Teori PTK (Pendidikan Teknologi Dan Kejuruan) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS AKHIR UAS TEORI & STRATEGI PEMBELAJARAN PTK



Oleh : AZIZ CAHYA PRADANA 15702251018



S2 JURUSAN PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2016



Terkait dengan materi teori dan strategi pembelajaran PTK pada suatu instansi sekolah salah satunya SMK, terdapat banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran. Ada factor pendukung maupun penghambat dalam mempengaruhi prestasi belajar siswa. Berikut penulis rangkum apa saja factor – factor penghambat yang mempengaruhi prestasi hasil belajar siswa di SMK. Penulis mengambil sampel secara random melalui diskusi santai atau tukar pendapat antara penulis sendiri dengan rekan – rekan guru SMK yang khususnya program studi Teknik Kendaraan Ringan atau sering disebut Teknik Otomotif. Kebetulan semua guru yang penulis survey merupakan pengajar di SMK swasta di area karisidenan Surakarta Dapat disimpulkan bahwa ada factor internal dan eksternal, faktor internal atau yang berasal dari dalam diri manusia yang terdiri dari intelegensi, minat, bakat, motivasi dan faktor eksternal atau yang berasal dari luar diri manusia yang terdiri dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap prestasi belajar ada 3 diantaranya adalah pendidik, siswa, dan lingkungan pendidikan yang mencerminkan budaya kompetensi. Faktor pendidik dapat dilihat dari kinerja guru, faktor siswa dapat dilihat dari motivasi dan disiplin belajar, lingkungan pendidikan dapat dilihat dari sarana dan prasarana sekolah, serta dukungan orang tua. 1.



Faktor Pendidik (Kinerja Guru) Kinerja



guru



merupakan



proses



pembelajaran



sebagai



upaya



mengembangkan kegiatan yang ada menjadi kegiatan yang lebih baik, sehingga tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dicapai dengan baik melalui suatu kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru sesuai dengan target dan tujuan. Menurut A. Tabrani Rusyan dkk, (2000:17), Kinerja guru adalah melaksanakan proses pembelajaran baik dilakukan di dalam kelas maupun di luar kelas di samping mengerjakan kegiatan-kegiatan lainnya, seperti mengerjakan administrasi sekolah dan administrasi pembelajaran, melaksanakan bimbingan dan layanan pada para siswa, serta melaksanakan penilaian. Dalam hubungannya dengan dunia pendidikan, maka Kinerja guru dapat



didefinisikan sebagai sejauh mana seorang guru bekerja secara maksimal sesuai dengan



kemampuan



yang



dimilikinya



dalam



upaya



mencapai



tujuan



institusional. Kemampuan seorang guru akan terlihat pada saat mengajar yang dapat diukur dari kompetensi mengajarnya. Penilaian Kinerja guru sangat penting karena hal ini menjawab pertanyaan mendasar mereka tentang seberapa baik kualitas pengajaran. Umpan balik penilaian Kinerja akan memberikan beberapa hal antara lain : jaminan bahwa guru sedang memberikan kontribusi dan melakukan hal-hal yang tepat, kesadaran akan dampak Kinerja pengajaran pada hasil-hasil yang diinginkan (misal, kepuasan siswa), ukuran Kinerja (kualitas, kuantitas, kecepatan, dan sebagainya), pengakuan akan arti penting dan nilai Kinerjaguru. Jadi dapat disimpulkan, yang dimaksud dengan Kinerja guru adalah sejauh mana seorang guru bekerja sesuai dengan prosedur yang ada dalam mencapai tujuan yang telah direncanakan. Indikator pengukurannya adalah; kepemimpinan, penguasaan kelas, informasi dan perencanaan kualitas, penggunaan sumber daya manusia, jaminan kualitas produk dan jasa, kualitas hasil dan kepuasan siswa. Untuk mendukung keberhasilan Kinerja guru seperti diterangkan di atas, maka perlu berbagai faktor yang mendukung, di antaranya: 1) Motivasi Kinerja Guru Dorongan untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik bagi guru sebaiknya muncul dari dalam diri sendiri, tetapi upaya motivasi dari luar juga dapat juga memberikan semangat kerja guru, misalnya dorongan yang diberikan dari kepala sekolah kepada guru. 2) Etos Kinerja Guru Guru memiliki etos kerja yang lebih besar untuk berhasil dalam melaksanakan proses belajar mengajar dibandingkan dengan guru yang tidak ditunjang oleh etos Kinerja.dalam melaksanakan tugasnya gurumemiliki etos yang berbedabeda. Etos kerja perlu dikembangkan olehguru, karena: a) Pergeseran waktu yang mengakibatkan segala sesuatu dalam kehidupan manusia berubah dan berkembang. b) Kondisi yang terbuka untuk menerima dan menyalurkan kreativitas.



c) Perubahan lingkungan terutama bidang teknologi. 3) Lingkungan Kinerja guru Lingkungan kerja yang dapat mendukung guru melaksanakan tugas secara efektif dan efisien, meliputi: a) Lingkungan social-psikologis, yaitu lingkungan serasi dan harmonis antar guru, guru dengan kepala sekolah, dan guru, kepala sekolah, dengan staf TUdapat menunjang berhasilnya Kinerja guru. b) Lingkungan fisik, ruang Kinerja guru hendaknya memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: (1) Ruangan harus bersih, (2) Ada ruangan khusus untuk kerja, (3) Peralatan dan perabotan tertata baik, (4) Mempunyai penerangan yang baik, (5) Tersedia meja kerja yang cukup, (6) Sirkulasi udara yang baik, dan (7) Jauh dari kebisingan. 4) Tugas dan tanggung jawab guru a) Tanggung jawab moral, guru harus memiliki kemampuan menghayati perilaku dan etika yang sesuai dengan moral Pancasila. b) Tanggung jawab dan proses pembelajaran di sekolah, yaitu setiap guruharus menguasai cara pembelajaran yang efektif, mampu membuat persiapan mengajar dan memahami kurikulum dengan baik. c) Tanggung jawab guru di bidang kemasyarakatan, yaitu turut mensukseskan pembangunan masyarakat, untuk itu guru harus mampu membimbing, mengabdi, dan melayani masyarakat. d) Tanggung jawab guru di bidang keilmuan, yaitu guru turut serta memajukan ilmu dengan melaksanakan penelitian dan pengembangan. e) Optimalisasi kelompok kerja guru Dalam



rangka



mengatasi



permasalahan-permasalahan



global



sekolah perlu menerapkan budaya Kinerja dalam proses pembelajaran dengan cara sebagai berikut: 1) Meningkatkan mutu pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan para siswa. 2) Menggalakkan penggunaan alat dan media pendidikan dalam proses pembelajaran.



3) Mendorong lahirnya “Sumber Daya Manusia” yang berkualitas melalui proses pembelajaran yang efektif dan efisien. 4) Menata pendayagunaan proses pembelajaran, sehingga proses pembelajaran berdaya guna dan berhasil guna. 5) Membina peserta didik yang menghargai nilai-nilai unggul dalam proses pembelajaran. 6) Memotivasi peserta didik, menghargai, dan mengejar kualitas yang tinggi melalui proses pembelajaran. 7) Meningkatkan proses pembelajaran sesuai dengan kebutuhan globalisasi. 8) Memberi perhatian kepada peserta didik yang berbakat. 9) Mengubah peserta didik untuk berorientasi kepada kekaryaan bukan kepada ijazah. 10) Membudayakan sikap kritis dan terbuka sebagai syarat tumbuhnya pola pikir siswa yang lebih demokratis. 11) Membudayakan nilai-nilai yang mencintai kualitas kepada peserta didik. 12) Membudayakan sikapn kerja keras, produktif, dan disiplin. Saran Bagi Guru
 a)



Guru diharapkan agar terus memperbaiki kinerjanya dalam pengelolaan pembelajaran,



disamping



dapat



mempertahankan



kinerjanya



dalam



merencanakan dan menilai hasil pembelajaran, sehingga prestasi belajar siswa dapat lebih baik lagi. b) Agar tercipta pengelolaan pembelajaran yang optimal, dalam perencanaannya guru harus dapat menyusun bahan ajar secara runut, logis, kontekstual, dan mutakhir. 
 c)



Guru harus meningkatkan kinerjanya dalam penguasaan materi pelajaran, dan dapat memilih strategi pembelajaran yang tepat juga bervariasi sesuai materi yang akan disampaikan, kemudian dapat menggunakan bahasa yang mudah dimengerti seperti intonasi suara pada saat menjelaskan dapat terdengar jelas oleh seluruh siswa. Sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan dengan optimal. 




d) Kinerja guru dalam kemampuan mengakhiri pembelajaran juga harus



ditingkatkan



dengan



cara



menyimpulkan



materi



pelajaran



sebelum



mengakhiri pembelajaran, memberitahukan materi yang akan dipelajari dipertemuan selanjutnya dan keluar kelas (mengakhiri pembelajaran) tepat waktu sesuai jadwal yang berlaku. 




2.



Faktor Siswa 1) Intelegensi Intelegensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar. Dalam situasi yang sama, siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil dari pada yang mempunyai tingkat intelegensi yang rendah. Walaupun begitu siswa yang mempunyai tingkat intelegensi tinggi belum pasti berhasil dalam belajarnya. Hal ini disebabkan karena belajar adalah suatu proses yang kompleks dengan banyak faktor yang mempengaruhinya, sedangkan intelegensi adalah salah satu faktor diantara faktor-faktor yang lain. Intelegensi ialah kemampuan untuk memecahkan segala jenis masalah Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis kecakapan, yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui/menggunakan konsepkonsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat. Tinggi rendahnya kecerdasan yang dimiliki seorang siswa sangat menentukan keberhasilannya mencapai prestasi belajar, termasuk prestasiprestasi lain sesuai macam-macam kecerdasan yang menonjol yang ada pada dirinya. 2) Minat Minat adalah sesuatu yang timbul karena keinginan sendiri tanpa adanya paksaan dari orang lain. Menurut Hilgard minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus menerus disertai dengan rasa senang dan dari situ diperoleh kepuasan.



Minat diartikan sebagai kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau mengamati sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri. Minat adalah kecenderungan yang besar terhadap sesuatu. Jadi minat adalah sesuatu yang timbul karena keinginan sendiri tanpa adanya paksaan dari orang lain atau kecenderungan jiwa seseorang kepada sesuatu yang biasanya disertai dengan perasaan senang. Minat sangat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya karena tidak ada daya tarik baginya. Ada tidaknya minat siswa terhadap suatu mata pelajaran dapat dilihat dari cara mengikuti pelajaran, lengkap tidaknya catatan, dan konsentrasi terhadap materi pelajaran. Kegiatan yang diminati seseorang, biasanya akan diperhatikan secara terus menerus dan disertai dengan rasa senang. 3) Bakat
 Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampun itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih. Orang yang berbakat mengetik misalnya, akan lebih cepat dapat mengetik dengan lancar dibandingkan dengan orang lain yang kurang atau tidak berbakat dibidang itu. Bakat adalah kemampuan yang ada pada seseorang yang dibawanya sejak lahir, yang diterima sebagai warisan dari orang tua. Jadi bakat adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa sejak lahir diperoleh melalui proses genetik yang akan terealisasi menjadi kecakapan sesudah belajar.
 4) Motivasi Motivasi yaitu suatu tenaga atau faktor yang terdapat didalam diri manusia yang menimbulkan, mengarahkan, dan mengorganisasikan tingkah lakunya. Seseorang yang belajar dengan motivasi yang kuat akan melaksanakan kegiatan dengan sungguh-sungguh, penuh semangat. Dan



sebaliknya motivasi yang lemah akan malas bahkan tidak mau mengerjakan tugas-tugas yang berhubungan dengan pelajaran. Motivasi erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai. Motivasi berfungsi menimbulkan, mendasari, mengarahkan dan mempengaruhi setiap usaha serta kegiatan dan perbuatan seseorang untuk mencapai



tujuan



yang



diinginkan.



Motivasi



merupakan



daya



penggerak/pendorong seseorang untuk berbuat sesuatu dalam mencapai suatu tujuan sehingga semakin besar motivasinya akan semakin besar kesuksesan belajarnya.



3.



Faktor Sarana dan Prasarana Sekolah Peranan penggunaan fasilitas belajar mengajar sangatlah penting, sebab penggunaan fasilitas belajar mencakup seluruh penggunaan fasilitas alat-alat diluar diri siswa. Fasilitas belajar merupakan segala sesuatu yang dibutuhkan dalam kegiatan belajar. Mengemukakan bahwa ada dua prinsip yang harus diperhatikan dalam menggunakan perlengkapan sekolah yaitu prinsip efektifitas dan efesiensi. Indikator yang digunakan untuk membahas penggunaan fasilitas belajar disekolah adalah :
 1) Indikator efektivitas penggunaan fasilitas belajar yaitu: a) penggunaan sarana belajar dapat memperjelas pesan informasi, b) meningkatkan dan menggairahkan perhatian siswa sehingga dapat menimbulkan minat belajar, c) memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwaperistiwa dilingkungan mereka
 2) Indikator efisiensi penggunaan fasilitas belajar yaitu: a) memahami petunjuk teknis penggunaan fasilitas belajar, b) penataan perlengkapan pendidikan/fasilitas belajar di sekolah, c) pemeliharaan semua perlengkapan/fasilitas belajar di sekolah baik kontinu maupun berkala. Sekolah adalah lingkungan kedua yang berperan besar memberi



pengaruh pada prestasi belajar siswa. Faktor sekolah lain yang mempengaruhi belajar ini mencakup guru, alat/media, kondisi gedung dan kurikulum.
 Alat/media pelajaran Alat pelajaran erat hubungannya dengan cara belajar siswa, karena alat pelajaran yang dipakai oleh guru pada waktu mengajar dipakai pula oleh siswa untuk menerima bahan yang diajarkan itu. Alat pelajaran yang lengkap dan tepat akan memperlancar penerimaan bahan pelajaran yang diberikan kepada siswa. Jika siswa mudah menerima pelajaran dan menguasainya, maka belajarnya akan menjadi lebih giat dan lebih maju. Kenyataan saat ini dengan banyaknya tuntutan yang masuk sekolah, maka memerlukan alat-alat yang membantu lancarnya belajar siswa dalam jumlah yang besar pula, seperti buku-buku di perpustakaan, laboratorium atau media-media lain. Kebanyakan sekolah masih kurang memiliki media baik dalam segi kuantitas maupun kualitasnya. Mengusahakan alat pelajaran yang baik dan lengkap adalah perlu agar guru dapat mengajar dengan baik sehingga siswa dapat menerima pelajaran dengan baik serta dapat belajar dengan baik pula. Kondisi Gedung Kondisi gedung sekolah merupakan keseluruhan ruang yang ada di sekolah yang dapat menunjang ataupun menghambat belajar anak di sekolah. Kondisi gedung yang kokoh, kuat dan memenuhi syarat kesehatan yang baik diantaranya seperti ventilasi udara yang baik, sinar matahari yang dapat masuk, serta penerangan yang cukup menjadikan siswa merasa nyaman di dalam belajar, kondisi gedung yang baik akan memberikan pengaruh yang baik pula terhadap proses dan prestasi belajar siswa yang menempatinya. Udara segar dapat masuk ruangan, sinar dapat menerangi ruangan, dinding yang bersih, lantai tidak becek atau kotor, jauh dari keramaian (pasar, bengkel, pabrik dan lain-lain), sehingga anak lebih konsentrasi dalam belajarnya.



Kurikulum
 Kurikulum diartikan “sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa” (Slameto 2003:65). Kegiatan itu sebagian besar adalah menyajikan bahan pelajaran agar siswa menerima, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran. Kurikulum yang kurang baik berpengaruh tidak baik terhadap belajar. Kurikulum yang kurang baik itu misalnya komposisi materi yang terlalu padat, tidak seimbang, dan tingkat kesulitan diatas kemampuan siswa. Disinilah peran guru untuk menyampaikan materi dalam kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan siswa sehingga akan membawa keberhasilan dalam belajar. Saran Bagi Sekolah a.



Berdasarkan hasil penelitian, alangkah baiknya pihak sekolah untuk meningkatkan kualitan dan kuantitas fasilitas belajar yang menunjang kegiatan belajar mengajar dengan disertai pengelolaan yang baik. 




b.



Sekolah hendaknya lebih mengefektifkan kegiatan belajar mengajar dan mendorong siswa menggunakan cara belajar yang baik serta menciptakan lingkungan dan fasilitas yang mendukung seperti alat praktek yang lengkap.