Laporan-2018-Pusat 3-Penelitian Studi Koh [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN AKHIR PENELITIAN



STUDI KOHOR FAKTOR RISIKO PENYAKIT TIDAK MENULAR DAN TUMBUH KEMBANG ANAK TAHUN 2018



Woro Riyadina, Sudikno dkk



PUSLITBANG UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT BADAN LITBANGKES KEMENKES RI JL. PERCETAKAN NEGARA No. 29 JAKARTA PUSAT TAHUN 2018



Tim Penyusun Laporan Studi Kohor Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular Woro Riyadina Sudikno Julianty Pradono Ekowati Rahajeng Anna Maria Sirait Ratih Oemiati Sulistyowati Tuminah Dewi Kristanti Eva Sulistiowati Srilaning Dyah Marice Sihombing Sintawati Rustika Nova Sri Hartati Aprildah Nur Sapardin Enung Nurhotimah Tri Wahyuningsih Yunita Diana Sari Elisa Diana Julianti Puji Purwanto M. Aidil Rahim Eddy Purwanto Indra Cans Yunina Sendy Agita Wisnu Nugraha Yan Adhie Wibowo Asep Maulana



i



LEMBAR PERSETUJUAN PENGESAHAN ATASAN YANG BERWENANG



Penelitian Studi Kohor Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular dan Tumbuh Kembang Anak tahun 2018



Mengetahui



Jakarta,



Ketua Panitia Pembina Ilmiah



Desember 20182018



Ketua Pelaksana Penelitian



Puslitbang Upaya Kesehatan Masyarakat



Dr. Ekowati Rahajeng, SKM, M.Kes NIP 19600610 198202 2001



Dr. Dra. Woro Riyadina, M.Kes NIP 19680101 199403 2003



Menyetujui Kepala Puslitbang Upaya Kesehatan Masyarakat



(Dr. dr. Vivi Setiawaty, M.Biomed) NIP 19710125 200501 2001



KATA PENGANTAR Ucapan rasa syukur yang tak terhingga kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya dengan rahmat dan karuniaNya kami dapat menyelesaikan penulisan laporan akhir penelitian tahun 2018. Laporan ini merupakan gabungan antara hasil Studi Kohor Tumbuh Kembang Anak (TKA) dan Kohor Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular (FRPTM). Studi kohor prospektif ini merupakan penelitian longitudinal yang direncanakan selama minimal 10 tahun kedepan dan sudah ditetapkan dalam Permenkes no 65 tahun 2014. Perencanaan dan pelaksanaan Studi Kohor Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular (FRPTM) sudah dimulai sejak tahun 2011, sedangkan Studi Kohor Tumbuh Kembang Anak (TKA) baru dimulai tahun 2012. Perencanaan dan pembahasan kedua studi ini dilakukan bersama dengan para pakar, program terkait baik pusat dan daerah antara lain Dinas Kesehatan Kota Bogor, Puskesmas, kader kesehatan, kepala kelurahan beserta jajaran di kelurahan terpilih. Studi Kohor dilakukan di 5 (lima) dari 11 (sebelas) kelurahan di Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat. Kelima kelurahan tersebut adalah kelurahan Kebon Kalapa (10 RW, 36 RT), Babakan Pasar (10 RW, 37 RT), Babakan (6 RW, 24 RT), Ciwaringin (12 RW, 43 RT), dan Panaragan (7 RW, 34 RT). Petugas pengumpul data adalah tenaga kesehatan setempat bekerja sama dengan Puskesmas dan kader kesehatan, dibawah pengawasan peneliti Badan Litbang Kesehatan sebagai penanggungjawab wilayah (supervisor). Kemudian Studi Kohor yang dilakukan di 5 (lima) kelurahan tersebut, menggunakan kerangka sampling rumah tangga yang sama dengan sasaran responden berbeda. Pada Studi Kohor TKA sebagai sasaran adalah wanita usia subur yang sudah berkeluarga, diikuti mulai dalam kondisi prahamil, hamil, melahirkan, tumbuh kembang bayi sampai umur 18 tahun. Sasaran pada Studi Kohor FRPTM adalah responden laki-laki dan perempuan kelompok umur 25 tahun keatas, setelah mengikuti pemeriksaan awal akan dilakukan follow up 3 (tiga) kali setiap tahun dan pemeriksaan lengkap setiap 2 tahun untuk mendapatkan kasus baru PTM. Pada tahun 2018, baik kohor PTM dan TKA melakukan follow up rutin dan pengembangan dalam rangka meningkatkan kualitas manajemen data dan operasional studi kohor. Salah satu kegiatan adalah menggabungkan data responden kohor FRPTM dengan TKA. Kami sudah berupaya maksimal dengan keterbatasan SDM yang tersedia untuk dapat melaksanakan Studi Kohor. Untuk itu kami mohon masukan dan saran demi penyempurnaan dalam pelaksanaan Studi Kohor ini. Jakarta, 15 Desember 2018 Penyusun Tim Studi Kohor



RINGKASAN PENELITIAN



Status kesehatan masyarakat di Indonesia masih merupakan masalah kesehatan. Proporsi angka kematian akibat penyakit tidak menular meningkat dari 41,7 persen pada tahun 1995 menjadi 59,5 persen pada tahun 2007. Riskesdas tahun 2007 ke Riskesdas 2013 menunjukkan kecenderungan meningkatnya prevalensi penyakit tidak menular di Indonesia, seperti penyakit jantung 7,2 persen menjadi 12 persen, stroke 0,83 persen, menjadi 1,5 persen, diabetes melitus 1,1 persen menjadi 5 persen sedangkan hipertensi dari 31,7 persen menjadi 25,8 persen. Strok merupakan penyebab utama kematian pada semua umur. Atas dasar kondisi di atas, perlu dilakukan studi kohor prospektif “population based” yang bersifat dinamis (open cohort) untuk mengukur insiden dan menilai faktor risiko penyakit tidak menular yang spesifik untuk kondisi di Indonesia, khususnya di Kota Bogor. Tujuan penelitian adalah untuk mempelajari kejadian (insiden) sindroma metabolik dan Penyakit Tidak Menular serta riwayat alamiah penyakit. Penelitian dilakukan di 5 kelurahan kecamatan Bogor Tengah Kota Bogor. Pengumpulan data dimulai sejak dari tahun 2011 di 5 kelurahan (Kebon Kalapa, Babakan Pasar, Babakan, Ciwaringin dan Panaragan). Penelitian dilakukan pada penduduk umur 25 keatas terhadap faktor risiko PTM termasuk faktor risiko perilaku dan sindrom metabolik dalam waktu minimal 10 tahun. Tahun 2013 dan seterusnya pemantauan (follow up) hanya difokuskan untuk 3 PTM utama yaitu Strok, Penyakit Jantung Koroner (PJK) dan Diabetes Mellitus (DM) untuk jumlah responden sebanyak sekitar 5000 orang. Tahun 2020 akan dilakukan pemantauan berulang (follow up) terhadap seluruh responden (5000 responden). Pemantauan dilakukan secara kuartalan (3 kali dalam setahun) dan setiap dua tahunan (pemeriksaan lengkap). Pemeriksaan follow up ke-1 dan ke-2 dilakukan terhadap 5000 responden (1800 responden tahun 2011, 2700 responden tahun 2012 dan 500 responden tahun 2015). Pemeriksaan follow up ke-3 dilakukan pada responden tahun 2011 (1800 responden) dan responden tahun 2015 (500 responden). Adapun follow up dua tahunan (pemeriksaan lengkap) hanya dilakukan pada responden tahun 2012 sebanyak 2700 responden sebagai pemeriksaan dua tahunan yang ke-4. Penelitian ini membandingkan kecepatan perubahan faktor risiko menjadi PTM dari kelompok individu yang memiliki faktor risiko PTM seperti diet tidak sehat (kurang serat, tinggi garam, tinggi lemak), konsumsi alkohol, kurang aktivitas fisik, merokok, sindrom metabolik (hipertensi, hiperglikemia/TGT, dislipidemia, obesitas) dan kombinasinya, dengan kecepatan perubahan faktor risiko menjadi PTM pada kelompok individu yang tidak mempunyai faktor risiko tersebut. i



Hasil tahun 2011, adalah meliputi profil faktor risiko. Responden memiliki perilaku berisiko terhadap PTM antara lain merokok 26,5 persen, konsumsi minuman beralkohol 3,1 persen, kurang aktifitas fisik 60,1 persen, gangguan emosional (stres) sekitar 27,1 persen dan pola kurang konsumsi serat seperti sayur 53,4 persen dan buah 39,3 persen. Sindrom metabolik yang ditemukan dari pemeriksaan darah yaitu TGT (toleransi glukosa terganggu) puasa 7,1 persen dan pembebanan 19,3 persen, kadar kolesterol total tinggi 49 persen, kolesterol LDL tinggi 80,3 persen, kolesterol HDL berisiko 56,2 persen, trigliserida tinggi 18,5 persen, sedangkan dari hasil pengukuran diperoleh hipertensi 19% dan obesitas 42,5 persen. Hasil tahun 2012, pemantauan (follow up) terhadap data baseline tahun 2011 selama periode 1 tahun diperoleh insiden (kasus baru) PTM antara lain strok sebanyak 7 kasus (termuda 57 tahun), Jantung koroner 4 kasus (termuda 32 tahun), DM (umur 49 tahun) dan PPOK (umur 64 tahun) masing-masing satu kasus. Adapun insiden sindrom metabolik yang muncul dalam periode follow up 1 tahun adalah hiperglikemia (kadar gula darah puasa >100 mg/dL) sekitar 16,2 persen (termuda 25 tahun) dan hipertensi sebesar 2,6 persen (termuda 26 tahun). Berdasarkan temuan kedua insiden sindrom metabolik tersebut dapat dihasilkan rancangan model prediksi kejadian hiperglikemia dan hipertensi. Hasil tahun 2013, pemantauan (follow up) terhadap data kohor tahun 2011 selama periode 2 tahun diperoleh besaran insiden (kasus baru) PTM yaitu penyakit stroke dalam 1000 penduduk per tahun untuk penyakit stroke adalah 9 orang (95% CI 6,5-13,9), Diabetes Mellitus (DM) 30 orang (95% CI 24-36), PJK 13,3 orang (95% CI 9,5-18,1). Kecenderungan rerata IMT dan lingkar perut pada penderita PJK dan DM lebih besar dibandingkan tanpa DM dengan pola yang sama meningkat seiring perjalanan waktu. Pola kecepatan munculnya insiden secara berurutan adalah DM (2 kasus kesakitan dan satu kasus kematian), strok (1 kasus kesakitan dan satu kasus kematian) dan terjadi pada follow up pertama, PJK (1 kasus kematian) baru muncul pada follow up ke-2. Ada tiga model prediksi yang dihasilkan yaitu model prediksi kejadian PJK, DM dan Hipertensi. Hasil tahun 2014, adalah besaran angka insiden rate dalam 1000 penduduk per tahun untuk penyakit stroke adalah 7 orang (95% CI 5,2-9), Diabetes mellitus (DM) 23,6 orang (95% CI 20,4-27,2) dan PJK 13,7 orang (95% CI 11,2-16,4). Insiden kumulatif untuk sindrom metabolik diperoleh 14,1 persen untuk periode dua tahun. Kecenderungan rerata tekanan darah penderita PJK, DM dan Stroke lebih besar dibandingkan tanpa PJK, DM dan Strok dengan pola sama meningkat seiring perjalanan waktu. Pola kecepatan munculnya insiden secara berurutan adalah DM (179 kasus baru), selanjutnya PJK (105 kasus baru) dan Stroke (53 kasus baru). Adapun untuk tingkat fatalitas terlihat bahwa urutannya sebagai berikut yaitu strok (13 kasus), DM (9 kasus) dan PJK (7 kasus). Hasil studi kohor tahun ini



ii



diperoleh empat model prediksi (formula) yaitu model prediksi kejadian SM, PJK, DM dan Strok. Hasil tahun 2015, pemantauan selama 4 tahun dari data base tahun 2011, didapatkan bahwa besaran insiden rate faktor risiko PTM utama dalam 1000 penduduk per tahun untuk penyakit stroke adalah 8 orang (95% CI 6,4-11,8), Diabetes Mellitus (DM) 19 orang (95% CI 16,0-24,0) dan PJK 7,4 orang (95% CI 5,3-10,1). Adapun untuk insiden rate untuk sindrom metabolik diperoleh 86 orang (95% CI 79,0-94,0) untuk periode empat tahun. Pola kecepatan munculnya insiden secara berurutan adalah DM (86 kasus baru), selanjutnya PJK (57 kasus baru) dan Stroke (43 kasus baru). Adapun untuk tingkat fatalitas terlihat bahwa urutannya sebagai berikut yaitu strok (11 kasus), DM dan PJK masing-masing 5 kasus. Pemantauan selama empat tahun rerata faktor risiko tekanan darah baik sistolik maupun diastolik penderita PJK, DM dan Strok lebih besar dibandingkan dengan responden tanpa PJK, DM dan Strok dengan pola sama yaitu meningkat seiring perjalanan waktu. Model prediksi (formula) yang diperoleh pada tahun ini adalah model prediksi kejadian SM dan DM. Hasil tahun 2016, pemantauan selama pengamatan 5 tahun respon rate sebesar 87,1 persen. Pengamatan selama 5 tahun dengan interval dua tahunan yaitu pengamatan dua tahun pertama dan dua tahun kedua menunjukkan hazard rate studi kohor faktor risiko PTM utama dalam 1000 orang-tahun sebagai berikut: Penyakit Jantung Koroner adalah 17 (95% CI: 13,4-19,8) orang pada 1000 orang-tahun pada dua tahun pertama, dan 12 (95% CI: 8,2-16,3) orang pada 1000 orang-tahun pada dua tahun kedua; Diabetes Mellitus (DM) 27 (95% CI: 23,1-30,9) orang pada 1000 orang-tahun pada dua tahun pertama, dan 37 (95% CI: 31,1-42,9) orang pada 1000 orang-tahun pada dua tahun kedua; dan stroke 6 (95% CI: 4,7-8,3) orang pada 1000 orang-tahun pada dua tahun pertama, dan 7 (95% CI: 4,6-10,4) orang pada 1000 orang-tahun pada dua tahun kedua; Adapun hazard rate untuk sindrom metabolik diperoleh 137 (95% CI: 123,8-150,3) orang pada 1000 orang-tahun pada dua tahun pertama dan 89 (95% CI: 76,79-101,84) orang pada 1000 orang-tahun pada dua tahun kedua. Jumlah kasus baru dalam kurun waktu 5 tahun untuk: Sindroma metabolik 597 orang, PJK 138 orang, Diabetes Mellitus 291 orang, dan Strok 72 orang. Pola kecepatan munculnya insiden secara berurutan selama pengamatan 5 tahun adalah DM (291 kasus baru), PJK (138 kasus baru) dan Strok (72 kasus baru). Adapun untuk tingkat fatalitas terlihat bahwa urutannya sebagai berikut yaitu stroke (11 kasus), DM dan PJK masingmasing 5 kasus. Hasil analisis cox regresi diperoleh tiga model prediksi (formula) yaitu model prediksi kejadian PJK, DM, dan stroke dengan faktor risiko sebagai berikut: Penyakit jantung koroner dipengaruhi oleh hipertensi (RR: 1,7; 95%CI: 1,2-2,5), umur (RR: 3,1; iii



95%CI: 2,1-4,8), dan jenis kelamin (RR: 0,5; 95%CI: 0,3-0,8); Diabetes mellitus dipengaruhi oleh obesitas sentral (RR: 5,7; 95%CI: 1,9-17,2), hipertensi (RR: 1,9; 95%CI: 1,4-2,5), trigliserida (RR: 1,9; 95%CI: 1,4-2,5), HDL (RR: 1,4; 95%CI: 1,1-1,9), LDL (RR: 3,5; 95%CI: 1,3-9,5), dan umur (RR: 1,7; 95%CI: 1,2-2,3); dan stroke dipengaruhi oleh gula darah puasa (RR: 5,5; 95%CI: 1,9-15,6), hipertensi (RR: 5,1; 95%CI: 2,8-9,3), migren (RR: 3,3; 95%CI: 1,8-6,0), dan gangguan mental emosional (RR: 2,5; 95%CI: 1,4-4,6). Hasil tahun 2017, melakukan pemantauan (follow up) terhadap 4500 responden yang terdiri dari follow up kuartalan (3 kali dalam setahun) dan follow up dua tahunan (pemeriksaan lengkap) untuk responden tahun 2011 (1500 responden) yang keempat kali dan responden tahun 2015 (500 responden) yang kedua kali. Fokus follow up faktor risiko dan terjadinya insiden morbiditas dan mortalitas pada 3 PTM utama yang insidennya lebih cepat muncul dan mempunyai faktor risiko yang sama yaitu Penyakit Jantung Koroner (PJK), Stroke dan Diabetes Mellitus (DM). Selama pengamatan 6 tahun, studi kohor faktor risiko PTM utama menunjukkan respon rate sebesar 76,8 persen dan laju kemunculan insiden (hazard rate) dalam 1000 orang-tahun sebagai berikut: Penyakit jantung koroner adalah 8 (95% CI : 3,9-12,1) orang; Diabetes Mellitus (DM) 20 (95% CI: 14,1-25,9) orang dan stroke adalah 4 (95% CI: 1,3-6,7) orang. Hazard rate untuk sindrom metabolik diperoleh 82 (95% CI: 73,4-90,6) orang pada 1000 orang-tahun pada dua tahun pertama dan 89 (95% CI: 76,79-101,84) orang pada 1000 orang-tahun pada dua tahun kedua. Pola kecepatan munculnya penambahan insiden secara berurutan selama pengamatan dua tahun ke-2 sampai ke-3 adalah DM (115 kasus baru), stroke (13 kasus baru) dan PJK (9 kasus baru), sedangkan SM sebesar 165 kasus baru. Adapun untuk tingkat fatalitas terlihat bahwa urutannya sebagai berikut yaitu stroke (25 kasus), PJK (15 kasus) dan DM (9 kasus). Hipertensi masuk dalam model prediksi untuk DM, PJK dan strok. Tahun 2018. Partisipasi responden yang ikut selama periode pemantauan 6 tahun di posbindu sebanyak 91 persen dan di laboratorium lapangan sebesar 87 persen. Drop out (DO) responden (mengundurkan diri selama pemantauan kurun waktu 6 tahun) sebesar 9 persen. Jumlah insiden morbiditas sindroma metabolik per dua tahun adalah 459 kasus pada tahun kedua (FU 6), 414 kasus pada tahun keempat (FU 12) dan 165 kasus pada tahun keenam (FU 18). Insiden SM yang konsisten sejak muncul di tahun kedua sampai tahun keenam sebanyak 151 kasus. Jumlah insiden morbiditas strok pada tahun kedua sebanyak 41 orang, pada tahun keempat sebanyak 24 orang, dan pada tahun keenam sebanyak 44 orang, sehingga jumlah total insiden selaam 6 tahun sebanyak 109 kasus. Insiden morbiditas PJK pada tahun kedua sebanyak 96 orang, pada tahun keempat sebanyak 50 orang, dan pada tahun keenam sebanyak 54 orang sehingga jumlah total insiden PJK selama pemantauan 6 tahun sebanyak 200 kasus. Insiden morbiditas DM pada tahun kedua sebanyak 170 orang, pada tahun keempat sebanyak 133 orang, dan pada iv



tahun keenam sebanyak 284 kasus, sehingga total insiden DM selama pemantauan 6 tahun sebanyak 587 kasus. Urutan jumlah insiden PTM selama pemantauan 6 tahun adalah DM (587 kasus), PJK (200 kasus) dan strok (109 kasus). Secara keseluruhan jumlah kematian selama pemantauan 6 tahun sampai dengan kejadian kematian di bulan November 2018 sebanyak 315 kasus kematian. Insiden kumulatif untuk sindroma metabolik sebesar 6,8 persen dan insiden rate (HR) adalah 19 kasus per 1000 orang-tahun (95% CI 16,3-22,6). Insiden kumulatif DM 7 persen sedangkan insiden rate (HR) DM sebesar 29 orang per 1000 orang-tahun (95% CI 27.0-31,7). Insiden kumulatif untuk PJK sebesar 5,3 persen sedangkan HR untuk PJK adalah 11 kasus per 1000 orang-tahun (95% CI 3,9-12,1). Insiden kumulatif strok sebesar 2,08 persen dan HR untuk strok adalah 5 kasus per 1000 orang-tahun (95% CI 1,3-6,7). Hasil pemeriksaan HBA1C pada penderita DM, menunjukkan DM terkontrol sejumlah 143 orang (60,1%) dan DM tidak terkontrol 95 orang (39,9%). Perubahan perilaku positif pada responden PJK, DM, Strok adalah mengurangi asupan garam, gula dan lemak. Perubahan pola aktivitas fisik ditemukan pada responden strok dengan melakukan olahraga, jalan kaki selama 30 menit selama minimal 3 kali per minggu. Modifiable risk factors terkait dengan PTM (Sindroma Metabolik, PJK, DM, Strok) adalah konsentrasi kolesterol tinggi, trigliserida tinggi, hipertensi, obesitas (IMT ≥ 25kg/m2), aktivitas fisik kurang, perokok berat, dan konsumsi karbohidrat ≥ 60 persen disesuaikan dengan kelompok umur dan jenis kelamin.



v



ABSTRAK Latar belakang: Penyakit Tidak Menular (PTM) masih menduduki peringkat pertama sebagai penyebab utama kematian dan kecacatan di Indonesia. Informasi kecepatan terjadinya PTM, perubahan faktor risiko dan prediktor PTM secara akurat diperlukan untuk mendukung program pengendalian PTM khususnya di Kota Bogor. Tujuan penelitian secara umum adalah mendapatkan informasi insiden sindroma metabolik (SM), PTM utama dan faktor yang mempengaruhi (perilaku, biomedis, genomik) serta riwayat alamiah penyakit yang spesifik di Indonesia. Metode: Penelitian kohor prospektif pada 5000 responden umur 25 tahun keatas, penduduk tetap di 5 dari 11 kelurahan kecamatan Bogor Tengah kota Bogor. Outcome meliputi sindroma metabolik dan fokus pada 3 PTM utama yaitu Diabetes Mellitus (DM), Penyakit Jantung Koroner (PJK) dan Stroke. Metode pengumpulan data dengan metode STEPs WHO terdiri dari wawancara perilaku, pengobatan dan gizi (recall 24 jam dan FFQ); pengukuran (antropometri, tekanan darah), pemeriksaan klinis (EKG Minnesota, Neurologi, Rontgen Thorax, IVA, CBE, USG); pemeriksaan darah (profil lipid, glukosa puasa dan 2 jam pp, kreatinin, HbA1c (DM); pemantauan morbiditas dan mortalitas disela waktu pemantauan (aplikasi lapor cepat). Petugas pengumpul data melibatkan lintas sektor: enumerator, kader, tenaga kesehatan puskesmas, dokter spesialis (paru, onkologi, syaraf, jantung, patologi klinik, endokrin), tim peneliti. Pemantauan faktor risiko berkala 3 kali per tahun di posbindu PTM dan pemantauan lengkap 2 tahun di laboratorium lapangan. Data longitudinal yang tersedia (18 titik follow up) disimpan di laboratorium manajemen data Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) dan sampel darah disimpan di laboratorium Puslitbang Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan. Analisis data menggunakan life table, regresi cox, GEE dan regresi logistik. Hasil: Pemantauan selama 6 tahun (2011/2012-2017/2018) menunjukkan partisipasi kehadiran 91% (4 bulanan), 87% (2 tahunan). Insiden kumulatif untuk sindroma metabolik sebesar 6,8 persen dan insiden rate (HR) adalah 19 kasus per 1000 orang-tahun (95% CI 16,322,6). Insiden kumulatif DM 7 persen sedangkan insiden rate (HR) DM sebesar 29 orang per 1000 orang-tahun (95% CI 27.0-31,7). Insiden kumulatif untuk PJK sebesar 5,3 persen sedangkan HR untuk PJK adalah 11 kasus per 1000 orang-tahun (95% CI 3,9-12,1). Insiden kumulatif strok sebesar 2,08 persen dan HR untuk strok adalah 5 kasus per 1000 orang-tahun (95% CI 1,3-6,7). Urutan terbanyak jumlah kasus baru adalah DM (587 kasus), PJK (200 kasus), stroke (109 kasus) sedangkan SM (151 kasus). Urutan jumlah mortalitas adalah stroke (42 kasus), PJK (35 kasus), hipertensi (33 kasus) dan DM (30 kasus). Tren perubahan faktor risiko cenderung meningkat selama 6 tahun pengamatan. Hasil pe-meriksaan HBA1C pada penderita DM, menunjukkan DM terkontrol sejumlah 143 orang (60,1%) dan DM tidak terkontrol 95 orang (39,9%). Perubahan perilaku positif pada responden PJK, DM, Strok adalah mengurangi asupan garam, gula dan lemak. Perubahan pola aktivitas fisik ditemukan pada responden strok dengan melakukan olahraga, jalan kaki selama 30 menit selama minimal 3 kali per minggu. Hipertensi, aktifitas fisik, konsumsi karbohidrat merupakan prediktor utama kejadian PTM. Kesimpulan: Modifiable risk factors terkait dengan PTM (sindroma metabolik, PJK, DM, strok) adalah konsentrasi kolesterol tinggi, trigliserida tinggi, hipertensi, obesitas (IMT ≥25kg/m2), aktivitas fisik kurang, perokok berat, dan konsumsi karbohidrat ≥60 persen disesuaikan dengan kelompok umur dan jenis kelamin. Pemerintah daerah diharapkan dapat merevitalisasi Posbindu PTM dan mampu mengalokasikan tambahan dana kesehatan (promotif dan preventif) Kata Kunci: kohor prospektif, hazard rate, PTM, Bogor



DAFTAR ISI



JUDUL PENELITIAN............................................................................................................. i SK PENELITIAN .................................................................................................................. ii SUSUNAN TIM PENELITI................................................................................................... iii PERSETUJUAN ETIK ......................................................................................................... iv PERSETUJUAN ATASAN.................................................................................................... v KATA PENGANTAR ........................................................................................................... vi RINGKASAN EKSEKUTIF ................................................................................................. vii ABSTRAK .......................................................................................................................... xii DAFTAR ISI ...................................................................................................................... xiii DAFTAR TABEL .............................................................................................................. xvii DAFTAR GAMBAR………………………………………………………………………………..xix BAB I .................................................................................................................................. 1 PENDAHULUAN ................................................................................................................. 1 1.1 Latar Belakang ......................................................................................................... 1 1.2 Perumusan Masalah Penelitian ................................................................................ 7 1.3 Pertanyaan Penelitian............................................................................................... 8 1.4 Tujuan ...................................................................................................................... 9 1.4.1



Tujuan Umum ................................................................................................ 9



1.4.2



Tujuan Khusus pada Tahun 2018: ................................................................. 9



1.5 Manfaat .................................................................................................................. 10 BAB II ............................................................................................................................... 12 METODE PENELITIAN ..................................................................................................... 12 2.1 Kerangka Teori ....................................................................................................... 12 2.2 Kerangka Konsep ................................................................................................... 12 2.3 Definisi Operasional Variabel.................................................................................. 13 2.3.1 Variabel Dependen .......................................................................................... 13 2.3.2 Variabel independen ........................................................................................ 14 xiii



2.4 Desain Studi ........................................................................................................... 16 2.5 Tempat Dan Waktu Penelitian ................................................................................ 17 2.6 Populasi Dan Sampel ............................................................................................. 18 2.7 Instrumen Pengumpul Data .................................................................................... 21 2.8 Bahan Dan Prosedur Pengumpul Data ................................................................... 22 2.9 Ijin Penelitian .......................................................................................................... 33 2.10 Etik Penelitian ....................................................................................................... 34 2.11 Pengolahan Dan Analisis Data ............................................................................. 34 BAB III .............................................................................................................................. 36 HASIL ............................................................................................................................... 36 3.1 Gambaran Umum Responden ................................................................................ 36 3.1.1 Partisipasi Responden ..................................................................................... 36 3.1.2 Profil Faktor Risiko Responden pada Baseline dan Follow Up 6 Tahun .......... 38 3.1.3 Pola Konsumsi Zat Gizi .................................................................................... 39 3.1.4 Jumlah Insiden (kasus baru) Morbiditas dan Mortalitas .................................... 41 3.1.5 Insiden Kumulatif dan Kecepatan Munculnya Kasus (Hazard Rate) ................. 43 3.2 Sindroma Metabolik ................................................................................................ 45 3.2.1 Alur Jumlah Responden Sindroma Metabolik ................................................... 45 3.2.2 Karakteristik Responden Sindroma Metabolik .................................................. 46 3.2.3 Insiden dan Hazard rate Sindrom Metabolik ..................................................... 49 3.2.4 Perubahan Perilaku pada Responden Sindrom Metabolik................................. 50 3.2.5 Prediktor Sindroma Metabolik .......................................................................... 54 3.2.6 Trend Perubahan prediktor Sindrom metabolik ................................................ 54 3.3 Penyakit Jantung Koroner (PJK) ............................................................................. 55 3.3.1 Alur Jumlah Responden PJK............................................................................ 56 3.3.2 Karakteristik Responden PJK ........................................................................... 56 3.3.3 Insiden dan Hazard Rate PJK .......................................................................... 59 3.3.4 Perubahan Perilaku pada Responden PJK ...................................................... 59 xiv



3.3.5 Perilaku Pengobatan pada Responden PJK..................................................... 62 3.3.6 Prediktor PJK ................................................................................................... 64 3.3.7 Trend Perubahan Prediktor PJK....................................................................... 64 3.4 Diabetes Melitus ..................................................................................................... 65 3.4.1 Alur Jumlah Responden DM............................................................................. 65 3.4.2 Karakteristik Responden DM.............................................................................. 66 3.4.3 Karakteristik Responden Dengan DM Terkontrol.............................................. 69 3.4.4 Insiden dan Hazard Rate DM ........................................................................... 71 3.4.5 Perubahan Perilaku pada Responden DM ....................................................... 71 3.4.6 Perilaku pengobatan pada penderita DM ......................................................... 74 3.4.7 Prediktor DM .................................................................................................... 76 3.4.8 Tren Perubahan Prediktor DM.......................................................................... 77 3.5 Penyakit Strok ........................................................................................................ 79 3.5.1 Alur jumlah responden Strok ............................................................................ 79 3.5.2 Karakteristik Responden Strok ......................................................................... 80 3.5.3 Insiden Kumulatif dan Hazard Rate Strok ......................................................... 81 3.5.4 Perubahan Perilaku pada Responden Strok...................................................... 82 3.5.5 Perilaku Pengobatan Pada Responden Strok .................................................. 86 3.5.6 Prediktor Strok ................................................................................................. 88 3.5.7 Tren Perubahan Prediktor Strok ........................................................................ 89 3.6 Penyakit Kanker Serviks dan Kanker Payudara ...................................................... 92 3.6.1 Kanker Serviks ................................................................................................. 92 3.6.2 Kanker Payudara ............................................................................................. 97 3.6.3 Mortalitas Kanker Serviks dan Kanker Payudara ............................................100 BAB IV .............................................................................................................................101 PEMBAHASAN ................................................................................................................101 4.1 Sindroma Metabolik ...............................................................................................101 4.2 Penyakit Jantung Koroner (PJK) ............................................................................105 xv



4.3 Diabetes Melitus ....................................................................................................109 4.4 Strok ......................................................................................................................111 4.5 Kanker ...................................................................................................................116 BAB V ..............................................................................................................................120 PEMANFAATAN HASIL DAN PENGEMBANGAN STUDI KOHOR FAKTOR RISIKO PTM .................................................................................................................................120 5.1 Pemanfaatan hasil ................................................................................................120 5.1.1 Diseminasi dan Publikasi ................................................................................120 5.1.2 Pemanfaatan hasil bagi Pemerintah Daerah (Pemda) Kota Bogor ..................122 5.2 Pengembangan Studi Kohor ..................................................................................123 5.2.1 Pengembangan instrument .............................................................................124 5.2.2 Pengembangan Manajemen Data (Mandat) ....................................................124 5.2.3 Merger Data Kohor FR PTM dan Tumbuh Kembang Anak (TKA) ...................128 5.2.4 Pengembangan Jejaring .................................................................................129 BAB VI .............................................................................................................................131 Kesimpulan dan Saran…………………………………………………………………………..131 6.1 Kesimpulan............................................................................................................131 6.2 Saran.....................................................................................................................132 DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................................138



xvi



DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1 Tabel 2 Tabel 3 Tabel 4 Tabel 5 Tabel 6 Tabel 7 Tabel 8 Tabel 9 Tabel 10 Tabel 11 Tabel 12 Tabel 13 Tabel 14 Tabel 15 Tabel 16 Tabel 17 Tabel 18 Tabel 19



Tabel 20 Tabel 21 Tabel 22 Tabel 23 Tabel 24 Tabel 25 Tabel 26



Daftar Kriteria Inklusi dan Eksklusi Subjek menurut Jenis PTM Daftar Hasil Perhitungan Sampel dengan Α= 5% Β=20%



Daftar hasil Perhitungan Sampel dengan 0 -  a = 10%; α= 5% β=20% Data yang Dikumpulkan pada Studi Kohor Faktor Risiko PTM Rincian Jumlah Responden selama Pemantauan 6 tahun, Studi Kohor Faktor Risiko PTM 2018 Profil Faktor Risiko Pada Baseline dan Pemantauan 2, 4, 6 Tahun, Studi Kohor Faktor Risiko PTM 2018 Rata-rata asupan zat gizi penderita PTM pada baseline dan follow up 6 tahun, Studi Kohor Faktor Risiko PTM 2018 Persentase asupan zat gizi terhadap total energi pada penderita PTM, Studi Kohor Faktor Risiko PTM 2018 Persentase Konsumsi Natrium, Sayur Buah dan Gula Pada Penderita PTM, Studi Kohor Faktor Risiko PTM 2018 Jumlah insiden SM dan PTM selama pemantauan 6 tahun, Studi Kohor Faktor Risiko PTM 2018 Karakteristik Responden SM Baseline Vs SM Follow Up 2, 4, 6 th Studi Kohor Faktor Risiko PTM, 2018 Faktor Risiko Perilaku dan Biomedis SM Baseline Vs SM Follow Up 2, 4, 6 th Studi Kohor Faktor Risiko PTM, 2018 Asupan Makanan SM Baseline Vs SM Follow Up 2, 4, 6 th Studi Kohor Faktor Risiko PTM, 2018 Insiden rate (Hazard Rate) selama pemantuan 6 tahun, Studi Kohor Faktor Risiko PTM, 2018 Prediktor Sindroma Metabolik pada Pemantauan 6 tahun, Studi Kohor Faktor Risiko PTM 2018 Karakteristik Responden PJK awal (baseline), 2, 4, 6 tahun Hazard Rate PJK menurut Interval Waktu Hazard Rate PJK dalam 6 tahun Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin pada Penderita PJK Menurut Pengetahuan dan Berobat Responden Studi Kohor Faktor Risiko PTM 2018 Hasil Analisis Multivariat dengan Cox Regression Karakteristik Sosiodemografi Responden, Studi Kohor PTM 2018 Karakteristik Biologis Responden pada Awal (Baseline) dan Pemantauan 6 Tahun Karakteristik Responden Dengan DM Terkontrol Hazard Rate DM Menurut Interval Waktu Hazard Rate DM Dalam 6 Tahun Distribusi frekuensi pengetahuan penderita DM menurut jenis kelamin, Studi Kohor PTM 2018 xvii



19 20 21 32 38 39 40 41 41 42 47 48 49 49 54 58 59 59 62



64 67 68 70 71 71 74



Tabel 27 Tabel 28



Tabel 29



Tabel 30 Tabel 31 Tabel 32 Tabel 33 Tabel 34 Tabel 35 Tabel 36 Tabel 37 Tabel 38 Tabel 39 Tabel 40 Tabel 41



Prediktor DM, Studi Kohor PTM 2018 Karakteristik Sosiodemografik Sampel Kohor Strok pada Saat Awal (Baseline), Pemantauan Tahun Ke-2, Pemantauan Tahun Ke-4, dan Pemantauan Tahun Ke-6, Studi Kohor PTM 2018 Karakteristik Biologis dan Perilaku Sampel Kohor Strok pada Saat Awal (Baseline), Pemantauan Tahun Ke-2, Pemantauan Tahun Ke-4, dan Pemantauan Tahun Ke-6, Studi Kohor PTM 2018 Hazard Rate Strok Menurut Interval Waktu Hazard Rate Strok dalam 6 Tahun Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin pada Penderita Strok menurut Pengetahuan, Studi Kohor Faktor Risiko PTM 2018 Prediktor Strok Selama 6 Tahun Pada Studi Kohor Faktor Risiko PTM 2018 Distribusi Karakteristik Responden pada Hasil IVA,Studi Kohor FRPTM 2018 Distribusi Faktor Risiko pada Hasil Pemeriksaan IVA Studi Kohor FRPTM 2018 Distribusi hasil CBE menurut Karakteristik Responden, Studi Kohor FRPTM 2018 Distribusi Persentase Hasil CBE menurut Faktor Risiko Kanker Payudara, Studi Kohor FRPTM 2018 Poster PTM yang Mendapatkan Penghargaan Best Poster di International Meeting, Studi Kohor Faktor Risiko PTM 2018 Jumlah dan Topik Data Kohor Yang Dipublikasi Manfaat Hasil Penelitian bagi Pemda dan Puskesmas, Studi Kohor Faktor Risiko PTM 2018 Rekomendasi dan realisasi tahun 2011 – 2018



xviii



76 80



81



82 82 86 88 95 96 99 100 122 122 123 133



DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3 Gambar 4 Gambar 5 Gambar 6 Gambar 7 Gambar 8 Gambar 9 Gambar 10 Gambar 11 Gambar 12



Gambar 13 Gambar 14



Gambar 15 Gambar 16



Gambar 17 Gambar 18



Gambar 19 Gambar 20 Gambar 21



Modifikasi dari Teori Surveilans Faktor Risiko PTM dari WHO Steps Kerangka Konsep Rancangan Penelitian Alur Pelaksanaan Pengumpulan Data Kohor PTM Alur Pelaksanaan Pengumpulan Data Follow Up ke-1 dan ke-2, Studi Kohor Faktor Risko PTM Alur Pelaksanaan Pengumpulan Data Kohor Follow Up ke-3, Studi Kohor Faktor Risiko PTM Persentase Partisipasi Kehadiran Responden selama Pemantauan 6 tahun, Studi Kohor Faktor Risiko PTM 2018 Jumlah dan penyebab kematian selama pemantauan 6 tahun, Studi Kohor Faktor Risiko PTM 2018 Hazard rate Sindroma Metabolik, DM, PJK, dan Strok selama Pemantauan 6 tahun, Studi Kohor Faktor Risiko PTM 2018 Alur Jumlah Data yang Dianalisis untuk Insiden Sindrom Metabolik, Studi Kohor Faktor Risiko PTM 2018 Perubahan Perilaku Merokok Responden Sindrom Metabolik, Studi Kohor Faktor Risiko PTM 2018 Alasan Perubahan Perilaku Merokok Kiri) dan Tidak ada alasan Perubahan (kanan) Responden Sindrom Metabolik, Studi Kohor Faktor Risiko PTM 2018 Perubahan Pola Makan Responden Sindrom Metabolik, Studi Kohor Faktor Risiko PTM 2018 Alasan Perubahan Pola Makan (Kiri) dan Tidak Ada Alasan Perubahan (kanan) Responden Sindrom Metabolik, Studi Kohor Faktor Risiko PTM 2018 Perubahan Aktivitas Fisik Responden Sindrom Metabolik, Studi Kohor Faktor Risiko PTM 2018 Alasan Perubahan Aktivitas Fisik (Kiri) dan Tidak Ada Alasan Perubahan (Kanan) Responden Sindrom Metabolik, Studi Kohor Faktor Risiko PTM 2018 Perubahan Konsumsi Alkohol Responden Sindrom Metabolik, Studi Kohor Faktor Risiko PTM 2018 Alasan Perubahan Konsumsi Alkohol (Kiri) dan Tidak ada alasan perubahan (kanan) Responden Sindrom Metabolik, Studi Kohor Faktor Risiko PTM 2018 Tren Perubahan Asupan Karbohidrat pada SM Menurut Jenis Kelamin, Studi Kohor Faktor Risiko PTM 2018 Tren Perubahan Kadar Kolesterol pada SM Menurut Jenis Kelamin, Studi Kohor Faktor Risiko PTM 2018 Alur Jumlah Data yang Dianalisis Untuk Insiden PJK, Studi Kohor Faktor Risiko PTM 2018 xix



12 13 17 30 31 32 37 43 44 45 50 50



51 51



52 52



53 53



54 55 56



Gambar 22 Gambar 23 Gambar 24 Gambar 25 Gambar 26 Gambar 27 Gambar 28 Gambar 29 Gambar 30 Gambar 31 Gambar 32 Gambar 33 Gambar 34 Gambar 35 Gambar 36 Gambar 37 Gambar 38 Gambar 39 Gambar 40 Gambar 41 Gambar 42 Gambar 43 Gambar 44 Gambar 45 Gambar 46 Gambar 47



Distribusi Frekuensi Penderita PJK menurut Perubahan Perilaku Merokok, Studi Kohor Faktor Risiko PTM 2018 Distribusi Frekuensi Penderita PJK menurut Perubahan Perilaku Minum Alkohol, Studi Kohor Faktor Risiko PTM 2018 Distribusi Frekuensi Penderita PJK menurut Perubahan Aktivitas Fisik, Studi Kohor Faktor Risiko PTM 2018 Distribusi Frekuensi Penderita PJK menurut Perubahan Pola Makan, Studi Kohor Faktor Risiko PTM 2018 Distribusi Perilaku Pengobatan PJK Berdasarkan Jenis Kelamin Studi Kohor Faktor Risiko PTM 2018 Distribusi Frekuensi Tempat Berobat bagi Penderita PJK, Studi Kohor Faktor Risiko PTM 2018 Tren Rata-rata karbohidrat (gram) pada Penderita DM menurut Jenis Kelamin, Studi Kohor Faktor Risiko PTM 2018 Alur Jumlah Data untuk Analisis Insiden DM Jumlah Responden DM Distribusi Frekuensi Perubahan Perilaku Merokok, Studi Kohor Faktor Risiko PTM 2018 Distribusi Frekuensi Perubahan Perilaku Minum Alkohol, Studi Kohor Faktor Risiko PTM 2018 Distribusi Frekuensi Perubahan Perilaku Aktivitas Fisik, Studi Kohor Faktor Risiko PTM 2018 Distribusi Frekuensi Perubahan Perilaku Aktifitas Fisik, Studi Kohor Faktor Risiko PTM 2018 Persentase DM antara laki laki dan perempuan, Studi Kohor Faktor Risiko PTM 2018 Persentase Pernah Berobat DM menurut Jenis Kelamin, Studi Kohor Faktor Risiko PTM 2018 Persentase Tempat Berobat DM menurut Jenis Kelamin, Studi Kohor Faktor Risiko PTM 2018 Persentase Frekuensi Berobat Penderita DM menurut Jenis Kelamin, Studi Kohor Faktor Risiko PTM 2018 Tren Rata-rata IMT pada Penderita DM menurut Jenis Kelamin, Studi Kohor Faktor Risiko PTM 2018 Tren rata-rata kadar trigliserida pada insiden DM, Studi Kohor Faktor Risiko PTM 2018 Tren rata-rata teknan darah sistolik pada insiden DM, Studi Kohor Faktor Risiko PTM 2018 Tren Rata-Rata Tekanan Darah Diastolik pada Insiden DM, Studi Kohor Faktor Risiko PTM 2018 Jumlah Sampel Kohor Strok, Studi Kohor PTM 2018 Distribusi Frekuensi Perubahan Perilaku Merokok, Studi Kohor Faktor Risiko PTM 2018 Distribusi Frekuensi Perubahan Perilaku Merokok, Studi Kohor Faktor Risiko PTM 2018 Distribusi Frekuensi Perubahan Aktivitas Fisik, Studi Kohor Faktor Risiko PTM 2018 Distribusi Frekuensi Perubahan Pola Konsumsi, Studi Kohor Faktor Risiko PTM 2018 xx



60 60 61 62 63 63 64 64 69 72 72 73 73 74 75 75 76 77 77 78 78 79 83 84 84 85



Gambar 48 Gambar 49 Gambar 50 Gambar 51 Gambar 52 Gambar 53 Gambar 54 Gambar 55 Gambar 56 Gambar 57 Gambar 58 Gambar 59 Gambar 60 Gambar 61 Gambar 62 Gambar 63 Gambar 64 Gambar 65 Gambar 66 Gambar 67



Distribusi Frekuensi Perilaku Pengobatan Strok Berdasarkan Jenis Kelamin, Studi Kohor Faktor Risiko PTM 2018 Distribusi Frekuensi Tempat Berobat bagi Penderita Strok, Studi Kohor Faktor Risiko PTM 2018 Tren Rata-rata Tekanan Darah Sistolik pada Penderita Strok menurut Jenis Kelamin, Studi Kohor Faktor Risiko PTM 2018 Tren Rata-rata Tekanan Darah Diastolik pada Penderita Strok menurut Jenis Kelamin, Studi Kohor Faktor Risiko PTM 2018 Tren Rata-rata Kadar Gula Darah Puasa pada Penderita Strok menurut Jenis Kelamin, Studi Kohor Faktor Risiko PTM 2018 Tren Rata-rata Aktivitas Fisik pada Penderita Strok menurut Jenis Kelamin, Studi Kohor Faktor Risiko PTM 2018 Tren Rata-rata Penggunaan Rokok pada Laki-laki Penderita Strok, Studi Kohor Faktor Risiko PTM 2018 Distribusi Persentase Hasil Pemeriksaan IVA, Studi Kohor FR PTM 2018 Distribusi Persentase Karakteristik Responden IVA, Studi Kohor FR PTM, 2018 Distribusi Persentase Hasil IVA Menurut Faktor Risiko Kanker Serviks, Studi Kohor FRPTM, 2018 Persentase Hasil Pemeriksaan CBE, Studi Kohor FRPTM 2018 Distribusi Persentase Karakteristik Responden CBE, Studi Kohor FRPTM 2018 Distribusi Persentase Faktor Risiko Kanker Payudara, Studi Kohor FRPTM, 2018 Rincian kegiatan desiminasi dan publikasi data kohor, Studi Kohor Faktor Risiko PTM 2018 Pengembangan kuesioner Studi Kohor Faktor isiko PTM 2018 Contoh Kartu Elektronik Responden (ecard), Studi Kohor Faktor Risiko PTM 2018 Aplikasi laporan cepat morbiditas dan mortalitas, Studi Kohor Faktor Risiko PTM 2018 Alur Manajemen Data, Studi Kohor Faktor Risiko PTM 2018 Alur rencana merger data FRPTM dan TKA, Studi Kohor Faktor Risiko PTM 2018 Pengembangan Jejaring Kerjasama Studi Kohor dengan Lintas Sektor, Studi Kohor Faktor Risiko PTM 2018



xxi



87 88 89 90 90 91 92 93 94 95 97 98 98 120 124 125 127 128 129 130



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Tidak Menular (PTM) di banyak negara, telah mengalami peningkatan kejadian dengan cepat yang berdampak pula pada peningkatan angka kematian dan kecacatan. Meningkatnya beban penyakit akibat PTM, terutama di negara-negara berkembang, berakibat pada melambungnya biaya pelayanan kesehatan.1 Di kawasan Asia Tenggara, dari perkiraan 14,5 juta total kematian pada tahun 2008, sebanyak 7,9 juta (55%) diakibatkan oleh PTM. Kematian tersebut diperkirakan akan meningkat sebesar 21 persen selama dekade berikutnya. Dari jumlah kematian yang terjadi akibat PTM jumlah 25 persen di antaranya disebabkan penyakit kardiovaskular. Adapun penyakit respirasi kronis, kanker dan diabetes mellitus masing-masing menyumbang 9,6 persen, 7,8 persen dan 2,1 persen dari semua kematian.2 Dengan kecenderungan saat ini, lima penyebab utama tahun kehidupan akibat kecacatan (Dissability Adjusted Life Years/DALY’s) yang hilang pada tahun 2020 kemungkinan adalah penyakit jantung iskemik, depresi mayor unipolar, cedera lalu lintas, penyakit cerebro vaskular, dan penyakit paru obstruktif kronik. Penurunan tingkat penyakit kronis diperkirakan 2 persen per tahun secara global dapat menyebabkan penghematan sekitar 36 juta kematian dini.3 Di Indonesia, prevalensi penyakit tersebut juga meningkat. Pada tahun 2001, SKRT (Survei Kesehatan Rumah Tangga) mendapatkan prevalensi penyakit jantung koroner 3‰, strok 3‰, dan diabetes melitus 1,2 persen.4 Kecenderungan peningkatan prevalensi tampak pada hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 dan 2013, didapatkan strok 0,8 persen menjadi 2,1 persen dan diabetes melitus 1,1 persen menjadi 2 persen. Adapun untuk prevalensi nasional penyakit jantung 7,2 persen pada tahun 2007, dan prevalensi Penyakit Jantung Koroner 1,2 persen pada tahun 2013.5,6 Dari hasil Riskesdas 2013 juga didapatkan bahwa kota Bogor mempunyai angka prevalensi lebih tinggi dari angka nasional yaitu PJK 2,2 persen, strok 1,5 persen dan DM 2,1 persen.7 Riskesdas tahun 2007 mendapatkan penyebab kematian untuk usia di atas 5 tahun, baik di perkotaan maupun di pedesaan yang terbanyak disebabkan strok. Angka kematian akibat PTM ditemukan sebesar 33,7 per mil diantara penduduk laki-laki dan 25,2 per mil di antara penduduk wanita, dan proporsi kematian akibat penyakit sistem sirkulasi adalah 60 persen, sementara akibat kanker adalah 15 persen.5 Beberapa penelitian yang telah dilakukan di dunia diketahui bahwa faktor-faktor risiko yang berperan menimbulkan penyakit jantung koroner, diabetes melitus, kanker, 1



PPOK, dan strok terdiri dari faktor risiko yang tak dapat dan faktor risiko yang dapat diubah. Faktor risiko yang tidak dapat diubah antara lain umur, jenis kelamin dan faktor genetik sedang faktor yang dapat diubah adalah perilaku (diet yang salah, merokok, konsumsi alkohol, kurang aktivitas fisik), dan faktor risiko biologis/fisik yang dikenal dengan sindrom metabolik (hiperkolesterolemia, hiperglikemia, hipertensi, dan obesitas).2 Sindrom metabolik adalah faktor risiko multipel yang timbul dari resistensi insulin yang menyertai deposisi dan fungsi adipose abnormal. Merupakan kombinasi faktor risiko penyakit jantung koroner, serta diabetes, fatty liver, dan beberapa jenis kanker.8 Prevalensi sindrom metabolik (SM) diperkirakan akan meningkat. Hal tersebut sangat terkait dengan perubahan pola hidup di masyarakat. Sindrom metabolik menjadi masalah global yang sedang berkembang. Sekitar seperempat populasi orang dewasa di Eropa diperkirakan memiliki SM, dengan prevalensi serupa di Amerika Latin. Hal ini juga dianggap sebagai wabah yang muncul dalam mengembangkan negara-negara Asia Timur, termasuk China, Jepang, dan Korea. Prevalensi sindrom metabolik di Asia Timur berkisar antara 8-13 persen pada pria dan dari 2-18 persen pada wanita, bergantung pada populasi dan definisi yang digunakan.8 Faktor risiko PTM utama, satu sama lain diketahui saling berkaitan dalam menyebabkan penyakit jantung koroner, diabetes melitus, kanker, PPOK dan strok. Konsumsi alkohol dan merokok diketahui meningkatkan risiko penyakit paru obstruktif kronik. Sebaliknya asupan lemak khususnya lemak jenuh mempunyai korelasi dengan peningkatan kasus PTM, termasuk penyakit kanker. Peningkatan prevalensi dislipidemia akan meningkatkan risiko PTM. Selain itu obesitas dan juga hipertensi merupakan faktor risiko PTM yang penting, terutama terhadap penyakit jantung koroner, diabetes melitus dan strok.2 Penyakit tidak menular utama umumnya bersifat kronis, membutuhkan biaya pengobatan besar, dan dapat menimbulkan cacat/disabilitas yang mengakibatkan penurunan produktifitas kerja. Penyakit tersebut pada dasarnya dapat dicegah dengan pengendalian secara efektif terhadap faktor risikonya. Metode pengendalian faktor risiko PTM yang efektif, memerlukan informasi riwayat alamiah masing-masing penyakit termasuk bagaimana kecepatan perubahan faktor risiko menjadi PTM utama. Meskipun sebagian besar faktor risiko PTM utama telah diketahui faktor risikonya, namun beberapa faktor seperti genomik faktor, dosis dan intensitas faktor risiko, prediktor utama PTM, serta kecepatan perubahan faktor risiko terhadap PTM utama yang spesifik bagi masyarakat Indonesia belum banyak diketahui. Prediktor utama PTM, dan lamanya perubahan faktor risiko menjadi PTM diperkirakan sangat bervariasi, tergantung jenis PTM, jenis dan jumlah faktor risiko baik 2



genetik, perilaku maupun lingkungan, lamanya keterpaparan faktor risiko, dan derajat/ dosis/kadar/frekuensi faktor risiko PTM pada seseorang. Hal tersebut hanya dapat diketahui dengan pasti melalui penelitian etiologi yang perlu dilakukan secara longitudinal dengan desain studi kohor. Sementara ini, Studi Kohor Faktor Risiko PTM secara longitudinal masih sangat jarang dilakukan di Indonesia. Penelitian yang pernah dilakukan di Indonesia dengan desain tersebut, masih dengan jumlah sampel, lama pelaksanaan, dan ruang lingkup yang terbatas. Oleh karena itu Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan RI perlu menyelenggarakan studi ini secara komprehensif. Dengan tersedianya data longitudinal dari faktor risiko yang dipantau secara prospektif dalam mengamati kejadian PTM utama dapat dikembangkan berbagai studi intervensi lebih khusus untuk mendapatkan berbagai model upaya pengendalian PTM secara efektif, baik pencegahan maupun pengobatannya. Berdasarkan latar belakang diatas maka dilakukan Studi Kohor Faktor Risiko PTM berbasis populasi di kecamatan Bogor Tengah yang merupakan miniatur dari kota Bogor. Studi kohor prospektif ini direncanakan minimal 10 tahun dengan menghasilkan output penelitian setiap tahun. Tahapan pelaksanaan dan output penelitian yang sudah dilakukan diuraikan secara urut seperti di bawah ini: Tahun 2011 mulai dilakukan baseline data untuk faktor risiko PTM dan persiapan studi kohor tumbuh kembang. Pengumpulan data baseline dilanjutkan di tahun 2012 sebanyak 3000 responden baru. Data yang sudah dapat dikumpulkan dari data dasar (baseline) keseluruhan sebanyak 5000 responden meliputi profil faktor risiko. Responden memiliki perilaku berisiko terhadap PTM antara lain merokok 26,5 persen, konsumsi minuman beralkohol 3,1 persen, kurang aktivitas fisik 60,1 persen, gangguan emosional (stres) sekitar 27,1 persen dan pola kurang konsumsi serat seperti sayur 53,4 persen dan buah 39,3 persen. Sindrom metabolik yang ditemukan dari pemeriksaan darah yaitu TGT (toleransi glukosa terganggu) puasa 7,1 persen dan pembebanan 19,3 persen, kadar kolesterol total tinggi 49 persen, kolesterol LDL tinggi 80,3 persen, kolesterol HDL berisiko 56,2 persen, trigliserida tinggi 18,5 persen, sedangkan dari hasil pengukuran diperoleh hipertensi 19 persen dan obesitas 42,5 persen. Tahun 2012 selain melakukan deteksi dini (skrining) untuk 3000 responden baru, juga memantau (follow up) untuk responden baseline tahun 2011 sebanyak 2000 responden. Secara keseluruhan sampel kohor PTM sampai saat ini sudah mendapatkan sebanyak 5000 responden dari 5 kelurahan (Kebon Kalapa, Babakan Pasar, Babakan, Ciwaringan dan Panaragan). Hasil pemantauan (follow up) terhadap data baseline tahun 2011 selama periode satu tahun diperoleh insiden (kasus baru) PTM antara lain strok sebanyak 7 kasus (termuda 57 tahun), Jantung koroner 4 kasus (termuda 32 tahun), DM 3



(umur 49 tahun) dan PPOK (umur 64 tahun) masing-masing satu kasus. Adapun insiden sindrom metabolik yang muncul dalam periode follow up satu tahun adalah hiperglikemia (kadar gula darah puasa >100 mg/dL) sekitar 16,2 persen (termuda 25 tahun) dan hipertensi sebesar 2,6 persen (termuda 26 tahun). Berdasarkan temuan kedua insiden sindrom metabolik tersebut dapat dihasilkan rancangan model prediksi kejadian hiperglikemia dan hipertensi. Tahun 2013 hanya dilakukan pemantauan fokus pada 3 PTM utama yaitu Strok, PJK (penyakit jantung koroner) dan DM (Diabetes Mellitus). Pemantauan (follow up) dilakukan tiga kali dalam setahun untuk semua responden (5000 responden) dan follow up 2 tahunan (pemeriksaan lengkap) khususnya untuk responden tahun 2011 (2000 responden). Hasil pemantauan (follow up) terhadap data kohor tahun 2011 selama periode 2 tahun diperoleh besaran insiden (kasus baru) PTM yaitu penyakit strok dalam 1000 penduduk per tahun untuk penyakit strok adalah 9 orang (95% CI 6,5-13,9), Diabetes mellitus (DM) 30 orang (95% CI 24-36), PJK 13,3 orang (95% CI 9,5-18,1). Kecenderungan rerata IMT dan lingkar perut pada penderita PJK dan DM lebih besar dibandingkan tanpa DM dengan pola sama meningkat seiring perjalanan waktu. Pola kecepatan munculnya insiden secara berurutan adalah DM (dua kasus kesakitan dan satu kasus kematian), strok (satu kasus kesakitan dan satu kasus kematian) dan terjadi pada follow up pertama, PJK (satu kasus kematian) baru muncul pada follow up ke 2. Ada 3 model prediksi yang dihasilkan yaitu model prediksi kejadian PJK, DM dan hipertensi. Tahun 2014 dilakukan pemantauan (follow up) tiga kali dalam setahun untuk 5000 responden dan follow up dua tahunan dengan pemeriksaan lengkap untuk responden tahun 2012 (3000 responden). Selain pemantauan faktor risiko, dilakukan juga pemantauan (follow up) terjadinya insiden morbiditas (kesakitan) dan mortalitas (kematian) untuk semua responden (5000) yang berada di 31 posbindu di wilayah 5 kelurahan. Hasil yang didapat pada tahun 2014 adalah besaran angka insiden rate dalam 1000 penduduk per tahun untuk penyakit strok adalah 7 orang (95% CI 5,2-9), Diabetes mellitus (DM) 23,6 orang (95% CI 20,4-27,2) dan PJK 13,7 orang (95% CI 11,2-16,4). Insiden kumulatif untuk sindrom metabolik diperoleh 14,1 persen untuk periode dua tahun. Kecenderungan rerata tekanan darah penderita PJK, DM dan strok lebih besar dibandingkan tanpa PJK, DM dan strok dengan pola sama meningkat seiring perjalanan waktu. Pola kecepatan munculnya insiden secara berurutan adalah DM (179 kasus baru), selanjutnya PJK (105 kasus baru) dan strok (53 kasus baru). Adapun untuk tingkat fatalitas terlihat bahwa urutannya sebagai berikut yaitu strok (13 kasus), DM (9 kasus) dan PJK (7 kasus). Hasil studi kohor tahun ini diperoleh empat model prediksi (formula) yaitu model prediksi kejadian SM, PJK, DM dan Strok. 4



Tahun 2015 tetap melakukan pemantauan (follow up) terhadap 4500 responden aktif (baseline 2011, 2012) yang terdiri dari follow up kuartalan (3 kali dalam setahun) dan follow up 2 tahunan (pemeriksaan lengkap) untuk responden tahun 2011 (1700 responden) dan skrining responden baru kurang lebih sebanyak 450 responden. Hasil penelitian sampai dengan tahun 2015 merupakan pemantauan selama 4 tahun dari data base tahun 2011, didapatkan bahwa besaran insiden rate faktor risiko PTM utama dalam 1000 penduduk per tahun untuk penyakit strok adalah 8 orang (95% CI 6,4-11,8), Diabetes mellitus (DM) 19 orang (95% CI 16,0-24,0) dan PJK 7,4 orang (95% CI 5,3-10,1). Adapun untuk insiden rate untuk sindrom metabolik diperoleh 86 orang (95% CI 79,0-94,0) untuk periode 4 tahun. Pola kecepatan munculnya insiden secara berurutan adalah DM (86 kasus baru), selanjutnya PJK (57 kasus baru) dan strok (43 kasus baru). Adapun untuk tingkat fatalitas terlihat bahwa urutannya sebagai berikut yaitu strok (11 kasus), DM dan PJK masing-masing 5 kasus. Pemantauan selama empat tahun rerata faktor risiko tekanan darah baik sistolik maupun diastolik penderita PJK, DM dan strok lebih besar dibandingkan dengan responden tanpa PJK, DM dan Strok dengan pola sama yaitu meningkat seiring perjalanan waktu. Model prediksi (formula) yang diperoleh pada tahun ini adalah model prediksi kejadian SM dan DM. Hazard rate untuk DM 60 per 1000 penduduk, PJK 15 per 1000 penduduk dan strok 10 per 1000 penduduk per tahun. Tahun 2016 melakukan pemantauan berulang (follow up) terhadap seluruh responden aktif (4500 responden). Pemantauan dilakukan secara kuartalan (tiga kali dalam setahun) dan setiap dua tahunan (pemeriksaan lengkap). Pemeriksaan follow up satu dan dua dilakukan terhadap 4500 responden (1500 responden tahun 2011, 2500 responden tahun 2012 dan 500 responden tahun 2015). Pemeriksaan follow up ke-3 dilakukan pada responden pada 2000 responden. Adapun follow up dua tahunan (pemeriksaan lengkap) merupakan pemeriksaan ke-2 kali lengkap dari responden kohor secara keseluruhan. Selama pengamatan 5 tahun respon rate sebesar 87,1 persen. Pengamatan selama empat tahun dengan interval dua tahunan yaitu pengamatan dua tahun pertama dan dua tahun kedua menunjukkan hazard rate Studi Kohor Faktor Risiko PTM utama dalam 1000 orang-tahun sebagai berikut: Penyakit jantung koroner adalah 17 (95% CI: 13,4-19,8) orang pada 1000 orang-tahun pada dua tahun pertama, dan 12 (95% CI: 8,216,3) orang pada 1000 orang-tahun pada dua tahun kedua; Diabetes mellitus (DM) 27 (95% CI: 23,1-30,9) orang pada 1000 orang-tahun pada dua tahun pertama, dan 37 (95% CI: 31,1-42,9) orang pada 1000 orang-tahun pada dua tahun kedua; dan strok 6 (95% CI: 4,7-8,3) orang pada 1000 orang-tahun pada dua tahun pertama, dan 7 (95% CI: 4,6-10,4) orang pada 1000 orang-tahun pada dua tahun kedua; Adapun hazard rate untuk sindrom 5



metabolik diperoleh 137 (95% CI: 123,8-150,3) orang pada 1000 orang-tahun pada dua tahun pertama dan 89 (95% CI: 76,79-101,84) orang pada 1000 orang-tahun pada dua tahun kedua. Jumlah kasus baru dalam kurun waktu empat tahun untuk: Sindroma metabolik 597 orang, PJK 138 orang, Diabetes mellitus 291 orang, dan strok 72 orang. Pola kecepatan munculnya insiden secara berurutan selama pengamatan empat tahun adalah DM (291 kasus baru), PJK (138 kasus baru) dan strok (72 kasus baru). Adapun untuk tingkat fatalitas terlihat bahwa urutannya sebagai berikut yaitu strok (11 kasus), DM dan PJK masing-masing 5 kasus. Hasil studi kohor tahun 2016 dengan analisis cox regresi diperoleh tiga model prediksi (formula) yaitu model prediksi kejadian PJK, DM, dan strok dengan faktor risiko sebagai berikut: Penyakit jantung koroner dipengaruhi oleh hipertensi (RR: 1,7; 95%CI: 1,2-2,5), umur (RR: 3,1; 95%CI: 2,1-4,8), dan jenis kelamin (RR: 0,5; 95%CI: 0,3-0,8); Diabetes mellitus dipengaruhi oleh obesitas sentral (RR: 5,7; 95%CI: 1,9-17,2), hipertensi (RR: 1,9; 95%CI: 1,4-2,5), trigliserida (RR: 1,9; 95%CI: 1,4-2,5), HDL (RR: 1,4; 95%CI: 1,11,9), LDL (RR: 3,5; 95%CI: 1,3-9,5), dan umur (RR: 1,7; 95%CI: 1,2-2,3); dan strok dipengaruhi oleh gula darah puasa (RR: 5,5; 95%CI: 1,9-15,6), hipertensi (RR: 5,1; 95%CI: 2,8 – 9,3), migren (RR: 3,3; 95%CI: 1,8-6,0), dan gangguan mental emosional (RR: 2,5; 95%CI: 1,4-4,6). Tahun 2017 melakukan pemantauan (follow up) terhadap 4500 responden yang terdiri dari follow up kuartalan (tiga kali dalam setahun) dan follow up dua tahunan (pemeriksaan lengkap) untuk responden tahun 2011 (1500 responden) yang keempat kali dan responden tahun 2015 (500 responden) yang kedua kali. Fokus follow up faktor risiko dan terjadinya insiden morbiditas dan mortalitas pada tiga PTM utama yang insidennya lebih cepat muncul dan mempunyai faktor risiko yang sama yaitu Penyakit jantung koroner (PJK), Strok dan Diabetes mellitus (DM). Selama pengamatan 6 tahun, Studi Kohor Faktor Risiko PTM utama menunjukkan respon rate sebesar 76,8 persen dan laju kemunculan insiden (hazard rate) dalam 1000 orang-tahun sebagai berikut: Penyakit jantung koroner adalah 8 (95% CI : 3,9-12,1) orang; Diabetes mellitus (DM) 20 (95% CI: 14,1-25,9) orang dan strok adalah 4 (95% CI: 1,3-6,7) orang. Hazard rate untuk sindrom metabolik diperoleh 82 (95% CI: 73,4-90,6) orang per 1000 orang-tahun pada dua tahun pertama dan 89 (95% CI: 76,79-101,84) orang per 1000 orang-tahun pada dua tahun kedua. Pola kecepatan munculnya penambahan insiden secara berurutan selama pengamatan dua tahun ke-2 sampai ke-3 adalah DM (115 kasus baru), strok (13 kasus baru) dan PJK (9 kasus baru), sedangkan SM sebesar 165 kasus baru. Adapun untuk tingkat fatalitas terlihat bahwa



6



urutannya sebagai berikut yaitu strok (25 kasus), PJK (15 kasus) dan DM (9 kasus). Hipertensi masuk dalam model prediksi untuk DM, PJK dan strok. 1.2 Perumusan Masalah Penelitian Perumusan masalah terbagi sesuai dengan tujuan khusus dan hasil yang diperoleh dari setiap tahapan. Perumusan masalah sejak awal penelitian tahun 2011 sampai tahun 2016 mempunyai perumusan masalah dan tujuan khusus yang sama, dan sejak tahun 2017 mulai dilakukan penambahan tujuan khusus yang berbeda dari tahun ke tahun. 1.2.1 Perumusan Masalah Penelitian tahun 2011-2016 PTM utama di umur dewasa merupakan penyebab kematian tertinggi dan kecenderungan peningkatan dari tahun ke tahun. PTM utama umumnya bersifat kronis, membutuhkan biaya pengobatan besar, dan dapat menimbulkan cacat/disabilitas yang mengakibatkan penurunan produktifitas kerja. Penyakit tersebut pada dasarnya dapat dicegah dengan pengendalian secara efektif terhadap faktor risikonya melalui informasi riwayat alamiah masing-masing penyakit termasuk bagaimana kecepatan perubahan faktor risiko menjadi PTM utama. Beberapa faktor seperti faktor genomik, dosis dan intensitas faktor risiko, prediktor utama PTM, serta kecepatan perubahan faktor risiko terhadap PTM utama yang spesifik bagi masyarakat Indonesia belum banyak diketahui. Atas dasar kondisi di atas, perlu dilakukan penelitian secara longitudinal dengan desain studi studi kohor prospektif “population based” untuk mengukur insiden dan menilai faktor risiko penyakit tidak menular yang spesifik untuk kondisi di Indonesia, khususnya di Kota Bogor. 1.2.2 Perumusan Masalah Penelitian tahun 2017 Insiden (morbiditas dan mortaitas) untuk sindrom metabolic (SM) dan PTM utama (DM, PJK, Strok) masih terus berubah seiring dengan perubahan faktor risiko dan pertambahan umur responden, menunjukkan kecepatan yang berbeda munculnya kasus baru) dari tahun ke tahun. Perubahan kecepatan munculnya kasus tersebut perlu dilakukan update angka insiden baik insiden morbiditas (kumulatif dan rate) serta jumlah dan fatalitas kematian. Perubahan faktor risiko dan prediktor utama untuk setiap PTM berubah sesuai dengan perubahan faktor risiko sesuai perjalanan penyakit, maka diperlukan informasi prediktor utama insiden PTM sehingga bisa difokuskan percegahan pada prediktor tersebut. Atas dasar kondisi di atas, perlu dilakukan penelitian secara longitudinal dengan desain studi studi kohor prospektif “population based” untuk mempelajari perubahan angka insiden, perubahan faktor risiko dan prediktor utama insiden PTM yang spesifik untuk kondisi di Indonesia, khususnya di Kota Bogor.



7



1.2.3 Perumusan Masalah Penelitian Tahun 2018 Insiden (morbiditas dan mortaitas) untuk sindrom metabolic (SM) dan PTM utama (DM, PJK, Strok) masih terus berubah seiring dengan perubahan faktor risiko dan pertambahan umur responden, menunjukkan kecepatan yang berbeda munculnya kasus baru) dari tahun ke tahun. Perubahan kecepatan munculnya kasus tersebut perlu dilakukan update angka insiden baik insiden morbiditas (kumulatif dan rate) serta jumlah dan fatalitas kematian. Perubahan faktor risiko dan prediktor utama untuk setiap PTM (DM, PJK, Stroke dan kanker servisk dan payudara) berubah sesuai dengan perubahan faktor risiko sesuai perjalanan penyakit, maka diperlukan informasi prediktor utama insiden PTM sehingga bisa difokuskan percegahan pada prediktor tersebut. Pemantauan pada kanker untuk menghitung survival (ketahanan hidup) kasus kanker serviks dan payudara selama pemantauan minimla 5 tahun (five years survival). Kasus yang sudah terdiagnosis akan melakukan berbagai upaya untuk mengatasi penyakitnya meliputi pencarian pengobatan dan bagaimana mengontrol faktor risiko khususnya penderita DM dalam mengontrol kadar gula darah. Atas dasar kondisi di atas, perlu dilakukan penelitian secara longitudinal dengan desain studi studi kohor prospektif “population based” untuk mempelajari perubahan angka insiden, perubahan faktor risiko dan prediktor utama insiden PTM yang spesifik untuk kondisi di Indonesia, khususnya di Kota Bogor. 1.3 Pertanyaan Penelitian Pertanyaan umum penelitian ini adalah bagaimana gambaran insiden sindrom metabolik dan PTM utama (strok, jantung koroner, diabetes mellitus, kanker) dan pola perubahan faktor risiko yang berpengaruh terhadap kejadian faktor risiko PTM utama untuk populasi umur berisiko. Berikut adalah pertanyaan yang lebih rinci: 1.3.1



Berapa angka kumulatif insidens, laju kecepatan muncul (hazard rate) dan angka survival PTM utama (Penyakit jantung koroner, strok dan DM, kanker payudara dan serviks) dan sindrom metabolik pada tahun pengamatan ke-7 untuk baseline 2011, pada pengamatan tahun ke-6 untuk baseline 2012, dan pada pengamatan ke-3 untuk baseline 2015?



1.3.2



Berapa kumulatif insiden kematian dan fatalitas PTM pada tahun pengamatan ke-7 untuk baseline 2011, pada pengamatan tahun ke-6 untuk baseline 2012, dan pada pengamatan ke-3 untuk baseline 2015?



1.3.3



Bagaimana perubahan faktor risiko menjadi PTM utama (Penyakit jantung koroner, strok, DM, kanker payudara dan serviks) pada tahun pengamatan ke-7 untuk



8



baseline 2011, pada pengamatan tahun ke-6 untuk baseline 2012, dan pada pengamatan ke-3 untuk baseline 2015? 1.3.4



Apa saja prediktor sindrom metabolik dan PTM utama (Penyakit Jantung Koroner, Strok, DM, Kanker Payudara dan Serviks) pada tahun pengamatan ke-7 untuk baseline 2011, pada pengamatan tahun ke-6 untuk baseline 2012, dan pada pengamatan ke-3 untuk baseline 2015?



1.3.5



Bagaimana perilaku pencarian pengobatan bagi kasus baru PTM (Penyakit jantung koroner, strok, DM)?



1.3.6



Berapa proporsi penderita DM yang terkontrol dan tidak terkontrol?



1.4 Tujuan 1.4.1



Tujuan Umum Mempelajari gambaran Penyakit Tidak Menular utama secara prospektif dan longitudinal terhadap (faktor perilaku, biomedis, genomik) untuk mendapatkan informasi insiden sindrom metabolik dan PTM utama (penyakit jantung koroner/ PJK, diabetes melitus/DM, strok, kanker) dan riwayat alamiah penyakit.



1.4.2 Tujuan Khusus : a. Tahun 2011 – 2016 a.1. Mengukur insidens PTM utama (Penyakit jantung koroner, Stroke dan DM) dan sindrom metabolik. a.2. Mengidentifikasi etiologi dan prediktor sindrom metabolik dan PTM utama (Penyakit jantung koroner, Stroke, DM) a.3 Mengukur kecepatan perkembangan faktor risiko menjadi PTM utama (Penyakit jantung koroner, Stroke, DM) a.4 Mengidentifikasi model prediksi kejadian sindrom metabolik dan PTM utama (Penyakit jantung koroner, Stroke, DM). a.5 Mengukur standar (dosis/kadar/indeks/frekuesi) faktor risiko yang berpengaruh terhadap kejadian PTM utama (Penyakit jantung koroner, Stroke, DM). b. Tahun 2017 b.1. Mengukur insidens PTM utama (Penyakit jantung koroner, Stroke dan DM, kanker) dan sindrom metabolik. b.2. Mengidentifikasi etiologi dan prediktor sindrom metabolik dan PTM utama (Penyakit jantung koroner, Stroke, DM, kanker). b.3. Mengukur kecepatan perkembangan faktor risiko menjadi PTM utama (Penyakit jantung koroner, Stroke, DM, kanker). 9



b.4. Mengidentifikasi model prediksi kejadian sindrom metabolik dan PTM utama (Penyakit jantung koroner, Stroke, DM, kanker). b.5. Mengukur standar (dosis/kadar/indeks/frekuesi) faktor risiko yang berpengaruh terhadap kejadian PTM utama (Penyakit jantung koroner, Stroke, DM, kanker). c. Tahun 2018: c.1. Melakukan update angka kumulatif insiden, laju kecepatan muncul (hazard rate) dang angka survival PTM utama (Penyakit jantung koroner, strok dan DM, kanker payudara dan serviks) dan sindrom metabolik pada tahun pengamatan ke-7 untuk baseline 2011, pada pengamatan tahun ke-6 untuk baseline 2012, dan pada pengamatan ke-3 untuk baseline 2015. c.2. Mengukur kumulatif insiden kematian dan fatalitas PTM pada tahun pengamatan ke-7 untuk baseline 2011, pada pengamatan tahun ke-6 untuk baseline 2012, dan pada pengamatan ke-3 untuk baseline 2015. c.3. Mengukur perubahan faktor risiko menjadi PTM utama (Penyakit jantung koroner, strok, DM, kanker payudara dan serviks) pada tahun pengamatan ke-7 untuk baseline 2011, pada pengamatan tahun ke-6 untuk baseline 2012, dan pada pengamatan ke-3 untuk baseline 2015. c.4. Mengidentifikasi prediktor sindrom metabolik dan PTM utama (Penyakit jantung koroner, strok, DM, kanker payudara dan serviks) pada tahun pengamatan ke-7 untuk baseline 2011, pada pengamatan tahun ke-6 untuk baseline 2012, dan pada pengamatan ke-3 untuk baseline 2015. c.5. Mengetahui perilaku pencarian pengobatan bagi kasus baru PTM (Penyakit jantung koroner, strok, DM). c.6. Mengetahui proporsi penderita DM yang terkontrol dan tidak terkontrol.



1.5 Manfaat a. Program kesehatan Tersedianya



data



evidence



based



untuk



merancang



model



intervensi



penanggulangan penyakit tidak menular. Model intervensi baru pada tahap merancang untuk Pemda Kota Bogor antara lain model intervensi One day tanpa gorengan, Bogor Bergerak dan monitoring perokok di tempat umum (lapor kasus dari masyarakat). b. Pemerintah Kota Bogor Tersedianya data penyakit tidak menular penduduk usia dewasa (termasuk ibu hamil) beserta faktor risikonya secara berkesinambungan. Merancang ulang upaya kesehatan masyarakat dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia 10



yang berdaya saing tinggi. Monitoring dan evaluasi (monev) terhadap implementasi program yang sudah dilaksanakan. c. Bagi peneliti dan pendidikan Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang kesehatan masyarakat, khususnya kesehatan penduduk usia dewasa. d. Masyarakat Masyarakat mampu melakukan pencegahan penyakit tidak menular secara mandiri.



11



BAB II METODE PENELITIAN



2.1 Kerangka Teori



Socio Eco Status



Modifiable Health Behaviours  Tobbaco  Alcohol  Diet  Physical Inactivity Non Modifiable RF  Genetic



 



Intermediate RF (physiological measures)  Excess Body Fat  High BP  Blood Glucose  Blood Lipid



Outcome      



Coronary heart disease Stroke Diabetes Peripheral vascular disease Cncers COPD/emphysema



Characteristics Age Sex STEP 1



STEP 2 & 3



Gambar 1. Modifikasi dari teori Surveilans Faktor Risiko PTM dari WHO Steps 1 2.2 Kerangka Konsep Sesuai dengan teori surveilans faktor risiko PTM dari WHO Steps, diketahui bahwa faktor risiko PTM utama terdiri dari multifaktor. Sebelum sampai pada fase akhir penyakit, lima PTM utama mempunyai: a. Faktor risiko melekat yang sulit dan mungkin tidak dapat dirubah yaitu umur, jenis kelamin, dan genetik b. Faktor risiko perilaku yang bisa dirubah yaitu merokok, konsumsi alkohol, kurang aktivitas fisik, kurang konsumsi serat, dan konsumsi lemak yang tinggi c. Faktor risiko lingkungan yaitu kondisi ekonomi daerah, lingkungan sosial seperti modernisasi, serta lingkungan fisik antara lain seperti pencemaran lingkungan (air, udara, tegangan listrik tinggi, dan sebagainya). d. Faktor risiko berupa penyakit antara yang terdiri dari faktor risiko fisik dan biomedis berupa sindrom metabolik (obesitas, hipertensi, hiperglikemia dan dislipidemia). Faktor-faktor PTM utama tersebut, satu sama lain saling berkaitan dalam proses terjadinya lima penyakit tidak menular utama (penyakit jantung koroner, diabetes melitus, 12



kanker, PPOK dan strok), sebagaimana dapat dilihat pada kerangka konsep pada Gambar 2.



Faktor Lingkungan  Lingkungan sosial (Kota/Desa)  Lingkungan fisik (polusi udara, air, dll)



Faktor yang tak dapat diubah  Umur  Jenis kelamin  Genetik



Faktor Perilaku yang dapat diubah Diet yang buruk



Faktor risiko antara:



(kurang serat, tinggi garam, tinggi lemak)



SINDROM METABOLIK



Asupan alkohol Kurang aktivitas fisik Merokok Stres



 Hipertensi  Hiperglikemia/ TGT   Dislipidemia   Obesitas



 Penyakit jantung koroner  Diabetes  Strok  Kanker



Gambar 2. Kerangka Konsep 2.3 Definisi Operasional Variabel 2.3.1 Variabel Dependen 1)



Penyakit jantung koroner non fatal adalah responden yang mempunyai hasil wawancara mengalami gejala klinis serangan jantung iskemi dan pernah didiagnosis dokter/dirawat menderita penyakit jantung iskemik dan/atau hasil pemeriksaan EKG waktu istirahat atau aktivitas/stres menunjukkan kelainan jantung iskemik/infark berdasarkan kode Minnesota MC-1, MC-4, MC-5, MC9.2 atau sesuai dengan kode Nova (NC) 5.1-5.8 yang menunjukkan gelombang Q yang diagnostik dengan atau tanpa abnormalitas ST-T*. Hasil jadi PJK fatal ditetapkan dengan adanya kematian dalam kurun waktu 28 hari perawatan rumah sakit karena infark miokard, yang dibuktikan dari hasil pemeriksaan EKG waktu istirahat atau aktivitas/stres menunjukkan perubahan, perkembangan serial rekaman EKG dari gelombang Q yang diagnostik dengan atau tanpa abnormalitas ST-T*; dan/atau evolusi perubahan injury current yang terjadi lebih dari satu hari dan/atau temuan otopsi yang konsisten dengan infark miokard dalam kurun waktu 28 hari atau berdasarkan autopsi verbal yang mengarah pada iskemik/infark miokard. 13



2)



Strok adalah responden yang mempunyai hasil wawancara mengalami gejala klinis hemiparese (kelemahan tubuh sesisi) atau hemihipestesi (rasa baal atau kesemutan tubuh sesisi) atau amaurosis fugax (buta atau gelap pada satu mata mendadak) atau afasi (gangguan berbahasa mendadak seperti kesulitan berbicara



mendadak,



sulit



mengerti



pembicaraan



mendadak,



bingung



mendadak) atau hemianopia (lapang pandang pada satu sisi gelap mendadak) atau ataksia (berkurangnya koordinasi gerakan/gerakan terampil mendadak) atau vertigo (keluhan pusing berputar, hilang keseimbangan), disfagia (gangguan menelan mendadak), atau pernah didiagnosis oleh dokter menderita strok atau pernah dirawat karena strok dan sudah dilakukan konfirmasi oleh dokter spesialis syaraf peneliti sudah mengkonfirmasi dan/atau menemukan adanya gejala sisa yang sesuai dengan diagnosis strok. 3)



Diabetes Mellitus adalah subjek yang mempunyai gejala klinis diabetes (polipagi, poliuri, polidipsi), pernah didiagnosis diabetes oleh dokter, minum obat antidiabetes (metformin, glibenklamid dll)/ menerima suntikan insulin, dan hasil pemeriksaan kadar glukosa darah puasa adalah ≥126 mg/dL atau hasil pemeriksaan kadar glukosa darah 2 jam sesudah pembebanan 75 g dalam 250 ml air minum adalah ≥ 200mg/d.9



2.3.2 Variabel independen 1)



Hipertensi adalah penderita hipertensi yang mempunyai tekanan darah ratarata sistolik dan diastolik sesuai batasan JNC VII, yaitu bila tekanan darah pada saat istirahat menetap, dengan tekanan darah sistolik 140 mmHg atau tekanan darah diastolic 90 mmHg.10 Hasil ukur hipertensi, diberi skor = 1 Tidak hipertensi diberi skor = 0.



2)



Toleransi glukosa darah terganggu (TGT) adalah penderita yang mempunyai hasil pemeriksaan kadar glukosa darah puasa 90 cm untuk pria dan >80 cm untuk wanita.12



4)



Aktivitas fisik adalah intensitas kegiatan jasmani yang dilakukan sehari-hari, yang meliputi bidang kegiatan yang berkaitan dengan pekerjaan (dibayar 14



ataupun tidak), perjalanan dan kegiatan di waktu senggang (rekreasi, berolah raga, santai, dan waktu luang), yang dihitung berdasarkan bobot jenis aktivitas fisik dan lama waktu yang digunakan untuk melakukan jenis aktivitas di masingmasing wilayah kegiatan. Pengkategorian aktivitas didasarkan perhitungan secara komposit dari jenis aktivitas lama aktivitas (hari per minggu dan menit per hari). Aktivitas berat mempunyai bobot 8 kali, aktivitas sedang mempunyai bobot 4 kali, aktivitas ringan mempunyai bobot 2 kali. Subjek dikategorikan kurang aktivitas apabila mempunyai total aktivitas fisik (berkaitan dengan pekerjaan, perjalanan maupun waktu senggang) 100 mg/dL) HDL (