Laba Atas Transaksi Antar Perusahaan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LABA ATAS TRANSAKSI ANTAR PERUSAHAANPERSEDIAAN TRANSAKSI PERSEDIAAN ANTAR PERUSAHAAN Pendapatan pendapatan



diakui



ketika



tersebut



pendapatan



diperoleh.



Dari



tersebut sudut



direalisasi, pandang



yaitu



ketika



entitas



yang



dikonsolidasikan, pendapatan yang diperoleh harus berasal dari penjualan kepada entitas luar (pihak luar). Pendapatan atas penjualan antara perusahaanperusahaan afiliasi tidak dapat diakui sampai barang tersebut dijual keluar dari entitas yang dikonsolidasikan. 1. Eliminasi Pembelian dan Penjualan Antar Perusahaan Penjualan dan pembelian antar perusahaan afiliasi dieliminasi dalam proses konsolidasi untuk melaporkan penjualan dan pembelian (atau harga pokok penjualan) kepada entitas luar. Berikut contoh transaksi eliminasi pembelian dan penjualan antarperusahaan afiliasi. Contoh Kasus 1: Fren Corporation mendirikan sebuah anak perusahaan, Smart Company pada tahun 2006 untuk menjual lini produk Fren Corporation. Semua pembelian Smart berasal dari Fren dengan harga 20% di atas harga perolehan Fren. Selama tahun 2003 Fren membeli barang dagang dari entitas lain sebanyak Rp 20.000.000 dan menjual barang dagangan senilai Rp 20.000.000 tersebut kepada Smart dengan harga Rp 24.000.000, dan Smart menjual semua barang dagangannya pada para pelanggannya dengan harga Rp 30.000.000, ayat jurnal yang berhubungan dengan barang dagangan dicatat dengan buku terpisah Fren dan Smart adalah sebagai berikut: PEMBUKUAN FREN ( dalam ribuan ) Untuk mencatat pembelian kredit dari entitas lain Persediaan (+A)



Rp 20.000



Hutang dagang (+L)



Rp 20.000



Untuk mencatat penjualan antar perusahaan kepada Smart Piutang Usaha – Smart (+A)



Rp 24.000



Penjualan (R, +SE)



Rp 24.000



Untuk mencatat harga pokok penjualan kepada Smart Harga pokok penjualan (E, -SE) Persediaan (-A)



Rp 20.000 Rp 20.000



PEMBUKUAN SMART ( dalam ribuan ) Untuk mencatat pembelian antarperusahaan dari Fren Persediaan (+A)



Rp 24.000



Hutang dagang (+L)



Rp 24.000



Untuk mencatat penjualan kepada entitas lain Piutang Usaha (+A)



Rp 30.000



Penjualan (R, +SE)



Rp 30.000



Untuk mencatat harga pokok penjualan kepada entitas lain Harga pokok penjualan (E, -SE)



Rp 24.000



Persediaan (-A) Rp 24.000 Pada akhir tahun 2006, penjualan Fren termasuk yang dijual ke Smart, adalah Rp 24.000.000 dan harga pokok penjualannya termasuk harga barang dagangan yang ditransfer ke Smart sebesar Rp 20.000.000. Penjualan Smart termasuk penjualan barang dagang kepada entitas lain, Rp 30.000.000 dan harga pokok penjualannya sebesar Rp 24.000.000. Karena Fren dan Smart dianggap sebagai entitas tunggal untuk tujuan pelaporan, penjualan dan harga pokok penjualan gabungan disajikan terlalu besar sejumlah Rp 24.000.000. Kelebihan tersebut dieliminasi dalam kertas kerja konsolidasi. Eliminasi kertas kerja adalah sebagai berikut: (dalam ribuan)



Penjualan Harga pokok penjualan Laba kotor



Fren



100% Smart



Penyesuaian dan Eliminasi



Konsolida si



Rp 24.000



Rp 30.000



a. 24.000



Rp 30.000



24.000 Rp 6.000



a. 24.000



20.000 Rp 4.000 Eliminasi kertas kerja tidak mempengaruhi laba bersih konsolidasi



20.000 Rp 10.000 karena



jumlah eliminasi penjualan dan harga pokok penjualan adalah sama, dan gabungan laba bruto sama dengan laba bruto konsolidasi. Selain eliminasi



pos laba untuk perusahaan, eliminasi piutang dan hutang antar perusahaan harus dilakukan dalam proses konsolidasi. 2. Eliminasi Laba yang Belum Realisasi dalam Persediaan Akhir Entitas konsolidasi merealisasikan dan mengakui laba atas penjualan antar perusahaan afiliasi pada saat barang dijual kepada entitas luar. Persediaan akhir perusahaan afiliasi pembeli mencerminkan laba dan rugi atas penjualan antar perusahaan karena persediaan tersebut lebih mencerminkan harga transfer perusahaan. Contoh transaksi eliminasi laba yang belum direalisasi dalam persediaan akhir masih melanjutkan kasus 1 diatas. Contoh Kasus 2: Selama tahun 2007 Fren membeli barang dagang dari entitas lain sebanyak Rp 30.000.000 dan menjual barang dagang senilai Rp 30.000.000 tersebut kepada Smart sehargaRp 36.000.000. Smart menjual barang dagangnya sebanyak Rp 30.000.000 kepada para pelanggannya dengan harga Rp 37.500.000. Ayat jurnal yang berhubungan dengan transfer barang dagang antar perusahaan selama tahun 2007 adalah sebagai berikut: PEMBUKUAN FREN ( dalam ribuan ) Untuk mencatat pembelian kredit dari entitas lain Persediaan (+A)



Rp 30.000



Hutang dagang (+L)



Rp 30.000



Untuk mencatat penjualan antar perusahaan kepada Smart Piutang Usaha – Smart (+A)



Rp 36.000



Penjualan (R, +SE)



Rp 36.000



Untuk mencatat harga pokok penjualan kepada Smart Harga pokok penjualan (E, -SE)



Rp 30.000



Persediaan (-A)



Rp 30.000



PEMBUKUAN SMART ( dalam ribuan ) Untuk mencatat pembelian antarperusahaan dari Fren Persediaan (+A)



Rp 36.000



Hutang dagang (+L)



Rp 36.000



Untuk mencatat penjualan kepada entitas lain Piutang Usaha (+A) Penjualan (R, +SE) Untuk mencatat harga pokok penjualan kepada



Rp 37.500 Rp 37.500



entitas lain Harga pokok penjualan (E, -SE)



Rp 30.000



Persediaan (-A) Rp 30.000 Penjualan Fren tahun 2007 kepada Smart Rp 36.000.000 dan harga pokok penjualannya mencerminkan harga pokok dagangan yang ditransfer kepada Smart sebesar Rp 30.000.000, Penjualan Smart tahun 2007 sebesar Rp 37.500.000 terdiri dari barang dagang yang diperoleh dari Fren, dan harga pokok penjualannya sebesar Rp 30.000.000 dari Rp 36.000.000 harga transfer barang dagangan yang diperoleh Fren. Hal ini sama dengan Rp 30.000.000/Rp 36.000.000 atau 5/6. Sisa barang dagang yang diperoleh dari Fren tahun 2007 tetap ada dalam persediaan Smart pada tanggal 31 Desember 2007 dengan harga transfer Rp 6.000.000, termasuk laba yang belum direalisasi sebesar Rp 1.000.000 ( berasal dari sisa laba 1/6 x Rp 6.000.000). Jurnal eliminasi dalam kertas kerja oleh Fren Corporation adalah sebagai berikut : Penjualan resiprokal (dari Fren ke Smart), yaitu penjualan sebesar Rp 36.000.000 Jurnal eliminasi yang dibuat : Penjualan



Rp 36.000.000 Harga pokok penjualan



Rp 36.000.000



Laba yang belum direalisasi, pada persediaan akhir tahun masih tersisa sebesar Rp1.000.000 ( 1/6 dari harga transfer Rp 6.000.000) Jurnal eliminasi yang dibuat : Harga pokok penjualan



Rp 1.000.000



Persediaan



Rp 1.000.000



Kertas kerja eliminasi yang dibuat oleh Fren tahun 2007 sebagai berikut : (dalam ribuan)



Laporan laba rugi Penjualan H.pokok penjualan Laba kotor Neraca Persediaan



Fren



100% Smart



Penyesuaian dan Eliminasi



Konsolida si



Rp 36.000



Rp 37.500 30.000 Rp 7.500



a. 36.000 b. 1.000



Rp 37.500



30.000 Rp 6.000



Rp 6.000



a. 36.000 b. 1.000



25.000 Rp 12.500 Rp



5.000



Debit harga pokok penjualan pada jurnal eliminasi diatas mengurangi laba dengan



peningkatan



harga



pokok



penjualan



konsolidasi,



dan



kredit



mengurangi nilai persediaan dari harga transfer antar perusahaan menjadi harga



perolehan.



Dari



sudut



pandang



entitas



yang



dikonsolidasikan,



persediaan akhir Smart disajikan terlalu besar sejumlah laba yang belum direalisasi Rp 1.000.000 Oleh karena persediaan akhir yang disajikan terlalu besar menyebabkan harga pokok penjualan terlalu rendah dan laba bruto menjadi terlalu tinggi, kesalahan tersebut diperbaiki dengan ayat jurnal kertas kerja b, yang menambah (debit) harga pokok penjualan dan mengurangi (kredit) persediaan akhir yang disajikan terlalu besar tersebut. Ayat jurnal eliminasi ini mengurangi laba bruto konsolidasi sebesar Rp 1.000.000 ( pengaruh pada laporan laba rugi) dan persediaan akhir konsolidasi sebesar Rp 1.000.000 (pengaruh pada neraca). METODE EKUITAS Pada tanggal 31 Desember 2007, Fren menghitung pendapatan investasinya dengan cara yang biasa kecuali bahwa laba antar perusahaan sebesar Rp 1.000.000 harus ditangguhkan. Dalam ayat jurnal konsolidasi satu baris Fren, pendapatan dari Smart akan dikurangi dengan laba yang belum direalisasi dalam persediaan akhir sebesar Rp 1.000.000, karenanya , akun investasi pada Smart juga akan dikurangi sebesar Rp 1.000.000. 1. Pengakuan Laba yang Belum Direalisasi dalam Persediaan Awal Laba yang belum direalisasi dalam persediaan akhir akan direalisasi ketika barang dagang dijual kepada pihak diluar entitas konsolidasi. Realisasi terjadi pada periode fiskal berikutnya, sehingga pengakuan ditunda sampai tahun berikutnya. Pengakuan laba yang



belum direalisasi mengharuskan kredit



pada harga pokok penjualan pada kertas kerja karena jumlah persediaan tercermin



dalam



harga



pokok



penjualan



jika



sistem



perpetual



yang



digunakan. Berikut ini contoh kasus untuk transaksi pengakuan laba yang belum direalisasi pada persediaan awal. Contoh transaksi masih melanjutkan kasus 1 dan 2 diatas.



Contoh kasus 3: Selama tahun 2008 Fren Corporation menjual barang dagang senilai Rp 40.000.000 kepada Smart Company dengan harga Rp 48.000.000 dan Smart menjual 75% dari barang dagang tersebut dengan harga Rp 45.000.000, Smart juga menjual barang dagang dari persediaan awalnya (harga perolehan



Rp 6.000.000) kepada para pelanggannya dengan harga Rp 7.500.000. ayat jurnal yang berhubungan dengan barang dagang yang ditransfer. PEMBUKUAN FREN ( dalam ribuan ) Untuk mencatat pembelian kredit dari entitas lain Persediaan (+A)



Rp 40.000



Hutang dagang (+L)



Rp40.000



Untuk mencatat penjualan antar perusahaan kepada Smart Piutang Usaha – Smart (+A)



Rp 48.000



Penjualan (R, +SE)



Rp 48.000



Untuk mencatat harga pokok penjualan kepada Smart Harga pokok penjualan (E, -SE)



Rp 40.000



Persediaan (-A)



Rp 40.000



PEMBUKUAN SMART ( dalam ribuan ) Untuk mencatat pembelian antarperusahaan dari Fren Persediaan (+A)



Rp 48.000



Hutang dagang (+L)



Rp 48.000



Untuk mencatat penjualan kepada entitas lain sebesar Rp45.000 dan Rp7.500 Piutang Usaha (+A)



Rp 52.500



Penjualan (R, +SE)



Rp 52.500



Untuk mencatat harga pokok penjualan kepada entitas lain (harga transfer Rp 48.000x 75% yang dijual dan Rp 6.000 dari persediaan awal) Harga pokok penjualan (E, -SE)



Rp 42.000



Persediaan (-A) Rp 42.000 Catatan : Transaksi penjualan dan pembelian oleh Fren dan Smart sebagai entitas konsolidasi berakibat pada akhir tahun 2008, Smart masih memiliki persediaan akhir sebesar 25% yaitu sebesar Rp 12.000.000 (Rp 48.000.000 x 25%) karena Smart baru menjual barang dagangan yang dibeli dari Fren sebanyak 75%. Persediaan akhir Smart tahun 2008 termasuk laba yang belum direalisasi sebesar Rp 2.000.000 {Rp 12.000.000 – (Rp 12.000.000/1,2



harga transfer)} atau nilai persediaan akhir harga transfer (fren) Rp 10.000.000. Ayat jurnal yang dibuat oleh Fren untuk mengeliminasi transaksi resiprokal dan mengakui laba yang sebelumnya ditangguhkan dari persedian awal tahun adalah sebagai berikut : a.



Mengeliminasi transaksi penjualan dan pembelian antarperusahaan Jurnal yang dibuat : Penjualan



Rp 48.000.000



Harga pokok penjualan b.



Rp 48.000.000



Mengakui laba dari persediaan awal yang sebelumnya ditangguhkan Jurnal yang dibuat : Investasi dalam Smart



Rp 1.000.000



Harga pokok penjualan c.



Rp 1.000.000



Mengeliminasi laba antarperusahaan pada persediaan akhir (laba yang belum direalisasi dalam persediaan akhir Jurnal yang dibuat : Harga pokok penjualan



Rp 2.000.000



Persediaan



Rp 2.000.000



Kertas kerja eliminasi yang dibuat oleh Fren tahun 2008 sebagai berikut : (dalam ribuan)



Laporan laba rugi Penjualan H.pokok penjualan Laba kotor Neraca Persediaan Investasi dalam Smart



Fren



100% Smart



Penyesuaian dan Eliminasi



Konsolida si



Rp 48.000



Rp 52.500 42.000



Rp 52.500



40.000



Rp 10.500



a. 48.000 c. 2.000



Rp 8.000



Rp 12.000



a. 48.000 b. 1.000 c. 2.000



35.000 Rp 17.500



Rp b. 10.000 XXX 1.000 Ayat jurnal kertas kerja a dan c pada dasarnya sama seperti ayat jurnal untuk tahun 2007. Tujuannya adalah untuk mengeliminasi pembelian dan penjualan antar perusahaan dan menangguhkan laba yang belum direalisasi dalam persediaan akhir. Dari sudut pandang konsolidasi, kelebihan persediaan awal sebesar Rp 1.000.000 menyebabkan harga pokok penjualan dalam tahun 2008 menjadi terlalu besar. Ayat jurnal b mengakui laba yang sebelumnya ditangguhkan (tahun 2007) dengan mengurangi harga pokok penjualan konsolidasi dan karenanya meningkatkan laba bruto konsolidasi. Debit akun investasi dalam Smart merupakan penyesuaian untuk ayat jurnal konsolidasi



satu baris yang mengurangi akun investasi pada Smart tahun 2007 untuk menangguhkan laba yang belum direalisasi dalam persediaan akhir tersebut. Contoh tersebut diatas tidak mencakup pengaruh transaksi persediaan antar perusahaan terhadap perhitungan hak minoritas atau terhadap akuntansi perusahaan induk menurut metodee ekuitas.



PENJUALAN DOWN STREAM (ARUS KE BAWAH) DAN UPSTREAM (ARUS KE ATAS) Penjualan



oleh



perusahaan



induk



kepada



perusahaan



anaknya



akan



meningkatkan penjualan, harga pokok penjualan dan laba kotor perusahaan induk tetapi tidak mempengaruhi laba perusahaan anak sampai barang dagang tersebut dijual kepada entitas luar. Berikut ini akan diilustrasikan penangguhan laba antar perusahaan atau laba yang belum direalisasi atas penjualan downstream. PENANGGUHAN LABA ANTARPERUSAHAAN DALAM PERIODE PENJUALAN ANTARPERUSAHAAN Contoh kasus 4: Park Corporation mempunyai 90% saham berhak suara Sori Corporation. Laporan laba rugi terpisah Park dan Sori untuk tahun 2006, sebelum mempertimbangkan laba yang belum direalisasi, adalah sebagai berikut : Park Corp Penjualan Harga pokok penjualan Laba Kotor



Rp 100.000 (60.000) 40.000



Sori Corp Rp 50.000 (35.000) 15.000



Beban



15.000



5.000



Laba Operasi



25.000



10.000



Laba dari Sori Laba Bersih



9.000 34.000



10.000



Transaksi selama tahun 2006 adalah sebagai berikut : Penjualan Park kepada Sori sebesar Rp 15.000 dengan laba sebesar Rp 6.250. Persediaan Sori per 31 Desember 2006, termasuk 40% barang dagang dari transaksi antarperusahaan. Pada pembukuan yang terpisah Park mengambil bagiannya atas laba Sori dan menangguhkan pengakuan laba yang belum direalisasi dengan membuat ayat jurnal berikut :



Investasi dalam Sori



Rp 9.000



Laba dari Sori



Rp 9.000



Laba dari Sori



Rp 2.500



Investasi dalam Sori



Rp 2.500



Ayat jurnal kedua pada pembukuan Park mengurangi laba dari Sori yaitu dari Rp 9.000 menjadi Rp 6.500. Oleh karena bagian Park hanya sebesar Rp 9.000 (kepemilikan 90%) maka beban hak minoritas pada kertas kerja Park dicatat sebesar Rp 1.000. Jurnal elimasi yang dibuat oleh Park per 31 Desember 2006 untuk mengeliminasi akun resiprokal adalah sebagai berikut : Jurnal eliminasi : Mengeliminasi penjualan dan pembelian resiprokal Jurnal : Penjualan



Rp 15.000



Harga pokok penjualan



Rp 15.000



Mengeliminasi laba antarperusahaan dari harga pokok penjualan dan persediaan Jurnal : Harga pokok penjualan



Rp 2.500



Persediaan



Rp 2.500



Mengeliminasi laba investasi dan menyesuaikan akun investasi dalam Sori per 1 Januari 2006 (dalam laporan konsolidasi tidak boleh ada laba atas transaksi antarperusahaan afiliasi) Jurnal : Laba dari Sori



Rp 6.500



Investasi dalam Sori



Rp 6.500



KERTAS KERJA PARK DAN PERUSAHAAN ANAK, SORI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2006 Park Laporan laba rugi Penjualan Laba dari Sori H.pokok penjualan Beban Beban hak minoritas ( Rp 10.000 x 10%) Laba Bersih Neraca Persediaan Investasi dalam Sori



90% Sori



Rp 100.000 6.500 (60.000) (15.000)



Rp 50.000



Rp 31.500



Rp 10.000



XXX



(35.000) (5.000)



Rp 7.500



Penyesuaian dan Eliminasi



a. 15.000 b. 6.500 c. 2.500



Laporan Konsolidasi Rp 135.000



a. 15.000



( 82.500) ( 20.000) ( 1.000) Rp 31.500



b. 2.500 c. 6.500



Rp 5.000



PENGAKUAN LABA ANTARPERUSAHAAN ATAS PENJUALAN KEPADA ENTITAS LUAR



Contoh Kasus 5: Barang dagang yang diperoleh dari park selama tahun 2006 dijual oleh Sori pada tahun 2007, asumsi tidak ada transaksi antarperusahaan antara Park dan Sori selama



tahun



2007.



Laporan



laba



rugi



terpisah



tahun



2007



sebelum



mempertimbangkan laba yang belum direalisasi dalam persediaan awal Sori sebesar Rp 2.500 adalah sebagai berikut : Park Corp Penjualan Harga pokok penjualan Laba Kotor



Sori Corp



Rp 120.000 (80.000) 40.000



Rp 60.000 (40.000) 20.000



Beban



20.000



5.000



Laba Operasi



20.000



15.000



Laba dari Sori



13.500



-



Laba Bersih 33.500 15.000 Laba operasi Park tahun 2007 tidak dipengaruhi oleh laba yang belum direalisasi dalam persediaan Sori per 31 Desember 2006. Namun laba Sori tahun 2007 terpengaruh karena persediaan awal Sori lebih saji Rp 2.500 demikian pula untuk harga pokok penjualan. Dari sudut pandang Park laba investasinya akan dicatat dan disesuaikan sebagai berikut : ( Mencatat laba investasi dari Sori ) Investasi dalam Sori



Rp 13.500



Laba dari Sori



Rp 13.500



( Untuk mencatat realisasi laba dari penjualan antarperusahaan tahun 2006 kepada Sori) Investasi dalam Sori



Rp 2.500



Laba dari Sori



Rp



2.500



Pada akhir tahun 2007 ayat jurnal diatas akan meningkatkan investasi dalam Sori dari Rp 13.500 menjadi Rp 16.000 dan laba bersih Park dari Rp 33.500 menjadi Rp 36.000. Berikut ini jurnal eliminasi dan kertas kerja konsolidasi Park dan Sori : Menyesuaikan atau mengakui laba dari persediaan awal yang sebelumnya ditangguhkan. Jurnal : Investasi dalam sori



Rp 2.500



Harga pokok penjualan



Rp



2.500



Mengeliminasi laba investasi dan menyesuaikan akun investasi ke dalam saldo awal. Jurnal : Laba dari Sori



Rp 16.000



Investasi dalam Sori



Rp 16.000



SEBAGIAN KERTAS KERJA PARK CORPORATION DAN PERUSAHAAN ANAK, SORI CORPORATION UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2007 Park



Penyesuaian dan eliminasi



Sori



Debet Laporan laba rugi Penjualan



Rp 120.000



Rp 60.000



Laba dari Sori



Rp 180.000 b. 16.000



16.000 H.pokok penjualan (80.000)



(40.000)



(20.000)



( 5.000)



Beban



Kredit



Laporan Konsolidasi



a. 2.500



(117.500) ( 25.000)



Beban hak minoritas (Rp 15.000x10%)



( 1.500)



Laba bersih



Rp 36.000



Neraca Investasi dlm Sori



XXX



Rp 15.000



Rp 36.000



a. 2.500



b. 16.000



LABA YANG BELUM DIREALISASI DARI PENJUALAN UPSTREAM Penjualan



oleh



anak



perusahaan



kepada



induk



perusahaannya



akan



meningkatkan penjualan, harga pokok penjualan dan laba kotor anak perusahaan, tetapi tidak memengaruhi laba operasi induk sampai barang dagang dijual kembali kepada entitas lain. Laba bersih induk perusahaan dipengaruhi, karena induk perusahaan mengakui bagiannya atas pendapatan anak perusahaan berdasarkan metode ekuitas. Jika anak perusahaan penjual adalah perusahaan afiliasi yang dimiliki 100%, induk perusahaan menangguhkan 100% dari laba yang belum direalisasi pada tahun terjadinya penjualan antar perusahaan. Jika anak perusahaan adalah perusahaan afiliasi yang hanya dimiliki sebagian, induk perusahaan juga hanya menangguhkan sebatas bagiannya atas laba anak perusahaan yang belum direalisasi.



Penangguhan Laba Antar Perusahaan Dalam Periode Penjualan Antar Perusahaan



Diasumsikan bahwa Salt Corporation (perusahaan anak) menjual barang dagang, yang dibeli seharga Rp 7.500.000, kepada Park Corporation (perusahaan induk) dengan harga Rp 20.000.000 selama tahun 2006 dan menjual 60% dari barang dagang tersebut kepada pihak luar dengan harga Rp 15.000.000 pada akhir tahun laba persediaan yang belum direalisasi sebesar Rp 5.000.000 (harga perolehan sebesar Rp 3.000.000 tetapi dimasukkan dalam persediaan Park sebesar Rp 8.000.000). Jika Salt melaporkan laba bersih tahun 2006 sebesar Rp 50.000.000, bagian



Park



diakui



seperti



dalam



Peraga



dibawah



ini.



Peraga



tersebut



membandingkan konsolidasi satu baris atas kepemilikan 100% dan kepemilikan sebesar 75% pada perusahaan anak. Seperti diilustrasikan, Jika Park mencatat 100% dari pendapatan/laba Salt berdasarkan metode ekuitas, Park harus mengeliminasi 100% dari setiap laba yang belum direalisasi yang termasuk dalam laba tersebut. Jika Park hanya mencatat



75%



dari



laba



Salt



berdasarkan



metode



ekuitas,



Park



harus



mengeliminasi hanya 75% dari laba yang belum direalisasi yang termasuk dalam laba Salt tersebut. Pada kedua kasus, semua laba yang belum direalisasi yang dicatat oleh Park dieliminasi dari akun laba dan investasi. (dalam ribuan) Bagian A Jika Salt adalah anak perusahaan yang dimiliki 100% Investasi pada Salt (+A) Laba dari SaltR,+SE) Untuk mencatat 100% pendapatan Salt yang dilaporkan sebagai pendapatan dari anak perusahaan.



50.000



5.000



Laba dari Salt (-R,-SE) 5.000 Investasi pada Salt Untuk menangguhkan 100% laba persediaan yang Belum direalisasi yang dilaporkan Salt sampai direalisasi. Ayat jurnal tunggal sebesar Rp 45.000 [(50.000 - 5.000) x 100%] dapat juga digunakan.



5.000



Bagian B Jika Salt adalah anak perusahaan yang dimiliki 75% Investasi pada Salt (+A) 37.500 Laba dari Salt (R,+SE) Untuk mencatat 75% pendapatan/laba Salt yang dilaporkan sebagai pendapatan/laba dari anak perusahaan. Laba dari Salt (-R,-SE) 37.500 Investasi pada Salt (-A) Untuk menangguhkan 75% laba persediaan yang belum direalisasi yang dilaporkan Salt sampai direalisasi. Ayat jurnal tunggal sebesar Rp 33.750 [(50.000 - 5.000) x 75%] dapat juga digunakan.



37.500



37.500



Contoh : pengaruh transaksi arus ke bawah dan ke atas pada perhitungan pendapatan PT. Induk menguasai 80% kepentingan PT. Anak, laporan laba-rugi individual tahun 2003 sbb : Induk Rp600.000.000



Anak Rp300.000.000



COGS Gross profit



(Rp300.000.000) Rp300.000.000



(Rp180.000.000) Rp120.000.000



Expense Parent



(Rp100.000.000) Rp200.000.00



(Rp70.000.000)



Sales



separate



income Subsidiary’s



0 net



Rp50.000.000



income Penjualan antar perusahaan tahun 2003 sebesar 100.000.000 dan pada akhir tahun terdapat unrealized profit 20.000.000 yang tersimpan dalam stock akhir. 



Jika downstream sale, maka minority interest income = 50.000.000 net income of subsidiary * 20% = 10.000.000







Jika upstream sale, maka minority interest income dihitung : (50.000.000 net income of subsidiary – 20.000.000 unrealized)*20% = 6.000



.000 Dalam penghitungan consolidated net income, perbedaan net income perbedaan net income antara downstream dan upstream terletak pada minority interest income, sedangkan eliminasi intercompany purchases & sales serta intercompany inventory adalah sama. PT. Induk & Subsidiary Consolidated Income statements For the year ended Desember 31, 2003 Sales (900.000.000-100.000.000)



Induk Rp800.000.000



Anak Rp800.000.000



COGS



Rp400.000.000



Rp400.000.000



100.000.000) Gross profit



Rp400.000.000



Rp400.000.000



Expense (100.000.000+70.000.000) Total realized income



Rp170.000.000 Rp230.000.000



Rp170.000.000 Rp230.000.000



(-)Minority interest income Consolidated net income



(Rp10.000.000) Rp220.000.000



(Rp6.000.000) Rp224.000.000



(480.000.000+20.000.000-



Apabila metode equity yang digunakan, maka konsep one-line consolidation harus tetap dipertahankan. Downstream Downstream Induk separate income (+) Income from Anak Equity in income reported by Anak (50.000.000x80%) (-) Unrealized income Upstream Equity from Anak’s income realized (-) Unrealized income (x) Ownership (%) Induk (and consolidated) net income



Rp200.000.000



Upstream Rp200.000.000



Rp40.000.000 (Rp20.000.000)



Rp220.000.00



Rp50.000.000 (Rp20.000.000) 80% Rp224.000.00



0



0