Kti Karmila Nim 191440153RPL No Wa 083175076987 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

STUDI LITERATUR : ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS PADA PASIEN KETUBAN PECAH DINI DENGAN MASALAH ANSIETAS MELALUI METODE PROSES KEPERAWATAN TAHUN 2020



KARYA TULIS ILMIAH



Disusun untuk memenuhi syarat mata kuliah Karya Tulis Ilmiah Pada Program Diploma III Keperawatan



Oleh :



Karmila NIM : 191440153RPL



POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN PANGKALPINANG JURUSAN KEPERAWATAN JUNI 2020



STUDI LITERATUR : ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS PADA PASIEN KETUBAN PECAH DINI DENGAN MASALAH ANSIETAS MELALUI METODE PROSES KEPERAWATAN TAHUN 2020



KARYA TULIS ILMIAH



Disusun untuk memenuhi syarat mata kuliah Karya Tulis Ilmiah Pada Program Diploma III Keperawatan



Oleh :



Karmila NIM : 191440153RPL



POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN PANGKALPINANG JURUSAN KEPERAWATAN JUNI 2020



ii



iii



LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING “Karya Tulis ilmiah” ini disusun oleh : Nama



:



Karmila



NIM



:



191440153 RPL



Judul



:



Studi Literatur : Asuhan Keperawatan Maternitas pada Pasien Ketuban Pecah Dini dengan Masalah Ansietas Melalui Metode Proses KeperawatanTahun 2020



Telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan pada : Hari



: Rabu



Tanggal



: 17 Juni 2020



Mengetahui,



Pembimbing I



Pembimbing II



Erni Chaerani, S.Pd.,MKM



Ns. Syafrina Arbaani Djuria, S.Kep



iv



LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI “Karya Tulis Ilmiah” ini disusun oleh : Nama



:



Karmila



NIM



:



191440153 RPL



Judul



:



Studi Literatur : Asuhan Keperawatan Maternitas pada Pasien Ketuban Pecah Dini dengan Masalah Ansietas melalui Metode Proses Keperawatan Tahun 2020



Telah diterima dan disahkan oleh : Hari



: Rabu



Tanggal



: 24 Juni 2020



Tim Penguji



Eny Erlinda, M.Kep.,Sp.Kep.,MB



Ketua Penguji



(.................................)



Erni Chaerani, S.Pd., MKM



Anggota Penguji I



(.................................)



Ns. Syafrina Arbaani D., S.Kep



Anggota Penguji II



(.................................)



v



DAFTAR RIWAYAT HIDUP



Nama



: Karmila



NIM



: 191440153 RPL



Tempat/Tanggal Lahir



: Toboali, 01 September 1986



Alamat



: Jl. Air Medang RT 006 RW 005 Kel. Toboali



Institusi



: Program RPL Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang



Angkatan



: III (Tiga)



Biografi



: SDN 288 Toboali Tahun 1999 SMP N I Toboali Tahun 2002 SPK Sungailiat Kabupaten Bangka Tahun 2005



vi



MOTTO “ Barang siapa yang tidak mensyukuri yang sedikit, maka ia tidak akan mampu mensyukuri sesuatu yang banyak” (HR. Ahmad) “ jangan merendahkan diri sendiri, jangan minder dengan orang yang lebih segalanya darimu, mereka hanya sedikit lebih beruntung. Namun sebagai manusia hendaklah kita berusaha, berdoa, meminta agar diberikan yang terbaik untuk dirimu kedepannya” “ belajar itu tidak hanya sekedar paham baca tulis, namun juga kau harus paham tentang apa yang kau baca dan kau tulis dan kamu mampu untuk menuangkan pikiranmu dalam sebuah tulisan “



(Karmila)



vii



KATA PENGANTAR



Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas ridho dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan penyusunan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Studi Literatur : Asuhan Keperawatan MaternitasPada Pasien Ketuban Pecah Dini Dengan Masalah Ansietas Melalui Metode Proses KeperawatanTahun 2020.” Karya Tulis Ilmiah ini disusun untuk menyelesaikan program pendidikan Diploma III Keperawatan di Poltekkes Kemenkes RI Pangkalpinang. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan, bimbingan serta pengarahan dari berbagai pihak sehingga dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat : 1.



Bapak drg. Harindra, MKM selaku Direktur Poltekkes Kemenkes RI Pangkalpinang.



2.



Bapak Akhiat, S.KM.,M.Si selaku Ketua Prodi Keperawatan Poltekkes Kemenkes RI Pangkalpinang.



3.



Ibu Erni Chaerani, MKM selaku pembimbing I dan Ibu Ns. Syafrina Arbaani Djuria, S.Kep selaku pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu, ilmu serta pikirannya untuk membimbing, mendidik dan mengarahkan serta memberikan dukungan kepada penulis selama proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.



4.



Bapak dan Ibu dosen beserta staff Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta keterampilan kepada penulis selama mengikuti pendidikan.



5.



Kedua orangtua Saya dan mertua saya yang telah banyak memberikan dukungan serta supportnya.



6.



Suami dan Anakku tersayang yang selalu menjadi motivasi dan energi untuk menyelesaikan studi ini.



viii



7.



Teman-teman seperjuangan Mahasiswa RPL Keperawatan Angkatan III yang selalu memberi dukungan, semangat dan canda serta air mata dalam menyelesaikan pembelajaran ini. Walaupun demikian penulis menyadari dalam Karya Tulis Ilmiah ini



masih belum sempurna. Oleh karena itu, Penulis mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat dijadikan acuan tindak lanjut selanjutnya dan bermanfaat bagi kita semua.



Pangkalanbaru,



Juni 2020



Penulis



ix



ABSTRAK



Studi Literatur : Asuhan Keperawatan MaternitasPada Pasien Ketuban Pecah Dini Dengan Masalah Ansietas Melalui Metode Proses KeperawatanTahun 2020 Karmila, Erni, Syafrina(2020) Program Studi Keperawatan Politeknik Kesehatan Pangkalpinang Email : [email protected] Ketuban pecah dini adalah pecahnya selaput ketuban sebelum ada tanda-tanda persalinan atau ketuban pecah dini merupakan keluarnya cairan berupa air dari vagina setelah kehamilan berusia 22 minggu sebelum proses persalinan berlangsung dan dapat terjadi pada kehamilan preterm sebelum kehamilan 37 minggu maupun kehamilan aterm. KPD dapat meningkatkan kecemasan yang disebabkan karena rasa takut dan sakit yang dapat meningkatkan pengeluaran adrenalin penyebab kecemasan.Tujuan penelitian yaitu mampu melaksanakan studi literatur asuhan keperawatan maternitas pada pasien ketuban pecah dini dengan masalah ansietas dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. Rancangan penelitian ini adalah studi kasus literatur review dengan pendekatan asuhan keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi. Studi kasus 1 mengaplikasikan asuhan keperawatan kepada pasien dengan KPD di ruang Flamboyan RSUD Prof. Dr. W.Z. Yohannes Kupang, dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama 2 x 24 jam. Jurnal 2 studi kasus dengan asuhan keperawatan pada klien, dengan implementasi keperawatan selama 3x24 jam. kedua jurnal tersebut disimpulkan bahwa kedua studi kasus pasien dengan masalah ansietas dapat teratasi dengan adanya pengungkapan pasien tidak ada ansietas dan tidak khawatir dengan janin. Hal ini diagnosa ansietas berhubungan dengan stressor dapat teratasi dengan tindakan strategi coping dan edukasi yang mampu membuat klien mengatasi ansietas. Kata kunci : Ketuban Pecah Dini , Maternitas, Coping, Ansietas



x



ABSTRACT



Literature Study: Maternity Nursing Care in Early Amniotic Patients With Anxiety Problems with the Nursing Process Method in 2020 Karmila, Erni, Syafrina(2020) Pangkalpinang Health Polytechnic Nursing Study Program Email : [email protected] Premature rupture of membranes rupture of the membranes before there are signs of labor or premature rupture of membranes is fluid that comes out of the vagina after being disconnected for 22 weeks before labor continues and can be used on preterm before 37 weeks ago responded. KPD can increase the results that cause fear and pain that can increase the amount of adrenaline caused by research. The purpose of research that can be done is the study of maternity nursing care literature in early amniotic rupture patients with anxiety problems using the nursing consultation process. The design of this study is a case study of literature that discusses nursing assessments that include assessment, nursing, planning, implementation and evaluation. Case study 1 applies nursing care to patients with KPD in the Flamboyan room of Prof. RSUD Dr. W.Z. Yohannes Kupang, performed nursing care for 2 x 24 hours. Journal 2 case study with nursing care to clients, with nursing implementation for 3x24 hours. these two journals conclude that both case studies of patients with anxiety problems can be resolved by complaints that there are no anxiety patients and are not worried about the fetus. This is related to stress that can cope with coping strategies and education that can make clients overcome anxiety. Keywords : Maternity, Coping, Anxiety



xi



DAFTAR ISI



HALAMAN SAMPUL DEPAN..................................................................... i HALAMAN SAMPUL DALAM ................................................................... ii HALAMAN PENYATAAN KEASLIAN TULISAN ................................... iii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................ iv HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ...................................................... v DAFTAR RIWAYAT HIDUP ....................................................................... vi MOTTO ......................................................................................................... vii KATA PENGANTAR ................................................................................... viii ABSTRAK...................................................................................................... x DAFTAR ISI ................................................................................................. xii DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv DAFTAR ISTILAH ....................................................................................... xvi BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1 A. B. C. D.



Latar Belakang ..................................................................................... 1 Rumusan Masalah ................................................................................ 3 Tujuan Penelitian ................................................................................. 4 Manfaat Penelitian................................................................................ 4



BAB II TINJAUAN TEORI .......................................................................... 5 A. Konsep Teori Ketuban Pecah Dini ........................................................ 5 1. Pengertian ...................................................................................... 5 2. Etiologi .......................................................................................... 5 3. Manifestasi Klinis .......................................................................... 6 4. Dasar Diagnosis Ketuban Pecah Dini ............................................. 7 5. Patofisiologi .................................................................................. 7 6. Pemeriksaan Penunjang ................................................................. 9 7. Komplikasi .................................................................................... 9 8. Penatalaksanaan Medis .................................................................. 9 B. Konsep Asuhan Keperawatan ............................................................... 13 1. Pengkajian Keperawatan ................................................................ 13 2. Diagnosa Keperawatan .................................................................. 17 3. Intervensi Keperawatan ................................................................. 18 4. Implementasi Keperawatan ............................................................ 22 5. Evaluasi Keperawatan ................................................................... 23



xii



C. Konsep Teori Ansietas ......................................................................... 23 1. Definisi Ansietas ........................................................................... 23 2. Tingkat dan Karakteristik Ansietas ................................................ 24 3. Faktor Pencetus Ansietas ............................................................... 25 4. Mekanisme Koping Terhadap Ansietas .......................................... 25 5. Penanganan Ansietas ..................................................................... 27 BAB III METODOLOGI PENULISAN ....................................................... 29 A. Rancangan Penulisan ............................................................................ 29 B. Pengumpulan Data ............................................................................... 29 BAB IV HASIL .............................................................................................. 31 A. B. C. D. E. F.



Judul Jurnal .......................................................................................... 31 Tindakan Yang Diberikan..................................................................... 31 Tujuan Tindakan .................................................................................. 33 Cara Pemberian Tindakan..................................................................... 33 Cara Evaluasi Tindakan ........................................................................ 34 Hasil Pemberian Tindakan .................................................................... 34



BAB V PEMBAHASAN ................................................................................ 35 A. Perbandingan Implementasi Antara Teori Dengan Jurnal 1 dan 2 ......... 35 B. Perbandingan Implementasi Resume Jurnal 1 dan 2 .............................. 36 BAB VI PENUTUP ........................................................................................ 38 A. Kesimpulan .......................................................................................... 38 B. Saran .................................................................................................... 39 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN



xiii



DAFTAR TABEL



Tabel



Halaman



Tabel 1.1 Jumlah Angka Kejadian KPD di RSUD Bangka Selatan



2



Tabel 2.1 Intervensi keperawatan berdasarkan NIC-NOC (2018)



18



Tabel 4.1 Judul Jurnal



31



Tabel 4.2 Tindakan yang diberikan



31



Tabel 4.3 Tujuan Tindakan



32



Tabel 4.4 Cara Pemberian Tindakan



32



Tabel 4.5 Cara Evaluasi Tindakan



33



Tabel 4.6 Hasil Pemberian Tindakan



34



xiv



DAFTAR LAMPIRAN



Lampiran 1.



Jurnal 1



2.



Jurnal 2



3.



Surat Izin Pengambilan Data di RSUDBangka Selatan Tahun 2020



4.



Surat Persetujuan Pengambilan Data



5.



Surat Izin Pengambilan Data di Dinas Kesehatan Provinsi



6.



Lembar Bimbingan Karya Tulis Ilmiah Pembimbing 1



7.



Lembar Bimbingan Karya Tulis Ilmiah Pembimbing 2



8.



Lembar Bimbingan Revisi Karya Ilmiah Ketua Penguji



9.



Lembar Bimbingan Revisi Karya Ilmiah Penguji 1



10. Lembar Bimbinan Revisi Karya Ilmiah Penguji 2



xv



DAFTAR ISTILAH



Inflamasi



: Kondisi kurangnya pasokan oksigen di sel dan jaringan tubuh untuk menjalankan fungsi normalnya.



Korioamnionitis



: Kondisi di mana cairan ketuban terkena infeksi yang disebabkan oleh bakteri.



Amniosentisis



: Pemeriksaan cairan ketuban untuk mengecek kelainan kromosom penyebab bayi cacat lahir.



Prematuritas



: Kelahiran yang berlangsung pada umur kehamilan 20 minggu hingga 37 minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir.



Morbiditas



: Angka kesakitan.



Mortalitas



: Angka kematian.



Nekrosis



: Kematian prematur sel-sel pada jaringan hidup dengan autolisis.



Periodontitis



: Infeksi gusi yang merusak jaringan lunak dan tulang penyangga gigi.



Oligohidramnion



: Terjadinya kekurangan atau penurunan cairan amnion (ketuban) yang mengelilingi janin dalam rahim.



Hipoksia



: Kondisi kurangnya pasokan oksigen di sel dan jaringan tubuh untuk menjalankan fungsi normalnya.



xvi



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Ketuban pecah dini adalah pecahnya selaput ketuban sebelum ada tanda-tanda persalinan (Sukarni dan Wahyu, 2013). Aspiani (2017) menyatakan ketuban pecah dini merupakan keluarnya cairan berupa air dari vagina setelah kehamilan berusia 22 minggu sebelum proses persalinan berlangsung dan dapat terjadi pada kehamilan preterm sebelum kehamilan 37 minggu maupun kehamilan aterm. Pecahnya selaput janin bisa terjadi bila leher rahim tertutup atau melebar. Terkadang hal itu bisa terjadi pada kehamilan yang sangat awal (sebelum 28 minggu) atau pada trimester ketiga (antara 28 minggu dan 34 minggu). Faktor risiko yang sangat terkait dengan KPD yaitu



infeksi,



malpresentation dari fetus, multiple pregnancy and excess amniotic fluid, servical incompetence, trauma Abdomen (Gahwagi, 2015). World health organization (WHO) (2014) menyatakan bahwa kejadian ketuban pecah dini (KPD) berkisar antara 5-10% dari semua kelahiran. KPD preterm terjadi 1% dari semua kehamilan dan 70% kasus KPD terjadi pada kehamilan aterm. Sekitar 30% kasus KPD merupakan penyebab kelahiran prematur. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) (2018) menunjukkan pravelensi gangguan/komplikasi persalinan ketuban pecah dini di Indonesia berkisar 5,6% dari 78.736 kasus gangguan/komplikasi persalinan. Pravelensi KPD di Provinsi Bangka Belitung tercatat 6,2% dari 452 kasus gangguan/komplikasi persalinan. Berdasarkan data rekam medik RSUD Bangka Selatan (2019), bahwa kasus KPD pada tahun 2017 sampai 2019 terdapat 67 kasus. Hal ini dapat dilihat pada tabel 1.1 dibawah ini :



1



2



Tabel 1.1 Jumlah Angka Kejadian KPD di RSUD Bangka Selatan Tahun 2017 – 2019 Tahun 2017 2018 2019



Jumlah 14 12 41



Sumber : Rekam Medik RSUD Bangka Selatan, 2019



Berdasarkan tabel 1.1 didapatkan bahwa angka kejadian KPD mengalami penurunan pada tahun 2018 dan terjadi peningkatan pada tahun 2019. Kasus KPD di RSUD Bangka Selatan didiagnosis setelah ibu melaporkan keluarnya cairan tiba-tiba atau merembesnya cairan secara spontan dari vagina. Ketuban pecah dalam persalinan secara umum disebabkan kontraksi uterus dan peregangan berulang. Selaput ketuban pecah karena pada daerah tertentu terjadi perubahan biokimia yang menyebabkan selaput ketuban inferior rapuh, bukan karena seluruh selaput ketuban rapuh. Terdapat keseimbangan antara sintesis dan degradasi ekstraselular matriks. Perubahan struktur, jumlah sel, dan katabolisme kolagen menyebabkan aktivitas kolagen berubah dan menyebabkan selaput ketuban pecah (Prawirohardjo, 2010). Leonard (2013) menyatakan KPD prematur sebagian besar diakibatkan oleh kerentanan patologis selaput ketuban akibat inflamasi, stres akibat kontraksi uterus, atau faktor-faktor lainnya yang meyebabkan peningkatan tekanan uterus. Marni, dkk (2016) menyatakan komplikasi pada KPDdapat terjadi yaitu infeksi dalam persalinan, infeksi masa nifas, partus lama, meningkatnya tindakan operatif obstetric atau secsio sesarea (SC), atau akan mengarah ke morbiditas dan mortalitas ibu. Sebagian besar ibu bersalin dengan KPD memiliki tingkat kecemasan yang cukup tinggi. Hal ini dibuktikan pada penelitian dengan judul “Hubungan Kejadian Pecah Dini (KPD) dengan Tingkat Kecamasan pada Ibu Hamil” oleh Azisyah dan Wahyuni (2019) disimpulkan bahwa ada hubungan antara Ketuban pecah dini (KPD) dengan tingkat kecemasan pada ibu hamil.Audina dan Onibala (2017) dalam Azisyah & Wahyuni (2019)



3



menyatakan kecemasan atau ansietas merupakan suatu kondisi khawatir atau was-was yang tidak jelas yang berkaitan dengan perasaan yang tidak pasti dan tidak berdaya. Mudayanti dan Maemunah (2017) menjelaskan KPD dapat meningkatkan kecemasan yang disebabkan karena rasa takut dan sakit yang dapat meningkatkan pengeluaran adrenalin penyebab kecemasan. Adrenalin diproduksi oleh kelenjar adrenal dan otak, dilepaskan oleh tubuh saat tubuh menghadapi situasi berbahaya, stres dan merasa tertekan. Situasi ini dapat menyebabkan terjadinya komplikasi persalinan lebih lanjut. Asmadi (2012) menyatakan ansietas pada KPD mempunyai dampak terhadap kehidupan seseorang baik dampak positif maupun dampak negatif. Apalagi bila ansietas ini dialami klien yang dirawat dirumah sakit. Berbagai situasi dan kondisi akan membuatnya semakin cemas, oleh karenanya perawat sebagai tenaga kesehatan profesional tidak boleh mengabaikan aspek emosi ini dalam memberikan asuhan keperawatan. Mudayanti dan Maemunah (2017) menyatakan salah satu tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien kecemasan dengan KPD yaitu dengan penyuluhan terhadap ibu yang akan mengalami persalinan mengenai pentingnya meningkatkan pengetahuan secara dini tentang kehamilan dan persalinan. Berdasarkan masalah tersebut penulis tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang “Studi Literature : Asuhan Keperawatan Maternitas Pada Pasien Ketuban Pecah Dini Dengan Masalah AnsietasMelalui Metode Proses Keperawatan”.



B. Rumusan Masalah Rumusan masalah pada studi kasus ini adalah “Studi Literatur : Asuhan Keperawatan Maternitas Pada Pasien Ketuban Pecah Dini Dengan Masalah AnsietasMelalui Metode Proses Keperawatan?”



4



C. Tujuan Studi Kasus Mampu



menggambarkan



pelaksanaan



intervensi



keperawatan



berdasarkan evidence based nursing asuhan keperawatan maternitas pada pasien ketuban pecah dini dengan masalah ansietas dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan.



D. Manfaat Studi Kasus 1. Masyarakat Memotivasi pengelolaan pasien ketuban pecah dini dalam mengatasi keluhan–keluhan dan ansietas selama masa persalinan. 2. Bagi pengemban ilmu dan teknologi keperawatan Menambah keluasan



ilmu, wawasan dan terapan bidang



keperawatan dalam mengatasi ansietas pada ketuban pecah dini. 3. Penulis Studi



kasus



ini



diharapkan



dapat



menambah



wawasan,



pengetahuan, dan pengalaman penulis dalam memberikan asuhan keperawatan meternitas sesuai dengan ilmu yang pernah didapatkan mengenai asuhan keperawatan dengan gangguan proses persalinan.



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



A. Konsep Teori Ketuban Pecah Dini 1. Pengertian Ketuban pecah dini adalah pecahnya kantong amnion secara spontan dan keluarnya cairan amnion yang dimulai sebelum onset persalinan pada berbagai usia kehamilan (Perry, 2013). Ketuban pecah dini (KPD) merupakan masalah penting dalam obstetri berkaitan dengan penyulit kelahiran prematur dan terjadinya infeksi korioamnionitis sampai sepsis, yang meningkatkan morbiditas dan mortalitas perinatal dan menyebabkan infeksi ibu (Prawirohardjo, 2010). Ketuban pecah dini (KPD) didefinisikan sebagai pecahnya ketuban sebelum waktunya. Hal ini dapat terjadi pada akhir kehamilan maupun jauh sebelum usia kehamilan 37 minggu. KPD yang memanjang adalah KPD yang terjadi lebih dari 12 jam sebelum waktunya melahirkan (Rukiyah dan Yulianti, 2010). 2. Etiologi Sukarni dan Wahyu (2013) menyatakan penyebab ketuban pecah dini belum diketahui. Faktor predisposisi ketuban pecah dini yaitu sebagai berikut : a. Infeksi genetalia b. Serviks inkompeten c. Gemeli d. Hidramion e. Kehamilan preterm f. Disproporsi sefalopelvik Manuaba (2014) menyatakan penyebab ketuban pecah dini mempunyai dimensi multifaktorial yang dapat dijabarkan sebagai berikut :



5



6



a. Serviks inkompeten. b. Ketegangan rahim berlebihan, kehamilan kembar, hidramnion. c. Kelainan letak janin dalam rahim, letak sungsang, letak lintang. d. Kemungkinan kesempitan e.



panggul, perut gantung, bagian terendah belum masuk PAP, disproporsi sefalopelvik.



f. Kelainan bawaan dari selaput ketuban. g. Infeksi yang menyebabkan terjadi proses biomekanik pada selaput ketuban dalam bentuk proteolitik sehingga memudahkan ketuban pecah. 3. Manifestasi Klinis Sukarni dan Wahyu (2013) menyatakan tanda dan gejala ketuban pecah dini sebagai berikut : a. Keluar air ketuban warna putih keruh, jernih, kuning, hijau, atau kecoklatan sedikit-sedikit atau sekaligus banyak. b. Dapat disertai demam bila sudah ada infeksi. c. Janin mudah diraba. d. Pada periksa dalam selaput ketuban tidak ada, air ketuban sudah kering. e. Inspekulo : tampak air ketuban mengalir atau selaput ketuban tidak ada dan air ketuban sudah kering. Manuaba (2014) menyatakan menifestasi klinis ketuban pecah dini, antara lain sebagai berikut : a. Terjadi pembukaan prematur servik b. Membran terkait dengan pembukaan terjadi : 1) Devaskularisasi 2) Nekrosis dan dapat diikuti pecah spontan 3) Jaringan ikat yang menyangga membran ketuban, makin berkurang 4) Melemahnya daya tahan ketuban dipercepat denga infeksi yang mengeluarkan enzim preteolitik dan kolagenase.



7



4. Dasar Diagnosis Ketuban Pecah Dini Manuaba (2014) menerangkan bahwa diagnosis ketuban pecah dini tidak sulit ditegakkan dengan keterangan terjadi pengeluaran cairan mendadak disertai bau yang khas. Untuk memastikan bahwa yang keluar adalah air ketuban, dilakukan pemerksaan diantaranya uji ferning dan uji nitrazin. Manuaba



(2014)



menyatakan



langkah



pemeriksaan



untuk



menegakkan diagnosis ketuban pecah dini adalah : a. Pemeriksaan spekulum, untuk mengambil sampel cairan ketuban di forniks posterior dan mengambil sampel cairan untuk kultur dan pemeriksaan bakteriologis. b. Melakukan pemeriksaan dalam dengan hati-hati sehingga tidak banyak manipulasi daerah pelvis untuk mengurangi kemungkinan infeksi asenden dan persalinan prematuritas. Prawirohardjo (2010) menyatakan bahwa diagnosis untuk KPD adalah tentukan pecahnya selaput ketuban dengan adanya cairan ketuban di vagina. Jika tidak ada dapat dicoba dengan menggerakkan sedikit bagian terbawah janin atau meminta pasien batuk atau mengedan. Penentuan cairan ketuban dapat dilakukan dengan tes lakmus merah menjadi biru. Tentukan usia kehamilan, bila perlu dengan pemeriksaan USG. Tentukan ada tidaknya infeksi. Tanda-tanda infeksi adalah bila suhu ibu lebih dari 380C serta air ketuban keruh dan berbau. Leukosit darah >15.000 mm3. Janin yang mengalami takikardia, mungkin mengalami infeksi intrauterine. Tentukan tanda-tanda persalinan dan skrining pelvik. Tentukan adanya kontraksi yang teratur. Periksa dalam dilakukan bila akan dilakukan penanganan aktif (terminasi kehamilan). 5. Patofisiologi Selaput ketuban sangat kuat pada kehamilan muda. Pada trimester ketiga selaput ketuban mudah pecah. Melemahnya kekuatan selaput ketuban ada hubungannya dengan pembesaran uterus, kontraksi rahim, dan gerakan janin. Pada trimester terakhir terjadi perubahan biokimia pada



8



selaput ketuban. Pecahnya ketuban pada kehamilan aterm merupakan hal fisiologis (Prawirohardjo, 2010). Prawirohardjo (2010) mengemukakan ketuban pecah dalam persalinan secara umum disebabkan kontraks uterus dan peregangan berulang. Selaput ketuban pecah karena pada daerah tertentu terjadi perubahan biokimia yang menyebabkan selaput ketuban inferior rapuh, bukan karena seluruh selaput ketuban rapuh. Terdapat keseimbangan antara sintesis dan degradasi ekstraselular matriks. Perubahan struktur, jumlah sel, dan katabolisme kolagen menyebabkan aktivitas kolagen berubah dan menyebabkan selaput ketuban pecah. Faktor risiko untuk terjadinya KPD adalah sebagai berikut : a. Berkurangnya asam askorbik sebagai komponen kolagen. b. Kekurangan tembaga dan asam akrobik yang berakibat pertumbuhan struktur abnormal karena antara lain merokok. Degradasi kolagen dimediasi oleh matriks metaloproteinase (MMP) yang dihambat oleh inhibitor jaringan spesifik dan inhibitor protease. Mendekati waktu persalinan, keseimbangan antara MMP dan TIMP-1 mengarah pada degradasi proteolitik dari matriks ekstra seluler dan membran janin. Aktivitas degradasi proteolitik ini meningkat menjelang persalinan. Pada penyakit periodontitis dimana terdapat peningkatan MMP, cenderung terjadi KPD. Selaput ketuban sangat kuat pada kehamilan muda, dan pada trimester ketiga selaput ketuban mudah pecah. Melemahnya kekuatan selaput ketuban ada hubungannya dengan pembesaran uterus, kontraksi rahim, dan gerakan janin. Pada trimester akhir terjadi perubahan biokimia pada selaput ketuban. Pecahnya selaput ketuban pada kehamilan aterm merupakan hal yang fisiologis. KPD pada prematur disebabkan oleh adanya faktor-faktor eksternal, misalnya infeksi yang menjalar dari vagina. KPD prematur sering terjadi pada polihidromnion, inkompeten serviks, solusio plasenta 2010).



(Prawirohardjo,



9



6. Pemeriksaan penunjang Aspiani (2017) menyatakan pemeriksaan penunjang KPD adalah sebagai berikut : a. Laboratorium 1) Hitung darah lengkap dengan apisan darah : leukositosis digabung dengan peningkatan bentuk batang pada apusan tepi menunjukkan infeksi intrauterin. 2) Pemeriksaan lekosit darah : >15.000/ul bila terjadi infeksi. 3) Tes lakmus berubah menjadi biru. 4) Amniosentisis. b. Pemeriksaan Ultrasonografi (USG) 1)



Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk melihat jumlah cairan ketuban dalam kavum uteri, indeks cairan amnion berkurang.



2)



Pada kasus KPD terlihat jumlah cairan ketuban yang sedikit. Namun sering terjadi kesalahan pada penderita oligohidramnion.



7. Komplikasi Prawirohardjo (2010) menyatakan komplikasi KPD adalah sebagai berikut : a. Infeksi maternal ataupun neonatal. b. Persalinan premature. c. Hipoksia karena kompresi tali pusat. d. Deformitas janin. e. Meningkatnya indikasi seksio sesarea. f. Gagalnya persalinan normal. 8. Penatalaksanaan Medis Manuaba (2014) menerangkan ketuban pecah dini merupakan sumber persalinan prematuritas, infeksi dalam rahim terhadap ibu maupun janin yang cukup besar dan potensial. Oleh karena itu, tatalaksana ketuban pecah dini memerlukan tindakan yang rinci sehingga dapat menurunkan kejadian persalinan prematuritas dan infeksi dalam rahim.



10



Manuaba (2014) menyatakan gambaran umum untuk tatalaksana ketuban pecah dini sebagai berikut : a. Mempertahankan kematangan



paru



kehamilan sehingga



sampai



cukup



mengurangi



matur



khususnya



kejadian



kegagalan



perkembangan paru yang sehat. b. Terjadi infeksi dalam rahim, yaitu korioamnionitis yang menjadi pemicu sepsis, meningitis janin, dan persalinan prematuritas. Dengan perkiraan janin suda cukup besar, dan persalinan diharapkan berlangsung dalam waktu 72 jam dapat diberikan kortikosteroid, sehingga kematangan paru dapat terjamin. c. Pada usia kehamilan 24 sampai 32 minggu saat berat janin cukup, perlu dipertimbangkan untuk melakukan induksi persalinan, dengan kemungkinan janin tidak dapat diselamatkan. d. Menghadapi ketuban pecah dini, diperlukan KIM terhadap ibu dan keluarga sehingga dapat pengertian bahwa tindakan mendadak mungkin dilakukan dengan pertimbangan untuk menyelamatkan ibu dan mungkin harus mengorbankan janinnya. e. Pemeriksaan yang penting dilakukan adalah ultrasonografi (USG) untuk mengukur distansia biparietal dan perlu melakukan aspirasi air ketuban untuk melakukan pemeriksaan kematangan paru malalui perbandingan L/S. f. Waktu terminasi pada hamil aterm dapat dianjurkan pada selang waktu 6 jam sampai 24 jam, bila tidak terjadi His spontan. Manuaba (2014) menjelaskan penatalaksanaan KPD sebagai berikut: a. Penatalaksanaan KPD pada kehamilan aterm (> 37 Minggu) Beberapa penelitian menyebutkan lama periode laten dan durasi KPD keduanya mempunyai hubungan yang bermakna dengan peningkatan kejadian infeksi dan komplikasi lain dari KPD. Jarak antara pecahnya ketuban dan



permulaan dari persalinan disebut



periode latent = L, P = “lag” period. Makin muda umur kehamilan



11



makin memanjang L.P-nya. Pada hakekatnya kulit ketuban yang pecah akan menginduksi persalinan dengan sendirinya. Sekitar 70-80 % kehamilan genap bulan akan melahirkan dalam waktu 24 jam setelah kulit ketuban pecah. Bila dalam 24 jam setelah kulit ketuban pecah belum ada tanda-tanda persalinan maka dilakukan induksi persalinan, dan bila gagal dilakukan bedah caesar. Pemberian antibiotik profilaksis dapat menurunkan infeksi pada ibu. Walaupun antibiotik tidak berfaeadah terhadap janin dalam uterus namun pencegahan terhadap chorioamninitis lebih penting dari pada pengobatanya sehingga pemberian antibiotik profilaksis perlu dilakukan. Waktu pemberian antibiotik hendaknya diberikan segera setelah diagnosis KPD ditegakan dengan pertimbangan : tujuan profilaksis, lebih dari 6 jam kemungkinan infeksi telah terjadi, proses persalinan umumnya berlangsung lebih dari 6 jam. Beberapa penulis menyarankan bersikap aktif (induksi persalinan) segera diberikan atau ditunggu sampai 6-8 jam dengan alasan penderita akan menjadi inpartu dengan sendirinya. Periode laten dipersingkatkan dapat memperpendek durasi KPD sehingga resiko infeksi dan trauma obstetrik karena partus tindakan dapat dikurangi. Pelaksanaan induksi persalinan perlu pengawasan yang sangat ketat terhadap keadaan janin, ibu dan jalannya proses persalinan berhubungan dengan komplikasinya. Pengawasan yang kurang baik dapat menimbulkan komplikasi yang fatal bagi bayi dan ibunya (his terlalu kuat) atau proses persalinan menjadi semakin kepanjangan (his kurang kuat). Induksi dilakukan dengan memperhatikan bishop score jika > 5 induksi dapat dilakukan, sebaliknya < 5, dilakukan pematangan servik, jika tidak berhasil akhiri persalinan dengan seksio sesaria. b. Penatalaksanaan KPD pada kehamilan preterm (< 37 minggu) Pada kasus-kasus KPD dengan umur kehamilan yang kurang bulan tidak dijumpai tanda-tanda infeksi pengelolaanya bersifat



12



koservatif disertai



pemberian antibiotik yang adekuat sebagai



profilaksi Penderita perlu dirawat di rumah sakit,ditidurkan dalam posisi trendelenberg, tidak perlu dilakukan pemeriksaan dalam untuk mencegah terjadinya infeksi dan kehamilan diusahakan bisa mencapai 37 minggu, obat-obatan uteronelaksen atau tocolitic agent diberikan juga tujuan menunda proses persalinan. Tujuan dari pengelolaan konservatif dengan pemberian kortikosteroid pada penderita KPD kehamilan kurang bulan adalah agar tercapainya pematangan paru, jika selama menunggu atau melakukan pengelolaan konservatif tersebut muncul tanda-tanda infeksi, maka segera dilakukan induksi persalinan tanpa memandang umur kehamilan. Induksi persalinan sebagai usaha agar persalinan mulai berlangsung dengan jalan merangsang timbulnya his ternyata dapat menimbulkan komplikasi-komplikasi yang kadang-kadang tidak ringan. Komplikasi-komplikasi yang dapat terjadi gawat janin sampai mati, ruptura uteri, emboli air ketuban, dan juga mungkin terjadi intoksikasi. Kegagalan dari induksi persalinan biasanya diselesaikan dengan tindakan bedan sesar. Seperti halnya pada pengelolaan KPD yang cukup bulan, tidakan bedah sesar hendaknya dikerjakan bukan semata-mata karena infeksi intrauterin tetapi seyogyanya ada indikasi obstetrik yang lain, misalnya kelainan letak, gawat janin, partus tak maju, dll. Selain komplikasi-komplikasi yang dapat terjadi akibat tindakan



aktif.



Ternyata



pengelolaan



menyebabakan komplikasi yang



konservatif



juga



dapat



berbahaya, maka perlu dilakukan



pengawasan yang ketat. Sehinggadikatakan pengolahan konservatif adalah menunggu dengan penuh kewaspadaan terhadap kemungkinan infeksi intrauterin. Sikap konservatif meliputi pemeriksaan leokosit darah tepi setiap hari, pemeriksaan tanda-tanda vital terutama temperatur setiap 4 jam, pengawasan denyut jamtung janin, pemberian antibiotik mulai



13



saat diagnosis ditegakkan dan selanjutnya stiap 6 jam. Pemberian kortikosteroid antenatal pada preterm KPD telah dilaporkan secara pasti dapat menurunkan kejadian respiratory distress syndrome (RDS). The



National Institutes of Health telah merekomendasikan



penggunaan kortikosteroid pada preterm KPD pada kehamilan 30-32 minggu yang tidak ada infeksi intramanion. Sedian terdiri atas betametason 2 dosis masing-masing 12 mg i.m tiap 24 jam atau dexametason 4 dosis masing-masing 6 mg tiap 12 jam.



B. Konsep Asuhan Keperawatan Ketuban Pecah Dini 1. Pengkajian Keperawatan Aspiani (2017) menyatakan pengkajian merupakan proses tahap awal dari proses keperawatan dan suatu proses kolaborasi yang melibatkan perawat, ibu, dan tim kesehatan lainnya. Pengkajian dilakukan melalui wawancara dan pemeriksaan fisik. Saat pengkajian dibutuhkan kecermatan dan ketelitian agar data yang terkumpul lebih akurat, sehingga dapat dikelompokkan dan dianalisis untuk mengetahui masalah dan kebutuhan ibu terhadap perawatan. Aspiani (2017) pengkajian yang dilakukan pada klien ketuban pecah dini antara lain sebagai berikut: a. Identitas Mengkaji identitas klien dan penanggung jawab yang meliputi nama, umur, agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, lamanya perkawinan, dan alamat. b. Keluhan utama Keluhan utama pada klien KPD adalah ketuban pecah tiba-tiba berwarna putih keruh dari vagina, tidak ada his sampai 1 jam persalinan.



14



c. Riwayat obstetri Untuk mengetahui riwayat obstetri pada ibu ketuban pecah dini adalah 1) Keadaan haid Siklus haid, hari pertama haid terakhir, jumlah dan warna darah yang keluar, encer, menggumpal, lamanya haid, nyeri atau tidak bau. 2) Riwayat persalinan Perkawinan yang perlu ditanyakan adalah berapa kali kawin dan sudah berapa lama sehingga mengalami pecah ketuban dini. 3) Riwayat kehamilan Riwayat kehamilan yang perlu diketahui adalah berapa kali melakukan ANC (Ante Natal Care) selama kehamilan, periksa dimana, ukur tinggi badan dan berat badan. d. Riwayat penyakit sekarang Biasanya ditandai dengan ketuban pecah tiba-tiba, tidak merasa nyeri sampai 1 jam dan menimbulkan gejala seperti badan lemah, suhu meningkat, nadi meningkat. e. Riwayat penyakit dahulu Apakah ibu sudah mengalami ketuban pecah dini sebelumnya. f. Riwayat penyakit keluarga Ketuban pecah dini bukan merupakan penyakit keturunan dan tidak mempengaruhi kehamilan. g. Pola kebiasaan sehari-hari 1) Respirasi Frekuensi pernapasan biasanya normal. 2) Nutrisi Biasanya klien mengalami gangguan dalam memenuhi nutrinya yang disebabkan karena kelelahan. 3) Eliminasi Biasanya klien mengalami gangguan dalam pola eliminasi dan merasakan tidak nyaman.



15



4) Istirahat/tidur Klien



biasanya



mengalami



gangguan



istirahat/tidurnya



disebabkan karena badan lemah, suhu meningkat. 5) Mempertahankan temperatur suhu tubuh dan sirkulasi Pada klien dengan KPD biasanya mengalami gangguan dalam hal temperatur tubuh, suhu tubuh dapat mencapai 37,5 0C. 6) Kebutuhan personal hygiene Kebersihan diri merupakan pemeliharaan kesehatan untuk diri sendiri, dimana kebutuhan personalhygine klien dengan KPD dibantu oleh keluarganya. 7) Aktivitas Pada klien KPD aktivitasnya terganggu, pekerjaan/kegiatan sehari-hari tidak mampu dilakukan maksimal karena keadaannya yang semakin lemah. 8) Gerak dan keseimbangan tubuh Aktivitas berkurang, tidak bisa berjalan karena merasa nyeri akibat proses persalinan memanjang. 9) Kebutuhan berpakaian Klien dengan KPD tidak mengalami gangguan dalam memenuhi kebutuhan berpakaian tersebut. 10) Kebutuhan keamanan Kebutuhan keamanan ini perlu dipertanyakan apakah klien tetap merasa aman dan terlindungi oleh keluarganya. Klien mampu menghindari bahaya dari lingkungan. 11) Sosialisasi Bagaimana klien mampu berkomunikasi dengan orang lain dalam mengekspresikan emosi, kebutuhan, kekhawatiran, dan opini. 12) Kebutuhan spiritual Pada kebutuhan spiritual ini tanyakan klien tetap menjalankan ajaran agamanya ataukah terhambat karena keadaan yang sedang dialami.



16



13) Kebutuhan bermain dan rekreasi Klien dengan KPD biasanya tidak dapat memenuhi kebutuhan bermain dan rekreasi karena dalam kondisi yang lemah. 14) Kebutuhan belajar Bagaimana klien berusaha belajar, menemukan atau memuaskan rasa ingin tahu yang mengarah pada perkembangan yang normal, kesehatan dan penggunaan fasilitas yang tersedia. h. Pemeriksaan fisik 1) Keadaan umum Keadaan umum biasanya lemah. 2) Kesadaran Composmentis. 3) Tanda-tanda vital a)



Tekanan darah : meningkat > 120/90 mmHg



b) Nadi



: nadi meningkat >80x/menit



c)



: suhu meningkat >38 0C



Suhu



d) Respirasi e)



: respirasi biasanya normal



Berat badan/tinggi badan Normal, kadang terjadi perubahan berat badan.



4) Pemeriksaan head to toe a) Kepala Meliputi bentuk wajah apakah simetris atau tidak, keadaan rambut dan keadaan kulit kepala. b) Mata, telinga, hidung Pada daerah wajah dikaji bentuk wajah, keadaan mata, hidung, telinga, mulut dan gigi. c) Leher Perlu dikaji apakah terdapat benjolan pada leher, pembesaran vena jugularis dan adanya pembesaran kelenjar tiroid.



17



d) Dada dan punggung Perlu dikaji kesimetrisan dada,



ada tidaknya retraksi



interkosta, pernapasan tertinggal, suara wheezing, ronchi, bagaimana irama dan frekwensi pernapasan. Pada jantung dikaji bunyi jantung (interval) adakah bunyi mur-mur. e) Abdomen Uterus teraba lunak dan tidak ada nyeri tekan, ukur tinggi fundus dan bandingkan dengan tinggi menurut hari haid terakhir, denyut jantung normal. f) Ekstremitas atas dan bawah Dikaji kesimetrisan, kekuatan otot dan ada tidaknya oedema. g) Genetalia Keluar cairan jernih dari vagina, pemeriksaan cairan amnion dalam vagina, pemeriksaan vagina steril menetukan penipisan dan dilatasi serviks. 2. Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Herdman dan Kamitsuru (2018) menyatakan diagnosa keperawatan yang muncul pada KPD adalah sebagai berikut : a. Nyeri akut berhubungan dengan terjadinya ketegangan otot rahim. b. Risiko infeksi faktor resiko ketuban pecah dini. c. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi. d. Ansietas berhubungan dengan persalinan prematur dan neonatus berpotensi lahir prematur. Aspiani (2017) menyatakan diagnosa keperawatan pada ketuban pecah dini sebagai berikut: a. Nyeri persalinan berhubungan dengan dilatasi serviks, tidak efektifnya proses persalinan, tekanan pada jaringan sekitar vagina, ditandai dengan klien mengerang kesakitan, wajah klien meringis, keringat dingin, terdapat dilatasi pupil, kontraksi uterus, frekuensi jantung meningkat, mata sayu.



18



b. Resiko kekurangan volume cairan faktor resiko keluarnya cairan ketuban. c. Resiko infeksi faktor resiko keluarnya cairan pervagina (ketuban), yang ditandai dengan suhu badan meningkat, nadi meningkat, air ketuban keruh dan berbau, leukositosis (peningkatan sel darah putih). d. Ansietas berhubungan dengan krisis situasi. e. Kurang pengetahuan tentang proses penyakit berhubungan dengan kurang informasi ditandai dengan ibu bertanya tentang penyakitnya, ibu tampak bingung, gelisah, khawatir tentang penyakit yang dialaminya. 3. Intervensi Keperawatan Bulechek, dkk (2018) intervensi keperawatan dibuat sebagai acuan perawat melakukan tindakan keperawatan kepada pasien. Rencana keperawatan dibuat sesuai dengan masalah yang sudah didapatkan dari semua pengkajian yang sudah dilakukan terhadap pasien tersebut. Bulechek, dkk (2018 )dan Moorhead, dkk (2018) menegakkan intervensi keperawatan pada pasien ketuban pecah dini dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 2.1 Intervensi keperawatan berdasarkan NIC-NOC (2018) No



1



Diagnosa Keperawatan



Nyeri akut berhubungan dengan terjadinya ketegangan otot rahim.



NOC



NIC



(Nursing Outcome Classification)



(Nursing Intervention Classification)



Setelah dilakukan tindakan keperawatan, diharapkan: 1) Level nyeri 2) Kontrol nyeri 3) Level kenyamanan Kriteria Hasil : 1) Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri: Mampu menggunakan tehnik non farmakologi untuk



Manajemen nyeri : 1) Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi 2) Observasi reaksi



19



2)



3)



4) 5)



2



Resiko infeksi faktor resiko ketuban pecah dini.



mengurangi nyeri, mencari bantuan Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri). Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang. Tanda vital dalam rentang normal.



Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan: 1) Status imun 2) Kontrol infeksi Kriteria Hasil: 1) Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi. 2) Mendeskripsikan proses penularan penyakit, factor yang mempengaruhi penularan serta penatalaksanaannya. 3) Menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi. 4) Jumlah leukosit dalam batas normal. 5) Menunjukkan perilaku hidup sehat.



nonverbal dari ketidaknyamanan. 3) Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien. 4) Ajarkan tentang teknik non farmakologi. 5) Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri. 6) Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil Kontrol infeksi : 1) Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain. 2) Batasi pengunjung bila perlu. 3) Instruksikan pada pengunjung untuk mencuci tangan saat berkunjung dan setelah berkunjung meninggalkan pasien. 4) Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan keperawtan. 5) Gunakan sarung tangan sebagai alat pelindung. 6) Kolaborasi pemberian terapi antibiotik bila perlu NIC : Infection



20



Protection (proteksi terhadap infeksi):



3



Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi.



Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan: 1) Pengetahuan proses penyakit 2) Pengetahuan : tingkah laku kesehatan Kriteria Hasil : 1) Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi, prognosis dan program pengobatan. 2) Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benar. 3) Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat/tim kesehatan lainnya.



1) Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal 2) Monitor hasil laboratorium (lekosit). 3) Monitor kerentanan terhadap infeksi. 4) Monitor masukkan nutrisi dan cairan yang cukup. 5) Instruksikan pasien untuk minum antibiotik sesuai resep. 6) Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala infeksi. 7) Ajarkan cara menghindari infeksirlu. Pengajaran : proses penyakit : 1) Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien tentang proses penyakit yang spesifik. 2) Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini berhubungan dengan anatomi dan fisiologi, dengan cara yang tepat. 3) Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit, dengan cara yang tepat. 4) Gambarkan proses penyakit, dengan



21



4



Ansietas berhubungan dengan persalinan prematur dan neonatus berpotensi lahir prematus.



Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan: 1) Kontrol kecemasan 2) Koping Kriteria Hasil : 1) Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas. 2) Mengidentifikasi, mengungkapkan dan menunjukkan tehnik untuk mengontol cemas. 3) Vital sign dalam batas normal. 4) Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas menunjukkan berkurangnya kecemasan.



cara yang tepat. 5) Identifikasi kemungkinan penyebab, dengan cara yang tepat. 6) Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi, dengan cara yang tepat. 7) Diskusikan pilihan terapi atau penanganan. 8) Instruksikan pasien mengenai tanda dan gejala untuk melaporkan pada pemberi perawatan kesehatan, dengan cara yang tepat. Penurunan Kecemasan 1) Gunakan pendekatan yang menenangkan. 2) Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku pasien. 3) Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur. 4) Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut 5) Berikan informasi faktual mengenai diagnosis, tindakan prognosis. 6) Dorong keluarga untuk menemani anak. 7) Dengarkan dengan penuh perhatian. 8) Identifikasi tingkat kecemasan.



22



5



Resiko kekurangan volume cairan faktor resiko keluarnya cairan ketuban.



Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan: 1) Keseimbangan cairan 2) Hidrasi Kriteria hasil: 1) Kadar glukosa darah normal 2) Keseimbangan elektrolit dan asam/basa teratasi 3) Status asupan makanan dan cairan terpenuhi 4) Vital sign dalam batas normal



9) Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan. 10) Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsi. 11) Instruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi Keseimbangan cairan 1) Kaji keluaran cairan 2) Observasi keadaan umum pasien 3) Kaji kebutuhan cairan 4) Ukur tanda-tanda vital sign 5) Lakukan balance cairan 6) Ajarkan pada pasien untuk mengetahui tandatanda syok 7) Anjurkan pada pasien untuk memenuhi kebutuhan asupan nutrisi 8) Pasang kateter IV line sesuai kebutuhan cairan 9) Pantau tanda-tanda syok



Sumber : Bulechek, dkk (2018 )dan Moorhead, dkk (2018)



4. Implementasi Perry (2010) menyatakan implementasi merupakan tahap keempat dari proses keperawatan yang dimulai setelahperawat menyusun rencana keperawatan.



Melakukan



implementasi



intervensi



keperawatan



menggunakan pemikiran kritis untuk menentukan ketetapan intervensi



23



terhadap situasi klinis. Perawat berkewajiban melakukan pengkajian ulang,



meninjau dan merevisi rencana keperawatan yang ada,



mengorganisasi sumber daya dan pemberian asuhan, mengantisipasi dan mencegah



komplikasi,



serta



mengimplementasikan



intervensi



keperawatan tersebut. 5. Evaluasi Perry (2010) menyatakan evaluasi merupakan tahap terakhir dari proses keperawatan. Tahap evaluasi sangat penting untuk menentukan adanya perbaikan kondisi atau komponen, yaitu penilaian kondisi/situasi dan penilaian adanya perubahan. Proses evaluasi yang akan menentukan efektifitas



asuhan



keperawatan



meliputi



lima



unsur,



yaitu



mengidentifikasi kriteria dan standar evaluasi, mengumpulkan datauntuk menentukan apakah kriteria dan standar telah dipenuhi, menginterprestasi dan meringkas data, mendokumentasikan temuan dan setiap pertimbangan klinis,



dan



menghentikan,



meneruskan,



atau



merevisi



rencana



keperawatan klien yang diamati dengan tujuan dan kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan.



C. Konsep Teori Ansietas 1. Definisi Ansietas Ansietas merupakan gejolak emosi seseorang yang berhubungan dengan sesuatu di luar dirinya dan mekanismen diri yang digunakan dalam mengatasi permasalahan (Asmadi, 2012). Moorhead, dkk (2018) dalam Nursing Outcomes (NOC) mendefinisikan ansietas adalah perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran samar disertai respon aotonom (sumber sering kali tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu): perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya. Ansietas mempunyai dampakterhadap kehidupan seseorang, baik dampak positif maupun dampak negatif. Apalagi bila ansietas ini dialami klien yang dirawat di rumah sakit. Berbagai situasi dan kondisi akan membuatnya semakin cemas. Oleh karenanya perawat sebagai tenaga



24



kesehatan profesional tidak boleh mengabaikan aspek emosi ini dalam memberikan asuhan keperawatan (Asmadi, 2012). 2. Tingkat Ansietas dan Karakteristik Asmadi (2012)menyatakan tingkatan ansietas dan karakteristik dari ansietas antara lain sebagai berikut: a. Ansietas ringan 1) Berhubungan dengan ketegangan dalam peristiwa sehari-hari. 2) Kewaspadaan meningkat. 3) Persepsi terhadap lingkungan meningkat. 4) Dapat menjadi motivasi positif untuk belajar dan menghasilkan kreativitas. 5) Respon fisiologis: gejala ringan pada lambung, muka berkerut, serta bibir bergetar. 6) Respon kognitif: mampu menerima rangsangan yang kompleks, konsentrasi pada masalah, menyelesaikan masalah secara efektif, dan terangsang untuk melakukan tindakan. 7) Respon perilaku dan emosi: tidak dapat duduk tenang, tremor halus pada tangan, dan suara kadang-kadang meninggi. b. Ansietas sedang 1) Respon fisiologis: sering napas pendek, nadi ekstra sistol dan tekanan



darah



meningkat,



mulut



kering,



anoreksia,



diare/konstipasi, sakit kepala, sering berkemih dan letih. 2) Respon kognitif: memusatkan perhatiannya pada hal yang penting dan mengesampingkan yang lain, lapang persepsi menyempit dan rangsangan dari luar tidak mampu diterima. 3) Respon perilaku dan emosi: gerakan tersentak-sentak, terlihat lebih tegang, bicara banyak dan lebih cepat, susah tidur dan perasaan tidak aman. c. Ansietas berat 1) Individu cenderung memikirkan hal yang kecil saja dan mengabaikan hal yang lain.



25



2) Respon fisiologis: napas pendek, nadi dan tekanan darah naik, berkeringat dan sakit kepala, penglihatan berkabut, serta tampak tegang. 3) Respon



kognitif:



tidak



mampu



berfikir



berat



lagi



dan



membutuhkan lebih banyak pengarahan/tuntunan, serta lapang persepsi menyempit. 4) Respon perilaku dan emosi: perasaan terancam meningkat dan komunikasi menjadi terganggu (verbalisaasi cepat). d. Panik 1) Respon fisiologis: napas pendek, rasa tercekik dan palpitasi, sakit dada, pucat, hipotensi, serta rendahnya koordinasi motorik. 2) Respon kognitif: gangguan realita, tidak dapat berfikir logis, persepsi



terhadap



lingkungan



mengalami



distorsi,



dan



ketidakmampuan memahami situasi. 3) Respon perilaku dan emosi: agitasi, mengamuk dan marah, ketakutan,



berteriak-teriak,



kehilangan



kendali/kontrol



diri



(aktivitas motorik tidak menentu), perasaan terancam, serta dapat berbuat sesuatu yang membahayakan diri sendiri atau orang lain. 3. Faktor pencetus ansietas Asmadi (2012) menyatakan faktor pencetus ansietas dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori yaitu: a. Ancaman



terhadap



intergritas



diri,



meliputi



ketidakmampuan



fisiologis atau gangguan dalam melakukan aktifitas sehari-hari guna pemenuhan terhadap kebutuhan dasarnya. b. Ancaman terhadap sistem diri, yaitu adanya sesuatu yang dapat mengancam terhadap identitas diri, harga diri, kehilangan status/peran diri, dan hubungan interpersonal. 4. Mekanisme koping terhadap ansietas Asmadi (2012) menyatakan setiap ada stressor penyebab individu mengalami ansietas, maka secara otomatis muncul upaya untuk mengatasinya



dengan



berbagai



mekanisme



koping.



Penggunaan



26



mekanisme koping menjadi efektif bila didukung oleh kekuatan lain dan adanya keyakinan pada individu yang bersangkutan bahwa mekanisme koping yang digunakan dapat mengatasi ansietasnya. Sumber koping merupakan modal kemampuan yang dimiliki individu gen mengatasi ansietas. Ansietas perlu diatasi untuk mencapai keadaan homeostasis dalam diri individu, baik secara fidsiologis maupun psikologis. Apabila individu tidak mampu mengatasi ansietas secara kontruktif, maka ketidak mampuan tersebut dapat menjadi penyebab utama terjadinya perilaku yang patologis. Asmadi (2012) menyatakan mekanisme koping terhadap ansietas diklasifikasikan dalam dua kategori, yaitu: a. Strategi pemecahan masalah (problem solving strategic) Bertujuan untuk mengatasi atau menanggulangi masalah/ancaman yang ada dengan kemampuan pengamatan secara realistis yang dapat digunakan antara lain: 1) Meminta bantuan kepada orang lain. 2) Secara besar hati, mampu mengungkapkan perasaan sesuai dengan situasi yang ada. 3) Mencari lebih banyak informasi yang terkait dengan masalah yang dihadapi, sehingga masalah tersebut dapat diatasi secara realistis. 4) Menyusun beberapa rencana untuk memecahkan masalah. 5) Meluruskan pikiran atau persepsi terhadap masalah. b. Mekanisme pertahanan diri (defence mechanism) Jenis-jenis mekanisme pertahanan diri, yaitu: 1) Denial : menghindar atau menolak untuk melihat kenyataan yang tidak diinginkan dengan cara mengabaikan atau menolak kenyataan tersebut. 2) Proyeksi: menyalahkan orang lain mengenai ketidakmampuan pribadinya atas kesalahan yang ia perbuat.



27



3) Represi: menekan ke alam tidak sadar dan sengaja melupakan terhadap pikiran, perasaan dan pengalaman yang menyakitkan. 4) Regresi: kemunduran dalam hal tingkah laku yang dilakukan individu dalam menghadapi stres. 5) Rasionalisasi: berusaha memberikan alasan yang masuk akal terhadap perbuatan yang dilakukannya, padahal perbuatan yang dilakukan sebenarnya tidak baik. 6) Fantasi: keinginan yang tidak terkabul dipuaskan dalam imajinasi yang



diciptakan



sendiri



dan



merupakan



situasi



yang



berkhayal/berfantasi. 7) Displacement : memindahkan perasaan yang tidak menyenangkan dari seseorang atau objek ke orang atau objek lain yang biasanya lebih kurang berbahaya daripada semula. 8) Undoing: tindakan atau komunkasi tertentu yang bertujuan menghapuskan atau meniadakan tindakan sebelumnya. 9) Reaction formation: mengembangkan pola sikap dan perilaku tertentu yang disadari, tetapi berlawanan dengan perasaan dan keinginannya. 10) Kompensasi:



menutupi



kekurangan



dengan



meningkatkan



kelebihan yang ada pada dirinya. 11) Sublimasi : penyaluran rangsangan/nafsu yang tidak tercapai ke dalam kegiatan lain yang bisa diterima oleh masyarakat. 5. Penanganan pada ansietas Pada klien dengan ansietas ringan, tidak ada intervensi khusussebab pada ansietas ringan klien masih mampu mengontrol dirinya dan mampu membuat keputusan yang tepat dalam menyelesaikan masalah. Pengembangan pola mekanisme koping yang positif merupakan intervensi yang dapat dilakukan pada klien dengan ansietas sedang. Terdapat strategi khusus yang perlu diperhatikan oleh perawat dalam pemberian asuhan keperawatan pada ansietas berat dan panik yaitu



28



melindungi klien dari bahaya fisik dan memberikan rasa aman pada klien karena klien tidak dapat mengendalikan perilakunya (Asmadi, 2012). Setelah tingkat ansietas klien menurun sampai tingkat sedang atau ringan, prinsip intervensi keperawatan yang diberikan adalah re-edukatif atau berorientasi pada kognitif. Tujuannya adalah menolong klien dalam mengembangkan kemampuan menoleransi ansietas dengan mekanisme koping dan strategi pemecahan masalah yang konstruktif. Intervensi utama yang harus dilakukan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien ansietas adalah menyadari untuk mengenali perasaannya dan juga mampu mengendalikannya (Asmadi, 2012). Moorhead, dkk (2018) dalam Nursing Outcomes (NOC) mengemukakan tujuan yang diharapkan pada pasien dengan ansietas dapat



menurunkan



kecemasan,



mampu



mengidentifikasi



dan



mengungkapkan gejala cemas, mengungkapkan dan menunjukkan tehnik untuk mengontrol cemas, tanda vital dalam batas normal, dan pasien dapat menunjukkan perilaku adaptasi.



BAB III METODE PENULISAN



A. Rancangan Penulisan Studi kasus ini menggunakan rancangan literatur reviewuntuk menambah wawasan kita tentang



topik penelitian, menjabarkan masalah



penelitian, dan menentukan teori- teori dan metode- metode yang tepat yang digunakan dalam penelitian. Literatur review akan menghubungkan pengkajian yang akan kita lakukan dengan wacana yang ada dalam literatur tentang topik permasalahan asuhan keperawatan maternitas pada pasien ketuban pecah dini dengan masalah ansietas. Literatur reviewadalah metode penelitian dan mencari kepustakaan dengan membaca berbagai jurnal dan buku yang berkaitan dengan masalah penelitian. Untuk mendapatkan hasil penelitian suatu tulisan yang berkenaan dengan satu topik permasalahan atau isu tertentu (Winanti, 2012).



B. Pengumpulan data Literatur Review mengharuskan penyusun untuk memperbanyak mengetahuan tentang mesin pencari artikel yang berkualitas. Pada bagian ini penyusun wajib mencatumkan tentang dari mana artikel yang akan dikaji didapatkan. Pencari data artikel dapet berasal dari text book, jurnal ilmiah, artikel ilmia baik nasional maupun internasional (Zed, 2014). Sumber- sumber tersebut berisikan tentang tema yang akan diteliti. Penulis juga wajib menyertakan kata kunci yang digunakan untuk mencari artikel sesuai dengan kata kunci dan rentang tahun terbit artikel yang akan dikaji dalam proses pencarian. Proses pencarian artikel sesuai kata kunci dan rentang tahun terbit yang muncul akan di pilih oleh penulis. Contoh Penulisan : Tema : “Hubungan antara Kejadian Ketuban Pecah Dini (KPD) dengan Tingkat Kecemasan pada Ibu Hamil.”



29



30



“Artikel- artikel dalam karya tulis ini ditemukan di berbagai Database yaitu google scholar, berbagai pencarian dimulai dengan kata kunci “ansietas” dan “Ketuban Pecah Dini” pada variabel pertama, sedangkan kata kunci untuk variabel kedua yaitu “Kejadian ketuban pecah dini , kecemasan , ibu hamil”. Penulis memilih artikel dengan rentang tahun 2015- 2020 dan ditemukan 3 artikel yang berhubungan dengan mekanisme strategi koping untuk mengatasi kecemasan pada pasien ketuban pecah dini. Penulis menemukan 3 artikel, diambil 2 artikel yang memenuhi kriteria, yaitu 2 artikel menggunakan studi kasus dengan metode proses keperawatan.



BAB IV HASIL



A. Judul Jurnal Tabel 4.1 Judul Jurnal Jurnal 1



Jurnal 2



Studi kasus : asuhan keperawatan pada Studi kasus kehamilan risiko tinggi ketuban Ny. D. B.dengan ketuban pecah dini pecah dini di RSUD Sukohajo. (kpd) di ruang Flamboyan RSUD Prof. Dr. W. Z. Yohannes Kupang Sumber : Yohana Ani (2019)Sumber : Riska Andriani, Tuti Yuliyanti (2016)



Berdasarkan table 4.1 penulis mengambil studi kasus 1dan 2 dengan pendekatan proses keperawatan



yaitu pengkajian, merumuskan diagnose,



perencanaan, implementasi dan evaluasi memiliki tujuan yang sama untuk mengatasi ansietas dalam kasus kehamilan ketuban pecah dini. B. Tindakan yang Diberikan Tabel 4.2 Tindakan yang diberikan Jurnal 1 Penelitian ini menggunakan asuhan keperawatan dengan pendekatan proses keperawatan dalam waktu 2 x 24 jam yaitu pada hari pertama 27 Mei 2019 Implementasi : a. Menggunakan pendekatan yang menenangkan dengan cara bina hubungan saling percaya (BHSP). b. Menjelaskan semua prosedur tindakan dan apa yang dirasakan selama prosedur tindakan. c. Menemani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut. d. Memberikan informasi faktual mengenai diagnosis, tindakan prognosis. e. Menganjurkan suami untuk menemani ibu. f. Mendengarkan dengan penuh perhatian. g. Mengidentifikasi tingkat kecemasan. h. Membantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan. i. Memotivasi pasien untuk



Jurnal 2 Penelitian ini menggunakan asuhan keperawatan dengan pendekatan proses keperawatan dalam waktu 3 x 24 jam yaitu pada hari pertama melakukan pendidikan kesehatan KPD, mendorong pasien untuk mengungkapkan perasaan. Pada hari kedua menggunakan pendekatan yang menenangkan, melibatkan keluarga untuk mendampingi klien. Pada hari ketiga mendorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, mendengarkan dengan penuh perhatian.



31



32



mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsi. j. Memberi informasi pada ibu dan keluarga bahwa air ketuban sudah merembes, tetapi janin berada dalam kondisi baik. k. Memberitahu kepada keluarga mengenai tindakan yang akan dilakukan yaitu rencana operaso Sectio caeris untuk itu perlu persetujuan suami dengan menandatangani lembar persetujuan tindakan medis. Hari keduatanggal 28 Mei 2019.Implementasi: a. Menggunakan pendekatan yang menenangkan dengan cara bina hubungan saling percaya (BHSP). b. Menjelaskan semua prosedur tindakan dan apa yang dirasakan selama prosedur tindakan. c. Menemani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut. d. Memberikan informasi faktual mengenai diagnosis, tindakan prognosis. e. Menganjurkan suami untuk menemani ibu. f. Mendengarkan dengan penuh perhatian. g. Mengidentifikasi tingkat kecemasan. h. Membantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan. i. Memotivasi pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsi. j. Memberi informasi pada ibu dan keluarga bahwa air ketuban sudah merembes, tetapi janin berada dalam kondisi baik. k. Memberitahu kepada keluarga mengenai tindakan yang akan dilakukan yaitu rencana operasiSectio caeris untuk itu perlu persetujuan suami dengan menandatangani lembar persetujuan tindakan medis.



33



C. Tujuan Tindakan Tabel 4.3 Tujuan Tindakan Jurnal 1 Tujuan tindakan yang diberikan yaitu Pasien tidak mengalami cemas selama dalam perawatan. NOC : Anxiety control (control kecemasan), Coping (Koping). Kriteria Hasil : 1) Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas. 2) Mengidentifikasi, mengungkapkan dan menunjukkan tehnik untuk mengontol cemas. 3) Vital sign dalam batas normal. 4) Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas menunjukkan berkurangnya kecemasan



Jurnal 2 Tujuan tindakan yang diberikan pada ibu diharapkan masalah kecemasan hilang dan ibu lebih merasa tenang dalam menghadapi perssalinan.



Berdasarkan tabel 4.3 tujuan tindakan pada kedua studi kasus terdapat persamaan yaitu tujuan tindakan yang diberikan pada pasien diharapkan masalah kecemasan hilang dan pasien tidak mengalami kecemasan.



D. Cara Pemberian Tindakan Tabel 4.4 Cara Pemberian Tindakan Jurnal 1



Jurnal 2



Studi kasus ini dilaksanakan pada tanggal 27sampai 29 Mei 2019 di ruang Flamboyan RSUD Prof. Dr. W. Z. Yohannes Kupang. dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. Indikator pengkajian responden dengan masalah kecemasan yaitudata subyektif Ibu mengatakan takut dengan keadaan yang dialaminya sekarang, takut dengan keadaan anaknya karena baru hamil pertama. Data obyektif : Ibu hamil pertama, G1P0A0, tampak ibu merasa cemas dengan sering menanyakan keadaan kehamilan dan janinnya.



Pada penelitian ini dilakukan pada klien di RS dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. Indikator pengkajian responden dengan masalah kecemasan yaitu perilaku takut atau ansietasbaik verbal dan non verbal, mengkaji kemampuan ibu atau pasangannya atau berpartisipasi dalam pengambilan keputusan, mengkaji tingkat pemahaman mengenai : diagnosis, penanganan dan prognosis, mengkaji tingkat ansietas.



Berdasarkan table 4.4 cara pemberian tindakan pada kedua studi kasus terdapat persamaan, pada studi kasus 1 dan 2 cara pemberian Tindakan menggunakan pendekatan proses keperawatan.



34



E. Cara Evaluasi Tindakan Tabel 4.5 Cara Evaluasi Tindakan Jurnal 1 Evaluasi dilakukan selama dua hari dari hasil wawancara dengan klien dalam bentuk SOAP pada tanggl 28 dan 29 2019. Pada hari pertama selasa 28 mei 2019, Ansietas berhubungan dengan stressor, evaluasi dilakukan pada jam 13.00 WITA.



Jurnal 2 Pada jurnal ini untuk melihat hasil evaluasi dari semua tindakan yang diberikan setiap harinya dalam tiap shift dalam catatan perkembangan perawat dari hasil wawancara dengan klien dalam bentuk SOAP yaitu tanggal 16 Februari – 18 Februari 2015.



Berdasarkan tabel 4.5 cara evaluasi tindakan terdapat perbedaan pada kedua studi kasus dalam mengevaluasi tindakan, pada studi kasus satu evaluasi tindakan di lakukan dalam waktu 2 x 24 jam sedangkan pada studi kasus dua evaluasi tindakan dilakukan dalam waktu 3 x 24 jam.



F. Hasil Pemberian Tindakan Tabel 4.6 Hasil Pemberian Tindakan Jurnal 1



Jurnal 2



Dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama 2 x 24 jam, didapatkan pasien tidak lagi mengalami cemas yang ditandai dengan keadaan umum tampak segar dan tidak lagi menanyakan keadaan janinnya.



Hari pertama klien mengatakan bila takut janinnya tidak selamat, cemas dengan kandungannya, klien terlihat cemas dan gelisah. Analisis : masalah kecemasan belum teratasi. Evaluasi hari kedua klien mengatakan sudah dapat tidur nyenyak, mengatakan cemas berkurang, klien terlihat tenang. Analisis : masalah kecemasan belum teratasi. Evaluasi hari ketiga klien mengatakan sudah tidak cemas, sudah tenang karena boleh pulang berarti keadaannya dan janinnya sudah baik, klien terlihat tenang. Analisis : masalah kecemasan teratasi dan tetap mempertahankan keluarga untuk mendampingi klien.



Berdasarkan table 4.6 hasil pemberian Tindakan menunjukkan adanya kesamaan dimana kedua studi kasus memiliki hasil yang baik dan efektif dalam mengatasi ansietas pada kehamilan dengan ketuban pecah dini.



35



BAB V PEMBAHASAN



A. Perbandingan Implementasi Antara Teori Dengan Jurnal 1 dan 2 Implementasi mekanisme koping terhadap ansietas menurut teori Asmadi (2012), hal yang paling utama dilakukan pada pasien ketuban pecah dini



dengan masalah ansietas yaitu strategi pemecahan masalah (problem



solving strategic) dan Mekanisme pertahanan diri (defence mechanism).Pada ke 2 studi kasus menunjukkan persaman dalam memberikan tindakan. Studi kasus pertama yaitu penelitian menggunakan asuhan keperawatan dengan pendekatan proses keperawatan dalam waktu 2 x 24 jam. Implementasi : a. Menggunakan pendekatan yang menenangkan dengan cara bina hubungan saling percaya (BHSP) b. Menjelaskan semua prosedur tindakan dan apa yang dirasakan selama prosedur tindakan. c. Menemani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut. d. Memberikan informasi faktual mengenai diagnosis, tindakan prognosis. e. Menganjurkan suami untuk menemani ibu. f. Mendengarkan dengan penuh perhatian. g. Mengidentifikasi tingkat kecemasan. h. Membantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan. i. Memotivasi pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsi. j. Memberi informasi pada ibu dan keluarga bahwa air ketuban sudah merembes, tetapi janin berada dalam kondisi baik. k. Memberitahu kepada keluarga mengenai tindakan yang akan dilakukan yaitu rencana operasi Sectio caeris. Pada studi kasus kedua menggunakan asuhan keperawatan dengan pendekatan proses keperawatan dalam waktu 3 x 24 jam yaitu pada hari pertama melakukan pendidikan kesehatan KPD, mendorong pasien untuk mengungkapkan perasaan. Pada hari kedua menggunakan pendekatan yang menenangkan, melibatkan keluarga untuk mendampingi klien. Pada hari ketiga mendorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, mendengarkan dengan penuh perhatian.



36



Berdasarkan hasil yang didapatkan dari kedua studi kasus bahwa terdapat kesesuaian antara teori mekanisme strategi koping menurut Asmadi (2012) dan persamaan dalam melakukan tindakan dengan mengunakan pendekatan proses keperawatan yaitu pengkajian, merumuskan diagnosa, intervensii, implementasi dan evaluasi.



B. Perbandingan Implementasi Resume Jurnal 1 dan 2 Pada 2 studi kasus terdapat persamaan dalam melakukan tindakan, dengan menggnakan asuhan keperawatan pada klien. Penelitian ini menggunakan



asuahan



keperawatan



dengan



pendekatan



manajemen



keperawatan yaitu pengkajian, merumuskan diagnosa, merumuskan tujuan, intervensi, implementasi dan evaluasi, yang dilakukan pada 1 rerponden. Studi kasus 1 dalam waktu 2 x 24 jamdengan implementasi: a. Menggunakan pendekatan yang menenangkan dengan cara bina hubungan saling percaya (BHSP), b. menjelaskan semua prosedur tindakan dan apa yang dirasakan selama prosedur tindakan, c. menemani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut, d. memberikan informasi faktual mengenai diagnosis, tindakan prognosis, e. menganjurkan suami untuk menemani ibu, f. mendengarkan dengan penuh perhatian, g.



mengidentifikasi tingkat



kecemasan. h. membantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan, i.memotivasi pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsi, j. memberi informasi pada ibu dan keluarga bahwa air ketuban sudah merembes, tetapi janin berada dalam kondisi baik, k. memberitahu kepada keluarga mengenai tindakan yang akan dilakukan yaitu rencana operasiSectio



caecaria



untuk



itu



perlu



persetujuan



suami



dengan



menandatangani lembar persetujuan tindakan medis, Hari kedua tanggal 28 Mei 2019. Implementasi:a. menggunakan pendekatan yang menenangkan dengan cara bina hubungan saling percaya (BHSP), b. menjelaskan semua prosedur tindakan dan apa yang dirasakan selama prosedur tindakan, c. menemani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut, d. memberikan informasi faktual mengenai diagnosis, tindakan prognosis, e.



37



menganjurkan suami untuk menemani ibu, f. mendengarkan dengan penuh perhatian, g. mengidentifikasi tingkat kecemasan, h. membantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan, i. memotivasi pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsi, j. memberi informasi pada ibu dan keluarga bahwa air ketuban sudah merembes, tetapi janin berada dalam kondisi baik, k. memberitahu kepada keluarga mengenai tindakan yang akan dilakukan yaitu rencana operasiSectio caecaria untuk itu perlu persetujuan suami dengan menandatangani lembar persetujuan tindakan medis. Studi kasus 2 melakukan implementasi dalam waktu 3 x 24 jam dengan menggunakan berbagai intervensi pendekatan yang menenangkan, melibatkan keluarga untuk mendampingi ibu, mendengarkan keluhan dengan penuh perhatian, mendorong ibu untuk mengungkapkan perasaan dan memberikan pendidikan kesehatan tentang KPD.



BAB VI PENUTUP



A. Kesimpulan Pada tujuan studi kasus penelitian ini mampu menggambarkan pelaksanaan intervensi keperawatan berdasarkan evidence based nursing asuhan keperawatan maternitas pada pasien ketuban pecah dini dengan masalah ansietas dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan dan menelaah studi kasus 1 dan 2. Menerapkan teori mekanisme koping menurut Asmadi (2012) didapatkan evaluasi kedua jurnal tersebut disimpulkan bahwa dengan berbagai tindakan keperawatan mampu membuat klien mengatasi ansietas. Implementasi strategi pemecahan masalah dan mekanisme pertahanan diri yang dilakukan pada kedua jurnal tersebut yaitu memberikan dukungan dan motivasi pada masa kehamilan. Studi kasus 1 memiliki tujuan mengatasi ansietas dalam melakukan tindakan yaitu a. Menggunakan pendekatan yang menenangkan dengan cara bina hubungan saling percaya (BHSP). b. Menjelaskan semua prosedur tindakan dan apa yang dirasakan selama prosedur tindakan. c. Menemani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut. d. Memberikan informasi faktual mengenai diagnosis, tindakan prognosis. e. Menganjurkan suami untuk menemani ibu. f. Mendengarkan dengan penuh perhatian. g. Mengidentifikasi tingkat kecemasan. h. Membantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan. i. Memotivasi pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsi. j. Memberi informasi pada ibu dan keluarga bahwa air ketuban sudah merembes, tetapi janin berada dalam kondisi baik. Studi kasus 2 dengan tindakan yang diberikan melakukan pendidikan kesehatan KPD, mendorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, menggunakan pendekatan yang menenangkan, melibatkan keluarga untuk mendampingi klien, mendorong pasien untuk mengungkapkan perasaan,



38



39



mendengarkan dengan penuh perhatian dapat menghilangkan ansietas pada ibu hamil.



B. Saran Saran yang diberikan penulis mungkin dapat diterima sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan kualitas asuhan keperawatan maternitas pada pasien ketuban pecah dini dengan masalah ansietas sebagai berikut : 1. Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang Penulis berharap literatur yang disediakan lebih lengkap, bukubuku yang disediakan di perpustakaan ditingkatkan khususnya buku tentang ansietas pada pasien ketuban pecah dini dan selalu diupgrade sehingga sumber yang disediakan merupakan sumber terbaru. 2. Penulis Penulis sarankan untuk peneliti selanjutnya dapat melakukan pengkajian lebih dalam pada klien ketuban pecah dini dengan masalah keperawatan psikososial : ansietas. 3. Keluarga dan masyarakat Diharapkan keluarga dan masyarakat yang memiliki anggota keluarga pasien ketuban pecah dini dengan masalah keperawatan psikososial : ansietas dapat lebih memperhatikan dan cepat tanggap dalam menanganinya dengan baik. Keluarga dan masyarakat hendaknya dapat mengenal tentang masalah ansietas lebih banyak lagi dan tidak menganggapnya sebagai hal yang sepele.



DAFTAR PUSTAKA



Andriani & Yulianti. (2016). Studi Kasus Kehamilan Risiko Tinggi Ketuban Pecah Dini di RSUD Sukoharjo (Case Study High Risk Pregnancy With Premature Rupture of Membrane in RSUD Sukoharjo).(Online) (https://ejournal.ijmsbm.org/index.php/ijms/article/view/76). Diakses pada tanggal 2 Februari 2020. Asmadi. (2012). Teknik Prosedural Keperawatan : Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta : Salemba Medika. Aspiani, R.Y. (2017). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Maternitas, Aplikasi NANDA, NIC, dan NOC. Jakarta : CV. Trans Info Media. Aziyah, Wahyuni & Distinarista (2019). Hubungan Antara Kejadian Ketuban Pecah Dini (KPD) Dengan Tingkat Kecemasan Pada Ibu Hamil di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang. (Online) (https://jurnal.unissula.ac.id/index.php/kimukes/article/view/7941/0). Diakses pada tanggal 2 Februari 2020. Bulechek, G.M, dkk. (2018). Nursing Interventions Classification (NIC). Terjemahan oleh Nurjannah, I & Tumanggor, R.D. 2017. Indonesia. ELSEVIER. Herdman, T.H & Kamitsuru,S (2018). Nanda-1 Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2018-2020 Edisi 11. Terjemahan oleh Keliat, B.A & [et al]. 2017 Jakarta : EGC. Legawati & Riyanti (2018). Determinan Kejadian Ketuban Pecah Dini (KPD) Di Ruang Cempaka RSUD DR Doris Sylvanus Palangkaraya. (Online) (http://journal.umpalangkaraya.ac.id/index.php/jsm/article/view/106). Diakses pada tanggal 2 Februari 2020. Leonard. (2013). Keperawatan Maternitas. Edisi 8. Terjemahan oleh Sidartha, F & Tania, A. Jakarta : PT. Salemba Emban Patria. Manuaba, I.A.C. (2014). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB untuk Pendidikan Bidan. Edisi 2. Jakarta : EGC. Moorhead, S, dkk.(2018). Nursing Outcomes Classification (NOC). Terjemahan oleh Nurjannah, I & Tumanggor, R.D. 2017. Indonesia. ELSEVIER.



Perry. (2013). Keperawatan Maternitas. Edisi 8. Terjemahan oleh Sidartha, F & Tania, A. Jakarta : PT. Salemba Emban Patria. Prawirohardjo, S. (2010). Ilmu Kebidanan. Edisi Ketiga. Jakarta : PT. Bina Pustaka. Rachmawati & Afiyanti, (2014). Metologi Penelitian Kualitatif dalam Riset Keperawatan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Rekam Medis RSUD Bangka Selatan. (2019). Profil Kesehatan RSUD Bangka Selatan. Rukiyah, A.Y & Yulianti, L. (2010). Asuhan Kebidanan IV (Patologi). Jakarta : CV. Trans Info Media. Rohmawati & Fibriana (2018). Ketuban Pecah Dini Di Rumah Sakit Umum Daerah Ungaran.(Online)(http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/higeia). Diakses pada tanggal 2 Februari 2020. Sukarni, K & Wahyu, P. (2013). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta : Nuha Medika. Yohana, A. (2019). Studi Kasus : Asuhan Keperawatan Pada Ny. D.B Dengan Ketuban Pecah Dini (KPD) Di Ruang Flamboyan RSUD PROF. DR. W.Z. YohannesKupang.(Online)http://repository.poltekeskupang.ac.id/id/eprint/ 1025)Diakses pada tanggal 19 Juni 2020. RISKESDAS (2018), Laporan Nasional RISKESDAS 2018, Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementrian Kesehatan RI. (Online)(http://www.depkes.go.id/resources/download/infoterkini/materi _rakorpop_2018/hasil%20Riskesdas%202018.pdf). Diakses pada tanggal 20 Februari 2020.



Lampiran 1 : Jurnal 1



Lampiran 2 : Jurnal 2



Lampiran 3 : Surat Izin Pengambilan Data di RSUD Bangka Selatan Tahun 2020



Lampiran 4 : Surat Persetujuan Pengambilan Data



Lampiran 5 : Surat Izin Pengambilan Data di Dinas Kesehatan Provinsi



Lampiran 6 : Lembar Bimbingan Pembimbing 1 LEMBAR BIMBINGAN KTI LAPORAN KARYA TULIS ILMIAH POLTEKKES PANGKALPINANG JURUSAN KEPERAWATAN TAHUN 2020



Nama Mahasiswa NIM Nama Pembimbing I Judul KTI



NO



HARI/



: Karmila : 191440150 RPL : Erni Chaerani, S.Pd, MKM : Asuhan Keperawatan Maternitas Pada Pasien Ketuban Pacah Dini Dengan Masalah Ansietas Tahun 2020



MATERI BIMBINGAN



TANGGAL



SARAN



TANDA TANGAN PEMBIMBING



1



Jumat



-



Jurnal I & II Bab IV



8/05/2020



2



Sabtu



-



Jurnal digabung



9/05/2020



3



Senin



-



Bab IV-VI



11/05/2020



4



Rabu



Tgl 9/05/2020 Bab IV : perbaiki Langsung bab IVVI Tgl 17/05/2020 -



Bab IV-VI Perbaiki sesuai masukan



-



Email : digabung bab I-VI Bab III dibuat kembali literatur review Perbaiki sesuai koreksi bimbingan Email dari bab IVI Tgl 30/05/2020 Pebaiki sesuai



-



-



Bab III-VI diperbaiki



-



13/05/2020 5



Minggu



-



Bab I-VI perbaiki



-



17/05/2020



masukan Buat abstrak dalam bahasa indonesia dan bahasa inggris - Email lengkap cover s/d lampiran dalam 1 file Tgl 1/06/2020 -



6



Rabu 27/05/2020



7



Rabu 3/06/2020



-



Kirim bab IVI & lampiranlampiran



-



Perbaiki semua masukan - Lembar keaslian ditandatangani diatas materai 6000 lalu scan - Email lembar bimbingan yang telah ditulis masukan/koreksi ACC Dapat melanjutkan sidang KTI



Pangkalan Baru,



Juni 2020



Ketua Jurusan Keperawatan



Akhiat, SKM.,Msi NIP 19750302 199803 1 005



Lampiran 7 : Lembar Bimbingan Pembimbing 2 LEMBAR BIMBINGAN KTI LAPORAN KARYA TULIS ILMIAH POLTEKKES PANGKALPINANG JURUSAN KEPERAWATAN TAHUN 2020



Nama Mahasiswa NIM Nama Pembimbing I Judul KTI



NO



: Karmila : 191440150 RPL : Ns. Syafrina Arbaani Djuria, S.Kep : Asuhan Keperawatan Maternitas Pada Pasien Ketuban Pacah Dini Dengan Masalah Ansietas Tahun 2020



HARI/



MATERI BIMBINGAN



TANGGAL



SARAN



TANDA TANGAN PEMBIMBING



1



Kamis



-



Jurnal I & II Bab I - IV



-



28/05/2020



-



2



Senin



-



Bab I-IV Lampiran



-



1/06/2020



-



Apakah ada persamaan implementasi antar kedua jurnal tersebut. Sudah ACC kah jurnal dengan pembimbing 1 Tambahkan lagi sarannya ya bu Perbaiki abstrak (tulis latar belakang, tujuan, metode, hasil, kesimpulan, dan saran). Perhatikan penggunaan past tense di abstrak.



3



Jumat5/06/2020 -



4



5



Minggu



-



7/06/2020



-



Kamis



-



11/06/2020



-



perbaiki Judul perbaiki tulisan bab I-VI



-



Bab 1-VI diperbaiki lampiran



-



Bab I-VI perbaiki Lampiran



-



-



-



-



perbaiki BAB II ditabel 2.1 perbaiki kata, dari, dengan perhatikan enternya. perbaiki abstrak perbaiki tulisan, spasi dan paragraf Pebaiki sesuai masukan Lampirkan lembar bimbingan KTI ACC Sidang KTI, persiapkan PPT



Pangkalan Baru,



Juni 2020



Ketua Jurusan Keperawatan



Akhiat, SKM.,Msi NIP 19750302 199803 1 005



Lampiran 8 : Lembar Bimbingan Ketua Penguji LEMBAR BIMBINGAN REVISI KTI LAPORAN KARYA TULIS ILMIAH POLTEKKES PANGKALPINANG JURUSAN KEPERAWATAN TAHUN 2020 Nama Mahasiswa NIM Nama Penguji I Judul KTI



NO



: Karmila : 191440150 RPL : Eny Erlinda, M.Kep.,Sp.Kep.,MB : Studi Literatur : Asuhan Keperawatan Maternitas Pada Pasien Ketuban Pacah Dini Dengan Masalah Ansietas Melalui Metode Proses KeperawatanTahun 2020.



HARI/ TANGGAL



MATERI BIMBINGAN



SARAN



1



Rabu / 17 Juni 2020



2



Minggu / 21 Juni 2020



-



Kirim studi kasus Bab 4 dan 5 serta KTI keseluruhan



5



Senin / 22 Juni 2020



-



Kirim perbaikan bab 4 dan 5



6



Selasa / 23 Juni 2020



-



Kirim perbaikan bab 4 dan 5



TANDA TANGAN PEMBIMBING



-



Ganti jurnal - Masukkan untk dapat dilakukan revisi Tgl 22 Jni 2020 - Artikel sudah sama dengan studi kasus ke 2 - Perbaiki bab 4 dan 5 - Narasikan setiap point di bab 4 - Silahkan ditambahka n bab 4 nya -



ACC revisi KTI



Pangkalan Baru, Juni 2020 Ketua Jurusan Keperawatan



Akhiat, SKM.,Msi NIP 19750302 199803 1 005



Lampiran 9 : Lembar Bimbingan Penguji 1 LEMBAR BIMBINGAN REVISI KTI LAPORAN KARYA TULIS ILMIAH POLTEKKES PANGKALPINANG JURUSAN KEPERAWATAN TAHUN 2020 Nama Mahasiswa : Karmila NIM : 191440150 RPL Nama Pembimbing I : Erni Chaerani, S.Pd, MKM Judul KTI : Studi Literatur : Asuhan Keperawatan Maternitas Pada Pasien Ketuban Pacah Dini Dengan Masalah Ansietas Tahun 2020. NO



HARI/ TANGGAL



MATERI BIMBINGAN



1



Rabu / 17 Juni 2020



-



Kirim jrnal terbaru



2



Kamis / 18 Juni 2020



3



Jumat / 19 Juni 2020



-



Kirim perbaikan jurnal



4



Sabtu / 20 Juni 2020



-



5



Senin / 22 Juni 2020



-



Kirim jurnal yang sudah di acc penguji 1 dengan pembimbing penguji 3 Kirim perbaikan KTI keseluruhan



6



Selasa / 23 Juni 2020



SARAN



-



-



-



-



TANDA TANGAN PEMBIMBING



Didiskusikan dengan pembimbing 2 Silahkan lanjut dengan jurnal tersebut Didalam jurnal tidak ada kaitannya dengan kecemasan



ACC revisi atasa nama Karmila



Pangkalan Baru, Juni 2020 Ketua Jurusan Keperawatan Akhiat, SKM.,Msi NIP 19750302 199803 1 005



Lampiran 10 : Lembar Bimbingan Penguji 2



LEMBAR BIMBINGAN REVISI KTI LAPORAN KARYA TULIS ILMIAH POLTEKKES PANGKALPINANG JURUSAN KEPERAWATAN TAHUN 2020 Nama Mahasiswa NIM Nama Pembimbing I Judul KTI



: Karmila : 191440150 RPL : Ns. Syafrina Arbaani Djuria, S.Kep : Studi Literatur : Asuhan Keperawatan Maternitas Pada Pasien Ketuban Pacah Dini Dengan Masalah Ansietas Melalui Metode Proses Keperawatan Tahun 2020.



NO



MATERI BIMBINGAN



HARI/ TANGGAL



SARAN



1



Rabu / 17 Juni 2020



-



Jurnal



-



Ganti jurnal yang terbaru



2



Kamis / 18 Juni 2020



-



BAB 4 BAB 5



-



Ganti jurnal dengan studi kasus Perbaikan penulisan Abstrak dibuat kesimpulan dan saran Perhatikan Spasi dan enter setiap kalimat Perbaiki n rapikan penulisan Perbaiki abstrak Perbaiki bab 3, 4 n 5



-



-



3



Minggu / 21 Juni 2020



-



Revisi KTI semua BAB



-



-



TANDA TANGAN PEMBIMBING



4



Selasa / 23 Juni 2020



-



Revisi KTI semua BAB



-



Perbaiki abstrak



5



Rabu / 24 Juni 2020



-



Revisi KTI semua BAB



-



Perbaiki bab 4 n kesimpulan



Pangkalan Baru, Juni 2020 Ketua Jurusan Keperawatan



Akhiat, SKM.,Msi NIP 19750302 199803 1 005