Anti Mikroba [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH Pengenalan Obat Anti Mikroba



NAMA KELOMPOK 2: 1. SRI HARDIANTI S



(N 201 16 060)



2. DESTIFANNY RACHMASARI PEOHOA



(N 201 16



090) 3. KHAULAH SYAHIDA



(N 201 16 100)



4. MOH. IBNUSABIL



(N 201 16



165) 5. SUCI RAMDHANI



(N 201 16



210) 6. YUNITA GUGU



(N 201 16 220)



KELAS : E (FKM 5)



PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT



Fakultas Kesehatan Masyarakat 1



Universitas Tadulako 2018 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik dan tanpa hambatan. Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Dosen Mata Kuliah FARMAKOLOGI SOSIAL yang telah memberikan bimbingan dan pengajaran kepada kami. Terlebih lagi dalam penyusunan makalah ini sehingga kami dapat menyelesaikannya dengan baik. Terima kasih juga kepada pihak-pihak yang telah membantu kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini, yang tidak bisa kami sebutkan satu-persatu. Kemampuan maksimal dan usaha yang keras telah kami curahkan dalam menyusun makalah ini. Semoga usaha kami tidak sia-sia dan mendapatkan hasil yang baik. Akhirnya, kami menyadari bahwa makalah yang kami susun ini masih jauh dari sempurna, karena kami menyusun ini dalam rangka mengembangkan kemampuan diri. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun baik lisan maupun tulisan sangat kami harapkan.



Minggu, 14 Maret 2018



Penulis



2



DAFTAR ISI Kata Pengantar..............................................................................................…..2 Daftar isi.......................................................................................................…..3 BAB I PENDAHULUAN A.



Latar



belakang…………………………………………………………....4 B.



Rumusan



masalah………………………………………………………..5 C.



Tujuan………………………………………………………………



…....5 BAB II PEMBAHASAN A.



Pengertian



obat



antimikroba……………………………………………..6 B.



Fungsi



obat



antimikroba…………………………………………………8 C.



Mekanisme



kerja



obat



antimikroba………………………………….......8 D.



Golongan



dan



jenis–jenis



obat



antimikroba…………………………......10 BAB III PENUTUP A.



Kesimpulan…………………………………………………………



……18 B.



Saran………………………………………………………………



……..18 DAFTAR PUSTAKA



3



BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada tahun 1888, ilmuan jerman E. de Freudenreich mengisolasi produk dari bakteri yang memiliki kemampuan antibiotik. Freudenreich menemukan bahwa pigmen biru yang dikeluarkan kultur bakteri Bacillus pyocyaneus dapat menghambat pertumbuhan bakteri lain pada kultur sel. Percobaan yang dilakukan menunjukkan bahwa pyocyanase, yang merupakan produk yang diisolasi dari B. pyocyaneus, dapat membunuh berbagai macam bakteri pathogen. Selanjutnya secara klinis pyocyanase terbukti toksik dan tidak stabil sehingga antibiotik alami ini tidak dapat dikembangkan sebagai obat yang efektif. Pada awal tahun 1920, ilmuan inggris Alexander fleming menemukan enzim lisozim pada air mata manusia. Enzim tersebut dapat melisis sel bakteri. Enzim pada air mata manusia ini merupakan contoh agen antimikroba yang pertama kali ditemukan pada manusia. Seperti pyocyanase, lisozim juga terbukti dapat membunuh sel bakteri. Penemuan fleming yang kedua terjadi secara tidak sengaja pada tahun 1928, saat ia menemukan bahwa koloni Staphylococcus yang ia tumbuhkan dengan metode streak (gores silang) pada mei agar dicawan petri mengalami lisis di sekitar pertumbuhan koloni kapang kontaminan. Ia menemukan bahwa koloni kapang tersebut merupakan Penicillum sp. 4



Bakteri, dari kata raksasa dari organisme



bacterium (jamak, bacteria), adalah kelompok hidup. Mereka sangat kecil (mikroskopik) dan



kebanyakan uniseluler (bersel tunggal). Tiap bakteri menyebabkan penyakit tertentu dan menyerang daerah tertentu pada tubuh manusia. Diantaranya disebabkan oleh bakteri



Neisseria gonorrhoeae, Treponema pallidum,



Leptospira interoogans, Gardnerella vaginalis



yang menyerang saluran



urogenital. Beberapa yang lain menyerang sistem saraf, seperti Neisseria meningitides, Listeria monocytogenes, Mycobacterium leprae, Clostridium tetani, Clostridium botulinum. Semua bakteri tersebut menimbulkan berbagai penyakit,



diantaranya



Gardnerella



vaginalis



yang



menggantikan



Lactobacillus sp sebagai bakteri penyebab suasana asam menjadi suasana basa, Neisseria gonorrhoeae biasa menyerang organ kelamin pria ataupun wanita. Hampir sebagian penyakit yang disebabkan oleh bakteri tersebut merupakan penyakit yang sering diderita oleh masyarakat, terutama bakteri yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh manusia. B. Rumusan Masalah 1.



Apa pengertian obat antimikroba?



2.



Apa fungsi obat antimikroba?



3.



Bagaimana mekanisme kerja obat antimikroba?



4.



Apa saja golongan dan jenis–jenis obat antimikroba?



C. Tujuan 1.



Untuk mengetahui pengertian obat antimikroba



2.



Untuk mengetahui fungsi obat antimikroba



3.



Untuk mengetahui mekanisme kerja obat antimikroba



4.



Untuk mengetahui golongan dan jenis – jenis obat antimikroba



5



BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Anti Mikroba Antimikroba (AM) ialah obat pembasmi mikroba, khususnya mikroba yang merugikan manusia. Dalam pembicaan di sini, yang dimaksud dengan mikroba terbatas pada jasad renik yang tidak termasuk kelompok parasit.Berdasarkan sifat toksisitas selektif, ada anti mikroba yang bersifat menghambat pertumbuhan mikroba, dikenal sebagai aktifitas bakteriostatik dan ada yang bersifat membunuh mikroba, dikenal sebagai aktivitas bakterisid. Antibiotik ialah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba, terutama fungi, yang dapat menghambat atau dapat membasmi mikroba jenis lain. Banyak antibiotik dewasa ini dibuat secara semisintetik atau sintetik penuh. Namun dalam praktek sehari-hari AM sintetik yang tidak diturunkan dari produk mikroba (misalnya sulfonamida dan kuinolon) juga sering digolongkan sebagai antibiotik. Obat yang digunakan untuk membasmi mikroba, penyebab infeksi pada manusia,ditentukan harus memiliki sifat toksisitas selektif setinggi mungkin. Artinya obat harus bersifat sangat toksik umtuk mikroba,tetapi relative tidak toksik untuk hospes. Sifat tokosisitas selektif yang absolute belum atau mungkin tidak diperoleh. 6



Suatu zat antimikroba yang ideal memiliki toksisitas selektif. Istilah ini berarti bahwa suatu obat berbahaya bagi parasit tetapi tidak membahayakan inang. Seringkali, toksisitas selektif lebih bersifat relatif dan bukan absolut; ini berarti bahwa suatu obat yang pada konsentrasi tertentu dapat ditoleransi oleh inang, dapat merusak parasit. Antibiotika yang ideal sebagai obat harus memenuhi syarat-syarat berikut: 1)



Mempunyai kemampuan untuk mematikan atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang luas (broad spectrum antibiotic).



2)



Tidak menimbulkan terjadinya resistensi dari mikroorganisme pathogen.



3)



Tidak menimbulkan pengaruh samping (side effect) yang buruk pada host, seperti reaksi alergi, kerusakan syaraf, iritasi lambung, dan sebagainya.



4)



Tidak mengganggu keseimbangan flora yang normal dari host seperti flora usus atau flora kulit. Kemoterapeutika dapat melakukan aktivitasnya lewat beberapa



mekanisme, terutama dengan penghambatan sintesa materi penting dari bakteri, misalnya: a.



Dinding sel, Sintesanya terganggu sehingga dinding menjadi



kurang sempurna dan tidak tahan terhadap tekanan osmotis dari plasma dengan akibat pecah. Contohnya : kelompok penisilin dan sefalosporin. b.



Membran sel, Molekul lipoprotein dari mambran plasma (di dalam



dinding sel) dikacaukan sintesanya, hingga menjadi lebih permeable. Hasilnya, zat-zat penting dari isi sel dapat merembas keluar. Contohnya : polipeptida dan polyen (nistatin, amfoterisin) dan imidazol (mikonazol, ketokonazol, dan lain-lain). c.



Protein sel, Sintesanya terganggu, misalnya kloramfenikol,



tetrasiklin, aminoglikosida, dan makrolida. d.



Asam-asam inti (DNA, RNA), Rifampisin (RNA), asam nalidiksat



dan kinolon, IDU, dan asiklovir (DNA).



7



e.



Antagonisme saingan, Obat menyaingi zat-zat yang penting



metabolisme kuman hingga pertukaran zatnya terhenti, antara lain sulfonamida, trimetoprim, PAS, dan INH. Sifat anti mikroba dapat berbeda satu dengan yang lainnya. Seperti, penisilin G bersifat aktif terutama terhadap bakteri gram positif , sedangkan bakteri gram negatif pada umumnya tidak peka ( resisiten) terhadap penisilin G : Streptomomisin memiliki sifat yang sebaliknya ; tetrasiklin aktif terhadap beberapa bakteri gram positif maupun gram negative, dan juga terhadap Rickettsia dan Chlamydia. Berdasarkan sifat ini antimikroba dibagi menjadi 2 kelompok yaitu berspektrum sempit, umpamanya benzyl penisilin dan streptomizin, dan berspektrum luas umpamanya tetrasiklin dan kloramfenikol. Batas antara kedua jenis spectrum ini terkadang tidak jelas. 2. Fungsi Obat Antimikroba Antimikroba atau antiinfeksi, termasuk antiparasit, adalah obat yang digunakan untuk terapi kondisi patologi yang disebabkan oleh karena infeksi mikroba atau invasi parasit. Penggunaan antimikroba yang sembarangan atau tidak tepat sesuai dengan indikasi, dapat mengakibatkan gagalnya terapi dan dapat menimbulkan resiko seperti resistensi atau terjadinya efek samping. 3. Mekanisme Kerja Anti Mikroba Pemusnahan mikroba dengan antimikroba yang bersifat bakteriostatik masih tergantung dari kesanggupan reaksi daya tahan tubuh hospes. Peranan lamanya kontak antara mikroba dan antimikroba dalam kadar efektif juga sangat menentukan untuk mendapatkan efek khususnya pada tuberculostatik. Berdasarkan mekanisme kerjanya, antimikroba dibagi dalam lima kelompok : 1.



Anti mikroba Yang menganggu metabolism sel mikroba Antimikroba



yang



termasuk



dalam



kelompok



ini



adalah



sulfonamide, trimetropim, asam p-aminosalisilat dan sulfon. Dengan mekanisme kerja ini diperoleh efek bakteriostatik. Mikroba membutuhkan asam folat untuk kelangsungan hidupnya. Berbeda dengan mamalia yang mendapatkan asam folat dari luar,kuman pathogen harus mensintesis sendiri asam folat dari asam amino benzoate 8



(PABA) untuk kebutuhan hidupnya. Apabila sulfonamide atau sulfon menang bersaing dengan PABA untuk diikutsertakan dalam pembentukan asam folat,maka terbentuk analog asam folat yang nonfunsional. Akibatnya,kehidupan



mikroba



akan



terganggu.



Berdasarka



sifat



kompetisi,efek sulfonamide dapat diatasi dengan meningkatkan kadar PABA. 2.



Anti mikroba yang menghambat sintesis dinding sel mikroba Obat yang termasuk dalam kelompok ini adalah penisilin.



sefalosporin, basitrasin, vankomisin dan sikloserin. Dinding sel bakteri terdiri dari polipeptidoglikan yaitu suatu kompleks polimer mukopeptida. Sikloserin menghambat reaksi yang paling dini dalam proses sintesis dinding sel,diikuti berturut-turut oleh basitrasin,vankomisin dan diakhiri oleh penisilin dan sefalosporin yang menghambat reaksi terakhir dalam rangkaian reaksi tersebut. Oleh karena tekanan osmotic dlam sel kuman akan menyebabkan terjadinya lisis,yang merupakan dasar efek bakterisidal pada kuman yang peka. 3.



Anti mikroba Yang menganggu permaebilitas membrane sel



mikroba Obat yang termasuk kelompok ini adalah polimiksin,golongan polien serta berbagai antimikroba kemoterapeutik,umpanya antiseptic surface active agents. Polimiksin sebagai senyawa ammonium-kuartener dapat merusak membrane sel setelah bereaksi dengan fosfat pada fosfolipid membrane sel mikroba. Polimiksin tidak efektif terhadap kuman garam positif karena jumlah-jumlah fosfor bakteri ini rendah. Bakteri tidak sensitive terhadap antibiotic polien,karena tidak memiliki struktur sterol pada membrane selnya. 4.



Anti mikroba yang menghambat sintesis protein sel mikroba Obat yang termasuk dalam kelompok ini adalah golongan



aminoglikosit, makrolit, linkomisin, tetrasiklin dan kloramfenikol. Untuk kehidupannya,sel mikroba perlu mensintetis berbagai protein. Sintesis protein berlangsung di ribosom,dengan bantuan mRNA dan tRNA. Pada 9



bakteri,ribosom terdiri dari 2 sub unit,yang berdasarkan konstanta sedimentasi di nyatakan sebagi ribosom 3OS dan 5OS. Untuk berfungsi pada sintesis protein,kedua komponen ini akan bersatu pada pangkal rantai mRNA menjadi ribosom 7OS. Penghambatan sintesis protein terjadi dengan berbagai cara. 5.



Anti mikroba yang menghambat sintesis atau merusak asam



nukleat sel mikroba. Antimikroba yang termasuk dalam kelompok ini adalah rifampisin,dan golongan kuinolon. Yang lainnya walaupun bersifat antimikroba,karena



sifat



sitotoksisitasnya,pada



umumnya



hanya



digunakan sebagai obat antikanker; tetapi beberapa obat dalam kelompok terakhir ini dapat pula digunakan sebagai antivirus. Yang akan dikemukakan



disini



hanya



kerja



obat



yang



berguna



sebagai



antimikroba,yaitu rifampisin dan golongan kuinolon. Rifampisin salah satu derivate rifamisin,berikatan dengan enzim polymerase-RNA (pada subunit) sehingga menghambat sintetis RNA dan DNA oleh enzim tersebut. Golongan kuinolon menghambat enzim DNA girase pada kuman yang fungsinya menata kromosom yang sangat panjang menjadi bentuk spiral hingga bisa muat dalam sel kuman yang kecil. 4. Golongan dan Jenis –Jenis obat Antimikroba A.



Golongan obat antimikroba a. Penisilin Penisilin merupakan asam organic terdri dari satu inti siklik dengan satu rantai samping. Inti siklik terdiri dari cincin tiazolidin dan cincin betalaktam. Rantai samping merupakan gugus amino bebas yang dapat meningkat berbagai jenis radikal. Dengan mengikat berbagai radikal pada gugus amino bebas tersebut akan diperoleh berbagai jenis penisilin,misalnya pada penisilin G, radikalnya adalah gugus benzyl. Penisilin G untuk suntikan biasanya tersedia sebagai garam Na dan K. bila atom H pada gugus karboksil diganti dengan prokain,diperoleh 10



penisilin G prokain yang sukar larut dalam air,sehinnga dengan suntikan IM akan didapatkan absorbsi yang lambat dan masa kerja lama. a)



Klasifikasi Penicillin



Berdasarkan sifat kimia yang menonjol dibedakan ke dalam 5 kelompok sebagai berikut : 1)



Penicillin alami. Misalnya penicillin-G, yang dihasilkan



dari biakan jamur yang diekstraksi dan kemudian dimurnikan. Kalau diberikan secara oral kelompok penicillin ini cepat mengalami hidrolisis oleh asam lambung 2)



Penicillin yang tahan asam. Termasuk asam lambung,



kelompok penicillin ini memiliki gugus phenoxyl yang terikat oleh gugus alkyl dari rantai acylnya. Dalam kelompok ini terdapat Phenoxy-methyl-penicillin, Phenoxy-aethyl-penicillin, Phebenicillin, Amoxicillin dan Ampicillin. 3)



Penicillin yang tahan terhadap enzim penicillinase (β



laktamase) Yang disebabkan oleh penggantian cincin aromatis untuk melindungi cincin β laktam. Termasuk kelompok ini adalah Methicillin, Azidocillin dan Pirazocillin. 4)



Penicillin yang tahan asam dan enjima penicillinase.



Termasuk



kelompok



ini



meliputi



Oxacillin,



Nafcillin,



Cloxacillin, Quinacillin dan Dicloxacillin. 5)



Penicilin yang memiliki spektrum anti bakterial luas



terhadap kuman gram positif dan negatif. Termasuk kelompok ini adalah Ampicillin, Carbenicillin, Epicillin, Suncillin, Hetacillin dan Carfecilin. b)



Mekanisme kerja Dinding sel kuman terdiri dari suatu jaringan peptidoglikan,



yaitu polimer dari senyawa amino dan gula, yang saling terikat satu dengan yang lain (crosslinked) dan dengan demikian memberikan kekuatan mekanis pada dinding. Penicillin dan sefalosporin 11



menghindarkan sintesa lengkap dari polimer ini yang spesifik bagi kuman dan disebut murein. Bila sel tumbuh dan plasmanya bertambah atau menyerap air dengan jalan osmosis, maka dinding sel yang tak sempurna itu akan pecah dan bakteri musnah. Penicillin bersifat bakterisid dan bekerja dengan cara menghambat sintesis dinding sel. Obat ini berdifusi dengan baik di jaringan dan cairan tubuh, tapi penetrasi ke dalam cairan otak kurang baik kecuali jika selaput otak mengalami infeksi. Obat ini diekskresi ke urin dalam kadar terapeutik. Probenesid menghambat ekskresi penicillin oleh tubulus ginjal sehingga kadar dalam darah lebih tinggi dan masa kerjanya lebih panjang. Penicillin berpengaruh terhadap sel yang sedang tumbuh dan hanya berpengaruh kurang berarti terhadap kuman yang sedang tidak aktif tumbuh (dorman). Penicillin tidak mempengaruhi sel-sel jaringan mamalia, karena sel mamalia tidak memiliki dinding masif seperti halnya pada kuman. b. Tetrasiklin Basa yg sukar larut air, tp bentuk garam natrium atau garam HCl mudah larut. Dalam keadaan kering, bentuk basa dan garam HCl relatif stabil. Dalam larutan kuarang stabil shg cepat berkurang potensinya. a)



Mekanisme kerja Tetrasiklin Menghambat sintesis protein bakteri pada ribosomnya.



Paling sedikit terjadi 2 proses masuknya AntiBiotik ke dalam ribosom bakteri Gram (-): difusi pasif melalui kanal hidrofilik, kemudian melalui sistem transport aktif, Setelah masuk AntiBiotik berikatan secara reversibel dengan ribosom 30S dan mencegah ikatan tRNA-aminoasil pada kompleks mRNA-ribosom. Hal tersebut mencegah perpanjangan rantai peptide dan akibatnya sintesis protein berhenti. b)



Efek toksik tetrasiklin 12



1) Iritasi lambung 2) Troomboflebitis 3) Kelainan darah yang menyebabkan leukositosis, limfosit atipik, granulasi toksik pd granulosit dan trombositopenia 4) Reaksi fototoksik akan mengakibatkan fotosensitivitas, demam, eosinofilia, pigmentasi kuku dan onikolisis. 5) Hepatotoksisitas 6) Memperlambat koagulasi darah dan memperkuat efek antikoagulan kumarin. 7) Disgenesis, perubahan warna permanen dan karies gigi 8) Sindrom Fanconi akan menyebabkan gejala poliuria, polidipsia, proteinuria, asidosis, glukosuria, aminoasiduria, disertai mual, muntah. 9) Meningkatkan kadar ureum, pada gagal ginjal dapat terjadi azotemia. 10) Peninggian tekanan intracranial menyebabkan fontanel menonjol. c. Chloramphenicol a)



Mekanisme kerja 1) Menghambat sintesis protein kuman. 2) Obat terikat pd ribosom subunit 50S. 3) Menghambat enzim peptidil transferase sehingga ikatan peptida tidak terbentuk pada proses sintesis protein kuman. 4) Sifat bakteriostatik kadang-kadang bakterisid.



b)



Efek toksik 1)



Reaksi hematologic dapat menyebabkan depresi sumsum tulang.



2)



Reaksi saluran cerna mengakibatkan mual, muntah, glositis, diare, enterokolitis.



13



3)



Sindrom Gray mengakibatkan tidak mau menyusu, muntah, pernapasan cepat tidak teratur, perut kembung, sianosis, diare dengan tinja berwarna hijau.



B.



Jenis –Jenis obat Antimikroba a.



Sulfonamid dan Kotrimoksazon Sulfanomid adalah kemoterapeutik yang pertama digunakan



secara sisitemik digunakan untuk pengobatan dan pencegahan penyakit infeksi pada manusia. Contohnya seperti sulfonamide. Trimetropin dan sulfametoksazon menghambat reaksi enzimatik obligat pada dua tahap yang berurutan pada mikroba, sehingga kombinasi kedua obat memberikan efek sinergik. Kombinasi ini dikenal denga nama kotrimoksazon. b.



Antiseptik saluran kemih a)



Metenamin Metenamin aktif terhadap berbagai jenis mikroba seperti



kuman gram negative kecuali proteus karena kuman dapat mengubah urea menjadi ammonium hidroksida yang menaikkan ph sehingga menghambat perubahan metenamin menjadi formal dehid. b)



Asam Nalidiksat asam Nalidiksat bekerja dengan menghambat enzim DNA



girase bakteri dan biasanya bersifat bakterisid terhadap kebanyakan kuman pathogen penyebab infeksi saluran kemih. Obat ini menghambat E.coli, proteus spp dan kuman Coloform lainnya. c)



Nitrofurantoin Nitrofurantoin adalah antiseptic saluran kemih derivat furan.



Obat ini efektif untuk kebanyakan kuman penyebab infeksi saluran kemih seperti Ecoli, Proteus sp, Entero bakter dan B. sutilis. d)



Fosfomisin Trometamin obat ini bekerja dengan menghambat tahap awal sintesis



dinding sel kuman. Fosfomisin aktif terhadap kuman gram positif maupun gram negative. 14



c.



Tuberculostatik Obat yang digunakan untuk tubercolosis di golongkan atas dua



kelompok yaitu kelompok obat lini pertama dan obat lini ke dua. Kelompok obat lini pertama memperlihatkan efektivitas yang tinggi dengan toksisitas yang dapat diterima. Sebagian besar pasien dapat disembuhkan dengan obat – obat ini. Walaupun demikian , kadang terpaksa digunakan obat lain yang kurang efektif karena pertimbangan resistensi pada pasien. Golongan obat ini pertama seperti Isoniasid, Rifamfisin, Etabutol, Steptomisin, Pirazinamid. Golongan obat lini ke dua seperti Golongan fluorokuinolon, Sikloserin, Etionamid, Amikasin, Kanamisin, Kapreomisin, Paraaminosalisilat. d.



Antimikrobakteria Atipik Contoh obat dari antimikrobakteria Atipik yaitu Klaritromisin dan



Ajitromisin merupakan obat yang penting untuk pengobatan infeksi mycobacterium avium complek ( MAC ) Klaritomisin infitro lebih aktif dibandingkan ajitromisin , tetapi secara klinis tidak berpengaruh karena kadar ajitromisin di jaringan jauh melebihi kadar dalam darah. e.



Leprostatik a) Sulfon mekanisme kerja sulfon dengan sulfonamid sama. Kedua golongan obat ini mempunyai spectrum antibakteri yang sama dan dapat di hambat aktifitasnya oleh PABA secara bersaing. b) Rifampisin farmakologi obat ini kalau di tinjau sebagai antitubercolosis. Walaupun obat ini mampu menembus sel dari saraf, dalam pengobatan yang berlangsung lama masih saja di temukan kuman hidup. c) KLofazimin Klofazimin merupakan turunan fenazin yang efeftif terhadap basil lepra. Obat ini tidak saja efektif untuk lepra jenis lepromatosis,



15



tatapi juga memiliki efek anti radang sehingga dapat mencegah timbulnya eritema nodosum. d) Amitiozon Obat turunan tuosemikarbazon ini lebih efektif terhadap lepra jenis tuberkuloit di bandingkan terhadap jenis lepro matosis. Resisitensi dapat terjadi selama pengobatan sehingga pada tahun ke dua pengobatan perbaikan melambat dan pada tahun ke tiga penyakit mungkin kambuh. Antimikroba dapat dibagi menjadi 3 bagian secara umum, yaitu : 1. Antibiotik adalah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba, terutama fungi, yang dapat menghambat mikroba jenis lain. Antibiotik adalah segolongan senyawa yang punya efek membunuh mikroorganisme di dalam tubuh, misalnya ketika terjadi infeksi bakteri. Kata antibiotik diberikan pada produk metabolik yang dihasilkan suatu organisme tertentu, yang dalam jumlah amat kecil bersifat merusak atau menghambat mikroorganisme lain. Dengan kata lain, antibiotik merupakan zat kimia yang dihasilkan oleh suatu mikroorganisme yang menghambat



mikroorganisme.



Para



peneliti



di



seluruh dunia



menghasilkan banyak zat lain dengan khasiat antibiotis, namun berhubung dengan sifat toksisnya bagi manusia, hanya sebagian kecil saja yang dapat digunakan sebagai obat. Beberapa diantaranya: a).Aminoglikosida (Contoh Obat: atreptomycin dan neomisin), untuk mengobati diare dan kondisi lain yang khas. b).Sefalosporin (Contoh Obat: Sefadroksil), untuk infeksi saluran pencernaan atas seperti sakit tenggorokan, pneumonia, infeksi telinga. c).Kloramfenikol (Contoh Obat: kloramenikol), untuk infeksi berbahaya.



Eritromisin (Contoh : eritromisin), untuk infeksi



saluran bagian atas, infeksi telinga, dan sifilis d).Penisilin (Contoh Obat: Ampisilin dan penisilin), untuk infeksi saluran napas atas, bronkhitis, saluran kemih. 16



e).Tetrasiklin (Contoh Obat: Tetrasiklin), untuk kolera dan beberapa jenis jerawat. 2. Desinfektan adalah bahan kimia yang digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi atau pencemaran jasad renik seperti bakteri dan virus, juga untuk membunuh atau menurunkan jumlah mikroorganisme atau kuman penyakit lainnya. Desinfektan digunakan untuk membunh mikroorganisme pada benda mati. Banyak bahan kimia yang dapat berfungsi sebagai desinfektan, tetapi umumnya dikelompokkan ke dalam beberapa kelompok : a.



Golongan Aldehid (Contoh Obat: Formaldehid dan



Glutaraldehid), untuk membunuh mikroorganisme dalam ruangan, peralatan dan lantai (formaldehid), serta untuk membunuh virus (glutaraldehid). b.



Golongan Alkohol (Contoh Obat: etanol, propanol, dan



isopropanol), untuk proses desinfeksi pada permukaan yang kecil, tangan, dan kulit. c.



Golongan Pengoksidasi (Contoh Obat: peroksida dan



peroksigen), untuk proses desinfeksi permukaan dan sebagai sediaan cair. d.



Golongan Halogen (Contoh Obat: iodium dan klor), untuk



mereduksi virus, tetapi tidak efektif untuk membunuh beberapa jenis bakteri gram positif dan ragi. Umum digunakan sebagai desinfektan pada pakaian, kolam renang, dan lumpur air selokan. e.



Golongan Fenol (Contoh Obat: fenol dan para kloro



xylenol), untuk proses desinfeksi virus, spora tetapi tidak baik digunakan untuk membunuh beberapa jenis bakteri gram positif dan ragi. Umum digunakan dalam proses desinfeksi di bak mandi, permukaan dan lantai, serta dinding atau peralatan yang terbuat dari papan/kayu. 3. Antiseptik adalah zat yang dapat menghambat atau menghancurkan mikroorganisme pada jaringan hidup, sedang desinfeksi digunakan 17



pada benda mati. Antiseptik adalah zat antimikroba yang diberikan pada jaringan hidup/kulit untuk mengurangi kemungkinan infeksi, sepsis (peradangan seluruh tubuh yang berpotensi fatal) yang disebabkan oleh infeksi berat, dan pembusukan. Beberapa antiseptik yang umum dipakai : a.



Alkohol, digunakan untuk mensterilkan kulit sebelum



suntikan diberikan. b.



Senyawa Surfaktan, digunakan dalam beberapa desinfektan



kulit pra-operasi dan handuk/tissue antiseptik. c.



Asam Borat, digunakan dalam pengobatan infeksi ragi



vagina, pada rambut/bulu mata, dan sebagai antivirus untuk mempersingkat durasi serangan sakit dingin. Digunakan kedalam krim untuk luka bakar.



BAB III PENUTUP A.



Kesimpulan Antimikroba (AM) ialah obat pembasmi mikroba, khususnya



mikroba yang merugikan manusia. Dalam pembicaan di sini, yang dimaksud dengan mikroba terbatas pada jasad renik yang tidak termasuk kelompok parasit. Antimikroba atau antiinfeksi, termasuk antiparasit, adalah obat yang digunakan untuk terapi kondisi patologi yang disebabkan oleh karena infeksi mikroba atau invasi parasit. mekanisme kerjanya, antimikroba dibagi dalam lima kelompok yaitu Anti mikroba Yang menganggu metabolism sel mikroba, Anti mikroba yang menghambat sintesis dinding sel mikroba, Anti mikroba Yang menganggu permaebilitas membrane sel mikroba, Anti mikroba yang menghambat sintesis protein sel mikroba, Anti mikroba yang menghambat sintesis atau merusak asam nukleat sel mikroba. 18



Golongan obat antimikroba yaitu Penisilin, Tetrasiklin merupakan Basa yg sukar larut air, tp bentuk garam natrium atau garam HCl mudah larut, Chloramphenicol meliputi Sulfonamid dan Kotrimoksazon, Antiseptik saluran kemih meliputi Metenamin, Asam Nalidiksat, Nitrofurantoin, Fosfomisin Trometamin, Tuberculostatik, Antimikrobakteria Atipik meliputi Leprostatik, Sulfon, Rifampisin, KLofazimin dan Amitiozon. B. Saran Semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca sehingga menambah wawasan dan ilmu pengetahuan.



DAFTAR PUSTAKA Cole DJ, Hill VR, Humenik FJ: Health, safety, and environmental concerns of farm animal waste. Occup Med 1999 Apr-Jun; 14(2): 423-48 Doudier B, Garcia S, Quennee V: Prognostic factors associated with severe leptospirosis. Clin Microbiol Infect 2006 Apr; 12(4): 299-300. Daili SF, Makes WIB, Zubier F, Judanarso J. Vaginosis Bakterial. In: Maskur Z. editor. Penyakit menular seksual. Edisi kedua. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ; 2003.p. 79-84. Neal M. J., 2006, At a Glance Farmakologi Medis Edisi Kelima, Jakarta: Erlangga Pelczar dan Chan. 1988. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia Rahma SN, Adriani A, Tabri F. Vaginosis bacterial. In : Amiruddin MD. editor. Penyakit menular seksual. Makassar: Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin. Staf Pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 1993. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta: Binarupa Aksara. 19



Sylvia T. Pratiwi, Mikrobiologi Farmasi, Erlangga, 2008. Tjay Tan Hoan. 2007. “Obat-obat Penting”. PT.Gramedia: Jakarta.



20