4 0 2 MB
LAPORAN PERHITUNGAN DESAIN STRUKTUR
PASAR INPRES PAGADEN Kabupaten Subang Jawa Barat
SUBANG, JAWA BARAT AGUSTUS 2022
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 2 SISTEM STRUKTUR DAN MODELISASI STRUKTUR
BAB 3 DESAIN ELEMEN STRUKTUR
BAB 4 DESAIN ELEMEN SEKUNDER
BAB 5 DESAIN PONDASI
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.
Umum
Proyek ini berlokasi di kawasan Subang, Jawa Barat dengan luas lahan berkisar ± 19,562 m2. Konsep utama dari pengembangan lahan ini adalah sebuah bangunan gudang dengan luas 65,25 x 56,25 m2. Layout perencanaan lahan proyek ini dapat dilihat pada gambar-gambar di halaman berikut.
1.2.
Data Struktur
Struktur portal bangunan pasar direncanakan dari material beton. Pondasi bangunan direncanakan menggunakan pondasi dalam berupa pondasi Footplate. Kepala tiang (pile cap) dan balok pondasi (Sloof) direncanakan menggunakan material beton bertulang. Struktur plat lantai dasar menggunakan sistem slabon-grade.
1.3.
Spesifikasi Material
Spesifikasi dari tiap-tiap material yang direncanakan pada struktur bangunan ini adalah sebagai berikut : •
Beton bertulang
:
-
Kuat tekan 28 hari = K-250 (fc’ = 21 MPa)
•
Besi beton
:
-
Ulir, Fy = 420 MPa (BjTS 420A)
-
Polos, Fy = 280 MPa (BjTP 280)
-
Wiremesh, Fy = 500 MPa
1.4.
Metode Analisa
Struktur dianalisa dengan bantuan perangkat lunak berbasis matriks secara tiga dimensi menggunakan ETABS 19. Asumsi material yang digunakan adalah bersifat elastis, linear, isotropis, dan homogen
1
1.5.
Acuan Peraturan
Perencanaan dilakukan berdasarkan peraturan yang berlaku di Indonesia. Peraturan yang diikuti dalam perencanaan struktur ini adalah : •
SNI 1727:2020, Beban Minimum untuk Perancangan Bangunan Gedung dan Struktur Lain
•
SNI 2847:2019, Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung
•
SNI 1726:2019, Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung
•
SNI 1729:2020, Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung.
•
PPIUG 1983, Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung
1.6.
Data Pembebanan Struktur
Jenis-jenis beban yang diberikan kepada struktur bangunan ini terdiri dari :
1.6.1. Beban Mati Beban mati diaplikasikan sebagai beban merata, seperti finishing lantai, plafond, dsb dan juga diaplikasikan sebagai beban garis, seperti dinding. Besarnya masing-masing beban adalah sebagai berikut : •
Beton bertulang
= 2400 kg/m3
•
Baja struktural
= 7850 kg/m3
•
Beban screeding
= 2100 kg/m3
•
Kaca
= 2500 kg/m3
•
Plafond
=
20 kg/m2
•
Instalasi Elektrikal
=
10 kg/m2
•
Keramik (Fin. lantai)
= 105 kg/m2
•
Pas. dinding bata ringan= 165 kg/m2
2
1.6.2. Beban Hidup Beban hidup diaplikasikan sebagai beban merata. Yang termasuk dalam beban hidup adalah beban dari manusia dan benda-benda yang dapat bergerak / berpindah. Besarnya beban hidup yang diaplikasikan ke lantai adalah sebagai berikut : •
Pasar
= 4,79 KN
•
Gudang
= 1000 kg/m2
•
Atap
=
20 kg/m2
1.6.3. Beban Gempa Parameter-parameter percepatan respons spektral diambil dari website PuSGen-DBPT,DJCK, PUPRESRC 2021 sesuai dengan lokasi bangunan berada. Kurva respon spektra yang dipakai dalam perhitungan ini dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 1. Kurva Respon Spektra Desain Kabupaten Subang
1.7.
Kombinasi Pembebanan
Beban-beban yang diaplikasikan kepada struktur dikombinasikan untuk mendapatkan respon struktur yang paling menentukan untuk digunakan dalam disain elemen-elemen struktur. Pada perencanaan elemen struktur dengan metode LRFD, kombinasi pembebanan yang dimaksud adalah sebagai berikut : 1.
C1
= 1.4 DL
2.
C2
= 1.2 DL + 1.6 LL + 0.5 (Lr atau R)
3.
C3
= 1.2 DL + 1.6 (Lr atau R) + 1 LL
4.
C4
= 1.2 DL + 1.6 (Lr atau R) ± 0.5 W 3
5.
C5
= 1.2 DL ± 1.6 W + 1 LL + 0.5 (Lr atau R)
6.
C6
= 0.9 DL ± 1.0 W
7.
C7
= (1.2 + 0.2 SDS) DL + 1 LL ± 1 ρ E
8.
C8
= (0.9 - 0.2 SDS) DL ± 1 ρ E
dengan : DL
= beban mati
LL
= beban hidup
Lr
= beban hidup atap
R
= beban air hujan
W
= beban angin
E
= beban gempa
ρ
= faktor redundansi
SDS = percepatan respon spektral pada periode pendek, redaman 5% Pada perencanaan struktur bangunan ini, nilai faktor redundansi, digunakan sebesar 1.0
Reduksi kekuatan pada perencanaan struktur beton bertulang () mengikuti ketentuan di bawah :
Tabel 1 Faktor Reduksi Kekuatan Penampang Beton Tipe Elemen Struktur Lentur Murni
Faktor Reduksi () 0.90
Beban Aksial dan Beban Aksial dengan Lentur •
Aksial Tarik dan Aksial Tarik dengan Lentur
0.90
•
Aksial Tekan dan Aksial tekan dengan Lentur
0.75
•
Komponen Struktur dengan Tulangan Spiral
0.70
•
Komponen Struktur Lainnya
0.65
Geser dan Torsi
0.75
Reduksi kekuatan pada perencanaan struktur baja () mengikuti ketentuan pada Tabel 2 berikut :
4
Tabel 2 Faktor Reduksi Kekuatan Penampang Baja Tipe Elemen Struktur
Faktor Reduksi ()
Lentur Murni
0.90
Aksial Tekan
0.85
Tarik Kuat Tarik Leleh
0.90
Kuat Tarik Fraktur
0.75
Beban Aksial dengan Lentur
0.90
Sambungan Baut
0.75
Sambungan Las
1.8.
Sambungan Las Penuh
0.90
Las Fillet
0.75
Kemampuan Layan
Persyaratan kemampuan layan dari struktur mengikuti ketentuan berikut ini : Tabel 3 Batasan Defleksi Elemen Struktur terhadap Beban Gravitasi Tipe elemen struktur
Lendutan yang diperhatikan
Batas Lendutan
Atap datar yang tidak menumpu atau terikat pada elemen non
Defleksi seketika akibat beban
struktural yang rentan terhadap
hidup
L /180
defleksi besar Lantai yang tidak menumpu atau terikat pada elemen non struktural yang rentan terhadap defleksi besar
Defleksi seketika akibat beban hidup
L /360
Atap atau lantai konstruksi yang menumpu atau terikat pada elemen non struktural yang rentan terhadap
Defleksi total akibat
defleksi besar
pemasangan elemen non
Atap atau lantai konstruksi yang
struktural serta defleksi seketika
menumpu atau terikat pada elemen
akibat adanya beban hidup
non struktural yang tidak rentan
L /480
L /240
rentan terhadap defleksi besar
5
BAB 2 SISTEM DAN MODEL STRUKTUR 2.1. Sistem Struktur Tujuan utama dari pemilihan sistem struktur secara umum agar struktur dapat tetap berdiri dan mempertahankan bentuknya terhadap segala macam pembebanan yang ada, dengan memperhatikan tiga prinsip fundamental dari struktur, yaitu : stability (stabilitas), strength (kekuatan), dan stiffness (kekakuan). Sistem struktur bangunan gudang ini terdiri atas 2 bagian utama. Pertama adalah sistem struktur bawah, yang berada di bawah permukaan tanah, meliputi pondasi dan balok pondasi. Kedua adalah sistem struktur atas yang terletak di atas permukaan tanah, meliputi kolom, balok, dan plat lantai. Sistem struktur bawah menggunakan pondasi tiang-tiang bor beton bertulang yang disatukan oleh pile cap dan balok pondasi. Sistem struktur atas menggunakan Sistem Rangka Pemikul Momen sebagai sistem penahan gaya lateral dan gravitasi.
2.2. Modelisasi Struktur Untuk mendapatkan hasil analisa yang mendekati kondisi yang sebenarnya, maka struktur bangunan dimodelkan dalam analisa tiga dimensi, dimana pemodelan diusahakan semirip mungkin dengan rencana arsitekturnya. Pada gambar-gambar berikut ditampilkan model struktur dalam 2D dan 3D.
Gambar 3. Model Struktur 3D Bangunan Pasar
6
Gambar 4. Lantai dasar
Gambar 5. Lantai 1 7
Gambar 6. Atap
2.3. Input Pembebanan Beberapa contoh input beban-beban gravitasi, beban angin dan beban gempa ke dalam model struktur ditampilkan pada gambar-gambar berikut ini.
8
Gambar 7. Beban Atap SIDL (satuan kN)
Gambar 8. Beban Dinding (SIDL) (satuan kN/m)
9
Gambar 9. Beban Lantai (satuan kN/m)
10
BAB 3 DESAIN ELEMEN STRUKTUR 3.1.
Umum
Elemen struktur harus direncanakan mampu memikul gaya-gaya dalam dari berbagai macam kombinasi beban yang diterapkan. Gaya-gaya dalam tersebut berupa gaya aksial, gaya geser, momen lentur yang dihasilkan dari proses analisa struktur. Di setiap penampang di sepanjang bentang elemen harus memiliki kapasitas yang memadai agar tercapai :
Ru ≤ Rn dimana Ru adalah gaya-gaya dalam ultimit yang terjadi dan Rn adalah kekuatan nominal dari penampang elemen struktur yang bersangkutan. Nilai dapat dilihat pada Tabel 1 dan Tabel 2. Kuat nominal penampang elemen mengikuti SNI 2847:2019 untuk struktur beton.
3.2.
Gaya-gaya Dalam
Beberapa contoh hasil gaya-gaya dalam dari proses analisa struktur ditampilkan pada gambar-gambar berikut.
Gambar 10. Momen 3-3 Pada Portal (Comb 2)- (satuan kNm) 11
Gambar 11. Shear 2-2 Pada Portal (Comb 2) (satuan kN)
Gambar 12. Axial Force Pada Portal (Comb 2) (satuan kN) 12
3.3.
Analisa Kekuatan Penampang Kolom dan Balok
Hasil analisa kekuatan penampang kolom dan balok/rafter ditampilkan dalam besaran rasio antara gaya terjadi dibanding kapasitas penampang itu sendiri. Nilai rasio di bawah 1 mengartikan bahwa kapasitas penampang cukup untuk memikul gaya-gaya dalam yang terjadi. Khusus untuk elemen yang menerima gaya aksial dan momen secara bersamaan, maka diperhitungkan juga pengaruh interaksi dari kedua tipe gaya tersebut. Pada gambar 13 ditampilkan nilai dari rasio antara kebutuhan dan kapasitas dari penampang struktur baja yang digunakan.
Gambar 13. Rasio Penampang Portal
Semua penampang memenuhi syarat kapasitas dimana rasio < 1 (ok)
13
3.4.
Analisa Ketahanan Pondasi
Hasil analisa kekuatan pedestal beton ditampilkan dalam besaran rasio antara gaya yang terjadi dibandingkan dengan kapasitas penampang footplat. Nilai rasio di bawah 1 mengartikan bahwa kapasitas pedestal cukup untuk memikul gaya-gaya dalam yang terjadi. Gambar 14 menampilkan hasil analisa kekuatan pondasi beton.
Gambar 14. Base Reaction
3.5.
Analisa Lendutan
Lendutan yang terjadi pada rafter baja pada kondisi beban servis dibatasi untuk tidak melampui lendutan izin. Lendutan izin yang disyaratkan sebesar L / 180 = 8.33 cm. Lendutan pada tengah bentang balok yang terjadi sebesar 0,43 cm < lendutan izin. Gambar 24 menampilkan hasil lendutan pada portal As B.
14
Gambar 15. Defleksi Vertikal
15
BAB 4 DESAIN ELEMEN 4.1.
Tulangan Kolom
Desain Tulangan Lentur Kolom
f'c =
20,8
Mpa
=
420
Mpa
fys =
280
Mpa
fy
TABLE: Concrete Design - Column Summary Data - SNI 2847-2019 Nama
Ukuran Kolom
As perlu
Ø
Luas
mm²
mm
mm²
K1
300 x 300
2268
16 201,143
n 12
AsAktual mm²
Cek
2413,714 Aman
Dipasang 12
D
16
Desain Tulangan Geser Kolom
TABLE: Concrete Design - Column Summary Data - SNI 2847-2019 Av/SPerlu Ø Smax Sperlu Luas Ukuran n Nama Kolom mm mm mm² mm² mm K1
300 x 300
0,357
10
3
235,71
660,26
96
Dipasang
Spakai mm 96
3
P
10
-
90
16
4.2.
Tulangan Balok
Desain Tulangan Lentur Balok
f'c = 20,8 Mpa fy
= 420 Mpa
fys = 280 Mpa TABLE: Concrete Design - Beam Summary Data - SNI 2847-2019 Nama
Ukuran Balok
Daerah
Letak
Asperlu
Asmin
Tulangan (mm²)
(mm²)
Ø
Luas
As n
(mm) (mm²)
aktual
Cek Dipasang
(mm²)
Atas
826
442
16
201,14
5
1006 Aman 5 Ø
16
bawah
532
442
16
201,14
3
603
Aman 3 Ø
16
Atas
826
442
16
201,14
5
1006 Aman 5 Ø
16
bawah
532
442
16
201,14
3
603
16
Tump. B1
300 x 500 Lap. Aman 3 Ø
Desain Tulangan Geser Balok TABLE: Concrete Design - Beam Summary Data - SNI 2847-2019 Ukuran Av/SPerlu Ø Luas Sperlu Smax Sterpakai Nama Daerah Balok mm²/mm mm mm² mm mm mm Tump. 0,759 10 157,14 207,04 96 96,00 B1 300 x 500 Lap. 0,739 10 157,14 212,64 221 212,64
Dipasang P P
10 10
- 90 - 210
17
4.3.
Tulangan Sloof
Desain Tulangan Lentur Sloof
f'c = 20,8 Mpa fy
= 420 Mpa
fys =
280 Mpa
TABLE: Concrete Design - Beam Summary Data - SNI 2847-2019 Nama
Ukuran Balok
Daerah
Letak
Asperlu
Asmin
Tulangan (mm²)
(mm²)
Ø
Luas
(mm) (mm²)
As n
aktual
(mm²)
Cek
Dipasang
Atas
192
122
13
132,79
2
266
Aman 2 Ø
13
bawah
192
122
13
132,79
2
266
Aman 2 Ø
13
Atas
192
122
13
132,79
2
266
Aman 2 Ø
13
bawah
192
122
13
132,79
2
266
Aman 2 Ø
13
Tump. SL
150 x 300 Lap.
Desain Tulangan Geser Sloof
TABLE: Concrete Design - Beam Summary Data - SNI 2847-2019 Nama
SL
Ukuran Balok 150 x 300
Av/SPerlu
Ø
Luas
Sperlu
mm²/mm
mm
mm²
mm
Tump.
0,201
10
Lap.
0,220
10
Daerah
Smax Sterpakai
Dipasang
mm
mm
157,14 781,81
61
60,88
P
10
-
157,14 714,29
122
121,75
P
10
- 120
60
18
4.4.
Tulangan Ringbalk
Desain Tulangan Lentur Balok
f'c = 20,8 Mpa fy
= 420 Mpa
fys = 280 Mpa TABLE: Concrete Design - Beam Summary Data - SNI 2847-2019 Nama
Ukuran Balok
Daerah
Letak
Asperlu
Asmin
Tulangan (mm²)
(mm²)
Ø
Luas
As n
(mm) (mm²)
Cek Dipasang
aktual
(mm²)
Atas
499
161
16
201,14
3
603
Aman 3 Ø
16
bawah
256
161
16
201,14
3
603
Aman 3 Ø
16
Atas
499
161
16
201,14
3
603
Aman 3 Ø
16
bawah
256
161
16
201,14
4
805
Aman 4 Ø
16
Tump. RB
200 x 300 Lap.
Desain Tulangan Geser Balok
TABLE: Concrete Design - Beam Summary Data - SNI 2847-2019 Nama RB
Ukuran Balok
Daerah
200 x 300
Tump. Lap.
Av/SPerlu
Ø
Luas
Sperlu
mm²/mm
mm
mm²
mm
0,595 0,213
10 10
157,14 264,11 157,14 737,76
Smax Sterpakai mm
mm
61 121
60,50 121,00
Dipasang P P
10 10
- 60 - 120
19
4.5.
Tulangan Lantai
Desain Tulangan Pelat Lantai
f'c =
20,7
MPa
fy
=
420
MPa
fys =
280
MPa
T. pelat =
120
mm
TABLE: Concrete Design - Plat Summary Data - SNI 2847-2019 Nama
Ø jarak Luas Daera Mu h (KNm) mm mm mm 2
ØMn f'c
(a)
fy
Cek
dipasang
(KNm) mm
Tulangan Tump. Arah x
5,7
10
200
392,9 20,7 420 11,926 9,38 Aman P 10 - 200
Tulangan Arah x
5,4
10
200
392,9 20,7 420 11,926 9,38 Aman P 10 - 200
Lap.
20
4.6.
Pelat Lantai
PERHITUNGAN PLAT LANTAI (SLAB ) PLAT LENTUR DUA ARAH (TWO WAY SLAB ) [C]2010 : M. Noer Ilham
A. DATA BAHAN STRUKTUR f c' = fy =
Kuat tekan beton, Tegangan leleh baja untuk tulangan lentur,
21
MPa
280
MPa
3,00
m
4,00
m
120
mm
B. DATA PLAT LANTAI Lx = Ly = h=
Panjang bentang plat arah x, Panjang bentang plat arah y, Tebal plat lantai,
Ly / Lx =
Koefisien momen plat untuk :
1,33
KOEFISIEN MOMEN PLAT
Lapangan x Lapangan y Tumpuan x Tumpuan y
Clx Cly Ctx Cty
Diameter tulangan yang digunakan, Tebal bersih selimut beton,
= = = =
36
= ts =
10
mm
20
mm
17 76 57
C. BEBAN PLAT LANTAI 1. BEBAN MATI (DEAD LOAD ) No 1 2 3 4
Jenis Beban Mati
Berat satuan Tebal (m)
Berat sendiri plat lantai (kN/m3) 3
Berat finishing lantai (kN/m ) 2
Berat plafon dan rangka (kN/m ) 2
Berat instalasi ME (kN/m ) Total beban mati,
2
Q (kN/m )
24,0
0,12
2,880
22,0
0,05
1,100
0,2
-
0,200
0,5
-
0,500 4,680
QD =
2. BEBAN HIDUP (LIVE LOAD ) Beban hidup pada lantai bangunan =
→
QL =
250 2,500
2
kg/m kN/m2
21
3. BEBAN RENCANA TERFAKTOR Beban rencana terfaktor,
Qu = 1.2 * QD + 1.6 * QL =
9,616
kN/m2
3,116
kNm/m
1,471
kNm/m
6,577
kNm/m
4,933
kNm/m
6,577
kNm/m
4. MOMEN PLAT AKIBAT BEBAN TERFAKTOR Mulx = Clx * 0.001 * Qu * Lx2 = Momen lapangan arah y, Muly = Cly * 0.001 * Qu * Lx2 = Momen tumpuan arah x, Mutx = Ctx * 0.001 * Qu * Lx2 = Momen tumpuan arah y, Muty = Cty * 0.001 * Qu * Lx2 = Momen rencana (maksimum) plat, → Mu = Momen lapangan arah x,
D. PENULANGAN PLAT Untuk : f c ' ≤ 30 MPa, b1 = Untuk : f c ' > 30 MPa, b 1 = 0.85 - 0.05 * ( f c' - 30) / 7 = Faktor bentuk distribusi tegangan beton, → b1 = Rasio tulangan pada kondisi balance ,
b = b1* 0.85 * f c'/ f y * 600 / ( 600 + f y ) =
0,85 0,85 0,0365
Faktor tahanan momen maksimum,
Rmax = 0.75 * b * f y * [ 1 – ½* 0.75 * b * f y / ( 0.85 * f c') ] = 6,0002 Faktor reduksi kekuatan lentur, = 0,80 Jarak tulangan terhadap sisi luar beton, ds = ts + / 2 = 25,0 Tebal efektif plat lantai, d = h - ds = 95,0 Ditinjau plat lantai selebar 1 m, → b= 1000 Momen nominal rencana, Mn = Mu / = 8,222 -6 2 Faktor tahanan momen, Rn = Mn * 10 / ( b * d ) = 0,91099 Rn < Rmax → (OK)
mm mm mm kNm
Rasio tulangan yang diperlukan :
= 0.85 * f c' / f y * [ 1 - [ 1 – 2 * Rn / ( 0.85 * f c' ) ] = 0,0033 Rasio tulangan minimum, min = 0,0025 = Rasio tulangan yang digunakan, → 0,0033 Luas tulangan yang diperlukan, As = * b * d = 318 2 Jarak tulangan yang diperlukan, s = p / 4 * * b / As = 247 Jarak tulangan maksimum, smax = 2 * h = 240 Jarak tulangan maksimum, smax = 200 Jarak sengkang yang harus digunakan, s= 200 Diambil jarak sengkang : → s= 200 Digunakan tulangan, 10 200 2 Luas tulangan terpakai, As = p / 4 * * b / s = 393
2
mm mm mm mm mm mm
2
mm
22
E. KONTROL LENDUTAN PLAT Modulus elastis beton, Modulus elastis baja tulangan, Beban merata (tak terfaktor) padaplat, Panjang bentang plat, Batas lendutan maksimum yang diijinkan, Momen inersia brutto penampang plat, Modulus keruntuhan lentur beton, Nilai perbandingan modulus elastis, Jarak garis netral terhadap sisi atas beton,
Ec = 4700*√ f c' = 21410 MPa Es = 2,00E+05 MPa Q = QD + QL = 7,180 N/mm Lx = 3000 mm Lx / 240 = 12,500 mm 3 3 I g = 1/12 * b * h = 144000000 mm f r = 0.7 * √ fc' = 3,18865175 MPa n = Es / Ec = 9,34 c = n * As / b = 3,668 mm
Momen inersia penampang retak yang ditransformasikan ke beton dihitung sbb. : I cr = 1/3 * b * c3 + n * As * ( d - c )2 = 30616680
yt = h / 2 = Mcr = f r * I g / yt =
Momen retak :
60
4
mm mm
7652764
Nmm
8077500
Nmm
Momen maksimum akibat beban (tanpa faktor beban) :
Ma = 1 / 8 * Q * Lx2 = Inersia efektif untuk perhitungan lendutan,
4 I e = ( Mcr / Ma )3 * I g + [ 1 - ( Mcr / Ma )3 ] * I cr = 127038043 mm
Lendutan elastis seketika akibat beban mati dan beban hidup : Rasio tulangan slab lantai :
d e = 5 / 384 * Q * Lx4 / ( Ec * I e ) = = As / ( b * d ) =
2,784
mm
0,0041
Faktor ketergantungan waktu untuk beban mati (jangka waktu > 5 tahun), nilai : z=
l = z / ( 1 + 50 * ) =
2,0 1,6574
Lendutan jangka panjang akibat rangkak dan susut : Lendutan total, Syarat :
d g = l * 5 / 384 * Q * Lx4 / ( Ec * I e ) = d tot = d e + d g = d tot ≤ Lx / 240 7,399
Vux 65,550
→
AMAN (OK)
2. TINJAUAN GESER ARAH Y
28
Jarak pusat tulangan terhadap sisi luar beton, Tebal efektif foot plat, Jarak bid. kritis terhadap sisi luar foot plat,
d' = d = h - d' = ay = ( By - by - d ) / 2 =
0,085
m
0,165
m
0,268
m
Tegangan tanah pada bidang kritis geser arah y,
qy = qmin + (By - ay) / By * (qmax - qmin) = 261,759 Gaya geser arah y, Vuy = [ qy + ( qmax - qy ) / 2 - q ] * ay * Bx = 66,746 Lebar bidang geser untuk tinjauan arah y, b = Bx = 1000 Tebal efektif footplat, d= 165 Rasio sisi panjang thd. sisi pendek kolom, bc = bx / by = 1,0000
2
kN/m kN mm mm
Kuat geser foot plat arah y, diambil nilai terkecil dari V c yang diperoleh dari pers.sbb. :
Vc = [ 1 + 2 / bc ] * √ f c' * b * d / 6 * 10 -3 = Vc = [ a s * d / b + 2 ] * √ f c' * b * d / 12 * 10 -3 = Vc = 1 / 3 * √ f c' * b * d * 10 -3 = Diambil, kuat geser foot plat, → Vc = Faktor reduksi kekuatan geser, = Kuat geser foot plat, * Vc =
375,805
kN
538,654
kN
250,537
kN
250,537
kN
0,75 187,903
kN
0,085
m
0,17
m
0,465
m
0,465
m
Syarat yang harus dipenuhi,
* Vc 187,903
≥ >
Vux 66,746
→
AMAN (OK)
3. TINJAUAN GESER DUA ARAH (PONS)
Jarak pusat tulangan terhadap sisi luar beton, Tebal efektif foot plat, Lebar bidang geser pons arah x, Lebar bidang geser pons arah y,
d' = d = h - d' = cx = bx + 2 * d = cy = by + 2 * d =
Gaya geser pons yang terjadi,
Vup = ( Bx * By - cx * cy ) * [ ( qmax + qmin ) / 2 - q ] = 173,076 Ap = 2 * ( c x + c y ) * d = 0,307 Lebar bidang geser pons, bp = 2 * ( c x + cy ) = 1,860 Rasio sisi panjang thd. sisi pendek kolom, bc = bx / by = 1,0000 Tegangan geser pons, diambil nilai terkecil dari f p yang diperoleh dari pers.sbb. : f p = [ 1 + 2 / b c ] * √ f c' / 6 = 2,278 f p = [ a s * d / bp + 2 ] * √ f c' / 12 = 2,106 f p = 1 / 3 * √ f c' = 1,518 Tegangan geser pons yang disyaratkan, f p = 1,518 Faktor reduksi kekuatan geser pons, = 0,75 Kuat geser pons, * Vnp = * Ap * f p * 103 = 349,50 Syarat : * Vnp ≥ Vup 349,499 > 173,076 → AMAN (OK) * Vnp ≥ Pu 349,499 > 220,824 → AMAN (OK) Luas bidang geser pons,
kN m2 m
MPa MPa MPa MPa kN
29
E. PEMBESIAN FOOTPLAT 1. TULANGAN LENTUR ARAH X
Jarak tepi kolom terhadap sisi luar foot plat,
ax = ( Bx - bx ) / 2 =
0,350
m
Tegangan tanah pada tepi kolom,
qx = qmin + (Bx - ax) / Bx * (qmax - qmin) = 255,296
kN/m2
Momen yang terjadi pada plat fondasi akibat tegangan tanah,
Mux = 1/2 * ax2 * [ qx + 2/3 * ( q max - qx ) - q ] * By = 15,365 kNm Lebar plat fondasi yang ditinjau, b = By = 1000 mm Tebal plat fondasi, h= 250 mm Jarak pusat tulangan thd. sisi luar beton, d' = 75 mm Tebal efektif plat, d = h - d' = 175 mm Kuat tekan beton, f c' = 21 MPa Kuat leleh baja tulangan, fy = 420 MPa Modulus elastis baja, Es = 2,00E+05 MPa Faktor distribusi teg. beton, b1 = 0,85 b = b 1* 0.85 * f c’/ f y * 600 / ( 600 + f y ) = 0,020997 Faktor reduksi kekuatan lentur, = 0,80 Rmax = 0.75 * b * f y * [1-½*0.75* b * f y / ( 0.85 * f c’ ) ] = 5,374 Mn = Mux / = 19,206 kNm Rn = Mn * 106 / ( b * d 2 ) = 0,62714 Rn < Rmax → (OK) Rasio tulangan yang diperlukan,
= 0.85 * f c’ / f y * [ 1 - {1 – 2 * Rn / ( 0.85 * f c’ ) } ] = 0,0015 Rasio tulangan minimum, min = 0,0025 = 0,0025 Rasio tulangan yang digunakan, → Luas tulangan yang diperlukan, As = * b * d = 437,50 Diameter tulangan yang digunakan, D 16 2 Jarak tulangan yang diperlukan, s = p / 4 * D * b / As = 460 Jarak tulangan maksimum, smax = 200 Jarak tulangan yang digunakan, → s= 200 Digunakan tulangan, D 16 200 2 Luas tulangan terpakai, As = p / 4 * D * b / s = 1005,31
mm2 mm mm mm mm mm2
30
2. TULANGAN LENTUR ARAH Y
Jarak tepi kolom terhadap sisi luar foot plat,
ay = ( By - by ) / 2 =
0,350
m
Tegangan tanah pada tepi kolom,
qy = qmin + (By - ay) / By * (qmax - qmin) = 255,296
2
kN/m
Momen yang terjadi pada plat fondasi akibat tegangan tanah,
Muy = 1/2 * ay2 * [ qy + 2/3 * ( qmax - qy ) - q ] * Bx = 15,365 kNm Lebar plat fondasi yang ditinjau, b = Bx = 1000 mm Tebal plat fondasi, h= 250 mm Jarak pusat tulangan thd. sisi luar beton, d' = 85 mm Tebal efektif plat, d = h - d' = 165 mm Kuat tekan beton, f c' = 21 MPa Kuat leleh baja tulangan, fy = 420 MPa Modulus elastis baja, Es = 2,00E+05 MPa Faktor distribusi teg. beton, b1 = 0,85 b = b 1* 0.85 * f c’/ f y * 600 / ( 600 + f y ) = 0,020997 Faktor reduksi kekuatan lentur, = 0,80 Rmax = 0.75 * b * f y * [1-½*0.75* b * f y / ( 0.85 * f c’ ) ] = 5,374 Mn = Muy / = 19,206 kNm Rn = Mn * 106 / ( b * d2 ) = 0,70546 Rn < Rmax → (OK) Rasio tulangan yang diperlukan,
= 0.85 * f c’ / f y * [ 1 - {1 – 2 * Rn / ( 0.85 * f c’ ) } ] = 0,0017 min = 0,0025 = 0,0025 Rasio tulangan yang digunakan, → Luas tulangan yang diperlukan, As = * b * d = 412,50 Diameter tulangan yang digunakan, D 16 Jarak tulangan yang diperlukan, s = p / 4 * D2 * b / As = 487 Jarak tulangan maksimum, smax = 200 Jarak tulangan yang digunakan, → s= 200 Digunakan tulangan, D 16 200 Luas tulangan terpakai, As = p / 4 * D2 * b / s = 1005,31 Rasio tulangan minimum,
mm2 mm mm mm mm mm2
31
3. TULANGAN SUSUT Rasio tulangan susut minimum, Luas tulangan susut arah x, Luas tulangan susut arah y, Diameter tulangan yang digunakan,
smin = 0,0014 Asx = smin* d * Bx = 245,000 Asy = smin* d * By = 231,000 12
sx = p / 4 * 2 * By / Asx = 462 Jarak tulangan susut maksimum arah x, sx,max = 200 Jarak tulangan susut arah x yang digunakan, → sx = 200 2 Jarak tulangan susut arah y, sy = p / 4 * * Bx / Asy = 490 Jarak tulangan susut maksimum arah y, sy,max = 200 Jarak tulangan susut arah y yang digunakan, → sy = 200 Digunakan tulangan susut arah x, 12 200 Digunakan tulangan susut arah y, 12 200 Jarak tulangan susut arah x,
Story
Point
Load
BASE (+0.00)
1
PONDASI
FZ (ton)
0,2
mm2 mm2 mm mm mm mm mm mm mm
Beban Maksimum (ton)
Tipe Pondasi
Dimensi (m)
60
Footplate
1.00 X 1.00
Tabel Dimensi Pondasi
32
LAMPIRAN CONSTRUCTION DRAWING
33