Kritis [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KEPERAWATAN KRITIS “Titrasi Obat”



OLEH I KADEK ARI ANJASMARA C1118031 VII A KEPERAWATAN



PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN STIKES BINA USADA BALI TAHUN 2021



KATA PENGANTAR Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan hidayahNya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Titrasi Obat “ sebaik-baiknya. Dalam penyusunan makalah ini,kami telah mengalami berbagai hal baik suka maupun duka. Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidak akan selesai dengan lancar dan tepat waktu tanpa adanya bantuan,dorongan, serta bimbingan dari berbagai pihak. Sebagai rasa syukur atas terselesainya maklah ini, maka dengan tulus kami sampaikan terimakasi kepada pihak-pihak yang turut membantu dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari masih banyak kekurangan baik padaa teknik penulisan penyempurnaan pembuatan makalah ini. Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan dapat diterapkam dalam,menyelesaikan suatu permasalahan yang berhubungan dengan judul makalah ini.



Badung, 23 Oktober 2021



Penyusun



BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pada dasarnya pelayanan kesehatan terdiri dari dua aspek utama yaitu perawatan dan pengobatan. Perawat saat ini dituntut mampu memberikan asuhan keperawatan dengan pendekatan pemecahan masalah menggunakan metode proses keperawatan. Disamping memberikan asuhan keperawatan, perawat dituntut juga untuk mempunyai pengetahuan dan ketrampilan yang memadai tentang pengobatan. Keikutsertaan perawat dalam kegiatan kolaborasi pengobatan ini cukup bervariasi selaras dengan kemajuan pembangunan dibidang kesehatan. Pemberian obat yang aman dan dan akurat merupakan salah satu tugas terpenting perawat. Obat adalah alat utama terapi yang digunakan dokter untuk mengobati klien yang memiliki masalah kesehatan. Walaupun obat menguntungkan klien dalam banyak hal, beberapa obat dapat menimbulkan efek samping yang serius atau berpotensi menimbulkan efek yang berbahaya bila tidak tepat diberikan. Perawat bertanggung jawab memahami kerja obat dan efek samping yang ditimbulkan, memberikan obat dengan tepat, memantau respon klien, dan membantu klien menggunakannya dengan benar dan berdasarkan pengetahuan. Selain mengetahui kerja suatu obat tertentu, perawat juga harus memahami masalah kesehatan klien saat ini dan sebelumnya untuk menentukan apakah obat tertentu aman untuk diberikan. Pertimbangan perawat penting dalam pemberian obat yang tepat dan aman.Oleh karena itu, dalam makalah ini penulis akan membahas teknik pemberian obat titrasi yang bisa dijadikan pedoman perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pemberian obat.



B. RUMUSAN MASALAH



1. Apa itu pemberian obat titrasi? 2. Apa saja alat yang digunakan untuk pemberian obat titrasi 3. Bagaimana persiapan dan metode pemberian obat titrasi 4. Bagaimana penghitungan dosis obat titrasi? 5. Bagaimana prinsip dosis titrasi? C. TUJUAN 1. Untuk mengetahui apa yang dimaksut dengan pemberian obat titrasi 2. Untuk mengetahui alat yang digunakan untuk pemberian obat titrasi 3. Untuk mengetahui persiapan dan metode pemberian obat titrasi 4. Untuk mengetahui penghitungan dosis obat titrasi 5. Untuk mengetahui prinsip dosis titrasi D. MANFAAT Mahasiswa mampu mengetahui dosis penghitungan pemberian obat titrasi dengan tepat dan akurat. Dan mampu menerapkan ilmu keperawatan kritis pemberian obat titrasi ditempat klinik.



BAB II PEMBAHASAN



A. DEFINISI TERAPI TITRASI Titrasi merupakan suatu proses analisis dimana suatu volum larutan standar ditambahkan ke dalam larutan dengan tujuan mengetahui komponen yang tidak dikenal. Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya sudah diketahui secara pasti. Berdasarkan kemurniannya larutan standar dibedakan menjadi larutan standar primer dan larutan standar sekunder. Larutan standar primer adalah larutan standar yang dipersiapkan dengan menimbang dan melarutkan suatu zat tertentu dengan kemurnian tinggi (konsentrasi diketahuidari massa -volum larutan). Larutan standar sekunder adalah larutan standar yang dipersiapkan dengan menimbang dan melarutkan suatu zat tertentu dengan kemurnian relatif rendah sehingga konsentrasi diketahui dari hasil standardisasi (Day Underwood, 1999). Standardisasi larutan merupakan proses saat konsentrasi larutan standar sekunder ditentukan dengan tepat dengan cara mentitrasi dengan larutan standar primer (John Kenkel, 2003). Titran atau titer adalah larutan yang digunakan untuk mentitrasi (biasanya sudah diketahui scarapasti konsentrasinya). Dalam proses titrasi suatu zat berfungsi sebagai titran dan yang lain sebagai titrat. Titrat adalah larutan yang dititrasi untuk diketahui konsentrasi komponen tertentu. Titik ekivalen adalah titik yg menyatakan banyaknya titran secara kimia setara dengan banyaknya analit. Analit adalah spesies (atom, unsur, ion, gugus, molekul) yang dianalisis atau ditentukan konsentrasinya atau strukturnya. Jadi, terapi titrasi adalah pemberian obat secara bertahap, perlahan-lahan secara berkelanjutan sampai dosis maximum dicapai dengan tujuan memberikan obat atau cairan secara bertahap, step by step, menyesuaikan dengan respon yang dikehendaki, baik dengan menggunakan syringe pump, infus pump, atau modifikasi tetesan infus.



B. ALAT YANG DIGUNAKAN 1. Syringe pump 2. Spuit 50cc/25cc 3. Three way stopcock 4. Extentiontube 5. Label 6. Jalur infus 7. Kalkulator C. PERSIAPAN 1. Beritahu pasien jika akan dilakukan tindakan, pastikan nama, tanggal, no regristasi sesuai 2. Pastikan akses infus stabil dan paten 3. Monitor tanda plebitis D. METODE PEMBERIAN 1. Syringe Pump a. Tentukan jumlah yang akan diberikan sesuai dosis (kebutuhan/jam) b. Buat pengenceran dan tentukan konsentrasi obat (konsentrasiper cc larutan) c. Atur kecepatan pemberian (kebutuhan/konsentrasi = cc/jam) 2. Drip atau Infus a. Tentukan jumlah yang akan diberikan sesuai dosis(kebutuhan/jam) b. Buat pengenceran dan tentukan konsentrasi obat (konsentrasiper cc larutan infus) c. Hitung pemberian dengan menghitung kecepatan infus dengan memperhatikan faktor tetesan infus set E. LABELING 1. Nama pasien 2. Berat badan



3. Nama obat 4. Dosis kemasan 5. Pengenceran obat 6. Konsentrasi larutan 7. Kecepatan F. OBAT YANG DIBERIKAN 1. Dobutamin/ Dobuject/ Dobutrex a. Indikasi -



Menghilangkan & mencegah gejala-gejala asma & bronkhospasme yang bersifat reversibel yang berhubungan dengan bronkhitis kronis & emfisema



-



Syok Kardiogenik



-



Kondisi hipotensi berat atau kecenderungan syok setelah mendapat terapi cairan



b. Kontraindikasi -



Hipertiroidisme



-



Feokromositoma



-



Takiaritmia,



-



Fibrilasi



c. Sediaan



Ampul 10 ml = 24mg/ml.



d. Dosis dan Cara Pemberian 1) Laju pemberian yang lazim 2 – 20 µg/kg per menit, titrasi sehingga HR tidak sampai meningkat 10 % dari baseline 2) Untuk penggunaan yang optimal, disarankan memonitor hemodinamik 3) Respon untuk pasien usia tua menurun signifikan 4) Rumus dosis dobutamin dalam syringe pump adalah : -



Sediaan dobutamine 1 ampul = 250 mg.



-



Karena 1 mg = 1.000 mikrogram (mcg) maka 1 ampul = 250.000 mikrogram.



-



Syringe pump menggunakan spuit 50 cc. Kecepatan pemberian dalam satuan cc/ jam.



-



Maka 1 cc cairan dalam syringe pump : 250.000 μg  5.000g 50 cc Dosis x BB x Waktu (60) Konsentrasi



atau Dosis  60xBB 5.000



Contoh: Pasien dengan BB 50 kg. Dosis dobutamin dimulai dari 5 mg/kgBB/menit. 5  60x50 15.000 5.000  5.000  3 cc/jam 5) Rumus hitung tetesan dobutamin per drip :



-



Faktor pengencer 250.000 500  500



-



Rumus menggunakan kolf : Dosis  60xBB 500 Hasil disesuaikan makro/ mikro



6) Rumus untuk low cardiac output. - Dosis kecil : 1 –3 μg/kg/min (Renal dose) Menstimulir Dopaminergic receptors, menyebabkan vasodilatasi. - Dosis sedang : 3 –10 μ g/kg /min Menstimulir beta 1 receptor, menyebabkan peningkatankontraktilitas myocard, heart rate dan konduksi. - Dosis besar : 10 –15 μ g/kg/ min. Menstimuliralpha receptors. - Alpha 1: vasokonstriksi arteriole dan venulae → SVR (systemic BP) meningkat, PVR (pulmonary artery pressure) meningkat. - Alpha 2: vasodilatasi arteriole dan venulae sertadepresi sympathic → PenurunanSVR, PVR danheart rate. a. Hal-hal yang perlu Diperhatikan -



Cegah pemberian pada TDS < 100 mmHg dan ada tanda-tanda syok



-



Menyebabkan takiaritmia



-



Tidak boleh mencampur dengan natrium bikarbonat



b. Kontra indikasi -



Resisten mekanik dari pengisian dan atau pengosongan ventrikular seperti tamponade perikardial, perikarditis konstriktif, penyumbatan kardiomiopati hipertrofik, & stenosis aorta berat.



-



Hipovolemik berstatus parah.



-



Penggunaan bersama dengan obat-obat penghambat mono amin oksidase.



c. Efek samping



-



Meningkatnya detak jantung, tekanan darah.



-



Dapat memicu aritmia ventrikular baru & peningkatan aritmia ventrikuler



-



yang telah ada sebelumnya.



-



Kadang-kadang terjadi kemerahan pada kulit, demam, eosinofilia, bronkhospasme, tidak bisa menahan berkemih.



-



Perubahan kadar gula pada penderita diabetes



2. Dopamin/ Doperba a. Cara Kerja Dopamine adalah agen vasopressor dan inotropic. Dopamine bekerja dengan cara meningkatkan kekuatan memompa pada jantung dan suplai darah ke ginjal dan digunakan untuk meningkatkan fungsi jantung ketika jantung tak mampu memompa cukup darah. b. Indikasi -



Obat pilihan kedua untuk bradikardia simtomatis (setelah atropin)



-



Hipotensi (TDS 70 – 100 mmHg)



c. Sediaan



d. Dosis dan Cara Pemberian 1) 5 – 20 µg/kg/menit, titrasi sampai respon tercapai 2) Rumus perhitungan dopamin dalam syringe pump -



Sediaan dopamine 1 ampul = 200 mg.



-



Karena 1 mg = 1.000 mikrogram maka 1 ampul = 200.000 mikrogram.



-



Syringe pump menggunakan spuit 50 cc. Kecepatan pemberian dalam satuan cc/ jam



-



Maka 1 cc cairan dalam syringe pump : 200.000 μg  4.000g 50 cc



Dosis x BB x Waktu (60) Konsentrasi atau Dosis  60xBB 4.000 3) Rumus hitung tetesan dopamin per drip : Memakai Mikro drip ( Buret). Rumus:



Dosis ( mcg) X kg BB X 60 tts(mikro)



= tts/menit



Konsentrasi Contoh:



200 mg Dopamin dilarutkan dalam 100 cc D5% dosis 5 mcg/BB/ menit dengan BB 50 kg Hitung : 200 mg = 100 cc 2 mg = 1 cc Konsentrasi : 2 mg X 1000 mcg = 2000 mcg 5 mcg X 50 kb X 60 tts



= 15000



2000



2000



7,5 tts(mikro) / menit.



4) Hal-hal yang perlu Diperhatikan -



Turunkan bertahap (tapering)



-



Jangan mencampur/ melarutkan dengan natrium bikarbonat, lakukan pengenceran dengan D5%, D5 1/2 NS, D10 0,18 NS; RL



-



Diberikan dengan syringe pump atau infusion pump, harus selalu drip, bukan IV bolus



-



Bisa menyebabkan takiaritmia, vasokonstriksi yang eksesif



3. Raivas a.



Indikasi - Hipotensi akut - Terapi penunjang untuk henti jantung dan hipotensi berat - Memperbaiki dan menjaga TD agar adekuat



b.



Sediaan



Kemasan : 1 Amp = 4cc = 4 mg c.



Dosis dan Cara Pemberian - Rumus : Dosis x BB x Waktu (60) Konsentrasi



4. Cedocard a. Indikasi 1) Cedocard digunakan untuk mencegah atau mengobati nyeri dada (angina). 2) Cedocard 5 mg, Cedocard 10 mg, dan Cedocard Retard 20 mg -



Angina pectoris



-



Profilaksis serangan angina pada penyakit jantung koroner kronis



-



Angina setelah infark miokardium (rusaknya jaringan jantung akibat suplai darah yang tidak adekuat)



-



Gagal jantung



3) Cedocard 20 mg -



Pengobatan & pencegahan angina pektoris



-



Angina pectoris yang parah



-



Refractory CHF (Congenital Heart Failure)



4) Cedocard IV infusion -



Unresponsive CHF, terutama pasca infark miokard mengontrol refractory angina pectoris



b. Sediaan



Ampul 10 ml = 1 mg/ml



c. Dosis dan Cara Pemberian Rumus :



Dosis x waktu Konsentrasi



1) Cedocard 5 mg - Serangan angia akut: 1 tablet - Profilaksis: 3-4 kali sehari 1-2 tablet. - Pencegahan serangan malam: 1-2 tablet sebelum tidur 2) Cedocard 10 mg 1-3 tablet 4 x/hari (dewasa) 3) Cedocard Retard 20 mg 1 tablet 2 x/hari 4) Cedocard 20 mg -



Pencegahan serangan angina dimalam hari: 1 tablet



-



Dosis umum: 30-160 mg/hari, dikonsumsi 3-4 kali sehari



-



CHF tahap awal: ½ tablet



-



Dosis efektif: 40-160 mg sehari, pada kasus yang berat hingga 240 mg sehari.



5) Cedocard IV infusion 2-10g/jam d. Hal-hal yang perlu Diperhatikan



1) Obat ini mengandung Isosorbide Dinitrat yang merupakan vasodilator dan bekerja dengan merelaksasi pembuluh darah ke jantung, sehingga suplai darah dan oksigen ke jantung meningkat. 2) Obat ini merupakan tablet sublingual (dihisap dibawah lidah). 3) Kontraindikasi -



Anemia



-



Hipotensi



-



Syok kardiogenik



-



Pada penggunaan sildenafil, tadalafil, vardenafil



4) Efek samping : Pusing, Sakit kepala 5. Cordaron a. Indikasi -



Takiaritmia atrial dan ventrikel



-



VF/VT tanpa nadi yang tidak respon terhadap defibrilasi



-



Takikardi dengan QRS yang melebar yang tidak jelas jenisnya



b. Sediaan Kemasan : 1 Amp = 3 ml = 150 mg c. Dosis dan Cara Pemberian Rumus :



6. Lasix a. Indikasi 1) Terapi ajuvan untuk edema paru akut (ALO : Acute Lung Oedem) pada pasien dengan TDS > 90 mmHg (tanpa gejala dan tanda syok) 2) Hipertensi emergensi 3) Peningkatan tekanan intrakranial b. Sediaan



1 Ampul Lasix =20 mg = 2 cc 1



cc = 10 mg



12 ampul = 240 mg dioplos dengan 50 cc Nacl c. Dosis dan Cara Pemberian Rumus :



0,5 – 1 mg/kg diberikan 1 – 2 menit, jika tidak respon : 2 mg/kg diberikan pelan 1 – 2 menit (pemberian lazim dengan drip/memakai syringe pump) d. Hal-hal yang perlu Diperhatikan 1) Dehidrasi 2) Hipovolemia 3) Hipotensi 4) Hipokalemia atau gangguan keseimbangan elektrolit lainnya 7. Heparin a. Indikasi - Pencegahan dan penanganan terhadap trombosis vena dan emboli arteri - Pencegahan terhadap pembekuan pada arteri dan pada bedah jantung - Sebagai antikoagulan pada transfusi darah b. Kontraindikasi



- Penyakit perdarahan - Trombositopenia - Hemophilia - Peptic ulcer - Jaundice - Severe hypertensioN



c. Sediaan



d. Dosis dan Cara Pemberian Dosis: 1000 U / jam 1) Memakai Syringe Pump / infus pump Dosis (dalam unit) Rumus:



------------------------------- = jumlah unit / cc



Contoh:



cc / jam



1 cc = 5000 U Kemasan: 1 flacon = 5 cc =25.000 U Dosis:



1000 U / jam



Campuran 5 cc = 25.000 U heparin dalam 250 cc D5%



25.000 U 1cc =



= 125 250 1000 U



=------------------= 8cc/jam 125 2) Memakai Buret (mikro drip) :



Dosis (dalam unit) Rumus :



------------------------------ =



cc/jam



jumlah unit / cc



Contoh : Dosis = 1000 U / jam Campuran 25.000 U heparin dalam 100 cc D5%



25.000



1000



1 cc =



------------ = 250, jadi =--------------= 4 tts / menit 100



250



e. Hal-hal yang perlu Diperhatikan Monitoring dengan pemeriksaan koagulasi (PTTK)



8. Insulin a. Indikasi Untuk terapi Diabetes Mellitus b. Kontraindikasi Hypoglycemia



c. Sediaan



d. Dosis dan Cara Pemberian Rumus :



e. Hal-hal yang perlu Diperhatikan Dosis disesuaikan dengan kadar gula darah (sleeding scale)



G. PRINSIP DOSIS TITRASI (TAILORING THE DOSE OF DRUG) 1. Dosis awal Dosis anjuran Dinaikkan secara cepat sampai mencapai dosis efektif 1. Dosis efektif Dosis yang pertama kali berefek supresi terhadap gejala sasaran. Dinaikkan secara gradual sampai mencapai dosis optimal 2. Dosis optimal Dosis yang telah mampu mengendalikan gejala sasaran. Dipertahankan sampai jangka waktu tertentu sambil disertakan terapi lain (non medikamentosa). Diturunkan secara gradual sampai mencapai dosis pemeliharaan (maintenance dose) Dosis pemeliharaan (maintenance dose) 3. Dosis terkecil yang masih mampu mencegah kambuhnya gejala Dipertahankan sampai hasil terapinya cukup mantap Diturunkan secara gradual sampai dihentikan (tapering off) H. EVALUASI 1. Buat dan tempelkan label 2. Monitor kelancaran syringe pump 3. Monitor respon pasien terhadap obat 4. Tekanan darah 5. Hasil pemeriksaan koagulasi



6. Pemeriksaan Elektrolit 7. Lakukan tindak lanjut 8. Kolaborasi 9. Atur kecepatan baru / stop



BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Titrasi



adalah



pemberian



obat



secara



bertahap,



perlahan-lahan



secara



berkelanjutan sampai dosis maximum dicapai dengan tujuan memberikan obat atau cairan secara bertahap, step by step, menyesuaikan dengan respon yang dikehendaki, baik dengan menggunakan syringe pump, infus pump, atau modifikasi tetesan infus. Jenis obat-obatan yang dititrasi untuk pasien kritis antara lain: Dopamin, Debutamin, Reivas, Lasix, Insulin, Heparin dan lainya. Dalam pemberian obat titrasi ada hal-hal yang dapat di perhatikan sebelum pemberian seperti : 1. Beritahu pasien jika akan dilakukan tindakan, pastikan nama, tanggal, no regristasi sesuai 2. Pastikan akses infus stabil dan paten 3. Monitor tanda plebitis B. SARAN Bagi pembaca khususnya keperawatan supaya memahami secara mendalam tentang pemberian obat titrasi, dan mampu melakukan penghitungan dosis secara tepat. Sehingga mampu meminimalisasikan dampak dari kesalah pemberian dosis obat titrasi pada pasien.



DAFTAR PUSTAKA Anonim.Rumus Pemberian Obat Melalui Syringe Pump. Diakses pada Sabtu, 16 Juli 2016 19.00 WIB. https://www.academia.edu/8916413/Rumus_Pemberian_Obat_Melalui_Syringe_Pump Adi.Pemberian Obat Secara Titrasi.Diakses pada Sabtu, 16 Juli 2016 Pukul 19.10 WIB. https://www.scribd.com/doc/141586087/Pemberian-Obat-Secara-Titrasi Daniar.Terapi Tritasi. Diunggah pada 12 Juli 2015. Diakses pada Sabtu, 16 Juli 2016 Pukul 19.15 WIB. http://dokumen.tips/documents/terapi-titrasi.html Potter, PA &Perry, AG.1999. Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan Praktik. Edisi 4. Jakarta : EGC Priharjo, Robert. 1994. Teknik Dasar Pemberian Obat Bagi Perawat. Jakarta : EGC Yustiansah, Anang. Terapi Titrasi. Diakses pada Minggu, 17 Juli 2016 Pukul 10.00 WIB. https://www.academia.edu/22623483/Terapi_Titrasi