Laporan Akhir Sosper Kel 3-1 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SOSPER



LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM SOSIOLOGI PERTANIAN DUSUN KRAJAN DESA GADING KULON KECAMATAN DAU KABUPATEN MALANG



Disusun Oleh : Kelompok 3 (C2) 1. Ririn Nurmalasari 201810210311140 2. Agus Hariyanto 201810210311152 3. Usman Affandi 201810210311158 4. Aulia Kurniari



201810210311165



5. Nurwahdaniati



201810210311170



LABORATORIUM AGRIBISNIS JURUSAN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIANPETERNAKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2019



LEMBAR PENGESAHAN Laporan praktikum lapang Sosiologi Pertanian ini disusun berdasarkan praktikum yang telah dilakukan di Dusun Krajan Desa Gading Kulon, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, pada tanggal 11 November 2019 oleh: Nama/NIM



: 1. Ririn Nurmalasari



(201810210311140)



2. M Agus Hariyanto



(201810210311152)



3. Usman Affandi



(201810210311158)



4. Aulia Kurniasari



(201810210311165)



4. Nurwahdaniati



(201810210311170)



Jurusan



: Agribisnis



Fakultas



: Pertanian-Peternakan



Universitas Muhammadiyah Malang



Malang, 11 Desember 2019 Telah disahkan dan disetujui,



Instruktur,



Asisten,



(Ir. Gumoyo Mumpuni Ningsih, MP)



(Mutammimatur Rahmah Ramadhana)



Kepala Laboratorium Agribisnis Universitas Muhammadiyah Malang



(Dr. Ir. Rahayu Relawati, M.M.))



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sosiologi adalah suatu bidang ilmu yang mempelajari mengenai manusia sebagai makhluk sosial dan interaksi antar manusia yang terjadi di dalam lingkungan masyarakat. Ilmu sosiologi terbagi menjadi beberapa bagian, salah satunya dalah sosiologi pedesaan. Pengertian dari sosiologi pedesaan adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari masyarakat sebagai keseluruhan yakni hubungan antara manusia dengan manusia, manusia dengan kelompok dan kelompok dengan masyarakat, baik formal maupun material, baik statis maupun dinamis. Menurut Shahab (2007) sosiologi pedesaan adalah sosiologi tentang struktur dan proses-proses sosial yang terjadi di pedesaan. Bidang kajian ini menekankan pada masyarakat pedesaan dan segala dinamikanya yang mencakup struktur sosial, proses sosial, mata pencaharian, pola perilaku, serta berbagai transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi. Sosiologi pedesaan juga mencakup hubungan manusia didalamnya sebagai individu dan antara kelompok-kelompok yang ada di lingkungan pedesaan. Maksud dari mempelajari sosiologi pedesaan adalah untuk mengumpulkan keterangan mengenai masyarakat pedesaan dan hubungan-hubungannya yang melukiskan tentang tingkah laku, sikap, perasaan, motif dan kegiatan manusia yang hidup dalam lingkungan pedesaan itu. Hasil dari pengkajian dari sosiologi pedesaan dapat dipergunakan sebagai penyedia dan pensuplai data dan informasi yang sangat dibutuhkan dalam upaya- upaya pengembangan masyarakat. Sosiologi pedesaan ini membahas tentang struktur dan proses-proses sosial yang terjadi di pedesaan. Hal tersebut sangat berbeda dengan sosiologi pertanian yang membahas masyarakat pertanian tanpa memperhatikan tempat tinggalnya. Pemisahan ini dilakukan mengingat pedesaan sebagai komunitas dalam suatu wilayah telah banyak mengalami perkembangan di mana sektor pertanian telah banyak mengalami perubahan peran. Sosiologi pedesaan juga tidak hanya membicarakan kedudukan petani dalam sebuah sistem masyarakat namun lebih luas, membahas sistem status pedesaan yang melibatkan guru, pedagang, pegawai negeri dan anggota masyarakat lainnya. Mobilitas tenaga kerjapun tidak hanya pada sektor pertanian saja namun telah meluas pada seluruh aspek kehidupan masyarakat desa.



Sosiologi pedesaan, oleh karena itu merupakan ilmu kemasyarakatan yang membahas secara mendalam tentang komunitas pedesaan. Sosiologi pedesaan lebih mengkhususkan pada komunitas pedesaan dan dinamikanya dalam berdialetika dengan lingkungan internal maupun eksternalnya, selain itu sebagai tranformasi kebudayaan dan tata nilai yang melingkupinya menjadi bahasan utama dalam sosiologi pedesaan. Sosiologi pertanian yang merupakan ilmu kemasyarakatan diperlukan interaksi social secara langsung dengan masyarakat, salah satunya ialah dengan melakukan praktikum turun lapang Sosiologi Pertanian yang krlompok ksmi, kelompo…….. lakukan di Dusun Krajan, Desa Gadingkulon Kecamatan Dau Kabupaten Malang. 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana kondisi sosial ekonomi yang ada di Dusun Krajan, Desa Gadingkulon Kecamatan Dau Kabupaten Malang? 2. Bagaimana kondisi budaya yang ada di Dusun Krajan, Desa Gadingkulon Kecamatan Dau Kabupaten Malang? 3. Apa saja kelembagaan yang ada di Dusun Krajan, Desa Gadingkulon Kecamatan Dau Kabupaten Malang? 1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui kondisi sosial ekonomi yang ada di Dusun Krajan, Desa Gadingkulon Kecamatan Dau Kabupaten Malang? 2. Untuk mengetahui kondisi budaya yang ada di Dusun Krajan, Desa Gadingkulon Kecamatan Dau Kabupaten Malang? 3. Untuk mengetahui kelembagaan yang ada di Dusun Krajan, Desa Gadingkulon Kecamatan Dau Kabupaten Malang?



BAB II GAMBARAN UMUM DESA



2.1



Kondisi Geografis Gambar 2.1 Peta Administrasi Desa Gadingkulon Kecamatan Dau Malang



Sumber data olah primer 2019 Berdasarkan gambar peta diatas menunjukkan bahwa letak geografis Desa Gadingkulon terletak pada lereng kaki Gunung Kawi bagian utara dan lereng Gunung Panderman bagian selatan, yang memiliki topografi berupa daratan dan sebagian besar adalah perbukitan dengan ketinggian rata-rata ± 670 meter diatas permukaan laut dan mempunyai suhu rata-rata berkisar 20℃ - 27℃ dengan curah hujan rata-rata 2.400 mm/tahun. Secara administrative Desa Gadingkulon terletak di wilayah Kecamatan Dau Kabupaten Malang dengan dibatasi oleh wilayah Desa-desa :Di sebelah Utara berbatasan dengan Desa Sumbersekar, Kecamatan Dau.Di sebelah Barat berbatasan dengan Hutan.Di sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Selorejo, Kecamatan Dau. Di sebelah Timur berbatasan dengan Desa Mulyoagung, Kecamatan Dau. Jarak tempuh Desa Gadingkulon ke Ibukota Kecamatan Dau adalah



± 5,5 km, yang dapat ditempuh dengan waktu sekitar 15 menit. Sedangkan jarak tempuh ke Ibukota Kabupaten Malang adalah 15 km, yang dapat ditempuh dengan waktu sekitar ½ jam atau 30 menit. Luas Wilayah Desa Gadingkulon adalah 375 Ha. Luas lahan yang ada terbagi ke dalam beberapa peruntukan, yang dapat dikelompokkan seperti untuk fasilitas umum, pemukiman, pertanian, kegiatan ekonomi dan lain-lain. Luas lahan yang diperuntukkan untuk pemukiman adalah 48 Ha. Luas lahan sawah irigasi yang diperuntukkan untuk pertanian adalah 117 Ha. Luas lahan tegalan adalah 200 Ha. Sedangkan luas lahan untuk fasilitas umum adalah sebagai berikut: untuk perkantoran 0.8 Ha, sekolah 0.9 Ha, dan tempat pemakaman umum 3 Ha. Wilayah Desa 375 Ha secara umum mempunyai ciri geologis berupa tekstur tanah hitam dan coklat yang sangat cocok sebagai lahan pertanian dan perkebunan. Secara prosentase kesuburan tanah Desa Gadingkulon terpetakan sebagai berikut: sangat subur – Ha, subur 120 Ha, sedang 248 Ha, tidak subur / kritis 7 Ha. Hal ini memungkinkan tanaman padi untuk dapat panen dengan menghasilkan 6 ton/ha. Tanaman jenis holtikultura seperti jenis sayuran bawang merah, tomat, brongkol, cabai merah, kubis, jagung manis,mentimun, dan buah jeruk manis dan jeruk keprok Batu 55 adalah merupakan tanaman yang menjadi tanaman unggulan petani Desa Gadingkulon, disamping tanaman palawajaya seperti kacang tanah, kacang panjang, jagung. Sejarah Desa Gadingkulon tidak terlepas dari sejarah masyarakat Jawa di Kabupaten Malang. Konon pada masa itu ada seorang bangsawan dari Kerajaan Mataram yang bernama Mbah Sri Gading dan Punggawa nya yang melarikan diri sampai ke wilayah kaki sebelah utara Gunung Kawi, dan membuka sebuah hutan yang dijadikan sebuah padusunan yang sekarang kita kenal Desa Gadingkulon. Kata Gading diambil dari nama yang membuka desa (bedah krawangan) yaitu Mbah Sri Gading yang sampai sekarang makamnya sangat dikramatkan oleh semua warga, dan kata Kulon berarti barat yang menyatakan letak desa yaitu ada di barat. Karena di kota Malang juga ada nama wilayah Gading Wetan (Timur) yaitu lebih lebih dikenal Gading Pesantren. Desa Gadingkulon mempunyai 3 dusun yaitu Dusun Sempu, Dusun Krajan, dan Dusun princi, yang masing-masing dusun mempunyai sejarah yang berbeda.



2.2



Kondisi Demografis Kondisi kependudukan atau demografi yang akan dideskripsikan mencakup jumlah dan



kepadatan penduduk dan kondisi penduduk. Berdasarkan data kependudukan tahun 2019 adalah 1722 Kepala Keluarga (KK) atau 4144 jiwa terdiri atas 2065 jiwa laki-laki dan 2079 jiwa



perempuan.Adapun jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur, Desa GadingKulon terdapat mayoritas usia produktif pada rentang usia 21 – 55 tahun sebanyak 2466 jiwa. Sedangkan usia non-produktif sebanyak 558 jiwa, lansia 931 orang, selebihnya adalah usia balita, anak-anak dan remaja. Kondisi ini memperlihatkan bahwa Desa GadingKulon memiliki usia produktif cukup dominan sehingga menjadi potensi untuk memajukan desa. Tabel 2.1 Jumlah penduduk desa Gadingkulon berdasarkan usia No



Usia



Jumlah



Persentase



1



1 – 10



443



10.7%



2



11 – 20



608



14.7%



3



21 – 30



571



13.8%



4



31 – 40



596



14.4%



5



41 – 50



676



16.3%



6



51 Keatas



1240



29.9%



JUMLAH



4134



100%



Sumber : Data primer diolah, 2019



Dari data diatas diketahui bahwa penduduk usia 1-10 tahun berjumlah 443 orang yang memiliki presentase sebesar 10.7%, Penduduk usia 11-20 tahun berjumlah 608 orang yang memiliki persentase sebesar 14.7%, Penduduk usia 21-30 tahun berjumlah 571 orang yang memiliki persentase sebesar 13.8%, Penduduk usia 31-40 Tahun berjumlah 596 orang yang memiliki persentase sebesar 14.4%, Penduduk usia 41-50 berjumlah 676 orang yang memiliki persentase sebesar 16.3% sedangkan untuk penduduk yang berusia 51 tahun keatas berjumlah 1240 orang yang memiliki presentase sebesar 29.9%, Jumlah keseluruan penduduk Desa Gadingkulon berjumlah 4.134 orang yang rata-rata di dominasi oleh penduduk yang berusia 51 keatas. Mata pencaharian di Desa Gadingkulon ini beraneka ragam meskipun berada di kawasan pedesaan. Berikut data tabel demografi mata pencaharian yang kami olah berdasarkan informasi yang kami dapat dari data desa yang telah dibuat :



Tabel 2.2 Mata Pencaharian penduduk Desa gadingkulon Mata Pencaharian



Jumlah Penduduk



Satuan



%



Petani



958



Orang



80%



Ternak



25



Orang



2%



1. Jasa Pemerintahan



24



Orang



2%



2. Jasa Perdagangan



48



Orang



4%



3. Jasa Angkutan



9



Orang



0,75%



4. Jasa Ketrampilan



12



Orang



1,25%



5. Jasa lainnya



60



Orang



5%



Sektor Industri



24



Orang



2%



Sektor lain



36



Orang



3%



Total



1.196



Orang



100%



Jasa/Perdagangan



Sumber : Data primer diolah, 2019



Tingkat pendidikan di Desa Gadingkulon pun bermacam-macam, mulai dari yang tidak berpendidikan hingga lulusan Sarjana juga ada. Berikut data demografi pendidikan di Desa Gadingkulon: Tabel 2.3. Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Gadingkulon No



Pendidikan



Jumlah Penduduk



Satuan



%



1.



Lulusan S1, dan S1 keatas



84



Orang



2%



2.



Lulusan SLTA se-derajat



330



Orang



7,9%



3.



Lulusan SLTP se-derajat



585



Orang



14,1%



4.



Lulusan SD se-derajat



915



Orang



22%



5.



Masih SD



703



Orang



17%



6.



Tidak tamat SD



526



Orang



12%



7.



Tidak sekolah



619



Orang



14,9%



8.



Belum sekolah



422



Orang



10.1%



Total



4144



100%



Sumber : Data primer diolah, 2019



BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN



3.1.



Kondisi Sosial Ekonomi



3.1.1. Karakteristik Demografi Dusun Krajan Desa Gadingkulon Kec. Dau Dusun Krajan Desa Gadingkulon pada tahun 2019 memiliki penduduk sebesar 2012 jiwa, dengan rincian 1032 laki-laki dan 980 perempuan, jumlah penduduk ini tergabung dalam 793 KK. Proses identifikasi jumlah penduduk dengan memfokuskan pada klasifikasi jenis kelamin perlu dilakukan agar mendapatkan deskripsi lebih lengkap tentang informasi keadaan kependudukan di Dusun Krajan Desa gadingkulon. Oleh karena itu perlu dibuat tabel sebagai berikut : Tabel 3.1. Jumlah Penduduk Dusun Krajan No Uraian Sumber Daya Manusia (SDM) Jumlah 1.



Satuan



Penduduk dan Keluarga 2012



Orang 100%



Perempuan



980



Orang 49%



Laki-laki



1032



Orang 51%



793



Keluarga100%



A. Jumlah Penduduk



B. Jumlah Keluarga C. Jumlah



Kawin



1.228



Orang 61%



Belum Kawin



604



Orang 30%



Duda



80



Orang 4%



Janda



100



Orang 5%



0-10 Tahun



105



Orang 10%



11-50 Tahun



576



Orang 56%



51-120 Tahun



351



Orang 34%



0-10 Tahun



100



Orang 10%



11-50 Tahun



498



Orang 51%



D. Umur Laki-laki



Perempuan



%



51-120 Tahun



382



Orang 39%



Sumber : Data primer diolah, 2019 Tabel 3.1 diatas menunjukan bahwa jumlah penduduk Dusun Krajan Desa Gadingkulon adalah 2012 orang yang terdiri dari perempuan yang berjumlah 980 orang dan laki-laki yang berjumlah 1032 orang dari 793 KK. Pengklasifikasian jumlah penduduk dari jenis kelamin terdiri dari status perkawinan dan umur. Dapat dilihat di tabel bahwa dari 2012 orang sebagian besar penduduknya yaitu 61% dari 100% sudah bersatatus kawin berjumlah 1228 orang, 30% berstatatus belum kawin berjumlah 604, 4% duda berjumlah 80 orang dan 5% janda berjumlah 100 orang. Berdasarkan umur baik dari laki-laki maupun perempuan penduduk dusun Krajan Desa Gadingkulon sebagain besar berada pada usia produktif yaitu usia 11-50 tahun sebesar 576 orang dan 498 orang dengan persentase 56% dan 51%. Mata pencaharian di Dusun Krajan Desa Gadingkulon ini beraneka ragam meskipun berada di kawasan pedesaan. Berikut data tabel demografi mata pencaharian yang kami olah berdasarkan informasi yang kami dapat dari data desa yang telah dibuat : Tabel 3.2. Mata Pencaharian Penduduk Dusun Krajan Mata Pencaharian



Jumlah Penduduk



Satuan



Petani



498



Orang 80%



Ternak



15



Orang 2%



1. Jasa Pemerintahan



14



Orang 2%



2. Jasa Perdagangan



25



Orang 4%



3. Jasa Angkutan



5



Orang 1%



4. Jasa Ketrampilan



5



Orang 1%



5. Jasa lainnya



30



Orang 5%



Sektor Industri



14



Orang 2%



Sektor lain



18



Orang 3%



624



Orang 100%



%



Jasa/Perdagangan



Total



Sumber : Data primer diolah, 2019 Tabel 3.2 diatas menunjukan bahwa penduduk Dusun Krajan Desa Gadingkulon bermata pencaharian mulai dari petani, ternak, sektor jasa/perdagangan, sektor Industri dan sektor lain.



Sebagian besar penduduk Dusun Krajan Desa Gadingkulon bermata pencaharian sebagai petani yakni berjumlah 498 (80%) orang dari total 624 orang, selain daripada itu mata pencaharian lain hanya sekitar 1- 5%. Agama yang dianut oleh penduduk Dusun Krajan Desa Gadingkulon ada dua yaitu agama Islam dan agama Katholik. Namun sebagian besar didominasi oleh agama Islam yang tampak dari banyak bangunan peribadatan umat islam yang hampir terdapat di setiap RT. Berikut data tabel demografi agama di Dusun Krajan Desa Gadingkulon : Tabel 3.3. Agama Penduduk Dusun Krajan Desa Gadingkulon Agama



Jumlah Penduduk



Islam Katholik Total



Satuan



%



1.932



Orang 96%



80



Orang 4%



2012



100%



Sumber : Data primer diolah, 2019 Tabel 3.3 diatas menunjukan bahwa penduduk Dusun Krajan Desa Gadingkulon 96% dari 100% jumlah penduduk sebagian besar beragama Islam yaitu berjumlah 1.932 penduduk dan sissanya yaitu 4% beragama katholik yang berjumlah 80 orang. Tingkat pendidikan di Dusun Krajan Desa Gadingkulon pun bermacam-macam, mulai dari yang tidak berpendidikan hingga lulusan Sarjana juga ada. Berikut data demografi pendidikan di Dusun Krajan Desa Gadingkulon: Tabel 3.4. Tingkat Pendidikan Penduduk Dusun Krajan Desa Gadingkulon No



Pendidikan



Jumlah Penduduk



Satuan



1.



Lulusan S1, dan S1 keatas



18



Orang 1%



2.



Lulusan SLTA se-derajat



138



Orang 7%



3.



Lulusan SLTP se-derajat



185



Orang 9%



4.



Lulusan SD se-derajat



566



Orang 28%



5.



Masih SD



396



Orang 20%



6.



Tidak tamat SD



226



Orang 11%



7.



Tidak sekolah



281



Orang 14%



8.



Belum sekolah



202



Orang 10%



Total



Sumber : Data primer diolah, 2019



2012



100%



%



Tabel 3.1 diatas menunjukan bahwa mayoritas penduduk Dusun Krajan Desa Gadingkulon hanya mampu menyelesaikan sekolah di jenjang pendidikan wajib belajar sembilan tahun (SD dan SMP). Dalam hal kesediaan sumber daya manusia (SDM) yang memadai dan mumpuni, keadaan ini merupakan tantangan tersendiri. Sebab ilmu pengetahuan setara dengan kekuasaan yang akan berimplikasi pada penciptaan



kebaikan



kehidupan.



Rendahnya



kualitas



pendidikan



di



Desa



Gadingkulon tidak terlepas dari terbatasnya sarana dan prasarana pendidikan yang ada, di samping tentu masalah ekonomi dan pandangan hidup masyarakat. Sarana pendidikan di Desa Gadingkulon baru tersedia di level pendidikan dasar 9 tahun (SD dan SMP), sementara akses ke pendidikan menengah ke atas berada di tempat lain yang relatif jauh. Tabel diatas memperlihatkan bahwa sebagian besar penduduk Dusun Krajan Desa Gadingkulon memiliki tingkat pendidikkan berada pada jenjang SD. Lulusan SD se-derajat berjumlah 566 orang (28%), masih SD berjumlah 396 orang (20%) dan yang tidakk tamat SD berjumlah 226 orang (11%).



3.1.2. Sumber-Sumber Pendapatan di Luar Pertanian Sumber pendapatan yang di dapat oleh masyarakat sekitar di luar bidang pertanian yang ada di Dusun Krajan Desa Gadingkulon ini yaitu berjualan, berbisnis, bengkel, pekerja/buruh, guru dan TKI. Tetapi ada juga yang bekerja sebagai buruh bangunan namun itu hanya sebagian kecil saja. Di desa ini juga terdapat tempat pariwisata yang bernama wisata coban talun parang tejo, terdapat sejumlah kecil penduduk yang berjualan di tempat ini.



3.1.3. Fasilitas Transportasi Fasilitas transportasi yang ada di Dusun Krajan Desa Gadingkulon dirasakan warganya sudah cukup memadai. Delapan puluh persen (90%) kondisi jalan di desa tersebut sudah bagus dan sisanya sedang diperbaiki. Alat transportasi umum yang ada di Dusun Krajan Desa Gadingkulon yaitu mobil atau bis mini dan itu hanya ada 1, biasanya mobil ini datang ke desa/dusun setiap pagi dan sore dan tidak banyak yang menggunakan mobil ini dikarenakan sebagian besar



pendudukk lebih memilih untuk menggunakan alat transportasi pribadinya seperti mobil pick up/mobil barang berukuran mini dan sepeda motor. Bapak Wiji Slamet selaku kepala Dusun Krajan mengatakan bahwa dusun mereka saat ini sedang memperbaiki dan menata jalan dusun mereka karena itu merupakan bagian dari program kerja desa dan dusun mereka. di desa tersebut juga terdapat jalan ekonomi (jalan usaha tani) yang sekarang sedang diperbaiki dan dicor agar masyarakat dapat dengan mudah mendistribusikan hasil pertanian mereka. 3.1.4. Pola Kepemilikan (Penguasaan) Tanah Kepemilikan tanah/lahan dianggap sah jika telah memiliki surat keterangan yang berlaku dalam suatu wilayah, dimana surat keterangan tersebut telah disahkan dan disetujui oleh negara. Surat kepemilikan tersebut dikeluarkan oleh aparatur daerah setempat yang saat itu tengah menjabat. Pola kepemilikan tanah/lahan di Desa Gadingkulon pada umumnya berasal dari warisan, tanah



sewa, maupun tanah sekap (bagi hasil). Berikut merupakan tabel prosentase pola



kepemilikan tanah yang ada di Desa Gadingkulon : Tabel 3.5. Pola Kepemilikan Tanah Desa Gadingkulon Pola Kepemilikan (Penguasaan) Tanah



Jumlah Pemilik (Orang) Prosentase Kepemilikan (%)



Tanah milik sendiri (warisan)



564



46,6%



Tanah sewa



398



32,8%



Tanah sakap



250



20,6%



Total



1212 Orang



100 %



Sumber : Data primer diolah, 2019 Tabel 3.1 diatas menunjukan bahwa sebagian besar pola kepemilikan tanah yaitu tanah milik sendiri (warisan) dengan jumlah pemilik sebesar 564 orang (46,6%). Tanah sewa jumlah pemiliknya yaitu 398 orang dengan persentase 32,8% dan sisanya pola kepemilikan tanah sakap dengan jumlah pemilik sebesar 250 orang (20,6%). Bapak Wahyu Eddy Prihanto selaku kepala Desa Gadingkulon mengatakan bahwa sangat sedikit dari penduduknya yang memiliki tanah sendiri dengan luas 1 hektar, karena sebagian besarnya hanya memilki tanah kurang dari 1 hektar dari hasil warisan.



3.1.5. Pola Tanam/ Sistem Usahatani



Pola tanam atau sistem usahatani yang dilakukan di Desa Gadingkulon adalah sistem monokultur dan sistem polikultur. Di Desa Gadingkulon sendiri untuk komoditas sayuran seperti kembang kol, pada umumnya menggunakan pola tanam. Sebagian besar dari petani Desa Gadingkulon menerapkan pola tanam/ sistem usahatani polikultur, misalnya komoditas jeruk yang ditanami bersama dengan komoditas sayuran seperti kembang kol atau cabai dan komoditas jagung dengan tanaman kacang tanah. Selain itu ada juga tanaman buncis dengan tanaman jagung, dimana tanaman jagung sebagai tanaman border (tanaman pelindung). Pemakaian pola tanam/sistem usahatani polikultur dikarenakan menurut petani Desa Gadingkulon pola tanam tersebut lebih menguntungkkan disebabkan karena selagi mereka menunggu tanaman jeruk sebagai tanaman pokkoknya berbuah mereka masih bisa mendapatan penghasilan tambahan dari penjualan tanaman lain atau selingan seperti kembang kol atau cabai. 3.1.6. Ketersediaan Air Ketersediaan air sangat penting untuk kelancaran usahatani di Desa Gadingkulon . Untuk pengairan sendiri, masyarakat Desa Gadingkulon khususnya petani memanfaatkan sumber air yang berasal dari pegunungan. Desa Gadingkulon untuk mengairi areal pertanian mereka dengan menggunakan pipa paralon. Menurut Pak Wahyu, pengairan merupakan kendala utama untuk para petani khususnya pada musim kemarau. Pada musim kemarau para petani hanya memanfaatkan pengairan tadah hujan sehingga menyebabkan penurunan produktivitas pertanian yang mempengaruhi tingkat pendapatan masyarakat yang mayoritasnya petani. Selain di pengairan masalah utama lainnya adalah tidak adanya Koperasi Simpan Pinjam di Desa Gadingkulon untuk membantu permodalan para petani. 3.2.



Kondisi Budaya



3.2.1. Kesukaan Pada Tanaman dan Hewan Peliharaan (Ternak) Bercocok tanam dan memelihara beberapa hewan merupakan hal yang sering dilakukan oleh masyarakat pedesaan pada umumnya. Di Desa Gadingkulon ini walaupun tidak semua penduduknya memiliki pekerjaan utama sebagai petani, namun mereka pasti memiliki lahan atau persawahan untuk melakukan usaha tani. Hal ini diperkuat dengan penyataan dari petinggi dusun setempat, yang menyatakan bahwa hampir semua penduduk dusun tersebut memiliki lahan persawahan untuk digunakan sebagai usaha tani baik dalam cakupan lahan yang luas maupun tidak.



Penduduk Gadingkulon khususnya petani sebagian besarnya membudidayakan tanaman jeruk sebagai komoditas utama usahatani mereka dan sisanya mereka membudidayakan tanaman sayur-sayuran seperti kembang kol, cabai dan kacang panjang. Bukan hanya petani namun sebagian besar penduduk Desa Gadingkulon menanam tanaman seperti bawang bombai di depan teras/halama rumahnya, baik menggunakan pot ataupun polibag ada juga yang langsung menanam di tanah halamannya. Hewan peliharaan atau ternak hanya beberapa penduduk saja yang memilki hewan peliharaan (ternak) seperti ternak ayam potong, ayam petelur, sapi perah dan babi. Letak peternakan jauh dari pemukiman penduduk sehingga di dalam pemukiman penduduk tidak ditemukan adanya hewan peliharaan(ternak). 3.2.2. Struktural Sosial Yang Berkaitan Dengan Penyelesaian Konflik Dan Pengambilan Keputusan Dalam pengambilan keputusan maupun penyelesaian konflik tentunya dibutuhkan seseorang atau sebuah aparatur desa/dusun yang cukup disegani untuk menjadi penengah dalam sebuah konflik masyarakat maupun dalam pengambilan keputusan. Di Desa Gadingkulon pun demikian, mereka mempercayakan pada orang-orang yang dianggap bijak untuk menyelesaikan suatu konflik atau pengambilan keputusannya. Berikut struktur sosial yang berkaitan dengan penyelesaian konflik dan pengambilan keputusan yang ada dalam Desa Desa Gadingkulon : Diagram 1. Penyelesaian Konflik dan Pengambilan Keputusan yang ada di Desa Gadingkulon



Sumber : Data primer diolah, 2019



Berdasarkan hasil wawancara kami, Bapak Wahyu Eddi Prihanto selaku kepala Desa Gadingkulon menagatakan bahwa selama ini desanya tidak pernah ada konflik dalam hal apapun, misalnya ada konflikpun pemecahan konfliktersebut melalui kepala desanya langsung yang merupakan mediator dalam pemecahan masalah. Desa Gadingkulon



dalam pengambilan



keputusan seperti hari yang cocok untuk mengadakan acara seperti selametan banyu pihak desa meyerahan keputusannya kepada ketua lembaga pengairan atau kelopok tani dalam desa tersebut. 3.2.3. Adat dan Tradisi Yang Berhubungan Dengan Pertanian Masyarakat Indonesia tak pernah terlepas dengan adat dan tradisi yang dianutnya, khususnya masyarakat pedesaan. Adat dan tradisi dalam pedesaan sebagian besar masih kental penerapannya dalam kehidupan baik dalam aspek sosial maupun budayanya. Di Desa Gadingulon ini ada tradisi khusus sesuai dengan kepercayaan adatnya dalam lingkungan pertanian yakni sedekah bumi. Jadi hasil pertanian yang telah dipanen tersebut disusun sedemikian rupa oleh warga dusun dengan semangat gotong royong dan mempersembahkannya untuk seluruh warga dusun tanpa terkecuali. Tradisi ini telah dianut sejak jaman dahulu dan telah dilakukan secara turun temurun oleh warga setempat. Selain sedekah bumi juga terdapat selametan air baik air untuk minum maupun untuk pertanian dan selametan desa maupun dusun. Selamatan ini diadakan dalam rangka mensyukuri nikmat yang telah diberikan oleh Tuhan yang Maha Esa kepada desa maupun dusun dan penduduk didalamnya.



3.3.



Kelembagaan



3.3.1. Lembaga-Lembaga yang ada di Desa Desa Gadingkulon memiliki beberapa lembaga-lembaga yang dapat menunjang sektor perekonomian di desa tersebut. Lembaga – lembaga tersebut antara lain adalah : Tabel 3.6. Lembaga – Lembaga di Desa Gadingkulon Lembaga



Jumlah



PKK



1



Gapoktan



1



Kelompok Tani



3



LKBDH



1



Dasa Wisma



1



Sumber : Data primer diolah, 2019



Tabel 3.1 diatas menunjukkan bahwa lembaga-lembaga yang terdapat pada Desa Gadingkulon diantaranya yaitu PKK, Gapoktan, kelompok tani, LKBDH dan Dasa wisma. Lembaga –lembaga ini memiliki jumlah masing-masing yaitu 1, 1, 3, 1 dan 1. Lembaga Gapoktan merupakan gabungan dari 3 lembaga kelompk tani Srigading 1, Srigading 2 dan Srigading 3. LKBDH adalah lembaga yang mengelola coban parang tejo atau salah satu tempat pariwisata di Desa Gadingkulon yang bekerjasama dengan petani di sekitar wilayah tersebut. 3.3.2. Kelembagaan Petani Desa Gadingkulon memiliki lembaga pada sektor hulu, yaitu pada kegiatan pembibitan yang dilakukan oleh petani itu sendiri serta pemupukan yang bahan dasarnya dari kotoran kambing, kotoran sapi, dam daun-daunan. Pada sektor onfarm, petani di Desa gadingkulon menanam sayur-sayuran dan buah-buahan yang biasanya akan diambil oleh pengepul dan kebanyakan dibawa ke luar kota. Pada sektor hilir, masyarakat belum mampu mengelola produkproduk hasil pertanian maupun peternakan. Di desa Gadingkulon tidak terdapat produk olahan hasil pertanian. Lembaga atau organisasi petani yang terdapat di Desa Gadingkulon adalah kelompok tani yang terdiri dari kelompok tani Srigading 1, Srigading 2 dan Srigading 3. Ke tiga kelompok tani ini dibina langsung oleh bapak Wahyu Eddi Prihanto, kepala Desa Gadingkulon. Berdirinya kelompok tani ini sejak tahun 1990 yang awal mula dibentuk oleh pemerintah desa. Kelompok tani ini memiliki visi untuk mengembangkan usaha penanaman jeruk dan tanaman hortikultura lain untuk meningkatkan produksi, dan merintis usaha penanaman jeruk organik sebagai nilai tambah dan untuk misinya yaitu: 1.



Meningkatkan kualitas kemampuan SDM anggota.



2.



Mengembangkan usaha penanaman jeruk dan tanaman hortikultura lain untuk meningkatkan produksi.



3.



Mengangkat Harkat dan Martabat masyarakat petani yang ada di Desa. Kelompok tani Srigading berfokus ini berfokus pada bidang usaha budidaya yaitu



bagaimana kelompok ini merangkul dan membina masyarakatnya untuk mengusahakan buah jeruk maupun tanaman hortikultura lain agar berproduksi lebih banyak. Aktifitas yang sering dilakukan kelompok tani ini yaitu pertemuan rutin setiap malam minggu membahas tentang budidaya tanaman seperti pembibitan, pemupukan, pengendalian hama sampai komoditas tersebut di panen. Penyuluhan yang diadakan setiap 1 kali perbulan yang membahas tentang budidaya yang baik.



Selain itu, kelompok tani ini juga melakukan aktifitas perekonomian. Adapun aktifitas yang dilakukan yaitu rapat, dan sosialisasi atau penyuluhan.



Tabel 3.7. Dinamika Kelompok (nama organisasi pertanian di Desa X) Komponen



Presentase



Nilai Tujuan



.... %



Struktur Kelompok



.... %



Fungsi dan Tugas Kelompok



.... %



Pembinaan Kelompok



.... %



Kekompakan Kelompok



.... %



Suasana Kelompok



.... %



Tekanan Kelompok



.... %



Efektifitas Kelompok



.... %



Sumber : Data primer diolah, 2019 Turun lapang yang dilakukan pada tanggal X ........ 2019 kami mewawancarai 15 responden tentang lembaga ........ Kami menanyakan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan ............. mulai dari nilai tujuan sampai dengan efektifitas kelompok. Jelaskan penjabaran dari masingmasing hasil prosentase di setiap komponen diatas.......