Kualifikasi Water System [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN TUGAS KHUSUS PELATIHAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI PT. OTSUKA INDONESIA (PERSERO) Tbk, Jl Sumber Waras No 25 Lawang, Malang ( Periode 1 April - 30 April 2013 )



Kualifikasi Operational Pengolahan Air ( Operational Qualification Water System )



Disusun Oleh : Andi Junaidi, S.Farm 1241012062) Henry Himawan, S.Farm (KI00121744) Zulpakor Oktoba, S.Si (12340126)



UNAND UMS ISTN



PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER MALANG 2013 i



KATA PENGANTAR



Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas anugrah dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Tugas Khusus Pelatihan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PPKPA) di PT. Otsuka Indonesia (Persero) Tbk dengan judul “ Kualifikasi Operasional Pengolahan Air ” dengan baik dan lancer tepat pada waktunya. PPKPA ini merupakan salah satu syarat yang harus ditempuh untuk memperoleh gelar Apoteker pada Program Studi Profesi Apoteker agar setiap calon Apoteker mendapatkan pengetahuan dan gambaran yang jelas mengenai industri farmasi yang merupakan salah satu tempat pengabdian profesi Apoteker. Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih banyak kepada para staf QA Sie Kualifikasi, Kalibrasi, dan Validasi yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan dukungan moril serta saran selama pelaksanaan penyusunan laporan tugas khusus ini. Dengan segala kerendahan hati, kami sadari bahwa laporan tugas khusus ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu diperlukan kritik dan saran dari pembaca yang membangun demi penyempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi ilmu pengetahuan khususnya dunia kefarmasian.



Lawang , Juni 2013



Tim Penulis



ii



DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR ................................................................................................. iii DAFTAR ISI ................................................................................................................. iv DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................



v



DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... vi DAFTAR TABEL ......................................................................................................... vi BAB I PENDAHULUAN I.A Latar Belakang ................................................................................................



1



I.B Tujuan ............................................................................................................ 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.A Kualifikasi Operasional ................................................................................



4



II.B Water System ..................................................................................................



5



II.C Water System di PT. Otsuka Indonesia (Persero) Tbk ................................



8



II.D Tanggung Jawab Pelaksanaan Kualifikasi Operasional ............................... 14 II.E. Standar Kualitas Air ...................................................................................... 15 II.F Analisa Air ...................................................................................................... 16 BAB III METODOLOGI III.A Waktu & Tempat Observasi/Pengumpulan Data ........................................ 20 III.B Metode Pengumpulan Data.......................................................................... 20 BAB IV HASIL DATA PENGAMATAN ................................................................. 21 BAB V PEMBAHASAN ............................................................................................ 22 BAB VI KESIMPULAN & SARAN V.A Simpulan........................................................................................................ 24 V.B Saran-Saran ................................................................................................... 24 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 25 Lampiran ......................................................................................................................... 26



iii



DAFTAR GAMBAR



Halaman Gambar 1. Tahapan Operasional Pada Penukar Ion ...................................................... 11



DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Proses Pretreatment ........................................................................................



8



Tabel 2. Proses Pemurnian (Purefication) .................................................................... 10 Tabel 3. Proses Distribusi ............................................................................................. 14 Tabel 4. Standar Air ....................................................................................................... 15 Tabel 5. Syarat Purified water ...................................................................................... 16 Tabel 6. Parameter Uji Kimia........................................................................................ 18 Tabel 7. Parameter Uji Kimia di User point ................................................................. 19 Tabel 8. Parameter Uji Mikrobiologi ............................................................................ 19



iv



BAB I PENDAHULUAN



I.A Latar Belakang Air banyak terdapat di alam dan dua pertiga dunia kita terdiri atas air. Meskipun demikian, air murni tidak pernah terdapat di alam dan yang relatif agak murni adalah air hujan. Air hujan mengandung gas-gas yang terlarut sewaktu ia jatuh dari langit. Air alam lainnya seperti air sungai, mengandung zat-zat terlarut yang jumlah dan macamnya tergantung dari pada keadaan lingkungan disekitarnya. Air bagi suatu industri adalah bahan penunjang baik untuk kegiatan langsung atau tak langsung. Penggunaan air di industri biasanya untuk mendukung beberapa sistem, antara lain :  Sistem pembangkit uap (boiler)  Sistem pendingin  Sistem pemroses (air proses)  Sistem pemadam kebakaran  Sistem air minum Persyaratan kualitas air yang dapat digunakan dalam industri berbeda-beda tergantung kepada tujuan penggunaan air tersebut. Air yang berasal dari alam pada umumnya belum memenuhi persyaratan yang diperlukan sehingga harus menjalani proses pengolahan lebih dahulu. Secara umum masing-masing pengolahan dapat diterangkan sebagai berikut : a. Pengolahan Eksternal Pengolahan eksternal dilakukan di luar titik penggunaan air yang bertujuan untuk mengurangi atau menghilangkan impurities. Jenis-jenis proses pengolahan eksternal ini antara lain :



1



 Sedimentasi  Filtrasi  Pelunakan (softening)  Deionisasi (Demineralization)  Deaerasi b. Pengolahan Internal Pengolahan internal adalah pengolahan yang dilakukan pada titik penggunaan air dan bertujuan untuk menyesuaikan (conditioning) air kepada kriteria kondisi sistem dimana air tersebut akan digunakan. Usaha untuk mencapai tujuan pengolahan internal dilakukan dengan penambahan berbagai bahan kimia ke dalam air yang diolah. Bahan bahan kimia tersebut, akan bereaksi dengan impurities sehingga tidak menimbulkan gangguan dalam penggunaan air tersebut. Didalam Industri farmasi, air merupakan kebutuhan penting dalam proses produksi dan kegiatan lain. Untuk itu diperlukan penyediaan air bersih yang secara kualitas memenuhi standar yang berlaku dan secara kuantitas dan kontinuitas harus memenuhi kebutuhan industri sehingga proses produksi tersebut dapat berjalan dengan baik. Dengan adanya standar baku mutu untuk air bersih industri, setiap industri memiliki pengolahan air sendiri-sendiri sesuai dengan kebutuhan industri. Karena setiap proses industri maupun segala aktivitas membutuhkan air sebagai bahan baku utama atau bahan penolong. Kontinuitas kualitas air yang dihasilkan oleh sistim pengolahan air di industri farmasi menjadi hal yang wajib dilakukan untuk menjamin produk obat yang dihasilkan sesuai dengan standar yang berlaku secara terus menerus. Oleh karena itu perlu dibuat protokol kualifikasi operasional atau kajian tentang pengolahan air di PT. Otsuka Indonesia (Persero) Tbk.



I.B Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan tugas khusus tentang



kualifikasi



operasional/Operational Qualification (OQ) water system adalah :



2



1.



Memperoleh wawasan dan pengetahuan yang lebih luas mengenai segala aspek pengolahan air di industri farmasi khususnya di PT. Otsuka Indonesia (Persero) Tbk, sesuai dengan yang dipersyaratkan.



2.



Memahami dan mengetahui proses penyusuan protokol kualifikasi operasinal Water system di PT. Otsuka Indonesia (Persero) Tbk,



3



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



II.A Kualifikasi Kualifikasi adalah “kegiatan pembuktian” bahwa perlengkapan, fasilitas atau sistem yang digunakan dalam suatu proses/sistem akan selalu bekerja sesuai dengan kriteria yang diinginkan dan konsisten. Validasi/kualifikasi mesin, peralatan produksi dan sarana penunjang terdiri dari 4 tingkatan, yaitu: a. Kualifikasi Rancangan (Design Qualification) Kualifikasi rancangan adalah unsur pertama dalam melakukan validasi terhadap fasilitas, sistem atau peralatan baru. Tujuannya adalah untuk menjamin dan mendokumentasikan bahwa sistem atau peralatan atau bangunan yang akan dipasang atau dibangun sesuai dengan ketentuan atau spesifikasi yang diatur dalam ketentuan CPOB yang berlaku. Kualifikasi ini dilakukan sebelum instalasi (pemasangan) alat/mesin/ prasarana produksi. b. Kualifikasi Instalasi (Installation Qualification) Tujuannya adalah untuk menjamin dan mendokumentasikan bahwa sistem atau peralatan yang diinstalasi sesuai dengan spesifikasi yang tertera pada dokumen



pembelian,



pemasangannya dilakukan ditetapkan. Kualifikasi



manual



alat



memenuhi



yang



bersangkutan



spesifikasi



yang



dan telah



instalasi dilakukan pada waktu instalasi



(pemasangan baru), modifikasi atau pemindahan alat yang bersangkutan. c. Kualifikasi Operasional (Operational Qualification) Tujuannya adalah untuk menjamin dan mendokumentasikan bahwa sistem atau peralatan yang



telah



diinstalasi



bekerja



(beroperasi)



sesuai



dengan spesifikasi yang diinginkan. Kualifikasi operasional dilakukan



4



setelah kualifikasi



instalasi



(pemasangan



baru),



modifikasi



atau



pemindahan alat yang bersangkutan. d. Kualifikasi Kinerja (Performance Qualification) Tujuannya adalah untuk menjamin dan mendokumentasikan bahwa sistem atau peralatan yang telah diinstalasi bekerja sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan dengan cara menjalankan sistem sesuai dengan tujuan penggunaan.



Kualifikasi alat bertujuan untuk



mendokumentasikan bahwa peralatan



yang dikualifikasi dapat beroperasi pada batas operasional yang ditetapkan dan bekerja dengan hasil yang konsisten serta memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, pelaksanaan kualifikasi dari suatu peralatan sangat penting untuk menunjang proses pembuatan obat yang baik agar sesuai dengan pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). PT. Otsuka Indonesia



(Persero)



Tbk, senantiasa selalu melakukan



serangkaian kegiatan kalibrasi, kualifikasi dan validasi pada setiap aspek penting dalam pembuatan obat salah satunya berupa kualifikasi peralatan yang pada akhirnya akan tercapai dan terjaga mutu yang tinggi dari setiap produk yang dihasilkan. Sebelum pelaksanaan kualifikasi, harus disusun protokol kualifikasi sebagai dokumen kualifikasi yang berfungsi sebagai panduan pelaksanaan validasi. Verifikasi installation qualification dan operation qualification juga diperlukan sebagai dasar dilakukannya kualifikasi lanjutan untuk melihat kinerja (performance) dari alat.



II.B Water System Air merupakan salah satu aspek kritis (vital) dalam pelaksanaan c-GMP. Hal tersebut disebabkan air merupakan bahan baku dalam jumlah besar, terutama untuk sediaan sirup obat suntik cair, cairan infus, dan lain-lain. Bila tercemar, beresiko sangat fatal bagi pemakai (pasien). Tujuan dari sistem pengolahan air untuk produksi adalah menghilangkan cemaran sesuai dengan standar kualitas air



5



yang telah ditetapkan. Dalam pengolahan air dilakukan pengelompokan jenis-jenis air antara lain:  Raw water Air baku atau raw water adalah air yang dapat diperoleh dari lingkungan, seperti air hujan, air sungai, air danau, air laut yang perlu dilakukan pengolahan sebelumnya (pemurnian) sebelum dikonsumsi atau di gunakan untuk keperluan industri. Karena air merupakan solvent universal dan praktis hampir semua zat dapat dikatakan larut (dalam kadar tertentu) di dalamnya. Dengan sifatnya ini, air akan mudah terkontaminasi oleh senyawa lain. Apapun sumber yang akan digunakan sebagai sumber air industri, maka air baku perlu dikondisikan dengan mengolah terlebih dahulu melalui water treatment yang memadai. Raw water digunakan untuk pemadam kebakaran, menyiram tanaman, dan lain-lain. Dengan pembuatan dari air sumur, air PDAM, dan lain-lain.  Potable Water Portable water digunakan untuk mencuci pakaian, cuci alat non-steril, pembersihan ruangan, cuci tangan, kamar mandi, dan lain-lain. Metode pembuatan air jenis ini yaitu dengan cara mengolah raw water dengan iron removal, sand filter, chlorinasi, carbon filter.  Drinking Water Air yang sehari – hari kita minum dan berasal dari sumber alam yang tersedia seperti air sungai, danau, payau, tanah, dan laut. Treatment yang dilakukan seperti softening (penghilangan kesadahan/zat Calsium dan Magnesium dihilangkan), penghilangan ion (ion spesifik yang dihilangkan seperti bebas klorin), reduksi partikel (reduksi jumlah partikel dan ukuran partikel yang tidak sesuai seperti lumpur, pasir), dan treatment antimikroba (penghilangan mikroba biasanya dengan pemanasan ataupun UV panjang gelombang 365).



6



 Purified Water Air dengan spesifikasi purified water digunakan untuk cuci akhir kontainer, produksi sirup/tablet/coating, dan lain-lain. Pembuatannya dilakukan dengan mengolah potable water dengan Deionisasi yang dilanjutkan dengan filtrasi pada ukuran 3µ, 1µ kemudian 0,2µ. Setelah disaring dilanjutkan dengan penyinaran UV untuk membunuh bakteri. Dalam skala pembuatan air jenis ini, ada istilah Reverse Osmosis yaitu potable water melewati pori-pori dengan diameter mikrometer.  Highly purified water Sama halnya purified water, air jenis ini juga hendaknya disiapkan dari sumber air yang dapat diminum. Highly purified water ini ditemukan hanya



di



Pharmacope



Eropa



(European



pharmacopoeia)



karena



spesifikasinya yang unik. grade airnya harus sama dengan standar kualitas dari water for injections (WFI) termasuk limit for endotoxins, tetapi beda dalam hal pengolahannya (water-treatment methode), yakni tidak menggunakan destilasi. HPW (highly Purified Water) biasanya disiapkan menggunakan kombinasi dari berbagai metode seperti RO (Reversed osmosis), Ultrafiltrasi, dan Deionisasi. -Nb: mengenai RO akan dibahas lebih lanjut ditulisan berikutnya.  Water for Injection Water For Injections merupakan air yang digunakan untuk produksi sediaan injeksi. Dengan demikian, syaratnya sangat ketat. Water for Injection bukanlah air steril dan bukan final dosage form. WFI merupakan produk ruah intermediet (intermediate bulk product). Di dalam pharmacopoeial WPU, Water For Injection merupakan kualitas paling tinggi dari jenis air–air lainnya untuk industri farmasi. Cara/teknik pemurnian termasuk bagian dari spesifikasi dari WFI. International pharmacopoeia dan European Pharmacopoeia mengharuskan Destilasi sebagai tahap final purifikasi. (Bebas pirogen, bebas endotoksin, bebas mikroba, bebas kandungan kimia, dan bebas partikel, serta menggunakan destilasi sebagai tahap akhir pemurnian). Spesifikasi air jenis ini



7



difungsikan dalam pencucian akhir kontainer sterile, cuci vial/ampul, produksi steril, dan laboratorium.



II.C Water System di PT. Otsuka Indonesia (Persero) Tbk, Pengolahan air di PT. Otsuka Indonesia (Persero) Tbk, diklasifikasikan menjadi 3 proses yaitu sebagai berikut :  Pretreatment  Pemurnian (Purefication)  Distribution a.



Pretreatment Merupakan tahap paling awal dalam pengolahan air di PT. Otsuka Indonesia (Persero) Tbk, dimana raw water atau air baku di ambil dari sumber air waras lawang dengan kedalaman 100-150 meter



dengan



menggunakan pompa air. Kemudian akan dilakukan beberapa proses (Tabel 1) pre treatment sampai dihasilkan out put berupa Portable Water.



Tabel 1. Proses Pretreatment Alat



Fungsi



Proses



Titik Kritis



Bahan baku air (Raw water) dari 4 deep well (Sumur artesis)



Pengambilan air dengan Water Pump



Flow rate, Pressure Gauge (4 bar)



Mengurangi Fe



Oksidasi Fe2+  Fe 3+ (mengendap)



Hasil uji konduktivitas, Cek Visual



Reservoir/ Mengurangi Basin mikroba



Pengendapan/ Sedimen (+) NaOCl



Visual, Hasil uji Mikro, kadar NaOCl



Sand Filter



Menyaring partikel ukuran tertentu



Regenerasi sand filter (NaOCl & AP kadar 5%), Pressure (5 bar)



Deep Well Iron Removal



Mengurangi partikel Output



Metode Uji



Uji Mikrobiologi Uji Kimia*)



Potable Water (PW)



*) Lihat Parameter uji Mikrobiologi dan Kimia



8



b. Treatment / Purification Merupakan proses inti dalam water system dimana air dimurnikan dengan metode resin penukar ion (ion exchanger) yang nantinya akan menghasilkan air yang memenuhi persyaratan untuk proses produksi. Pengolahan yang pertama yaitu dengan melewatkan air sumber tersebut ke Sand Filter, kemudian ke Carbon Filter yang berfungsi untuk filtrasi dan menyerap senyawasenyawa yang bermolekul besar. Air yang sudah melewati filter dideionisasi dengan cara melewatkan di tabung Kation dan Anion selama waktu tertentu dengan tujuan ion-ion yang ada di dalam air dapat hilang. Tabung kation akan menarik ion-ion negatif dalam air, lama waktu air dalam tabung kation 40 menit. Sedangkan tabung anion akan menarik ion-ion positif dalam air dengan waktu 60 menit. Air masuk ke Mixed Bed (Resin yang terdapat campuran kation dan anion) untuk diolah lagi agar sisa dari Kation dan Anion sebelumnya bisa diminimalkan dan



menjadi



aquadem



yang



lunak.



Air



kemudian



akan



dialirkan



menuju Conductivity Sensor dengan filter 1 µm, air tersebut diharapkan mempunyai konduktivitas < 30, jika tidak sesuai maka alarm akan berbunyi. Tabung kation, tabung anion, serta mixed bed harus sering dicek dan dilihat efektifitasnya, karena suatu saat akan menjadi jenuh. Air yang telah melewati pengolahan ini dinamakan Aqua Demineralisasi (Aquadem). Aquadem kemudian ditampung di tangki, yang mana aquadem tersebut akan diolah kembali menjadi Purified Water untuk proses filling produk, dan lain-lain. Untuk menjadi Purified Water, maka air tersebut akan diolah dengan melewatkan air ke dalam membran dengan ukuran mikro agar kualitas air lebih terjamin dan menekan kontaminasi. Membran filter yang pertama yaitu cartridge 5 µm.



Tabel. 2 Proses Pemurnian Alat Carbon Filter



Fungsi



Proses



Titik Kritis



Pengambilan Presure  Mengurangi air dgn Water Gauge partikel Dosis Klorin  Menyerap Bau, Pump rasa, dari Klorine



Metode Uji Uji Mikrobiologi Uji Kimia



9



(NaOCl)



Anion tank



Kation tank



Mix Bed



Mengurangi Mengikat Regenerasi kesadahan air dgn ion Mg+ resin anion Penukar ion antara dgn NaOH fase air & fase solid resin Mengikat ion Regenerasi Ca+ resin kation dgn HCl Mengurangi kesadahan air



Output



Uji kandungan kimia



Uji kandungan kimia



Ion exchange



Regenerasi Uji resin anion kandungan kation dgn kimia HCl & NaOH Purified water (DMW, DIW)



Tahapan-tahapan dalam resin penukar ion dapat ditunjukan sebagai berikut:



Gambar. 1 Tahapan Operasional Pada Penukar Ion



Operasi Sistem Pertukaran Ion Operasi sistem pertukaran ion dilaksanakan dalam empat tahap, yaitu :



10



1. Tahap layanan (service) 2. Tahap pencucian balik (backwash) 3. Tahap regenerasi, dan



Maintanance



4. Tahap pembilasan



Tahap Layanan Tahap layanan adalah tahap dimana terjadi reaksi pertukaran ion, seperti ditunjukkan oleh reaksi-reaksi. Prinsip tahap layanan ditentukan oleh konsentrasi ion yang dihilangkan terhadap waktu, atau volume air produk yang dihasilkan. Hal yang penting pada tahap layanan adalah kapasitas (teoritik dan operasi) dan beban pertukaran ion (ion exchange load). Tahap layanan ini dilakukan dengan cara mengalirkan air umpan dari atas (down flow).



Tahap Pencucian Balik Tahap pencucian balik dilakukan jika kemampuan resin telah mencapai titik habis. Sebagai pencuci digunakan air produk. Pencucian balik mempunyai sasaran sebagai berikut : 1) Pemecahan resin yang tergumpal 2) Penghilangan partikel halus yang terperangkap dalam ruang antar resin 3) Penghilangan kantong-kantong gas dalam unggun, dan 4) Pembentukan ulang lapisan resin Pencucian balik dilakukan dengan pengaliran air dari bawah ke atas (up flow). Pada tahap ini terjadi pengembangan unggun antara 50 hingga 70%.



Tahap Regenerasi Tahap regenerasi adalah operasi penggantian ion yang terserap dengan ion awal yang semula berada dalam matriks resin dan pengembalian kapasitas ke tingkat awal atau ke tingkat yang diinginkan. Larutan regenerasi harus dapat menghasilkan titik puncak (mengembalikan waktu regenerasi dan jumlah larutan yang digunakan). Jika sistem dapat dikembalikan ke kemampuan pertukaran awal, maka ekivalen ion yang digantikan harus sama dengan ion yang dihilangkan



11



selama tahap layanan. Jadi secara teoritik, jumlah larutan regenerasi (dalam ekivalen) harus sama dengan jumlah ion (dalam ekivalen) yang dihilangkan (kebutuhan larutan regenerasi teoritik). Operasi regenerasi agar resin mempunyai kapasitas seperti semula sangat mahal, oleh sebab itu maka regenerasi hanya dilakukan untuk menghasilkan sebagian dari kemampuan pertukaran awal. Perbandingan kapasitas operasi yang dihasilkan pada tingkat regenerasi tertentu dengan kapasitas pertukaran yang secara teoritik yang dapat dihasilkan pada tingkat regenerasi itu disebut efisiensi regenerasi. Efisiensi regenerasi resin penukar kation asam kuat yang diregenerasi dengan H2 anion basa kuat yang diregenerasi dengan NaOH antara 20-50%, oleh sebab itu pemakaian larutan regenerasi 2-5 kali lebih besar dari kebutuhan teoritik. Pada resin penukar kation asam lemah dan resin penukar anion basa lemah efisiensi dapat mendekati harga 100%, atau dengan kata lain kebutuhan larutan regenerasi untuk resin penukar golongan lemah lebih sedikit. Hal tersebut dapat dijelaskan dengan dua alasan. Pertama, hubungan ikatan kuat resin golongan lemah dengan ion H dan ion OH lebih besar dibandingkan dengan resin golongan kuat. Kedua, nilai koefisien selektivitas untuk regenerasi adalah kebalikan dari koefisien selektivitas untuk pertukaran awal.



Tahap Pembilasan Tahap pembilasan dilakukan untuk menghilangkan sisa larutan regenerasi yang terperangkap oleh resin. Pembilasan dilakukan menggunakan air produk dengan aliran down flow dan dilaksanakan dalam dua tingkat, yaitu : 1. Tingkat laju alir rendah untuk menghilangkan larutan regenerasi, dan 2. Tingkat laju alir tinggi untuk menghilangkan sisa ion. Limbah pembilasan tingkat laju alir rendah digabungkan dengan larutan garam dan dibuang, sedangkan limbah pembilasan tingkat laju alir tinggi disimpan dan digunakan sebagai pelarut senyawa untuk regenerasi.



12



c. Distribution Proses distribusi pada water system dimulai setelah proses treatment atau purification, dimana dalam proses ini meliputi distribusi drinking water maupun purified water. Distribusi air untuk produksi di PT. Otsuka Indonesia (Persero) Tbk dilakukan dengan sistem looping yaitu air mengalir selama 24 jam dengan suhu air dijaga pada 700C. Proses looping dikontrol dari gedung water system (GWS) yang menjadi pusat pengaturan looping air. Dalam proses looping air juga dilakukan sanitasi untuk memastikan tidak adanya mikroorganisme yang tumbuh sehingga berbahaya apabila digunakan dalam produksi. Sanitasi digunakan ozon (O3) dan lampu UV, keduanya sama-sama berfungsi untuk memecah dinding sel mikroorganisme dan menginaktivasinya. Selain mikroorganisme, ukuran partikel dalam air untuk produksi juga perlu diperhatikan, sehingga digunakan filter ukuran 5 µm untuk memastikan tidak adanya partikel berukuran besar. Kontrol kualitas air pada proses distribusi dilakukan dengan pengujian secara mikrobiologi dan kimia untuk memastikan air dalam proses distribusi selalu memenuhi persyaratan. Uji dilakukan setiap minggu pada peralatan untuk distribusi dan user point. Hasil dari uji ini akan dijadikan dasar tindakan apabila ada parameter uji yang tidak memenuhi persyaratan, sehingga dapat dicari solusi penyelesaiannya. Tabel. 3. Proses Distribusi Alat



Fungsi



Proses



Titik Kritis



GWS*)



Mengalirkan air ke user point



Water Looping



UV lamp



Sterilisasi mikroorganisme di air



Inaktivasi Uji Kandungan Mikroorganisme Mikrobiologi



Ozonisasi



 Sterilisasi mikroorganisme  Sanitasi



Memecah Dinding Sel



Output *) GWS : gedung water system



Metode Uji



24 jam, 700 C



Uji Kandungan Mikrobiologi User Point



13



Tahap lanjut setelah proses distribusi sebagai berikut : Alat



Fungsi



Proses



Finn Aqua Generator



Destilasi air shg dihasilkan WFI



Destilasi



Filter 0,5 µ



Menyaring partikel uk > 0,5µ pada DIW Output



Filterisasi



Titik Kritis



Metode Uji



Parameter WFI



User Point



II.E Tanggung Jawab Pelaksanaan Kualifikasi Operasional a. Pemastian Mutu (QA) 1. Bersama – sama dengan bagian Teknik/utilities dan QC menyusun protokol IQ/OQ serta pelaporannya. 2. Bersama – sama dengan Teknik/utilities menentukan desain sesuai dengan tujuan penggunaan peralatan 3. Bersama-sama dengan bagian Teknik/utilities dan QC menentukan parameter uji, kriteria penerimaan, dan analisa hasil serta membuat kesimpulan hasil pengujian. b. Pengawasan Mutu (QC) 1. Bersama-sama dengan bagian Teknik/utilities melakukan pengujian terhadap parameter- parameter uji yang telah ditentukan. c. Teknik/Utilities 1. Bersama-sama bagian QA menentukan desain peralatan sesuai dengan kriteria desain yang telah ditentukan. 2. Bersama-sama dengan bagian QA melakukan pengujian terhadap parameter-parameter uji yang telah ditentukan.



II.E Standar Kualitas Air Air yang digunakan dalam industri farmasi harus memenuhi persyaratanpersyaratan tertentu sehingga dapat digunakan dalam proses produksi obat. Ada bermacam-macam mutu air tergantung dari kebutuhan yang berbeda di suatu Industri Farmasi. Pengawasan mutu air terutama mutu mikrobiologis dan kimia



14



perlu mendapatkan perhatian penting di Industri Farmasi terutama dalam menentukan sistem pengolahan air apa yang harus digunakan diIndustri Farmasi tersebut. Berikut adalah standar air yang digunakan untuk produksi sesuai dengan persyaratan CPOB. Tabel. 4 Standar Air



(Eur. Pharm & USP)



Highly Purified Water (European Pharmacopeia)



≤ 1.3 µS/cm



≤ 1.3 µS/cm



-



0.1 ppm 0.2 ppm



Total Carbon organik



< 500 ppb



< 500 ppb



< 500 ppb



Batas mikroba



< 100 cfu/ml



< 10 cfu/ml



< 10 cfu/ml



-



< 0.25 Eu/ml



< 0.25 Eu/ml



Purified Water



Parameter Konduktivitas (25o C) Logam berat Nitrat



Endotoksin



Water For Injection (Eur. Pharm)



USP



≤ 1.3 µS/cm 0.1ppm 0.1 ppm



-



Tabel.5 Syarat Purified water Parameter Appearance Odor Colour pH (FI IV) Heavy Metals Conductivity (on line) Nitrate Total komponen organic Bacteria



Reference Liquid Odorless Colourless Max. Ph Eur B9 5,0 – 7,0 0.1 ppm Pb 20ºC, Max. 4.3 µS/cm 0.2 ppm 0.5 ppm < 100 CFU



Farmakope Eropa/US/ FI



II.F Analisa Air



Adanya zat-zat terlarut dan tersuspensi dalam air menyebabkan air mempunyai kualitas atau karakteristik tertentu, yang dapat diukur dari sifat-sifat sebagai berikut :



15



1. Keasaman (acidity) Keasaman menyatakan kapasitas air untuk menetralkan basa atau alkali. Keasaman biasanya disebabkan oleh CO2, asam-asam organik, asam-asam mineral atau hasil reaksi hidrolisa. 2. Alkalinitas / basa (alkalinity/basidity) Alkalinitas menyatakan kapasitas air untuk menetralkan asam. Penyebab alkalinitas adalah bikarbonat (HCO3-), karbonat (CO32-) dan hidroksida (OH-) 3. pH pH menyatakan pengukuran aktivitas ion hidrogen (H+) 4. Salinitas (salinity) Besaran ini digunakan untuk menggolongkan kandungan mineral yang terlarut dalam air. Salinitas klorida menyatakan konsentrasi total dari keberadaan klorida, Cl-, dalam air. Harga salinitas tinggi pada air garam atau batuan garam (brine). Salinitas NaCl adalah hal yang serupa, kecuali kandungan klorida ditentukan dengan analisis yang dinyatakan sebagai NaCl. 5. Padatan Terlarut Total (Total Dissolved Solids / TDS) TDS menunjukkan jumlah ion terlarut yang disajikan pada analisis air. TDS ditentukan dengan cara pemanasan secara perlahan-lahan penguapan sejumlah kecil air sampel (50-100 ml), kemudian sisa garam kering ditimbang. Hasilnya dinyatakan sebagai mg/1 atau ppm. Jumlah TDS hasil evaporasi ini biasanya lebih kecil daripada penjumlahan ion-ion yang ditentukan pada analisis, hal ini terjadi karena adanya zat yang hilang pada saat terjadi evaporasi. 6. Densitas (density) Densitas adalah berat per satuan volume yang dinyatakan sebagai g/l, pound/gallon, kg/m, dan lain-lain. 7. Specific Gravity (Sp.Gr.) Specific Gravity adalah nisbah antara densitas air yang dianalisis terhadap air murni (tidak ada garam-garam terlarut) pada temperatur tertentu.



16



Karena merupakan perbandingan maka specific gravity tidak bersatuan. Specific gravity biasanya diukur dengan hidrometer. Hidrometer dikalibrasi pada suhu 4°C dimana densitas air murni tepat 1,000 g/l. 8. Padatan Tersuspensi Total Padatan Tersuspensi Total (Total Suspended Solids / TSS) TSS merupakan berat dari zat-zat yang tidak larut, zat-zat tersuspensi yang disaring dari volume sampel tertentu, dan lebih sering dinyatakan dengan mg/l. 9. Kekeruhan (turbidity) Turbidity merupakan sifat optik air yang berhubungan dengan penyerapan dan



penyebaran



cahaya.



Pengukuran



turbidity



secara



empirik



menunjukkan seberapa jauh pengukuran tersebut dipengaruhi oleh jumlah dan jenis zat-zat tersuspensi. Konsentrasi aktual dari zat yang tersuspensi tidak dapat ditunjukkan dan tidak ada hubungan antara pembacaan turbidity



dengan



pengukuran



berat



turbidity



padatan dapat



tersuspensi.



dengan



mudah



Walaupun dilakukan



demikian dengan



menggunakan turbiditymeter dan perubahan jenis atau jumlah padatan tersuspensi. 10. Biochemical Oxygen Demand (BOD) BOD menyatakan harga kebutuhan oksigen terlarut selama proses penguraian zat-zat organik secara biokimia aerobik. 11. Chemical Oxygen Demand (COD) COD menunjukkan jumlah oksigen yang dikonsumsi selama terjadinya oksidasi zat zat organik secara kimia pada suatu kondisi tertentu. Nilai COD biasanya dipakai untuk memantau unit pengolahan dan aliran air buangan tapi tidak dapat secara langsung menunjukkan jumlah zat-zat organik yang dapat dioksidasi secara biologik.



Parameter Uji Kimia Adapun parameter uji kimia yang dilaksanakan di PT. Otsuka Indonesia (Persero) Tbk, sebagai berikut :



17



Tabel. 6 Parameter Uji Kimia Parameter Uji Pemerian pH Klorida (Cl) Sulfat (SO4-) Amonia Kalsium (Ca) CO2 Logam Berat Zat mudah teroksidasi Zat padat total Konduktivitas



Syarat Sesuai spek 5.0 – 7.0 Negatif Negatif 0.3 ppm Negatif Negatif Max. 0.1 ppm Negatif < 0.001 % < 2.1 µS/cm



Ket



Pemantauan Harian 7 hari sekali



Untuk tahap distribusi di user point dilakukan pemantauan dan pengujian diambil dari beberapa titik sampel dibeberapa lokasi diarea produksi, dapat dilihat dalam tabel. 7 Berikut ini :



Tabel. 7 Parameter Uji Lokasi Sampel DIW (Prod. 1 & II) DIW. R. Cuci Dispensing



Jenis Pengujian Pemerian pH( Syarat 5.0-7.0)



DIW. R. Cuci Botol API (Prod. Steril) DIW (Prod. Steril)



Klorida (Syarat, Sesuai) Sulfat (syarat, Sesuai) Amonia (syarat max. 3.0 ppm)



DIW IPC DIW R. Cuci Bin Lt.3



Kalsium (Syarat, sesuai) CO2 (Syarat, sesuai)



Ket



1 Minggu Sekali



Parameter Uji Mikrobiologi Adapun parameter uji mikrobiologi yang dilaksanakan di PT. Otsuka Indonesia (Persero) Tbk, sebagai berikut :



18



Tabel. 8 Parameter Uji Mikrobiologi Parameter



Coliform (kol/100mL)



Lokasi Sumur (A,B,C,D) DW, Kation-Anion, AP, Mixbed, UV, DIW Sebelum UV Prod. Steril (API, DIW) Prod. II Non steril : DIW, DW, Kation-Anion, AP



Bakteri aerob (Kol/mL)



Endoktoksin (EU/mL)



Mixbed,UV, DIW sebelum UV Prod. II Steril : API, DIW Prod. II Non steril : DIW API



Alert Limit (kol/100mL) 8 -



Syarat Max. (Kol/100ml) 10 0



Ket. 1 Bulan Sekali 1 minggu sekali



400



500



80



100



80



100



-



< 0.25



1 Bulan Sekali



1 minggu sekali



19



BAB III METODOLOGI



III.A Waktu & Tempat Observasi/Pengumpulan Data Waktu pelaksanaan observasi lapangan dan pengumpulan data yaitu dari tanggal 7 april sampai dengan 25 april 2013. Adapun tempat dalam pelaksanaan observasi dan pengumpulan data ini yaitu dibagian Utilities Pengolahan air di PT. Otsuka Indonesia (Persero) Tbk di Jl Sumber Waras 25, Kalirejo, Lawang, Malang. III.A Metode Pengumpulan Data Untuk pengumpulan data dilakukan dengan observasi lapangan studi literatur, dan wawancara dengan petugas utilities.



20



BAB IV DATA HASIL PENGAMATAN



IV.A Protokol Kualifikasi Operasional Kualifikasi operasional untuk water system dibuat dalam dokumen kualifikasi peralatan (lampiran 1, 2, dan 3). Dimana dokumen ini akan berisi halhal yang diperlukan untuk melaksanakan kualifikasi operasional alat-alat pada water system. Selain itu dalam dokumen ini juga dilampirkan daftar periksa kualifikasi operasional yang berupa check list apa saja yang perlu dilakukan untuk membuktikan bahwa peralatan dapat melakukan operasional dengan baik, sesuai dengan kenyataan dilapangan dan check list yang telah dibuat. Dokumen ini nantinya akan digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan apabila ada permasalahan mengenai water system atau kualitas air yang dihasilkan tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan. Hasil akhir pengisian dokumen yang dilakukan oleh supervisor kualifikasi akan dicek ulang oleh asisten manajer kalibrasi, kualifikasi dan validasi (KKV), yang kemudiaan akan diberikan persetujuan oleh Manajer teknik/utilities, Manajer produksi, dan Manajer pemastian mutu.



21



BAB V PEMBAHASAN



Pemurnian



air



menggunakan



sistem



ion



exchange,



sistem



ini



menggunakan carbon aktif yang berturut-turut diikuti dengan pemasangan tangki anion, tangki kation dan tangki mix bed di PT. Otsuka Indonesia (Persero) Tbk, memiliki dua sistem sejenis yang akan digunakan secara bergantian dalam water system. Tangki karbon filter berbentuk tabung yang berisi karbon yang sudah diaktifkan dengan konduktivitas meter yang berfungsi sebagai media filtrasi. Karbon filter berfungsi untuk menghilangkan kandungan klorin sisa dari proses klorinasi. Air yang sudah tidak mengandung klorin akan dialirkan ke dalam tangki kation yang berisi resin kation. Resin kation bekerja dengan mengikat ion Ca+ dari air dengan cara pengikatan oleh ion kation. Resin kation yang digunakan dapat mengalami kejenuhan yang di tandai dengan nilai konduktivitas > 10 µS/cm. Sehingga perlu dilakukan regenerasi menggunakan asam klorida (HCl). Kemudian air akan memasuki tangki anion yang berisi resin anion, didalamnya akan terjadi pengikatan ion Mg+ atau kandungan organik serta silica dari air. Resin anion juga perlu diregenerasi jika angka konduktivitas



> 10 µS/cm



menggunakan sodium hidroksida (NaOH). Air selanjutnya dialirkan ke tangki mix bed, di dalamnya terdapat resin kation dan anion. Mixbed berfungsi untuk menghilangkan sisa Ca+ dan Mg+ dari proses ion exchanger yang mungkin masih belum sempurna dalam proses kationanion exchanger sebelumnya. Mix bed juga perlu dilakukan regenerasi dengan menggunakan asam hidroklorik untuk resin kation, dan natrium hipoklorit untuk resin anion. Dalam sekali melakukan regenerasi diperlukan HCl dan NaOH sebanyak 175-200 L. Hasil akhir dari proses treatment/purification adalah purified water yang merupakan air yang telah memenuhi persyaratan air untuk industri. Purified water yang dihasilkan jika digunakan selama 24 jam, maka air harus dikontrol



22



agar kualitasnya tetap baik, maka dilakukan sistem Looping, yaitu purified water akan diputar agar tetap berjalan, tidak stagnan ditempat, yang dapat menimbulkan tumbuhnya mikroorganisme. Ditambah dengan penyinaran sinar UV untuk membunuh mikroorganisme. Sistem looping akan



berjalan



seiring



waktu



untuk



menjaga



kualitas purified water tersebut. Setelah sekian lama digunakan air tersebut juga akan diamati oleh alat TOC analyzer yang berfungsi untuk mengetahui kadar bakteri dalam air, syarat yang diperbolehkan yaitu nilai < 500 ppBc jika lebih dari itu harus dilakukan sanitasi. Cara sanitasi yaitu air dipanaskan dengan menggunakan pemanas yang didalam tabungnya berisi oli, karena dengan menggunakan oli suhu yang dihasilkan lebih stabil. Kran-kran penyaluran purified water diminimalkan dead lock-nya dan juga sambungan-sambungan pipa tidak terdapat tonjolan tetapi harus rata untuk menghindari diamnya air pada sistem looping karena akan menyebabkan tumbuhnya mikroorganisme yang tidak dikehendaki. Proses pembuatan air PT. Otsuka Indonesia



(Persero)



Tbk,



merupakan suatu rangkaian proses yang terpadu. Air industri yang diproduksi memiliki standar kualitas tertentu. Apabila terjadi penyimpangan antara kondisi aktual air dengan standar acuan, maka perlu dilakukan treatment, baik berupa regenerasi, pembersihan atau maintenance. Proses yang dilakukan dijamin dengan adanya kualifikasi yang dilakukan sesuai dengan protokol kualifikasi operasional peralatan water system yang telah disusun.



23



BAB V KESIMPULAN DAN SARAN



V.A Kesimpulan Kualifikasi operasional merupakan bagian terpenting dalam proses pemastian mutu air sebagai sumber bahan baku air untuk bahan baku di area produksi. 1. Kualifikasi operasional water system merupakan bagian terpenting dalam proses pembuatan protap di bagian Utilities. 2. Kualifikasi operasional dilakukan setelah kualifikasi instalasi selesai dilaksanakan, dikaji dan disetujui. Kualifikasi operasional hendaklah mencakup: Kalibrasi, Prosedur pengoperasian dan pembersihan, Pelatihan operator dan ketentuan perawatan preventif.



V.B Saran Berdasarkan temuan dilapangan, adapun saran yang direkomendasikan adalah sebagai berikut : 1. Seyogyanya dilakukan pemeliharaan rutin terhadap label/penandaan yang terdapat pada alat-alat dalam komponen water system. 2. Pemeliharaan protap yang tersebar di area utilities komponen water system dan senantiasa dilakukan evaluasi dan pembaruan terhadap protap yang sudah tidak relevan lagi. 3. Standar kualitas air perlu diperhatikan agar diperoleh produk yang berkualitas.



24



DAFTAR PUSTAKA



Badan POM., 2012. Pedoman Cara Pembuatan obat yang Baik. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. Priambodo., B. 2007. Manajemen Farmasi Industri. Global Pustaka Utama: Yogyakarta. Spellman, Frank R., 2003, “Handbook of Water and Wastewater Treatment Plant Operations” Lewis Publishers, Boca Raton Hammer, Mark, J. 1977. Water and Waste-water Technology. Canada: John Wiley & Son, Inc. Spellman, Frank, R. 2003. Handbook of Water and Wastewater Treatment. United States of America: Lewis Publishers Manual Book Installation Qualification For Purified Water Storage and Distribution System Browser di search engine www.google.com keyword: water system, water system for industries pharmacy, water treatment



25



26