Laporan Akhir Mikroba Tanah [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI LINGKUNGAN ANALISIS MIKROBA TANAH



Dosen Pembimbing



: Prof. Dr. Ir. Tini Surtiningsih, DEA



Asisten Dosen



: Afner Christian



Oleh : Kelompok 8 Dias Agil Saputri



081811133003



Nada Fikna Salsabila



081811133013



Tasya Dwi Farlian Putri



081811133036



Chalis Rif’at Nurwiryawan



081811133042



Gherry Wisnu Pahlevi



081811133043



PROGRAM STUDI S1 TEKNIK LINGKUNGAN DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA 2019



Commented [L1]: Kesimpulannya dimana?



A. TUJUAN Tujuan dari praktikum tentang Mikroba Tanah adalah untuk mengetahui prosedur uji mikroba tanah (bakteri, yeast, dan mold), mengetahui nilai TPC pada sampel tanah, dan mengetahui cara mengisolasi mikroba dari tanah.



B. DASAR TEORI 2.1 Mikroba Tanah Mikroba tanah merupakan salah satu faktor utama yang mempengaruhi kesuburan tanah. Sebagian besar pertumbuhan tanaman tudaj kepas dari oeran mikroorganisme tanah. Mikroba tanah dapat digilingkan menjadi 7 golongan yaitu bakteri, Actinomycetes, candawan, alga, protozoa, bacteriofag, dan virus. Mikroorganisme perombak bahan organic terdiri dari virus dan bakteri. Pada kondisi aerob, mikroorganisme perombak bahan orgamol terdiri atas fungi, sedangkan mikroorganisme perombak bahan anaerb yaitu bakteri. Fungsi berperan penting dalam proses dekomposisi bahan organic untuk semua jenis tanah. Fungsi toleran pada kondisi tanah yang asam, begitu penting dalam tanah tanah di hutan masam. Sisa sia pohon di hutan merupakan sumber bahan makanan yang berlimpah bagi fungi tertentu dan mempunyai peran dalam perombakan lignin. Bakteri merupakan kelompok makroorganisme tanah yang paling banyak ditemukan di berbagai jenis tanah (Ardi, 2009).



2.2 Jenis-Jenis Mikroba yang ada di Tanah 2.2.1 Bakteri Bakteri adalah mikroba prokariotik yang uniseluler dan berkembang biak dengan cara aseksual dengan pembelahan sel. Bakteri tidak berklorofil namun ada yang bersifat fotosintetik, kemudian bakteri hidup secara bebas, parasit, saprofit, sebagai patogen pada manusia, hewan dan tumbuhan. Habitatnya terdapat dimana-mana misalnya di alam, tanah, laut, atmosfer dan di dalam lumpur. Bentuk tubuhnya ada yang bulat, spiral dan batang. Selain itu bakteri merupakan struktur sel yang tidak mempunyai membran inti sedangkan komponen genetiknya terdapat di dalam molekul DNA tunggal yang terdapat di dalam sitoplasma. Ukuran sel-sel bakteri sangat bervariasi tergantung masing-



Commented [L2]: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MIKROBA TANAH SAMA ISOLASI BAKTERI/ MIKROBA, SAMA JENIS MIKROBANYA APA SAJA



masing spesiesnya, namun pada umumnya 0,5-1,0 x 2,0-5 μm. Hal tersebut sama halnya dengan 10.000 bakteri yang panjang selnya 1 μm dari satu ujung ke ujung lainnya (Alimuddin, 2005).



2.2.2 Fungi Fungi merupakan organisme eukoriotik, berbentuk hifa atau sel tunggal, tidakberklorofil dan memiliki siklus reproduksi seksual dan aseksual. Sebagai organisme eukariotik fungi memilki nukleus yang jelas dansitoplasma yang dikelilingioleh membran. Fungi mempunyai dinding selyang sedikit selulosa tetapi mengandung banyak kitin dan polisakaridalainnya. Fungi memperoleh zat organik dari lingkungan melalui hifa dan miselium untuk mendapatkan makanan kemudian menyimpan dalam bentuk glikogen. Keberlangsungan hidup fungi bergantung pada substrat yang banyak mengandung karbohidrat, protein, vitamin, dan senyawa kimia lainnya yang diperoleh dari lingkungan. Zat organik dari sisa makhluk hidup yang telah mati, misalnya kayu tumbang atau buah jatuh dimanfaatkan oleh fungi pelapuk yang merupakan parasit saprofit. Fungi saprofit mampu mengeluarkan enzim hidrolase untuk mendekomposisi molekul kompleks menjadi molekul sederhana sehingga mudah diserap oleh hifa. Selain itu,hifa juga dapat menyerap secara langsung bahan-bahan organik dalambentuk sederhana yang dikeluarkan oleh inangnya (Alimuddin, 2005).



2.2.3 Yeast Yeast merupakan mikroorganisme yang termasuk dalam fungi uniseluler yang menyebabkan terjadinya fermentasi. Yeast biasanya mengandung mikroorganisme



yang



melakukan



fermentasi



dan



media



biakan



bagi



mikroorganisme tersebut. Media tumbuh yeast ini dapat berbentuk cairan nutrien. Yeast umumnya digunakan dalam industri panganuntuk membuat makanan dan minuman hasil fermentasi seperti acar, roti dan bir. Yeast berkembang biak dengan suatu proses yang dikenal dengan istilah pertunasan, yang menyebabkan terjadinya peragian. Dalam pembuatan adonan roti, sebagian besar yeast berasal dari mikroorganismejenis Saccharomyces cerevisiae. Yeast



merupakan



bahan



pengembang



adonan



dengan



memproduksi



gas



karbondioksida (Mudjajanto, 2004).



2.2.4 Actinomycetes Actinomycetes adalah bakteri Gram positif yang bersifat aerob. Bakteri ini memiliki morfologi yang mirip dengan fungi yaitu memiliki miselium. Actinomycetes menjadi kelompok terbesar sebagai sumber daya mikroba yang menghasilkan antibiotic dan juga memproduksi berbagai metabolit bioaktif non antibiotika seperti enzim. Actinomycetes merupakan komponen penting dari populasi mikroba disebagian besar tanah. Isolate Actinomycetes memiliki kisaran pertumbuhan dari pH 5-9 dan pH optimum yaitu 7. Faktor lingkungan yaitu pH merupakan faktor utama yang menentukan distribusi Actinomycetes. Actinomycetes ini berperan penting dalam dekomposisi tanaman dan bahan lainnya terutama dan degradasi polimer kompleks. Actinomycetes yang ada dibagian rizofer mampu menekan pertumbuhan patogen. Beberapa isolate dari Actinomycetes dari bagian rizofer dapat mensintesis zat seperti giberelin dan asam indol asetat (Sulistiyani, 2011).



2.3 Bahan yang Digunakan Bahan yang digunakan dalam praktikum tentang mikroba udara adalah sebagai berikut: 2.3.1 Media Nutrient Agar (NA) Nutrient Agar adalah medium umum untuk uji air dan produk dairy. NA juga digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang tidak selektif, dalam artian mikroorganisme indicator. Media ini merupakan media sederhana yang dibuat dari ekstrak beef, pepton, dan agar. NA merupakan salah satu media yang umum digunakan dalam prosedur bakteriologi seperti uji biasa dari air, sewage, produk pangan. Nutrient Agar (NA) suatu medium yang berbentuk padat, yang merupakan perpaduan antara bahan alamiah dan senyawasenyawa kimia (Indriati,2010).



Commented [L3]: Glyserofulvin? Dan YMA



Gambar 2.1 Nutrient Agar (Sumber: Indriati, 2010) 2.3.2 Media Potato Dextrose Agar (PDA) Potato Dextrose Agar (PDA) merupakan media yang sangat umum yang digunakan untuk mengembangbiakkan dan menumbuhkan jamur dan khamir. Komposisi PDA ini terdiri dari bubuk kentang sebanyak 40 gram, dextrose sebanyak 20 gram dan juga agar sebanyak 15 gram. Bubuk kentang dan dextrose merupakan sumber makanan untuk jamur dan khamir. PDA juga bisa digunakan untuk menghitung jumlah mikroorganisme menggunakan metode Total Plate Count. Industri makanan, industri produk susu dan juga kosmetik menggunakan PDA untuk menghitung jumlah mikroorganisme pada sample mereka. PDA berfungsi untuk mengembangbiakkan jamur, sehingga PDA dapat digunakan untuk membudidayakan jamur tiram. Budidaya jamur tiram menggunakan pH yang rendah (sekitar 3,5) untuk memaksimalkan pertumbuhan bibit jamur dan menambahkan asam atau antibiotik untuk menghambat terjadinya pertumbuhan bakteri (Sugianto, 2012).



Gambar 2.2 Potato Dextrose Agar (Sumber : Winda, 2009) 2.3.3 Larutan Kloramfenikol Sinonim kloramfenikol adalah dichloroasetamide, amphicol, anacetin, fenicol, cloramicol, cloromycetin, Kemicetine. Larutan ini Merupakan hablur



halus berbentuk jarum atau lempeng memanjang, putih sampai putih kelabu atau putih kekuningan, tidak berbau, rasa sangat pahit. Larut dalam lebih kurang 400 bagian air, dalam 2,5 bagian etanol (95%) P dan dalam 7 bagian propilenglikol P;sukar larut dalam kloroformP dan dalam eter. Dapat menyerap sinar Ultraviolet didalam air pada panjang gelombang 278 nm. Kloramfenikol digunakan sebagai antibiotik bersifat bakteriostatik dan mempunyai spektrum luas. Merupakan obat pilihan untuk pengobatan demam tifoid akut yang disebabkan oleh salmonella sp. Kloramfenikol pada awalnya diisolasi dari Streptomyces venezuelae yang pertama kalinya diisolasi oleh Universitas Sumatera Utara. Burkholder pada tahun 1947 dari contoh tanah yang diambil dari Venezuela, sekarang telah dapat dibuat melalui sintesis total, yang metodenya relatif lebih sederhana dan biayanya lebih murah. Kloramfenikol efektif terhadap riketsia dan konjungtivitis akut yang disebabkan oleh mikoroorganisme, termasuk Pseudomonas sp kecuali Pseudomonas aeruginosa. Senyawa ini juga efektif untuk pengobatan infeksi berat yang disebabkan oleh bakteri gram positif dan gram negative (Farombi, 2014).



Gambar 2.4 Larutan Klorampenikol (Sumber: Farombi, 2014) 2.3.4 Alkohol Alkohol merupakan senyawa seperti air yang satu hidrogennya diganti oleh rantai atau cincin hidrokarbon. Sifat fisis alkohol, alkohol mempunyai titik didih yang tinggi dibandingkan indica-alkana yang jumlah atom C nya sama. Hal ini disebabkan antara molekul alkohol membentuk ikatan indikator. Alkohol dapat berupa cairan encer dan mudah bercampur dengan air dalam segala perbandingan. Alkohol dalam praktikum ini digunakan untuk sterilisasi sebelum dilakukan percobaan (Riswiyanto,2005).



Gambar 2.6 Alkohol (Sumber: Riswiyanto,2015) 2.5 Alat yang digunakan Alat-alat yang digunakan dalam praktikum tentang Mikroba udara adalah sebagai berikut : 2.5.1 Pembakar Bunsen Alat yang berfungsi untuk menciptakan kondisi yang steril adalah pembakar bunsen. Api yang menyala dapat membuat aliran udara karena oksigen dikonsumsi dari bawah dan diharapkan kontaminan ikut terbakar dalam pola aliran udara tersebut. Untuk sterilisasi jarum ose atau yang lain, bagian api yang paling cocok untuk memijarkannya adalah bagian api yang berwarna biru (paling panas). Perubahan bunsen dapat menggunakan bahan bakar gas atau indikator (Oxtoby, 2001).



Gambar 2.3 Bunsen (Sumber: Oxtoby, 2001) 2.5.2 Tabung Reaksi Tabung reaksi adalah peralatan gelas yang terbuat dari kaca atau ndicat. Bentuknya kira kira sebesar jari tangan manusia. Tabung reaksi tersedia dalam berbagai macam ukuran. Namun pada umumnya memiliki ukuran berdiameter 10-20 dengan panjang 50-200 mm. Fungsi tabung reaksi adalah untuk mencampur, menampung dan memanaskan bahan-bahan kimia cair atau padat, utamanya untuk uji kualitatif (Abdullah 2009).



Gambar 2.4 Tabung reaksi (Sumber: Abdullah, 2009) 2.5.3 Pipet Volume Pipet volume (sering disebut juga pipet gondok) merupakan alat gelas yang berbentuk mirip pipa akan tetapi terdapat cembung pada tengah-tengah batang pipa tersebut. Pipet volume dapat mengambil larutan tertentu dengan volume yang tepat. Pipet gondok mempunyai skala 25 mL dan batas tera menggunakan bola hisap. Pipet ini digunakan untuk pengambilan sampel dengan volume yang akurat (Abdullah,2009).



Gambar 2.5 Pipet Volume (Sumber: Abdullah, 2009) 2.5.4 Cawan Petri Kegiatan di laboratorium kita sangat membutuhkan alat laboraturium seperti halnya dalam hal mempelajari mikroorganisma seperti bakteri dan virus kita membutuhkan alat untuk mengisolasi terhadap gangguan spesies lain dan untuk itu kita memerlukan tempat/wadah untuk menempatkan mikroorganisma tersebut. Alat yang paling tepat adalah Cawan petri (petri dish), alat ini berbentuk bulat bisa terbuat dari kaca atau ndicat dan memiliki ukuran bervariasi biasanya berdiameter 6 cm; 7,5 cm atau 10 cm dengan tinggi 1,5 cm. Alat lab ini dinamakan cawan petri (petri dish) karena diambil dari nama penemunya seorang ahli bakteri dari Jerman bernama Julius Richard Petri dan sejak itu petri dish (cawan petri) menjadi bagian penting dari sebuah penemuan untuk peralatan laboratorium (Abdullah, 2009).



Gambar 2.6 Cawan Petri (Sumber: Abdullah, 2009) 2.5.5 Vortex Vortex Mixer atau Vortexer adalah perangkat sederhana yang umum di gunakan di laboratorium untuk mencampur cairan dalam wadah kecil. Alat ini terdiri dari sebuah motor listrik dengan drive shaft yang berorienasi vertikal dan melekat pada sepotong karet yang dipasang sedikit keluar dari pusat.Sebagai alat yang berjalan, potongan karet berisolasi cepat dengan gerakan melingkar. Ketika tabung reaksi atau wadah lain yang sesuai ditekan ke dalam gelas karet (atau menyentuh ke tepi) gerak ditransmisikan ke cairan di dalam dan pusaran yang dibuat. Kebanyakan mixer vortex memiliki pengaturan kecepatan variabel dan dapat diatur untuk terus berjalan, atau berjalan hanya ketika tekanan diterapkan ke bagian karet (Abdullah, 2009).



Gambar 2.7 Vortex (Sumber: Abdullah, 2009) 2.5.6 Neraca Digital Neraca digital merupakan alat yang sering ada dalam laboratorium yang digunakan untuk menimbang bahan yang akan digunakan. Neraca digital berfungsi untuk membantu mengukur berat serta cara kalkulasi fecare otomatis harganya dengan harga dasar satuan banyak kurang. Menimbang benda adalah menimbang sesuatu yang tidak memerlukan tempat dan biasanya tidak dipergunakan padareaksi kimia,seperti cara kerja neraca digital hanya bisa mengeluarkanlabel, ada juga yang hanya timbul ditampilkan layar LCD nya.



Neraca digital sebagai alat ukur untuk satuan berat. Dibandingkan dengan neraca jaman dulu yang masih menggunakan neraca analog atau manual, neraca digital memiliki fungsi lebih sebagai alat ukur, diantaranya neraca digital lebih akurat, presisi, akuntable (Mansur, 2010).



Gambar 2.8 Neraca Digital (Sumber: Mansur, 2010)



C. ALAT DAN BAHAN 3.1 ALAT Alat-alat yang digunakan pada Praktikum Mikroba Tanah adalah sebagai berikut: 3.1.1 Peralatan Intrumentasi 1. Kapas



5. Kertas Wrap



2. Alumunium foil



6. Colony counter



3. Pembakar Bunsen



7. Timbangan digital



4. Inkubator 3.1.2 Peralatan gelas 1. Tabung reaksi 2. Cawan Petri 3. Rak Tabung Reaksi 4. Pipet Volume 5. Vortex 3.2. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam Praktikum Mikroba Tanah adalah sebagai berikut: 1. Sampel tanah Danau Rektorat



5. Alkohol



2. Media Nutrient Agar



6. Akuades



3. Media Potato Dextrose Agar



7. Kloramfenicol



4. Media Yeast Mold Agar



8. Glyserofulvin



D. CARA KERJA Cara kerja yang dilakukan pada praktikum tentang Mikroba Tanah adalah sebagai berikut: 4.1 Teknik Sterilisasi Teknik Sterillisasi pada Praktikum Mikroba Tanah 



Lingkungan disekitar tempat kerja dan meja praktikum disemprot dengan alcohol.







Media dan alat yang akan dipakai telah disterilkan terlebih dahulu oleh asisten dosen sebelum praktikum dimulai.







Pipet volume dan cawan petri disterilkan menggunakan pembakar bunsen.



Diketahui alat dan ruangan kerja telah steril 4.2 Uji Bakteri Pengujian Keberadaan Bakteri dalam Sampel Tanah 



Sampel tanah ditimbang dengan timbangan digital sebanyak 10 gram.







Sampel tanah dimasukkan dalam botol steril yang berisi akuades 90 ml lalu dihomogenkan dengan cara divortex.







Sampel dalam botol steril dibiarkan 10 menit.







Suspensi dalam botol steril diambil sebanyak 1 ml dan diletakkan dalam tabung reaksi yang berisi akuades lalu divortex.







Sampel dalam tabung reaksi yang telah divortex diencerkan kembali hingga pengenceran 10-10.







Sampel pada pengenceran 10-8 dan 10-10 diambil 1 ml dan dimasukkan dalam cawan petri.







Cawan petri yang beiri 1 ml sampel pengenceran 10-8 dan 10-10 ditambah 15 ml medium Nutrient Agar.







Cawan petri ditutup bagian sisinya dengan kertas wrap dan didekatkan dengan api bunsen.







Cawan petri diinkubasi selama 48 jam.



Diketahui jumlah koloni bakteri pada pengenceran 10-8 sebanyak 73 koloni dan pengenceran 10-10 sebanyak 13 koloni



Commented [L4]: italic



4.2 Uji Kapang Pengujian Keberadaan Kapang dalam Sampel Tanah 



Sampel tanah ditimbang dengan timbangan digital sebanyak 10 gram



 Sampel tanah dimasukkan dalam botol steril yang berisi akuades 90 ml lalu dihomogenkan dengan cara divortex 



Sampel dalam botol steril dibiarkan 10 menit







Suspensi dalam botol steril diambil sebanyak 1 ml dan diletakkan dalam tabung reaksi yang berisi akuades lalu divortex







Sampel dalam tabung reaksi yang telah divortex diambil 1 ml dan dimasukkan dalam cawan petri







Cawan petri yang berisi sampel tanah ditambah dengan 15 ml media Potato Dextrose Agar dan kloramfenicol







Cawan petri ditutup bagian sisinya dengan kertas wrap dan didekatkan dengan api bunsen







Cawan petri diinkubasi selama 5 hari



Diketahui pertumbuhan kapang dalam media Potato Dextrose Agar dan terdapat jenis-jenis kapang yang berbeda



4.3 Uji Yeast Pengujian Keberadaan Yeast dalam Sampel Tanah 



Sampel tanah ditimbang dengan timbangan digital sebanyak 10 gram







Sampel tanah dimasukkan dalam botol steril yang berisi akuades 90 ml lalu dihomogenkan dengan cara divortex







Sampel dalam botol steril dibiarkan 10 menit







Suspensi dalam botol steril diambil sebanyak 1 ml dan diletakkan dalam tabung reaksi yang berisi akuades lalu divortex







Sampel dalam tabung reaksi yang telah divortex diambil 1 ml dan dimasukkan dalam cawan petri







Cawan petri yang telah berisi 1 ml sampel tanah ditambah dengan 15 ml media Potato Dextrose Agar



A



A 



Cawan petri ditutup bagian sisinya dengan kertas wrap dan didekatkan dengan api bunsen supaya tidak terkontaminasi.







Cawan petri diinkubasi selama 5 hari.



Diketahui adanya pertumbuhan Yeast dalam Media Potato Dextrose Agar 4.4 Uji Actinomycetes Pengujian Keberadaan Actinomycetes dalam Sampel Tanah 



Meja praktikum, lingkungan sekitar tempat praktikum dan tangan praktikan disterilkan terlebih dahulu dengan alkohol







Sampel tanah ditimbang dengan timbangan digital sebanyak 10 gram







Sampel tanah dimasukkan dalam botol steril yang berisi akuades 90 ml lalu dihomogenkan dengan cara divortex







Sampel dalam botol steril dibiarkan 10 menit







Suspensi dalam botol steril diambil sebanyak 1 ml dan diletakkan dalam tabung reaksi yang berisi akuades lalu divortex







Sampel dalam tabung reaksi yang telah divortex diambil 1 ml dan diasuukan dalam cawan petri







Cawan petri yang beirisi sampel tanah ditambah dengan 15 ml media Yeast Mold Agar dan 1 ml glyserofulvin serta 1 ml kloramfenicol







Cawan petri ditutup bagian sisinya dengan kertas wrap dan didekatkan dengan api bunsen supaya tidak terkontaminasi







Cawan petri diinkubasi selama 5 hari.



Diketahui adanya pertumbuhan Actinomycetes dalam media Yeast Mold Agar dalam cawan petri



E. Hasil Hasil Pengamatan yang didapat pada praktikum Uji Mikroba Tanah ini adalah : Media



Pengenceran



NA



10-8



NA



10-10



Hasil



Terdapat 73 koloni bakteri



Terdapat 13 koloni bakteri



Uji Positif pada PDA



10-1



kapang, terdapat mikroba jenis Rhizopus sp.



Uji Positif pada PDA



10-1



yeast, terdapat mikroba jenis Aspergillus sp.



Gambar



Uji Positif pada YMA



10-1



media YMA, terdapat Actinomycetes



F. PEMBAHASAN Tanah mengandung bermacam-macam mikroorganisme, selain mengandung bakteri, dalam tanah juga terdapat Protozoa, yeast/khamir, mold/jamur, alga dan cacing yang berukuran mikroskopis dengan jumlah yang tidak terhitung. Beberapa jenis mikroorganisme memiliki peran yang penting dalam kesuburan tanah. Sampel tanah yang digunakan adalah tanah dasar rektorat Universitas Airlangga. Prosedur yang dilakukan yaitu dengan mengisolasi mikroba tanah, kemudian menginkubasi selama waktu pertumbuhan mikroba dalam media, lalu menghitung mikroba yang tumbuh dengan TPC, terakhir menganalisis mikroba yang tumbuh pada berbagai macam media. 6.1 Prosedur Uji dan Isolasi Mikroba Tanah Uji dan isolasi mikroba tanah dilakukan untuk mengetahui jenis mikroba yang terdapat dalam sampel tanah. Sampel tanah yang digunakan adalah tanah dasar parkiran danau rektorat Universitas Airlangga. Beberapa uji dilakukan pada tanah dasar rektorat Universitas Airlangga diantaranya, kapang menggunakan media Potatos Dextrose Agar (PDA), dan uji keberadaan bakteri Actinomycetes menggunakan media Nutrient Agar modifikasi atau Yeast Malt Agar (YMA). Metode isolasi yang dilakukan yaitu, pertama 25 gram sampel tanah dilarutkan dalam 225 mL akuades. Selanjutnya divortex sampai homogen kurang lebih 1 menit, kemudian didiamkan selama 10 menit sampai substrat tanah mengendap. Supernatan kemudian diambil dan diinokulasikan pada media. Sampel tanah diencerkan untuk beberapa uji. Tujuan pengenceran adalah melarutkan atau melepaskan mikroba dari substratnya ke dalam air sehingga lebih mudah penangannanya dan juga untuk mengurangi kepadatan bakteri yang ditanam.



6.2 Media Yeast Malt Agar (YMA) Media Yeast Malt Agar (YMA) merupakan media yang dibuat khusus sebagai biakan Actinomycetea. Actinomycetes merupakan bakteri gram positif yang memiliki peran dalam menjaga kesuburan tanah. Actinomycetes melakukan dekomposisi terhadap materi organik sehingga terjadi penumpukan unsur hara yang berlebih dalam tanah, proses ini memiliki peran penting karena dapat memengaruhi pertumbuhan humus pada tanah tersebut.



Commented [L5]: PRAKTIKUMNYA APA TUJUANNYA APA MEDIA YANG DIGUNAKAN DIMANA DILAKUKAN DSB Commented [L6]: Masing2 media disebutkan jumlahnya berapa Commented [L7]: Langkah2 pengenceranya



Media yang digunakan dalam praktikum kali ini seharusnya adalah YMA, namun karena tidak tersedia maka diganti dengan media NA yang dimodifikasi dengan penambahan glukosa 1 % dan yeast ekstrak. Uji keberadaan baketeri Actinomycetes dilakukan dengan cara mengokulasikan 1 ml sampel tanah yang



Commented [L8]: Tau dari mana? Kemarin pakai YMA atau NA modifikasi?



telah diencerkan kedalam cawan petri steril, kemudian ditambahkan kloroform sebanyak 1 ml, larutan tersebut berfungsu sebagai anti jamur sehingga yang



Commented [L9]: berfungsi



tumbuh hanya bakteri saja. Kemudian ditambahkan media YMA sampai menutupi



Commented [L10]: jamur atau bakteri? Actinimycetes itu bakteri atau yeast? Hasilnya seperti bakteri atau seperti yeast?



sampel yang ada di cawan petri. Media beserta sampel tersebut lalu diinkubasi selama 7 hari. Hasil pengamatan setelah inkubasi yaitu positif bakteri Actinomycetes yang ditandai dengan adanya bakteri berbentuk sirkular berwarna putih dengan menggunakan pengenceran 10-1.



6.3 Media Potatos Dextrose Agar (PDA) Media Potato Dextrose Agar (PDA) merupakan media yang khusus digunakan untuk pembiakan atau pertumbuhan jamur. Pada cawan petri yang akan diisi media PDA ditambahkan dahulu kloramfenikol sebelum sampel dimasukkan. Kloramfenikol berfungsi sebagai antibakteri sehingga yang tumbuh pada media PDA hanya jamur tanpa adanya gangguan dari bakteri. Uji kapang dilakukan dengan inokulasi 1 ml sampel tanah yang telah diencerkan ditambah media PDA ke dalam cawan petri dengan metode tuang. Selanjutnya cawan petri berisi media PDA dan sampel diinkubasi selama 7 hari. Berdasarkan pengamatan pada hari ketujuh Hasil pengamatan setelah inkubasi yaitu positif pada jamur Rhizopus yang ditandai dengan warna putih dengan pengenceran 10-1, berdasarkan pengamatan pada hari ketujuh Hasil pengamatan setelah inkubasi yaitu positif pada jamur Aspergilus yang ditandai dengan warna hitam pengenceran 10-1 dan Berdasarkan pengamatan pada hari ketujuh Hasil pengamatan setelah inkubasi yaitu positif pada jamur Penicillium yang ditandai dengan warna hijau pengenceran 10-1.



6.4 Mencari Nilai TPC dengan Media Nutrient Agar (NA) Total Plate Count (TPC) merupakan metode perhitungan mikroba yang ada dalam media cawan petri. Media yang digunakan pada perhitungan cawan ini adalah Nutrient Agar (NA) yang merupakan salah satu media pertumbuhan



Commented [L11]: Hasilnya?



bakteri. Prosedur uji bakteri ini dilakukan dengan memindahkan 1 ml sampel tanah dari tabung petri dengan pengenceran 10-8 ke dalam cawan petri steril kemudian ditambahkan media NA sampai menutupi sampel. Proses inkubasi dilakukan selama 24 jam ditemukan adanya 73 koloni bakteri didapat dari hasil (TPC). Hasil Total Plate Count (TPC) pada 10-8 yaitu 73 cfu/ml dan pada pengenceran 10-10 dengan proses inkubasi 24 jam ditemukan adanya 13 koloni bakteri yang didapat dari hasil (TPC). Hasil Total Plate Count (TPC) pada 10-10 yaitu 13 cfu/ml.



DAFTAR PUSTAKA Abdullah, Mikrajudin. 2009. Pengantar Nanosains. Bandung: Penerbit ITB. Ahmad, Mansur. 2010. Modul Metode Penelitian dan Teknik Penulisan Laporan Karya Ilmiah. Bandung : PAAP FE-UNPAD. Alimuddin, Ali. 2005. Mikrobiologi Dasar Jilid I Cetakan 1. Makassar: UNM Press. Ardi, R. 2009. Kajian Aktivitas Mikroorganisme Tanah pada Berbagai Kelerengan dan Kedalaman Hutan Taman Nasional Gunung Leuser. Skripsi. Departemen Kehutanan Fakultas Pertanian. Medan. Farombi EO, 2014. Influence of Chloramphenicol and Amoxicillin on Rat Liver Microsomal Enzymes and Lipid Peroxidation. African Journal of Biomedical Reseach, 17(March): 135–142. Indriati, N., dkk. 2010. Penggunaan Dichoran Rose Bengal Chloromphenicol Agar Sebagai Media Tumbuh Kapang pada Produk Perairan Perikanan. Jurnal Wahana. Bio Volume 2. Mudjajanto E.S dan L.N Yulianti. 2004. Membuat Aneka Roti. Jakarta: Penebar Swadaya. Oxtoby, D. W. 2001. Kimia Modern. Jakarta: Erlangga. Riswiyanto. 2005. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga. Sugianto, 2012. Pembuatan Medium. Yogyakarta: UGM. Sulistiyani T R, N Widhyastut. 2011. Isolasi, Seleksi, dan Identifikasi Molekuler Aktinomisetes Penghasil Antibiotik. Vol 11 (3) : 542-547. Pusat Penelitian Biologi. Bogor. Winda,A. 2009. Medium untuk Mikroba. Jakarta: Erlangga.