Landasan - Landasan Pendidikan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH LANDASAN - LANDASAN PENDIDIKAN



Oleh:



1. Halimah



(2138013)



2. Isna Rahayu Putri



( 2138027)



3. Khoiri



(2138012)



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PASIR PENGARAIAN 2021



i



KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim. Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarakatuh. Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, dengan segala rahmat, hidayah, dan karunia-Nya, akhirnya makalah Landasan Pendidikan mengenai “Pengertian dan Landasan Pendidikan “ ini dapat diselesaikan dengan baik, tak lupa salawat dan salam ditujukan kepada nabi yang mulia, Rasulullah Muhammad SAW yang telah mengajarkan kepada kita salah satunya untuk menuntut ilmu yang bermanfaat untuk mencapai kebahagian dunia dan akhirat. Penulisan makalah ini merupakan syarat untuk memenuhi mata kuliah Landasan Pendidikan. Penulis menyadari pembuatan makalah ini belum sempurna dan masih banyak terdapat kekurangan baik dalam hal kedalaman materi maupun dari segi tata bahasa akademik. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang membangun diharapkan guna perbaikan dan menyempurnakan pembuatan makalah ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berjasa dalam memberikan pengajaran, bantuan, pengarahan, informasi dan sebagainya hingga selesainya pembuatan makalah ini. Ucapan terima kasih penulis tujukan antara lain kepada yang terhormat:  Dosen mata kuliah Landasan Pendidikan.  Teman – teman Mahasiswa mata kuliah Landasan Pendidikan.  Semua pihak yang telah memberikan bantuan berupa saran dan kritik yang membangun serta dorongan semangat dan motivasi. Semoga Allah SWT membalas budi baik semua pihak yang telah berjasa dalam pembuatan makalah ini. Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.



Pasir Pengaraian, Oktober 2021



Penulis



i



DAFTAR ISI



Kata Pengantar.......................................................................................................ii Daftar Isi ...............................................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang.................................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................2 1.3 Tujuan Penelitian.............................................................................................2 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian dan Landasan Pendidikan..............................................................3 2.2 Landasan Pendidikan.......................................................................................5 2.3 Konsepsi Mengajar, Mendidik dan Belajar.....................................................9 2.4 Batas-batas Pendidikan....................................................................................10 2.5 Pendidikan Seumur Hidup (Long life education)............................................11 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan......................................................................................................13 3.2 Saran................................................................................................................13 DAFTAR PUSTAKA



ii



BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Pendidikan sebagai usaha sadar yang sistematis – sistematis selalu bertolak dari sejumlah landasan serta mengindahkan sejumlah asas – asas tertentu. Landasan dan asas tersebut sangat penting, karena pendidikan merupakan pilar utama terhadap pengembangan manusia dan masyarakat suatu bangsa tertentu. Untuk Indonesia, pendidikan diharapkan mengusahakan pembentukan manusia pancasila sebagai manusia pembangunan yang tinggi kualitasnya dan mampu mandiri, dan pemberian dukungan bagi perkembangan masyarakat, bangsa, dan Negara Indonesia. (Undang – Undang, 1992: 24). Landasan – landasan pendidikan tersebut akan memberikan pijakan dan arah terhadap pembentukan manusia Indonesia, dan serentak dengan itu, mendukung perkembangan masyarakat, bangsa dan negara. Sedangkan asas – asas pokok pendidikan akan memberi corak khusus dalam penyelenggarakan pendidikan itu, dan pada gilirannya, memberi corak pada hasil – hasil pendidikan itu yakni manusia dan masyarakat Indonesia. Beberapa diantara landasan pendidikan tersebut adalah landasan filosofis, sosiologis, dan kultural, yang sangat memegang peranan penting dalam menentukan tujuan pendidikan. Selanjutnya landasan ilmiah dan teknologi akan mendorong pendidikan itu menjemput masa depan. Kajian berbagai landasan pendidikan itu akan dapat membentuk wawasan yang tepat tentang pendidikan. Dengan wawasan pendidikan yang tepat, serta dengan menerapkan asas – asas pendidikan yang tepat pula, akan dapat memberi peluang yang lebih besar dalam merancang dan menyelanggarakan program pendidikan yang tepat wawasan itu akan memberikan perspektif yang lebih luas terhadap pendidikan, baik dalam aspek konseptual maupun operasional.



1



1.2 Rumusan Masalah a.



Jelaskan pengertian pendidikan secara elektrik menurut kelompok anda?



b.



Diskusikan pelaksanaan dari berbagai landasan pendidikan berdasarkan pengalaman pendidikan anda di sekolah. Tulis bukti – bukti yang anda temukan pada setiap landasan?



c.



Diskusikan perbedaan antara mendidik, mengajar dan belajar?



d.



Diskusikan kapan pendidikan dimulai dan kapan selesai ; dan bagaimana dengan konsep pendidikan seumur hidup?



1.2 Tujuan Penelitian a.



Menjelaskan pengertian dan landasan pendidikan



b.



Memahami berbagai landasan pendidikan, utamanya landasan filosofis, landasan sosiologis, landasan kultural, landasan psikologis



c.



Menyebutkan konsepsi mengajar, mendidik dan belajar



d.



Menjelaskan pendidikan seumur hidup atau (life long education)



2



BAB II PEMBAHASAN



2.1 Pengertian dan Landasan Pendidikan Pendidikan adalah sesuatu yang universal dan berlangsung terus tak terputus dari generasi ke generasi di mana pun di dunia ini. Upaya memanusiakan manusia melalui pendidikan itu diselenggarakan sesuai dengan pandangan hidup dan dalam latar sosial – kebudayaan setiap masyarakat tertentu. Batasan tentang arti “pendidikan” yang dibuat oleh para ahli sangat beragam. Perbedaan tersebut pada umumnya karena perbedaan dalam orientasi filsafat, konsep dasar dan penekanannya. Berikut ini ditinjau beberapa batasan arti pendidikan : a.



UU. No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional Pendidikan adalah usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif



mengembangkan



kekuatanspritual



potensi



keagamaan,



dirinya



pengendalian



untuk diri,



memiliki kepribadian,



kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan darinya, masyarakat, Bangsa dan Negara. b.



Prof. Dr. N. Drijakara Pendidikan diartikan sebagai suatu upaya dalam memanusiakan manusia muda atau pengangkatan manusia muda ke taraf yang insani.



c.



Ki Hajar Dewantara Pendidikan adalah suatu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak. Maksudnya ialah bahwa pendidikan menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada peserta didik agar sebagai manusia dan anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan hidup yang setinggi-tingginya.



3



d.



M.J. Langeveld Pendidikan adalah upaya dalam membimbing manusia yang belum dewasa kearah kedewasaan. Pendidikan adalah suatu usaha dalam menolong anak untuk melakukan tugas-tugas hidupnya agar senantiasa mandiri dan bertanggung jawab secara susila. Pendidikan juga diartikan sebagai usaha untuk mencapai penentuan diri dan tanggung jawab.



e.



Francis John Dewey Pendidikan bukan hanya proses pemberian pengetahuan yang bersifat statis. Keterampilan dan pengetahuan siswa dari proses belajar harus diintegrasikan sepenuhnya kedalam kehidupan mereka dalam bermasyarakat dan dunia nyata.



f.



Francis J. Brown Pendidikan adalah proses kontrol yang memperhatikan perubahan perilaku yang dihasilkan seseorang dan seseorang dalam kelompok.



g.



Arthur K. Ellis, John J. Cogan dan Kenneth R. Howey Pendidikan adalah jumlah total dari pengalaman belajar seseorang selama hidupnya, bukan hanya dalam pengalaman pendidikan formal. Ini adalah proses dimana seseorang mendapatkan, mengerti dirinya sendiri seperti mengerti lingkungannya.



h.



GBHN ( Garis Besar Haluan Negara ) 1998 GBHN 1998 memberikan batasan tentang pendidikan nasional yang berakar pada kebudayaan bangsa dan bedasarkan pancasila dan UUD 1945 diarahkan untuk meningkatkan kecerdasan bangsa serta harkat dan martabat bangsa, mewujudkan manusia serta masyarakat Indonesia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berkualitas, mandiri sehingga mampu membangun dirinya dan masyarakat sekelilingnya serta dapat memenuhi kebutuhan pembangunan nasional dan bertanggung jawab atas bangsa.



4



Pendidikan, seperti sifat sasarannya yaitu manusia, mengandung banyak aspek dan sifatnya sangat kompleks. Karena sifatnya yang kompleks itu, maka tidak sebuah batasanpun yang cukup memadai untuk menjelaskan arti pendidikan secara lengkap. Dibawah ini dikemukakan beberapa batasan tentang pendidikan yang bebeda berdasarkan fungsinya : a. Pendidikan sebagai Proses Transformasi Budaya Sebagai proses transformasi budaya, pendidikan diartikan sebagai kegiatan pewarisan budaya dari suatu generasi ke generasi lainnya. Nilainilai kebudayaan tersebut mengalami proses transformasi dari generasi tua ke generasi muda. Ada 3 bentuk transformasi yaitu nilai-nilai yang masih cocok diteruskan misalnya nilai-nilai kejujuran, rasa tanggungjawab dan lain-lain, yang kurang cocok diperbaiki misalnya tata cara perkawinan, dan tidak cocok diganti misalnya pendidikan seks yang dahulu ditabukan diganti dengan pendidikan seks melalui pendidikan formal. b. Pendidikan sebagai Proses Pembentukan Pribadi Sebagai proses pembentukan pribadi, pendidikan diartikan sebagai sutu kegiatan yang sistematis dan sitemik dan terarah kepada terbentuknya kepribadian peserta didik. Proses pembentukan pribadi dapat dilakukan melalui komunikasi antara orang dewasa dan anak. c. Pendidikan sebagai Penyiapan Tenaga Kerja Pendidikan sebagai penyiapan tenaga kerja diartikan sebagai kegiatan membimbing peserta didik sehingga memilki bekal dasar untuk bekerja.



2.2 Landasan Pendidikan Pendidikan sebagai usaha sadar yang sistematis-sistemik selalu bertolak dari sejumlah landasan serta pengindahan sejumlah asas-asas tertentu. Landasan dan asas tersebut sangat penting, karena pendidikan merupakan pilar utama terhadap perkembangan manusia dan masyarakat bangsa. 2.1.1 Landasan Filosofis Landasan filosofis merupakan landasan yang berkaitan dengan makna atau hakikat pendidikan, yang berusaha menelaah masalah – masalah pokok seperti : apakan pendidikan itu, mengapa pendidikan itu diperlukan, apa yang seharusnya menjadi tujuannya. Landasan filosofis 5



adalah landasan yang berdasarkan atau bersifat filsafat. Filsafat pendidikan berupaya menjawab secara kritis dan mendasar berbagai pertanyaan kelompok sekitar pendidikan. kejelasan berbagai hal itu sangat perlu untuk menjadi landasan berbagai keputusan dan tindakan yang dilakukan dalam pendidikan. hal itu sangat penting karena hasil pendidikan tidak segera tampak, sehingga setiap keputusan dan tindakan itu harus diyakinkan kebenaran dan ketepatannya meskipun hasilnya belum dapat dipastikan. Ketepatan setiap keputusan dan tindakan, serta diikuti dengan upaya pemantauan dan penyesuaian yang menerus, sangat penting karena koreksi setelah diperoleh hasilnya sangat sulit dan sudah terlambat. Kajian – kajian yang dilakukan oleh berbagai cabang filsafat akan besar pengaruhnya terhadap pendidikan karena prinsip – prinsip dan kebenaran – kebenaran hasil kajian tersebut pada umumnya diterapkan dalam bidang pendidikan. Peranan filsafat dalam bidang pendidikan tersebut berkaitan dengan hasil kajian antara lain tentang : a. Keberadaan dan kedudukan manusia sebagai makhluk di dunia ini seperti yang disimpulkan sebagai zoon politicon, homo sapiens, animal educandum. b. Masyarakat dan kebudayaannya. c. Keterbatasan manusia sebagai makhluk hidup yang banyak menghadapi tantangan ; d. Perlunya landasan pemikiran dalam pekerjaan pendidikan, utamanya filsafat pendidikan. ( Wayan Ardhana,1986:Modul 1 /9 ). Hasil – hasil kajian filsafat tersebut utamanya tentang konsepsi manusia dan dunianya, sangat besar pengaruhnya terhadap pendidikan. berbagai pandangan filosofis tentang manusia dan aliran dunianya yang dikemukakan oleh berbagai aliran dalam filsafat sangat bervariasi. Secara historis terdapat dua aliran yang saling bertentangan yakni idealisme dan naturalisme ( positivisme), dengan segala variasinya masing - masing. Wayan Ardhana, dkk ( 1986:Modul 1/1218) mengemukakan bahwa aliran – aliran filsafat itu bukan hanya mempengaruhi pendidikan, tetapi juga melahirkan aliran filsafat pendidikan seperti : 1). Idealisme Menegaskan bahwa hakikat kenyataan adalah ide sebagai gagasan kejiwaan. Apa yang dianggap kebenaran realitas hanyalah bayangan atau refleksi dari ide sebagi kebenaran spiritual atau 6



mental. Ide sebagai gagasan kejiwaan itulah sebagai kebenaran atau nilai sejati yang absolut dan abadi. Namun pada umumnya aliran ini menekankan bahwa pendidikan merupakan kegiatan intelektual untuk membangkitkan ide – ide yang masih laten. Oleh karena itu sebagai lembaga pendidikan, sekolah berfungsi untuk membantu siswa mencari dan menemukan kebenaran, keindahan dan kehidupan yang luhur. 2). Realisme Pendidikan menekankan pada pengakuan adanya kenyataan hakiki yang objektif, diluar manusia. 3). Perenialisme Dinamakan perenialisme karena kurikulumnya berisi materi yang konstan atau perenial. Prinsip pendidikan antara lain : a. Konsep pendidikan itu bersifat abadai karena hakekat manusia yang tidak pernah berubah. b. Inti pendidikan harus mengembangkan kekhususan manusia yang unik yaitu kemampuan berfikir. c. Tujuan belajar adalah mengenal kebenaran abadi dan universal. d. Pendidikan merupakan persiapan bagi kehidupan sebenernya.



4). Esensialisme Filsafat pendidikan yang menerapkan prinsip Idealisme dan Realisme secara ekletis. Esensialisme mulai lebih dominan di Eropa sejak adanya semacam pertentangan antara para pendidik, sehingga mulai timbul pemisah antara pelajaran teoritik ( Liberal arts ) yang memerdekakan akal dengan pelajaran praktek.



5). Pragmatisme dan progresivisme Sedangkan Waini Rasyidin (dalam Redja Mudyahardjo et.al., 1992. 140-150) membedakan antara filsafat dan mazhab filsafat pendidikan, yakni aliran filsafat yang besar pengaruhnya terhadap pendidikan adalah idealisme, realisme (positivisme, materialisme), :Neothomisme, dan pragmaisme ; sedangkan mazhab filsafat pendidikan ialah esensialisme, perenialisme, progresivisme dan rekonstruksionisme. Baik sebagai aliran filsafat maupun sebagai mazhab filsafat pendidikan, pandangan – pandangannya



7



tentang dan atau



manusia dan dunianya pada umumnya ikut mempengaruhi konsepsi penyelenggaran penelitian.



2.1.2



Landasan Sosiologis Landasan sosiologis pendidikan adalah acuan atau asumsi dalam penerapan pendidikan yang bertolak pada interaksi antar individu sebagai mahluk sosial dalam kehidupan bermasyarakat. Kegiatan pendidikan merupakan suatu proses interaksi antara dua individu (pendidik dan anak didik). Oleh karena itu kegiatan pendidik dapat berlangsung baik dilingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Kajian sosiologis tentang pendidikan mencakup semua jalur pendidikan tersebut; pendidikan keluarga sangat penting, karena keluarga merupakan lembaga sosial yang pertama bagi tiap manusia. Oleh karena itu proses sosialisasi dimulai dari keluarga dimana anak mulai mengembangkan diri. Dalam keluarga dimulai ditanamkan nilai – nilai dan sikap yang dapat mempengaruhi perkembangan anak. Nilai – nilai agama, nilai – nilai moral, budaya, dan keterampilan perlu dikembangkan dalam pendidikan keluarga. Kegiatan pendidikan yang sistematis terjadi di lembaga sekolah yang dengan sengaja dibentuk oleh masyarakat dibentuk oleh masyarakat dengan perencanaan dan pelaksanaan yang mantap. Selain sekolah dan keluarga, proses pendidikan juga dipengaruhi oleh berbagai kelompok kecil dalam masyarakat seperti kelompok keagamaan, organisasi kemasyarakatan.



2.1.3



Landasan Kultural Pendidikan selalu terkait dengan manusia, sedangkan setiap manusia menjadi anggota masyarakat dan pendukung budaya. Kebudayaan dan pendidikan mempunyai hubungan timbal balik. Sebagai makhluk kebudayaan manusia hidup dalam suatu sistem yang mengatur bagaimana manusia itu harus hidup dan bertindak baik dalam kehidupannya secara perorangan atau sebagai anggota masyarakat. Sistem pendidikan di Indonesia berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia, pancasila dan UUD 1945.



2.1.4



Landasan Psikologi Pendidikan selalu melibatkan aspek kejiwaan manusia, sehingga landasan psikologis pendidikan merupakan suatu landasan dalam proses pendidikan yang membahas berbagai informasi tentang kehidupan manusia



8



pada umumnya serta gejala-gejala yang berkaitan dengan aspek pribadi manusia pada setiap tahapan usia perkembangan tertentu untuk mengenali dan menyikapi manusia sesuai dengan tahapan usia perkembangannya yang bertujuan untuk memudahkan proses pendidikan. Seorang anak dapat mengembangkan potensinya dengan maksimal bila mendapatkan dukungan dari lingkungan sekitarnya. Pendidik atau orang tua harus memiliki pengetahuan dalam membimbing dan mendukung anak tersebut. Orang tua memiliki peran yang sangat penting dan utama dalam perkembangan personal anak (Grolnick, 1995; Santrock, 2009, Eggen, 2004). Oleh karena itu, hasil kajian dan penemuan psikologis sangat diperlukan penerapannya dalam pendidikan terutama yang berkaitan dengan : a. Perbedaan Individu, tiap individu mempunyai bakat, kemampuan,



minat,



kekuatan serta tempo dan irama perkembangan yang berbeda – beda. implikasinya pendidik tidak boleh memperlakukan sama



pada



Sebagai setiap



peserta didik. b. Kurikulum perlu disusun berdasarkan pengalaman belajar anak. c. Guru



perlu



memahami



perkembangan



kepribadian



anak



agar



dapat



dimanfaatkan dalam pendidikan, terutama dalam memahami setiap peserta didik mengembangkan kepribadiannya. d. Pendidikan hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan anak. e. Perlu diciptakan kondisi lingkungan yang membantu peserta didik untuk mengembangkan



potensi, kecerdasan, emosi dan keterampilan



dalam



pendidikan. 2.3 Konsepsi Mengajar, Mendidik dan Belajar Mengajar adalah perbuatan yang dilakukan oleh seorang pendidik (Guru) kepada Siswa, sehingga terjadi proses belajar. Ciri-ciri hasil pengajaran yang baik adalah hasil belajar tahan lama, dan hasil belajar merupakan pengetahuan yang asli dan otentik. Mendidik adalah penggunaan proses mengajar sebagai sarana untuk mencapai hasil yang maksimal dalam mencapai tujuan pendidikan. Hasil mendidik tidak dapat dilihat dalam waktu yang instan. Contoh seorang guru



9



matematika mengajarkan kepada anak pintar menghitung, tapi anak tersebut tidak penuh perhitungan dalam segala tindakannya, maka kegiatan guru tersebut baru sebatas mengajar belum mendidik. Tidak setiap guru mampu mendidik walaupun ia pandai mengajar, untuk menjadi pendidik guru tidak cukup menguasai materi dan keterampilan mengajar saja, tetapi perlu memahami dasar-dasar agama dan norma-norma dalam masyarakat, sehingga guru dalam pembelajaran mampu menghubungkan materi yang disampaikannya dengan sikap dan keperibadiaan yang harus tumbuh sesuai dengan ajaran agama dan norma-norma dalam masyarakat. Belajar adalah usaha anak didik untuk meningkatkan kemampuan Kognitif, Afektif dan Psykomotorik untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Agar anak didik dapat mengikuti perubahan dalam pola kehidupan, serta dalam menjalain kerjasama, maka anak didik harus dapat : a. Belajar untuk mengenal (learning to know) cara dan sarana untuk memahami pengetahuan lebih lanjut. b. Belajar berkarya (learning to do) untuk meningkatkan kreativitas, produktivitas dan profesionalisme. c. Belajar membentuk jati diri (learning to be) dengan mengembangkan semua potensi yang ia miliki. d. Belajar untuk hidup dalam kebersamaan (learning to live together) dengan mengembangkan pemahaman atas sejarah, tradisi dan nilai-nilai warga lain yang didasarkan atas pengakuan saling ketergantungan dalam menghadapi tantangan masa depan. 2.4 Batas – Batas Pendidikan Batas kemungkinan didik ditentukan oleh keterbatasan potensi bawaan yang disebabkan oleh cacat rohani – jasmani yang berat. menurut Langeveld, batas bawah atau saat siap memperoleh pendidikan ialah pada saat anak sudah sanggup menerima dan mengakui kewibawaan pendidik. Gejala ini nampak kira – kira pada usia 3,5 tahun dan jelas kelihata pada usia 5 tahun. Menurut Langeveld masa sebelumnya merupakan masa pendidikan pendahuluan dimana anak hanya menuruti, meniru orang tua dalam perilaku tertentu, dan tidak langsung dikaitkan dengan tujuan pembentukkan pribadi dewasa susila. Selanjutnya dikatakan oleh Langeveld, bahwa seseoraang telah menyelesaikan pendidikannya bilamana telah mencapai probadi dewasa susila. Sejak bayi sampai terbentuknya pribadi susila anak didik tetap mendapat bantuan dan bimbingan dan pendidik, dan



10



setelah menyelesaikan pendidikannya tak ada lagi ikatan pedagosis antara pendidik dan anak didik. Anak didik itu sendiri akan terus menyempurnakan hidupnya namun pada saat – saat tertentu dapat saja memperoleh pendidikan untuk menyempurnakan kepribadiannya,. Oleh karena itu pendidikan bisa berlangsung seumur hidup. 2.5 Pendidikan Seumur Hidup (Life Long Education) Life Long Education cenderung melihat pendidikan sebagai kegiatan kehidupan dalam masyarakat dalam mencapai perwujudan manusia secara penuh yang berjalan terus menerus seolah – olah tidak ada batasnya. Ini berarti bahwa pendidikan itu tidak hanya penting bagi anak – anak, tetapi juga penting untuk orang dewasa maupun orang tua dalam rangka pencapaian perkembangan manusia yang penuh. Hanya dengan pendidikan manusia dapat mempertahankan kehidupannya dalam perkembangan yang telah dicapainya. Menurut Carl Rogers, pendidikan bukanlah proses pembentukan



11



BAB III PENUTUP



3.1 Kesimpulan Pendidikan



adalah



usaha



yang



dilakukan



manusia



guna



menumbuhkembangkan potensi dasar yang ada pada diri manusia. Pada dasarnya pendidikan tidak mengenal batasan waktu, usia, dan tempat, namun mengenai batas-batas pendidikan maka yang dimaksudkan adalah pembatasan nyata dari proses pendidikan dalam jangka waktu tertentu. Batas awal pendidikan dimulai dengan pemeliharaan yang merupakan persiapan ke arah pendidikan nyata, yaitu pada minggu dan bulan pertama seorang anak dilahirkan, sedangkan pendidikan yang sesungguhnya baru terjadi kemudian. Adapun batas terakhir pendidikan yaitu sampai akhir hayat. 3.2 Saran Perkembangan dunia di era globalisasi ini memang banyak menuntut perubahan kesistem pendidikan nasional yang lebih baik serta mampu bersaing secara sehat dalam segala bidang. Salah satu cara yang harus di lakukan bangsa Indonesia agar tidak semakin ketinggalan dengan negara-negara lain adalah dengan meningkatkan kualitas pendidikannya terlebih dahulu.Dengan meningkatnya kualitas pendidikan berarti sumber daya manusia yang terlahir akan semakin baik mutunya dan akan mampu membawa bangsa ini bersaing secara sehat dalam segala bidang di dunia internasional.



13



DAFTAR PUSTAKA



Tim Dosen MKDK UNJ, 2013. Landasan Ilmu Pendidikan. Jakarta : Fakultas Ilmu Pendidikan UNJ. Surna, I Nyoman dan Olga D. Pandeirot. 2014. Psikologi Pendidikan 1. Jakarta : Erlangga



10



11