Kumpulan Teks Materi Renungan Malam [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Materi Renungan Malam Posted on Juli 27, 2012 by Dian PARA TARUNA TERCINTA, KITA DUDUK DI SINI BUKAN TANPA TUJUAN. KITA DUDUK DI ALAM TERBUKA, DI TENGAH MALAM YANG GELAP ADALAH UNTUK MERENUNGI SIAPA DIRI KITA, DARI MANA KITA BERASAL, APA HARAPAN KITA DALAM HIDUP, DAN JALAN APAKAH YANG KITA TEMPUH UNTUK MEWUJUDKAN HARAPAN ITU SEKALIGUS KITA PERLU TAHU, KEMANA KITA AKAN KEMBALI. PARA TARUNA TERCINTA, MUNGKIN BEBERAPA DI ANTARA KALIAN BERTANYA-TANYA, MENGAPA KALIAN HARUS MENYIMAK RENUNGAN INI, YANG PASTI, RENUNGAN INI AKAN MENJADI SAHABAT YANG BAIK BAGI KITA KARENA DIA AKAN MENYADARKAN KITA, BERUSAHA UNTUK MENGINGATKAN KITA AKAN MAKNA HIDUP INI. MAKA DARI ITU, SIMAKLAH RENUNGAN INI DENGAN PIKIRAN DAN HATI TERBUKA. SECERCAH CAHAYA HATI MENGETUK KESADARAN DIRI YA ALLAH, KAMI BERSIMPUH DI HADAPANMU KARENA KAMI SADAR TERLALU SERING MENGKHIANATIMU, TERLALU SERING MEREMEHKANMU, TERLALU SERING MENGABAIKAN PERINTAHMU, TERLALU SERING BERMAKSIAT PADAMU, KAMI TERLENA DENGAN TIPU DAYA SETAN, PADAHAL KAMI TELAH BERIKRAR “ASYHADU AN LAAILAAHA ILLA ALLAH… WA ASYHADU ANNA MUHAMMDAN RASULULLAH…” KAMI MENGAKU TELAH SERING MELANGGAR JANJI DAN SUMPAH KAMI, KAMI MENGAKU BAHWA KAMI ADALAH HAMBAMU YANG TIDAK TAHU BERTERIMA KASIH. KAMI MAKAN RIZKI PEMBERIANMU, KAMI HIRUP UDARAMU, BAHKAN KAMI DAPAT HIDUP SEMATA-MATA KARENA KEMURAHANMU YA ROBB… KAMI LUPA ENGKAULAH YANG MENGASIHI KAMI, YANG SANGAT MENYAYANGI KAMI, MESKIPUN KAMI SERING BERMAKSIAT PADAMU, MENUDUHMU TAK ADIL, BAHKAN BERBURUK SANGKA PADAMU.



YA ALLAH, AMPUNILAHA DOSA-DOSA KAMI, DAN SEMUA PENGHIANATAN KAMI PADAMU. BIMBINGLAH KAMI MENUJU JALAN YANG KAU RIDHOI YA ROBB… KAMI SEKARANG HIDUP DI MASA REMAJA, MASA YANG PENTING DALAM PERJALANAN HIDUP KAMI, MASA YANG DIPENUHI BERBAGAI TANTANGAN, MASA PENUH KESENANGAN DUNIA, MASA YANG DAPAT MEMBUAT KAMI JAUH DARIMU, NAMUN KAMI TAK SADAR. BAHKAN KAMI MENGANGGAP HANYA DUNIA LAH YANG MAMPU MEMBAHAGIAKAN KAMI. PADAHAL ENGKAULAH SATU-SATUNYA PEMUTUS PERKARA DALAM HIDUP KAMI. HANYA ENGKAU YANG MENJADIKAN SESEORANG BAHAGIA ATAU SENGSARA. KARENA ITU, JANGANLAH KAU TINGGALKAN KAMI DALAM KESESATAN. JANGAN KAU BIARKAN KAMI JAUH DARI AMPUNAN DAN RIDHOMU. “ALLAHUMMA ARINAL HAQQO HAQQO WARZUQNATTIBAAH…” YA ALLAH, TUNJUKKANLAH KEPADA KAMI YANG BENAR ITU BENAR DAN BERILAH KEKUATAN KEPADA KAMI UNTUK MELAKUKANNYA… “…WA ARINAL BATILA BATILA WARZUQNAJTINABAH” …DAN TUNJUKKANLAH KEPADA KAMI YANG SALAH ITU SALAH DAN BERILAH KEKUATAN KEPADA KAMI UNTUK MENGHINDARINYA.



TEKS RENUNGAN



Saat ini tidak ada yang tahu apa yang aku pikirkan dan rasakan Hanya aku dan tuhankulah yang tahu apa isi hatiku,serta apa yang aku rencanakan Aku akan memulai perjalanan ini dari seorang anak manusia Yang tercipta dari setetes air hina Yang terlahir tanpa daya,tanpa kuasa, serta tak satupun menyertainya Selain curahan darah bunda yang bertarung pertaruhkan nyawa Pantaskan aku melupakan asal-usulku?? Kemudian berdiri pongah, dengan setitik kuasa hendak menentang keberadaannya Alam ini, dengan segala keteraturannya Seluruh mahluk yang ada di bumi ini, dengan segala gerak-geriknya Tak Satupun yang luput dari perhatian dan genggamanNya Masih kurangkah bukti bagiku untuk keberadaan dan kuasaNya?? Pantaskah bagiku untuk menentang KuasaNya?? Kemudian berkata bahwa semua berjalan dengan sendirinya Tanpa campur tangan kodrat dan irodratNya Selama ini........mungkin aku hanya berfikir tentang diriku sendiri Selama ini.........mungkin aku hanya berfikir tentang keinginanku sendiri Pernahkah aku berpikir, bahwa disekitarku banyak yang menanti kehadiranku Alam yang merintih karena ulah tangan yang tak punya rasa Sesamaku yang menderita Pernahkah aku menoleh kepada mereka?



Sekedar kuangi beban mereka Jika mungkin tuntaskan mereka dari derita Selama ini..... Sudahkah aku mempunyai keberanian Untuk mengakui segala Kesalahan dan kekuranganku? Ataukah, aku selalu berkambing hitam kepada orang lain? Jika kemudian, ternyata aku tak lebih dari seorang pengecut Pantaskah Bagiku, Untuk menyatakan diri sebagai seorang ksatria? Cobaan bagi seorang pramuka, adalah sebuah tangga untuk mencapai taraf manusia sejati Ketabahan bagi seorang pramuka, adalah tiang penyangga yang tak boleh patah Tabah berarti tetap berpijak kepada kebenaran Meski Jutaan godaan menggoda, Apakah aku orang yang Tabah Tanggung jawab bagi ksatria adalah tanggung jawab yang mulia Tanggung jawab atas segala tindakannya Tanggung jawab atas masa depannya Tanggung jawab atas keluarganya Tanggung jawab atas bangsanya Apakah aku orang yang memiliki rasa tanggungjawab? Apa yang telah aku lakukan untuk mewujudkan tanggung jawabku? Apakah tindakanku selama ini dapat dipertangggungjawabkan? Keberanian bagi seorang pramuka Adalah keberanian berpijak pada kebenaran Keberanian yang lemah dan teraniaya Keberanian mengakui kelemahannya Keberanian untuk mempertanggungjawabkan tindakannya Apakah aku seorang yang berani? Bakti bagi seorang ksatria adalah pengabdian tanpa pamrih Ketulusan yang tak ternoda oleh kemunafikan Apakah aku orang yang berbakti? Berbakti kepada tuhan? Berbakti kepada orang tua? Berbakti kepada nusa dan bangsa? Berbakti kepada sesama?



Seorang Ksatria,bekerja bukan karena atasan Bukan Karena upah dan pujian Tetapi...........dia bekerja karena panggilan jiwa dan hati nuraninya Jika demikian, maka dia adalah orang yang merdeka? Apakah aku orang yang merdeka?? Yang dapat melepaskan segala pamrih atas apa yang dilakukan Kesucian bagi pramuka adalah kejernihan hati, pandangan dan cara berpikir Yang mampu menembus ruang dan waktu Yang mampu menembus kekuasaan sang pemegang sukma Sucikah pikiranku,hatiku,perkataan dan perbuatanku?? Sekarang aku semakin tahu akan diriku, Dengan menyebut asmaNya Maka mulai saat ini aku akan.................(jawablah dalam hatimu)



” RENUNGAN ” ANAK TERHADAP ORANG TUA Oleh : Madinah, S.Pd Posted on April 30, 2012



Terkadang tanpa sadar kita melupakan begitu saja sikap, perbuatan dan perlakuan kita kepada orang lain atau kepada saudara kita atau mungkin kepada orang yang berjasa dalam melahirkan kita di dunia ini yaitu ibu dan bapak kita. Terkadang kita memperlakukan ibu kita ibarat seorang pembantu yang dengan entengnya tanpa dosa kita menyuruh beliau untuk untuk melayani semua kebutuhan, mulai dari mencuci pakaian dan menyiapkan makan. Tanpa kita sadari kerkadang kita membentak dan marah kepada orang tua kita kalau apa yang mereka lakukan tidak sesuai dengan harapan kita pada itu adalah dosa besar. Bapak dan ibu adalah dua sosok yang seharusnya kita muliakan, kita hormati dan kita perlakukan bak laksana seorang raja dan permaisurinya. Yang kita siap sedia membantu meringankan beban hidupnya, meringankan pekerjaannya bukan malah sebaliknya kita membuat mereka seolah-olah tak berhenti bekerja. Dikala kita masih dikandungan mereka dengan ikhlas merawat kita, membawa kita kemanapun mereka pergi walupun dengan beban yang sangat berat. Belum lagi ketika mau melahirkanpun seorang ibu berjuang antara hidup dan mati untuk bisa melahirkan kita ke dunia ini Setelah lahir dengan selamat kitapun disambut dengan riang gembira, tanpa merasakan lagi sakit yang amat sangat. Seolah-olah sakit yang baru saja ia rasakan sudah sembuh dengan kehadiran kita. Belum lagi kekhawatiran kedua orang tua kita ketika usia kita menginjak dewasa merekapun dengan susah payah mencarikan uang untuk menyekolahkan kita bila perlu mencarikan lembaga pendidikan yang favorit atau yang bisa membuat kehidupan kita lebih baik dari kehidupan yang sedang mereka jalani saat ini. Bahkan untuk seorang anaknya seorang ibu atau ayah rela untuk mengorbankan semua harta bendanya dikala kita sakit atau disaat kita



membutuhkan uang untuk melanjutkan sekolah, mereka dengan rela menjual harta benda yang mereka miliki, agar anaknya bisa menjadi sukses dan berhasil. Begitu besar pengorbanan orang tua kepada kita tapi balasan bagi mereka malah sebaliknya. Benarlah apa yang dikatakan Peribahasa “ air susu dibalas dengan air tuba”. Ayah dan ibu kita menyayangi kita sepenuh hati tapi kita menyanginya separoh hati.. Padahal kita bisa membalas budi kepada orang tua kita….?! mana susu yang kita minum yang diberikan oleh ibu kita dengan ikhlas tanpa minta imbalan sedikitpun..?! mana bubur yang selalu kita makan setiap hari, mana baju yang kita pakai setiap hari, mana uang sekolah dan uang jajan yang kita pakai untuk kesenangan kita dan mana ….(masih banyak lagi) yang seandainya bapak ibu kita minta imbalan itu tentu kita tidak bisa membalasnya walaupun dengan uang banyak sekalipun. Salah satu bentuk kedurhakaan seorang anak terhadap orang tuanya yang sering dilakukan adalah dengan berkata-kata kasar. Padahal Ibu selalu melayaninya kebutuhan kita walau terkadang diluar kemampuannya dengan ridha dan ikhlas terhadap anak-anaknya meskipun mereka dalam keadaan sedang sakit. Marilah dengan kegiatan perkemahan ini kita tunjukan kemandirian kita, perubahan prilaku kita dari kekanak-kanakan, manja dan ketergantungan menuju pada kedewasaan, bertindak dan bertanggung jawab dan berguna bagi agama bangsa dan negara . ini sebagai pengharapan dari tiga orang tua Bagi orang tua, anak merupakan harta yang paling bermanfaat bagi dunia dan akhirat. Oleh karena itu, orang tua melakukan berbagai upaya untuk keberhasilan anak-anaknya, apapun yang dilakukan oleh orang tua pada ujungnya adalah untuk kebahagiaan anak-anaknya. Upaya orang tua untuk keberhasilan anak, mereka rela berkorban jiwa raganya untuk mencarikan biaya dan berdoa siang malam untuk keselamatan dan keberhasilan dambaan hatinya. Disinilah kita perlu memahami perjuangan yang mendalam terhadap pengorbanan orang tua. Dengan jalan perenungan pada saat dimana orang tua sedang beraktifitas dibawah teriknya matahari, dapat kita bayangkan “orang tuanya petani pasti disibukkan oleh ladang dan cangkulnya, guru disibukan oleh murid dan kenakalannya, pegawai pasti disibukkan oleh tugas dan dimarahi



atasannya dan orang tuanya pedagang disibukan oleh barang perniagaan dan untung maupun kerugianya. Jerih payah orang tua yang diperoleh dengan kerja keras tersebut dikirimkan untuk keperluan biaya sekolah, biaya untuk kebutuhan sehari-hari. Bahkan sering sebagian orang tua terpaksa menjual berbagai harta yang dimilikinya untuk mampu membiayai berbagai kebutuhan anaknya untuk melanjutkan pendidikan guna meningkatkan kualitas taraf hidupnya. Sebagian orang tua tidak mengharapkan apapun dari perjuangan yang dilakukannya, tetapi hanya sebuah kebanggaan baginya karena sudah mampu mendidik anak-anaknya lebih sukses darinya. Walau sebagaian petani, jika anaknya sudah sarjana dan sukses, tetap menjadi petani dan pekerja bangunan pun juga seperti itu. Oleh karena itu, perjuangan orang tua tentu tidak boleh disia-siakan, karena menyangkut dengan kesuksesan si anak. Orang tua selalu berupaya untuk mendorong anak-anaknya agar selalu sukses. Selain itu jangan sekedar mencari gelar sarjana jikalau tidak memiliki kualitas, tetapi harus menjadi sarjana berkualitas. Sebab selain mampu membahagiakan orang tua juga memberikan manfaat bagi diri sendiri. Sesungguhnya jasa dan pengorbanan yang telah diberikan oleh kedua orang tua kita kepada kita hingga sekarang ini tidak terhitung banyaknya. Ibu yang mengandung kita selama 9 bulan lamanya, kemudian melahirkan kita dengan mempertaruhkan nyawanya. Ketika kita masih bayi yang tak berdaya, tanpa merasa jijik mereka membersihkan kotoran-kotoran disaat kita pipis dan buang air besar, dengan rasa sabar mereka menghadapi kemarahan, rengekan, dan kenakalan kita serta dengan penuh kasih sayang mereka memberikan kita makan dan minum, dengan penuh cinta kita diberi pakaian dan pendidikan untuk masa depan kita. Namun, mampukah kita untuk membalas segala pengorbanan yang telah mereka berikan?. Seandainya jika kita merasa kesal dengan mereka disaat mereka sudah tua yang menjadikan kelakuannya kembali seperti anak-anak,



dan bahkan seandainya orang tua kita tidak berdaya untuk buang air sehingga kita yang membersihkannya kita mesti harus ingat kesabaran disaat mereka menghadapi dan merawat kita dengan penuh cinta dan harapan agar kita selamat dan panjang umur. Oleh karena itu hendaknya kita harus selalu berbakti pada orang tua kita dan senantiasa mendoakan mereka, agar segala dosadosanya yang mungkin pernah diperbuat baik sengaja ataupun tidak supaya mendapatkan ampunan dari Allah SWT.



Waktu kamu berumur 1 tahun dia menyuapi dan memandikanmu… sebagai balasannya… kau menangis sepanjang malam Waktu kamu berumur 2 tahun dia mengajarimu cara berjalan… sebagai balasannya… kau kabur saat dia memanggilmu Waktu kamu berumur 4 tahun dia memberimu pensil untuk mewarnai… sebagai balasannya… kau corat coret dinding rumah dan meja makan Waktu kamu berumur 7 tahun dia memberikanmu bola… sebagai balasannya… kau lemparkan bola ke jendela tetangga Waktu kamu berumur 10 tahun dia mengantarkanmu ke mana saja, dari kolam renang sampai pesta ulang tahun… sebagai balasannya… engkau bermain asyik dengan temanmu sampai tidak dengar panggilan orang tuamu… Waktu kamu berumur 13 tahun dia menyarankanmu untuk memotong rambut karena sudah waktunya…



sebagai balasannya… kau bilang “mama tidak tahu mode…” Waktu engkau berumur 15 tahun dia pulang kerja ingin memelukmu… sebagai balasannya… kau kunci pintu kamarmu Waktu engkau berumur 18 tahun dia menangis terharu ketika engkau lulus SMA… sebagai balasannya… kau berpesta dengan teman-temanmu sampai pagi Waktu engkau berumur 19 tahun dia membayar semua kuliahmu dan mengantarmu ke kampus pada hari pertama… sebagai balasannya… kau minta diturunkan jauh dari pintu gerbang biar nggak malu sama teman-teman karena orang tuamu jelek Waktu engkau berumur 20 tahun dia bertanya “Dari mana saja seharian ini?” sebagai balasannya… kau menjawab “Ah cerewet amat sih” mau tau urusan anak muda Waktu engkau berumur 25 tahun dia membantumu membiayai pernikahanmu… sebagai balasannya… engkau pindah ke kota lain menjauhi orang tuamu Waktu engkau berumur 30 tahun dia memberimu nasehat bagaimana merawat bayimu… sebagai balasannya… engkau katakan “Sekarang zamannya sudah beda, Ma…”



Waktu engkau sudah jadi orang sukses dia menelponmu untuk diantar ke acara syukuran salah satu saudara dekatmu… sebagai balasannya… engkau jawab “Aku sibuk sekali, Banyak kerjaan kantor, Ma…” Waktu engkau berumur 35 tahun dia sakit-sakitan sehingga memerlukan perawatanmu… sebagai balasannya… engkau baca tentang pengaruh negatif orang tua yang numpang tinggal di rumah anaknya Dan hingga SUATU HARI dia meninggal dunia dengan tenang… dan tiba-tiba engkau teringat semua yang belum pernah engkau lakukan… dan itu menghantam HATIMU bagaikan pukulan QODAM Maka… JIKA ORANG TUAMU MASIH ADA… BERIKANLAH KASIH SAYANG DAN PERHATIAN LEBIH DARI YANG PERNAH ENGKAU BERIKAN SELAMA INI JIKA ORANG TUAMU SUDAH TIADA… INGATLAH KASIH SAYANG DAN CINTANYA YANG TELAH DIBERIKANNYA DENGAN TULUS IKHLAS KEPADAMU… DAN DOAKANLAH… MOHONKANLAH KEPADA ALLAH AMPUNAN BAGI KEDUANYA



“Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil” (QS. Al Israa’:24) “Ya Tuhan kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapaku dan sekalian orangorang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat)” (QS. Ibrahim:41) “Ya Tuhanku! Ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain kebinasaan” (QS. Nuh:28)



Renungan Anak untuk Orang Tua (kutipan) Cobalah katakan pada dirimu, cobalah renungkan. Katakanlah… Saya ada karena kehendak Allah , saya dilahirkan oleh ibu saya, saya dididik agar menjadi anak yang berguna bagi keluarga, orang tua saya selalu mendidik saya dengan KASIH SAYANG. Orang tua mencintai anaknya dengan sepenuh hati. Tak ada yang terlewatkan. Marilah kita merenung… Beberapa tahun lalu saat kita dikandung oleh orang tua, betapa bahagia mereka, mengharap anak yang akan lahir adalah anak yang berbakti dan selalu sayang kepadanya. Tapi coba renungkan, apakah kita begitu? Saat melahirkan kita, orang tua kita merasakan sakit yang amat sangat, menangis kesakitan, antara hidup dan mati.bahkan mungkin jika diberi pilihan



oleh tuhan antara menyelamatkan nyawanya atau nyawa bayinya, pastilah ia akan memilih menyelamatkan bayiny, ibu memberikan kita asi waktu bay1, menahan derita menggendong kita seharian. Tapi apa????apakah kita saat ini cuma melihat beliau dengan penderitaannya, mencaci makinya, melawannya, mengacuhkannya… Coba renungkan… Sekarang apa balasan kita????? Saya juga pernah berkata yang tidak baik pada orang tua saya, membentak, kata-kata kasar,ejekan.hampir semua anak pernah melakukannya.. RENUNGILAH SEJENAK Pernahkah kita tahu… Setiap malam orang tua kita, ibu kita terbangun tengah malam dan menangis di bantalnya, menangis oleh kata kata kita yang terlalu menyakitinya???? Sadarkah kita saat kita membentak ibu kita, ternyata mereka sangat sabar, namun di belakang mereka merasakan perih di hati mereka, tangisan lirih. Saat kita pergi meninggalkan mereka karena marah… orang tua kita sangatlah sedih.. mereka akan menyesali diri mereka, baikkah itu? Coba renungkan anak mana yang mau melihat orang tua mereka menangis? Mungkin kita tak pernah mau memikirkan kepedihan yang dirasakan oleh ibu kita. Saat kita marah, saat kita meninggalkan rumah.. ibu kita akan menangis.



Baikkah itu?senangkah kalian?anak mana yang senang membuat orangtua mereka menangis, membuat orang tua merasa sangat tak berharga hanya karena kata – kata dan kelakuan anak mereka???? RENUNGKANLAH!!!! Mungkin saat ini beliau masih ada, masih sehat. Dan saat ini mungkin kamu sedang menuntut pendidikan, jauh dari orangtua. yang membuatnya sedih Cobalah perhatikan, tiap libur akademik saat bertemu orang tua kita, perhatikanlah… rambut mereka makin memutih… kulit mereka makin berkerut… sinar wajahnya makin meredup… masihkah kalian belum sadar??? Kata kata yang telah kita ucapkan yang kadang membuat mereka terbangun di tengah malam untuk menangisi kata kata kasar, bentakan itu, namun mengapa kita tak pernah menyadari. Mengapa kita tak mau minta maaf???? Ingatlah… tak ada yang menjamin bahwa ibu kita akan tetap ada mendampingi kita saat pulang… mungkin saat kita pulang kita masih bisa menemui ibu kita tersayang. Tetapi rennungkanlah ketika kita pulang dan yang kita temui adalah sosok yang telah terbujur kaku, kita tak lagi merasakan kasih sayangnya, yang kita temui hanyalah sebuah nisan… masihkah kita ingin menyakiti hati mereka, membuat mereka menangis karena anaknya yang selalu membentaknya, meninggalkannya dalam kemarahan?? Mungkin saat ini kita sedang bahagia, jauh dari orang tua kita? Tapi pernahkah kita berpikir, apakah orang tua saya juga disana bahagia?



Renungan Islam Manusia



hanyalah



pengendara



di



atas



punggung



usianya.



Digulung



hari



demi



hari,



bulan,



dan



tahun



tanpa



terasa.



Nafas kita terus berjalan seiring jalannya Waktu, setia menuntun kita ke pintu kematian..



Sebenarnya



Satu



dunialah



hari



yang



makin



berlalu,



kita



berarti



jauhi



dan



satu



liang



hari



kuburlah



pula



yang



makin



berkurang



kita



dekati.



umur



kita.



Umur kita yang tersisa di hari ini sungguh tak ternilai harganya, sebab esok hari belum tentu jadi bagian



dari



diri



kita.



Karena



itu,



jika hari berlalu tapi tiada Kebaikan dan Kebajikan yang kita lakukan maka akan keringlah batin kita.



Jangan



tertipu



dengan



usia



muda,



karena



syarat



untuk



mati



tidaklah



harus



tua.



Jangan terperdaya dengan badan sehat, karena syarat untuk mati tidak pula harus sakit.



Teruslah



berbuat



Kritisi



semua



baik...



berkata



baik...!



yang



tidak



baik.



Walau tak banyak orang yang mengenalimu, tapi kebaikan dan kebajikan yang kita lakukanlah yang akan menuntun kita pada kebahagiaan, dan akan dikenang oleh mereka yang kita tinggalkan...



Renungan Tentang IBU . . . . . . .



Pernahkah kita mencoba mengingat akan masa lalu………..???? Sembilan bulan kita hidup dalam kandungan sang bunda…… Bunda selalu membawa kita kemanapun ia pergi……… Tak pernah ia berfikir untuk menanggalkan kita walau sejenak……… Lalu kita pun lahir dengan tangis pertama kita menyapa dunia ini…… Bunda pun selalu ikhlas merawat kita dengan penuh kasih sayang…… Kadang kita telah begitu saja mengambil waktu istirahatnya dengan tangis kita di malam hari……mengganti popok kita yang basah, memberikan kita air susu ketika kita lapar…………. Dan kita hanya bisa menangis saja ketika itu……… Kita selalu diayun, dipangku dan ditimang-timang Lalu apa balasan kita waktu itu………..???? Kita sering membuat basah baju bunda dengan air kencing kita…… Dan Bunda tak pernah sekalipun memarahi kita…… Usia kitapun beranjak perlahan…… Ingatkah ketika hari pertama kita masuk sekolah……??? Setiap pagi, Bunda selalu memandikan kita,………menyuapi kita………mengantar kita dan menunggui kita…… Bunda begitu sabar mengiringi hari kita di sekolah…… Dan kita hanya bermain ketika itu…… Lalu ketika kita beranjak remaja……… Bundapun tak henti untuk menghawatirkan kita…… Ketika kita sering pulang terlambat dengan berbagai alasaan…… Bunda hanya menatap dengan penuh cemas…… Padahal mungkin kita hanya bersenang-senang di luar sana…… Ingatkah kita pada saat hari raya idul fitri……… Sering bunda membelikan kita baju, sepatu, celana baru……… Dengan harapan kita akan merasa senang…… Ingatkah pula apa kata kita ketika itu……….. “Ah….bajunya udah kuno gak mau ah” bunda ‘nggak tau selera anak muda…



dan bunda hanya tersenyum saja…… Saat kita mengenal cinta akan sesama……… Sering kita membohongi bunda hanya untuk bercinta semata…… Dan bundapun tak pernah lepaskan kasih sayangnya untuk kita…… Ketika bunda bilang………”Nak…….mestinya kamu sekolah dulu yang benar….jangan dulu berpacaran….”” Lantas kita hanya menjawab ”bu, saya udah gede, saya tau apa yg baik buat saya, ibu jangan terlalu mengatur saya dong!!” Bunda hanya tersenyum dan menatap kita dengan penuh kasih sayang… Apakah kita ingat saat kita memasuki bangku kuliah… Bunda dengan penuh semangat memberikan biaya kuliah kita yang setinggi langit… Lalu mungkin kita juga hanya bersenang-senang saja dengan dunia yang sedikit beranjak dewasa…… Ketika kita butuh uang utk menuntaskan hasrat cinta muda kita…… Sekali lagi kita sering membohongi bunda…… dengan mengatakan….”bu……saya butuh uang….untuk biaya praktikum……kira-kira….sekian juta..” Lalu bunda bilang………….”nak…….apa tidak bisa di cicil…?? Kita dengan segera menjawab…..”gak bisa bu….harus sekali bayar……..” Kita tak pernah tahu apa yang ada di benak bunda ketika itu…… Jika saja bunda tahu bahwa itu hanyalah alasan kita semata…..karena mungkin saja yang sebenarnya adalah kita butuh uang untuk mentraktir atau menyenangkan pacar tersayang saja… Dan ternyata bunda selalu saja menyayangi dan berusaha mempercayai kita. Pada saat kita lulus kuliah……… Kita mungkin bisa melihat betapa bangganya bunda mendapati anaknya sudah menjadi seorang sarjana menangis penuh haru bahagia bunda ketika itu Lalu tak lama setelah itu……tiba-taba…. “Bu….sekarang saya sudah dewasa……saya ingin menikahi si anu……….karena saya mencintai dia………boleh kan bu……..?” Mungkin bunda akan bilang ; ”Nak mustinya kamu mencari kerja dulu, lalu setelah sedikit mapan mungkin kamu bisa menikah” Lalu apa jawab kita; ”Bu! kalo ibu percaya, .saya sanggup untuk memberikan makan dia tanpa ibu kasih, saya harap ibu tidak melarang niat saya untuk menikah sekarang, saya sudah dewasa bu, bukan anak kecil yang segalanya harus ibu perhatikan!! !” Dan demi kasih sayangnya terhadap kita, maka bundapun sekali lagi meluluskan keinginan kita, sekaligus memberikan kita sedikit bekal untuk mengarungi biduk rumah tangga kita nanti. Tak berapa lama setelah itu, kitapun merasa sanggup untuk hidup terpisah dari beliau….maka sekali lagi kita merajuk pada bunda. Pada saat bunda sudah memasuki hari tuanya, kita pun meninggalkan dia dalam hari-hari senjanya. Dan bunda tak pernah meminta kita untuk menemaninya karena bunda pikir anaknya sudah mempunyai kehidupan sendiri. Bertahun-tahun kita meninggalkan bunda dan mungkin hanya setahun sekali saja kita menengok dia, itupun pada saat Hari Raya saja.



Lalu, ketika Bunda sakit di hari tuanya, Mungkin bunda mengharapkan kasih sayang anaknya bisa sedikit menghibur dia. Tapi, sering kita mengabaikan harapan bunda…… Kita mungkin merasa direpotkan hanya dengan mengurusi seorang wanita tua yang sudah tak berdaya itu, .maka dengan tanpa ragu lagi kita antarkan bunda pada sebuah panti jompo, kita tinggalkan bunda dengan segala harapannya terhadap kita. Lalu pada saat Allah hendak menjemput dia, kita mungkin sedang tenggelam dalam kehidupan yang sudah menyita sebagian hati nurani kita. Hingga satu hari terdengar bunyi dering telepon yang memberikan kabar bahwa bunda telah tiada. Dan aku tak berani bilang bahwa mungkin saja hati kita sudah bebal dan telinga kita sudah tuli akan kenyataan ini. Ada sesal mungkin di sana, .sesal yang tak akan terbalas dengan sejuta tetesan air mata kita. Dan kitapun hanya meratapi kepergian bunda, ya bunda yang sudah mencetak kita dengan segenap kasih sayang bunda yang tak terperi ketulusannya, sesal yang tiada guna ketika kita tahu bunda pergi bersama setitik harapan bunda bahwa dia ingin anaknya ada ketika hembusan nafasnya yang terakhir memutuskan kehidupannya. Dan kita hanya terpekur menatap bekunya batu nisan bertahtakan nama bunda. Itupun jika masih ada secuil nurani kita yang masih berwarna putih. Kutuliskan ini, untuk mengenang bahwa bunda adalah pembawa syurga buat anaknya, mungkin ini tak semua benar, tapi tak mustahil ini terjadi dan ada di dunia ini. Bunda, .aku menyayangi bunda seperti aku menyayangi syurgaNYA. Maafkan anakmu ya bunda. Peluk cium anakmu selalu.