Lap Karbohidrat Fix [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Karbohidrat merupakan sumber energi paling melimpah di bumi yang di bentuk oleh tumbuhan melalui reaksi antara karbondioksida dan molekul air dengan bantuan sinar matahari disebut fotosientesis. nCO2 + nH2O (CH2O)n + nO2 (Tim Dosen IPB, 2010).. Dalam tubuh manusia atau hewan, karbohidrat terbentuk melalui reaksi dari beberapa asam amino dan gliserol lemak. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak terlepas dari karbohidrat karena karbohidrat berfungsi bagi manusia untuk melakukan aktifitas seharihari. terutama sebagai bahan bakar (misalnya glukosa), cadangan makanan (misalnya pati pada tumbuhan dan glikogen pada hewan), dan materi pembangun (misalnya selulosa pada tumbuhan, kitin pada hewan dan jamur). Secara biokimia, karbohidrat adalah polihidroksilaldehida atau polihidroksil-keton, atau senyawa yang menghasilkan senyawa-senyawa ini bila dihidrolisis (McGilvery & Goldstein, 1996). Karbohidrat dapat diperoleh dari tumbuhan (Nabati) maupun diperoleh dari hewan (hewani), namun sebagian besar karbohidrat berasal dari tumbuha yang tersusun menjadi Monosakarida, Disakarida, Polisakarida dan Oligosakarida. Pada setiap bentuk dari karbohidrat masing-masing memiliki contoh molekul yang berbeda-beda, seperti sukrosa, fruktosa, laktosa, selulosa, amilum dsb, tentu saja molekul-molekul tersebut tidak terdapat pada alam dengan penggolongan bentuk tersebut melainkan dalam suatu komponen kompleks yang terbentuk dalam buah, umbi, sayur, biji dst. Contoh dari karbohidrat kompleks adalah pati, glikogen, selulosa, serat(fiber) atau dalam konsumsi sehari-hari dapat ditemui terkandung di dalam produk pangan seperti, nasi, kentang, jagung, singkong, ubi, pasta, roti dsb. sedangkan karbohidrat sederhana adalah monosakarida seperti glukosa, fruktosa & galaktosa atau juga disakarida seperti sukrosa & laktosa. Jenis-jenis karbohidrat sederhana ini dapat ditemui terkandung di dalam produk pangan seperti madu, buah-buahan dan susu (Schieberle, 2004). Ada beberapa jenis buah yang sering dikonsumsi sebagai pemenuh gizi yang dibutuhkan oleh tubuh dan mengandung sakarida yang berbeda-beda, oleh karena itu untuk mengetahui kandungan karbohidrat apa saja yang ada pada buah-buahan tersebut maka dilakukanlah beberapa uji yaitu uji Molish, uji Benedict, uji Seliwanoff dan Uji iodine.



1



1.2



Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah menunjukkan adanya zat-zat yang mereduksi dalam suasana alkalis, dan dapat membedakan sakarida (gula) yang dapat mereduksi dan sakarida yang tidak mereduksi? 2. Bagaimanakah menunjukkan adanya polisakarida (terutama amilum), dan dapat membedakan amilium dari glikogen? 3. Bagaimanakah menentukan/mengidentifikasi adanya karbohidrat (monosakarida, disakarida, polisakarida) pada bahan uji? 4. Bagaimanakah menunjukkan adanya fruktosa? 5. Bagaimanakah menunjukkan adanya karbohidrat pada bahan yang belum dikenal secara umum komposisinya?



1.3



Tujuan 1. Untuk menunjukkan adanya zat-zat yang mereduksi dalam suasana alkalis, dan dapat membedakan sakarida (gula) yang dapat mereduksi dan sakarida yang tidak mereduksi. 2. Untuk menunjukkan adanya polisakarida (terutama amilum), dan dapat membedakan amilum dari glikogen. 3. Untuk menentukan/mengidentifikasi



adanya



karbohidrat



(monosakarida,



disakarida, polisakarida) pada bahan uji. 4. Untuk menunjukkan adanya fruktosa. 5. Untuk menunjukkan adanya karbohidrat pada bahan yang belum dikenal secara umum komposisinya. 1.4



Manfaat 1. Mahasiswa dapat menunjukkan adanya zat-zat yang mereduksi dalam suasana alkalis, dan dapat membedakan sakarida (gula) yang dapat mereduksi dan sakarida yang tidak mereduksi. 2. Mahasiswa dapat menunjukkan adanya polisakarida (terutama amilum), dan dapat membedakan amilum dari glikogen. 3. Mahasiswa dapat menentukan/mengidentifikasi



adanya



karbohidrat



(monosakarida, disakarida, polisakarida) pada bahan uji. 4. Mahasiswa dapat menunjukkan adanya fruktosa. 5. Mahasiswa dapat menunjukkan adanya karbohidrat pada bahan yang belum dikenal secara umum komposisinya.



2



BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1



Landasan Teori



3



Karbohidrat merupakan suatu makromolekul yang sangat penting bagi tubuh makhluk hidup. Satu makromolekul karbohidrat adalah satu polimer alam yang dibangun oleh monomer monosakarida, sehingga karbohidrat disebut juga polisakarida. Berbagai senyawa yang termasuk kelompok karbohidrat mempunyai molekul yang berbeda-beda ukurannya, yaitu dari senyawa yang sederhana yang mempunyai berat molekul 90 hingga senyawa yang memiliki berat molekul 500.000 bahkan lebih. Berbagai senyawa tersebut dibagi dalam tiga golongan, yaitu monosakarida, oligosakarida dan polisakarida (McGilvery&Goldstein, 1996). a. Monosakarida adalah karbohidrat yang sederhana, dalam arti molekulnya hanya



terdiri atas beberapa atom karbon saja dan tidak dapat diuraikan dengan cara hidrolisis dalam kondisi lunak menjado karbohidrat lain. Monosakarida yang oaling sederhana adalah gliseraldehida dan dihidroksiaseton (McGilvery&Goldstein, 1996). b. Senyawa yang termasuk oligosakarida mempunyai molekul yang terdiri atas



beberapa molekul monosakarida. Dua molekul monosakarida yang berikatan satu dengan yang lain, membentuk satu molekul disakarida. Oligosakarida yang lain adalah trisakarida yaitu yang terdiri atas tiga molekul monosakarida dan tetrasakarida yang terbentuk dari empat molekul monosakarida. Oligosakarida yang paling banyak terdapat di alam adalah disakarida (McGilvery&Goldstein, 1996). c. Pada umumnya polisakarida mempunyai molekul besar dan lebih kompleks



daripada mono dan oligosakarida, Molekul polisakarida terdiri atas banyak molekul monosakarida. Polisakarida yang terdiri atas satu macam monosakarida saja disebut homopolisakarida,



sedangkan



yang



menagdung



senyawa



lain



disebut



heteropolisakarida. Umumnya polisakarida berupa senyawa berwarna putih dan tidak berbentuk kristal, tidak memiliki rasa manis dan tidak memiliki sifat mereduksi. Berat molekut polisakarida bervariasi dari beberapa ribu hingga lebih dari satu juta. Polisakarida yang dapat larut dalam air akan membentuk larutan koloid. beberapa polisakarida yang penting diantaranya adalah amilim, glikogen, dekstrin dan selulosa. (McGilvery&Goldstein, 1996)



4



d. Disakarida dinganun oleh dua molekul monosakarida. Diasakarida yang sering



ditemukan yaitu maltose, laktosa, dan sukrosa. Maltose tersusun atas monomer glukosa + glukosa yang saling berikatan sedangkan laktosa tersusun atar monomer dari galaktosa + glukosa yang saling berikatan dan selulosa tersusun dari glukosa + fruktosa yang saling berikatan. Maltose tidak ditemukan bebas dialam, melainkan didapati apabila amilum dari glikogen dihidrolisis secara enzimatis. Laktosa daapt ditemukan bebas terutama pada susu oleh karena itu laktosa disebut sebagai gula susu. Sukrosa disintesis oleh jaringan tumbuhan yang berkeloroplas melalui proses fotosintesis dan tidak ditemukan pada jaringan hewan. Semua disakarida merupakan gula pereduksi diakerenakan adanya gugus fungsional dari karbonil yang masih bebas, kecuali pada sukrosa. Sukrosa tidak termasuk kedalam gula pereduksi dikarenakan sukrosa sudah tidak memiliki gugus fungsional yang bebas. Uji Molish Uji molisch adalah uji kimia kualitatif untuk mengetahui adanya karbohidrat. Uji ini didasari oleh reaksi dehidrasi karbohidrat oleh asam sulfat membentuk cincin furfural yang berwarna ungu. Reaksi positif ditandai dengan munculnya cincin ungu di purmukaan antara lapisan asam dan lapisan sampel Sampel yang diuji dicampur dengan reagent Molisch, yaitu α-naphthol yang terlarut dalam etanol. Setelah pencampuran atau homogenisasi, H2SO4 pekat perlahanlahan dituangkan melalui dinding tabung reaksi agar tidak sampai bercampur dengan larutan atau hanya membentuk lapisan. H2SO4 pekat (dapat digantikan asam kuat lainnya) berfungsi untuk menghidrolisis ikatan pada sakarida untuk menghasilkan furfural. Furfural ini kemudian bereaksi dengan reagent Molisch, α-naphthol membentuk cincin yang berwarna ungu. Uji Benedict Karbohidrat bersamaan sifat kimianya dan berhubungan dengan gugus -OH, gugus aldehida dan keton. Uji pada karbohidrat biasanya termasuk sifat mereduksi. Monosakarida dan beberapa disakarida dapat mereduksi terutama dalam suasana basa. Sifat ini karena adanya gugus aldehida atau benda keton dalam karbohidrat. Sifat



5



mereduksi terlihat pada reaksi reduksi ion logam seperti ion Cu2+ dan ion Ag+ pada pereaksi tertentu yaitu pereaksi Fehling, pereaksi Benedict, pereaksi Barfoed, dll. Dalam larutan asam encer, walaupun dipanaskan, monosakarida umumnya stabil, namun pada asam kuat yang pekat, monosakarida menghasilkan furfural atau derivatnya. Reaksi pembentukan furfural ini adalah reaksi dehidrasi atau pelepasan moleukel air dari suatu senyawa. Pentosa hampir secara kuantitatif semuanya terdehidrasi menjadi furfural. Heksosa menghasilkan hidroksimetilfurfural. Karena furfural dan derivatnya ini membentuk senyawa berwarna, maka reaksi ini bisa dipakai untuk uji karbohidrat. Dalam suasana Alkalis sakarida akan membentuk enidid yang mentahh teroksidasi. Semua monosakarida dan disakarida kecuali Sukrosa dan trekalosa akan bereaksi positif bila dilakukan uji Benedict. Larutan-larutan tembaga yang alkalis bila direduksi oleh karbohidrat yang mempunyai gugus aldehid atau keton bebas akan membentuk Cupro Oksida (Cu2O) yang berwarna hijau, merah, orange, atau merah bata dan adanya endapan merah bata pada dasar tabung reaksi. Uji Seliwanoff Uji Seliwanoff adalah sebuah uji kimia yang membedakan gula aldosa dan ketosa. Ketosa dibedakan dari aldosa via gugus fungsi keton/aldehida gula tersebut. Jika gula tersebut mempunyai gugus keton, ia adalah ketosa. Sebaliknya jika ia mengandung gugus aldehida, ia adalah aldosa. Uji ini didasarkan pada fakta bahwa ketika dipanaskan, ketosa lebih cepat terdehidrasi daripada aldosa. Reagen uji Seliwanoff ini terdiri dari resorsinol dan asam klorida pekat: Asam reagen ini menghidrolisis polisakarida dan oligosakarida menjadi gula sederhana. Ketosa yang terhidrasi kemudian bereaksi dengan resorsinol, menghasilkan zat berwarna merah tua. Aldosa dapat sedikit bereaksi dan menghasilkan zat berwarna merah muda. Uji Iodine Amilum merupakan polisakarida yang banyak terdapat di alam, yaitu pada sebagian besar tumbuhan. Strukturnya berupa lingkaran terdiri atas 6 molekul Heksosa dalam ikatan 1-4, secara α-glukosidis untuk beberapa zat ditemukan 250 sampai 300 molekul sisa Glukosa. Amilum berfungsi sebagai cadangan makanan.Amilum terdiri



6



atas 2 macam polisakarida yaitu Amilosa (kira-kira 20%-28%) dari sisanya amilopektin.Molekul amilopektin lebih besar daripada molekul Amilosa karena terdiri atas lebih dari 1000 unit Glukosa. Butir-butir pati tidak larut dalam air dingin tetapi apabila suspensi dalam air dipanaskan akan tetapi suatu larutan koloid kental. Larutan koloid ini apabila diberi larutan Iodium akan berwarna biru. Warna biru tersebut disebabkan oleh molekul amilosa yang membentuk senyawa Amilopektin dengan Iodium akan memberikan warna ungu atau merah lembayung. Glikogen dalam bentuknya seperti Amilopektin dan lebih banyak bercabang dan bereaksi dengan Iodium glikogen akan menghasilkan warna merah hingga coklat. Uji ini dilakukan untuk mengetahui jenis karbohidrat yang ada pada buah, karena sejalan dengan proses pematangan buah biasanya kandungan karbohidrat dalam buah dapat mengalami perubahan komposisi akibat aktivitas enzim. Pada buah yang masak dan manis akan banyak ditemukan glukosa dan fruktosa, sedangkan pada buah mentah banyak ditemukan karbohidrat dalam bentuk amilum dan tidak menutup kemungkinan akan ditemukan bentuk karbohidrat lain.



BAB III PROSEDUR PRAKTIKUM 3.1



Alat dan Bahan 1. Uji Molish a. Alat b. Bahan



: tabung reaksi, pipet tetes, rak tabung reaksi, gelas ukur. : H2SO4 pekat, pereaksi Molish (larutan α-naphtol 10% dalam



ethanol/methanol), larutan karbihidrat (Glukosa 1%, Fruktosa 1%, Laktosa 1%, Sukrosa 1%, Maltosa 1%), ekstrak buah mentah, ranum, dan masak (nanas). 2. Uji Benedict a. Alat : tabung reaksi, pipet tetes, rak tabung reaksi, penjepit tabung reaksi, gelas ukur, waterbath.



7



b. Bahan



: pereaksi benedict, larutan karbohidrat (Glukosa 1%, Fruktosa 1%,



Laktosa 1%, Sukrosa 1%, Maltosa 1%), ekstrak buah mentah, ranum, dan masak (nanas). 3. Uji Seliwanoff a. Alat : tabung reaksi, pipet tetes, rak tabung reaksi, penjepit tabung reaksi, gelas ukur, waterbath dan pencatat waktu. b. Bahan : pereaksi seliwanoff yang baru dibuat (0,05% resorsinol dalam HCL 3 N), larutan karbohidrat karbohidrat (Glukosa 1%, Fruktosa 1%, Laktosa 1%, Sukrosa 1%, Maltosa 1%), ekstrak buah mentah, ranum, dan masak (nanas). 4. Uji Iodine a. Alat : tabung reaksi, pipet tetes, rak tabung reaksi, penjepit tabung reaksi, gelas ukur. b. Bahan



: larutan amilum 1%, larutan laktosa 1%, HCL, NaOH, aquades, larutan



iodine 1 M (10 gram KI dalam 1 liter air + 2,5 gram iodine), ekstrak buah mentah, ranum, dan masak (nanas). 3.2



Prosedur Praktikum 1. Uji Molish - Siapkan semua jenis karbohidrat menjadi larutan dengan konsentrasi 1% - Masukkan 2 ml larutan karbohidrat 1% ke dalam tabung reaksi yang berbeda. - Tambahkan 2-3 tetes pereaksi Molish, kocok perlahan-lahan selama 5 detik - Miringkan tabung reaksi, teteskan 1 ml (± 20 tetes) H 2SO4 melalui dinding tabung reaksi. Tegakkan tabung reaksi dan amati apakah ada cincin berwarna merah ungu pada perbatasan kedua larutan. 2. Uji Benedict - Siapkan semua jenis karbohidrat menjadi larutan dengan konsentrasi 1% - Masukkan 2 ml pereaksi benedict ke dalam tabung reaksi. - Tambahkan 5 tetes larutan glukosa 1%, kemudian panaskan dalam waterbath (penangas) selama 5 menit, biarkan dingin dan bandingkan perubahan warna yang -



terjadi. Lakukan pengujian dengan cara yang sama terhadap larutan karbohidrat 1% yang



lain. 3. Uji Seliwanoff - Siapkan semua jenis karbohidrat menjadi larutan dengan konsentrasi 1% - Masukkan 1 ml pereaksi seliwanoff ke dalam tabung reaksi.



8



-



Tambahkan 2 tetes larutan amilum 1%. Pada waktu bersamaan, tabung reaksi larutan tersebut ditempatkan ke dalam waterbath sampai terbentuk warna (catat



-



kecepatan terbentuknya warna dari masing-masing tabung reaksi). Lakukan pengujian dengan cara yang sama terhadap larutan karbohidrat 1% yang



lain. 4. Uji Iodine - Siapkan tiga tabung reaksi, masing-masing diberi 3 ml larutan amilum 1% - Tambahkan 2 tetes air ke dalam tabung pertama, 2 tetes HCl ke dalam tabung kedua, 2 tetes NaOH ke dalam tabung ketiga. Kocok semua tabung. Perhatikan -



perubahan warna yang terjadi. Panaskan tabung yang berwarna lalu dinginkan. Perhatikan perubahan-perubahan



-



yang terjadi. Lakukan pengujian terhadap larutan selulosa 1% dan glikogen 1%.



BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Tabel 1.1. pengujian karbohidrat dan buah menggunakan P. molish pada konsentrasi !% (Uji Molish) No Bahan yang Diuji



Kegiatan



1



Glukosa 1%



2



Sukrosa 1%



3



Fruktosa 1%



4



Maltosa 1%



5



Laktosa 1%



2ml glukosa 1% + 3 tetes pereaksi Molish → dikocok 5 detik + 1ml H2SO4 2ml sukrosa 1% + 3 tetes pereaksi Molish → dikocok 5 detik + 1ml H2SO4 2ml fruktosa 1% + 3 tetes pereaksi Molish→ dikocok 5 detik + 1ml H2SO4 2ml maltose 1% + 3 tetes pereaksi Molish→ dikocok 5 detik + 1ml H2SO4 2ml laktosa 1% + 3 tetes pereaksi Molish→



Hasil Pengamatan Sebelum Coklat (++)



Sesudah Terbentuk cincin berwarna ungu (++)



Coklat (++)



Terbentuk cincin berwarna ungu (++)



Coklat (++)



Terbentuk cincin berwarna ungu (+)



Coklat (++)



Terbentuk cincin berwarna ungu (+)



Coklat (++)



Terbentuk cincin berwarna ungu



9



6



Nanas mentah



7



Nanas setengah matang



8



Nanas matang



dikocok 5 detik + 1ml H2SO4 2ml Nanas mentah + 3 tetes pereaksi Molish→ dikocok 5 detik + 1ml H2SO4 2ml Nanas setengah matang + 3 tetes pereaksi Molish→ dikocok 5 detik + 1ml H2SO4 2ml Nanas matang + 3 tetes pereaksi Molish→ dikocok 5 detik + 1ml H2SO4



(+) Kuning kecoklatan (++)



Terbentuk cincin berwarna ungu (+++)



Kuning kecoklatan (++)



Terbentuk cincin berwarna ungu (+)



Kuning kecoklatan (++)



Terbentuk cincin berwarna ungu (++)



Tabel 1.2. pengujian karbohidrat dan buah menggunakan P. Benedict pada konsentrasi !% (Uji Molish) No Bahan yang Diuji



Kegiatan



Hasil Pengamatan Sebelum Biru



Sesudah Warna larutan Biru (++ +) Terdapat endapan merah bata (++) Warna larutan Biru (+) Tidak terdapat endapan



1



Glukosa 1%



2 ml pereaksi benedict + 5 tetes glukosa 1% dikocok dan dipanaskan



2



Sukrosa 1%



Biru



3



Fruktosa 1%



2 ml pereaksi benedict + 5 tetes sukrosa 1% dikocok dan dipanaskan 2 ml pereaksi benedict + 5 tetes fruktosa 1% dikocok dan dipanaskan



4



Maltosa 1%



Biru



5



Laktosa 1%



6



Nanas mentah



2 ml pereaksi benedict + 5 tetes maltosa 1% dikocok dan dipanaskan 2 ml pereaksi benedict + 5 tetes laktosa 1% dikocok dan dipanaskan 2 ml pereaksi benedict + 5 nanas mentah dikocok dan dipanaskan



7



Nanas setengah matang



2 ml pereaksi benedict + 5 nanas setengah matang dikocok dan dipanaskan



Biru



Warna larutan merah orange Terdapat endapan (++)



8



Nanas matang



2 ml pereaksi benedict + 5 nanas matang dikocok dan dipanaskan



Biru



Warna larutan merah orange kecoklatan Terdapat endapan (+++)



Biru



Biru Biru



Warna larutan merah bata (++) Terdapat endapan merah bata (+++) Warna larutan Biru (+) Terdapat endapan merah bata (++) Warna larutan Biru (+) Terdapat endapan merah bata (+) Warna larutan merah orange Terdapat endapan (+)



10



Tabel 1.3. pengujian karbohidrat dan buah menggunakan P. seliwanoff pada konsentrasi !% (Uji Molish) No Bahan yang Diuji



Kegiatan



Hasil Pengamatan Sebelum Bening



Sesudah Kuning (+) (44’ 50’’)



1



Glukosa 1%



2 ml seliwanoff + 2 tetes glukosa 1% + dipanaskan



2



Sukrosa 1%



2 ml seliwanoff + 2 tetes sukrosa 1% + dipanaskan



Bening



Merah (+++) (18’ 45’’)



3



Fruktosa 1%



2 ml seliwanoff + 2 tetes fruktosa 1% + dipanaskan



Bening



Merah (+++) (32’ 10’’)



4



Amilum 1%



2 ml seliwanoff + 2 tetes amilum 1% + dipanaskan



Bening



Orange (+) (44’ 50’’)



5



Laktosa 1%



2 ml seliwanoff + 2 tetes laktosa 1% + dipanaskan



Bening



kuning (+) (19’ 15’’)



6



Selulosa 1%



2 ml seliwanoff + 2 tetes selulosa 1% + dipanaskan



Bening



orange (20’ 01’’)



7



Nanas mentah



2 ml seliwanoff + 2 tetes nanas mentah + dipanaskan



Hijau (+)



Merah (+++) (12’ 07’’)



8



Nanas setengah matang



2 ml seliwanoff + 2 tetes nanas setengah matang + dipanaskan



Kuning



Merah (+++) (12’ 07’’)



9



Nanas matang



2 ml seliwanoff + 2 tetes nanas matang + dipanaskan



Kuning (+++)



Merah (+++) (12’ 07’’)



Tabel 1.4. pengujian karbohidrat dan buah menggunakan P. iodine pada konsentrasi !% (Uji Molish) No Bahan yang Diuji 1



Amilum 1%



Kegiatan Tabung 1 :



Hasil Pengamatan Sebelum Putih keruh



3 ml amilum + 2 tetes aquades + 1 tetes iodine Tabung 2 :



Putih keruh



3 ml amilum + 2 tetes HCL + 1 tetes iodine Tabung 3 :



Putih keruh



Sesudah Ditetesi aquades + iodine = Ungu (++) Setelah dipanaskan = jernih Ditetesi HCL + iodine = Ungu (++) Setelah dipanaskan = jernih Ditetesi NaOH + iodine



11



3 ml amilum + 2 tetes NaOH+ 1 tetes iodine Tabung 1 :



= Ungu (++)



Jernih



3 ml laktosa + 2 tetes aquades + 1 tetes iodine Tabung 2 : 2



Laktosa 1%



Jernih



3 ml laktosa + 2 tetes HCL + 1 tetes iodine Tabung 3 :



Jernih



3 ml laktosa + 2 tetes NaOH+ 1 tetes iodine Tabung 1 :



Jernih berkabut



3 ml Selulosa + 2 tetes aquades + 1 tetes iodine Tabung 2 : 3



Selulosa 1%



Jernih berkabut



3 ml selulosa + 2 tetes HCL + 1 tetes iodine Tabung 3 :



Jernih berkabut



3 ml selulosa + 2 tetes NaOH+ 1 tetes iodine



Setelah dipanaskan = jernih Ditetesi aquades + iodine = kuning Setelah dipanaskan = jernih Ditetesi aquades + iodine = biru Setelah dipanaskan = jernih Ditetesi aquades + iodine = jernih Setelah dipanaskan = kuning Ditetesi aquades + iodine = jernih berkabut (+++) Setelah dipanaskan = jernih Ditetesi aquades + iodine = Biru (++) Setelah dipanaskan = jernih Ditetesi aquades + iodine = jernih berkabut (+)



4



Nanas mentah



5 tetes ekstrak nanas + 5 tetes iodine



Kuning (+)



Setelah dipanaskan = kuning jernih Kuning (+)



5



Nanas setengah matang



5 tetes ekstrak nanas + 5 tetes iodine



Kuning (++)



Kuning (+++)



6



Nanas matang



5 tetes ekstrak nanas + 5 tetes iodine



Kuning (+++)



Kuning (++)



4.2. Analisis Data dan Pembahasan



12



Uji Molish 



Sebelum ditetesi asam sulfat (H2SO4) pekat, 1 ml glukosa 1% ditambah pereaksi molish sehingga berwarna coklat (++), setelah ditetesi asam sulfat (H2SO4) pekat, terbentuk







cincin ungu (++). Sebelum ditetesi asam sulfat (H2SO4) pekat, 1 ml fruktosa 1% ditambah pereaksi molish sehingga berwarna coklat (++), setelah ditetesi asam sulfat (H2SO4) pekat, terbentuk







cincin ungu (+). Sebelum ditetesi asam sulfat (H2SO4) pekat, 1 ml sukrosa 1% ditambah pereaksi molish sehingga berwarna coklat (++), setelah ditetesi asam sulfat (H2SO4) pekat, terbentuk







cincin ungu (++). Sebelum ditetesi asam sulfat (H2SO4) pekat, 1 ml maltosa 1% ditambah pereaksi molish sehingga berwarna coklat (++), setelah ditetesi asam sulfat (H2SO4) pekat, terbentuk







cincin ungu (+). Sebelum ditetesi asam sulfat (H2SO4) pekat, 1 ml laktosa 1% ditambah pereaksi molish sehingga berwarna coklat (++), setelah ditetesi asam sulfat (H2SO4) pekat, terbentuk







cincin ungu (+++). Pada larutan ekstrak buah nanas mentah ditambah dengan pereaksi molish sehingga berwarna kuning kecoklatan (++). Kemudian ditambah H2SO4 dan terbentuk cincin warna







ungu (+++). Pada larutan ekstrak buah nanas setengah matang ditambah dengan pereaksi molish sehingga berwarna kuning kecoklatan (++). Kemudian ditambah H2SO4 dan terbentuk







cincin warna ungu (+). Pada larutan ekstrak buah nanas mentah ditambah dengan pereaksi molish sehingga berwarna kuning kecoklatan (++). Kemudian ditambah H2SO4 dan terbentuk cincin warna ungu (++).



Uji Molisch digunakan untuk menguji karbohidrat dalam sampel-sampel uji yang telah disediakan namun tidak spesifik. Sampel tersebut dicampurkan dengan pereaksi Molisch dan ditambah H2SO4(p). Prinsip uji Molisch ialah suatu pembentukan furfural atau turunan-turunan dari karbohidrat yang didehidratasi oleh suatu asam pekat. Dalam percobaan dilakukan penambahan H2SO4(p) yang berfungsi untuk menghidrolisis ikatan pada sakarida untuk menghasilkan furfural. Lalu dibatas kedua cairan tersebut akan



13



terbentuk warna ungu karena terjadi reaksi kondensasi antara furfural dan a-naftol. Dehidrasi heksosa menghasilkan senyawa hidroksi metilfurfural, sedangkan dehidrasi pentosa menghasilkan senyawa furfural. Furfural ini kemudian bereaksi dengan reagen Molisch yaitu a-naftol membentuk cincin berwarna ungu. Sehingga hasil positif ditunjukkan ketika warna larutan ungu pada batas kedua cairan, sedangkan warna hijau menunjukkan reaksi negatif. Berdasarkan percobaan, semua senyawa uji hasilnya positif. Ini menunjukkan bahwa semua senyawa uji mengandung karbohidrat. Pada uji karbohidrat yang kami lakukan pada semua ekstrak buah nanas



telah



mengandung karbohidrat didalamnya, hal ini dapat diketahui dari terbentuknya cincin berwarna ungu pada uji molish disetiap larutan. Namun pada ekstrak buah nanas mentah kami dapatkan cincin berwarna ungu yang tebal, cincin tipis pada ekstrak buah nanas ranum dan cincin sedang pada ekstrak buah nanas matang. Pada uji karbohidrat yang kami lakukan didapatkan bahwa karbohidrat golongan disakarida memiliki cincin yang tebal sedangkan karbohidrat golongan monosakarida memiliki cincin yang tipis. Sehingga dapat diketahui bahwa buah nanas dalam kondisi mentah dan matang mengandung karbohidrat golongan disakarida karena memiliki cincin yang tebal sedangkan buah nanas dalam kondisi ranum mengandung karbohidrat golongan monosakarida karena memiliki cicin yang tipis.



Uji Benedict 



Larutan glukosa 1 % ditambah pereaksi benedict sebelum dipanaskan berwarna biru, setelah dipanaskan membentuk 2 lapisan, lapisan atas berwarna biru (+++), ada endapan







warna merah bata (++). Larutan fruktosa 1 % ditambah pereaksi benedict sebelum dipanaskan berwarna biru, setelah dipanaskan membentuk 2 lapisan, lapisan atas berwarna merah bata, ada endapan







warna merah bata (+++). Larutan laktosa 1 % ditambah pereaksi benedict sebelum dipanaskan berwarna biru, setelah dipanaskan membentuk 2 lapisan, lapisan atas berwarna biru, ada endapan warna







merah bata (+). Larutan sukrosa 1 % ditambah pereaksi benedict sebelum dipanaskan berwarna biru, setelah dipanaskan membentuk 2 lapisan, lapisan atas berwarna biru , tidak ada endapan.



14







Larutan maltosa 1 % ditambah pereaksi benedict sebelum dipanaskan berwarna biru, setelah dipanaskan membentuk 2 lapisan, lapisan atas berwarna biru , ada endapan warna







merah bata (++). Pada larutan ekstrak buah nanas mentah ditambah pereaksi benedict sebelum dipanaskan berwarna biru, setelah dipanaskan membentuk 2 lapisan, lapisan atas berwarna orange,







ada endapan warna merah bata (+). Pada buah nanas ranum ditambah pereaksi benedict sebelum dipanaskan berwarna biru, setelah dipanaskan membentuk 2 lapisan, lapisan atas berwarna merah oranye, ada







endapan warna merah bata (++). Pada buah nanas matang ditambah pereaksi benedict sebelum dipanaskan berwarna biru, setelah dipanaskan membentuk 2 lapisan, lapisan atas berwarna merah oranye kecoklatan, ada endapan warna merah bata (+++).



Uji benedict bertujuan untuk mengetahui adanya gula pereduksi dalam suatu larutan dengan indikator yaitu adanya perubahan warna khususnya menjadi merah bata dan dapat membedakan sakarida (unit gula) yang dapat mereduksi serta sakarida yang tidak mereduksi. Pada pengujian glukosa, fruktosa, dan laktosa didapatkan perubahan yaitu terbentuk endapan berwarna merah bata. Hal tersebut dikarenakan pada larutan mempunyai gugus aldehid yang merupakan gula pereduksi yang lebih mudah dioksidasi/mereduksi. Selain itu, dalam pereaksi benedict juga mengandung kuprisulfat, natrium sitrat, dan natrium karbonat yang menjadikan larutan bersifat basa lemah. Pada ekstrak buah nanas (masak, ranum dan mentah) masing-masing uji benedict menghasilkan endapan berwarna merah bata, hal ini membuktikan bahwa buah nanas termasuk kedalam gula pereduksi Uji seliwanoff 



Percobaan 1: menguji larutan seliwanoff dengan larutan glukosa 1%. Setelah larutan seliwanoff ditetesi larutan glukosa, terbentuk warna orange muda. Kemudian setelah larutan tersebut dipanaskan selama 9 menit 49 detik, warna larutan sama dengan warna







awal. Percobaan 2: menguji larutan seliwanoff dengan larutan fruktosa 1%. Setelah larutan seliwanoff ditetesi larutan glukosa, terbentuk warna orange muda (++). Kemudian setelah larutan tersebut dipanaskan selama 3 menit 2 detik, warna larutan sama dengan warna awal.



15







Percobaan 3: menguji larutan seliwanoff dengan larutan sukrosa 1%. Setelah larutan seliwanoff ditetesi larutan glukosa, terbentuk warna orange muda (++). Kemudian setelah larutan tersebut dipanaskan selama 3 menit 15 detik, warna larutan sama dengan warna







awal. Percobaan 4: menguji larutan seliwanoff dengan larutan laktosa 1%. Setelah larutan seliwanoff ditetesi larutan glukosa, terbentuk warna orange muda. Kemudian setelah larutan tersebut dipanaskan selama 11 menit 10 detik, warna larutan sama dengan warna







awal. Percobaan 5: menguji larutan seliwanoff dengan larutan selulosa 1%. Setelah larutan seliwanoff ditetesi larutan glukosa, terbentuk warna orange muda. Kemudian setelah larutan tersebut dipanaskan selama 7 menit 21 detik, warna larutan sama dengan warna







awal. Percobaan 6: menguji larutan seliwanoff dengan larutan amilum 1%. Setelah larutan seliwanoff ditetesi larutan glukosa, terbentuk warna orange muda. Kemudian setelah larutan tersebut dipanaskan selama 7 menit 3 detik, warna larutan sama dengan warna







awal. Percobaan 7: menguji larutan seliwanoff dengan larutan ekstrak nanas mentah. Sebelum larutan seliwanoff diteteskan ke larutan ekstrak nanas mentah, warna larutan kuning muda. Kemudian setelah larutan dipanaskan selama 2 menit 39 detik, warna larutan







menjadi orange tua. Percobaan 8: menguji larutan seliwanoff dengan larutan ekstrak nanas ranum. Sebelum larutan seliwanoff diteteskan ke larutan ekstrak nanas mentah, warna larutan kuning muda. Kemudian setelah larutan dipanaskan selama 2 menit 31 detik, warna larutan







menjadi orange tua (+). Percobaan 9: menguji larutan seliwanoff dengan larutan ekstrak nanas matang. Sebelum larutan seliwanoff diteteskan ke larutan ekstrak nanas mentah, warna larutan kuning muda. Kemudian setelah larutan dipanaskan selama 2 menit 11 detik, warna larutan menjadi orange tua(+). Uji iodine Uji Iodine digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya polisakarida, terutama pada



amilum. Uji Iodine akan memberikan hasil positif apabila adanya warna biru kehitaman menunjukkan adanya amilosa, adanya warna merah lembayung menunjukkan adanya



16



amilopektin (Abdul, 2013). Glikogen pada pereaksi ini akan menghasilkan warna merah coklat. Uji Iodine akan memberikan hasil negatif apabila warnanya berubah menjadi kuning sampai tidak berwarna (Abdul, 2013). Pada uji ini kami menggunakan larutan amilum 1%, larutan selulosa 1% dan larutan laktosa 1%. Dengan tiga perlakuan untuk masing-masing larutan yaitu dengan ditambahkan larutan HCl, NaOH, dan akuades. Pada saat larutan karbohidrat (amilum, sukrosa) ditetesi dengan akuades kemudian ditambah dengan Iodine akan menghasilkan warna jernih sampai ungu, menandakan adanya polisakarida. Pada larutan karbohidrat (amilum, sukrosa, dan laktosa) dengan HCl kemudian ditambahkan dengan Iodine akan menghasilkan warna ungu sampai biru menandakan terdapat polisakarida. Penambahan HCl bertujuan larutan asam sehingga akan lebih mudah terhidrolisis dan berikatan dengan Iodine. Pada larutan karbohidrat (amilum dan sukrosa) dengan NaOH kemudian ditambahkan dengan Iodine akan menunjukkan warna jernih sampai kuning. Reaksi NaOH akan menghambat ikatan dengan Iodine dikarenakan tidak adanya ikatan helix yang terjadi. Pada larutan laktosa menghasilkan hasil negatif karena laktosa merupakan disakarida. Lalu pada proses pemanasan didapatkan warna kuning sampai jernih dikarenakan pemecahan polisakarida menjadi gugus yang lebih sederhana sehingga didapatkan hasil yang negatif. Pada uji Iodine buah nanas yang telah kami lakukan tidak terdapat uji larutan yang menunjukkan dari adanya polipeptida di buah tersebut, hal ini dapat diketahui dari hasil uji Iodine yang telah kami lakukan semuanya memberikan hasil yang negatif. 4.3. Diskusi Uji Molish 1. Mengapa terbentuk cincin berwarna merah ungu pada bahan yang mengandung karbohidrat? Jawab : Terbentuknya cincin warna merah keunguan pada bahan yang mengandung karbohidrat di sebabkan oleh karbohidrat yang terdehidrasi oleh asam sulfat pekat.Hasilnya akan bereaksi dengan α-naphtol membentuk senyawa berwarna ungu ke merah-merahan. 2. Samakah intensitas warna cincin berwarna merah keunguan pada bahan uji yang anda gunakan dalam praktikum ini?Jelaskan! Jawab : Sama.karena,pada semua bahan yang di uji coba akan berwarna merah ke unguan (pink) semua,namun dalam kelompok kami warna merah keunguan ini dibagi lagi



17



menjadi 3 warna lagi yaitu merah keunguan(pink) pudar,merah keunguan (pink) cerah dan merah keunguan (pink) terang. Uji Benedict 1. Apa warna dari endapan yang terbentuk ? mengapa demikian ? Jawab :Pada hasil uji benedict glukosa, fruktosa, laktosa, dan maltosa membentuk endapan berwarna merah bata pada dasar tabung reaksi yang membuktikan adanya gula pereduksi, karena dapat mereduksi ion Cu2+ dari kaprisulfat menjadi ion Cu+ yang kemudian mengendap sebagai Cu2O. Selain itu adanya natriumkarbonat dan natriumsitrat membuat pereaksi benedict bersifat basa lemah. Sehingga endapan yang terbentuk berwarna merah bata. 2. Pada uji benedict mengapa sukrosa bukan termasuk gula reduksi ? Jawab : Karena pada sukrosa mengandung dua monosakarida (fruktosa dan glukosa) yang terikat melalui ikatan glikosidic sedemikian rupa sehingga tidak mengandung gugus aldehid bebas dan alpha hidroksi keton dalam molekulnya. Sukrosa juga tidak bersifat pereduksi. Uji Seliwanoff 1. Gugus apa dari karbohidrat yang memberikan reaksi positif terhadap uji seliwanoff? Mengapa? Jawab :Gugus keton, karena jika karbohidrat yang mengandung gugus keton direaksikan dengan seliwanoff akan menunjukkan warna merah sebagai reaksi positifnya. Adanya warna merah merupakan hasil kondensasi dari resorsinol yang sebelumnya didahului dengan pembentukan hidroksi metil furfural. Proses pembentukan hidroksi metil furfural berasal dari konversi fruktosa oleh asam klorik panas yang kemudian menghasilkan asam livulenik dan hidroksi metil furfural. Prinsip reaksi berdasarkan atas pembentukkan 4Hidroksi Metil Furfural yang akan membentuk suatu senyawa berwarna ungu dengan adanya resorsinol (1,3- dihidroksi benzene). Reaksi ini spesifik untuk ketosa yang ditandai dengan hasil reaksi berubah warna menjadi merah. 2. Dapatkah uji seliwanoff dipakai untuk membedakan sukrosa dari fruktosa?



18



Jawab :Iya dapat, perbedaannya dilihat dari waktu pemanasannya, pada fruktosa membutuhkan waktu yang singkat untuk mereaksikan larutan tersebut sedangkan pada sukrosa membutuhkan waktu sedikit lebih lama untuk mereaksikan larutannya. Uji Iodine 1. Mengapa terjadi perubahan warna setelah dipanaskan? Jawab :Karena terbentuk ikatan koordinasi antara ion iodida pada helix sehingga merubah warna larutan. 2. Zat manakah selain amilum yang memberikan warna dengan iodine? Jawab : Zat/ larutan yang memberikan warna setelah ditetesi iodine adalah larutan ekstrak mangga muda, larutan ekstrak mangga masak, dan larutan ekstrak mangga kelewat masak. Yang ditunjukkan dengan adanya perubahan warna dari tek berwarna menjadi berwarna merah muda untuk larutan ekstrak mangga muda dan larutan ekstrak mangga kelewat masak, sedangkan untuk larutan ekstrak mangga masakmenunjukkan warna kekuningan setelah ditetesi iodine. Uji hidrolisis pada buah. 1. Mengapa pada buah masak masih ditemukan adanya karbohidrat dalam bentuk polisakarida? 2. Jelaskan proses hidrolisis amilum secara enzimatis! Jawab: 1. Karena monosakarida pada buah mentah berikatan menjadi polisakarida sebagai cadangan makanan tanaman buah. 2. Hidrolisis amilosa oleh a-amilase terjadi melalui dua tahap. Tahap pertama adalah degradasi menjadi maltosa dan maltotriosa yang terjadi secara acak. Degradasi ini terjadi secara cepat diikuti pula dengan menurunnya viskositas dengan cepat. Tahap kedua relatif lambat dengan pembentukan glukosa dan maltosa sebagai hasil akhir. Sedangkan untuk amilopektin, hidrolisis dengan a-amilase dekstrin yang merupakan oligosakarida yang terdiri dari 4 atau lebih residu gula yang semuanya mengandung ikatan a-1,6 glikosida (Suhartono, 1989). BAB V KESIMPULAN



19



A. Simpulan 1. Dari hasil praktikum yang dilakukan, ciri – ciri dari adanya kandungan karbohidrat dari suatu sampel uji adalah terbentuknya cincin ungu yang berada di antara larutan dan endapan. Cincin ungu yang terbentuk memiliki ketebalan yang berbeda-beda sesuai dengan kandungan yang ada di dalamnya. 2. Dari hasil praktikum yang dilakukan, cara untuk mengetahui adanya zat yang mereduksi dalam suasana alkalis adalah dengan melakukan uji Benedict dan dilihat ada tidaknya endapan berwarna merah bata yang terbentuk di dasar tabung dari sampel yang ada. Lalu dari sampel ekstrak buah yang diujikan , terbukti mengandung zat sakarida yang tereduksi. Hal tersebut terbukti adanya endapan merah bata yang merupakan membentuk gugus aldehid atau keton yang bebas membentuk Cupro Oksida. 3. Dari hasil praktikum yang dilakukan, ciri terbentuknya fruktosa pada bahan uji adalah terjadinya perubahan warna pada larutan, yaitu apabila suatu larutan mengandung fruktosa maka akan menghasilkan warna merah cherry saat dilakukan uji Seliwanoff dan apabila mengandung sukrosa akan menghasilkan warna orange. Warna merah cherry yang dihasilkan disebabkan oleh larutan resorsinol pada pereaksi seliwanoff yang bereaksi dengan fruktosa. 4. Dari hasil praktikum yang dilakukan, untuk mengidentifikasi bagaimana cara terbentuknya polisakarida pada suatu bahan uji adalah dengan memperhatikan warna yang dihasilkan setelah ditetesi larutan Iodine pada sampel yang diujikan. 5. Untuk membedakan antara amilum dan glikogen adalah dengan melakukan uji iodin, bila amilum akan membentuk warna biru gelap dan glikogen memberikan warna coklat kemerahan. 6. Dari hasil keempat uji yang dilakukan yaitu uji Molish, uji Benedict, Uji Seliwanoff dan uji Iodin, dapat disimpulkan bahwa pada ekstrak buah mentah kebanyakan hanya mengandung amilum. Sedangkan pada akstrak buah ranum dan matang mengandung glukosa, sukrosa danjuga fruktosa. DAFTAR PUSTAKA



20



Aritonang, Indra. 2013. Definisi, Jenis, Struktur dan Fungsi Karbohidrat. Web http:// indaharitonang-fakultaspertanianunpad.blogspot.com/2013/05/definisi-jenis-struktur-danfungsi.html. . Diunduh tanggal 24 September 2014. Andarwulan, Nuri, dkk. 2011. Analisis Pangan. Jakarta: Dian Rakyat. Rohman, Abdul. 2013. Analisis Komponen Makanan. Graha Ilmu: Yogyakarta. Ratnasari, Evie, dkk. 2012. Petunjuk Praktikum Biokimia. Laboratorium Biokimia Jurusan Biologi Fmipa: Universitas Negeri Surabaya. Widodo, Guntur. 2013. Uji Pada Karbohidrat. Web http:// organiksmakma3c13.blogspot.com/ 2013/03/uji-pada-karbohidrat.html. Diunduh tanggal 24 September 2014.



LAMPIRAN 1. Uji Molish



2. Uji Benedict



21



3. Uji Seliwanoff



4. Uji



4. Uji Iodine



karbohidrat pada buah nanas a.



Uji Molish b. Uji Benedict



22



c.



d. Uji Iodine



23