Laporan Anfis Modul 1 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA II PERCONAAN 1 TUBUH SEBAGAI SATU KESATUAN



DISUSUN OLEH : KELOMPOK 1B M. Rizki Hidayatullah



170106029



Radita Razak A



170106035



Riska Permatasari



170106039



Sindi Widia



170106043



Zachra Noval Dagmar



170106051



Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Bandung 2019 BAB I



PENDAHULUAN 1.1 TUJUAN 



Menentukan posisi anatomi dan lokasi organ







Menentukan Struktur dan organisasi sistem







Menentukan morfologi dan jenis organ dalam rongga-rongga tubuh







Menentukan mekanisme transport lintas membran



1.2 PRINSIP 



Mengidentifikasi organ-organ dalam tubuh manusia berdasarkan organ tubuh tikus dengan melakukan pembedahan







Prinsip difusi berdasarkan perpindahan suatu zat dalam pelarut dari bagian konsentrasi tinggi kebagian konsentrasi rendah







Prinsip osmosis berdasarkan perpindahan air melalui membran semi permeable dengan menggunakan telur



BAB II TEORI DASAR Antomi adalah suatu ilmu yang mempelajari bagian dalam (internal) dan luar (external) dari struktur tubuh manusia dan hubungan fisiknya dengan bagian tubuhyang lainnya. Fisiologi yaitu ilmu yang mempelajari bagaimana suatu organisme



melakukan



fungsi



utamanya. Hubungan antar Stuktur Tubuh



manusia terdiri dari berbagai sistem, diantaranya adalah sistem rangka,sistem pencernaan, sistem peredaran darah, sistem pernafasan, sistem syaraf, system penginderaan, sistem otot, dll. Sistem-sistem tersebut saling terkait antara satu denganyang lainnya dan berperan dalam menyokong kehidupan manusia dan merupakan hubungan antar struktur (Martini,2001). Organ adalah kumpulan dari beberapa jaringan untuk melakukan fungsi tertentu di dalam tubuh, sedangkan sistem tubuh adalah gabungan dari organorgan tubuh yang menjalankan fungsi tertentu. Adapun pengertian lainnya tentang organ yaitu bagian tubuh yang memiliki satu atau lebih fungsi tertentu. Penyusun organ adalah beberapa jenis jaringan yang terorganisir dan saling berkaitan satu dengan lainnya (Martini,2011). Semua gambaran tubuh manusia didasarkan pada orang berdiri tegak dengan ekstrimitas disamping tubuh dan wajah serta telapak tangan mengarah ke depan. Bila tubuh berdiri tegak, tubuh dalam keadaan keseimbangan labil karena bidang frontal yang melalui titik berat dan garis berat badan berpindah ke titik berat cranium, torak dan pelvis ke dorsal. Kaki melakukan tugas penting untuk menampung berat badan serta mempertahankan keseimbangan labil dan mendorong berat badan ke depan pada waktu berjalan (Syaifuddin, 2009). Menurut Pagarra (2009), istilah yang berkenaan dengan penampang atau bidang, yaitu: o Bidang median yaitu bidang membujur dari depan ke belakang yang membagi tubuh menjadi bagian kiri dan kanan secara seimbang. o Bidang sagital / para sagital yaitu bidang membujur yang sejajar bidang median.



o Bidang coronal / frontal yaitu bidang membujur dari samping kiri ke kanan yang membagi tubuh menjadi belahan depan dan belakang secara seimbang dan tegak lurus dengan bidang median. o Bidang transversal / horizontal yaitu bidang melintang yang membagi belahan atas dan bawah. Belahan ini tegak lurus dengan bidang median dan coronal. o Bidang longitudinal yaitu bidang yang mengikuti dimensi terpanjang dari organ dan tegak lurus terhadap bidang transversal. o Bidang oblique (serong) yaitu bidang yang membuat sudut lebih kecil atau lebih besar dengan bidang transversal Istilah interna dan externa digunakan untuk melukiskan jarak relative sebuah organ atau struktur terhadap pusat sebuah rongga. Iga-iga misalnya mempunyai permukaan interna yaitu yang menghadap ke dalam rongga dada dan permukaan eksterna ke sebelah luar. Istilah superficial (di permukaan) dan profunda (dalam) digunakan untuk menunjukkan jarak relative dari permukaan tubuh. Dan istilah superior dan inferior menunjukkan letak relatif tinggi atau rendah, khususnya dalam perbandingan dengan badan, seperti permukaan superior dan inferior dari klavikula (tulang selangka). Istilah anterior dan posterior merupakan sinonim dari ventral dan dorsal. Istilah-istilah ini hanya digunakan untuk orang dalam keadaan berdiri tegak atau posisi anatomi (Pearce, 2006). Letak berbagai bagian tubuh dilukiskan dengan membuat perbandingan pada garis-garis dan bidang-bidang khayal misalnya bidang medial yang melalui sumbu tengah tubuh. Struktur yang letaknya lebih dekat pada bidang median tubuh daripada struktur lain dikatakan medial terhadap yang lain. Misalnya otot pangkal paha yang terletak di sebelah dalam paha adalah medial terhadap kelompok lainnya yang berada di sebelah luar yang disebut lateral. Karena itu sisi dalam paha disebut aspek medial dan sisi luar disebut aspek lateral (Pearce, 2009). Menurut Pack (2003), dalam mempelajari anatomi, kita menggunakan istilah-istilah yang telah lazim dipakai dan disepakati bersama diseluruh dunia.



Didalam ilmu anatomi, kita menentukan bahwa posisi anatomis tubuh adalah berdiri tegak, tungkai rapat dan kedua lengan disamping dengan telapak tangan menghadap kedepan. Dalam tubuh manusia terutama dalam sel terjadi pertukaran molekul yang disebut dengan transport. Sistem transport dibagi menjadi 2 yaitu transport aktif dan pasif. Transport aktif adalah energi yang dilibatkan dalam mengaktifkan suatu bentuk perubahan senyawa kimia tertentu di dalam sel. Sedangkan transport pasif terbagi menjadi 2 yaitu osmosis dan difusi. Difusi Merupakan proses spontan dimana molekul-molekul bergerak dari daerah dengan konsentrasi tinggi ke rendah. Difusi bergantung kepada pergerakan secara acak dari suatu zat terlarut. Osmosis adalah proses perpindahan atau pergerakan molekul zat pelarut, dari larutan yang berkonsentrasi pelarutnya tinggi ke konsentrasi yang pelarutnya rendah melalui selaput atau membran yang bersifat semipermeabel (kumadi,2001). Tonisitas adalah membandingkan tekanan osmosa antara dua cairan yang dipisahkan oleh membran semipermiabel. Larutan yang konsentrasi pelarutnya lebih tinggi daripada larutan di dalam sel dikatakan sebagai larutan hipertonis. Larutan yang terdapat di luar sel konsentasinya zat terlarutnya lebih rendah daripada di dalam sel dikatakan sebagai larutan hipotonis. Larutan yang konsentrasinya sama dengan larutan yang ada di dalam sel disebut sebagai larutan isotonis (Martin, 1990).



BAB III PROSEDUR KERJA



3.1 ALAT DAN BAHAN Tabel alat dan bahan yang digunakan No



Alat yang digunakan



Bahan yang digunakan



. 1. 2. 3. 4. 5.



Batang pengaduk Bunsen Benang kasur Gelas piala berbagai ukuran Gunting untuk pembedahan



Tikus jantan dan betina Anastetika (eter, kloroform) Aquades Air hangat Air es



6. 7.



tikus Rak tabung Tabung reaksi



Natrium klorida (NaCl) Kalium permanganate



8.



Kaca object



(KMNO4) Larutan sukrosa



9. 10.



Pipet tetes



bebagai



konsentrasi Telur Asam asetat galsial



3.2 PROSEDUR 3.2.1 Anatomi Topografika Tikus Langkah pertama yang dilakukan yaitu di ambil tikus putih kemudian dimatikan dengan cara dibius menggunakan kloroform, tikus putih tersebut di masukan kedalam toples yang berisi kapas yang telah diberi kloroform sebelumnya, kemudian toples ditutup hingga tikus tersebut lemas dan mati, setelah tikus tersebut mati, kemudian diletakan diatas penampang serta kaki dan tangannya ditusuk menggunakan pin, kemudian dibuat guntingan midsagital dalam sepanjang daerah abdomen, setalah itu kulit digunting secara lateral pada bagian anterior dan posterior dari torehan midsagital tadi sehingga seluruh otot torso dibuka, langkah selanjutnya yaitu ujung gunting ditusukan dengan hati-hati kedalam otot abdomen inferior dan buatkan torehan sepanjang rongga abdomen, setelah itu dibuat torehan lateral agar organ dalam tubuh



tikus dapat diamati, langkah selanjutnya yaitu dilakukan pemisahan antara satu organ dengan organ lainnya diamati dan diambil gambarnya. 3.2.2 Difusi Sederhana Ditempatkan beberapa butir kristal KMNO4 ke dalam sebuah gelas piala yang telah diisi separuhnya dengan air es lalu diamati perubahan yang terjadi. Dicatat waktu yang dibutuhkan sampai seluruh kristal larut. Diulangi percobaan tersebut menggunakan air hangat, dan air suhu ruang. Diamati dan dicatat perbedaannya. 3.2.3 Percobaan Osmosis Disiapkan 4 butir telur ayam yang cangkangnya sudah terlepas lalu ditimbang dengan teliti bobot telur ayam. Dimasukkan masing-masing telur ayam kedalam gelas kimia yang telah terisi dengan air hangat, larutan glukosa 2%, larutan glukosa 5%, dan larutan NaCl 0.9%. Setelah 15 menit diangkat telur ayam dari masing-masing larutan lalu dikeringkan air dibagian luar kemudian ditimbang kembali. Diulangi menimbang bobot telur ayam pada menit ke-30, 45, dan 60. Ditabelkan data yang diperoleh dan dibahas fenomena tersebut. 3.2.4 Tonisitas Larutan Dimasukkan kedalam tabung reaksi masing-masing larutan glukosa 2% b/v, larutan glukosa 5% b/v, dan larutan NaCl 0.9% b/v, lalu diteteskan 1 tetes darah kedalam masing-masing tabung. Ditutup dan dibalikkan kedua ujung tabung untuk mencampur dan dibiarkan selama 5 menit pada suhu kamar. Kemudian diamati isi tabung tersebut dengan latar belakang terang. Dinyatakan kejernihan atau kekeruhan larutan-larutan dalam tabung reaksi tersebut sebagai hipotonis, isotonis atau hipertonis. Dijelaskan pula fenomena yang terjadi. Diteteskan 1 tetes larutan tersebut ke atas permukaan kaca objek kemudian ditutup dengan menggunakan cover glass dan diamati dengan mikroskop bentuk-bentuk sel darah merah. Digambarkan bentuk-bentuk sel darah merah tersebut dan dijelaskan mengapa sel darah merah tersebut terbentuk demikian. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN



4.1 Hasil Percobaan 4.1.1 Anatomi Topografika Tikus



Gambar.Tikus



Gambar.Tikus



jantan



Betina



Tabel Hasil Pengamatan No.



Organ pada tikus



1.



Jantung



Keterangan Gambar



2.



Usus ( duodenum, jejenum, ileum )



3.



Paru – paru



4.



Lambung



5.



Hati



6.



Diafragma



7.



Ginjal



8.



Testis



9.



Pankreas



10.



Trakea



11.



Kelenjar timus



4.1.2 Difusi Sederhana



Jenis Air



Suhu (0C)



Air es Air suhu ruang Air hangat



-



Waktu yang dibutuhkan untuk melarut 2 menit 40 detik 1 menit 41 detik 48 detik



4.1.3 Percobaan Osmosis Bobot Kantong Jenis Larutan Air hangat Glukosa 2% Glukosa 5% Nacl 0.9%



T-0 a 96806.5 mg 105929.2 mg 88931.7 mg 91768.4 mg



T-15 b 97723.5 mg 107225.1 mg 89439.2 mg 89144.6 mg



T-30 c 98802.1 mg 10828.2 mg 89877.2 mg 89898.7 mg



Bobot Kantong (e-a) T-45 d 99171.0 mg 109662.4 mg 90078.1 mg 91070.1 mg



T-60 e 99776. 6 mg 109871.2 mg 90676.9 mg 91824.2 mg



2970.1mg 3942mg 1745.2mg



4.1.4 Tonisitas Larutan Jenis Hasil Larutan Glukosa 2% Larutan hipotonis



Gambar



Gambar Mikroskop



55.8.mg



Larutan berwarna merah terang dan encer/tidak keruh Bentuk sel darah merah pecah Glukosa 5% Larutan hipertonis



Larutan berwarna merah kecoklatan dan keruh. NaCl 0, 9%



Bentuk sel darah merah kecil-kecil (menciut)



Larutan isotonis



Larutan berwarna merah kecoklatan dan keruh



Bentuk sel darah merah normal



4.2 Pembahasan Pada pratikum kali ini yaitu pengenalan tentang berbagai organ dalam tubuh serta pengenalan mengenai struktur dan fungsi unit tubuh terkecil atau sel, dimana dalam pratikum kali ini dilakukan pembedahan terhadap seekor tikus, pembedahan dilakukan terhadap seekor tikus karena tikus memiliki organ yang membentuk suatu sistem yang letaknya



dapat diketahui melalui terminologi



anatomi, sama halnya dengan manusia, selain itu juga reaksi- reaksi di dalam tubuh tikus lebih sesuai dengan manusia sehingga hasilnya akan lebih cocok dari pada menggunakan spesies lain. Dalam pratikum ini dilakukan pembedahan



terhadap tikus, sehinnga kita dapat membandingkan antara organ-organ tikus yang telah diamati saat pembedahan dengan organ-organ manusia. Pembedahan yang bagus yaitu tidak terdapatnya darah saat pembedahan. Sayatan jangan terlalu dalam harus sangat hati-hati agar peredaran darah yang terdapat di kulit tidak terpotong dan organ-organ dalam tidak tertusuk. Berdasarkan hasil pengamatan didapatkan beberapa organ – organ pada tikus yang diamati organ tersebut diantaranya jantung dan paru – paru yang dilindungi oleh diafragma paru-paru tikus pun berada dalam rongga torak, serta menutupi jantung, organ selanjutnya yang ditemukan yaitu jantung sama halnya dengan jantung manusia, jantung tikus pun berada didalam rongga dada (torak). Organ selanjutnya yang ditemukan yaitu usus halus sama halnya dengan usus halus manusia, usus halus dari tikus percobaan pun memiliki 3 bagian yang memilki susunan seperti susunan usus halus pada manusia yaitu duodenum atau usus dua belas jari, duodenum ini terletak dibawah lambung atau juga merupakan organ yang menyambungkan lambung dengan usus kosong (jejunum), bagian usus halus yang ke dua yaitu jejunum, jejunum ini merupakan bagian kelanjutan dari duodenum (usus 12 jari), bagian yang usus halus yang ketiga yaitu ileum, ileum ini merupakan kelanjutan dari duodenum hingga menyatu dengan usus besar, organ selanjutnya yang ditemukan yaitu usus besar, usus besar pada tikus percobaan memilki ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan usus halus serta tidak memiliki lipatan-lipatan, sama halnya seperti usus besar pada manusia. Organ selanjutnya yaitu ginjal posisi ginjal kanan lebih tinggi dari ginjal kiri



ini diakibatkan karena ginjal kiri terdesak oleh lambung yang berada



diatasnya. Selanjutnya yaitu hati, pada tikus yang diamati ditemukan beberapa lobus. Selain itu ada beberapa organ lainnya seperti trakeas, kelenjar timus, pancreas, lambung dan alat reproduksi.



Gambar. organ reproduksi pada tikus betina



Gambar. organ reproduksi pada tikus jantan



Pada pengamatan ini tikus yang diamati adalah tikus jantan sehingga pada organ reproduksi terdapat testis. Penis mencit berbentuk hemipenis, yaitu penis yang berada di dalam tubuh, tidak terlihat dari luar dan akan dikeluarkan ketika akan melakukan kopulasi. Berbeda dengan penis, hemipenis berjumlah sepasang, namun hanya satu yang melakukan kopulasi. Hemipenis juga dimiliki oleh reptile. Pada pengamatan, hemipenis ini berwarna putih dan terletak di bagian dalam, karenanya hemipenis ini terlihat setelah



mencit dibedah.



Hemipenis ini akan mengeras dengan bantuan baculum kemudian keluar dari saluran reproduksi. Hewan pengerat, rakun, dan beberapa mamalia lain juga mempunyai bakulum (baculum), yang merupakan tulang yang terdapat di dalam penis, dan membantu mengeraskan penis (Campbell dkk., 2003). Gonad jantan, atau testes (tunggal, testis), terdiri dari banyak saluran yang melilit-lilit yang dikelilingi oleh beberapa lapis jaringan ikat. Saluran tersebut adalah tubula seminiferus (seminiferous tubule), tempat sperma terbentuk. Sel-sel Leydig (Leydig cell) yang terbesar di antara tubula seminiferus menghasilkan testosterone dan androgen lain, yang merupakan hormone seks jantan (Campbell dkk., 2003). Pengamatan testis dilakukan dengan mengamati anatomi, kemudian mengamati histology sayatan testis. Testis mencit berada di sebelah dalam sejajar dengan hemipenis dengan posisi di sebelah dorsal. Fungsi testis pada mencit sama dengan penis manusia, yaitu memproduksi sel sperma. Secara



anatomi, testis ini berdiameter 0,5 cm, berwarna putih dan menggembung sperti kantung berisi udara. Sedangkan pada organ reproduksi tikus betina mempunyai ovarium. Gonad perempuan, ovarium (ovary), berada di dalam rongga abdomen, manggantung, dan bertaut melalui mesentrium ke uterus. Masing - masing ovarium terbungkus dalam kapsul pelindung yang keras dan mengandung banyak folikel. Folikel terdiri atas satu sel telur yang dikelilingi oleh satu atau lebih lapisan sel-sel folikel, yang memberikan makanan dan melindungi sel telur yang berkembang. Keseluruhan dari 400.000 folikel yang dimiliki oleh seorang perempuan sudah terbentuk sebelum kelahirannya. Dari jumlah tersebut, hanya beberapa ratus folikel yang membebaskan sel telur selama tahun-tahun reproduksi perempuan. Mulai pada masa pubertas dan terus berlangsung sampai menopause, umumnya sebuah folikel matang dan membebaskan sel telurnya setiap satu siklus menstruasi. Sel-sel folikel juga menghasilkan hormone seks utama perempuan, yaitu estrogen. Sel telur itu didorong dari folikel dalam proses ovulasi. Jairngan folikel sisanya kemudiantmbuh di dalam ovarium untuk membentuk massa padat yang disebut sebagai korpus luteum (corpus luteum). Korpus luteum mensekresikan tambahan estrogen dan progesterone, yaitu hormone yang mempertahanakan dinding uterus selama kehamilan. Jika sel telur tidak dibuahi, korpus luteum akan lisis, dan sebuah folikel baru akan mengalami pematangan selama siklus berikutnya (Campbell dkk., 2003). Hasil pengamatan dari pembedahan tikus pada percobaan kali ini didapatkan organ-organ yang berada di rongga dada yaitu jantung dan paru-paru, serta organ yang berada di dalam rongga perut yaitu hati, lambung, ginjal, pankreas, usus besar, usus halus, serta testis. Pada percobaan kedua ini dilakukan percobaan yang bertujuan untuk mengetahui sistem transport dalam tubuh manusia, yang meliputi sistem transport pasif. Transport pasif merupakan transport ion,molekul, dan senyawa yang tidak memerlukan energi untuk melewati membran plasma. Transport pasif mencakup osmosis dan difusi. Difusi merupakan proses berpindahnya atau pergerakan suatu zat atau gas dalam pelarut dari bagian berkonsentrasi tinggi ke



bagian yang berkonsentrasi rendah. Perbedaan konsentrasi yang ada pada dua larutan disebut gradien konsentrasi. Percobaan pertama yaitu difusi sederhana, difusi sederhana merupakan suatu proses dimana zat melewati membran tanpa adanya bantuan perantara. Dengan menggunakan Kristal KMNO4. Kristal KMNO4 dimasukkan kedalam tiga larutan yang masing-masing berisi air hangat, air es dan air suhu ruang untuk mulai berdifusi. Hasil pengamatan didapatkan, waktu yang dibutuhkan Kristal KMNO4 untuk melarut pada air hangat yaitu 4 detik, pada air bersuhu ruang yaitu 1 menit 41detik , dan pada air es yaitu 2menit 40detik. Dari hasil pengamatan didapatkan bahwa kristal KMnO4 dalam air hangat berdifusi lebih cepat dibanding dalam air bersuhu ruang dan air es. Dan air es mempunyai waktu yang paling lama untuk melarutkan kristal KMNO4, hal ini menunjukkan bahwa suhu sangat berpengaruh pada kecepatan difusi. Semakin tinggi suhu, partikel mendapatkan energi untuk bergerak dengan lebih cepat sehingga kecepatan difusi juga semakin cepat. Jadi, suhu berbanding lurus dengan kecepatan difusi. Difusi sederhana adalah molekul zat yang dapat berdifusi secara spontan



hingga dicapai kerapatan yang sama dalam suatu ruangan.



Proses difusi sederhana dipengaruhi oleh beberapa faktor lain, diantaranya sebagai berikut : -



Ukuran partikel, semakin kecil ukuran partikel, semakin cepat partikel itu akan bergerak, sehingga kecepatan difusi semakin tinggi.



-



Ketebalan membrane, semakin tebal membran, semakin lambat kecepatan difusi.



-



Luas suatu area, semakin besar luas area, semakin cepat kecepatan difusinya.



-



Jarak, semakin besar jarak antara dua konsentrasi, semakin lambat kecepatan difusinya Percobaan kedua yaitu osmosis, osmosis adalah perpindahan air melalui



membran permeabel selektif dari bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat. Membran semipermeabel harus dapat ditembus oleh pelarut, tapi tidak oleh zat terlarut, yang mengakibatkan gradien tekanan sepanjang membran. Dengan menggunakan telur, dan selaputnya sebagai membran semipermeable.



Telur dimasukkan kedalam larutan yang masing-masing berisi Air hangat, larutan Glukosa 2%, larutan Glukosa 5%, dan larutan Nacl 0.9%. Telur ditimbang dan menghasilkan bobot pada waktu t0, t15, t30,t45, dan t60. Pada telur yang dimasukkan kedalam air hangat didapatkan penuruan bobot yang relatif kecil atau stabil, hal ini menunjukkan larutan tersebut isotonis yang memiliki tekanan isotonik yang sama didalam dan diluar telur, sehingga tidak terlalu mempengaruhi bobot telur. Pada telur yang dimasukkan kedalam larutan Glukosa 2% dan larutan Glukosa 5% didapatkan bobot telur yang mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan keadaan larutan hipertonik, yaitu larutan yang mempunyai konsentrasi terlarut tinggi dan sebagian besar molekul air terikat atau tertarik ke molekul gula (terlarut), sehingga hanya sedikit molekul air yang bebas dan bisa melewati membran. Sehingga air akan masuk ke telur dan membuat bobot telur bertambah. Pada telur yang dimasukkan kedalam larutan NaCl 0.9% didapatkan bobot telur yang menurun pada t15 dan t30, tetapi pada t45 dan t60 mengalami peningkatan bobot yang hampir sama dengan bobot awal telur. Penurunan bobot ini disebabkan karena adanya kekeliruan pada saat penimbangan. Bobot telur pada t45 dan t60 dengan bobot telur awal memiliki selisih yang relatif kecil, ini menunjukkan keaadaan larutan yang isotonis artinya memiliki tekanan isotonik yang sama didalam dan diluar telur, sehingga tidak terlalu mempengaruhi bobot telur. Hal ini menunjukkan kesesuaian bahwa larutan NaCl 0.9% merupakan larutan isotonis atau larutan fisiologis tubuh. Percobaan tonisitas, dengan menggunakan darah. Darah terdiri dari dua komponen pokok,yaitu plasma darah dan sel-sel darah. Plasma darah termasuk dalam kesatuan ekstraselluer yang mengandung berbagai zat anorganik dan organic seperti garam, gula, dan protein. Dalam plasma juga terdapat sel-sel darah merah dan sel-sel darah putih yang diselubungi membrane semipermeabel. Dengan memasukkan 1 tetes darah kedalam masing-masing tabung reaksi yang berisi larutan Glukosa 2%, larutan Glukosa 5%, dan larutan NaCl 0.9% . Larutan dengan darah dicampurkan dan dibiarkan selama 5 menit kemudian diamati dengan mikroskop. Pada larutan darah dengan glukosa 2% didapatkan hasil larutan berwarna merah terang yang encer dan bentuk sel darah merah pecah,



ini menunjukkan bahwa larutan hipotonis. Pada larutan hipotonis ini sel darah merah akan membengkak, yang di sebabkan oleh turunnya tekanan osmotik plasma darah yang menyebabkan pecahnya dinding eritrosit, hal ini menyebabkan masuknya air kedalam sel secara osmosis melalui dinding yang semipermiabel sehingga terjadinya lisis atau pecahnya sel darah merah. Pada larutan darah dengan NaCl 0,9%, didapatkan hasil larutan berwarna merah kecoklatan yang keruh dan bentuk sel darah merah normal, ini menunjukkan bahwa larutan isotonis . Pada larutan isotonis ini sel darah merah akan tetap stabil dan bentuk yang normal seperti biasa karna larutan isotonis mempunyai komposisi yang sama atau mempunyai tekanan osmotik yang sarna dengan cairan tubuh sehingga tidak menimbulkan perubahan pada bentuk sel darah merah. Sedangkan pada larutan darah dengan Glukosa 5%, didapatkan hasil larutan berwarna merah kecoklatan yang keruh dan bentuk sel darah merah kecil-kecil atau menciut, ini menunjukkan bahwa larutan tersebut hipertonis. Pada larutan hipertonis ini sel darah akan mengkerut. Kerutan yang terjadi pada darah ini dikarenakan Glukosa dengan konsentrasi 5% tergolong pekat jika dibanding dengan cairan isi sel darah merah, sehingga menyebabkan air yang ada didalam sel darah merah akan banyak keluar dan akibatnya sel darah merah akan mengkerut atau krenasi.



BAB V KESIMPULAN



5.1 Kesimpulan



1. Dapat mengetetahui posisi dan letak organ seperti jantung, paru, trakea, lambung, usus besar, usus halus dan organ lainnya dari hewan yang diteliti yaitu seekor tikus jantan. 2. Dapat mengetahui struktur dan organisasi system didalam tubuh hewan yang diteliti. 3. Dapat mengetahui mekanisme transport lintas membrane dengan menggunakan telur yang direndam dengan larutan berbagai konsentrasi mulai dari air hangat, glukosa 2%, glukosa 5% dan NaCl 0,9 %. 4. Dapat mengetahui pengaruh tonisitas dengan pemberian larutan pereaksi pada darah yaitu glukosa 2%, glukosa 5% dan NaCl 0,9 %.



DAFTAR PUSTAKA



Campbell, N. A., J. B. Reece, L. G. Mitchell. 2003. Biologi Edisi Kelima Jilid 3.Jakarta: Erlangga.



Kumadi,kemal,adyana. 2001 . Anatomi fisiologi manusia. Bandung : UPI Martini, FH. 2001. Fundamental of Anatomy and Physiologi. Published by Prentic-Hall Inc. Upper Saddle River: New Jerseyy, pp. 1-11. Martin, A.1990. Farmasi Fisika I . Penerbit universitas Indonesia : Jakarta Pagarra, Halifah, Adnan. 2009. Struktur Hewan. Makassar: Jurusan Biologi FMIPA UNM. Pack, Phillip E. 2003. Anatomi Dan Fisiologi. Bandung: Pakar Raya. Pearce, Evelyn C. 2009. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta: Gramedia Pearce, Evelyn C. 2006. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta: Gramedia. Syaifuddin. 2009. Anatomi Tubuh Manusia Untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.



LAMPIRAN



1. Rongga Tubuh



1.1 Identifikasi nama rongga tubuh pada gambar berikut ini



Gambar 1 1. Rongga tengkorak 2.Rongga dada 3. Rongga tubuh depan 4. Rongga perut 5. Rongga abdominopelvik 6. Rongga panggul 7. Rongga tulang belakang 8. Rongga punggung



1.2 Daerah-daerah pada Rongga Abdominopelvik



Gambar 2 1. Wilayah Hipokomdriak kanan 2. Wilayah Epigastrik 3. Wilayah Hipokondriak kiri 4. Wilayah Lumbal kanan 5.Wilayah Umbilical 6. Wilayah Lumbal kiri 7. Wilayah Ilium kanan 8. Wilayah Hipogastrum 9. Wilayah Ilium kiri 2. Terminologi Anatomi Identifikasi bidang potongan tubuh dan terminologi posisi anatomi berikut ini



1. Bidang Sagital



2. Bidang Koronal 3. Bidang Transversal



Gambar 4 1. Superior 2. Interior 3. Medial 4. Lateral 5. Proximal 6. Distal 7. Superficial 8. Deep



4. Struktur sel



5.



1. Cilia



4. Aparatus golgi



2. Citoplasma



5. Mitokondria



3. Centriol



6. Retikulum endoplasma



7. Nukleus



12. Membrane plasma



8. Badan golgi



13. Mikrotubula



9. Ribosom



14. Ribosom



10. Lisosom



15. Nukleolus



11. Peroksisom



16. Kromatin



Reproduksi sel



Tahap – tahap mitosis 1. Interfase 2. Profase 3. Prometafase 4. Metaphase 5. Anaphase 6. Telofase Ciri – ciri tahapan mitosis 1. Tahap Interfase memiliki ciri nucleus mengandung satu atau lebih nucleolus, dua sentrosom telah terbentuk melalui replikasi sentrosom tunggal, kromosom yang diduplikasi selama fase S, tidak bisa dilihat secara individual karena belum terkondensasi. 2. Tahap profase memeiliki ciri serat – serat kromatin menjadi terkumpar lebih rapat, terkondensasi menjadi kromosom diskret yang dapat diamati dengan mikroskop cahaya, nukleolusnya hilang dan sentrosom – sentrosom bergerak saling menjauhi, tampaknya didorong oleh mikrotubulus yang memanjang diantaranya.



3. Tahap prometafase memiliki ciri selaput nucleus terfragmentasi, mikrotubulus yang dari masing – masing sentrosom kini dapat memasuki wilayah nucleus dan kromosom semakin terkondensasi. 4. Tahap metaphase memiliki ciri yaitu tahap mitosis yang paling lama sering kali berlangsung sekitar 20 menit, sentrosom kini berada pada kutub – kutub sel yang berserangan dan kromosom berjejer pada lempeng metaphase. 5. Tahap anaphase memiliki ciri merupakan tahap mitosis yang paling pendek sering kali berlagsung beberapa menit, kedua kromosom anakan yang terbebas mulai bergerak menuju ujung – ujung sel yang berlawanan saat mikrotubulus kinotokor memendek dan pada akhir anaphase kedua ujung sel memiliki koleksi kromosom yang sama dan lengkap. 6. Tahap telofase memiliki ciri dua nucleus anakan terbentuk dalam sel, selaput nucleus muncul dari fragmen – fragmen selaput nuklues sel induk dan bagian – bagian lain dari system endomembran, nucleus muncul kembali, kromosom menjadi kurang terkondensasi. Mitosis, pembelahan satu nucleus yang identik secara genetic sudah selesai.