Kti Andi Sudirman [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

FORMULASI DAN UJI MUTU FISIK MINYAK RAMBUT YANG MENGANDUNG MINYAK KELAPA MURNI (Virgin Coconut Oil)



Oleh :



ANDI SUDIRMAN PO.71.3.251.16.1.058



KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR JURUSAN FARMASI 2019



FORMULASI DAN UJI MUTU FISIK MINYAK RAMBUT YANG MENGANDUNG MINYAK KELAPA MURNI (Virgin Coconut Oil)



Karya Tulis Ilmiah Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Dalam menyelesaikan Tugas Akhir Program Pendidikan Ahli Madya Farmasi



Oleh :



ANDI SUDIRMAN PO.71.3.251.16.1.058



KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR JURUSAN FARMASI 2019



2



LEMBAR PENGESAHAN KARYA TULIS ILMIAH



FORMULASI DAN UJI MUTU FISIK MINYAK RAMBUT YANG MENGANDUNG MINYAK KELAPA MURNI (Virgin Coconut Oil)



Oleh : ANDI SUDIRMAN PO.71.3.251.16.1.058



Menyetujui, Pembimbing Pertama,



Pembimbing Kedua,



Arisanty,S.Si.,M.Si.,Apt NIP. 19800424 200301 2 004



Djuniasti Karim,S.Si.,M.Si.,Apt NIP. 19660601 199103 2 001



Mengetahui, Ketua Jurusan Farmasi Poltekkes Makassar,



Drs. H. Ismail Ibrahim,M.Kes.,Apt NIP. 19650224 199203 1 002



3



LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI Karya Tulis Ilmiah Ini Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Makassar Pada Tanggal 23 Juli 2018



Tim Penguji



Tanda Tangan



1.



Dr.Rusli,Sp.FRS.,Apt



(Ketua)



(_____________)



2.



Arisanty,S.Si.,M.Si.,Apt



(Anggota)



(_____________)



3.



Raimundus Chaliks,S.Si.,M.Sc.,Apt



(Anggota)



(_____________)



4.



Akhyar Anwar,S.Si.,Apt



(Anggota)



(_____________)



Mengetahui, Ketua Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Makassar



Drs. H. Ismail Ibrahim,M.Kes.,Apt NIP. 19650224 199203 1 002



4



KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhana wata’ala karena berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “FORMULASI DAN UJI MUTU FISIK MINYAK RAMBUT YANG MENGANDUNG MINYAK KELAPA MURNI (Virgin Coconut Oil)” sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi di Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Makassar. Tak lupa pula penulis kirimkan shalawat serta salam kepada baginda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang telah membimbing kita keluar dari masa jahiliyah menuju alam yang terang benderang. Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terimakasih kepada : 1.



Bapak Ir. H. Agustian Ipa,SKM.,M.Kes selaku direktur Poltekkes Kemenkes Makassar yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan di Poltekkes Kemenkes Makassar



2.



Bapak Drs. H. Ismail Ibrahim,M.Kes.,Apt selaku Ketua Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Makassar atas kesempatan yang diberikan kepada penulis menjadi mahasiswa Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Makassar



3.



Bapak Raimundus Chaliks, S.Si., M.Sc., Apt selaku Ketua Program Studi D3 Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Makassar.



5



4.



Bapak Drs. H. Tahir Ahmad, M.Kes., Apt selaku pembimbing akademik yang senantiasa memberikan bimbingan dan arahan selama penulis menuntut ilmu di Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Makassar



5.



Ibu Arisanty, S.Si., M.Si., Apt selaku pembimbing I dan Ibu Djuniasti Karim, S.Si., M.Si., Apt selaku pembimbing II, atas segala pengorbanan waktu, tenaga, dan pikirannya selama proses penyelesaian tugas akhir ini.



6.



Bapak dan Ibu Dosen serta Staf tata usaha dan laboran Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Makassar yang telah membantu, memberikan motivasi, dan arahan selama mengikuti pendidikan.



7.



Kedua orang tua tercinta Ayahanda Andi Sarifuddin Dg.Sese dan Ibunda Kasmawati atas segala kasih sayang, dukungan, pengorbanan serta doa yang tiada henti-hentinya diberikan selama penulis menempuh masa pendidikan, juga kepada adikku tersayang Andi Reski Andriani yang selalu menjadi penyemangat bagi penulis, serta untuk keluarga besar penulis ucapkan banyak terima kasih atas segala dukungan dan perhatiannya.



8.



Sahabatku tercinta “WISMA ANNISA” yang telah banyak memberikan masukan-masukan dan senantiasa memberikan motivasi. Terima Kasih pula kepada saudari Hardianti yang selama ini membantu dalam proses pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.



9.



Teman-teman sekelasku tersayang “BENGBENG FAMILY” yang turut memberikan dukungan penuh, doa, dan motivasi dalam Karya Tulis Ilmiah ini. 6



10. Teman-teman “ELIXIR 2016” Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Makassar yang telah menggoreskan kenangan suka maupun duka selama menjalani pendidikan bersama. Akhir kata, saya berharap Allah Subhana wata’ala berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam Karya Tulis Ilmiah ini yang tidak lepas dari keterbatasan dan kekurangan yang dimiliki penulis dalam menuangkan ideide. Oleh karena itu, saran dan masukan dari pembaca senantiasa penulis harapkan untuk memperbaiki Karya Tulis Ilmiah ini. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.



Makassar,



Juli 2019



Penulis



7



PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ILMIAH



Yang bertandatangan di bawah ini : Nama



: ANDI SUDIRMAN



Nim



: PO.71.3.251.16.1.055



Menyatakan dengan sebenarnya bahwa karya tulis ilmiah yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan hasil karya sendiri, bukan merupakan pemngambil alihan tulisan atau pemikiran orang lain. Apabila dikemudian hari terbukti bahwa sebagian keseluruhan karya tulisi lmiah ini



merupakan



hasil



karya



orang



lain,



maka



saya



bersedia



mempertanggungjawabkan sekaligus bersedia menerima sanksi yang seberatberatnya atas perbuatan tidak terpuji tersebut. Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tanpa ada paksaan sama sekali. Makassar,



Juli 2019



Yang membuat pernyataan,



Andi Sudirman



8



ABSTRAK Minyak kelapa murni atau VCO (Virgin Coconut Oil) adalah minyak kelapa yang tidak mengalami hidrogenasi dan bebas dari lemak trans. Selain digunakan dalam mengobati penyakit, minyak kelapa murni (Virgin coconut Oil) dapat digunakan dalam hal kosmetika termasuk dalam pembuatan minyak rambut (Darmoyuwono, 2006). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui uji mutu fisik minyak rambut yang mengandung minyak kelapa murni (VCO). Minyak kelapa murni ini dibuat dengan pembuatan sendiri. Formulasi sediaan minyak rambut yang mengandung minyka kelapa murni (VCO) dibuat dengan variasi konsentrasi 5%, 10% dan 15%. Pengujian stabilitas dilakukan dengan menggunakan metode freeze thaw sebelum dan sesudah uji mutu fisik yang meliputi uji organoleptis,pH, homogenitas, daya sebar dan uji waktu kering. Berdasarkan hasil penelitian, minyak kelapa murni dapat diformulasikan menjadi sediaan minyak rambut dengan konsentrasi 5%, 10% dan 15% dan ditambahkan sedikit pewangi yaitu minyak lavender. Hasil mutu fisik sediaan menunjukkan bahwa formula dengan konsentrasi 5% dan 15% yang memenuhi syarat mutu fisik. Kata kunci: Minyak kelapa murni (VCO), Minyak Rambut, Uji Mutu Fisik.



9



DAFTAR ISI JUDUL .......................................................................................................... i PRASYARAT ..............................................................................................ii LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................iii PENGESAHAN TIM PENGUJI ................................................................ iv KATA PENGANTAR ................................................................................. v PERNYATAAN KEASLIAN KTI ...........................................................viii ABSTRAK .................................................................................................. ix DAFTAR ISI ................................................................................................ x DAFTAR TABEL ......................................................................................xii DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................xiii DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xiv BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ........................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ...................................................................... 3 C. Tujuan Penelitian........................................................................ 3 D. Manfaat Penelitian...................................................................... 3 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA



10



A. Buah Naga Merah ...................................................................... 4 B. Ekstraksi ..................................................................................... 7 C. Penuaan Dini .............................................................................. 8 D. Antioksidan ................................................................................ 9 E. Masker Peel Off ......................................................................... 9 F. Uraian Bahan Tambahan .......................................................... 12 BAB III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ......................................................................... 18 B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 18 C. Alat dan Bahan ......................................................................... 18 D. Prosedur Kerja .......................................................................... 19 E. Uji Stabilitas Sediaan ............................................................... 21 F. Evaluasi Mutu Fisik ................................................................. 21 G. Pengumpulan Data ................................................................... 23 H. Pengolahan Data ....................................................................... 23 I. Penarikan Kesimpulan.............................................................. 23 BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ........................................................................ 24 B. Pembahasan .............................................................................. 26 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan............................................................................. ..30 B. Saran ......................................................................................... 30 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 31 LAMPIRAN ............................................................................................... 34



11



DAFTAR TABEL Tabel 1. Formula masker peel off ...................................................................... 20 Tabel 2. Hasil pengamatan organoleptis ........................................................... 24 Tabel 3. Hasil pengamatan homogenitas .......................................................... 24 Tabel 4. Hasil pengamatan pH .......................................................................... 25 Tabel 5. Hasil pengamatan daya sebar .............................................................. 25 Tabel 6. Hasil pengamatan waktu kering .......................................................... 25



12



LAMPIRAN Lampiran 1. Skema Kerja ................................................................................... 34 Lampiran 2. Perhitungan ..................................................................................... 35 Lampiran 3. Gambar ........................................................................................... 35



13



DAFTAR GAMBAR Gambar 1.Buah Naga Merah..................................................................... .......4



14



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan cara pandang masyarakat mengenai trend dan gaya hidup masa kini mendorong perkembangan pasar fashion dan kosmetik menjadi cukup pesat. Dalam Masyarakat Indonesia kini urusan gayabergaya mulai menjadi perhatian amat serius hampir bagi setiap orang, terutama fashion pada rambut (Ibrahim, 2011). Rambut merupakan salah satu faktor penting dalam penampilan yang mempengaruhi kepercayaan diri seseorang. Rambut menjadi mahkota tak hanya bagi wanita, namun juga pria. Sehingga berbagai cara dilakukan untuk membuat penampilan rambut tampak semakin menarik. Saat ini sudah banyak jenis produk penata rambut di pasaran, salah satu yang paling banyak diminati akhir-akhir ini adalah pomade. Pomade merupakan produk yang berbentuk seperti gel sedikit keras yang mengandung minyak guna memberikan kesan mengkilap pada rambut dalam tujuan menata rambut (Madnani N & Khan K, 2013). Pentingnya pomade dalam kalangan lelaki membuat rambut terlihat licin, mengkilap, dan tidak kering. Alasan mereka menggunakan pomade salah satunya adalah untuk bergaya. Dengan menggunakan pomade harapanya mereka dapat mengikuti perkembangan style yang sedang booming dimasyarakat. (Ardi, 2017). Pomade juga dapat dibuat dari bahan dasar Minyak Kelapa Murni (Scrivo E, 2011).



15



Minyak kelapa murni atau yang lebih dikenal dengan sebutan VCO (Virgin Coconut Oil) adalah minyak kelapa yang tidak mengalami hidrogenasi dan bebas dari lemak trans. Selain digunakan dalam mengobati penyakit, Minyak Kelapa Murni (Virgin coconut Oil) dapat digunakan dalam hal kosmetika termasuk dalam pembuatan pomade. Untuk menghilangkan bau dari minyak kelapa, biasanya ditambahkan minyak esensial sebagai pewangi (Darmoyuwono, 2006). Minyak esensial pada umumnya digunakan untuk pembuatan kosmetik. Salah satu Minyak esensial adalah Minyak Lavender yang bagus untuk pertumbuhan rambut dan mengurangi bau. Minyak lavender (Lavandula angustifolia Chaix) diolah dari bunga lavender, dimana memiliki komponen utama berupa Linalool dan Linali Asetat yang dapat memberikan efek nyaman. (Appleton,2012) Berdasarkan basisnya, pomade dikategorikan menjadi 2 macam, yakni water based dan oil based (Scrivo E, 2011). Oil based merupakan produk pomade klasik yang mengandung minyak dan wax, sedangkan pomade yang modern adalah water based yang mengandung polimer larut air dan wax/minyak. Water based pomade memiliki keuntungan yaitu lebih mudah untuk dicuci, lebih terasa ringan dan lebih aman dengan kemungkinan kecil untuk terjadinya acne (Baran et al, 2010). Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti akan melakukan penelitian yang berjudul “Formulasi dan Uji Mutu Fisik Minyak Rambut yang mengandung Minyak Kelapa Murni (Virgin Coconut Oil)”.



16



B. Rumusan Masalah Rumusan masalah pada penelitian ini adalah Bagaimana kestabilan mutu fisik minyak rambut yang dibuat dengan perbandingan konsentrasi Minyak Kelapa Murni (Virgin coconut Oil) ? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah Untuk Mengetahui Uji Mutu Fisik Minyak Rambut yang Mengandung Minyak Kelapa Murni (Virgin Coconut Oil) D. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang manfaat dari Minyak Kelapa Murni (Virgin Coconut Oil) untuk merapikan rambut. 2. Membuat rambut tampak mengkilat, licin, rapi dan tampak basah alami dari sebuah Produk Pomade dari bahan dasar minyak kelapa murni (Virgin Coconut Oil) 3. Sebagai bahan acuan atau referensi bagi peneliti selanjutnya



17



BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pomade Pomade adalah sejenis minyak rambut yang dibuat dari zat berminyak atau sejenis bahan dari wax (lilin) yang digunakan untuk penataan gaya rambut. Nama pomade ini berasal dari bahasa Perancis yang artinya adalah “salep”, dan dari bahasa Latin pomum yang artinya buah apel, maka dapat disimpulkan artinya adalah resep salep asli terkandung tumbuk apel. Pomade modern mengandung wewangian, akan tetapi biasanya tidak beraroma buah-buahan. Penggunaan pomade adalah untuk membuat rambut agar terlihat lebih licin, mengkilap, dan lembap. Minyak rambut pomade terbukti bertahan lebih lama dari kebanyakan produk perawatan rambut yang lainnya dalam menata rambut (Shafat, 2015).



Gambar 1. Gambar sediaan Pomade Sumber : Suhendra, 2012



18



Pomade yang asli adalah berasal dari abad kedelapan belas dan kesembilan belas yang terbuat dari lemak beruang atau babi. Pada zaman modern pembuatan minyak rambut pomade telah menggunakan lanolin, beeswax dan petroleum jelly sebagai bahan dasarnya. Sifat kaku dari pomade itu sendiri biasanya digunakan untuk membuat gaya rambut seperti pompadour atau quiff. Penggunaan pomade yang terus menerus dapat menimbulkan dermatitis seboroik karena pomade membuat rambut tetap lembap. Selain itu juga pada usia pubertas terjadi peningkatan aktivitas dari kelenjar sebasea yang menghasilkan sebum sehingga dapat memicu terjadinya dermatitis seboroik. Untuk menghilangkan bekas penggunaan pomade adalah dengan mencuci rambut dengan bersih (Shafat, 2015). Penggunaan Pomade itu sendiri adalah digunakan untuk membuat rambut agar terlihat lebih licin dan mengkilap, dan tidak kering itu. Minyak rambut pomade terbukti bertahan dalam menata rambut lebih lama dari kebanyakan produk perawatan rambut yang lainnya. Pembuatan minyak rambut pomade pada zaman modern saat ini telah menggunakan Lanolin, beeswax dan petroleum jelly sebagai bahan dasarnya. Sifat kaku dari pomade itu sendiri biasanya digunakan untuk membuat gaya rambut seperti pompadour atau quiff. Sedangkan sifat pelembab tahan lama membuatnya populer dengan individu dengan rambut berstuktur Africaasia. (Anonim,2015).



19



Volume atau dosis pemakaian pomade menggunakan ukuran fingetip unit (FTU). Fingertip unit (FTU) adalah pengukuran standar yang digunakan untuk penggunaan krim atau salep agar dosis yang digunakan tepat (Kenny, 2017).



Gambar 2. Ukuran Fingertip unit Sumber : Kenny, 2017 FTU dapat digunakan di area wajah dan leher, tangan, dada dan perut, punggung, dan kaki. 1 FTU sama dengan 0,5 gram atau ukurannya setara dengan 2 tangan orang dewasa. Kepala sama dengan 4 tangan orang dewasa sehingga penggunaan pomade di kepala sebanyak 2 FTU atau 1 gram (Kenny, 2017). Bagi remaja zaman sekarang penampilan adalah yang utama. Penampilan yang rapi dan bersih sangat diinginkan oleh para remaja agar terlihat lebih percaya diri. Pada remaja laki-laki banyak menggunakan minyak rambut salah satunya adalah jenis pomade yang sedang tren di kalangan lelaki. Namun sering sekali pengguna pomade mengalami masalah pada kulit kepala. Permasalahan yang paling sering terjadi adalah



20



kulit kepala berminyak dan ketombe yang merupakan tanda manifestasi awal dari dermatitis seboroik (Jacoeb TNA., 2015). Penggunaan pomade pada daerah yang beriklim tropis seperti Indonesia sangat rentan dengan masalah kulit kepala karena berhubungan dengan suhu dan kelembapan. Penggunaan pomade membuat rambut tetap lembap dan berminyak. Penggunaan pomade yang secara terus-menerus dapat menjadi faktor penyebab dermatitis seboroik karena berhubungan dengan kelembapan dan kadar minyak yang tinggi selain itu karena penggunaan pomade yang salah (Luisa et.al, 2011; Jacoeb TNA., 2015; Cheong et.al, 2016). Pemilihan jenis pomade yang sesuai dengan keadaan rambut dan sesuai dengan petunjuk pemakaian seperti penggunaan dengan volume secukupnya, dan membilas rambut setelah menggunakan pomade dapat mengurangi risiko terjadinya masalah pada kulit kepala. Sisa pomade yang tidak dibilas sampai bersih dapat memicu terjadinya dermatitis seboroik (Radit, 2014). B. Beeswax Beeswax merupakan lilin murni yang terbentuk dari sarang lebah yang berasal dari lebah Apis Mellifera. Setiap 8 pound madu yang dibuat oleh lebah akan menghasilkan 1 pound beeswax. Beeswax terdiri dari 70% ester dan 30% asam dan hidrokarbon. Beeswax dapat larut dengan minyak dan alkohol hangat dan tidak larut pada air hangat dan alcohol dingin.



21



Basis ini digunakan pada krim, lotion, balm, lipstik, maskara, foundation dan eyeshadow (Williams, 2009). Beeswax memiliki organoleptis memiliki bau khas yang lemah dan tidak memiliki rasa (Rowe,Paul dan Marian,2009). Beeswax memiliki titik leleh 63,5oC (146,3oF) (Science Lab, 2013). Bagian beeswax yang terdiri dari ester merupakan rantai lurus alkohol monohidrat dengan rantai C24 dan C36 diesterifikasi dengan rantai lurus asam. Kepala ester pada basis ini adalah myricylpalmitate (Rowe kk., 2009). Menurut Mercado (1991), batas penggunaan beeswax pada kosmetik topikal adalah 5%-20%. Beeswax memiliki sifat cenderung asam karena memiliki pH 6,11 (Tihonov et al,1981). C. Minyak Kelapa Murni (Virgin Coconut Oil/VCO) 1. Definisi Minyak Kelapa Murni Minyak kelapa murni atau yang lebih dikenal dengan sebutan VCO adalah minyak kelapa yang tidak mengalami hidrogenasi dan bebas dari lemak trans. Minyak kelapa murni mencair pada suhu 200-250C (Darmoyuwono, 2006). Minyak kelapa murni adalah minyak yang diperoleh dari daging buah kelapa (Cocos nucifera L) tua yang segar dan diproses dengan diperas dengan atau tanpa penambahan air, tanpa pemanasan atau pemanasan tidak lebih dari 60oC dan aman dikonsumsi manusia. 2. Sifat Kimia-Fisika Minyak Kelapa Murni Penampakan



: tidak berwarna



22



Aroma



: sedikit berbau asam ditambah harum karamel



Kelarutan



: tidak larut dalam air, tetapi larut dalam alkohol



Berat Jenis



: 0,883 pada suhu 200C



Titik Cair



: 20-250C



Titik Didih



: 2250C



pH



: di bawah 7 (Darmoyuwono, 2006).



3. Kandungan Minyak Kelapa Murni Minyak kelapa mengandung 50% asam laurat. Asam Laurat ini memiliki fungsi lain, yakni diubah menjadi monolaurin di dalam tubuh manusia. Monolaurin adalah monogliserida antiviral, antibakterial, dan antiprotozoal yang digunakan oleh sistem kekebalan tubuh manusia dan hewan untuk menghancurkan virus, bakteri, serta protozoa. Minyak kelapa juga mengandung sekitar 6-7% asam kaprat yang juga berfungsi sebagai zat kekebalan tubuh ketika diubah menjadi monokaprin di dalam tubuh manusia atau hewan (Darmoyuwono, 2006). Dalam minyak kelapa murni terdapat MCFA (Medium Chain Fatty Acid). MCFA merupakan komponen asam lemak berantai sedang yang memiliki banyak fungsi, antara lain mampu merangsang produksi insulin sehingga proses metabolisme glukosa dapat berjalan normal. Selain itu, MCFA juga bermanfaat dalam mengubah protein menjadi energi. Asam Laurat dan asam lemak jenuh berantai pendek seperti asam kaprat, kaprilat, dan miristat yang terkandung dalam minyak



23



kelapa murni dapat berperan positif dalam pembakaran nutrisi makanan menjadi energi (Sutarmi, 2005). 4. Manfaat Minyak Kelapa Murni Minyak kelapa murni banyak digunakan dalam industri farmasi, kosmetika, susu formula, maupun sebagai minyak goreng mutu tinggi. Minyak kelapa murni dapat menanggulangi beragam penyakit pada manusia. Suatu penelitian diperoleh bahwa dengan mengonsumsi minyak kelapa murni di dalam masakan sehari-hari akan meningkakan ketahanan tubuh terhadap penyakit-penyakit mematikan (Novarianto, 2004). Untuk pengobatan penyakit, minyak kelapa murni digunakan untuk mengobati HIV-AIDS, kanker, hepatitis, osteoporosis, diabetes, penyakit jantung, obesitas, dan berbagai penyakit yang disebabkan oleh mikroba (Novarianto, 2004). Untuk kosmetika, minyak kelapa murni sering digunakan pada minyak telon, handbody, atau pelembap wajah. Selain itu, minyak kelapa murni juga mampu memperbaiki sistem pencernaan. Hal ini dikarenakan asam lemak rantai menengah (MCFA) yang terkandung dalam VCO langsung dapat diserap melalui dinding usus tanpa harus mengalami proses hidrolisis dan enzimatis sehingga langsung dimetabolisme dalam hati untuk diproduksi menjadi energi. VCO juga dapat digunakan untuk memasak dan menggoreng. Minyak kelapa



24



direkomendasikan dengan kuat oleh para dokter di Amerika sebagai ingredien dalam susu formula dan sapihan (Sutarmi, 2005). D. Minyak Esensial Lavender 1. Klasifikasi Lavender (Lavandula angustifolia Chaix)



Gambar 4. Bunga lavender Sumber : Memeflorist.com Untuk klasifikasi tanaman Lavender menurut sistem klasifikasi dari Cronquist (1981) adalah sebagai berikut : Divisi



: Magnoliophyta



Class



: Magnoliopsida



Sub Class : Asteridae Ordo



: Lamiales



Famili



: Lamiaceae



Genus



: Lavandula



Spesies



: Lavandula angustifolia Chaix



25



Lavandula angustifolia merupakan tanaman dengan tinggi 1 – 2 m dan perwakannya seperti rumput dan sering disebut sebagai rumput raksasa. Susunan bunganya mengumpul di tengah dengan jumlah 6 – 8 bunga pada setiap gerombolannya. Bunga berwarna ungu kecil-kecil dengan panjang 2 – 8 cm dengan kebiruan diujung daun dan mengeluarkan aroma wangi. Daunnya berukuran 2 – 6 cm dan lebar 4 – 6 mm, bertulang sejajar, tangkai daunnya pendek dan berwarna hijau dan tumbuh diujung batang bunga. Batangnya berwarna coklat abu-abu atau coklat gelap dengan kulit kayunya mempunyai pola memanjang sesuai dengan batang kayunya (WHO Monographs,2007). Tanaman ini tumuh liar di Indonesia, hanya membutuhlan sedikit air, tetapi tidak tumbuh baik di tanah yang selalu lembab. Tanaman ini sering dipakai sebagai tanaman hias. Asal tumbuhan ini dari wilayah Laut Tengah, Afrika Timur sampai dengan India, dan sejak kapan jenis ini dimasukkan ke Indonesia belum ada data jelas ( WHO Monographs, 2007). Tanaman lavender tumbuh baik diketinggian 600 – 1350 m di atas permukaan laut. Semakin tinggi tempat tumbuhnya, semakiin baik kualitas minyak yang dihasilkannya. Perbanyakan tanaman ini dapat dilakukan secara vegetative melalui stek batang dan secara generative menggunakan biji. Tetapi biasanya pebanyakan menggunakan biji-biji yang tua dan sehat yang disemaikan dan bila sudah menjadi benih tumbuh atau dipidahkan ke polybag.



26



2.



Kandungan Minyak Lavender Kandungan kimia dari Lavandula angustofolia ini sangatlah bervariasi tergantung dari musim dan maturasi dari tanaman tersebut sewaktu dipanen. Selain itu cara ekstraksi juga sangatlah berpengaruh terhadap konsentrasi zat yang terdapat dalam minyak atsirinya (Chu dkk, 2001). Tetapi dengan metode distilasi uap minyak atsirinya dapat mengandung alfa-terpineol, linalool dan linalil asetat dalam konsentrasi yang paling tinggi dibandingkan dengan metode distilasi air superfisial ( Chu dkk, 2001). Bunga lavender mengandung beberapa senyawa, seperti: minyak esensial (1-3%), linalyl acetate (26,32%), linalool (26,12%), alpha-pinene (0,22%), camphor 1,6%, beta-myrcene (5,33%), p-cymene (0,3%), limonene (1,06%), cineol (0,51%), borneol (1,21%), terpinen-4-ol (4,64%), , geranyl acetate (2,14%), dan caryophyllene (7,55%). Berdasarkan data persentase di atas, dapat disimpulkan bahwa kandungan utama dari bunga lavender adalah linalool dan linalyl asetat (Cox, 2005; McLain, 2009).



E. Vaselin Album Vaselin



album



atau



vaselin



putih



merupakan



campuran



hidrokarbon setengah padat yang telah diputihkan diperoleh dari minyak mineral. Pemerian vaselin album masa seperti lemak, putih atau kekuningan, pucat, massa berminyak transparan dalam lapisan tipis setelah



27



didinginkan pada suhu 0o. Vaselin album mempunyai kelarutan praktis tidak larut dalam air, dalam etanol 95%, namun larut dalam kloroform dan eter (Depkes, 2014). Penambahan vaselin album berpengaruh pada stabilitas fisik sediaan dan sebagai pelicin. Semakin banyak konsentrasi vaselin album maka kekentalan krim semakin meningkat (Rokhmatunisa, 2010). Vaselin putih adalah bentuk yang dimurnikan atau dipucatkan warnanya. Dalam pemucatan digunakan asam sulfat. Vaselin merupakan dasar salep hidrokarbon, mampu menyerap air hanya sebanyak 5% (Anief,200:54)



28



BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimen laboratorium untuk memformulasi dan menguji mutu fisik Pomade yang mengandung Minyak Kelapa murni (Virgin Coconut Oil) yang meliputi uji organoleptik, uji homogenitas, pengukuran pH, pengukuran daya sebar dan waktu mengering sediaan sebelum dan sesudah pengujian stabilitas dipercepat. B. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilakukan pada Bulan April - Juni 2019 di Laboratorium Sediaan Steril Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Makassar. C. Alat dan Bahan 1. Alat yang digunakan : Batang pengaduk, cawan, climetic chamber, freeze drying, gelas ukur 100 ml (Pirex), gelas piala 10 ml, 50 ml dan 100 ml (Pirex), kertas pH, lumpang, penangas air, timbangan analitik, wadah untuk minyak rambut. 2. Bahan yang akan digunakan : Bahan yang di gunakan dalam penelitian adalah Beeswax, Minyak Kelapa Murni (Virgin Coconut Oil), Minyak Lavender, Vaselin album. D. Prosedur Kerja 1. Penyiapan sampel



29



Sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Minyak Kelapa Murni (Virgin Coconut Oil) yang dibuat secara langsung di Desa Tolo’ Kecamatan Kelara Kabupaten Jeneponto. 2. Proses Pembuatan Minyak Kelapa Murni (VCO) Di siapkan beberapa buah kelapa, kemudian kelapa tersebut di kupas dan di ambil isinya, setelah itu isi kelapa dipotong kecil-kecil dan di blender hingga menghasilkan santan. Di tambahkan air dan di lakukan berulang kali untuk mendapatkan santan yang banyak. Jika santan sudah terkumpul, di rebus dengan suhu sedang, di aduk terus hingga air mendidih dan beruap dan krimnya yang berwarna kecokelatan terpisah dari minyak. Proses pembuatan minyak kelapa murni ini biasanya memakan waktu 1 jam dan dipastikan tidak berhenti mengaduknya pada saat di rebus. Setelah terpisah, di siapkan botol untuk menyimpan hasil minyak tersebut. 3. Rancangan Formula Sediaan Pomade yang mengandung Minyak Kelapa Murni (Virgin Coconut Oil) dari bahan dasar Beeswax Tabel 1. Formula sediaan pomade yang mengandung minyak kelapa murni (Virgin Coconut Oil) NO.



BAHAN



Kegunaan



1.



Beeswax



2. 3.



Sediaan



Konsetrasi (%)



F1



F2



F3



Pharmaceutical exipient



Bahan baku



10



10



10



5 – 20



Minyak Kelapa



Zat aktif



5



10



15



4 – 20



Lavender



Minyak Esensial



2



2



2



1-3



30



4.



Vaselin Album



20



Zat tambahan



20



20



20



4. Pembuatan Sediaan Pomade Dilelehkan beeswax dengan teknik double boiler, yakni dengan melelehkan di dalam panci kecil yang diletakkan di dalam panci lebih besar berisi air mendidih yang dimasak diatas kompor. Ketika sudah meleleh, dicampurkan minyak kelapa, diaduk terus hingga benar-benar mengental. Dimatikan kompor dan dimasukkan bentonit yang telah dibuat lembek menggunakan air. Dimasukkan minyak esensial, diaduk hingga merata. Dituang dalam wadah penyimpanan, dibiarkan sementara dalam suhu ruangan yang dingin. Pomade siap digunakan. 5. Evaluasi Stabilitas Sedian 1.



Uji Stabilitas Sediaan Evaluasi mutu fisik sediaan dilakukan sebelum dan sesudah penyimpanan.



Evaluasi



mutu



fisik



sediaan



pomade



yang



mengandung minyak kelapa dilakukan untuk mengetahui kestabilan fisik pomade dengan metode stabilitas dipercepat baik sebelum maupun sesudah dilakukan pengujian kemudian dibandingkan hasilnya. Uji ini dilakukan berdasarkan pengaruh stress suhu (freeze thaw) dimana sebagai kontrol sediaan pomade disimpan pada suhu 25˚C dan untuk siklus freeze thaw sediaan pomade yang mengandung minyak kelapa disimpan pada suhu 4˚C pada 48 jam pertama dan suhu 40˚C pada 48 jam berikutnya. Siklus freeze thaw



31



terdiri dari satu rentang waktu penyimpanan pada suhu 4˚C dan satu rentang waktu penyimpanan pada suhu 40˚C (Aprilianty et al, 2015). 2.



Evaluasi Mutu Fisik Evaluasi mutu fisik dilakukan sebelum dan setelah dilakukan uji stabilitas sediaan dipercepat. Adapun evaluasi mutu fisik yang dilakukan yaitu : a. Uji Organoleptis Pemeriksaan organoleptik dilakukan dengan melihat secara visual dan mengamati perubahan-perubahan yang terjadi pada sediaan, yakni penampilan, warna dan bau (Septiani, 2011). b. Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan dengan cara meletakkan sampel sebanyak diantara dua kaca objek dan diamati ada atau tidaknya partikel kasar yang terdapat dalam sediaan. Sediaan yang homogen memiliki warna yang sama dan tidak ada partikel atau bahan kasar (Syamsuni, 2005). c. Pengukuran pH Pengukuran



pH



dilakukan



sebelum



dan



sesudah



penyimpanan dengan cara mencelupkan kertas pH ke dalam masing-masing sediaan Pomade. Pengujian pH dilakukan untuk mengetahui kesesuaian pH sediaan dengan pH kulit. pH sediaan topikal yang baik berada pada rentang pH 4,5 - 6,5 (Aulton, 2005). d. Uji Daya Sebar



32



Gel ditimbang sebanyak 0,5 gram kemudian diletakkan di tengah kaca bulat berskala. Di atas gel diletakkan kaca bulat lain atau bahan transparan lain dan pemberat sehingga berat kaca bulat dan pemberat 150 gram, didiamkan selama 1 menit, kemudian dicatat diameter penyebarannya (Sayuti, 2015). Daya sebar gel yang baik antara 5-7 cm (Sayuti, 2015). e.



Uji Waktu Kering Pengujian



waktu



kering



dilakukan



dengan



cara



mengoleskan pomade yang mengandung minyak kelapa berbagai konsentrasi ke punggung tangan dan diamati waktu yang diperlukan sediaan untuk mengering, yaitu waktu dari saat mulai dioleskannya pomade hingga benar-benar terbentuk lapisan yang kering. Waktu mengering sediaan pomade yang sesuai dengan persyaratan yakni kurang dari 30 menit (Vieira dkk, 2009). 3. Pengumpulan data Data yng di kumpulkan berupa hasil pengujian sebelum dan sesudah penelitian di lakukan. 4. Analisis data Data yang diperoleh kemudian di analisa pendekatan teoritis dengan membandingkan antara hasil uji mutu fisik sediaan pomade yang mengandung minyak kelapa meliputi pengamatan organoleptis, homogenitas, pH, daya sebar, dan waktu kering selanjutnya ditarik suatu kesimpulan.



33



5. Penarikan Kesimpulan Formulasi dapat disimpulkan stabil jika tidak terjadi perubahan fisik sebelum dan sesudah pengujian.



34



BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil penelitian 1. Formula Tabel 1. Tabel Formula pembuatan Minyak rambut dari Minyak Kelapa Murni (Virgin Coconut Oil) Sediaan NO.



BAHAN



Konsetrasi (%)



Kegunaan F1



F2



F3



Pharmaceutical exipient



1.



Beeswax



Bahan baku



10



10



10



5 - 20



2.



Minyak Kelapa



Zat aktif



5



10



15



4 – 20



3.



Lavender



Minyak Esensial



2



2



2



1-3



4.



Vaselin album



Zat tambahan



20



20



20



20



2.



Hasil Pengamatan Mutu Fisik Sediaan Tabel 2. Hasil pengamatan organoleptis sediaan minyak rambut dari minyak kelapa murni (Virgin Coconut Oil) sebelum dan sesudah penyimpanan dengan metode stabilitas dipercepat. Formula



Formula I F1 5 % Formula II F2 10 %



Formula III F3 15 %



Kondisi Sebelum penyimpanan Sesudah penyimpanan Sebelum penyimpanan Sesudah penyimpanan Sebelum penyimpanan Sesudah penyimpanan



Warna



Pengamatan Bau



Bentuk



Putih



Spesifik



Semi Padat



Putih



Spesifik



Semi Padat



Putih



Spesifik



Semi Padat



Putih



Spesifik



Semi Padat



Putih



Spesifik



Semi Padat



Putih



Spesifik



Semi Padat



35



Tabel 3. Hasil pengamatan homogenitas sediaan minyak rambut dari minyak kelapa



murni



(Virgin



Coconut



Oil)



sebelum



dan



sesudah



penyimpanan dengan metode stabilitas dipercepat. Homogenitas Formula Formula I F1 5% Formula II F2 10% Formula III F3 15%



Sebelum Penyimpanan



Sesudah Penyimpanan



Homogen



Homogen



Homogen



Homogen



Homogen



Homogen



Persyaratan Sediaan menunjukkan susunan yang homogen dan tidak terlihat adanya butiran kasar



Tabel 4. Hasil pemeriksaan pH sediaan sediaan minyak rambut dari minyak kelapa



murni



(Virgin



Coconut



Oil)



sebelum



dan



sesudah



penyimpanan dengan metode stabilitas dipercepat. Nilai pH Formula Formula I F1 5% Formula II F2 10% Formula III F3 15%



Tabel 5.



Sebelum Penyimpanan



Sesudah Penyimpanan



5



5



5



5



5



5



Persyaratan



4,5 - 6,5



Hasil pengukuran daya sebar sediaan minyak rambut dari minyak kelapa murni (Virgin Coconut Oil) sebelum dan sesudah penyimpanan dengan metode stabilitas dipercepat. Daya Sebar (cm)



Formula



Sebelum Penyimpanan



Sesudah Penyimpanan



36



Persyaratan



Formula I F1 5% Formula II F2 10% Formula III F3 15%



Tabel 6.



5,1



5,0



5,2



5,0



5,2



5,3



5 – 7 cm



Hasil pengukuran waktu kering sediaan minyak rambut dari minyak kelapa



murni



(Virgin



Coconut



Oil)



sebelum



dan



sesudah



penyimpanan dengan metode stabilitas dipercepat. Waktu Kering (menit) Formula Formula I F1 5% Formula II F2 10% Formula III F3 15%



Sebelum Penyimpanan



Sesudah Penyimpanan



23



20



27



25



29



26



Persyaratan



< 30 menit



B. Pembahasan Penelitian ini dilakukan pembuatan sediaan minyak rambut yang mengandung minyak kelapa murni (Virgin Coconut Oil) dan dilakukan uji mutu fisik sediaan untuk mengetahui pada konsentrasi berapa yang cocok untuk pembuatan sediaan minyak rambut. Bahan utama yang digunakan dalam pembuatan minyak rambut ini adalah minyak kelapa murni (Virgin Coconut Oil). Dalam hal ini, minyak kelapa murni memiliki banyak fungsi. Selain digunakan dalam mengobati penyakit, Minyak Kelapa Murni (Virgin coconut Oil) dapat digunakan dalam hal kosmetika termasuk dalam pembuatan minyak rambut karena berguna sebagai



37



pelembab kulit (Sutarmi, 2005). Pada penelitian ini digunakan minyak kelapa murni yang langsung dibuat sendiri, cara pembuatannya adalah di siapkan beberapa buah kelapa, kemudian kelapa tersebut di kupas dan di ambil isinya, setelah itu isi kelapa dipotong kecil-kecil dan di blender hingga menghasilkan santan. Di tambahkan air dan di lakukan berulang kali untuk mendapatkan santan yang banyak. Jika santan sudah terkumpul, di rebus dengan suhu sedang, di aduk terus hingga air mendidih dan beruap dan krimnya yang berwarna kecokelatan terpisah dari minyak. Proses pembuatan minyak kelapa murni ini biasanya memakan waktu 1 jam dan dipastikan tidak berhenti mengaduknya pada saat di rebus. Setelah terpisah, di siapkan botol untuk menyimpan hasil minyak tersebut. Selanjutnya,



bahan



yang



digunakan



adalah



beeswax



dimana



pembuatannya yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu dilelehkan beeswax dengan teknik double boiler, yakni dengan melelehkan di dalam panci kecil yang di letakkan di dalam panci lebih besar berisi air mendidih yang di masak diatas kompor. Ketika sudah meleleh, di campurkan minyak kelapa, di aduk terus hingga benar-benar mengental. Di matikan kompor dan di masukkan vaselin album yang telah di buat lembek menggunakan air. Dimasukkan minyak esensial, di aduk hingga merata. Dituang dalam wadah penyimpanan, dibiarkan sementara dalam suhu ruangan yang dingin. Dan minyak rambut siap digunakan.



38



Beberapa eksipien yang digunakan yaitu beeswax, minyak kelapa murni, lavender, dan vaselin album. Beeswax dalam pembuatan minyak rambut ini sebagai bahan baku di mana beeswax berfungsi sebagai surfaktan yang apabila dicampurkan ke dalam krim atau lotion kulit lainnya dapat membentuk penghalang pada permukaan kulit yang dapat melindungi kulit dari iritasi, minyak kelapa sebagai zak aktif, minyak lavender sebagai pengharum dan vaselin album sebagai bahan tambahan. Sediaan minyak rambut ini mengandung minyak kelapa murni yang sedikit berbau asam sehingga pada formula ini ditambahkan pewangi. Pewangi yang digunakan yaitu minyak lavender. Evaluasi mutu fisik sediaan minyak rambut yang mengandung minyak kelapa murni (Virgin Coconut Oil) sebelum dan sesudah penyimpanan dengan metode stabilitas dipercepat dilakukan untuk menentukan kestabilan secara fisik karena evaluasi tersebut merupakan salah satu parameter untuk mendeteksi ketidakstabilan dari sediaan minyak rambut ini. Pengujian mutu fisik meliputi pemeriksaan organoleptis, homogenitas, pengukuran pH , daya sebar dan waktu kering. Pengujian organoleptis yang dilakukan dengan mengamati sediaan minyak rambut yang mengandung minyak kelapa murni (Virgin Coconut Oil) berdasarkan bentuk, warna dan bau. Warna yang dihasilkan dari ketiga formula sebelum penyimpanan yaitu putih dan sesudah penyimpanan hasilnya tetap putih, dan berbau khas pewangi (spesifik bau minyak lavender) sehingga



39



aroma yang dihasilkan cukup menarik. Warna putih pada sediaan disebabkan oleh campuran antara beeswax dan vaselin album. Pigmen warna yang berubah dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan misalnya cahaya yang dapat menyebabkan proses oksidasi. Kemudian cara pengemasan yang kurang baik membuat sediaan lebih banyak kontak dengan lingkungan. Uji homogenitas merupakan salah satu uji yang penting dalam melakukan formulasi sediaan farmasetik, tujuannya untuk mengetahui apakah bahanbahan dalam formulasi tersebut tercampur merata atau tidak. Pengujian ini penting dilakukan agar dapat mengetahui bahwa zat aktif terdistribusi merata dalam sediaan dan tidak ada partikel yang menggumpal sehingga menghasilkan efek yang maksimal. Pada pengamatan uji homogenitas yang dilakukan sebelum dan sesudah penyimpanan mendapatkan hasil yang homogen untuk tiap sediaan, dapat dilihat pada tabel 3 bahwa ketiga formula (F1, F2 dan F3) tidak terdapat gumpalan maupun butiran kasar pada sediaan minyak rambut yang mengandung minyak kelapa murni (Virgin Coconut Oil). Uji pH bertujuan untuk mengetahui keamanan suatu sediaan, terutama sediaan topikal. Idealnya sediaan topikal mempunyai nilai pH yang sama dengan pH kulit agar tidak terjadi iritasi pada permukaan kulit. Data hasil uji pH pada tabel 4 yang dilakukan pada tiap sediaan minyak rambut sebelum dan sesudah penyimpanan diperoleh nilai pH yang sama yaitu dengan nilai 5 untuk tiap sediaan tetapi nilai pH semua sediaan sebelum dan sesudah penyimpanan masih dalam rentang normal sediaan untuk kulit yakni antara 4,5 – 6,5.



40



Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi perubahan pH pada ketiga formula sehingga dapat dikatakan sediaan minyak rambut memiliki pH yang relatif stabil. Uji daya sebar dilakukan pada setiap sediaan gel dengan tujuan untuk menjamin pemerataan gel saat diaplikasikan pada kulit yang dilakukan segera setelah gel dibuat. Pengujian daya sebar pada setiap sediaan minyak rambut yang mengandung minyak kelapa murni (Virgin Coconut Oil) ini menunjukkan adanya perubahan sebelum dan sesudah penyimpanan dipercepat. Pada tabel 5, uji daya sebar menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi maka daya sebarnya semakin meningkat pula. Tetapi pada tabel 5 tersebut, memperlihatkan adanya peningkatan dari konsentrasi 5% ke konsentrasi 10% dengan nilai 5,1 cm ke 5,2 cm untuk hasil sebelum penyimpanan, dan untuk hasil setelah penyimpanan adanya peningkatan dari konsentrasi 10% ke konsentrasi 15% dengan nilai 5,0 cm ke 5,3 cm. Tetapi untuk beberapa konsentrasi yang mengalami peningkatan tidak keluar dari persyaratan uji daya sebar sehingga dapat disimpulkan bahwa tetap memenuhi persyaratan dari uji daya sebar tersebut. Pengujian waktu mengering pada sediaan minyak rambut yang mengandung minyak kelapa murni (Virgin Coconut Oil) bertujuan untuk mengetahui seberapa lama minyak rambut yang mengandung minyak kelapa murni (Virgin Coconut Oil)



ini dapat meresap pada ranbut. Perhitungan



dimulai pada saat minyak rambut yang mengandung minyak kelapa murni



41



(Virgin Coconut Oil) di oleskan sampai terbentuk lapisan yang mengering. Dari tabel.6, dapat diketahui bahwa F1, F2, F3 memenuhi syarat waktu kering < 30 menit. waktu mengering sediaan dipengaruhi oleh kadar air yang terdapat dalam sediaan, semakin banyak kadar air yang terdapat pada sediaan maka waktu mengering sediaan semakin meningkat serta adanya pengaruh dari ketebalan sediaan yang di oleskan kekaca. Parameter uji waktu mengering sediaan masker yang baik adalah waktu mengering kurang dari 30 menit (Vieira dkk., 2009).



42



BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Minyak kelapa murni (Virgin Coconut Oil) dapat di formulasikan ke dalam bentuk sediaan minyak rambut dengan menggunakan basis F1 5%, F2 10%, dan F3 15%. 2. Formula minyak rambut yang mengandung minyak kelapa murni (Virgin Coconut Oil) dengan konsentrasi 5%, 10%, dan 15% memenuhi syarat mutu fisik sediaan. B. Saran 1. Disarankan kepada peneliti selanjutnya sebaiknya berhati-hati dalam menggunakan alat-alat dan memilih bahan yang lebih baik. 2. Dijadikan bahan pertimbangan sebagai salah satu alternatif pembuatan sediaan minyak rambut yang mengandung minyak kelapa murni (Virgin Coconut Oil) alami di pasaran.



43



Lampiran I SKEMA KERJA Minyak Kelapa Murni (VCO)



Formulasi Sediaan Minyak Rambut



F1 (basis VCO 5%)



F2 (basis VCO 10%)



F3 (basis VCO 15%)



Evaluasi Pre & post stabilitas dipercepat - Uji organoleptis - Uji homogenitas - Pengukuran PH - Uji daya sebar Data -Analisis -pembahasan Kesimpulan



44



Lampiran II Dokumentasi Uji Pengamatan Organeleptis (Tabel 2) Formula



Sebelum



Setelah



F1 5%



F2 10%



F3 15%



45



Lampiran III Dokumentasi Uji Homogenitas (Tabel 3) Formula



Sebelum



Setelah



F1 5%



F2 10%



F3 15%



46



Lampiran IV Dokumentasi Uji pH (Tabel 4) Formula



Sebelum



Setelah



F1 5%



F2 10%



F3 15%



47



Lampiran V Dokumentasi Uji Daya Sebar (Tabel 5) Formula



Sebelum



Setelah



F1 5%



F2 10%



F3 15%



48



DAFTAR PUSTAKA Apriliyanti et al., 2010. Kajian Sifat Fisikokimia dan Sensori Tepung Ubi Jalar Ungu dengan Variasi Proses Pengeringan. Skripsi. Fakultas Pertanian : Universitas Sebelas Maret Surakarta. Aulton M.E., dkk. 2005. Pharmaceutics : the science of dosages form design : health science, 2nd ed., Churchill Livingstone, New York. Darmoyuwono, W. 2006. Gaya Hidup Sehat dengan Virgin coconut Oil. Jakarta : PT.Indeks Ibrahim., 2011. Pengeolaan Perpustakaan Sekolah Johnston, B.F. and Mellor, J.W. 1961. The Role of Agriculture in Economic Development. American Economic Review. 51 (4) : 566-593 Lingga. 2012. Bebas Hipertensi Tanpa Obat. Jakarta : Agro Media Pustaka McLain de. 2009. Chronic Health Effects Assessment of Spike Lavender Oil. Walker Doney and Associates Novarianto H. 2004. Pembuatan dan Pemanfaatan Minyak Kelapa Murni. Jakarta : Penebar Swadaya Sayuti, dkk. 2015. Antioksidan Alami dan Sintetik. Andalan University Press : Padang Septiani. 2011. Hubungan Antara Status Gizi dengan Terjadinya Mnarche pada Remaja Putri. KTI Keperawatan Unmuh Ponorogo. Sutarmi. 2005. Taklukkan Penyakit dengan VCO (Virgin coconut Oil). Jakarta : Penebar Swadaya Syamsuni. 2005. Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, (online), (http://books.google.co.id, diakses pada tanggal 15 Februari 2019. Vieira, dkk. 2009. Physical and Physicochemical Stability Evaluation of Cosmetics Soybean : Extract Brazilian Journal of Pharmaceutical Sciences.



49