2,5 x (3,4,6,8, 10, 12); 3,5 x (3,4,6,8,10,12,15); 5 x (7,8,10,12,13,15,18,20,22,25) 3. Lis dan Jalusi : 1 x (1,3,4,5, 6, 8) 1,5 x (3,4,5,6,8,10,12,15,18,20,22) 2 x (4, 5,6,8, 10, 12) 4. Papan kayu.



: 2 x (15, 18,20,22,25) 3 x (18,20,22,25,30) 4



2.3.



x (18,20,22,25)



KEKURANGAN DAN KELEBIHAN KAYU. Kelebihan Kayu : 



Berkekuatan tinggi dengan berat jenis rendah.







Tahan terhadap pengaruh kimia dan listrik.







Relatif mudah dikerjakan dan diganti.







Mudah didapatkan, relatif murah.







Pengaruh temperatur terhadap perubahan bentuk dapat diabaikan.







Pada kayu kering memiliki daya hantar panas dan listrik yang rendah, sehingga baik untuk partisi.







Memiliki sisi keindahan yang khas.



3



Kekurangan Kayu : 1.



Adanya sifat-sifat kayu yang kurang homogen (ketidak seragaman), cacat kayu (mata kayu, retak, dll.).



2.



Beberapa jenis kayu kurang awet. Kekuatannya sangat dipengaruhi oleh jenis kayu, mutu, kelembaban dan pengaruh waktu pembebanan.



2



Keterbatasan ukuran khususnya untuk memenuhi kebutuhan struktur bangunan yang makin beskala besar dan tinggi.



3



Untuk beberapa jenis kayu tertentu harganya relatif mahal dan ketersediaan terbatas (langka).



2.4.



1



JENIS KAYU DI INDONESIA. Menurut Peraturan Konstruksi Kayu - PKKI (Lampiran 3), dari 3000-4000 jenis



pohon yang ada di Indonesia baru sekitar 150 jenis yang telah diselidiki dan dianggap penting dalam perdagangan. Dari jumlah tersebut sebagian merupakan jenis kayu yang penting sebagai bahan struktur. Lembaga Pusat Penyelidikan Kehutanan telah menyusun daftar kayu Indonesia yang terdiri dari 90 jenis kayu penting di Indonesia. Daftar tersebut tercantum selengkapnya pada Lampiran I. Susunan kayu sebagaimana disajikan pada Gambar 2.1. terdiri dari susunan sel-sel, dan sel-sel tersebut terdiri dari susunan “cellose” yang diikat dan disatukan oleh “lignine”. Perbedaan susunan sel-sel inilah yang menyebabkan perbedaan sifat-sifat dari berbagai jenis. Keterangan : A. Kulit luar. B. Kulit dalam. C. Kambium. D. Kayu gubal. E. Kayu teras (galih). F. Hati (puh) G. Jari-jari teras. Gambar 2.1.Potongan kayu elintang 4



a.



Kulit luar (outer bark), yang merupakan kulit mati, kering dan berfingsi sebagai pelindung bagian dalam kayu.



b. Kulit dalam (bast), kulit hidup, lunak basah, yang berfungsi mengangkut bahan makanan dari daun kebagian lain. c. Kambium (cambium), berada disebelah dalam kulit dalam, berupa



lapisan



sangat



tipis



(tebalnya



hanya



berukuran



mikroskopik). Bagian inilah yang memproduksi sel-sel kulit dan sel-sel kayu. d. Kayu gubal (sap wood), tebalnya bervariasi antara 1 - 20 cm tergantung jenis kayunya, berwarna keputih-putihan, berfungsi sebagai pengangkut air (berikut zat-zat) dari tanah ke daun. Untuk keperluan struktur umumnya kayu perlu diawetkan dengan memasukan bahan-bahan kimia kedalam lapisan kayu gubal ini. e. Kayu teras atau galih (heart wood), lebih tebal dari kayu gubal yang tidak bekerja lagi. Kayu teras terjadi dari perubahan kayu gubal secara perlahan-lahan. Kayu teras merupakan bagian utama pada struktur kayu yang biasanya lebih awet (terhadap serangan serangga, bubuk, jamur) dari pada kayu gubal. f. Hati (puh). g. Jari-jari teras (Rays) yang menghubungkan berbagai bagian dari pohon untuk penyimpanan dan peralihan bahan makanan.



5



2.5. KONSTRUKSI KUDA-KUDA KAYU 2.5.1. Kuda-Kuda Konstruksi kuda-kuda ialah suatu susunan rangka batang yang berfungsi untuk mendukung beban atap termasuk juga beratnya sendiri dan sekaligus dapat memberikan bentuk pada atapnya. Kuda-kuda merupakan penyangga utama pada struktur atap. Struktur ini termasuk dalam klasifikasi struktur framework (truss). Umumnya kuda-kuda terbuat dari kayu, bambu, baja, dan beton bertulang. Kuda-kuda kayu digunakan sebagai pendukung atap dengan bentang maksimal sekitar 12 m. Kuda-kuda bambu pada umumnya mampu mendukung beban atap sampai dengan 10 meter. Sedangkan kuda-kuda baja sebagai pendukung atap, dengan sistem frame work atau lengkung dapat mendukung beban atap sampai dengan bentang 75 meter, seperti pada hanggar pesawat, stadion olah raga, bangunan pabrik, dan lain-lain. Kuda-kuda dari beton bertulang dapat digunakan pada atap dengan bentang sekitar 10 hingga 12 meter. Pada kuda-kuda dari baja atau kayu diperlukan ikatan angin untuk memperkaku struktur kuda-kuda pada arah horizontal. Pada dasarnya konstruksi kuda-kuda terdiri dari rangkaian batang



yang



selalu



membentuk



segitiga.



Dengan



mempertimbangkan berat atap serta bahan dan bentuk penutupnya, maka konstruksi kuda-kuda satu sama lain akan berbeda, tetapi setiap susunan rangka batang harus merupakan satu kesatuan bentuk yang kokoh yang nantinya mampu memikul beban yang bekerja tanpa mengalami perubahan. 6



Kuda-kuda



diletakkan



di



atas



dua



tembok



selaku



tumpuannya. Perlu diperhatikan bahwa tembok diusahakan tidak menerima gaya horizontal maupun momen, karena tembok hanya mampu menerima beban vertikal saja. Kuda-kuda diperhitungkan mampu mendukung beban-beban atap dalam satu luasan atap tertentu. Beban-beban yang dihitung adalah beban mati (yaitu berat penutup atap, reng, usuk, gording, kuda-kuda) dan beban hidup (angin, air hujan, orang pada saat memasang/memperbaiki atap).



2.5.2. Batang-Batang Konstruksi Kuda-Kuda



Keterangan: a. Balok tarik b. Balok kunci c. Kaki kuda-kuda d. Tiang gantung e. Batang sokong f. Balok gapit g. Balok bubungan



h. Balok gording i. Balok tembok j. Balok bubungan miring k. Balok tunjang l. Tiang pincang m. Balok pincang



D 7



B C A Detail D Kuda-Kuda Kayu Detail B



Detail A



Detail C



Gambar XI-9, Detail Hubungan AntarBatang Kuda-Kuda



8



2.5.3. Tipe Kuda-Kuda a. Tipe Pratt



Gambar XI-10, Kuda-Kuda Tipe Pratt b. Tipe Howe



Gambar XI-11, Kuda-Kuda Tipe Howe c. Tipe Fink



Gambar XI-12, Kuda-Kuda Tipe Fink



d. Tipe Bowstring



Gambar XI-13, Kuda-Kuda Tipe Bowstring e. Tipe Sawtooth



Gambar XI-14, Kuda-Kuda Tipe Sawtooth



f. Tipe Waren



Gambar XI-15, Kuda-Kuda Tipe Waren



2.5.4. Bentuk-Bentuk Kuda-Kuda Berikut ditampilkan bentuk kuda-kuda berdasarkan bentang kuda-kuda dan jenis bahannya, yaitu: a. Bentang 3–4 Meter Digunakan pada bangunan rumah bentang sekitar 3 sampai dengan 4 meter, bahannya dari kayu, atau beton bertulang.



Gambar XI-16, Kuda-Kuda Bentang 3-4 Meter b. Bentang 4–8 Mater Untuk bentang sekitar 4 sampai dengan 8 meter, bahan dari kayu atau beton bertulang.



Gambar XI-17, Kuda-Kuda Bentang 4-8 Mete



c. Bentang 9–16 Meter Untuk bentang 9 sampai dengan 16 meter, bahan dari baja (double angle).



Gambar XI-18, Kuda-Kuda Bentang 9-16 Meter



d. Bentang 20 Meter Bentang maksimal sekitar 20 m, bahan dari baja (double angle) dan kudakuda atap sebagai loteng, bahan dari kayu.



Gambar XI-19, Kuda-Kuda Bentang 20



2.5.4.1.



Detai dan Sambungan pada Kuda-kuda Kayu



Kuda-kuda Pelana



Detail Konstruksi Kuda-kuda a



Detail Konstruksi Kuda-kuda b



Ditail Konstruksi Kuda-kuda c



Ditail Konstruksi Kuda-kuda d



Kuda-kudaJoglo



Ditail Konstruksi Kuda-kuda Joglo



Ditail Konstruksi Kuda-kuda Joglo



Ditail Konstruksi Kuda-kuda Joglo



Kuda-kuda Gergaji dan Detail



2.5.5.



Kuda-Kuda dalam Penerapan



Gambar XI-22, Pemasangan Kuda-Kuda



Gambar XI-23, Peletakkan Kuda-Kuda 2.5.6. Kuda-Kuda Sistem Knock Down Kuda-kuda sistem knock down merupakan terobosan baru untuk mendirikan rumah instan. Bentuk kuda-kuda sangat sederhana dan terbuat dari papan. Tipe kuda-kuda tersebut diperkenalkan dalam rangka pendirian rumah untuk korban bencana alam yang terjadi di Aceh tanggal 26 Desember 2004 dan dikenal dengan rumah tipe RI-A.



Gambar XI-24, Desain Kuda-Kuda Sistem Knock Down



Gambar XI-25, Pemasangan Kuda-Kuda Sistem Knock Down



2.6. ATAP Atap merupakan bagian dari struktur bangunan yang berfungsi sebagai penutup/pelindung bangunan dari panas terik matahari dan hujan sehingga memberikan kenyamanan bagi penggunan bangunan. Struktur atap pada umumnya terdiri dari tiga bagian utama yaitu: struktur penutup atap, gording, dan rangka kuda-kuda. Penutup atap akan didukung oleh struktur rangka atap, yang terdiri dari kuda -kuda, gording, usuk, dan reng. Beban-beban atap akan diteruskan ke dalam fondasi melalui kolom dan/atau balok. Konstruksi atap memungkinkan terjadinya sirkulasi udara dengan baik. Lebih detail bagianbagian atap seperti gambar.



Gambar XI-26, Struktur Atap Sederhana



2.6.1. Bentuk-benuk Atap a. Atap Limasan



Pandangan Muka



Pandangan Samping



Potongan Bujur (I–I)



Potongan Melintang (II–II)



Pandangan Atas Gambar XI-27, Atap Limasan



b. Atap Pelana



Pandangan Muka



Potongan Bujur (I–I) c. Atap Gerigi (Gergaji)/Sawteeth



d. Atap Tenda Terpatah (Joglo)



Pandangan Samping



Potongan Melintang (II–II)



1) Tanpa Soko Guru



Gambar XI-30, Atap Joglo Tanpa Soko Guru 2) Dengan Soko Guru



2.7. 2.7.1.



PINTU DAN JENDELA Pendahuluan Pintu dan jendela merupakan konstruksi yang dapat bergerak,



bergeraknya pintu atau jendela dipengaruhi oleh peletakan/penempatan, efisiensi ruang dan fungsinya. Dalam merencanakan pintu dan jendela, ada empat hal yang harus dipertimbangkan, yaitu: 2. Matahari Pintu dan jendela merupakan sumber pengurangan dan penambahan panas, sehingga jendela dapat diletakkan di sisi sebelah timur dan/atau barat. 3. Penerangan Untuk menghasilkan penerangan alami sebuah ruangan, dengan menempatkan jendela dekat sudut ruangan maka dinding didekatnya disinari cahaya akan memantulkan ke dalam ruangan. 4. Pemandangan Jendela



sebaiknya



ditempatkan



untuk



memberi



bingkai



pada



pemandangan. Ketinggian ambang atas jendela sebaiknya tidak memotong pemandangan orang yang duduk ataupun berdiri di dalam ruangan, juga jangan sampai kerangka jendela membagi dua atau lebih suatu pemandangan. 5. Penampilan Jndela



akan



rumah/bangunan.



dapat



mempengaruhi



penampilan



eksterior



2.7.2. Persyaratan 1. 2.



3. 4. 5.



Syarat pintu dan jendela pada sebuah bangunan: Bekerja dengan aman. Tahan cuaca, untuk mendapatkan ketahanan terhadap cuaca maka harus dipilih dari bahan yang baik, tidak mudah lapuk, tidak mudah mengalami kembang/ susut (muai, melengkung). Tidak ada celah/cahaya yang tidak dikehendaki masuk, cuaca (suhu, udara) masuk ke dalam ruangan. Kuat. Minimal ada satu buah jendela dalam sebuah ruangan.



2.7.3. Fungsi Fungsi pintu dan jendela dalam sebuah bangunan 1. Fungsi pintu Dalam kegiatan/komunikasi antarruang maka pintu sangat dibutuhkan, demikian juga sarana lintas antara bagian dalam dan bagian luar bangunan. 2. Fungsi jendela a. Penerangan alami ruangan b. Pengatur suhu ruangan, sirkulasi angin c. Melihat pemandangan/situasi luar bangunan 2.7.4. Jenis Pintu dan Jendela Pintu dan jendela biasanya dikelompokkan sesuai dengan bagaimana bukaannya, hal ini juga sangat erat hubungannya dengan jenis perangkat alat penggantung dan pengunci yang akan dipakai untuk melekatkan daun pintu/jendela pada rangkanya. 1. Jenis Pintu Dilihat dari cara membukanya daun pintu, pintu dibedakan menjadi: a. Pintu sorong (slide a door) yang membukanya didorong horizontal ke kiri/ kanan atau vertikal ke sisi atas, daun-daun pintu ini ditempatkan pada belakang rangka atau pada alat/rel, bagian jendela dapat dibuka penuh.



Dinding



Dinding Lantai Pintu sorong horizontal (slide a door) Gambar X-2, Pintu Sorong b. Pintu lipat, yang membukanya dengan cara didorong dan melipat di kanan/ kiri, daun-daun pintu diletakkan/digantung pada alat/rel, bagian pintu dapat dibuka ± 90%. Dinding



Gambar X-3, Pintu Lipat c. Pintu gulung (roll a door), yang membukanya dengan cara digulung di atas, daun-daun pintu digulung pada alat, bagian pintu dapat dibuka penuh.



Lantai Gambar X-4, Pintu Gulung



d. Pintu sayap tunggal/ganda, daun pintu digantung pada sisi dalam/luar rangka dengan alat/engsel. Pintu ini dibedakan menjadi pintu kiri/pintu kanan. Untuk mengetahui perbedaan ini dengan cara pada saat kita berdiri dan punggung menempel pada alat penggantung, apabila bukaan daun pintu sesuai dengan gerakan membuka tangan kiri maka pintu tersebut adalah pintu kiri demikian juga untuk pintu kanan. Bagian pintu dapat dibuka penuh



Dinding Pintu Kiri



Pintu Kanan Gambar X-5, Pintu Sayap



2. Jenis Jendela Jendela biasanya dikelompokkan sesuai dengan bukaannya, jendela yang terpasangnya mati tidak terbuka sama sekali, akan memberikan tingkat kekedapan terhadap cuaca paling besar. Jendela yang terbuka untuk ventilasi, pembersihan dan jalan keluar darurat mempunyai daun-daun jendela yang membukanya dengan cara disorong, diayun, atau diputar. Berikut ini adalah jenis-jenis utama bekerjanya jendela. a. Jendela gantung ganda, mempunyai daun-daun jendela yang didorong secara vertikal. Daun-daun jendela ini ditempatkan pada alur depan rangka atau pada alat/rel. Bagian jendela dapat dibuka ± 50%.



Gambar X-6, Jendela Sorong Vertical



b. Jendela gantung ganda, mempunyai daun-daun jendela yang didorong secara horizontal. Daun-daun jendela ini ditempatkan pada alur depan rangka atau pada alat/rel. Bagian jendela dapat dibuka ± 50%.



Gambar X-7, Jendela Sorong Horizontal



c. Jendela sayap, mempunyai daun-daun jendela yang digantung pada ambang atas/bawah atau pada tiang. Daun-daun jendela ini ditempatkan pada engsel depan/belakang. Bagian jendela dapat dibuka penuh.



Jendela sayap tunggal (engsel diambang bawah)



Jendela sayap ganda (engsel diambang atas)



2.8.



Kusen Pintu dan Jendela Untuk meletakkan daun pintu atau daun jendela pada dinding, dipasang



rangka yang disebut kusen, kusen untuk tempat tinggal terbuat dari kayu atau logam.



Kusen



Jendela sayap tunggal



Jendela sayap ganda kayu (engsel diambang memberikan (engsel diambang atas) bawah) penampilan yang hangat dan indah dari tampilan tekstur serat-serat kayu yang dimilikinya, mempunyai nilai penyekat panas yang baik dan pada umumnya tahan terhadap pengaruh cuaca. Rangka jenis ini dapat berupa produk pabrik yang telah diselesaikan dengan pelapisan cat, pewarnaan atau masih berupa kayu asli tanpa logam sayap berbeda dari kayu, kusen Jendela sayappelapisan. Kusen dari bahan Jendela logam tunggal tidak terpengaruh bila basah, kusen logam ganda ini tidak memiliki kehangatan (engsel ditiang) (engsel ditiang) dalam penampilan dan memberikan daya tahan yang kecil terhadap perpindahan Gambar X-8, dapat Jendela panas. Kusen logam terbuat sayap dari aluminium, baja atau baja tak berkarat (stainless-steel ), warna alami logam dapat ditutup dengan lapisan cat dan dirawat dengan baik untuk mencegah korosi. Ukuran penampang batang kayu untuk rangka pintu dan jendela sebagai berikut. Pada pintu biasa dengan satu daun: 5/10 5/12 5/14 5/15 cm 6/10 6/12 6/14 6/15 cm 7/12 cm Pada pintu rangkap dengan dua daun: 8/10 8/12 8/14 8/15 cm 1. Bagian-Bagian Kusen Kusen terdiri atas: 1. Tiang (style). 2. Ambang (dorpel) pada kusen jendela terdapat ambang atas dan ambang bawah sedangkan pada pintu tidak ada ambang bawah. 3. Sponneng, yaitu tempat peletakkan/melekatnya daun pintu atau daun jendela. 4. Telinga, yaitu bagian ambang (dorpel) yang masuk/ditanam kedalam tembok yang berfungsi untuk menahan gerakan kusen ke muka atau ke belakang. 5. Alur kapur, bagian dari tiang (style) yang dialur/dicoak dengan fungsi untuk menahan gerakan kusen ke muka atau ke belakang selain itu juga agar apabila terjadi penyusutan, tidak timbul celah.



6. Angkur, dipasang pada tiang (style), berfungsi untuk memperkuat melekatnya pada tembok juga menahan gerakan ke samping, dan ke muka/ ke belakang. 7. Duk (neut), dipasang pada tiang (style) di bagian bawah, khusus untuk kusen pintu, berfungsi untuk menahan gerakan tiang ke segala arah dan melindungi tiang kayu terhadap resapan air dari lantai ke ata 2. Jenis-Jenis Kusen Pintu 80 cm a. Kusen Pintu Tunggal Gambar XTelinga Ambang atas 10, Kusen Pintu Tunggal



Tiang Angker besi



B



B Lat penarik



Besi



Kaki



A Tampak muka Sponeng Alur labur



cm210



Sponeng



Potongan A–A



b. Kusen Pintu Gendong A



B



B



C



D



D



Pot. C–C C



Pot. A– A



Tampak muka A



Pot. B–B



Pot. D–D Gambar X-11, Kusen Pintu Gendong



c. Kusen Pintu Gendong Ventilasi Melingkar A



A



C



C



D



D POT.BB POT.AA A



B



POT.CC POT.DD Gambar X-12, Kusen Pintu Gendong Ventilasi Melingkar



3. Jenis-Jenis Kusen Jendela a. Kusen Jendela Tunggal



b. Kusen Jendela Ganda E



A



B



C



D 40



12



30 84



F



2.9.



Detail Potongan dan Sambungan Kusen dan Daun Pintu / Jendela Kayu



Kosen Tunggal



Detail Hubungan Konstruksi Kosen Pintu



Menggambar Ditail Potongan dan Sambungan



Kosen pintu dan jendela



Detail konstruksi Kosen pintu dan Jendela



Menggambar Daun Pintu dan Jendela Kayu



Konstruksi Pintu Panil



Konstruksi Pintu Kaca



Konstruksi pintu Triplek