9 0 413 KB
MAKALAH KURIKULUM PENDIDIKAN TEKNOLOGI KEJURUAN KELOMPOK 1 “PERSPEKTIF PENDIDIKAN KEJURUAN, DEFINISI KURIKULUM DAN KARAKTERISTIK PENDIDIKAN TEKNOLOGI KEJURUAN”
DISUSUN OLEH :
1. USIN /18067098 2. ALIA DEWI ASIAH PUTRI / 18067033 3. NENSY ARYASANDY / 18067095
MATA KULIAH KURIKULUM PENDIDIKAN TEKNOLOGI KEJURUAN PRODI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2020
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Rasa syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. Yang telah memberikan petunjuk dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini sebagai bukti penyelesaian tugas mata kuliah Kurikulum Pendidikan Teknologi Kejuruan yang membahas tentang “Rasional Pengembangan Kurikulum Pendidikan Teknologi Kejuruan”. Diharapkan makalah ini dapat menambah wawasan para mahasiswa untuk mengetahui tentang Rasional Pengembangan Kurikulum Pendidikan Teknologi Kejuruan. Penyelesaian makalah ini kami telah banyak mendapatkan bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami ucapkan terimakasih kepada Bapak Prof. Dr. Nizwardi Jalinus, M.Ed dan Bapak Syaiful Haq M.Pd selaku dosen mata kuliah Kurikulum Pendidikan Teknologi Kejuruan. Dan atas bimbingan beliau kami dapat menyelesaikan makalah ini. Namun dengan ini kami menyadari bahwa makalah ini belum mencapai taraf kesempurnaan, maka kami mengharapkan kritik dan saran pembaca agar kami bisa menyempurnakan dan memperbaiki makalah ini dan semoga makalah ini dapat bermanfaat dan senantiasa mendapatkan Ridho Allah Swt.
Padang, 3 Februari 2020
Penyusun,
i
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii BAB I .................................................................................................................................. 1 PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1 1.1
Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2
Rumusan Masalah ............................................................................................... 1
1.3
Tujuan Penelitian ................................................................................................ 2
BAB II................................................................................................................................. 3 PEMBAHASAN ................................................................................................................. 3 2.1
Perspektif Pendidikan Kejuruan.......................................................................... 3
2.2
Pengertian Kurikulum ......................................................................................... 5
2.3
Karakteristik Pendidikan Teknologi Kejuruan.................................................... 6
BAB III ............................................................................................................................. 10 PENUTUP ........................................................................................................................ 10 3.1
Kesimpulan ....................................................................................................... 10
3.2
Saran ................................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 11
ii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan proses dimana individu mengembangkan kemampuan, sikap, skill dan etika bertingkah laku yang baik dalam masyarakat agar ia menjadi manusia yang sesungguhnya. Kurikulum merupakan salah satu elemen yang berperan penting dalam dunia pendidikan. Ada beberapa komponen yang termuat dalam kurikulum seperti tujuan, isi, struktur program, organisasi dan proses belajar mengajar. Fungsi kurikulum adalah memberikan tuntunan kepada pendidik dalam melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di dalam proses pendidikan. Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menjelaskan
bahwa
tujuan
pendidikan
Nasional
adalah
“mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokrasi serta bertanggung jawab”. Untuk dapat mewujudkan tujuan tersebut perlu disusun kurikulum sebagai pedoman baik di tingkat pra sekolah, SD/sederajat, SMP/sederajat, SMA/SMK/sederajat, dan Perguruan Tinggi. Pendidikan Teknologi Kejuruan adalah pendidikan untuk menyiapkan dan mengembangkan lulusan yang siap bekerja (kerja produktif) sesuai dengan bidangnya. Dalam rangka upaya untuk mewujudkan tujuan ini PTK perlu didukung dengan kurikulum yang dirancang dan dikembangkan dengan memperhatikan kebutuhhan dunia kerja.
Oleh karena itu maka calon
pendidik perlu mempelajari dan memahami tentang kurikulum pendidikan teknologi kejuruan. 1.2 Rumusan Masalah 1.
Apa perspektif Pendidikan Kejuruan?
2.
Apa definisi kurikulum?
1
3.
Apa saja karakteristik Pendidikan Teknologi Kejuruan?
1.3 Tujuan Penelitian Ada beberapa tujuan dari penelitian ini, antara lain sebagai berikut: 1.
Memahami dan menjelaskan apa perspektif pendidikan kejuruan.
2.
Memahami dan menjelaskan definisi kurikulum.
3.
Memahami dan menjelaskan karakteristik Pendidikan Teknologi Kejuruan.
2
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Perspektif Pendidikan Kejuruan Pendidikan
kejuruan/vokasi
dalam
perspektif
sosial
ekonomi
merupakan pendidikan ekonomi sebab diturunkan dari kebutuhan pasar kerja dan memberi urusan terhadap kekuatan ekonomi. Wardiman (dalam Widarto:2013) mengatakan pendidikan kejuruan/vokasi adalah pendidikan untuk mempersiapkan peserta didik untuk memasuki lapangan kerja sehingga pendidikannya harus dekat dengan dunia kerja. Wardiman juga mengatakan pendidikan kejuruan dikembangkan melihat adanya kebutuhan masyarakat akan pekerjaan. Peserta didik membutukan program yang dapat memberikan keterampilan, pengetahuan, sikap kerja, pengalaman, wawasan, dan jaringan yang dapat membantu mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan pilihan karirnya (Widarto:2013). Pendidikan kejuruan melayani tujuan sistem ekonomi, peka terhadap dinamika kontenporer masyarakat. Pendidikan kejuruan juga harus adaktif terhadap perubahan-perubahan dan difusi teknologi, mempunyai kemanfaatan sosial yang luas. Sebagai pendidikan yang diturunkan dari kebutuhan ekonomi pendidikan kejuruan jelas lebih mengarah pada education for earning a living. Widarto mengatakan pendidikan kejuruan berfungsi sebagai penyesuaia diri “akulturasi” dan pembawa perubahan “enkulturasi”. Perndidikan kejuruan mendorong adanya perubahan demi perbaikan dalam upaya proaktif melakukan penyesuaian diri dengan perubahan dan mampu mengadopsi strategi jangka panjang. Hampir semua negara di dunia melakukan reformasi pendidikan kejuruan agar pendidikan kejuruan relevan dengan kebutuhan dan tuntutan perubahan. Pemerintah Indonesia sendiri mengadakan pelatihan untuk menyiapkan pekerja yang memiliki
kompetensi dan skill yang berkaitan dengan
pekerjaan. Fluitman, dkk Sistem pendidikan kejuruan membantu para pemuda pengangur dan pencari kerja, mengurangi beban pendidikan tinggi, menarik investasi luar negeri, meyakinkanpenghasilan dan pekerjaan yang meningkat, menekan kesenjangan diantara kaum kaya dan miskin (Wirdanto:2013).
3
Pada tahun 1993 Middleton dkk mengemukakan temuan penelitian Bank Dunia yang menegaskan bahwa tujuan ganda kebijakan pendidikan dan pelatihan kejuruan adalah: 1.
Untuk mendorong perbekalanpribadi dan pembiayaan
2.
Meningkatkan efisiensi publik dalam penyediaan pendidikan dan latihan kejuruan (Wirdanto:2013).
Menurut
Finlay
(Wirdanto:2013)
pendidikan
kejuruan/vokasi
mengembangkan tenaga kerja “marketable” dengan kemanfaatan melebihi sebagai
“alat
produksi”.
Wirdanto
(2013)
mengatakan
Pendidikan
kejuruan/vokasi tidak sekedar mencetak tenaga kerja sebagai robot, tukan, atau budak. Pendidikan kejuruan juga harus memanusiakan manusia untuk tumbuh secara alami dan demokratis. Menurut Tilaar (Wirdanto:2013) suatu masyarakat yang mempunyai tradisi toleransi yang tinggi dan erbuka untuk mencapai kompromi merupakan lahan subur perkembangan demokrasi. Menurut Wardiman Hubungan erat antara penguasaan kompetensi oleh masyarakat dengan kebutuhan dunia kerja
merupakan kunci kesuksesan
pendidikan kejuruan/vokasi. Pendidikan kejuruan harus responsif dan antisipatif terhadap kemajuan teknologi (Wirdanto:2013), Tilaar megatakan kemakmuran dan kekuatan suatu Negara terketak pada penguasaan dan pemanfaatan IPTEKS (Wirdanto:2013). Hadiawaratama (Wirdanto:2013) mengatakan ada empat hakikat pedidikan yang bersifat kejuruan baik di sekolah maupun di industri harus mengikuti proses: 1.
Pengalihan ilmu (transfer of knowledge) atau penimbaan ilmu (acquisition of knowledge) melalui pembelajaran teori;
2.
Pencernaan ilmu (digestion of knowledge) melalui tugas-tugas, pekerjaan rumah dan tutorial;
3.
Pembuktian ilmu (validation of knowledge) melalui percobaan-percobaan laboratorium secara empiris atau visual;
4.
Pengembangan keterampilan (skill development) melalui pekerjaan nyata di bengkel atau lapangan.
4
Di era perkembangan teknologi yang begitu pesat atau yang kita kenal dengan revolusi industri 4.0 ini, peranan pendidikan kejuruan sangat dibutuhkan dalam menyiapkan tenaga kerja yang memiliki kompetensi dan berdaya saing untuk menopang kemajuan perekonomian bangsa.
2.2 Pengertian Kurikulum Kata kurikulum berasal dari bahasa Latin currere, yang berarti lapangan perlombaan lari. Kurikulum juga berasal dari kata curriculum yang berarti kursus lari, dan bahasa Prancis dikenal dengan carter artinya berlari (Mualimin:2012). Banyak pendapat dari para pakar kurikulum mengenai pengertian kurikulum. Mualimin (2012) merangkum beberapa pendapat dari pakar pakar tersebut, antara lain: a.
Menurut J. Galen Sailor dan Wiliam M Alexander (1974) kurikulum merupakan nilai-nilai keadilan dalam inti pendidikan. Kurikulum merupakan subyek dan bahan pelajaran di mana dijabarkan oleh guru dan dipelajari oleh siswa. Istilah tersebut mempengaruhi terhadap kurikulum yang akan direncanakan dan dimanfaatkan.
b.
Menurut Dakir (2004) kurikulum berarti suatu program pendidikan yang berbagai bahan ajar dan pengalaman belajar yang diprogramkan, direncanakan dan dijadikan pedoman dalam proses pembelajaran bagi pendidik untuk mencapai tujuan pendidikan.
c.
Menurut Suryobroto (2004) kurikulum adalah segala pengalaman pendidikan yang diberikan oleh sekolah maupun di luar sekolah. Suryobroto memandang semua sarana dan prasarana dalam pendidikan yang berguna untuk anak didik merupakan kurikulum.
d.
Menurut Nurgiantoro (1988) kurikulum yaitu alat untuk mencapai tujuan tertentu dalam pendidikan. Nurgiantoro menggarisbawahi bahwa relasi antara pendidikan dan kurikulum adalah relasi tujuan da isi pendidikan.
5
e.
Menurut Ali Al-Khouly bahwa kurikulum diartikan sebagai perangkat perencanaan dan media untuk mengantarkan lembaga pendidikan dalam mewujudkan tujuan yang diinginkan.
f.
Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 tahun 2005 tentang standar Nasional Pendidikan menjelaskan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran
serta
cara
yang
digunakan
sebagai
pedoman
penyelenggaraann kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Mualimin:2012).
Dari beberapa pendapat para ahli diatas, dapat disimimpulkan bahwa kurikulum adalah alat yang berisi bahan ajar yang disusun dan direncanakan untuk mewujudkan tujuan dari pendidikan.
2.3 Karakteristik Pendidikan Teknologi Kejuruan Karakteristik pendidikan kejuruan akan lebih kontras bila disandingkan dengan pendidikan umum. Menurut Prosses dan Quigley (Rasto:2012) ada lima karakteristik yang sekaligus menjadi faktor pembeda antara sekolah umum dengan sekolah kejuruan, sebagaimana dijelaskan pada Tabel 1.
Tabel 1. Karakteristik Pendidikan Kejuruan dibandingkan dengan Pendidikan Umum No Faktor pembeda 1
Materi diajarkan
Pendidikan Umum
yang Memberikan
Pendidikan Kejuruan
pelatihan Memberikan
mengenai informasi umum pelatihan
khusus
yang diperlukan sebagai dalam
hal
latar
untuk keterampilan
da
kehidupan dan pelatihan pengetahuan
yang
belakang
dalam perangkat-perangkat berguna untuk setiap umum pembelajaran yang pekerjaan tertentu.
6
diperlukan
siswa
untuk
bekal belajar lebih lanjut mengenai kehidupan. 2
Tujuan
Mempersiapkan
siswa Mempersiapkan siswa
Pengendalian
untuk hidup secara lebih untuk bekerja secara cerdas
sebagai
Negara
dan
warga lebih efisien.
memahami
serta menikmati hidupnya. 3
Kelompok yang Melayani dilayani
selama
semua
orang Diberikan
periode
bagi
wajib mereka yang bersiap-
belajar sampai SMA (usia siap
untuk
16-17 tahun), terlepas dari pekerjaan
jenis tertentu
minat dan rencana yang atau telah bekerja di bersifat kejuruan. 4
bidang tersebut.
Metode
Sangat menekankan pada Menggunakan
pembelajaran
apa yang dapat disebut pengalaman
dan
metode
pembelajaran
mengingat
membaca
(receiting). untuk
untuk
dan metode
utama.
kembali Pengalaman
dalam
Membaca melakukan mendapatkan pekerjaan
informasi
dan
suatu untuk
receiting mengembangkan
menafsiran
serta keterampilan
menyimpannya di dalam dalam ingatan.
sebagai
dan
memkikirkan
kinerja dalam suatu pekerjaan,
sehingga
mendapatkan pemahaman
dan
inisiatif penuh dalam memecahkan masalah-masalah pekerjaan. 5
Psikologi
Secara umum, muatan dan Merupakan dasar dari
7
fundamental
metode dalam pendidikan konsep umum
muncul
saat bahwa benak (mind)
pendidik mengacu pada merupakan konsep psikologi umum mesin mengenai mental
kemampuan kebiasaan
suatu pembetuk yang
yang diajarkan
melalui
diyakini dapat berkembang kebiasaan
yang
baik
umum
psikologi
dengan
menguasai praktik dari tindakan
materi-materi
tradisional dan pemikiran untuk
yang
disusun
dan mencapai tujuan yang
diajarkan sebagai disiplin diminati ilmu formal.
oleh
pembelajar.
Sumber: Rasto:2012
Sedangkan menurut Djohan (Rasto:2012) karakteristik pendidikan kejuruan terbagi sebagai berikut: a.
Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan yang memiliki sifat untuk menyiapkan penyediaan tenaga kerja. Oleh karena itu orientasi pendidikannya tertuu pada lulusan yang dapat dipasarkan di pasar kerja.
b.
Justifikasi pendidikan kejuruan adalah adanya kebutuhan nyata tenaga kerja di dunia usaha dan industri.
c.
Pengalaman belajar yang disajikan melalui pendidikan kejuruan mencakup domain afektif, kognitif, dan psikomotorik yang diaplikasikan baik pada situasi kerja yang tersimulasi lewat proses belajar mengajar, maupun situasi kerja yang sebenarnya.
d.
Keberhasilan pendidikan kejuruan diukr dari dua kriteria, yaitu keberhasilah siswa di sekolah (in-school success), dan keberhasilan siswa di luar sekolah (out-of school success). Kriteria pertama meliputi keberhasilan siswa dalam memenuhi persyaratan kurikuler, sedangkan kriteria kedua diindikasikan oleh keberhasilan atau penampilan lulusan setelah berada di dunia kerja yang sebenarnya.
8
e.
Pendidikan kejuruan memiliki kepekaan/daya sesuai (responsiveness) terhadap perkembangan dunia kerja. Oleh karena itu pendidikan kejuruan harus bersifat responsive dan proaktif terhadap perkembangan ilmu dan teknologi, dengan menekankan kepada upaya adaptabilitas dan pleksibelitas untuk menghadapi prospek karir anak didik dalam jangka panjang.
f.
Bengkel kerja dan laboratorium merupakan kelengkapan utama dalam pendidikan kejuruan, untuk dapat mewujudkan situasi belajar yang dapat mencerminkan situasi dunia kerja secara realistis dan edukatif.
g.
Hubungan kerjasama antara lembaga pendidikan kejuruan dengan dunia usaha dan industri merupakan suatu keharusan, seiring dengan tingginya tuntutan relevansi program pendidikan kejuruan dengan tuntutan dunia usaha dan industri.
9
BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Kurikulum merupakan salah satu elemen yang berperan penting dalam dunia pendidikan. Kurikulum adalah alat yang berisi bahan ajar yang disusun dan direncanakan untuk mewujudkan tujuan dari pendidikan. Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menjelaskan
bahwa
tujuan
pendidikan
Nasional
adalah
“mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokrasi serta bertanggung jawab”. Pendidikan kejuruan/vokasi adalah pendidikan untuk mempersiapkan peserta didik untuk memasuki lapangan kerja sehingga pendidikannya harus dekat dengan dunia kerja. Pendidikan kejuruan melayani tujuan sistem ekonomi, peka terhadap dinamika kontenporer masyarakat. Pendidikan kejuruan juga harus adaktif terhadap perubahan-perubahan dan difusi teknologi, mempunyai kemanfaatan sosial yang luas. Di era perkembangan teknologi yang begitu pesat atau yang kita kenal dengan revolusi industri 4.0 ini, peranan pendidikan kejuruan sangat dibutuhkan dalam menyiapkan tenaga kerja yang memiliki kompetensi dan berdaya saing untuk menopang kemajuan perekonomian bangsa. Oleh kerena itulah Pemerintah Indonesia mengadakan pelatihan untuk menyiapkan pekerja yang memiliki kompetensi dan skill yang berkaitan dengan pekerjaan. 3.2 Saran
10
DAFTAR PUSTAKA
Mualimin. 2012. Landasan Teori Kurikulim. Eprints.walisongo.ac.id.(online) (http://eprints.walisongo.ac.id/136/3/Mualimin_Tesis_Bab2.pdf,
diakses
pada tanggal 2 Februari 2020). Purnama,
Danang.
Kurikulum
Pendidikan
Teknologi
Kejuruan.
Academiedu.(online) (https://www.academia.edu/16525126/KURIKULUM_PENDIDIKAN_TE KNOLOGI_DAN_KEJURUAN, diakses pada tanggal 1 Februari 2020). PR, Indonesia. 2016. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Kelembagaan.ristekdikti.go.id. (online). (https://kelembagaan.ristekdikti.go.id/wp-
content/uploads/2016/08/UU_no_20_th_2003.pdf, diakses pada tanggal 2 Februari 2020). Rasto. 2012. Pendidikan Kejuruan.File.upi.edu.(online) (http://file.upi.edu/Direktori/FPEB/PRODI._PENDIDIKAN_MANAJEM
EN_PERKANTORAN/132296305RASTO/Manajemen%20Pendidikan/Tinjauan%20Pustaka/Pendidikan%20 Kejuruan.pdf, diakses pada tanggal 3 Februari 2020). Riyanto, Arifah. Kurikulum Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Pengembangan dan Implementasinya. File.upi.edu.(online) (https://www.academia.edu/16525126/KURIKULUM_PENDIDIKAN_TE
KNOLOGI_DAN_KEJURUAN, diakses pada tanggal 1 Februari 2020). Widarto. 2013. Perspektif Pendidikan Teknologi dan Kejuruan. staff.uny.ac.id. (online) (http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/dr-widarto-mpd/diktat-
modul-buku-ptk-2013.pdf, diakses pada tanggal 2 Februari 2020).
11