Krim Kloramfenikol [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

“KRIM KLORAMFENIKOL” I.



TUJUAN Mahasiswa mampu membuat dan mengevaluasi bentuk sediaan krim untuk penggunaan obat dalam dengan formula.



II.



FORMULA Dibuat 10 gram R/ Kloramfenikol       200mg      Nipagin                  0,1%      Parfum                   0,1%      Base Cleansing cream Cream ad      10 gram



Formulasi Standar untuk basis krim



Tiap 10 gram mengandung : Asam stearate 145 Trietanolamin      15 Lemak bulu domba    30 Paraffin cair        250 Aquadest             550 Nipagin               secukupnya Campur dan buat krim



Keterangan : Karena nipagin sudah ada pada formulasi krim, maka pada pembuatan basis krim dengan cleansing cream tidak perlu ditambah lagi dengan nipagin. III.



TINJAUAN PUSTAKA Menurut Farmakope Indonesia Edisi III, krim adalah bentuk sediaan setengah padat, berupa emulsi mengandng air tidak kurang dari 60% dan dimaksudkan untuk pemakaian luar. Penggolongan krim Krim terdiri dari emulsi minyak di dalam air atau disperse mikrokristal asam-asam lemak atau alkohol berantai panjang dalam air yang dapat dicuci dengan air dan lebih ditujukan untuk pemakaian kosmetika dan estetika. Ada dua tipe krim, yaitu : 1.      Tipe M/A atau O/W



      Krim m/a (vanishing cream) yang digunakan melalui kulit akan hilang tanpa bekas. Pembuatan krim m/a sering menggunakan zat pengemulsi campuran dari surfaktan (jenis lemak yang ampifil) yang umumnya merupakan rantai panjang alcohol walaupun untuk beberapa sediaan kosmetik pemakaian asam lemak lebih popular.Contoh : vanishing cream. Vanishing cream adalah kosmetika yang digunakan untuk maksud membersihkan, melembabkan, dan sebagai alas bedak. Vanishing creamsebagai pelembab (moisturizing) meninggalkan lapisan berminyak/film pada kulit. 2.      Tipe A/M atau W/O,        Yaitu minyak terdispersi dalam air.Krim berminyak mengandung zat pengemulsi A/M yang spesifik seperti adeps lane, wool alcohol atau ester asam lemak dengan atau garam dari asam lemak dengan logam bervalensi 2, misal Ca.       Krim A/M dan M/A membutuhkan emulgator yang berbeda-beda.Jika emulgator tidak tepat, dapat terjadi pembalikan fasa. Contoh : cold cream. Cold cream adalah sediaan kosmetika yang digunakan untuk maksud memberikan rasa dingin dan nyaman pada kulit, sebagai krim pembersih berwarna putih dan bebas dari butiran. Cold cream mengandung mineral oil dalam jumlah besar. Kelebihan & kekurangan sediaan krim a. Kelebihan sediaan krim, yaitu : 1. Mudah menyebar rata 2. Praktis 3. Mudah dibersihkan atau dicuci 4. Cara kerja berlangsung pada jaringan setempat 5. Tidak lengket terutama tipe m/a 6. Memberikan rasa dingin (cold cream) berupa tipe a/m 7. Digunakan sebagai kosmetik 8. Bahan untuk pemakaian topical jumlah yang diabsorpsi tidak cukup beracun. b.  Kekurangan sediaan krim, yaitu : 1. Susah dalam pembuatannya karena pembuatan krim harus dalam keadaan panas 2. Mudah pecah disebabkan dalam pembuatan formula tidak pas 3. Mudah kering dan mudah rusak khususnya tipe a/m karena terganggu system campuran terutama disebabkan oleh perubahan suhu dan perubahan komposisi disebabkan penambahan salah satu fase secara berlebihan. IV.



BAHAN-BAHAN PENYUSUN KRIM



Formula dasar krim, antara lain : 1. Fase minyak, yaitu bahan obat dalam minyak, bersifat asam Contoh : asam asetat, paraffin liq, octaceum,cera, vaselin, dan lain-lain. 2. Fase air, yaitu bahan obat yang larut dalam air, bersifat basa. Contoh : Natr, Tetraborat (borax, Na. Biborat), TEA, NAOH, KOH, gliserin, dll. Bahan – bahan penyusun krim, antara lain : 1. Zat berkhasiat 2. Minyak 3. Air 4. Pengemulsi Bahan pengemulsi yang digunakan dalam sediaan krim disesuaikan dengan jenis dan sifat krim yang akan dibuat/dikehendaki. Sebagai bahan pengemulsi dapat digunakan emulgide, lemak bulu domba, setaseum, setil alcohol, stearil alcohol, trietanolalamin stearat, polisorbat, PEG. Bahan – bahan tambahan dalam sediaan krim, antara lain : 1. Zat pengawet  Untuk meningkatkan stabilitas sediaan, Bahan pengawet sering digunakan umumnya metal paraben 0,12 – 0,18 % propel paraben 0,02 – 0,05 %. 2. Pendapur  untuk mempertahankan PH sediaan 3. Pelembab 4. Antioksidan  untuk mencegah ketengikan akibat oksidasi oleh cahaya pada minyak tak jenuh. Pemberian bahan 1. Kloramfenikol C11H12Cl2N2O5 mempunyai berat molekul 323,13. Kloramfenikol mengandung tidak kurang 97,0% dan tidak lebih dari 103,0% C 11H12Cl2N2O5 dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. Pemerian : Hablur halus berbentuk jarum atau lempeng memanjang ;putih sampai putih kelabu atau putih kekuningan ; tidak berbau ; rasa sangat pahit. Dalam larutan asam lemah, mantap. Kelarutan: Larut dalam lebih kurang 400 bagian air, dalam 2,5 bagian etanol (95%) P dan dalam 7 bagian propilenglikol P ; sukar larut dalam kloroform P dan dalam eter P. Keasambasaan:



2.



3.



4.



5.



6.



Larutkan 25 mg dalam 10 ml air bebas karbondioksida P, netralkan dengan natrium hidroksida 0,01 N menggunakan indikator 2 tetes larutan fenolftalein P ; diperlukan tidak lebih dari 0,1 ml natrium hidroksida 0,01 N. Tambahkan 0,2 ml asam klorida 0,01 N dan 5 tetes larutan merah metil P ; terjadi warna merah atau jingga. Nipagin (Metil Parabean) Metil paraben adalah bahan yang mengandung tidak kurang dari 99,0% dan tidak lebih dari 101,0% C8H8O3. Pemerian serbuk hablur halus, putih, hampir tidak berbau, tidak mempunyai rasa, agak membakar diikuti rasa tebal. Kelarutan larut dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air mendidih, dalam 3,5 bagian etanol (95%) P dan dalam 3 bagian aseton, jika didinginkan larutan tetap jernih.Metil paraben ini mempunyai fungsi sebagai zat tambahan dan zat pengawet (Anonim, 1979). Parfum Parfum yang digunakan untuk membuat krim kelompok kami menggunakan Parfum Stella berbentuk Cairan bening bau khas. Asam Stearat / Acidum stearicum / Asam oktadekanoat Zat padat keras mengkilat menunjukkan susunan hablur; putih atau kuning pucat mirip lemak lilin . Kelarutannya mudah larut dalam benzene, carbon tetrachloride, kloroform dan eter.Larut dalam etanol 95%, hexane dan propilenglikol.Praktis tidak larut dalam air.Stabilitas  asam stearat merupakan bahan yang stabil terutama dengan penambahan antioksidan. Sebaiknya disimpan dalam wadah tertutup baik ditempat kering dan sejuk.Penggunaan asam stearat. Trietanolamin Sinonim    : Daltogen, TEA, Tealan, trietilolamin, trihidroksitrietilamin, tris(hidroksi)etilamin. Pemerian  :cairan kental, jernih, dengan bau ammonia, tidak berwarna hingga kuning pucat. Kelarutan : Campur dengan air, metanol, etanol (95%), dan aseton. Larut dalam kloroform, larut dalam 24 bagian benzen dan 63 bagian eter pH = 10,5 untuk larutan aqueous 0,1 N. Stabilitas: Trietanolamin dapat berubah menjadi berwarna coklat jika terkena paparan cahaya dan udara. Oleh karena itu, selama penyimpanan harus terlindung dari cahaya dan disimpan dalam wadah tertutup rapat Fungsi : Dalam formulasi terutama digunakan sebagai pH adjusting agent. Kegunaan lain yaitu sebagai buffer, pelarut, humektan, dan polimer plasticizer. Digunakan pada konsentrasi 2-4%. Adeps Lanae



Merupakan zat serupa lemak, liat, lengket, kuning muda atau kuning pucat, agak tembus cahaya, bau lemah dank has. Praktis tidak larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol (95%) P, mudah larut dalam kloroform dan dalam eter P, berkhasiat sebagai zat tambahan, zat pengikat. 7. Paraffin Cair Parafin cair adalah campuran hidrokarbon yang diperoleh dari minyak mineral; sebagai zat pemantap dapat ditambahkan tokoferol atau butilhidroksitoluen tidak lebih dari 10 bpj.Pemerian dari parafin cair adalah cairan kental, transparan, tidak berfluorosensi; tidak berwarna; hampir tidak berbau; hampir tidak mempunyai rasa. Kelarutan dari bahan ini adalah praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol (95%) P; larut dalam kloroform P dan dalam eter P (Anonim, 1979).  8. Aquadest Aquadest adalah cairan jernih yang diperoleh melalui proses destilasi (penyulingan) air ledeng. Aquadest biasa digunakan sebagai pelarut pada sediaan farmasi non-parenteral. Alat 1.      Cawan porselen 2.      Spatel logam 3.      Penjepit kayu 4.      Mortir dan stamper 5.      Gelas ukur 6.      Waterbath 7.      Batang pengaduk 8.      Stopwatch 9.      Alat evaluasi sediaan



V.



Bahan 1.      Kloramfenikol 2.      Nipagin 3.      Parfum 4.      Asam stearate 5.      Trietanolamin 6.      Lemak bulu domba 7.      Paraffin cair 8.      Aquadest PERHITUNGAN DAN PENIMBANGAN BAHAN A. Perhitungan Bahan -          Kloramfenikol   =  x 10 gram    = 0,2 gram = 200 mg -          Nipagin        =  x 10 gram   = 0,01 gram =10 mg



-          Parfum              -          Basis krim                                                                             -          Asam stearate   -          Trietanolamin     -          Lemak bulu domba -          Paraffin cair      -          Aquadest          



=  x 10 gram            = 0,01 gram =10 mg = 10.000 mg – (200 mg + 10 mg + 10 mg) = 10.000 mg – 220 mg = 9780 mg =  x 9.780 mg           = 1.432 mg =  x 9.780 mg           = 148,18 mg =  x 9.780 mg           = 296,36 mg =  x 9.780                = 2.469,6 mg =  x 9.780 mg           = 5.433,3 mg



B. Penimbangan Bahan    Untuk pembuatan 2 sediaan krim 10gram -          Kloramfenikol             = 200 mg x 2              = 400 mg -          Nipagin                       = 10 mg x 2                = 20 mg -          Parfum                        = 10 mg x 2                = 20 mg Basis krim -          Asam stearate     = 1.432 mg x 2    = 2.864 mg -          Trietanolamin        = 148,18 mg x 2    = 296,36 mg -          Lemak bulu domba  = 296,36 mg x 2  = 592,72 mg -          Paraffin cair     = 2.469,6 mg x 2 = 4.939,2 mg -          Aquadest               = 5.433,3 ng x 2    = 10.866,6 mg



VI.



PROSEDUR PEMBUATAN SEDIAAN



Cara pembuatan Siapkan alat dan bahan



Timbang bahan sesuai dengan perhitungan



Masukkan kloramfenikol ke dalam mortar, tambahkan nipagin aduk ad homogeny. Tambahkan sebagian aquadest aduk ad homogen ( campuran I )



Buat basis krim : asam stearate, trietanolamin, adeps lanae, paraffin cair dan sebagian aquadest dalam cawan porselen dilebur diatas watterbath hingga melebur sempurna (campuran II)



Campurkan campuran I dan campuran II dalam mortar yang panas, aduk cepat.



Tambahkan parfum, aduk ad homogeny



Masukkan dalam pot



Lakukan evaluasi



VII.



UJI SEDIAAN 1.      Uji Organoleptis Sediaan krim Diamati sediaan sirup yang meliputi : - Bentuk - Warna - Rasa - Bau



  2.      Uji Homogenitas Sediaan krim -   Dioleskan pada objek glass - Diamati ada partikel atau tidak Homogen atau tidak   3.      Uji Daya Lekat 0,5 gram sediaan krim - Diletakkan pada objek glass pada alat uji daya - Ditambah beban 500gram - Diamkan 1 menit - Setelah 1 menit beban diturunkan Hasil : Ditarik beban 65gram, catat waktunya. 4.      Uji Daya Sebar 0,5 gram sediaan krim    



Diletakkan ditengah alat ekstensometer Ditimbang dulu penutup  kaca ekstensometer lalu letakkan diatas massa sediaan selama 1 menit Diukur diameter sediaan yang menyebar dengan mengambil rata-rata diameter dari beberapa sisi Ditambahkan 50gram beban tambahan, diamkan selama 1 menit Dicatat diameter sediaan yang menyebar Ditambahkan beban 50gram lagi diamkan selama 1 menit Dicatat diameter sediaan yang menyebar Dibuat grafik, hubungkan antara luas dan beban sediaan yang menyebar.



5.      Uji Tipe Krim 0,5 gram sediaan krim - Dimasukkan kedalam objek glass - Ditetesi dengan metilen blue - Ditutup dengan objek glass - Diamati pada mikroskop          Hasil : Digambar penampang yang terlihat 6.      Uji Daya Proteksi 0,5 gram sediaan krim  - Diambil sepotong keras saring (10x10)cm - Dibasahi dengan larutan PP sebagai indikator, keringkan - Diolesi dengan sediaan pada kertas saring - Pada kertas sarimg yang lain, dibuat suatu area (2,5x2,5)cm dengan paraffin cair. Setelah kering akan didapat areal yang dibatasi dengan paraffin tersebut. - Ditempelkan kertas saring (no.3) diatas kertas saring sebelumnya (no.2) - Dibasahi areal ini dengan larutan KOH(0,1) - Dilihat setelah kertas saring yang telah dibasahi dengan larutan PP pada waktu 15,30,45,60 detik, 3 dan 5 menit - Jika tidak ada noda merah berarti sediaan dapat memberikan proteksi terhadap cairan  



HASIL a. Uji Organoleptis Bentuk



Warna



Bau



Setengah padat



Putih



Khas parfum stella



b. Uji Homogenitas Keterangan Uji Homogenitas



Tidak ada partikel ( homogen)



c. Uji daya lekat Replikasi I



0,27 detik



Replikasi II



0,26 detik



Replikasi III



0,26 detik



Rata- rata



0,26 detik



d. Uji daya sebar      Berat tutup kaca ekstensometer          = 42,20 gram π = 3,14 r = jari-jari lingkaran (cm) L = r2 Krim



Beban 50gram



Beban 100gram



R



L



r



L



r



L



Replikasi I



1,8



10,1



2,0



12,5



2,0



12,5



Replikasi II



1,65



8,5



1,8



10,1



1,9



11,3



Replikasi III



1,5



7,0



1,75



9,6



1,9



11,3



Luas rata2   e. Uji tipe krim 1. Air 2. Minyak  



Tanpa beban



8,5



10,7



11,7



f. Uji daya proteksi Waktu



Formulasi Replikasi I



Replikasi II



Replikasi III



15 detik















30 detik















45 detik















60 menit















3 menit















5 menit















Keterangan : Ada noda merah yang berarti sediaan tidak memberikan daya proteksi terhadap cairan.



VIII. KESIMPULAN 1. Mahasiswa dapat membuat sediaan krim kloramfenikol dengan menggunakan formula  buatan sendiri. 2. Krim adalah sediaanbentuk sediaan setengah padat, berupa emulsi mengandng air tidak kurang dari 60% dan dimaksudkan untuk pemakaian luar. 3. Krim kloramfenikol yang dibuat bentuknya setengah padat, bau stella, warna sediaan putih, krim kloramfenikol tersebut homogen, daya lekatnya adalah o,26 detik , krim kloramfenikol tidak dapat memberikan proteksi pada suatu cairan, mampu mneyebar hingga 11,7cm2 pada permukaan, dan tipe krim kloramfenikol tersebut adalah air dalm minyak (w/o). 4. Dalam pembuatan krim kloramfenikol harus memperhatikan kestabilan dan 5. kelarutan zat aktif (kloramfenikol). IX.



DAFTAR PUSTAKA Anonim.1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta.Departemen Kesehatan  RI Anonim.1997.Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta. Departemen Kesehatan  RI Anief. 2006. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta.Gadjah Mada University press. Anonim.2007.Kapita Selekta Dispensing I.Yogyakarta.fakultas Framsai UGM. http://id.wikipedia.org diakses 28 maret 2013.