Konstruksi Tenunan Bahan Tekstil: Kelas X [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KONSTRUKSI TENUNAN BAHAN TEKSTIL KELAS X



KONSTRUKSI TENUNAN BAHAN TEKSTIL BIDANG STUDI KEAHLIAN PARIWISATA PROGRAM STUDI KEAHLIAN TATA BUSANA KELAS : X SEMESTER : 1



Penyusun : TUTIK ATMAWATI, S.Pd. NIP. 19651102 199103 2 005



SMK NEGERI 3 PROBOLINGGO 2019 Tekstil



ii



Kata Pengantar Sebagai salah satu upaya untuk mencapai suatu tujuan tertentu dalam pemelajaran diperlukan media yang sesuai dan tepat. Dari beberapa media yang dapat digunakan salah satunya adalah berupa modul. Modul selain dipakai sebagai sumber belajar bagi siswa juga dapat dijadikan sebagai pedoman dalam melakukan suatu kegiatan tertentu. Untuk sekolah menengah kejuruan, modul merupakan media informasi yang dirasakan efektif, karena isinya singkat, pada informasi dan mudah dipahami bagi peserta belajar. Sehingga proses pemelajaran yang tepatguna akan dapat dicapai. Dalam modul ini akan dipelajari mengenai pengetahuan bahan tekstil untuk pembuatan busana sebagai salah satu kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa dalam pembuatan busana. Saat ini banyak sekali ragam tekstil yang beredar di pasaran. Beragamanya bahan tekstil mengharuskan kita teliti di dalam memilih bahan yang sesuai sehingga mendapatkan hasil yang maksimal. Semoga materi ini dapat memberikan konstribusi yang cukup baik dalam pembuatan busana. Sebagai dasar dalam pekerjaan pembuatan busana, maka pengetahuan akan pengetahuan bahan tekstil sangat bermanfaat untuk Anda pelajari.



Probolinggo, Penyusun



Tekstil



Desember 2018



iii



Daftar Isi Halaman Kata Pengantar ............................................................................ Daftar Isi …………………………………………………………………………………… Peta Kedudukan Modul ................................................................. Keterangan Peta Kedudukan Modul Tata Busana …………………………… Mekanisme Pembelajaran …………………………………………………………….



ii iii iv v vii



I. PENDAHULUAN A. Deskripsi ........................................................................... B. Prasyarat ........................................................................... C. Petunjuk Penggunaan Modul .............................................. D. Tujuan Akhir ...................................................................... E. Kompetensi ....................................................................... F. Cek Kemampuan ...............................................................



1 1 1 2 2 2



II. PEMELAJARAN A. Rencana Belajar Peserta Diklat ........................................... B. Kegiatan Belajar 1. Kegiatan Pemelajaran ................................................ a. Tujuan Kegiatan Pemelajaran ................................ b. Uraian Materi ......................................................... c. Rangkuman ........................................................... d. Tugas .................................................................... e. Lembar Kerja .........................................................



4 4 4 18 18 19



III. EVALUASI DAN FORMAT PENILAIAN A. Evaluasi ........................................................................... 1. Soal Pilihan Ganda ....................................................... 2. Soal Isian Jawaban Singkat .......................................... 3. Kunci Jawaban ........................................................... B. Format Penilaian ..............................................................



20 20 22 22 25



IV. PENUTUP .............................................................................



26



DAFTAR KEPUSTAKAAN ............................................................



27



Tekstil



3



iv



Peta Kedudukan Modul Tata Busana



Pola Dasar



Menggunting Bahan secara Industri



Pembuatan Pola



Operator Pola



Pengguntingan Bahan Busana



Operator Potong



Pembuatan Busana Industri



Operator Jahit Pembuatan Busana (custom made)



TEKSTIL



Tekstil



Dasardasar Teknologi Menjahit



Dasar Desain



Pembuatan Hiasan Busana



Desain Busana



v



KETERANGAN PETA KEDUDUKAN MODUL BIDANG KEAHLIAN TATA BUSANA NO 1 2



3



4



5



6



MATA PELAJARAN



KODE MODUL



Tekstil



C.2.1



Tekstil



C.2.2.1



Mengikuti Prosedur Kesehatan, Keselamatan, dan Keamanan dalam Bekerja (K3)



C.2.2.2



Jenis Mesin dan alat jahit



C.2.2.3



Standar mutu dan Cara memeriksa mutu jahitan



C.2.2.4



Teknologi Menjahit



C.2.3.1



Bentuk,bagian dan perkembangan tubuh



C.2.3.2



Teknik mengukur tubuh



C.2.3.3



Pola Dasar Drapping



C.2.3.4



Pola Dasar Badan secara Konstruksi



C.2.3.5



Pola Dasar Lengan secara Konstruksi



C.2.3.6



Pola Dasar Rok secara Konstruksi



C.2.3.7



Pola Dasar Blus secara Konstruksi



C.2.4.1



Dasar-dasar Desain



C.2.4.2



Desain Hiasan pada benda



C.2.4.3



Unsur Desain



C.2.4.4



Prinsip Desain



C.3.1.1



Tusuk dasar sulaman



C.3.1.2



Hiasan payet



C.3.1.3



Sulaman pita



C.3.1.4



Hiasan pengecatan



C.3.2.1



Bentuk dasar dan perkembangan mode busana



C.3.2.2



Pembuatan gambar bagianbagian busana



C.3.2.3



Rangka dan Sikap tubuh



C.3.2.4



Pembuatan gambar kepala, wajah dan rambut,



C.3.2.5



Pembuatan gambar kaki dan jari



C.3.2.6



Pembuatan desain sketsa busana



C.3.2.7



Tekik penyelesaian secara kering



Dasar-dasar Teknologi Menjahit



Dasar Pola



Dasar Desain



Pembuatan Hiasan



Desain Busana



Tekstil



JUDUL MODUL



vi



7



8



9



Pembuatan Pola



Pembuatan Busana (Industri)



Pembuaatan Busana (Custom-Made)



Tekstil



C.3.2.8



Tekik penyelesaian secara basah



C.3.3.1



Uji-coba pola pola dasar



C.3.3.2



Merubah pola kemeja



C.3.3.3



Teknik pembuatan sampel rok



C.3.3.4



Teknik pembuatan sampel blus



C.3.3.5



Teknik pembuatan sampel kemeja



C.3.3.6



Penyesuaian pola, sesuai ukuran standar(grading)



C.3.3.7



Pola celana panjang



C.3.3.8



Pola busana pesta wanita



C.3.3.9



Pola busana kerja wanita/Blazer (tailoring)



C.3.4.1



Pembuatan busana secara Industri



C.3.4.1



Pengetahuan marker layout



C.3.4.2



Teknik menggelar bahan busana secara industri



C.3.4.3



Menggunting bahan secara industri



C.3.4.4



Teknik memberi tanda jahitan pada komponen secara industri



C.3.4.5



Teknik membuat tiket dan label



C.3.4.6



Menjelaskan teknik mengikat komponen busana secara industri



C.3.4.7



Teknik menjahit komponen busana ritsluiting / belahan secara industri



C.3.4.8



Teknik penyelesaian akhir busana secara industri



C.3.4.9



Teknik pengemasan busana secara industri



C.3.4.10



Perhitung harga jual busana secara industri



C.3.5.1



Gaun pesta, rok dan jaket



C.3.5.2



Pengguntingan bahan busana



C.3.5.3



Menyeterika/Pressing busana



C.3.5.4



Menjahit busana



C.3.5.5



Perhitungan kalkulasi harga jual busana



C.3.5.6



Pengemasan busana



vii



Mekanisme Pemelajaran START Lihat Kedudukan Modul Lihat Petunjuk Penggunaan Modul



Kerjakan cek kemampuan



Nilai > = 75



Nilai < = 75 Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 Kegiatan Belajar 4



Nilai < 75



Evaluasi Tertulis & Praktik



Nilai



Tekstil



Modul berikutnya/ Uji Kompetensi



viii



PENDAHULUAN A. Deskripsi odul pengetahuan bahan tekstil ini merupakan salah satu modul dasar penunjang dalam mempelajari mata pelajaran pengetahuan bahan tekstil sesuai asal serat bahan (material), yaitu mempelajari asal serat bahan baku dan mengidentifikasi jenis bahan utama (fashion fabric). Tujuan diajarkannya modul ini, agar peserta didik memiliki wawasan dan ketrampilan dalam memilih dan membeli bahan baku busana sesuai dengan desain. Agar tujuan pemelajaran tercapai, dan beberapa materi yang harus dikuasai oleh peserta didik melalui modul ini, antara lain adalah:  Pengetahuan dasar tenunan bahan tekstil.  Konstruksi tenunan bahan tekstil.



M



B. Prasyarat alam mempelajari modul ini Anda harus sudah menguasai dasardasar menggambar busana. Karena dalam memilih bahan tekstil pengetahuan tentang dasar-dasar disain, faktor pemilihan disain harus dipahami dengan benar agar tidak mengalami kesulitan ketika mempelajari materi pemilihan bahan tekstil.



D



C. Petunjuk Penggunaan Modul 1. Pelajari daftar isi serta skema kedudukan modul dengan cermat dan teliti. Karena dalam skema modul akan nampak kedudukan modul yang sedang Anda pelajari dengan modul-modul yang lain. 2. Kerjakan soal-soal dalam cek kemampuan untuk mengukur sampai sejauh mana pengetahuan yang telah Anda miliki. 3. Apabila dari soal dalam cek kemampuan telah Anda kerjakan dan 75% terjawab dengan benar, maka Anda dapat langsung menuju evaluasi untuk mengerjakan soal-soal tersebut. Tetapi apabila hasil jawaban Anda tidak sampai mencapai 75%, maka Anda harus mengikuti kegiatan pemelajaran dalam modul ini. 4. Perhatikan langkah-langkah dalam melakukan pekerjaan dengan benar untuk mempermudah dalam memahami suatu proses pengerjaan. 5. Pahami setiap materi teori dasar yang akan menunjang dalam penguasaan suatu pekerjaan dengan membaca secara teliti. Kemudian kerjakan soal-soal evaluasi sebagai sarana latihan. 6. Untuk menjawab test formatif usahakan memberi jawaban yang singkat, jelas dan kerjakan sesuai dengan kemampuan Anda setelah mempelajari modul ini. 7. Bila terdapat penugasan, kerjakan tugas tersebut dengan baik dan bilamana perlu konsultasikan hasil tersebut pada guru/instruktur. 8. Catatlah kesulitan yang Anda dapatkan dalam modul ini untuk ditanyakan pada guru pada saat kegiatan tatap muka. Bacalah referensi lainnya yang berhubungan dengan materi modul agar Anda mendapatkan tambahan pengetahuan.



Tekstil



1



9. Perlengkapan yang perlu Anda persiapkan: a. Bermacam-macam bahan tekstil. b. Bermacam-macam perca bahan tekstil dengan ukuran 8x10 cm. D. Tujuan Akhir Setelah mempelajari modul ini diharapkan Anda dapat: 1. Memahami tenunan bahan tekstil. 2. Mengenal konstruksi tenunan bahan tekstil. 3. Mengenali tekstur bahan tekstil berdasarkan konstruksi dasar tenunannya. 4. Mempraktekkan konstruksi tenunan bahan tekstil E. Cek Kemampuan 1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan tenunan ! 2. Jelaskan 3 macam dasar tenunan bahan tekstil ! 3. Jelaskan 5 macam tekstrur bahan tekstil berdasarkan konstruksi dasar tenunannya ! 4. Jelaskan ciri-ciri khas dari masing-masing dasar tenunan bahan tekstil !



Tekstil



2



BAB. II PEMELAJARAN A. Rencana Belajar Peserta Didik Kompetensi Inti : K3. Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang pengetahuan faktual, konseptual, operasional dasar, dan metakognitif sesuai dengan bidang dan lingkup kerja Tata Busanapada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia kerja, warga masyarakat nasional, regional, dan internasional. K4. Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji



secara efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.



Materi Pokok : 1. Dasar tenunan bahan tekstil 2. Konstruksi tenunan bahan tekstil Jenis Kegiatan



No



1



Tgl. Waktu



Tempat Belajar



Alasan Perubahan



Tanda Tangan Guru



Pengenalan dasar tenunan bahan tekstil : 1) Pengenalan tenunan dasar bahan tekstil 2) Sifat /karakteristik bahan tekstil berdasarkan konstruksi tenunannya 3) Konstruksi tenunan bahan tekstil :  Tenunan silang polos  Tenunan silang kepar  Tenunan silang satin 4) Membuat tenunan bahan tekstil



B. Kegiatan Belajar a. Tujuan Kegiatan Pemelajaran Setelah mempelajari kegiatan belajar konstruksi dasar tenunan bahan tekstil , diharapkan Anda dapat: 1. Menjelaskan konstruksi tenunan bahan tekstil.



Tekstil



3



2. Mempraktekkan pola konstruksi tenunan bahan tekstil. b. Uraian Materi emiliki pengetahuan tentang bahan tekstil merupakan satu modal yang sangat besar bagi Anda yang bergerak di bidang busana. Bagi konsumen tekstil, mengetahui bahan tekstil diperlukan untuk pemilihan sesuai dengan gambar disain. Selain itu pengetahuan bahan tekstil akan banyak membantu Anda dalam mengenal jenis dan kualitas bahan yang dicantumkan dalam label tekstil, sehingga dapat menghindari kesalahan pada waktu membeli atau menghindari penipuan. Pemilihan bahan yang baik berdasarkan kualitas kain yang sangat dipengaruhi oleh asal serat, proses pembuatan benang, proses pembuatan kain serta penyempurnaan bahan.



M



Konstruksi Bahan Tekstil Konstruksi suatu bahan tekstil menentukan berat jatuhnya bahan (drape), keawetan dan tekstur bahan. Ada metode dasar konstruksi bahan, yaitu: a) Tenunan (woven) b) Rajutan (knitted) c) Anyaman d) Buhul e) Kaitan f) Renda g) Kempa h) Bahan tidak ditenun (non woven) a) Tenunan (Woven) Kalau kita memperhatikan selembar kain, maka kita akan mengetahui arah panjang dan lebar kain, serta pinggir kain atau tepi kain. Ketika kita mengamati kain dengan lebih teliti maka kita bisa melihat kain dengan lebih teliti maka kita bisa melihat susunan benang-benang yang sejajar dan searah dengan tepi kain dan benang-benang yang melintang. Benang-benang yang sejajar pinggir kain disebut dengan Benang Lusi. Sedangkan benang yang melintang disebut dengan Benang Pakan. Benang lusi dan benang pakan saling menyilang satu sama lain. Setiap bahan tenunan mempunyai pinggir atau tepi kain (selvage) sepanjang kedua sisi kain dan biasanya dibuat lebih tebal dengan cara memakai benang gintir atau memperbanyak jumlah benang lusi dibandingkan pada bagian tengah kain. Lebar pinggir kain bervariasi sekitar 0,5 cm sampai 1 cm. Hal ini bertujuan untuk menguatkan kain dan melindungi benang-benang supaya tidak mudah bertiras. Selalu pastikan bahwa benang-benang pakan ada pada sudut yang tepat pada tepi kain (selvage). Hal ini menunjukkan bahwa bahan terletak pada lajurnya atau sesuai dengan arah serat (grain line) suatu hal yang harus dipertimbangkan ketika kita memotong bahan. Kekencangan dari suatu tenunan tergantung pada jumlah benangbenang lusi dan benang-benang dan dalam setiap 1 cm2. Hal ini biasa disebut dengan Tetal Kain. Banyaknya benang lusi per 1 cm dan benang pakan per 1 cm masing-masing disebut dengan tetal lusi dan tetal pakan.



Tekstil



4



Konstruksi tenunan dibedakan berdasarkan silang tenunan, yaitu silang dasar dan silang dasar yang divariasi. Ada tiga macam silang dasar, yaitu silang polos, silang kepar, dan silang satin. Dalam perkembangannya ada bermacam silang tenunan tetap pada dasarnya merupakan variasi dari ketiga silang dasar tersebut, kecuali untuk tenunan yang berpola (patterned). (1) Kain Tenun Dengan Silang Polos (Silang Anyaman) Silang polos merupakan silang paling tua dan terbanyak digunakan diantara anyaman yang lain. Diperkirakan 80% dari semua silang tenunan adalah silang polos dan turunannya. Silang polos merupakan silang yang paling sederhana dengan permukaan yang sama antara bagian baik dan bagian buruk kain. Karena silangan antara benang-benang pakan dan lusi pada silang polos paling banyak jika dibandingkan dengan silang yang lain, maka anyaman polos adalah paling kuat. Selain kuat anyaman polos mudah diberi disain, misalnya permukaan dicap, dibatik, disulam dan lain sebagainya. Beberapa tenunan dengan anyaman polos yang terkenal adalah kain muslin, mori, nansook, voile, organdi, blaco dan sebagainya. Konstruksi



Contoh Bahan



Gambar 1. Tenunan silang polos (2) Kain Tenun Dengan Silang Kepar (Twill) Silang kepar adalah suatu anyaman yang benang-benang lusinya menyilang di atas atau di bawah dua benang pakan atau lebih, dengan silangan benang lusi sebelah kiri atau kanan bergeser satu benang pakan atau lebih untuk membentuk garis diagonal atau garis kepar. Kain dengan silang kepar jarang dicap karena tekstur permukaannya sudah menarik dengan adanya garis-garis kepar tersebut. Namun kain kepar yang berasal dari serat sutera atau serat lain yan ringan sering dicap. Kain kepar tidak mudah kotor karena kotoran hanya cenderung menempel pada permukaan garis kepar.



Tekstil



5



Beberapa tenunan dengan silang kepar antara lain drill, jeans, denim, gabardin dan sebagainya. Konstruksi



Contoh Bahan



Gambar 2. Tenunan silang kepar (3) Kain Tenun Dengan Silang Satin Efek yang panjang, baik arah lungsi maupun kearah pakah menempati sebagian besar permukaan kain, tidak ada titik silang, yang berimpit melainkan tersebar merata. Pergeseran yang panjangpanjang membuat efek kain yang lebih berkilau dibanding dengan tekstil dengan efek pendek-pendek. Namun kekurangannya adalah tenunan cenderung menjadi kendor. Satin biasanya dibuat dari benang-benang filamen sutera maupun serat buatan seperti rayon, nilon dan sebagainya. Satin dibuat dari benang kapas, kainnya dimerser disebut sateen atau satine. Konstruksi



Contoh Bahan



Gambar 3. Tenunan silang satin Karena sedikitnya jumlah silangan pada satin menyebabkan benang-benang berimpit satu sama lain dan menghasilkan sifat-sifat kain yang lebih halus, berkilau, lembut dan melangsai. Satin terutama baik dipakai sebagai kain lapis karena dengan banyaknya jumlah lusi maka tenunan lebih kuat dan karena satin licin maka mudah mengelincir. b)



Rajutan (Knitted)



Berbeda dengan kain tenun yang dibuat dengan menyilangkan dua macam benang yaitu benang lusi dan benang pakan, maka kain rajut pada dasarnya dibuat dengan cara membentuk sengkelit-sengkelit. Dari satu macam benang saja yang searah dengan lebar kain atau yang searah dengan panjang kain.



Tekstil



6



Apabila kita mengamati selembar kain rajut, kita akan melihat aluralur pada kain itu baik ke arah panjang kain maupun ke arah lebar kain. Alur-alur ini terbentuk oleh rangkaian sengkelit. Menurun arah alur tersebut istilah baris sengekelit (wale) dan deret jeratan (course), baris sengkelit (wale) adalah satu deretan sengkelit ke arah panjang kain yang dalam pembuatannya dibentuk oleh sebuah jarum. Sedangkan deret sengkelit (course) adalah satu deretan sengkelit rajut ke arah lebar kain. Konstruksi kain rajut berbeda dengan kain tenun, maka sifatsifatnya pun berbeda pula. Kain rajut pada umumnya mulur dan daya elastisitasnya lebih tinggi daripada kain tenun, sehingga kain rajut cocok untuk pakaian-pakaian yang berukuran tubuh (body size) dan mengikuti bentuk tubuh tanpa mengganggu gerakan tubuh (press body). Hal ini disebabkan karena adanya lengkungan sengkelit pada kain rajut dapat mudah tertarik ke segala arah. Namun sayang, apabila sehelai benangnya putus maka akan mudah menjalar melepaskan sengkelit lainnya, sehingga lubang kain menjadi bertambah besar. Tetapi dengan perkembangan teknologi di bidang rajut, telah banyak dibuat kain rajut yang kokoh seperti kain tenun tanpa mengurangi elastisitasnya. Konstruksi bahan rajutan bermacam, diantaranya adalah sebagai berikut. (1) Kain Rajut Rata/Polos (Plain Single Jersey) Adalah yang dikenal dengan pola-pola vertikal berbentuk “V” pada permukaan bahan, dan deretan-deretan horizontal dari setengah lingkaran pada bagian belakang. Rajutan ini mulur (stretch) pada bagian horizontalnya. Konstruksi Contoh Bahan



Gambar 4. Rajut rata / polos



Tekstil



7



(2) Kain Rajut Trikot (Triko) Rajutan lusi termasuk rajutan triko dan rajutan raschel. Triko mempunyai tekstur rib yang halus serta drape lembut dan seringkali digunakan untuk bahan pelapis (lining), pakaian sehari-hari (casual) dan pakaian dalam (lingerie). Konstruksi



Contoh Bahan



Gambar 5. Rajut trikot (triko) (3) Kain Rajut Double (Double Knits) Dirajut dengan dua jarum dan dua benang secara serentak sehingga seolah-olah dirajut. Bagian baik dan bagian buruk bahan kelihatan sama. Rajutannya stabil dan kuat, banyak memberikan keleluasaan dengan tidak mulur maupun kendur. Konstruksi



c) Anyaman



Contoh Bahan



Gambar 6. Rajut double



Anyaman bukanlah suatu hasil tenunan, tetapi dibuat dari satu susunan benang yang disilangkan miring dari kiri ke kanan dan kembali lagi. Anyaman ini bisa dikerjakan dengan tangan ataupun mesin.



Gambar 6. Contoh anyaman



Tekstil



8



Bahan anyaman bisa Anda buat dari beraneka bahan. Asal bahan itu tidak mudah putus dan pipih serta lentur maka bahan itu bisa dianyam, misalnya: kulit, benang, plastik, rafia, bambu, rotan, dan bahan alami yang lain, seperti rumput, rumputan, mendong, agel, enceng gondong yang sudah dikeringkan, pelepah pisang, akar wangi dan sebagainya. Hasil dari anyaman bisa berupa tas dari kulit yang dianyam, anyaman kain, plastik, sepatu, rompi, atau garnitur busana dan pelengkap busana. Juga untuk lenan rumah seperti taplak meja, alat rumah tangga misalnya alat dapur, hiasan dinding, kerajinan tangan dan sebagainya. Anyaman dapat dibuat dalam bentuk pipih atau bulat, misalnya veterband, tali sepati dan ikat pinggang. d) Buhul Salah satu teknik membuat kain adalah membuat buhul atau simpul. Contoh dari buhul adalah macrame dan filet. Teknik macrame berasal dari Arab. Pada mulanya hanya berupa simpul-simpul yang sederhana, teapi kemudian berkembang dengan variasi antara simpulsimpul tersebut dan menghasilkan motif yang bermacam-macam. Buhul terdiri dari dua kali simpul, yang pertama disebut setengah buhul. Kedua, setengah buhul lagi yang menguatkan ikatan setengah buhul pertama sehingga tidak terlepas. Motif buhul bisa merupakan garis-garis horisontal, vertikal dan diagonal. Dari rangkaian buhul tersebut dapat dihasilkan bermacam-macam barang kerajinan dan aksesori busana, seperti tas, ikat pinggang, rompi (vest), syal/selendang dan sebagainya.



Gambar 7. Contoh hasil buhul/makrame e) Kaitan Teknik membuat kain yang lain adalah mengait dan hasilnya dinamakan crochet (kaitan). Kaitan dibuat dari benang kait, misalnya benang wol, benang akrilik, benang katun, benang nilon maupun jerami (raffia) dan lainnya. Untuk mengait dipergunakan jarum kait (haakpen/Belanda, Crochet needle/Inggris) dari ukuran kecil sampai besar, disesuaikan dengan benang yang dipergunakan. Untuk jarum kait yang kecil (jarum bernomor kecil) dipakai benang yang kecil (halus). Untuk benang yang besar digunakan jarum kait yang besar (jarum bernomor besar).



Tekstil



9



Nomor jarum kait ukuran standar internasional adalah dari 0.60 sampai dengan 7.00. Contoh hasil kaitan ialah blus, vest (rompi), selendang, taplak meja, seprai, tas, topi, dan lainnya. Ada bermacammacam kaitan antara lain:  Kaitan Biasa  Kaitan Tunisia  Kaitan Irish  Kaitan Amerika  Kaitan Renda (1)



Kaitan Biasa Mula-mula dibuat sengkelit, kemudian dibuat kaitan yang merupakan rangkaian tusuk rantai. Ada berbagai macam setik kaitan, yaitu tusuk setengah erat (kaitan tunggal), tusuk erat (kaitan rangkap), tusuk setengah tangkai, tusuk tangkai, tusuk tangkai ganda, tusuk tangkai lipat tiga. Berbagai macam tusuk kaitan ini dirangkaikan sehingga merupakan suatu rangkaian kaitan yang dibentuk menjadi benda kaitan, seperti taplak meja, selendang, dan lainnya.



Mengait tusuk rantai



2. Mengait tusuk erat



1. Mengait tusuk setengah erat



3. Mengait tusuk setengah tangkai



5. Mengait tusuk tangkai ganda



4. Mengait tusuk tangkai



6. Mengait tusuk tangkai tiga lipat



Gambar 8. Kaitan Biasa (2) Kaitan Motif Tunisia Kaitan Tunisia atau kaitan afghan biasanya menggunakan benang yang kasar dan memakai jarum yang besar, panjang, dan rata. Kaitan Tunisia menghasilkan kaitan yang rata, padat, dan bertepi. Bahan yang dihasilkan oleh kaitan Tunisia kelihatan agak seperti rajutan (knit), jika Anda kurang teliti kadangkala susah membedakan antara hasil rajutan atau kaitan (crochet).



Tekstil



10



Kaitan Triko



Kaitan Renda Aghan



Gambar 9. Kaitan Motif Tunisia 3) Kaitan Irish Kaitan Irish merupakan kaitan yang berbentuk bunga-bunga. Kaitan ini dapat dihubungkan satu dengan lainnya, sehingga merupakan rangkaian kaitan untuk tas, taplak meja, penutup seprai tempat tidur (bed-cover), dan sebagainya.



Gambar 10. Kaitan Irish



Tekstil



11



(4) Kaitan Amerika Kaitan Amerika hampir sama dengan kaitan irish. Bedanya, motif pada kaitan amerika merupakan motif bunga yang rata/datar, sedangkan pada kaitan irish bermotif bunga timbul. Dari kaitan yang rata tersebut dirangkaikan menjadi satu, sehingga merupakan suatu patchwork (tambal) yang dipergunakan untuk penutup seprai tempat tidur (bed cover), tas, taplak meja, vest (rompi), dan lainnya.



Gambar 11. Kaitan Amerika (5) Kaitan Renda Jepitan Rambut (Hair-pin Crochet) Tipe kaitan ini biasanya dipergunakan untuk menghasilkan potongan renda panjang (strip), yang dapat dipakai untuk hiasan-hiasan pinggir ataupun sisipan. Kadangkala potongan strip renda digabungkan bersama untuk membentuk "ban" lebar sebagai hiasan kelim rok bawah (skirt), stola (selendang panjang dan lebar), ataupun taplak meja. Alat yang dipakai ialah jarum kait dan pen khusus berbentuk “U”. Setelah benang dikaitkan pada pen, kemudian dirajut dan dilepaskan setelah selesai pengerjaannya, baru dibentuk dan digabungkan sesuai desain dan kebutuhan.



Gambar 12. Kaitan Renda Jepitan Rambut (Hair-pin Crochet)



Tekstil



12



f) Renda Yang dimaksud dengan renda di sini adalah kain renda (lace), yang dibuat dengan tangan ataupun dengan mesin. Dalam rumah tangga dipergunakan untuk taplak meja, tirai jendela, sebagai pakaian (dress/gaun), pakaian dalam (lingerie), dan saputangan. Corak kain renda dapat terdiri atas dua bagian yaitu bagian yang merupakan dasar dan bagian lainnya merupakan sekelompok motif-motif tertentu, misalnya motif bunga. Benang linen biasanya dapat dibuat renda yang nyata (dengan benang besar), yang dikerjakan dengan tangan atau mesin. Tetapi, benang kapas, rayon, nilon, atau sutra dibuat dengan mesin. Ada beberapa macam renda, yaitu filet, renda simpul (frivolite), dan tula (tulle).



Gambar 13. Kain renda (lace)



Gambar 14. Renda Frivolite



Tekstil



13



g) Kempa Biasanya dibuat langsung dari serat wol. Bulu-bulu pada permukaan tenunan, ikatannya kurang kuat, sehingga dapat bebas bergerak pada bulu benang sebelah dalam. Serat wol akan menggelembung dalam air dan saling mengait/menjerat satu sama lainnya dan akan tetap dalam keadaan demikian ketika dikempa. Karena obat kempa dan proses kempa, bulu wol akan menyusut, sehingga tenunan menjadi padat. Padat eratnya tenunan dipengaruhi oleh obat kempa, juga oleh kelembaban dan kenaikan suhu (panas) yang dipergunakan dalam proses kempa. Contoh kain yang dikempa adalah taken sedangkan serabut yang dikempa ialah felt. h) Bahan Tidak Ditenun (Non Woven) Ada beberapa konstruksi bahan atau proses yang tidak dapat diklasifikasikan sebagai rajutan ataupun tenunan. Non-woven dibentuk dari serat-serat yang dilumatkan, direkatkan atau dicampurkan bersamaan dengan bahan kimia, uap pemanasan (thermal) atau dengan cara mekanis. Dengan demikian meniadakan pintalan, tenunan, ataupun rajutan. Penggunaan praktisnya terutama untuk fashion terbatas, disebabkan kurang jatuh (drape), kurang kuat, dan biasanya terlalu tebal untuk pakaian. Tetapi masing-masing mempunyai makna yang perlu diperhatikan. Sebuah contoh adalah, felting yaitu salah satu metode tertua di dunia dari pembuatan bahan, mungkin telah mendahului tenunan.



Netting dan braiding adalah teknik-teknik lama, kedua-duanya dipergunakan dalam pembuatan renda (lace). Fusing, bonding, laminating adalah pengembangan secara modern yang menggunakan Adhesiues (perekat) untuk saling mengisi serat-serat yang pendek atau bahan yang direkatkan/dilem bersamaan.



Contoh Bahan Tekstil untuk Pembuatan Busana dan Lenan Rumah Tangga No 1 2 3 4 5 6 7



Nama Bahan Poplin Chiffon Organza Shantung Nansook Georgette (sonset) Voile (voal)



Tekstil



Kegunaan Busana kerja dan busana anak Busana pesta dan scarf Busana pesta, busana adat Busana resmi Busana dalam dan busana bayi Busana pesta sore hari Busana pesta siang (blus, gaun) dan kebaya 14



8 9 10 11



Batish Tafetta Lenan Lame (lamay)



Blus, busana dalam, bahan pelapis Bahan pelapis dan busana pesta malam Busana kerja Busana adat, pesta malam, lenan Rumah Tangga



12 13 14 15 16



Organdi Drill Gabardin Denim Sharskin



Blus, gaun Busana pria, rok, busana anak, slack Slack, celana pria, busana OR Busana pria, wanita, jeans, jaket, rok Busana tenis (cocok untuk busana yang dipleats)



17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28



Saten Satin Crepe Corduray Beledu Velvetten Flanelette Bordir Brocade Kanstof Lace (Renda) Trico



Blus dan gaun, bahan pelapis, lenan RT Busana pengantin, pesta malam Busana pesta (bahan rok) Slack, busana anak, jaket Busana adat, busana pesta malam Rok, celana, busana anak, jaket Busana bayi Blus, bebe dan kebaya Kebaya, busana pesta Kebaya, busana pesta Kebaya, busana pesta Busana santai, busana OR



Cara Pemeliharaan Bahan Tekstil Berdasarkan Asal Serat No I.



Jenis/Bahan A. Selulosa Alam 1. Biji - Katun twill - Belacu - Poplin - Tobralko - Tetra - Reform - Paris - Voile - Batist - Organdi - Drill - Denim - Osford - Pique - Corduroy - Yoryu - Krep - Dsb. 2. Serat Batang



Tekstil



-



-



Sifat Sangat higroskopis (mudah menyerap air) Terasa dingin bila dipakai Mudah kusut Tahan panas, tahan ngengat Tidak tahan jamur Mudah terbakar



-



-



-



-



- Terasa dingin jika



Perawatan Jika kena noda harus cepat dihilangkan sebelum meresap. Bisa dicuci dengan menggunakan air hangat, jika kotor sekali bisa direbus Jemurlah dengan bagian buruk berada di luar Jangan menyimpan kain dalam keadaan lembab



Perawatan sama



15



No



Jenis/Bahan - Linen -



-



II



Tekstil



Sifat dipakai Lebih kuat dari serat kapas Kurang elastis dan agak kaku Cepat menghisap air dan cepat kering Tidak tahan pemutih



Perawatan seperti serat biji



3. Serat daun - S. Nanas



- Agak keras, kuat, tidak tahan tekukan - Tahan terhadap garam



- Menyimpan serat nanas hendaknya dengan cara digulung.



4. Serat buah - Kapuk



- Lembut, licin, tidak elastis - Tidak higroskopis tapi bersifat higinis - Mudah terbakar



Perawatan sama seperti serat biji



B. Selulosa Buatan 1. Rayon - R.Georgette - R. Ripple - Rayon Krep



- Higroskopis - Licin dan berkilau - Terasa dingin bila dipakai - Tidak tahan panas, cepat kusut - Tidak tahan asam, jamur dan ngengat



- Tidak mudah terkena kotoran - Kalau sudah kotor harus segera dicuci - Sebaiknya dicuci dalam air hangat - Jangan dipiuh - Jangan disetrika terlalu panas



Protein A. Protein Alam 1. Sutera - Taffeta - Fuji silk - Figured satin - Habutae - Moire - Satin



- Jika dipakai terasa - Harus dicuci dengan dingin dan dapat cepat dan hati-hati, menyesuaikan memakai sabun dengan temperatur lunak di air dingin. sehingga baik untuk Untuk sutera yang daerah tropis dan berwarna warni, dingin cuci dengan air - Sangat dingin yang higroskopis, dibubuhi garam dan kurang kuat dalam jemur dengan cara keadaan basah dibentangkan di - Halus dan lembut atas kain putih - Tidak tahan asam supaya cepat pekat, panas tinggi kering. dan obat kelantang - Bilas dan digantung chlor di tempat yang - Tahan ngengat teduh sehingga mudah - Disetrika dengan dalam temperatur hangat penyimpanan



2. Wol



- Tidak mudah kusut



- Wol dicuci dengan



16



No



Jenis/Bahan - Jersey - Cashmere - Twill Prancis - Loop Tweed - Fancy Tweed



Sifat - Sangat higroskopis, lambat basah tapi lambat kering - Tidak tahan ngengat



A. Protein Buatan 1. Wol susu - Lanital



- Berkilau keras - Lentur - Kuat tetapi lembut



2. Vikara



- Lebih tahan alkali daripada wol, tahan jamur dan ngengat



3. Thermoplastik - Nilon - Dakron - Terilene - Trevira - Tetoron - Tetrex - Shantung - Organdi - Orlon - Cashmilon



- Kuat dan tahan gesekan - Kenyal, pegas dan tahan regangan - Tidak hidroskopis - Peka terhadap panas - Tahan alkali, ngengat, jamur, serangga



4. Mineral - Asbes - Benang logam



- Tidak dapat terbakar - Sangat kuat dan awet - Tahan asam - Tahan cendawan - Tidak menghisap air dan bau - Tidak menyusut dan mengkerut - Tidak tahan alkali



Perawatan sabun lama dalam air hangat ( 39oC) diremas lalu digantung di tempat teduh - Diseterika dengan temperatur hangat di bawah kain lembab



-



-



Mudah dalam pemeliharaan Jangan diseterika dengan panas tinggi Mudah dalam menyimpan



c. Rangkuman 1. Konstruksi tenunan dibedakan berdasarkan silang tenunan, yaitu silang dasar dan silang dasar yang divariasi. Ada tiga macam silang dasar, yaitu silang polos, silang kepar, dan silang satin. 2. Proses pembuatan bahan tekstil menggunakan metode: tenunan (woven), rajutan (knitted), anyaman, kaitan, buhul, renda, dan bukan tenunan (non woven).



Tekstil



17



3. Setiap metode pembuatan bahan tekstil/konstruksi tenunan akan menghasilkan tekstil dengan karakteristik dan sifat yang berbeda-beda. d. Tugas 1. Kumpulkan 10 macam bahan tekstil (perca kain) yang memiliki dengan tekstur yang berbeda-beda. 2. Lakukan pengamatan pada 10 bahan tekstil tersebut dengan menggunakan kaca pembesar untuk mengetahui konstruksi tenunannya. e. Lembar Kerja PENGAMATAN KONSTRUKSI DASAR SILANG TENUNAN BAHAN TEKSTIL



No



Nama



: ..........................................



Kelas



: ..........................................



Contoh Bahan



Tekstur Bahan



Konstruksi Tenunan



1 2 3 4 5 6 7 8 9 10



Tekstil



18



BAB. III EVALUASI A. Evaluasi 1. Soal pilihan ganda Pilihlah salah satu jawaban pada setiap pertanyaan di bawah ini, yang anda anggap benar. 1. Apa yang dimaksud dengan bahan tekstil? A. Bahan yang berasal dari serat alam maupun buatan. B. Bahan tenunan yang dibuat untuk pakaian. C. Bahan tenunan yang diperlukan untuk membuat lenan rumah tangga. D. Bahan untuk pembuatan busana dan perlengkapannya. E. Bahan yang berupa tenunan dan bukan tenunan yang dipergunakan untuk busana dan lenan rumah tangga. 2. Konstruksi suatu bahan tekstil menentukan berat jatuhnya bahan (drape), keawetan dan tekstur bahan. Ada metode dasar konstruksi bahan, yaitu: A. Tenun, rajut, anyam, kempa, buhul B. Tenun, pilin, anyam, kempa, lipit C. Kaitan, rajut, pilin, kempa, buhul D. Buhul, rajut, anyam, kempa, pilin E. Renda, rajut, lipit, kempa, buhul 3. Setiap bahan tenunan mempunyai pinggir atau tepi kain ( selvage) sepanjang kedua sisi kain dan biasanya dibuat lebih tebal. Lebar pinggir kain bervariasi, sekitar ................. A. 1 cm sampai 2 cm B. 1 cm sampai 1,5 cm C. 0,5 cm sampai 1 cm D. 0,5 inchi sampai 1 inchi E. 1 incm sampai 1inchi 4. Konstruksi tenunan dibedakan berdasarkan silang tenunan, yaitu silang dasar dan silang dasar yang divariasi. Ada tiga macam silang dasar, yaitu .................. A. Silang polos, silang kepar, dan silang datar B. Silang datar, silang rata, dan silang satin C. Silang polos, silang rata, dan silang pipih D. Silang polos, silang kepar, dan silang satin E. Silang pipih, silang kepar, dan silang datar 5. Berikut ini adalah beberapa bahan tekstil yang ditenun dengan anyaman silang polos, yaitu ....... A. Kain satin, katun, organdi, drill B. Kain mori, katun, organdi, blaco C. Kain drill, katun, triko, blaco



Tekstil



19



D. Kain mori, satin, organdi, triko E. Kain mori, drill, satin, blaco 6. Pada silang kepar benang-benang lusinya menyilang di atas atau di bawah dua benang pakan atau lebih, dengan silangan benang lusi sebelah kiri atau kanan bergeser satu benang pakan atau lebih untuk membentuk garis ...... A. Sejajar B. Vertikal C. Horizontal D. Diagonal E. Trapesium 7. Berikut ini adalah beberapa bahan tekstil yang ditenun dengan silang kepar, yaitu ....... A. Drill, jeans, denim, gabardin B. Satin, jeans, silk, gabardin C. Drill, katun, denim, oxford D. Oxford, jeans, denim, silk E. Drill, silk, denim, mori 8. Karena sedikitnya jumlah silangan pada satin menyebabkan benang-benang berimpit satu sama lain dan menghasilkan sifatsifat kain yang ....... A. Kaku, berkilau, kasar dan melangsai B. Halus, berkilau, lembut dan melangsai C. Berbulu, berkilau, lembut dan licin D. Licin, tebal, lembut dan berat E. Halus, berkilau, berat dan transparan 9. Kain rajut pada umumnya mulur dan daya elastisitasnya lebih tinggi daripada kain tenun, sehingga kain rajut cocok untuk pakaian-pakaian yang berukuran ........ A. Body guard B. Body lotion C. Body language D. Body konture E. Body size 10. Anyaman bukanlah suatu hasil tenunan, tetapi dibuat dari satu susunan benang yang disilangkan miring dari kiri ke kanan dan kembali lagi, misalnya ......... A. Veterband dan tali kor B. Pita satin dan tali sepatu C. Veterband dan tali sepatu D. Veterband dan pita hias E. Pita hias dan tali kor



Tekstil



20



2. Kunci Jawaban Soal Pilihan Ganda 1. 2. 3. 4. 5.



Tekstil



E A C D B



6. D 7. A 8. B 9. E 10. C



21



A. Format Penilaian Fokus penilaian terhadap kemampuan peserta didik dalam menyelesaian kegiatan pemelajaran ada beberapa aspek yang dievaluasi, antara lain aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Untuk aspek kognitif, alat ukur penilaian dilakukan melalui tes tertulis terhadap seluruh materi yang telah disajikan di dalam modul dengan soal pilihan ganda. Sedangkan penilaian aspek afektif dan psikomotor, dapat dilihat melalui hasil dari jawaban dan keterampilan dalam soal praktik yang dilakukan oleh peserta didik. Pada penilaian akhir ini skor tertinggi yang dapat dicapai adalah 100 dengan rincian sebagai berikut : 1. Untuk evaluasi, terdiri dari 10 butir pertanyaan. Setiap butir pertanyaan yang dijawab benar mendapatkan skor satu. Sehingga skor tertinggi untuk evaluasi adalah 10. 2. Untuk tugas, terdiri dari 10 pertanyaan. Setiap nomor yang dijawab dengan sempurna akan mendapatkan skor 9, sehingga skor tertinggi 90.



Tekstil



22



BAB. IV PENUTUP



M



odul pengetahuan bahan tekstil ini berisi tentang pengetahuan tentang tenunan bahan tekstil, konstruksi dasar tenunan bahan tekstil, serta karakteristik/tekstur/sifat bahan tekstil. Dengan menguasai ketiga materi pokok tersebut, peserta didik sudah dapat melakukan pemilihan bahan tekstil sesuai dengan kebutuhan. Untuk menambah wawasan tentang bahan tekstil, peserta didik disarankan untuk sering melihat, membaca dan mengikuti perkembangan bahan tekstil melalui media massa baik audio maupun visual. Setelah peserta didik mengikuti rangkaian kegiatan pemelajaran dan memiliki kemampuan memilih bahan tekstil sesuai dengan kebutuhan, diharapkan peserta didik mengikuti modul-modul pengetahuan bahan tekstil yang lain untuk mengembangkan wawasan dan pengetahuan.



Tekstil



23



DAFTAR PUSTAKA Aisyah Jafar, Pemilihan Bahan Tekstil Untuk Pembuatan Busana, PPPGK,



Jakarta.



Ernawati, Dkk, 2008, Tata Busana Untuk SMK Jilid 2, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar Dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta. http://kumpulan.info/hobby/kegiatan/121-merajut-dan-merenda.html



Pengertian



Rajutan Dan Kaitan http://rahmafitripwtsr.blogspot.com/ 2014/02/pengertian-rajutan-dan-kaitan.html



Puji Yosep Subagiyo, 2008, Tekstil Tradisional , Pengenalan Bahan Dan Teknik, Studio Primastoria, Bekasi. Tim Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya, 2001, Tentang Tenunan, Departemen Pendidikan Nasional.



Pengetahuan



www.muarabagdja.com/isi/tipswani/busana/celana.htm, Diakses Tanggal 30 Juli 2005. Yayawati, 1993, Memilih & Membeli Bahan Tekstil, PPPGK, Jakarta.



Tekstil



24