Kunjungan Kapal Ivan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH KUNJUNGAN KAPAL



Disusun oleh : Nama



: Andis Koirul



No



: 51145397 T



Kelas



: TIII D



POLITEKNIK ILMU PELAYARAN SEMARANG TAHUN 2015/2016



DAFTAR ISI



JUDUL ....................................................................................................................... i DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii KATA PENGANTAR ............................................................................................... iii BAB I



PENDAHULUAN ..................................................................................... 1 1. Tujuan Kunjungan Kapal..................................................................... 1 2. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1



BAB II



ISI .............................................................................................................. 2 1.



Piping Line ......................................................................................... 2



2.



Prosedur Menghidupkan Generator Kapal ......................................... 9



3.



Paralel generator ................................................................................. 11



4.



Persiapan OHN Kapal ........................................................................ 14



5.



Pendingin Air Tawar Dan Air Laut .................................................... 15



BAB III PENUTUP ................................................................................................. 20 A. Kesimpulan ......................................................................................... 20 B. Saran dan Kesan ................................................................................. 20 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 21



ii



KATA PENGANTAR



Assalamualaikum Wr.Wb Segala puji hanyalah milik Allah SWT, Dzat yang telah menjadikan sebab untuk segala perkara, yang mengandung segala hikmah dan keterangan kepada hambaNya. Yang mengutus Muhammad sebagai rasul-Nya untuk membawa agama yang dan yang haq. Kunjungan Kapal adalah salah satu mata kuliah wajib pada Program Studi. Dimana setelah terlaksananya program ini diharapkan mahasiswa dapat mengerti dan mengetahui peranan ilmu perkapalan dalam proses industri, yang akan memperkaya pengetahuam mahasiswa akan penerapan ilmu perkapalan yang telah dipelajari secara teori dan skala laboratorium di bangku perkuliahan, serta melihat aplikasi nyata dari proses-prosesnya. Penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah mendukung terlaksananya kunjungan kapal ini. Dosen pembimbing dan teman-teman panitia yang telah bekerja semaksimal mungkin demi terwujudnya acara Kunjungan industri ini. Karena dengan adanya Kunjungan Kapal dapat membuka wawasan penulis tentang hubungan perkapalan dengan aplikasinya dibidang pelayaran. Penulis sadar bahwa laporan ini masih jauh dari “Kesempurnaan”, sehingga masukan dan saran sangat penulis harapkan. Sekali lagi saya ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak-pihak yang mungkin tidak tercantum yang telah banyak membantu dalam proses penyelesaian Laporan ini. Sampai di sini, Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dipergunakan dengan sebaik-baiknya. Wassalamualaikum Wr.Wb



Semarang,………………………2015



Penulis



iii



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Kunjungan Kapal Kapal sebagai sarana pelayaran mempunyai peran sangat penting dalam sistem angkutan laut. Hampir semua barang impor, ekspor dan muatan dalam jumlah sangat besar diangkut dengan kapal laut, walaupun diantara tempat-tempat dimana pengangkutan dilakukan terdapat fasilitas angkutan lain yang berupa angkutan darat dan udara. Hal ini mengingat kapal mempunyai kapasitas yang jauh lebih besar daripada sarana angkutan lainnya. Sebagai contoh pengangkutan minyak yang mencapai puluhan bahkan ratusan ribu ton. Apabila harus diangkut dengan truk tangki diperlukan ribuan kendaraan dan waktu yang lama. Tetapi bila menggunakan kapal dengan muatan yang besar, akan memerlukan waktu lebih singkat, tenaga kerja lebih sedikit dan biaya yang lebih murah. Selain itu untuk angkutan barang antar pulau atau negara, kapal merupakan satu-satunya sarana yang sesuai. Kunjungan kapal ini di latar belakangi agar para mahasiswa dapat mengetahui tentang dunia kerja, terutama di bidang perkapalan yang merupakan bagian dari kurikulum kampus. Selain itu juga agar mahasiswa mendapatkan pengalaman dan wawasan tentang dunia usaha baik khusus maupun umum. Dan kunjungan kapal ini dapat mendorong mahasiswa agar lebih semangat belajar untuk dapat mencapai kesuksesan di masa yang akan datang atau peserta didik nantinya dapat memasuki dunia kerja, maka dengan adanya kunjungan kapal ini mahasiswa dapat mempunyai gambaran bila nanti akhirnya memasuki dunia kerja.



B. Tujuan Kunjungan Kapal Adapun beberapa tujuan diselenggarakannya kunjungan kapal bagi mahasiswa sebagai berikut: 1. memperluas pengetahuan mahasiswa dalam lingkungan dunia kerja. 2. memberi informasi tentang cara kerja dan tenaga kerja perkapalan. 3. mendorong mahasiswa agar mempunyai rasa kedisiplinan dan tanggungjawab.



1



BAB II ISI



A. Piping Line 1. Pengertian Pipa adalah suatu batang silindar berongga yang dapat berfungsi untuk dilalui atau mengalirkan zat cair, uap, gas ataupun zat padat yang dapat dialirkan yang berjenis serbuk/tepung. Untuk pembuatan pipa baja dapat dibuat dengan beberapa metoda antara lain seamless pipe, butt welded pipe dan spiral welded pipe. Pembuatan pipa disesuaikan dengan kebutuhan dan dibedakan dari batas kekuatan tekanan, ketebalan dinding pipa, temperatur zat yang mengalir, jenis material berkaitan dengan korosi dan kekuatan pipa tersebut. a. Penamaan pipa sering disebut dari jenis pipa dan ukuran pipa yaitu diameter pipa. Diameter pipa sendiri dibagi dua : diameter luar dan diameter dalam, selain itu ada yang menamakan pipa dari ketebalan pipa yaitu ketebalan antara diameter luar dan diameter dalam dan sekarang dikenal dengan istilah schedules. b. Untuk instalasi pipa dikapal tentu pipa-pipa tersebut tidak hanya pipa lurus melainkan terdapat belokan , cabang, mengecil, naik dan turun. Panjang dari pipa pun beraneka ragam ada yang penjang ataupun pendek. Berkaitan dengan hal ini maka kita akan mengenal beberpa jenis sambungan pipa seperti sambungan ulir, sambungan shock , sambungan dengan las (butt welded) dan sambungan dengan menggunakan flange. Selain itu dikenal juga istilah belokan atau ellbow, cabang T atau tee, cabang “Y” dan ada juga pipa yang diameternya mengecil disebut reducer. c. Pada setiap kapal yang memiliki perlengkapan permesinan yang terdiri dari Mesin Induk , Mesin Bantu dan pompa-pompa atau kapal yang tidak dilengkapi Mesin Penggerak namun memiliki permesinan lain dan pompapompa, selalu dilengkapi dengan instalasi perpipaan. d. Instalasi pipa dikapal diganakan untuk mengalirkan fluida dari satu tanki/kompartment ke tanki lain, atau dari satu tangki ke peralatan



2



permesinan dikapal, atau mengalirkan fluida dari kapal keluar kapal atau sebaliknya. Selain itu terdapat instalasi pipa yang lain berfungsi mengalirkan gas non cair seperti pipa gas buang, pipa sistim CO2, atau instalasi pipa yang mengalirkan udara dan uap bertekanan. e. Jenis pipa yang terdapat dikapal memiliki beragam senis ditinjau dari material pipa sesuai dengan kegunaannya. Material pipa dikapal pada umumnya terbuat dari baja galvanis, baja hitam, baja campuran, stainless steel, kuningan, tembaga ataupun alumunium. Pada kegunaan tertentu terdapat pula pipa yang terbuat dari bahan non metal seperti rubber hose , gelas dan PVC. f. Untuk kapal-kapal yang dibangun mengikuti peraturan klasifikasi maka instalasi pipa harus pula mendapat persetujuan atau gambar instalasi pipa harus mendapat pengesahan dari badan klasifikasi. g. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah sistim pemeliharaan atau sistim reparasi terhadap pipa-pipa dikapal, untuk memudahkan hal tersebut maka sistim penyambungan pipa-pipa dikapal menggunakan sistim baut dan flange.



2. Sistem instalasi pipa air laut / sea water piping system



a. Sesuai dengan fungsinya , istalasi pipa air laut digunakan untuk mengalirkan air laut dari satu tanki ke tanki lain, dari luar ke dalam kapal,



3



dari kapal ke laut dan lain sebagainya. Pengaliran air laut menggunakan sarana pompa, dapat berupa pompa hisap atau pompa tekan, pompa ini disebut Pompa air laut/Sea water pump. Selain pompa pengaturan aliran instalasi air laut dikontrol dengan menggunakan sistim katub/valve. b. Pompa air laut pada umumnya menggunakan jenis pompa centrifugal disesuaikan dengan kebutuhannya . Air laut masuk kedalam kapal dengan melalui instalasi karangan laut/sea chest , yaitu pipa yang menembus bagian kulit kapal didaerah bottom. Pipa di sea chest dilengkapi katub/valve type non return valve yang terbuat dari bahan cast steel atau bronze. Setelah melalui katub sebagai pengatur masuknya air laut , air laut melewati Saringan/Strainer untuk menyaring partikel / kotoran sebelum dihisap oleh pompa Air laut/sea water pump yang mempunyai kapasitas mencukupi sesuai kebutuhan. Pengaturan kebutuhan air laut diatur dengan menggunakan manifold dan beberapa katub untuk penyalurannya yang dapat dikontrol di kamar mesin (lihat diagram pipa isometri terlampir). c. Air laut antara lain dibutuhkan untuk sistim Pemadam Kebakaran/Fire Hydrant system, sistim Pendingin Mesin Induk/Bantu/Sea Water cooling system, sistim Bilas sanitasi/Sewage flushing system, sistim Cuci Geladak/Deck washing system, sistim pencuci rantai di Hawse pipe/Chain washing system dan sistim Balas dikapal/Sea water ballast system.



3. Sistem instalasi pipa air tawar / fresh water piping system



4



a. Sesuai dengan fungsinya , istalasi pipa air Tawar/Fresh water digunakan untuk mengalirkan air Tawar dari satu tanki ke sistim yang dibutuhkan, dari luar ke dalam kapal pada saat pengisian Air Tawar , dari tanki ke katup2 didaerah ruang akomodasi untuk kebutuhan orang dikapal dan lain sebagainya. Pengaliran air Tawar menggunakan sarana pompa, dapat berupa pompa hisap atau pompa tekan, pompa ini disebut Pompa air Tawar/Fresh water pump. Selain pompa pengaturan aliran instalasi air Tawar dikontrol dengan menggunakan sistim katub/valve. b. Pompa air Tawar pada umumnya menggunakan jenis pompa centrifugal disesuaikan dengan kebutuhannya dan dilengkapi sistim Hydrophore, sehingga air Tawar yang mengalir keluar mempunyai tekanan untuk kebutuhan diseluruh ruangan di geladak. c. Air Tawar masuk kedalam kapal dengan melalui sistim pengisian melewati instalasi pipa pengisian Air Tawar dan masuk kedalam tanki Air Tawar/Fresh Water tank , pipa pengisian Air Tawar umumnya terletak digeladak yang menembus bagian bagian geladak kapal dan masuk ke Tanki Air Tawar. Pipa-pipa tersebut dilengkapi dengan katub/valve yang terbuat dari bahan stainless steel. d. Pengaturan kebutuhan air Tawar diatur dengan menggunakan manifold dan beberapa katub untuk penyalurannya yang dapat dikontrol di kamar mesin (lihat diagram pipa isometri terlampir). e. Air Tawar antara lain dibutuhkan untuk sistim instalasi ke kamar mandi dan washtafel, sistim ke Dapur , dan instalasi ke Kamar mesin.



4. Sistem instalasi pipa bahan bakar / fuel oil piping system



5



a. Instalasi pipa Bahan Bakar/Fuel Oil digunakan untuk mengalirkan kebutuhan bahan bakar dari tanki bahan bakar ke sistim di permesinan dan dari luar ke dalam kapal pada saat pengisian Bahan Bakar. Pengaliran bahan bakar menggunakan sarana pompa, dapat berupa pompa Bahan bakar atau pompa transfer bahan bakar, pompa ini disebut Pompa bahan bakar/Fuel Oil pump and Fuel Oil Transfer pump. Selanjutnya dari pompa pengaturan aliran bahan bakar juga dikontrol dengan menggunakan sistim katub/valve. b. Pompa Bahan Bakar pada umumnya menggunakan jenis pompa rotary disesuaikan dengan kebutuhannya dan dilengkapi sistim penyaringan/filter, selain menggunakan pompa bahan bakar utama, untuk kepentingan darurat sistim instalasi juga dilengkapi dengan pompa tangan bahan bakar jenis rotari/FO Rotary Hand pump. Sehingga bahan bakar dapat dipompa yang mengalirdari



tanki



bahan



bakar



ke



Mesin



Induk/Bantu/Main



Engine/Aux.Engine sesuai kebutuhan. Untuk Mesin Induk ukuran tertentu pada umumnya dilengkapi dengan pompa bahan bakar yang menyatu dengan mesin/Attached Fuel Oil pump sehingga aliran bahan bakar diambil dari tanki bahan bakar/ tangki harian bahan bakar menggunakan pompa tersebut. Pompa Transferbahan bakar/FO Transfer pump hanya berfungsi memindah kan bahan bakar dari tanki utama ke tanki Harian/FO Daily Tank. c. Untuk pengisian Bahan bakar masuk kedalam kapal dengan melalui sistim pengisian melewati instalasi pipa pengisian Bahan Bakar dan masuk kedalam tanki Bahan Bakar/Fuel Oil tank , pipa pengisian bahan bakar umumnya terletak digeladak utama dan pipa pengisian menembus bagian pelat geladak kapal dan masuk ke Tanki bahan bakar dikenal dengan nama Bunker Station. Pipa-pipa tersebut dilengkapi dengan katub/valve yang terbuat dari bahan pipa baja atau pipa stainless steel. d. Pengaturan kebutuhan bahan bakar diatur dengan menggunakan manifold dan beberapa katub untuk penyalurannya sesuai jumlah tanki dan jumlah mesin yang dapat dikontrol di kamar mesin (lihat diagram pipa isometri terlampir).



6



e. Untuk pipa bahan bakar yang keluar dari tangki harian dan mengalir menuju mesin harus dilengkapi dengan katup dengan sitim penutup otomatis dengan pegas dan dapat dioperasikan secara cepat/Quick closing valve.



5. Sistem instalasi pipa air kotor/ sewage piping system



a. Instalasi pipa Air Kotor/sewage piping system digunakan untuk mengalirkan air kotor dan air limbah dikapal dari dan ke tanki Sewage di dalam kapal. Pengaliran sewage menggunakan sarana pompa, berupa pompa Sewage/Sewage Pump. Air kotor/Sewage berasal dari buangan water closet dari setiap ruang akomodasi, yang mengalir ke tanki sewage secara gravity atau dengan tekanan air bilas/flushing , selanjutnya dari tanki sewage akan dipompa keluar kapal sesuai dengan peraturan pembuangan limbah. Pengaturan aliran air kotor juga dikontrol dengan menggunakan sistim katub/valve (lihat diagram pipa isometri terlampir). b. Pompa Sewage pada umumnya menggunakan jenis pompa rotary atau pompa piston dengan putaran rendah, disesuaikan dengan kebutuhannya dan dilengkapi sistim penghancur berupa baling-baling didalam tangki sewage, selain menggunakan pompa sewage utama pada umumnya untuk kepentingan darurat juga dilengkapi dengan pompa tangan. Sehingga sewage dapat dipompa keluar sebelum tanki penuh. c. Untuk pembersihan sistim instalasi sewage ini, dilengkapi dengan instalasi pembersih/ flushing system. Sistim pembersih menggunakan air laut , dan pembuangan sewage menggunakan pipa yang umumnya menembus kulit lambung kapal disebut overboard dan dilengkapi pula pipa pembuangan yang terletak digeladak belakang utama untuk pembuangan ke sarana



7



didarat atau tongkang pembuangan. Pipa-pipa tersebut terbuat dari bahan pipa tahan karat atau pipa stainless steel dan dilengkapi dengan katub/valve.



6. Sistem pipa lain a. Selain sistim Instalasi pipa yang utama tersebut diatas masih ada beberapa instalasi piap yang lain, diantaranya inatalasi pipa Minyak lumas, instalasi pipa Cargo (khusus untuk Tanker), Instalasi pipa pendingin mesin, instalasi pipa Udara, instalasi pipa Uap, dan instalasi pipa Bilga. b. Instalasi pipa bilga untuk pembuangan air kotor dari got kamar mesin telah dibahas sebelumya pada perihal MARPOL, termasuk untuk kapal barang dan kapal Tanker.



c. Pipa Udara adalah pipa peranginan yang harus dipasang disetiap tanki yang ada dikapal, dengan kegunaan supaya didalam tanki tidak terjadi tekanan yang membahayakan. Pipa udara harus dipasang ditanki dan keluar menembus geladak sehingga udara keluar ditempat udara bebas. Pipa udara mempunyai ketinggian digeladak diatur oleh ketentuan Load Line Convention. Ukuran diameter pipa udara harus lebih besar dari ukuran diameter pipa isi. Dibagian ujung pipa udara harus dibuat bengkok atau dipasang strainer sehingga air tidak mesuk kedalam tanki.



8



d. Pipa Gas buang/Exhaust gas pipe merupakan pipa untuk mengalirkan gas hasil pembakaran Mesin Induk/Main Engine atau mesin Bantu/Aux. Engine. Pipa gas buang terpasang dari manifold gas buang Mesin Induk/Bantu didalam kamar mesin dan terus menuju cerobong kapal/funnel . Karena pipa ini akan dialiri gas yang cukup panas maka pipa pada umumnya dibalut dengan bahan insulation.



B. Prosedur Menghidupkan Generator Kapal Prosedur Praktis Paralel Generator Karena pertambahan beban sistem kelistrikan yang harus ditanggung oleh generator maka diperlukan pertambahan daya dari generator lain untuk mengcover beban sistem kelistrikan. Untuk keperluan tersebut diperlukan paralel generator yang mengacu pada persyaratan paralel dengan prosedur sebagai berikut. 1.



Pastikan bahwa breaker dari generator yang akan diparalel (incoming generator) dalam keadaan terbuka, atau dengan kata lain incoming generator terisolasi dengan sistem.



2.



Pastikan AVR (Automatic Voltage Regulator) dalam keadaan “Automatic”, bukan manual



3.



Start Prime mover sampai pada spesifikasi putaran tanpa beban.



4.



Gunakan governor control untuk mengeset frekwensi Incoming Generator lebih tinggi 1/10 dari frekwensi sistem.



5.



Gunakan AVR untuk mengeset Tegangan Incoming Generator sama atau lebih tinggi dari sistem.



6.



Gunakan Synchroscope pada incoming generator dan set frekwensi incoming generator berputar perlahan – lahan di daerah “Fast” mendekati 0.



9



7.



Tutup breaker incoming generator saat 1 sampai 2 derajat pada synchroscope sebelum posisi 0. Dengan asumsi breaker mepunyai massa lembam dengan demikian penutupan breaker tepat pada angka 0 pada synchroscope.



8.



Matikan synchroscope



9.



Dengan governor control, buat perpindahan beban ke incoming generator secara perlahan – lahan.



10. Jika power faktor yang terbaca antara 2 generator atau lebih yang diparalel tidak sama maka, set AVR masing – masing generator sampai power faktor setiap generator mendekati sama. Jika menggunakan peralatan automatic synchronizer yang digabung dengan peralatan Load sharer dan kVA sharer kita hanya mengikuti langkah 1 dan 3, selain itu kita dapat mempersingkat semua langkah diatas. Lama waktu yang diperlukan untuk langkah – langkah diatas dengan menggunakan peralatan automatic (AS, LS dan kVA S) adalah berkisar antara 10 sampai 15 detik. Untuk menjamin kondisi layak laut maka kapal harus memenuhi standart aturan Biro Klasifikasi. Memeriksa keran (water tap) saluran bahan bakar dari tangki harian, apabila sudah dalam keadaan terbuka, maka generator kapal siap untuk dihidupkan. Langkah selanjutnya dalam menghidupkan generator kapal yaitu dengan memutar stopkontak (plug contact) agar dapat menghubungkan baterai penyimpanan dengan motor starter dan meletakan handle gas pada posisi kurang lebih setengah dari kecepatan penuh (RPM) generator kapal, kemudian lakukan start, mesin hidup, kembalikan stopkontak posisi run kemudian atur kecepatan putaran mesin, Untuk ketentuan jumlah generator dikapal, Sekurang-kurangnya dua agregat yang terpisah dari mesin penggerak utama harus disediakan untuk pemberian daya instalasi listrik [BKI, 1996]. Ini untuk menjamin jika generator terjadi kerusakan dilaut maka kapal masih dapat beroperasi. Ketentuan untuk kapasitasnya, daya keluar dari generator yang sekurang-kurangnya diperlukan untuk pelayanan dilaut harus 15% lebih tinggi daripada kebutuhan daya yang ditetapkan dalam balans daya [BKI, 1996]. Ini dimungkinkan untuk keperluan arus asut dari motor – motor listrik peralatan diatas kapal. Sedangkan untuk ketentuan paralel generator dengan kapasitas berbeda maka beda keluaran daya reaktif dari



10



setiap generator tidak boleh lebih kecil 15% dari keluaran daya reaktif generator kapasitas lebih besar dan tidak boleh lebih kecil 25% dari daya reaktif generator berkapasitas lebih kecil [BKI, 1996]. Aturan ini dimaksudkan untuk keamanan dalam operasional generator pada kapasitas berbeda supaya tidak terjadinya beban berlebih. Ketentuan untuk variasi frekwensi adalah + 5% [BKI, 1996], dengan demikian karakteristik droop generator tidak boleh lebih dari 5%, ini dimaksudkan untuk kestabilan kontrol operasional generator dikapal.



C. Paralel Generator Paralel generator dapat diartikan menggabungkan dua buah generatoratau lebih dan kemudian dioperasikan secara bersama – sama dengan tujuan : 1. Mendapatkan daya yang lebih besar. 2. Untuk effisiensi (Menghemat biaya pemakaian operasional dan Menghemat biaya pembelian) 3. Untuk memudahkan penentuan kapasitas generator. 4. Untuk menjamin kotinyuitas ketersediaan daya listrik. Sinkronisasi Jika kita hendak memparalelkan dua generator atau lebih tentunya kita harus memperhatikan beberapa persyaratan paralel generator tersebut. Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi adalah, 1.Tegangan kedua generator harus mempunyai amplitudo yang sama. 2.Tegangan kedua generator harus mempunyai frekwensi yang sama, dan 3.Tegangan antar generator harus sefasa. Dengan persyaratan diatas berlaku apabila, 1. Lebih dari dua generator yang akan kerja paralel. 2. Dua atau lebih sistem yang akan dihubungkan sejajar. 3. Generator atau pusat tenaga listrik yang akan dihubungkan pada sebuah jaringan. Metoda sederhana yang dipergunakan untuk mensikronkan dua generator atau lebih adalah dengan mempergunakan sinkroskop lampu. Yang harus diperhatikan dalam metoda sederhana ini adalah lampu – lampu indikator harus sanggup menahan dua kali tegangan antar fasa. 1. Sinkronoskop Lampu Gelap Jenis sinkronoskop lampu gelap pada prinsipnya menghubungkan antara ketiga fasa, yaitu U dengan U, V dengan V dan W dengan W. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut:



11



Gambar Skema Sinkronoskop Lampu Gelap



Pada hubungan ini jika tegangan antar fasa adalah sama maka ketiga lampu akan gelap yang disebabkan oleh beda tegangan yang ada adalah nol. Demikian juga sebaliknya, jika lampu menyala maka diantara fasa terdapat beda tegangan. Ini dapat dijelaskan pada gambar berikut.



Gambar Beda tegangan antara fasa pada sinkronoskop lampu gelap



2. Sinkronoskop Lampu Terang Jenis sinkronoskop lampu terang pada prinsipnya menghubungkan antara ketiga fasa, yaitu U dengan V, V dengan W dan W dengan U. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut:



12



Gambar Skema Sinkronoskop Lampu Terang Sinkronoskop jenis ini merupakan kebalikan dari sinkronoskop lampu gelap. Jika antara fasa terdapat beda tegangan maka ketiga lampu akan menyala sama terang dan generator siap untuk diparalel. Kelemahan dari sinkronoskop ini adalah kita tidak mengetahui seberapa terang lampu tersebut sampai generator siap diparalel. Ini dapat dijelaskan dengan gambar dibawah ini.



Gambar Beda tegangan antara fasa sinkronoskop lampu terang



Sinkronoskop Lampu Terang Gelap Sinkronoskop jenis ini dapat dikatakan merupakan perpaduan antara sinkronoskop lampu gelap dan terang. Prinsip dari sinkronoskop ini adalah dengan menghubungkan satu fasa sama dan dua fasa yang berlainan, yaitu fasa U dengan fasa U, fasa V dengan fasa W dan fasa W dengan fasa V.



13



D. Persiapan OHN 1. Persiapan OHN (One Hour Notice) Kapal Mau Bersandar Di Pelabuhan a. Siapkan formulir check list sebelum tiba. b. Jalankan generator sekaligus paraleldengan generator yang lain untuk menambah daya. c. Periksa tekanan udaraa start dalam botol angin. d. Selanjutnya menunggu perintah dari anjungan. e. Setelah olah gerak selesai masinis jaga tidak segera meninggalkan kamar mesin. f. Buka kran indicator untuk blow up ME. g. Turning gear selama lebih kurang 30 menit. h. Matikan pompa yang tidak di perlukan.



2. Persiapan OHN (One Hour Notice) Kapal Mau Meninggalkan Pelabuhan a. Menjalankan generator sekaligus parallel dengan generator yang lain untuk menambah daya listrik. b. Periksa tanki BBM, expansi air tawa pendingin, tambah bila kurang. c. Periksa tekanan udara start bertekanan 30kg/cm2, isi bila kurang. d. Periksa jumlah kondisi minyak lumas dalam LO sump tank, tambah bila kurang. e. Jalankan pompa minyak lumas untuk priming, Pompa bahan bakar, pompa SW (sea water ) f. Jalankan turning gear kurang lebih 30 menit . g. Laukukan blow off dengan udar start. h. Tutup kran indicator. i. Bila memungkinkan, coba mesin maju mundur dengan koordinasi sama mulaim jaga. j. Bila semua sudah siap dan tidak ada masalah siapkan telegraph posisi standby engine.



14



E. Pendingin Air Tawar Dan Air Laut 1. Macam sistem pendingin kapal Ada dua sistem pendingin yang digunakan di kapal untuk tujuan pendinginan: a. Sistem pendingin Air Laut : Air laut langsung digunakan dalam sistem mesin sebagai media pendingin untuk penukar panas.



b. Air Tawar atau sistem pendingin utama: air tawar digunakan dalam rangkaian tertutup untuk mendinginkan mesin yang ada di kamar mesin. Air tawar kembali dari exchanger panas setelah pendinginan mesin yang selanjutnya didinginkan oleh air laut pada pendingin air laut.



2. Memahami Sistem Pendingin utama a. Sebagaimana dibahas di atas, dalam sistem pendinginan utama, semua mesin yang bekerja pada kapal-kapal yang didinginkan dengan menggunakan sirkulasi air tawar. Sistem ini terdiri dari tiga rangkaian yang berbeda. b. Sistem Air Laut: Air laut digunakan sebagai media pendingin di dalam air lautan yang besar mendinginkan exchanger panas yang dapat mendinginkan air tawar dari rangkaian tertutup. Mereka merupakan sistem pendingin utama dan umumnya dipasang di kopel. c. Sistem Temperatur rendah: Rangkaian temperatur yang rendah digunakan untuk daerah temperatur mesin yang rendah dan Rangkaian ini secara



15



langsung terhubung ke air lautan utama pada pendingin pusat; maka temperatur rendah dibandingkan dengan temperatur yang tinggi (HT sirkuit). Rangkaian LT meliputi dari semua sistem bantu. d. Suhu tinggi Rangkaian (HT): Rangkaian HT terutama meliputi dari sistem tabung air pada mesin utama dimana suhu ini cukup tinggi. Suhu air HT dijaga oleh air tawar dengan temperatur rendah. e. Tangki Ekspansi : Kerugian pada rangkaian tertutup yaitu air tawar terus dikompensasi oleh tangki ekspansi yang juga menyerap peningkatan tekanan karena ekspansi panas.



3. Keuntungan Sistem pendinginan utama a. Biaya pemeliharaan rendah : Sebagai sistem yang menjalankan air tawar, pembersihan, pemeliharaan dan penggantian komponen lebih sedikit. b. Kecepatan Pendinginan air tawar lebih tinggi: kecepatan yang tinggi mungkin dalam sistem air tawar dan tidak berbahaya bagi pipa dan juga mengurangi biaya instalasi. c. Penggunaan bahan lebih murah: Karena sistem air tawar dapat mengurangi faktor korosi, pada bahan yang mahal seperti katup dan pipa. d. Tingkat suhu yang stabil : Karena temperatur dikontrol tanpa melihat pada temperatur air laut, temperatur tetap dipertahankan agar stabil yang membantu dalam mengurangi kerusakan mesin.



image credit and translate from http://marineinsight.com/ 4. Pada peraturan BKI 1996 vol.III sec. 11 I, dinyatakan bahwa: a. Sea Chest, hubungan ke laut



16



Sekurang-kurangnya 2 sea chest harus ada. Bilamana mungkin sea chest diletakkan serendah mungkin pada masing-masing sisi kapal. Untuk daerah pelayaran yang dangkal, disarankan bahwa harus terdapat sisi pengisapan air laut yang lebih tinggi, untuk mencegah terhisapnya lumpur atau pasir yang ada di perairan dangkal tersebut. Diharuskan suplai air laut secara keseluruhan untuk main engine dapat diambil hanya dari satu buah sea chest. Tiap sea chest dilengkapi dengan suatu ventilasi yang efektif. Pengaturan ventilasi tersebut haruslah disetujui yang meliputi : Suatu pipa udara sekurang-kurangnya berdiameter dalam 32 mm yang dapat diputuskan hingga di atas deck bulk head. Adanya tempat dengan ukuran yang cukup di bagian dinding pelat. Saluran udara bertekanan atau saluran uap melengkapi kelengkapan sea chest untuk pembersihan sea chest dari kotoran. Saluran tersebut dilengkapi dengan katup shut off yang dipasang di sea chest. Udara yang dihembuskan ke sea chest dapat melebihi 2 bar jika sea chest dirancang untuk tekanan yang lebih tinggi. b. Katup Katup sea chest dipasang sedemikian hingga sehingga dapat dioperasikan dari atas pelat lantai (floor plates) Pipa tekan untuk system pendingin air laut dipasangi suatu katup shut off pada shell plating. c. Strainer Sisi hisap pompa air laut dipasangi strainer. Strainer tersebut juga diatur sehingga dapat dibersihkan selama pompa beroparasi. Bilamana air pendingin disedot oleh corong yang dipasang dengan penyaringnya, maka pemasangan strainer dapat diabaikan. d. Pompa pendingin air laut Pembangkit penggerak utama kapal dengan menggunakan motor diesel harus dilengkapi dengan pompa utama dan pompa cadangan. Pompa pendingin motor induk yang diletakkan pada pembangkit penggerak (propulsion plant) dipastikan bahwa pompa itu dapat memenuhi kapasitas air pendingin yang layak untuk keperluan motor induk dan Bantu pada berbagai



17



jenis kecepatan dari propulsion plant. (untuk pompa cadangan digerakkan oleh motor yang independent). Pompa air pendingin utama dan cadangan masing-masing kapasitasnya merupakan kapasitas maksimal air pendingin yang diperlukan oleh pembangkit. Atau sebagai alternatif tiga buah pompa air pendingin dengan kapasitas yang sama dapat dipasang. Bahwa dua dari pompa adalah cukup untuk menyuplai air pendingin yang diperlukan pada kondisi operasi beban penuh pada temperatur rancangan. Dengan pengaturan ini dimungkinkan untuk pompa yang kedua secara otomatis mengambil alih operasi hanya pada temperatur yang lebih tinggi dengan dikendalikan oleh thermostat. Pompa ballast atau pompa air laut lainnya dapat digunakan sebagai pompa pendingin cadangan. Bilamana air pendingin dipasok oleh corong hisap (Scoop), pompa air pendingin utama dan cadangan harus dipastikan memiliki kapasitas yang menjamin keandalan pada operasinya pada pembangkit di bawah kondisi pembebanan parsial. Pompa air pendingin utama secara otomatis dibangkitkan sesegera mungkin bila kecepatan turun di bawah kecepatan yang diperlukan oleh corong. e. Sistem untuk pendingin air tawar Sistem pendingin air tawar diatur sehingga motor dapat secara baik didinginkan di bawah berbagai kondisi suhu. Menurut kebutuhan dari motor sistem pendingin air tawar yangdiperlukan seperti: 1) Suatu sirkuit tunggal untuk keseluruhan pembangkit. 2) Sirkuit terpisah untuk pembangkit daya induk dan Bantu. 3) Beberapa sirkuit independent untuk komponen motor induk yang memerlukan pendinginan (silinder, piston, dan katup bahan bakar) dan untuk motor bantu. 4) Sirkuit



terpisah



untuk



berbagai



batasan



temperatur.



Sirkuit pendingin diatur sehingga bila salah satu sirkuit mangalami kegagalan maka dapat diambil alih oleh sirkuit pendingin yang lain. Bilamana perlu, dibuatkan pengaturan pengambilalihan untuk tujuan



18



tersebut. Sedapat mungkin pengatur suhu dari motor induk dan Bantu dibuatkan sirkuit yang terpisah dan independent satu sama lainnya. Bilamana pada motor pembangkit otomatis, penukar panas untuk bahan bakar dan pelumas melibatkan sirkuit air pendingin, system air pendingin dimonitor terhadap kebocoran dari minyak bahan bakar dan pelumas. Sistem air pendingin umum untuk pembangkit induk dan bantu dipasangi katup shut off untuk memungkinkan reparasi tetapi tidak mengganggu pelayanan dari system tersebut.



19



BAB III PENUTUP



A. Kesimpulan Kunjungan Lapangan ke kapal ini terkait dengan manajemen pelayaran, yang dapat saya simpulkan bahwa manajemen pelayaran publik yang dilaksanakan oleh pihak kapal sangat baik, sehingga pihak perkapalan bisa mendapatkan beberapa Penghargaan, penghargaan- pengahargaan yang di dapat ini tidak terlepas dari upaya-upaya yang dilakukan oleh pihak perkapalan dalam memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat



B. Kesan dan Saran Untuk menjadi bahan referensi dalam kunjungan kapal berikutnya, kami mempunyai beberapa masukan yang mungkin bisa bermanfaat. 1. Kesan: a. Sambutan dari pihak kapal sangat ramah dan baik. b. Kunjungan kapal ini sangat bermanfaat, karena kita bisa melihat langsung karyawan-karyawan yang sedang bekerja di perusahaan tersebut. c. Banyak pengalaman yang kami peroleh di perusahaan tersebut. d. Kami mendapatkan banyak keterangan mengenai perusahaan yang diperlukan. 2. Saran: a. Sebaiknya ada yang membimbing kami untuk menerangkan satu – persatu dalam sistem perkapalan ataupun pelayaran. b. Sebaiknya karyawan perusahaan menjawab dengan benar dan jelas atas pertanyaan yang mahasiswa ajukan.



20



DAFTAR PUSTAKA



http://kapal-pelaut-surveyor.blogspot.co.id/2011/12/cara-menghidupkan-danmematikan-motor.html http://dunia-listrik.blogspot.co.id/2009/04/metode-paralel-generator-sinkron.html



21