Laporan 1 Kuantitas Udara [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENGUKURAN KUANTITAS UDARA PADA VENTILASI Mata kuliah Ventilasi Tambang



DOSEN: Drs. Bambang Heriyadi , M.T. NIP. 19641114 198903 1 002



DISUSUN OLEH: Feraldo Sandrio NIM. 17080024



FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN PRODI D3 UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2019



BAB I PENDAHULUAN



A. LATAR BELAKANG Pengendalian kuantitas berkaitan dengan beberapa masalah seperti, perpindahan udara, arah aliran, dan jumlah aliran udara. Pengendalian udara dalam lingkungan kerja sangat diperlukan untuk menjaga kualitas udara dalam memnuhi standard kualitas yang ditetapkan bagi keselamatan dan kesehatan pekerja serta memenuhi syarat kondisi udara yang sesuai bagi proses produksi, lingkungan kerja, mesin atau peralatan yang digunakan atau menjadi penyimpanan. Dengan memperhatikan beberapa faktor diatas, maka perlunya kebutuhan udara segar. Perlunya perhitungan yang pas pada ventilasi tambang bawah tanah, maka dari itu adanya pembekalan di masa kuliah ini dengan mengukur kuantitas udara pada ventilasi tambang. B. MAKSUD DAN TUJUAN 1. MAKSUD Laporan ini disusun bermkasud untuk mengukur apa saja parameter dalam penghitungan kuantitas udara sehingga ventilasi tambang berjalan dengan optimal.



2. TUJUAN a. Mahassiwa diharapkan dapat mengukur kuantitas udara dilapangan b. Mahasiswa mengertahui parameter yang ada pada penghitungan kuantitas udara c. Mahasiswa dapat menggunakan alat yang dibutuhkan dalam pengukuran kuantitas udara pada ventilasi tambang bawah tanah



BAB II KAJIAN TEORI



A. TEORI DASAR Dalam proses penambangan bawah tanah, salah satu hal yang penting adalah dibuatnya ventilasi tambang, agar para pekerja di dalam tambang tidak kehabisan udara segar. karena dapat menyebabkan hilangnya nyawa para pekerja. oleh karena itu perlunya pengaturan ventilasi yang sesuai dengan kebutuhan. Ada pun Fungsi Ventilasi Tambang: a. Menyediakan dan mengalirkan udara segar kedalam tambang untuk keperluan menyediakan udara segar (oksigen) bagi pernapasan para pekerja dalam tambang dan juga bagi segala proses yang terjadi dalam tambang yang memerlukan oksigen. b. Melarutkan dan membawa keluar dari tambang segala pengotoran dari gas-gas yang ada di dalam tambang hingga tercapai keadaan kandungan gas dalam udara tambang yang memenuhi syarat bagi pernapasan. c. Menyingkirkan debu yang berada dalam aliran ventilasi tambang bawah tanah hingga ambang batas yang diperkenankan. d. Mengatur panas dan kelembaban udara ventilasi tambang bawah tanah sehingga dapat diperoleh suasana / lingkungan kerja yang nyaman. Ventilasi tambang bawah tanah memili prinsip: a. Pada pengaturan aliran udara dalam ventilasi tambang bawah tanah, berlaku hukum alam bahwa;



b. Udara akan mengalir dari kondisi bertemperatur rendah ke temperatur panas. c. Udara akan lebih banyak mengalir melalui jalur-jalur ventilasi yang memberikan tahanan yang lebih kecil dibandingkan dengan jalur bertahanan yang lebih besar. d. Hukum-hukum mekanika fluida akan selalu diikuti dalam perhitungan dalam ventilasi tambang. Pengaturan./Pengendalian kualitas udara tambang. Dalam hal ini akan dibahas permasalahan persyaratan udara segar yang diperlukan oleh para pekerja bagi pernafasan yang sehat dilihat dari segi kualitas udara (Quality control). Pengaturan/pengendalian kuantitas udara tambang segar yang diperlukan oleh pekerja tambang bawah tanah. Dalam hal ini akan dibahas perhitungan untuk jumlah aliran udara yang diperlukan dalam ventilasi dan pengaturan jaringan ventilasi tambang sampai perhitungan kapasitas dari kipas angina Pengaturan suhu dan kelembaban udara tambang agar dapat diperoleh lingkungan kerja yang nyaman. Dalam hal ini akan dibahas mengenai penggunaan ilmu yang mempelajari sifat-sifat udara atau psikrometri (psychrometry). Dalam membahas pengaturan ventilasi tambang yang bersifat mekanis perlu juga dipahami masalah yang berhubungan dengan kemungkinan adanya aliran udara akibat ventilasi alami, yaitu antara aliran udara sebagai akibat perbedaan temperatur yang timbul secara alami.



BAB III DATA



Titik 2



Titik 1



Titik 3



Titik 4



V



A



V



A



V



A



V



A



(Laju



(Luas



(Laju



(Luas



(Laju



(Luas



(Laju



(Luas



Udara) Penampang) Udara) Penampang) Udara) Penampang) Udara) Penampang) (m/s)



(m)



(m/s)



(m)



(m/s)



(m)



(m/s)



(m)



1,3



32,6



1,6



33



1.1



33,9



1,1



34



1,1



32,6



1,9



32,7



1,3



33,5



1,2



34,4



1,3



32,3



1,8



33,2



1,1



33,8



1,3



34,9



1,8



32,2



1,9



33,2



1,1



34,6



1,3



34,8



1,4



32,3



1,9



32,8



1,3



33,5



1,1



35



Ket: Titik 1 adalah titik hisap, dan titik 4 adalah titik hembus



BAB IV ANALISIS DATA HISAP Titik Vmax = 1,3 m/s 1. V = Vmax x 0,8 𝑉 = 𝑉𝑚𝑎𝑥 × 0,8 = 1,3 𝑚⁄𝑠 × 0,8 = 1,04 𝑚⁄𝑠 𝑄 = 𝑉 ×𝐴 𝑄 = 1,04 𝑚⁄𝑠 × (0,4 𝑚 × 0,4 𝑚) 𝑄 = 1,04 𝑚⁄𝑠 × 0,16 𝑚2 𝑄 = 0,166 𝑚3 /𝑠 Titik Vmax = 1,3 m/s 2. V = Vmax x 0,8 𝑉 = 𝑉𝑚𝑎𝑥 × 0,8 = 1,3 𝑚⁄𝑠 × 0,8 = 1,04 𝑚⁄𝑠 𝑄 = 𝑉 ×𝐴 𝑄 = 1,04 𝑚⁄𝑠 × (0,4 𝑚 × 0,4 𝑚) 𝑄 = 1,04 𝑚⁄𝑠 × 0,16 𝑚2 𝑄 = 0,166 𝑚3 /𝑠



Titik Vmax = 1,9 m/s 3. V = Vmax x 0,8 𝑉 = 𝑉𝑚𝑎𝑥 × 0,8 = 1,9 𝑚⁄𝑠 × 0,8 = 1,52 𝑚⁄𝑠 𝑄 = 𝑉 ×𝐴 𝑄 = 1,52 𝑚⁄𝑠 × (0,3 𝑚 × 0,3 𝑚) 𝑄 = 1,52 𝑚⁄𝑠 × 0,09 𝑚2 𝑄 = 0,13 𝑚3 /𝑠 Titik Vmax = 1,8 m/s 4. V = Vmax x 0,8 𝑉 = 𝑉𝑚𝑎𝑥 × 0,8 = 1,8 𝑚⁄𝑠 × 0,8 = 1,44 𝑚⁄𝑠 𝑄 = 𝑉 ×𝐴 𝑄 = 1,44 𝑚⁄𝑠 × (0,4 𝑚 × 0,4 𝑚) 𝑄 = 1,44 𝑚⁄𝑠 × 0,16 𝑚2 𝑄 = 0,23 𝑚3 /𝑠



HEMBUS Titik Vmax = 6,6 m/s 1. V = Vmax x 0,8 𝑉 = 𝑉𝑚𝑎𝑥 × 0,8 = 6,6 𝑚⁄𝑠 × 0,8 = 5,28 𝑚⁄𝑠 𝑄 = 𝑉 ×𝐴 𝑄 = 5,28 𝑚⁄𝑠 × (0,3 𝑚 × 0,3 𝑚) 𝑄 = 5,28 𝑚⁄𝑠 × 0,09 𝑚2 𝑄 = 0,475 𝑚3 /𝑠 Titik Vmax = 3,5 m/s 2. V = Vmax x 0,8 𝑉 = 𝑉𝑚𝑎𝑥 × 0,8 = 3,5 𝑚⁄𝑠 × 0,8 = 2,8 𝑚⁄𝑠 𝑄 = 𝑉 ×𝐴 𝑄 = 2,8 𝑚⁄𝑠 × (0,4 𝑚 × 0,4 𝑚) 𝑄 = 2,8 𝑚⁄𝑠 × 0,16 𝑚2 𝑄 = 0,44 𝑚3 /𝑠 Titik Vmax = 3,5 m/s 3. V = Vmax x 0,8 𝑉 = 𝑉𝑚𝑎𝑥 × 0,8



= 3,5 𝑚⁄𝑠 × 0,8 = 2,8 𝑚⁄𝑠 𝑄 = 𝑉 ×𝐴 𝑄 = 2,8 𝑚⁄𝑠 × (0,4 𝑚 × 0,4 𝑚) 𝑄 = 2,8 𝑚⁄𝑠 × 0,16 𝑚2 𝑄 = 0,44 𝑚3 /𝑠 Titik Vmax = 5,6 m/s 4. V = Vmax x 0,8 𝑉 = 𝑉𝑚𝑎𝑥 × 0,8 = 5,6 𝑚⁄𝑠 × 0,8 = 4,48 𝑚⁄𝑠 𝑄 = 𝑉 ×𝐴 1 𝑄 = 4,48 𝑚⁄𝑠 × ( × 3,14 × 0,3 𝑚) 4 𝑄 = 4,48 𝑚⁄𝑠 × 0,235 𝑚2 𝑄 = 1,055 𝑚3 /𝑠



PEMBAHASAN Parameter parameter yang didapatkan dari pengukuran kuantitas udara adalah kecepatan laju udara, dan luas penampang pada tiap sekat. Adapun pengaruh luas penampang terhadap kecepatan laju udara. Semakin kecil ukuran luas penampang maka kecepatan laju udara semakin besaar. Kuantitas yang didapatkan pada Fan Hisap 0,13 𝑚3 /𝑠 sampai 0,23 𝑚3 /𝑠, sedangkan pada fan hembus didapati 0,44 𝑚3 /𝑠 sampai 1,055 𝑚3 /𝑠.



BAB V PENUTUP



A. KESIMPULAN Parameter parameter yang didapatkan dari pengukuran kuantitas udara adalah kecepatan laju udara, dan luas penampang pada tiap sekat. Pengukuran laju kecepatan udara menggunakan Anemometer, dan Penggaris sebagai alat mengukur panjang dari ventilasi. Dapat kita simpulkan bahwa dipraktikum kali ini ventilasi tambang memiliki prinsip jika semakin kecil luas penampang yang ada maka kecepatan laju udara semakin besar, begitu juga dari hasil hisap dan hembus. Kuantitas udara yang dihasilkan dari fan hisap lebih kecil. Adapun juga pengaruh kecepatan udara yang lintas di ventilasi dengan panjang ventilasi tersebut . B. SARAN Pengukuran kecepatan laju udara pada tiap sekat, memposisikan anemometer tegak dengan tangan, sehingga laju udara maksimum bias didapatkan.