Laporan Analisa Kasus Caring Perawat Berdasarkan Kasus [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN ANALISA KASUS CARING PERAWAT BERDASARKAN KASUS Dosen Pengampu Dyah Putri Aryati,M.Kep.



Disusun Oleh: 1.Risma Nur Laelatus Safitri



(202102030004)



2.Elsya Alfirotul Khasanah



(202102030005)



3.Devi Indah Lestari



(202102030023)



4.Tasya Nabila Alfiyani



(202102030027)



5.Rinda Apriliana



(202102030054)



6.Rusnawati Mardhatilah



(202102030059)



7.Ajeng Kinanti



(202102030068)



9.Dewi Setyaningrum



(202102030087)



10.Rifa Azizah



(202102030091)



11.Tika Setyarini



(202102030100)



12.Dimas Wisnu Hanggita



(202102030101)



PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN DAN PENDIDIKAN PROFESI NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN TAHUN AJARAN 2021/2022



IDENTIFIKASI KASUS



Seorang perawat di RSUD Lakipadada Tana Toraja mendapat perlakuan kasar oleh keluarga pasien yang sedang berduka. Dugaan kasus penganiayaan tersebut kini ditangani polisi. Perawat atas nama Mahardika Nani atau Ayu mengaku ditendang oleh orang tua pasien berinisial AG di ruang perawatan bayi rumah sakit. Kapolres Tana Toraja, AKBP Sarly Sollu mengatakan, sudah mendapatkan laporan dari korban Ayu yang berprofesi sebagai perawat di RSUD Lakipadada. "Laporan ini akan kami tindaklanjuti dulu. Mulai dari pemeriksaan saksi-saksi termasuk terduga pelaku berinisial AG," kata AKBP Sarly di Kabupaten Tana Toraja, Kamis (29/4/2021). Berdasarkan laporan korban, kasus ini bermula saat dia mendatangi keluarga pasien di ruang perawatan bayi. Saat itu dia menegur AG yang menangis keras lantaran berduka anaknya meninggal. Tidak terima mendapat teguran tersebut, AG lantas menendang Ayu dan mengenai pundak kanan korban. Padahal teguran ini hanya bermaksud agar pelaku tidak sampai menganggu bayi lainnya di ruang perawatan. Korban Ayu mengaku masih syok dengan aksi kekerasan AG. Polisi diharap dapat mengusut tuntas aksi kekerasan keluarga pasien terhadap perawat ini.



A. KONSEP CARING 1. Definisi Caring Caring adalah suatu hubungan maupun proses antara seorang pemberi asuhan (perawat) dan klien untuk meningkatkan suatu kepedulian demi terciptanya suatu kondisi klien yang baik (Teting, 2018). Caring didefinisikan sebagai pemberian perhatian ataupun penghargaan kepada seseorang yang tidak mampu melakukan dan memenuhi kebutuhan dasarnya (Nursalam, 2009). Berdasarkan kedua definisi diatas dapat disimpulkan bahwa caring adalah suatu tindakan pemberian perhatian yang dilakukan antara seorang pemberi asuhan dan orang yang membutuhkan asuhan untuk memenuhi kebutuhan dasarnya. 2. Manfaat Caring Caring merupakan dasar suatu tindakan keperawatan dalam menjalankan asuhan keperawatan. Caring memberikan manfaat bagi seorang perawat yang melakukannya (Widyawati, 2009). Manfaatmanfaat caring antara lain ialah : a. Pasien memberikan respon yang positif, maksud dari pasien memberika respon yang positif adalah pasien zaman sekarang sangatlah teliti, sehingga dapat membedakan perawat yang melakukan perilaku caring dan tidak. Sehingga jika seorang perawat dalam menjalankan asuhan melakukan perilaku caring maka pasien akan memberikan respon yang positif pula. Begitu sebaliknya, jika perawat tidak melakukan perilaku caring dalam asuhan maka pasien akan memberikan respon yang negatif. b. Berkomunikasi dengan pasien, manfaat caring dapat dirasakan saat melakukan komunikasi dengan pasien. Hal ini ditunjukkan kelancaran dan munculnya rasa saling percaya antara perawat dan klien yang memudahkan asuhan keperawatan berjalan lancar.



c. Kontribusi positif yang memuaskan, caring yang dilakukan kepada



pasien



secara



kontinu



walaupun



tidak



selalu



menghasilkan suatu yang positif, namun perilaku caring akan memicu timbulnya aura positif pada suatu kondisi selanjutnya yang nantinya dapat menghasilkan asuhan keperawatan yang memuaskan. 3. Manfaat prilaku carring a. Meningkatkan pelayanan kesehatan b. Meningkatkan



kesehatan



dan



memfasilitasi



pemberian



pelyanan kepada pasien c. Dapat mendorong kesehatan dan pertumbuhan indvidu d. Pelayanan yang berkualitas pada pasien 4. Aspek caring menurut Watson (2004) a. Pembentukan system nilai humanistic dan altruistic b. Menanamkan sikap penuh pengharapan c. Menumbuhkan sensitifitas terhadap diri dan orang lain d. Mengembangkan hubungan saling percaya dan membantu e. Meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positif dan negative pasien f. Menggunakan metode secara sistematis dalam penyelesaian masalah untuk pengambilan keputusan B. ANALISA KASUS 1. Definisi Perilaku kekerasan adalah salah satu respons marah yang diespresikan dengan melakukan ancaman, mencederai orang lain, dan merusak lingkungan. Respons ini dapat menimbulkan kerugian baik bagi diri sendiri, orang lain, dan lingkungan (Keliat,dkk, 2011). 2. Rentang Respon



Perilaku atau respon kemarahan dapat berflutuatif dalam rentang adaptif sampai maladaptif. Rentang respon marah menurut (Fitria, 2010). 3. Yang dimana kita tahu bahwa kasus perawat yang bernama mahardika nani atau ayu dianiaya keluarga korban berinisial AG. Pada kasus ini menunjukan bahwa rentang respon tergolong pada tingkat maladaptif yang merujuk pada perilaku kekerasan dimana inisial AG menendang ayu dan mengenai pundak kanan korban. Dan peristiwa itu juga yang menyebabkan ayu syok dengan peristiwa tersebut 4. Proses terjadinya masalah : a. Factor predisposisi Factor predisposisi artinya mungkin terjadi atau mungkin tidak terjadinyamya prilaku kekerasan jika factor berikut dialami oleh individu: 1) Psikologis: Yang kita tahu bahwa pada kasus perawat yang bernama Maharika Nani atau Ayu yang dianiaya keluarga korban berinisial AG, pada kasus ini korban hanya menegur lantaran



hanya



bermaksud



agar



pelaku



tidak



sampai



mengganggu bayi lainnya diruang perawatan, namun pelaku melakukan tindak



kekerasan menendang korban serta



mengenai pundak kanan korban. Hal ini mengakibatkan korban syok dengan aksi pelaku berinisial AG yang bisa jadi akan mengakibatkan trauma bagi pelaku. 2) Perilaku: Pada kasus ini pelaku berinisial AG tidak terima akan adanya teguran dari korban sehingga pelaku melakukan penganiayaan dengan menendang Ayu dan mengenai Pundak kanan korban.



b. Factor presipitasi Faktor presipitasi dapat bersumber dari pasien, lingkungan atau interaksi dengan orang lain. Kondisi pasien seperti ini kelemahan fisik (penyakit fisik), keputusasaan, ketidak berdayaan, percaya diri yang kurang dapat menjadi penyebab perilaku kekerasan. Demikian pula dengan situasi lingkungan yang ribut, padat, kritikan yang mengarah pada penghinaan, kehilangan orang yang dicintainya atau pekerjaan dan kekerasan merupakan faktor penyebab yang lain interaksi yang profokatif dan konflik dapat pula memicu perilaku kekerasan (Prabowo, 2014). Menurut yang sudah kita baca pada kasus perawat yang bernama Maharika Nani atau Ayu yang dianiaya keluarga korban berinisial AG, pada kasus ini korban atau perawat di RSUD Lakipadada Tana Toraja mendapat perlakuan kasar oleh keluarga pasien yang sedang berduka. Dugaan dari kasus penganiayaan ini karena tidak terimanya pelaku atas teguran korban pada saat keluarganya sedang berduka atas meninggalnya anak dari si pelaku. Kasus ini bermula saat korban atau perawat mendatangi keluargan pasien di runag perawatan bayi. Saat itu perawat atau korban menegur AG yang menangis keras lantaran berduka atas anaknya yang meninggal. 5. Tanda dan gejala Perawat dapat mengidentifikasi dan mengobservasi tanda dan gejala perilaku kekerasan: (Yosep, 2011). 1. Fisik : menurut kami, pada saat melakukan kekerasan pelaku keadaan fisiknya mukanya merah dan tegang, mata melotot atau pandanagan tajam. 2. Verbal: menurut kami, pada saat melakukan kekerasan pada korban si pelaku berbicara dengan nada suara yang tinggi dengan membentak atau berteriak. 3. Perilaku: pada kasus ini, pelaku berinisial AG melakukan kekerasan pada korban dengan menendang korban Ayu dan mengenai Pundak kanan korban.



4. Emosi: Yang sudah kita baca pada kasus ini, awalnya pelaku sedih lantaran anaknya yang meninggal namun pada saat korban atau perawat datang menegurnya si pelaku menendang korban. Hal ini dapat dilihat bahwa emosional pelaku sedang tidak setabil sehingga sensitive akan semua hal yang berujung kekerasan serta emosional yang berlebih. 5. Intelektual : dilihat dari kasus ini, pelaku sangat kasar karena sudah melakukan kontak fisik pada korban atau perawat. 6. Spiritual: pada kasus ini mungkin si pelaku merasa dirinya paling benar dengan melakukan kekerasan secara fisik pada korban, padahal maksud dari perawat agar keluarga korban sedikit mengkontrol emosionalnya. Dan mungkin juga menurut si pelaku hal ini pantas dilakukan ke korban karena menggangu keluarga yang sedang berduka. 7. Patofisiologi Stress, cemas, harga diri rendah, dan bermasalah dapat menimbulkan marah. Respon terhadap marah dapat di ekspresikan secara eksternal maupun internal. Secara eksternal ekspresi marah dapat berupa perilaku konstruktif maupun destruktif. Mengekspresikan rasa marah dengan kata-kata yang dapat di mengerti dan diterima tanpa menyakiti hati orang lain. Selain memberikan rasa lega, ketegangan akan menurun dan akhirnya perasaan marah dapat teratasi. Rasa marah diekspresikan secara destrukrtif, misalnya dengan perilaku agresif, menantang biasanya cara tersebut



justru



menjadikan



masalah



berkepanjangan



dan



dapat



menimbulkan amuk yang di tunjukan pada diri sendiri, orang lain, dan lingkungan (Yosep, 2011). Merujuk pada kasus bahwa keluarga merasa dirinya kehilangan seorang anak namun tingkahnya begitu arogan kepada perawat. Dengan sikap marahnya karena tidak mau ditegur oleh perawat, AG malah menendang perawat tersebut hingga mengenai punggung kananya. Ini menunjukan bahwa AG memiliki rasa marah yang di ekspresikan secara destruktif, yaitu perilaku agresif yang ditunjukan kepada orang lain.



CARING MENURUT WATSON Caring secara umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk berdedikasi bagi oranglain, pengawasan dengan waspada, perasaan empati pada orang lain dan perasaan cinta atau menyayangi. Dalam keperawatan, caring merupakan bagian inti yang penting terutama dalam praktik keperawatan. Konsep caring pun mengalami perkembangan yang pesat. Jean Watson,seorang professeor keperawatan memiliki persepsinya sendiri mengenai caring. Tulisan iniakan menjelaskan



lebih



lanjut



mengenai



caring



menurut



Watson.Watson



mengemukakan bahwa caring merupakan inti dari keperawatan. Dalam hal ini, caring merupakan perwujudan dari semua faktor yang digunakan perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan pada klien.     Kemudian, caring juga menekankan harga diri individu,artinya dalam melakukan



praktik



keperawatan,



perawat



senantiasa



selalu



menghargai



kliendengan menerima kelebihan maupun kekurangan klien. Watson juga mengemukakan bahwa respon setiap individu terhadap suatu masalah kesehatan unik, artinya dalam praktik keperawatan, seorang perawat harus mampu memahami setiap respon yang berbeda dari klien terhadap penderitaan yang dialaminya dan memberikan pelayanan kesehatan yang tepat dalam setiap respon yang berbeda. Leininger (1973, dalam Potter & Perry, 2009) menyatakan Caring merupakan cara seseorang bereaksi terhadap sakit, penderitaan dan berbagai hal yang tidak menyenangkan yang terjadi. Swanson (1991) mendefinisikan caring adalah,”a nurturing way of relating to valued other toward whom one feels a personal sense of commitment and responsibility” yaitu bagaimana seorang perawat dapat merawat seseorang atau klien dengan tetap menghargai martabat orang tersebut dengan komitmen dan tanggungawab. Dapat diartikan juga sebuah cara untuk menciptakan dan atau memelihara kesehatan yang dapat dilakukan dengan menjalin hubungan yang bernilai dengan orang lain, sehingga mempunyai hubungan yang lebih dekat dengan komitmen dan tanggungjawab.



Caring Islami adalah perilaku profesional yang dimiliki seorang perawat dalam memberikan asuhan keperawatan berdasarkan kemampuan intelektual yang akan diterapkan kepada pasien, keluarga dan masyarakat dengan penuh perhatian, peduli, bersikap ramah, empati, sopan santun, dengan menggunakan komunikasi terapeutik serta selalu tanggap dan sigap dalam memberikan pelayanan yang terbaik berlandaskan Al-Quran dan AsSunnah. Caring Islami meliputi beberapa komponen yang terdiri dari profesional, ramah, amanah, istiqomah, sabar dan ikhlas (Widarti, 2010) dalam Abdurrouf (2013). Islam menjelaskan bahwa sebagai manusia mempunyai kewajiban untuk berbuat baik terhadap sesama manusia serta arahan dalam berhubungan di masyarakat, berdasarkan firman Allah SWT dalam QS. Ali 'Imran Ayat 159 Teori Caring menurut Watson Pada tahun 1970-an Jean Watson mulai merintis teori caring pada manusia yaitu terkait metafisik dan transpersonalnya. Watson meyakini bahwa keperawatan lebih banyak menggunakan pendekatan eksistensial – fenomologis untuk memadukan konsep kejiwaan dan transendensi. Jiwa adalah esensi dari seseorang, mengandung geist (roh atau kesan diri yang lebih tinggi ), yang memiliki kesadaran, tingkat kesadaran yang lebih tinggi, suatu kekuatan internal dan kekuatan yang dapat memperbesar kapasitas manusia serta memungkinkan seseorang untuk melebihi diri lazimnya. Transendensi mengacu pada kapasitas untuk eksis bersama dengan masa lalu, saat ini dan yang akan datang. Watson mengidentifikasi asumsi dan prinsip holografis keperawatan transpersonal. Watson meyakini bahwa jiwa seseorang berada dalam tubuh yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Sebagian dari asumsi Watson yang mendasari nilainilai asuhan manusia dalam keperawatan yaitu: 1. Kasih sayang dan cinta merupakan kekuatan kosmik yang paling universal dan misterius yang tersusun atas energi psikis universal dan primal 2. Setiap individu harus lebih menyayangi dan mencintai untuk memelihara humanitas mereka agar dapat bertahan hidup



3. Hal yang penting sebelum seseorang bisa menghargai dan merawat orang lain dengan belas kasih yang penuh martabat sayangi dan cintai diri sendiri 4. Esensi dari keperawatan dan merupakan fokus yang utama yang penyatu dalam praktik keperawatan adalah kasih saying 5. Dengan meningkatnya penggunaan teknologi medis dan batasan birokrasimanajerial institusi, peran merawat mungkin akan terancam dan mengalami penurunan dalam system layanan kesehatan 6. Kontribusi moral, sosial dan ilmiah dalam keperawatan terhadap manusia dan masyarakat terletak pada komitmen yang ideal tentang perawatan manusia dalam teori, praktik dan penelitian. Nilai-nilai yang mendasari konsep caring menurut Jean Watson meliputi: 1. Konsep tentang manusia Manusia merupakan suatu fungsi yang utuh dari diri yang terintegrasi (ingin dirawat, dihormati, mendapatkan asuhan, dipahami dan dibantu). Manusia pada dasarnya mempunyai rasa ingin dimiliki oleh lingkungan sekitar dan menjadi bagian dari kelompok atau masyarakat, dan rasa dicintai dan rasa mencintai. 2. Konsep tentang kesehatan Kesehatan merupakan kuutuhan dan keharmonisan pikiran fungsi fisik dan sosial. Menekankan fungsi pemeliharaan serta adaptasi untuk meningkatkan fungsi dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Kesehatan merupakan suatu keadaan terbebas dari keadaan penyakit, dan Jean Watson menekankan pada usahausaha yang dilakukan untuk mencapai hal tersebut. 3. Konsep tentang lingkungan Berdasarkan teori Jean Watson, caring dan nursing merupakan konstanta dalam setiap keadaan di masyarakat. Perilaku caring diwariskan berdasarkan pengaruh budaya sebagai strategi untuk melakukan



Analisis kasus Menurut pendapat kami dalam kasus tersebut masuk dalam aspek-aspek caring menurut Watson (2004). Pada kasus tersebut terjadi kekerasan pada salah satu perawat RSUD yang dilakukan oleh AG yang disebabkan perasaan tidak terima atas teguran yang kepada dia oleh salah satu perawat di ruang perawatan bayi, yang sebenarnya perawat tersebut hanya menjalankan kewajibannya dalam penerapan aspek caring tentang: 1. Menerapkan sikap penuh penghargaan dengan menegur pasien AG agar tidak terlalu histeris dalam kedukaannya karena dapat mengganggu kenyamanan pasien lain terutama bayi di dalam ruang perawatan bayi 2. Menggunakan metode secara sistematis dalam penyelesaian masalah untuk pengambilan keputusan dengan memanggil pihak kepolisian dalam penanganan kasus ini agar terselesaikan dengan baik dan tidak merugikan salah satu pihak. C. PENDAPAT PRO DAN KONTRA Pendapat pro dan kontra perawat 1. Pendapat pro perawat Menurut kami, tindakan yang dilakukan oleh perawat Ayu untuk menegur keluarga pasien yang sedang berduka karna kehilangan anaknya merupakan suatu tindakan yang benar. Karna suara tangisan tersebut dapat mengganggu dan membuat bayi lain merasa sangat kaget hingga menangis histeris. Apalagi jika kejadian tersebut terjadi saat bayi lain dalam kondisi tertidur lelap. Kondisi tersebut juga dapat menyebabkan kematian mendadak pada bayi. Disaat mengalami kaget yang berlebihan aliran darah dalam tubuh berhenti dan juga mengakibatkan terhentinya peredaran oksigen ke seluruh tubuh.



2. Pendapat kontra perawat Seharusnya perawat mengerti keadaan kondisi keluarga yang sedang berduka karena menangis akan kehilangan seorang anak dan memberikan dukungan agar korban kuat dengan



musibah



yang dialaminya, bukan malah menengur supaya tidak bersuara keras. Karna kondisi mental seseorang akan sangat merasa down dan refleks menangis histeris ketika kehilangan salah seorang yang sangat disayanginya. Pendapat pro dan kontra korban 1. Pendapat pro korban Keadaan korban yang sedang berduka memang sulit untuk mengontrol emosinya, jadi wajar saja jika korban tersebut merasa marah besar dengan perawat yang menegurnya saat menangis keras kehilangan anaknya. Hal tersebut juga merupakan pembuktian orang tua yang benar-benar menyayangi anaknya. 2. Pendapat kontra korban Menurut kami, tindakan yang dilakukan oleh orang tua pasien dengan inisial AG merupakan tindakan yang tidak terpuji. Jika memang ia sedang merasa berduka dan tidak suka ketika ditegur perawat, hendaknya orang tua dengan inisial AG tersebut jangan melakukan tindakan kekerasan fisik yaitu dengan menendang. Namun, orang tua tersebut dapat berbicara baik-baik layaknya orang yang berduka. Misalnya dengan nada yang agak tinggi tapi jangan sampai melukai perawat.



KESIMPULAN Dapat kita simpulkan dalam menjadi perawat kita harus memahami betul apa itu konsep curing yang baik dan benar agar dalam menjalankan tugasnya sebagai perawat dapat berjalan secara maksimal. Namun apabila terjadi hal seperti kasus di atas kita sebagai perawat dapat melakukan pembelaan diri dengan melibatkan pihak lain seperti pihak kepolisian agar masalah dapat terselesaikan dengan baik tanpa merugikan pihak manapun. Selain itu dengan memahami konsep caring yang baik dan benar kita juga dapat menjadi contoh tidak langsung perawat lain dalam menjalankan tugasnya supaya tidak terjadi hal-hal serupa.



DAFTAR PUSTAKA http://eprints.umpo.ac.id/6176/3/BAB%202%20RISTYANA%20NURUL %20SAPUTRI%2017613115.pdf http://repository.unimus.ac.id/4606/4/BAB%20II.pdf Binder, M., & Berkategori, T. CARING MENURUT WATSON. Kusnanto, N. I. D. N. (2019). Perilaku Caring Perawat Profesional.