Kontraksi Dan Relaksasi Otot [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MOSKULOSKELETAL PROSES KONTRAKSI DAN RELAKSASI OTOT



Disusun oleh :



Andra Kurnia Desinta Isniwahida Kurniawati Dina Nurlailati Karamina Safrizal



1 | Sistem Muskuloskeletal



: I1032131003 : I1032131022 : I1032131026 : I1032131007



KATA PENGANTAR



Assalamualaikum wr.wb Alhamdulillah, berkat Rahmat Allah SWT, kami dapat menyelesaikna makalah SISTEM MUSKULOSKELETAL ini mengenai Proses kontraksi dan relaksasi otot. Allah menciptakan manusia yang begitu sempurna dibandingkan makhluk hidup lainnya. Tetapi kesempurnaan yang abadi hanya milik Allah, kita sebagai manusia hanya bersyukur atas ciptaannya. Penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, oleh karena itu kami menyampaikan terima kasih kepada dosen yang mengajar dan membimbing kami dalam mata kuliah SISTEM MUSKULOSKELETAL 1.Tetapi ,kami pun menyadari bahwa pembuatan MAKALAH ini masih perlu dilakukan penambahan dan saran atas kekurangan yang ada. Semoga MAKALAH ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa /mahasiswi program studi Ilmu Keperawatan (PSIK)Universitas Tanjungpura. Akhirnya kami selaku penyusun menyadari segala kekurangan yang melekat dalam pembuatan makalah ini. Wassalamualaikum wr,wb



Pontianak,Mei2014



2 | Sistem Muskuloskeletal



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR ........................................................................................................................... 2 DAFTAR ISI .......................................................................................................................................... 3 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG ........................................................................................................ 4 1.2 RUMUSAN MASALAH ................................................................................................... 4 1.3 TUJUAN PENULISAN ..................................................................................................... 4 BAB II PEMBAHASAN 2.1 PENGERTIAN ................................................................................................................... 5 2.2 JENIS – JENIS KONTRAKSI ........................................................................................... 5 2.3 MEKANISME TERJADI NYA KONTRAKSI PADA OTOT ......................................... 6 2.4 TAHAP KONTRAKSI DAN RELAKSASI ...................................................................... 7 2.4.1 KONTRAKSI ..................................................................................................... 7 2.4.2 RELAKSASI ...................................................................................................... 8 BAB III PENUTUP 3.1 KESIMPULAN .................................................................................................................. 8 3.2 SARAN .............................................................................................................................. 8 DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................ 9



3 | Sistem Muskuloskeletal



BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sel otot, seperti neuron, dapat dirangsang secara kimiawi,listrik dan mekanik untuk menghasilkan potensial aksi yang dihantarkan di sepanjang membran selnya. Berbeda dengan neuron, otot memilik mekanisme kontraktil yang diaktifkan oleh potensial aksi. Protein kontraktil aktin dan miosin, yang menghasilkan kontraksi, terdapat dalam jumlah yang sangat banyak di otot. Otot secara umum dibagi atas 3 jenis, yaitu otot rangka, otang jantung dan otot polos. Otot rangka merupakan massa besar yang menyusun jaringan otot somatik. Otot ini memiliki gambaran serat lintang yang jelas, yang biasanya tidak berkontraksi tanpa rangsangan dari saraf, tidak memiliki hubangan anatomik dan fungsional diantara serabut ototnya, dan umumnya dibawah kendali folunter. Otot jantung juga berpola serat lintang, tetapi mebentuk sinsitium fungsional serta berfungsi secara ritmik walaupun tanpa persarafan eksternal, karena memiliki sel-sel pemacu ( pacemakel) dimiokardium yang mencetuskan implus spontan. Otot polos tidak memperlihatkan gambaran serat-lintang . Jenis otot ini ditemukan di hampir semua organ visera yang berongga, membentuk sinsitium fungsional, dan memiliki sel pemacu yang melepaskan impuls secara tidak teratur. 1.2 RUMUSAN MASALAH 1. 2. 3. 4. 5.



Apa yang dimaksud dengan kontraksi otot ? Apa yang dimaksud dengan relaksasi otot ? Sebutkan tipe-tipe pada kontraksi otot ? Bagaimana mekanisme terjadinya kontraksi pada otot ? Bagaimana mekanisme terjadinya relaksasi pada otot ?



1.3 TUJUAN PENULISAN Adapun tujuan dari penulisan makalah ini selain untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Moskuloskeletal, kami juga ingin memberikan informasi dan pengetahuan kepada pembaca mengenai mekanisme terjadinya kontraksi dan relaksasi pada otot.



BAB II PEMBAHASAN 4 | Sistem Muskuloskeletal



2.1 Pengertian Telah dijelaskan sebelumnya bahwa otot kita terbentuk dari banyak sel otot. Pasa masing-masing sel ototnya terdapat filamen-filamen atau serat-serat yang berbentuk tebal dan tipis. Filamen tebal mengandung protein myosin dan filamen tipis mengandung banyak protein aktin, troponin serta tropomiosin. Filamen otot inilah yang merupakan unit fungsional dari otot karena protein-proteinnya dapat melakukan mekanisme kontraksi dan relaksasi.Mekanisme inilah yang menjadi inti dari pergerakan manusia. A. Kontraksi otot Merupakan gerakan otot mengencang untuk menghasilkan suatu daya angkat, juga daya ungkit sehingga kita bisa mengangkat sesuatu. B. Relaksasi otot Ketika berkontraksi, otot menghasilkan suatu daya angkat atau pergerakan yang kita inginkan. Selama masih ada potensial aksi saraf dan ion kalsium untuk dilepaskan maka kontraksi akan tetap berlangsung. Setelah potensial aksi saraf dan tidak ada lagi ion kalsium yang dilepaskan, maka otot akan kembali beristirahat atau kembali ke bentuk semula, yang disebut dengan relaksasi otot. Ion kalsium akan dipompa kembali ke dalam sarkomer, sehingga kerja troponin dan tropomiosin kembali aktif. Kembalinya kedua protein ini akan menghambat reaksi aktinmyosin yang sudah terjadi, sehingga aktin dan myosin kembali dalam keadaan pastif. Otot akan kembali mengendur dan akan berkontraksi kembali jika ada rangsangan. Dengan kata lain, proses relaksasi otot adalah kebalikan dari reaksi kontraksi otot.



2.2 Jenis-jenis kontraksi a. Tonik Kontraksi sebagian otot secara terus-menerus, yang penting dalam mempertahankan postur tubuh. Terjadi pada dinding usus yang berfungsi untuk pencernaan. b. Isotonik Kontraksi otot yang menjadi tegang, tetapi kontraksi tersebut tidak mengubah otot, hanya mengubah panjang otot (lebih pendek). Kontraksi ini terjadi saat otot memendek untuk mengangkat suatu benda. c. Isometrik Kontraksi yang terjadi saat membentukdaya atau tegangan tanpa harus memendek untuk memindahkan suatu barang. Salah satu contohnya adalah tegangan yang terbentuk dalam otot-otot postural berfungsi untuk mempertahankan kepala tetap tegak dan tubuh tetap berdiri. d. Muscle Twich Msucle twitch atau kedutan otot adalah Reaksi sentakan (refleks) Pada suatu stimulus. Potensial aksi tunggal menyebabkan kontraksi singkat yang kemudian diikuti dengan relaksasi. e. Tetanik Kontraksi yang lebih menopang daripada twich yang dihasilkan akibat rangkaian stimulus yang cepat. Kontraksi tetanik disebut juga tetanus. Tegangan yangterbentuk selama penjumlahan kontraksi jauh lebih besar dibandingkan dengan yang terjadi kontraksi kedutan otot tunggal. Dengan rangsangan yang berulang dengan cepat, pengaktifan mekanisme 5 | Sistem Muskuloskeletal



kontraktil terjadi berulang-ulang sebelum sampai padamasa relaksasi.tiap-tiap respons tersebut bergabungmenjadi satukontraksi yang berkesinambungan. f. Treppe Kontraksi twich yang lebih kuat dalam merespon stimulus yang terus-menerus berulang secara konstan dan kuat.Tegangan otot yang berbentuka pada setiap kontraksi kedutan yang meningkat, hingga setelah beberapa kontraksi, tercapai tegangan yang sama untuk setiap kontraksi. Hal ini terjadi pada otot jantung. g. Fibillation Kontraksi asincronus pada setiap otot individu. h. Konvulsi Kontraksi titanik yang tidak terkoordinasi secara normal pada kelompok otot tertentu 2.3



Mekanisme terjadinya kontraksi pada otot Proses yang mendasari pemendekan elemen kontraktil diotot adalah pergeseran filamen tipis pada filamen tebal. Lebar pita A tetap, sedangkan garis Z bergerak saling mendekat ketika otot berkontraksi dan saling menjauh bila otot direnggang. Potensial aksi dihantarkan ke seluruh fibril yang terdapat didalam serabut otot melalui sistem T. Hal ini memicu pelepasan ion Ca2+dari sisterna terminal, yaitu kantung lateral retikulum sarkoplasma yang bersebelahan dengan sistem T. Ca2+ memicu kontraksi dengan mengikat troponin C. Pada keadaan otot yang istirahat, troponin I terikaterat pada aktin, dan tropomiosin menutupi tempat untuk mengikat miosindi molekul aktin. Jadi, kompleks troponin-tropomiosin membentuk “protein relaksasi” , yang menghambat interaksi aktin dengan miosin. Apabila ion Ca 2+ yang dilepaskan oleh potensial aksi berikatan dengan troponin C, ikatan antara troponin I dengan aktin tampaknya melemah, dan hal ini memungkinkan tropomiosin bergerak ke lateral. Gerakan ini membuka tempat pengikatan bagi kepala miosin. ATP kemudian terurai dan terjadi kontraksi.



Mekanisme relaksasi pada sel otot miri pdengan proses repolarisasi pada sel saraf. Relaksasi otot diawali dengan penurunan permeabilitas membran sarkolema,retikulum sarkoplasma, dan tabulus transversus terhadap kalsium. Hal ini menyebabkan pemasukan kalsium ke sarkoplasma terhenti. Proses tersebuit dilanjutan dengan pengaktifan pompa kalsium, yang akan meningkatkan pemompaan kalsium dari sarkoplasma ke tempat penyimpanannya di dalam retikulum ssarkoplasma dan tabulus transversus. Setelah pompa kalsium bekerja, jumlah kalsium dalam sarkoplasma turun secara



6 | Sistem Muskuloskeletal



signifikan sehingga troponin-C tidak lagi berikatan dengan kalsium. Dengan demikian, konfirmasi dan posisi aktin dan miosin akan kembali seperti semula sehingga relaksasi pun terjadi. 2.4



Tahap-tahap Kontraksi dan Relaksasi 1. Kontraksi  Pelepasan muatan oleh neuron motorik  Pelepasan transmiter (asetilcolin) di end-plate motorik.  Pengikatan asetilkolin ke reseptor asetikolin nikotinik.  Peningkatan konduktansi Na+ dan di membran end-plate.  Pembentukan potensial end-plate.  Pembentukan potensial aksi di serabut- serabut otot.  Penyebaran depolarisasi kedalam di sepanjang Tubulus T.  Pelepasan Ca2 dari sisterna terminalis retikulum sarkoplasma serta difusi Ca 2+ ke filamen tebal dan filamen tipis.  Pengikatan Ca2+ ketroponin C, sehingga membuka tempat pengikatan di miosin di molekul aktin.  Pembentukan ikatan silang ( cross linkage ) antara aktin dan miosin dan pergeseran filamin tipis pada filamen tebal, sehingga menghasilkan gerakan.



2. Relaksasi  Ca2+ di pompa kembali kedalam retikulum sarkoplasma.  Pelepasan Ca2+ dari troponin.  Penghentian interaksi antara aktin dan miosis



BAB III PENUTUPAN 3.1 KESIMPULAN



7 | Sistem Muskuloskeletal



 Kontraksi otot Merupakan gerakan otot untuk menghasilkan suatu daya angkat, sehingga kita bisa mengangkat sesuatu beban yang ringan maupun berat. Misalnya mengangkat beban yang ringan seperti mengangkat, buku, tas, bolpoin, dll. Sedangkan mengangkat beban yang berat seperti mengangkat barbell, lemari, meja, dll.  Relaksasi otot proses setelah potensial saraf dan tidak ada lagi ion kalsium yang di lepaskan, sehingga otot akan beristirahat dan kembali ke bentuk semula yang biasa disebut dengan relaksasi otot.



3.2 SARAN  Setelah di buatnya makalah ini di harapkan dapat bergunabagi pembaca, sehingga bisa memahami isi makalah tentang kontraksi dan relaksasi otot, dan dapat membatu proses pembelajaran muskuloskeletal.



DAFTAR PUSTAKA W.F.Ganong.2008.Buku ajar fisiologi kedokteran.Jakarta:Buku kedokteran.



8 | Sistem Muskuloskeletal