Kti Enda [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

1



BAB I PENDAHULUAN



A.



Latar Belakang Masalah Os maxilla (tulang rahang atas) adalah salah satu tulang yang membentuk



wajah, Os maxilla (tulang rahang atas) adalah tempat melekatnya gigi bagian atas, Os maxilla (tulang rahang atas) tidak dapat bergerak seperti os mandibulla (tulang rahang bawah).(Goot,1995) Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontuinitas jaringan tulang atau tulang rawan yang umumnya di sebabkan oleh ruda paksa. (mansjoer,2000) Fraktur tidak hanya disebabkan oleh ruda paksa tapi fraktur dapat di sebabkan karena kelainan patologi. Akibat terjandinya fraktur os maxilla mengakibatkan rasa sakit, nyeri pada ranghang bagian atas dan gangguan fungsi pengunyahan. Untuk memperlihatkan fraktur pada Os maxilla (tulang rahang atas) dapat dilakukan dengan bantuan sinar-X. Untuk memperlihatkan fraktur pada Os maxilla (tulang rahang atas) penulis menggunakan pesawat panoramic.



B.



Ruang lingkup penulisan Untuk dapat memperlihatkan fraktur pada Os maxilla (tulang rahang atas)



penulis mengunakan pesawat panoramic X-RAY dan pencacatan bayangan menggunakan CR (computer radiogi).



C.



identifikasi masalah Sebagai kelengkapan dari pernyataan di atas penulis memutuskan masalah



yang di temukan pada radiografi panoramic dengan sangkaan fraktur os maxilla adalah : ”upaya apa yang di lakukan untuk mendapatkan gambaran radiografi yang optimal?”



1



2



D. Tujuan penelitian 1.



Tujuan umum Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana proses pembuatan foto panoramic dan pencatatan bayangan dengan menggunakan CR (computer radiologi)



2.



Tujuan khusus a. Mengetahui bagaimana proses pembuatan foto panoramic b. Menghasailkan gambaran panoramic yang optimal



E. Manfaat penulisan 1.



Bagi penulis Dengan melakukan penelitia ini penulis dapat menerapkan ilmu yang telah dipelajari dalam teori selama mengikuti perkuliahan



2.



Bagi pasien Pasien sapat mengerahui penyakit apa yang dideritanya dan dapat melaksanakan pengobatan selanjutnya.



3.



Bagi institusi



F. Isi penulisan Sistem penulisan yang terdapat pada karya tulis ilmiah ini terdiri dari 5 BAB yaitu



BAB I : PENDAHULUAN Berisikan tentang latar belakang masalah, ruang lingkup penulisan, identifikasi masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan isi penulisan.



BAB II: TINJAUAN TEORITIS Berisikan tentang, pengertian pemeriksaan, anatomi fisiologi, etiologi, teknik pesawat rongent, fisika radiodianostik, proteksi radiasi, dan pencatatan bayangan.



3



BAB III : METODE PENELITIAN Berisikan tentang, jenis penelitian, waktu dan tempat penelitian, pengumpulan data, dan analisa hasil.



BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN Berisikan tentang, hasil, identifikasi pasien, prosedur pemeriksaan, pemeriksaan pasien, prsiapan alat dan bahan, teknik pemeriksaan, hasil ekspertase, dan pembahasan



BAB V



: KESIMPILAN DAN SARAN



Berisikan tentang, kesimpulan dan saran saran untuk pemeriksaan yang dilakukan DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN



4



BAB II TINJAUAN TEORITIS



A. Pengertian Konsep Radiografi panoramix dapat membuat foto gigi tanpa tertutupi atau overlapping dengan tulang-tulang tersebut.Panoramix berasal dari kata panorama yang artinya pandangan yang tak terhalang dari berbagai arah untuk melihat suatu bayangan atau objek(Arthawijaya,2010). Pemeriksaan secara panoramic Os.maxila dengan sangkaan fraktur maxilla merupakan pemeriksaan secara radiografi dr Os.maxila untuk memperlihatkan kelainan-kelainan yang terjadi pada bagian Os.maxila diantaranya fraktur dengan menggunakan sinar-X. B. Anatomi , Fisiologi, Patologi dan Etiologi 1. Anatomi Anatomi adalah ilmu yang mempelajari bentuk dan susunan tubuh baik secara keseluruhan maupun bagian demi bagian serta hubungan alat tubuh yang satu dengan yang lainnya (Syaifuddin,2003). a.



Maxilla Tulang-tulang maxilla adalah tulang prmbentuk rahang atas.Corpus



dari tiap maxilla secara garis besar berbentuk pyramid,dengan facies anterior,posterior(infra temporalis),nasalis dan orbita.Corpus mempunyai sinus maxilaris yang besar(antrum) yang berhubungan di medial dengan cavum nasi.permukaan nasal membentuk dasar dari maxilla.pada maxilla individu muda usia terlihat sebuah sutura yang berjalan keluar pada palatum dari foramen incisivum ke daerah antara gigi incisivus lateral dan canicus.



5



Fasies anterior biasanya mempunyai 42 depresi dangkal yaitu: 1)



Fossa praenasalis Teletak di atas soccet gigi-gigi incisivus dan dibawah tepi cavum nasi dan



dikelilingi di lateral oleh tubercanina yang di bentuk oleh dinding luar socket gigigigi canicus. 2)



Fossa canina Terletak di belakang tuber canina diantara foramen infraorbitale di bagian



atas dan tepi alveolaris di bagian bawah dan depan processus zygomaticus.



Facies posterior menghadap infratemporalis.Dipisahakan dari lamina lateralis processus pterygoidei oleh fisura pterygomaxillaris dan melengkubg di medial untuk membentuk batas anterior fossa pterygopalatina dari persendian tengkorak. Tiap maxilla mempunyai empat processus,yaitu: a. Processus



zygomaticus



yaitu



memisahkan



facies



frontalis



dan



infratemporalis,processus ini bersendi dengan Os.zygomaticum. b. Frocessus frontalis,bersendi dengan processus frontalis maxilla diantara Os.nasale di bagian depan dan Os.lacrimale di bagian belakang. c. Processus alveolaris,yang mempunyai gigi-gigi atas berakhir di belakang bulbus alveolaris pada tengkorak individu muds usia atau tuber maxillae pada tengkorak individu dewasa. d. Processus palatines,menonjol ke dalam dari permukaan dalam corpus antara processus alveolaris di bagisn bawah dan facies nasalis di bagian atas.(Goot,1995)



6



Gambar 2.1 : Anatomi Tulang rahang atas (Sobotta, 1989)



Gambar 2.2 : Tulang rahang atas,maxilla dan tulang langit-langit keras,Os palatum (sobotta, 1989) b.



Mandibula Os mandibula adalah tulang wajah yang paling besar(luas) yang terdiri dari suatu bagian horizontal yang membengkok yang disebut body dan 2 bagian vertical yang disebut rami(Ballinger,1986). Os.mandibula hanya membentuk bagian inferior dan anterior dari viserocranium,yang terdiri dari corpus yang membentuk parabola dan dua buah rami yang melengkung naik dari ujung corpus(Simbar,2006).



a.



Corpus mandibula Corpus mandibula umumnya terdiri dari dua bagian yang bergabung dengan bagian lain dari bagian medial,gabungan ini terjadi pada tahun pertama atau tahub ke dua sesudah kelahiran.sisi inferior yakni mandibula bagian lateral dan bundaran kecil foramen mental. Bagian atas dari corpus yakni pars alveolaris.ada 8 alveolus pada setiap bagian dan seluruhnya 16 alveoli yang terpisah satu dengan yang lain sublingualis.dibawah lateral terdapat submaxilaris(simbar,2006).



b.



Ramus mandibula



7



Ramus mandibula merupakan tulang lebar yang rata terbentang dari bagian akhir ujung corpus miring ke atas atau kebelakang.Bagian posteriornya merupakan pinggir yang tebal dengan basis coporis yakni angulus mandibula.Ujung atas ramus membentuk prosesus yang terpisah satu dengan yang lain oleh inciccura mandibula,didepan yakni processus condiloedeus untuk persendian rahang bawah dengan cranium(simar,2006).



Gambar 2.3 :Anatomi Os mandibula dari depan (Sobotta, 1989)



Gambar 2.4 :Anatomi Os.Mandibula dilihat dari lateral (Sobotta, 1989) 2.



Fisiologi



8



Fisiologi adalah ilmu yang mempelajari faal,fungsi atau pekerjaan dari tiap jaringan tubuh atau bagian dari alat tubuh(Syaifuddin,1997). Os.maxilla adalah dua rahang atas yang memuat gigi atas.Badam maxilla memuat ruang udara yang agak besar,yaitu sinus maxilaris atau antrum highmore,yang berhubungan dengan bulu hidung melalui dua lubang kecil.(Syaifuddin,1997) 3.



Patologi Patologi adalah cabang ilmu kedokteran yang mempelajari sifat dasar penyakit khususnya perubahan paa jaringan dan organ tubuh yang menyebabkan atau disebabkan oleh penyakit (Dorland,2001)



4.



Etiologi Etiologi adalah ilmu yang mempelajari terjadinya penyakit(Mansjoer,2000). Fraktur atau patah tulang adalah putusnya kontuinitas jaringan tulang atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh trauma ringan,trauma berat maupun pattologis.



Fraktur dapat dibagi menjadi (Masjoer,2000) a.



Fraktur tertutup (closed fracture). Adalah fraktur bila tidak terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luas.



b.



Fraktur terbuka/open(compound),bila terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar karena adanya perlukaan di kulit.



Fraktur atau patah tulang dapat dibagi menjadi beberapa tipe fraktur diantaranya,(Rasad,2006) a.



Fraktur oblique yaitu fraktur yang memiliki patah miring.



b.



Fraktur transversal yaitu fraktur yang luas dan melintang pada tulang.



c.



Fraktur piral yaitu fraktur yang luas dan melintang pada tulang.



d.



Fraktur segmental yaitu fraktur dimana segmental tulang yang retak dan ada yang terlepas.



e.



Fraktur



communited



yaitu



fraktur



yang



mencakup



beberapa



fragmen.Fraktur corpus maxilla dapat terjadi karena kecelakaan lalulintas



9



,kecelakaan instruksi,kecelakaan kerja, kecelakaan rumah



Tangga,



perkelahian atau kekerasan fisik. Multiple fraktur adalah garis patah yang lebih dari satu tapi pada tulang yang sama dan berlainan tempatnya (Arthawijaya,2010) C. Tehnik Radiografi Tekhnik radiografi adalah ilmu yang mempelajari tata cara pemeriksaan dari objek yang diperiksa dengan menggunakan sinar-X untuk mendapatkan gambaran radiografi yang optimal sehingga mampu menegakkan diagnosa yang akurat(Ballinger,1995).



Adapun tekhnik radiografi yang digunakan pada pemeriksaan panoramis adalah proyeksi panorex mandible(Bontrager,2001) 1. Tujuan pemeriksaan: untuk melihat semua struktur gigi molar,premolar,incisivus dan struktur anatomi disekitar daerah yang terdapat pada gigi. 2. Posisi Pasien: Pasien berdiri dengan punggung lurus dan kedua tangan pasien berpegang pada hand grips posisi teduh,kepala dan leher tegak,jangan sampai kepala dan leher melengkung ke depan. 3. Posisi Objek: Posiskan kepala dan leher jangan merenggang kedepan tetapi pasien berdiri harus dengan tulang bbelakang yang dalam keadaan lurus dan panggul maju kedepan. Letakkan dagu pasien pada bite blockdan posisikan dagu pasien sesuai dengan tinggi IOML pada bidang occlusal(bidang permukaan) gigi diatur 10 derajat dai bidang posterior ke anterior. Mid saital plane sesuai dengan alat panoramix pada garis pusat vertical dan dagu pasien dalam keadaan nyaman.Posisikan bite block diantara gigi pasien.



10



Gambar 2.5 : Tehnik Pemeriksaan Panoramic Proyeksi Panorex (Arthawijaya,2010)



4. Central ray: X-ray mengeluarkan sinar dan mengarahkannya ke daerah kepala dan wajah untuk melihat struktur anatomi nya,central ray nya di posisikan sesuai dengan tinggi badan pasien.Arah sinar horizontal,berputar dari rahang sebelah kiri sampai rahang sebelah kanan.SID (Souce Image Distance) telah ditetapkan pada panoramic unit. 5. Kondisi penyinaran: 70-80 kV,40 mAs 6. Catatan: ketika pemeriksaan untuk temporomandibular joint harus dengan melakukan proyeksi tambahan yaitu open mouth(buka mulut).jika



11



memungkinkan dan di perlukan tetap letakkan penyangga pada pertengahan gigi pasien(Bontrager,2001)



7. Criteria proyeksi panorex



Gambar 2.6 : Radiografi Panorex (Bontrager,2001) Tampak gambaran gigi-geligi, Os.Mandibula, Os Maxilla ,Lekukan hidung, kedua sinus maxilla arcus zigomatikum dan Coronoid process. D. Tekhnik Pesawat Rontgen Panoramic Pesawat rontgen adalah suaru pesawat atau peralatan yang dapat menghasilkan sinar- X,dimana pada bidang medic digunakan sebagai alat untuk mendiagnosa dan mengobati atau terapi suatu penyakit(Thompson,1985).



1 2 3



12



Gambar 2.7 : Pesawat panotamic unit



Keterangan gambar: 1. Tube head sinar -X 2. Hard grips 3. Kaset carriage



Adapun beberapa komponen pesawat rontgen panoramix adalah sebagai berikut(suhartono,2004). 1.



Tabung pesawat rontgen (tabung sinar-X) Tabung pesawat rontgen merupakan bagian dari unit pesawat rontgen tempat diproduksinya sinar-X dan dalam tabung tersebut jendela tabung,dan sumber terpancaernya sinar-X dari dalam tabung tersebut focus alat pembatas lapangan penyinaran terdapat pada jendela yang berupa kolimator atau konus.Pada panoramic tabung bergerak selama ekspodi mengelilingi pasien dan pasien diam(suhartono,2004).



Urutan proses terjadinya sinar-X adalah sebagai berikut: 1.



Katoda (filament)di panaskan lebih dari 2000º C sampai menyala dengan mengalirkan listrik yang berasal dari transformator



2.



Karena panas,elektron-elektron dari katoda (filament) terlepas



3.



Sewaktu dihubungkan dengan transformator tegangan tinggi,elektronelektron akan di percepat gerakanya menuju anoda dan dipusatkan ke alat pemusat (focusing cup)



4.



Filamen dibuat relative negative terhadap sasaran (Target) dengan memilih potensial tinggi.



5.



Awan-awan elektron mendadak dihentikan pada sasaran target sehingga terbentuk panas(>99%) dan sinar-X(