Renungan Malam Pramuka [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

RENUNGAN SUCI



Dalam nuansa keheningan malam, diantara lirihnya hembusan angin dan hawa dingin menusuk tulang, jiwa-jiwa pandu kita kembali meniti detak waktu yang telah terlampaui. Sejenak menjernihkan hati, dalam kepasrahan yang kuasa. Adik-adiku……..!!! ingatlah kembali……betapa hari-hari berlalu, telah memberi kesempatan menikmati kesegaran udara pagi, merdunya kicauan burung, hijaunya dedaunan alam, menebarkan rasa kedamaian, dengan segala keindahan dan kenikmatan, yang diciptakan oleh Sang Penguasa Alam……..atau teriknya matahari disetiap jalan perkotaan, dengan segala dinamika kehidupan yang terus berjalan… menggambarkan kemajuan di alam kemerdekaan, menghadirkan suasana tersendiri dihari-hari kita…….., dan semuannya itu….akan terus kita nikmati dan rasakan…….hingga sesosok malaikat membawa roh kita jauh dari raga,mempertanyakan semua yang kita lakukan di dunia..meminta balasan atas segala perbuatan…dengan pedihnya siksaan neraka hingga hari kiamat tiba dan menghancurkan alam seisinya. Sadarkah?? manusia kini hanya suka meminta dan selalu ingin diberi, namun tak terbesit secuil ketidaksempurnaan dalam diri.



Ingatlah, sebesar kekuasaan manusia,manusia adalah titik yang begitu kecil dibandingkan keagungan YME,manusia begitu lemah dan tak berdaya tanpa pertolongan-Nya. Adik-adiku……..renungilah dalam kalbumu tentang segala apa yang engkau perbuat dan apa akibat dari semua kelakuanmu sejak engkau masih kecil hingga menginjak remaja. Renungkanlah…… Ya Alloh… mulut ini penuh caci,maki kata-kata kotor, kata-kata pedih yang menyakiti hati,..lidah janji yang sering mendustai,,mulut yang senantiasa indah dihadapan manusia dengan segala tipu daya, yang begitu jarang menyebut namaMu..Ya Raaaaab... Kedua mata indah yang buta akan gemerlap dunia,selalu disinari cahaya neraka. Telinga penuh akan bisikan maksiat dunia..tak acuhkan suara-suara dzikir dan doa.Tak pernah mendengarkan seruan-Mu,tak bersegera saat azan berkumandang.Tangan yang jarang bersedekah penuh serakah,begitu kotor akan debu dosadosa. kaki lincah yang seharusnya kulangkahkan menuju jalanMu tapi selalu berbelok kelubang kenistaan, menuju jalan sesat tanpa ujung. Otak cerdas namun selalu picik demi mendapatkan kepuasan dunia semata, perut ini selalu lapar akan nikmat dunia, mengisinya hingga penuh tanpa belas kasih kepada orang fakir. Semakin engkau merenung…semakin engkau mengingat IBU..



MArilah kita memejamkan mata kita,.. Dan membuka mata hati kita...untuk sejenak mengenang orang yang paling berjasa dalam hidup kita yaitu oran gtua kita. Bayangkan wajah ibu kalian , ayah kalian.. Kenanglah Ibu, ibu kita... ibu yang menyayangi kalian. Ibu yang selalu meneteskan airmata ketika kita pergi Ibu yang rela tidur tanpa selimut demi melihat kita tidur nyenyak dengan dua selimut. Ibu yang selalu meneteskan air mata ketika kita terbaring sakit. Ibu yang selalu ingin melihat kita tersenyum walaupun ia harus bekerja keras. Coba renungkan....ketika ibu kita melahirkan kita. Beliau rela mengorbankan nyawa beliau untuk kita,. Beberapa tahun lalu saat kita dikandung oleh orang tua kita, betapa bahagia mereka, mereka menantikan kelahiran kita,. Dan mengharap anak yang akan lahir adalah anak yang sholeh, anak yang sholehah...yang berbakti dan selalu sayang kepada mereka. Saat Ibu melahirkan kita, ibu kita merasakan sakit yang amat sangat, menangis kesakitan, antara hidup dan mati..bahkan mungkin jika diberi pilihan oleh Allah antara menyelamatkan nyawanya atau nyawa bayinya, pastilah ia akan memilih menyelamatkan bayiny dari pada nyawanya sendiri, Tapi apa?????????????????? Apa yg kita lakukan saat ini, kita hanya melihat beliau ( Ibu dan Ayah kita dengan penderitaannya, mencaci makinya, melawannya, mengacuhkannya… Apakah kita pernah berfikir



ingin memeluk mereka..?? Apakah terfikir dibenak kita untuk membuat mereka tersenyum?? Kaka fikir, tidak,!! bahkan tadi saat adik-adik di antar oleh orang tua mengikuti kegiatan ini,. Masih ada yg berkata kasar dan merasa malu ketika mereka berada disisi kita. Adikku… Pagi itu,aku melaksanakan kewajibanku. tapi sungguh lalai dan bodohnya aku tak mencium tangan ibu. Hanya doa restu karena aku terburu-buru. Kejadian pagi itu,membuat hatiku bersalah dan tak menentu. Kurasakan beberapa keping kenangan yang hilang. Ibu ada apa denganmu?Kenapa tiba-tiba aku rindu ? ingin rasanya aku pulang saat ini dan mendekap tubuh kurus yang kulitnya mulai keriput dimakan usia. Mencium kedua tangannya yang mulai gemetar,membelai rambutnya yang mulai ditumbuhi uban, dan tidur lelap karna nyanyian merdu dari suara nya yang serak dan gemetar. Kerinduanku padamu membawaku tertidur menuju alam mimpi. Dan bahagianya aku bu…aku bertemu denganmu!!? Tapi dimanakah kita bu? Mengapa tempat ini begitu gelap dan pengap.?? tiba-tiba..Kau berjalan di depanku,..tanpa menoleh ke arahku,…kau membawaku pergi dari tempat yang pengap dan sesak ini. Mengantarku menuju jalan pulang ke rumah..,namun..sosokmu kian mengecil,!menjadi setitik cahaya yang lama-lama buram kupandang,,membuat beribu pertanyaan



menyerbuku.. ketidakpahamanku mengantarku tiba di depan rumah,dan begitu kagetnya aku!! Kain putih bersih terikat didepan rumahku, orang-orang lalu lalang…Terdengar suarasuara menderu, semakin lama semakin layu dan haru.Pertanyaanpertanyaan kembali menyerbu dalam hatiku…. Disaat kulangkahkan kaki menuju pintu rumahku, mendekati kerumunan itu kudapati sosok tubuh pucat kaku terbungkus kain kafan, “ITU IBUKU…ITU IBUKU… ITU ENGKAU IBU…” Ibu yang melahirkanku, Ibu yang mengasihiku tanpa harap budi dan balas….Ibu yang selalu kubantah perintahnya, Ibu yang tak pernah kudengar nasehatnya, Ibu yang selalu kulawan katakatanya ….. Ibu…. maafkan anakmu yang sering membuatmu menangis karena segala tingkah laku, Ibu maafkan aku yang belum sempat memberikan senyuman kebahagiaan untukmu, Ibu inikah jawaban atas semua pertanyaanku itu??



Ibu… setelah kepergianmu, dengan siapa akan kujelang harihariku?? Dengan siapa keluh kesah ini kutumpahkan dan pada siapa kemarahan ini ku adukan..



Ibu, dengan siapa kujelang



hari-hariku dan cobaan-cobaan yang siap menghadang??? Kini peri kecilmu tiada riang kembali, langit biru menjadi kelabu tanpa



kasihmu…Samudra mengering tanpamu Ibu…Ibu maafkan aku……maafkan aku… maafkan aku, Ibu… Andai kutahu kapan saat terakhirku bersamamu…kan ku berikan senyuman terindahku untukmu.Takkan kulepas dekapan hangatmu, takkan kubantah perintahmu, takkan ku abaikan nasehatmu……Ibu kini aku hanya bisa menyesali …Kini aku hanya bisa mendo’akanmu tanpa ada senyuman manismu, tanpa ada belaian tanganmu, dan tak ada lagi nyanyian penghantar tidur yang selalu kau kumandangkan… tetesan air mata membasahi pipiku membuatku tersadar dari mimpi burukku…



RENUNGKANLAH!!!! Mungkin,. saat ini beliau masih ada, masih sehat. Tapi perhatikanlah...Bayangkanlah … rambut mereka satu persatu makin memutih… kulit mereka makin berkerut… sinar wajahnya makin meredup. Masihkah kalian belum sadar??? Kata kata yang telah kita ucapkan yang kadang membuat mereka terbangun di tengah malam untuk menangis karena kata kata kasar kita, namun mengapan kita tak pernah menyadari. Mengapa kita tak mau minta maaf???? Ingatlah… tak ada yang menjamin bahwa ibu kita akan tetap ada mendampingi kita saat nanti kita sukses bahkan setelah pulang dari kegiatan ini. mungkin tadi seblum kita pulang kita masih bisa menemui ibu



dan ayah kita tersayang, masih bisa tertawa dan bercanda,. meskipun mereka telah tua, keriput, beruban, Sekarang kita bayangkan pada saat kita duduk disini,. Ada salah satu karib kerabat kalian datang dan memberi kabar agar kalian bergegas segera pulang kerumah , setelah sampai di rumah, di depan pintu, tentu kita ingin bertemu dan melihat sesosok lelaki yang selalu menjaga kita, membiayai sekolah kita yang rela membanting tulang untuk kita, bayangkan setelah kalian sampai dirumah kalian masuk kesebuah ruangan,. Ruangan tempat Lelaki itu beristirahat, namun setelah kalian masuk ,kalian sesosok lelaki sedang berbaring, terbujur kaku,. Ya ,. Itu sesosok laki-laki yang biasa kalian panggil Ayah, Bapak.. Ayah kalian yang kalian siasiakan,. Ayah yang rela menghabiskan tenaganya untuk membiayai kalian namun sering kalian lupakan, bahkan sesekali beliau menyuruh , kalian tolak,. Kalian enggan membantu lelaki itu. sekarang lelaki itu telah wafat menjadi mayat. Kita tidak bisa melihat senyumnya lagi , kita tak bias mendengar suara nya lagi,. Tiada canda tawa dari sesosok lelaki yg semasa hidupnya kalian sia-siakan. Kini masihkah kita ingin menyakiti hati mereka, membuat mereka menangis karena tingkahlaku kita. Mungkin saat ini kita sedang bahagia, bergembira bersama teman” ? Tapi pernahkah kita berpikir, apakah orang tua kita juga disana bahagia? Mungkin saat ini kita makan enak, dan tidur nyenyak.. tapi tahukah kalian?? Mungkin disana beliau sedang menahan



lapar di perut karena belum makan demi membiayai kalian sekolah dan mengikuti kegiatan ini. Ya Allah, janganlah Engkau memanggil mereka sebelum aku meminta maaf. Aku orang yang sangat berdosa, anak yang sangat berdosa. Ayah, ibu, maafkan aku. Selain sosok ibu yang berarti dalam hidup kita adalah Guru. Perjuangan seorang guru tidak dapat dinilai dengan apapun. Guru merupakan seseorang yang sangat berjasa dalam menuntut ilmu. Gurulah yang membimbing, mengajar hingga kiita bisa membaca dan menulis. Senyum indah selalu menghiasi wajahnya. Dia mengisi dengan kesabarannya. Hilang dahagaku yang haus akan ilmu. Jika disaat dia mengajar di depan kelas, namun murid-muridnya tak memperhatikannya, tapi dia tetap sabar. Meskipun ia mengerutkan wajahnya, itu pun tetap dirangkai dengan senyumnya. Tahukah kalian, betapa susahnya, betapa beratnya, dan begitu besarnya perjuangan seorang guru? Jangan pernah kalian coba untuk sakiti hati seorang guru, apalagi membuat ia kecewa dan marah pada kalian!!! Dia yang mengajari banyak hal tentang ilmu pengetahuan maupun ilmu pekerti. Memberi semangat pada kita itulah dia. Dia sangat berjasa dan sangat berpengaruh pada hidup kita. Tanpa guru dunia ini akan hampa. Ada sebuah cerita



tentang seorang guru. Jadi, pada tempo hari jadi sendu terasa. Mereka mendengar kabar bahwa sang guru dirawat di rumah sakit. Setelah mendengar kabar itu, mereka pun terdiam seribu bahasa. Mereka merenungkan sesuatu hal. Yang mereka pikirkan, apa ini ada hubungannya yang telah mereka perbuat tanpa sengaja pada tempo hari ? Hanya karena canda yang tak tepat, membuatnya marah pada mereka. Saat dia memberikan tugas, namun mereka menolaknya. Hal ini membuatnya marah, namun itu semua hanya ia pendam. Sehingga membuatnya masuk ke rumah sakit. Apakah kalian pernah terpikirkan oleh ini? Apakah kalian pernah memperdulikan perasaan guru kalian? Perasaan seorang guru itu begitu peka. Jadi jangan pernah sakiti guru kalian sampai kapanpun. Patuhilah apa yang ia perintahkan !!! Guru bekerja dengan penuh ketulusan jiwa dan



memberinya



dengan



penuh



kasih



sayang..



Seorang teman adalah tempat dimana kita mencurahkan hati. Namun, sering kita salah gunakannya. Kita sering membohongi mereka, kita sering menyakiti mereka, bahkan kita sering membuatnya marah. Padahal kita yang salah, tapi apa kalian pernah yang memulai untuk minta maaf? Mereka yang menemani kita. Hari demi hari kita lewati bersama. Atas semua kebaikan – kebaikan mereka dan sebagai tempat



curhat terbaik jangan pernah sakiti mereka. Sahabat sejati akan selalu bersama. Walau raga jauh, tapi hati selalu dekat. Jangan pernah kalian sakiti orang yang kalian sayang, jika kalian tak ingin kehilangan mereka !!



Kini kubertanya kepada diriku sendiri, “bagaimana jika kematian memanggilku?? ”Bagaimana jika malaikat maut datang menjemputku????? Sudah siapkah aku menghadap Engkau Ya ALLOH…… Adiku….. Tatkala engkau menangis,, maka akan engkau sadari begitu banyak dosa yang memberatkan hatimu hingga membuatmu susah bernafas. Renungilah……dan renungilah terus apa guna hidup di dunia bila tak ubahnya hanya seekor semut kecil tanpa induknya. Adiku…..begitu banyak nikmat yang engkau dapatkan! Begitu banyak kasih sayang yang engkau rasakan, tapi……..tak pernah ada kata syukur terucap dari mulut indah yang berlumurkan dosa. Wahai pemberi petunjuk, tuntunlah hati ini kepada kebenaran dan jauhkan dari kesesatan,… kusadari hari-hari yang telah kulalui, berkelut dengan waktu.



Waktu yang mungkin terbuang sia-sia oleh kelalaian dan kesombongan yang tak pernah hilang meski terpapar panas matahari. Ya alloh….kenapa aku ini….?? Masih lalai akan tugastugasku, masih sombong kepadamu, padahal jauh dilubuk hatiku aku ingin menjadi hambamu yang patuh, aku ingin tunduk hanya kepadamu, menghamparkan sejadah, menundukan kepala bersujud kepadamu,… Disepertiga malam ini kubasuh hatiku tuk bersujud padaMu……. ya Alloh,, tunjukan aku kejalan-Mu …..Jauhkan aku dari kesesatan … Ya alloh terimalah taubatku..



Mari lah kita sekarang bersama-sama bermunajat kepada Allah Agar Orang tua kita dan guru-guru kita selalu dalam lindungan, karunia dan kasih sayangnya-NYA,. Ya Allah,. Ampnilah dosa kami dosa kedua orang tua kami,. Sayangilah mereka sebagai mana mereka menyayangi kami. Ya allah... Ya alloh terimalah taubatku AMIEN…………….