Laporan Barbiturat [PDF]

  • Author / Uploaded
  • MF17
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

laporan Barbiturat Posted on Maret 5, 2013 BAB I PENDAHULUAN Dalam bidang analisis farmasi, identifikasi bahan baku yang digunakan sebagai bahan obat atau bahan bantu belum begitu banyak dilakukan. Yang banyak dilakukan adalah identifikasi anion ataupun kation yang merupakan bagian bahan obat, bahan baku, bahan bantu dan sediaan untuk senyawa anorganik maupun senyawa organik, yang pada analisis kedua senyawa tersebut terdapat perbedaan-perbedaan yang penting. Senyawa-senyawa anorganik pada umumnya merupakan senyawa ionik yang dapat ditentukan dengan suatu bagan tertentu, sedangkan senyawa organik umumnya terikat dalam ikatan kovalen, dan hingga sekarang belum ada suatu skema atau bagan yang dapat digunakan untuk melakukan identifikasinya. (Tim Dosen UIT, 2010). Kimia analitik pada dasarnya menyangkut penentuan komposisi kimiawi suatu materi. Dahulu hal tersebut adalah tujuan khusus seorang ahli kimia analitik. Tetapi dalam klinis analitik modern aspek-aspeknya meliputi identifikasi suatu zat, elusidasi, struktur dan analisa kuantitatif komposisinya. Tujuan analisis kualitatif bahan farmasi ini adalah untuk mengidentifikasi zat-zat terutama obat yang berupa sediaan kimiawi atau sediaan galenis dalam bentuk bubuk, tablet, larutan, emulsi, salep, suppositoria atau bentuk sediaan lain yang berupa campuran an atau zat tunggal. ( S.M. Khopar, 2008). Kehidupan penuh dengan ilmu kimia misalnya, kehidupan merupakan gambaran serangkaian proses biokimia. Semua makhluk hidup tersusun atas berbagai senyawa organik dan kehidupan manusia secara fisik dibangun senyawa-senyawa kimia, hidup dengan banyak senyawa kimia dan kualitas kehidupan manusia modern tergantung pada bahan-bahan kimia. (Satyajit D. sarker Lutfur Nahar, 2009) Maksud percobaan adalah Untuk mengidentifikasi dan mengetahui zat – zat terutama obat golongan barbiturat dengan menggunakan beberapa pereaksi. Tujuan percabaan adalah Untuk mengidetifikasi senyawa obat golongan barbiturat dengan melalui uji pendahuluan, uji golongan, dan uji penegasan yang menggunakan beberapa pereaksi. Prinsip percabaan adalah Berdasarkan pengidetifikasian senyawa obat golongan barbiturat yang dilakukan melalui uji pendahuluan, uji golongan, dan uji penegasan..



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



1. A. Teori Umum Barbiturat adalah zat induk barbital-barbital yang sendirinya tidak bersifat hipnotik. Sifat ini baru nampak jika atom-atom hydrogen pada atom C 5 dari inti pirimidinnya digantikan oleh gugusan alkil atau aril. Barbital-barbital semuanya bersifat lipofil, sukar larut dalam air tetapi mudah dalam pelarut-pelarut non polar seperti minyak, kloroform dan sebagainya. Sifat lipofil ini dimiliki oleh kebanyakan obat yang mampu menekan ssp. Dengan meningkatnya sifat lipofil ini, misaInya dengan mengganti atom oksigen pada atom C 2 menjadi atom belerang, maka efeknya dan lama kerjanya dipercepat, dan seringkali daya hipnotiknya diperkuat pula. Barbiturat mempunyai inti hasil kondesasi etilester dan asam dietilmalonal dengan ureum. Rumus umum : R1, R2, R3, dan R4, adalah subtitusi-subtitusi yang menentukan struktur Barbiturat. (Khopar, 2008). Secara kimia, barbiturat merupakan derivat asam barbiturat. Asam barbiturat merupakan hasil reaksi kondensasi antara urea dengan asam malonat.adapun Psikotropika (golongan barbital) merupakan suatu zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. (ian Tanu, 1995) Barbiturat tidak mengurangi rasa nyeri tanpa disertai hilangnya kesadaran dan dosis kecil barbiturat dapat meningkatkan raeksi terhadapa rangsangan nyeri. Pada beberapa individu, dan dalam keadaan tertentu, misalnya ada rasa sakit, barbiturat tidak menyebabkan sedasi melainkan malah menimbulkan eksitasi (kegelisahan dan delirium). Hal ini mungkin disebabkan adanya depresi pusat penghambatan.(Ganiswara, 2007) 1. B. Uraian Bahan. 1. Aquadest ( FI Edisi III Hal 96 ) Nama Resmi



: AQUA DESTILLATA



Nama Lain



: Air suling



RM



: H2O



BM



: 18,02



Pemerian Penyimpanan



: :



Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak mempunyai rasa Dalam wadah tertutup rapat



1. Alkohol ( FI Ed. III, hal 65 )



Nama Resmi



: AETHANOLUM



Nama Lain



: Etanol, alkohol



RM



: C2 H6O



Pemerian : Cairan tidak berwarna, jernih mudah menguap dan mudah bergerak, bau khas, rasa panas mudah terbakar dengan memberikan nyal biru tidak berasap. Kelarutan



:



Sangat mudah tertutup rapat terlindung dari.



3. H2SO4 (Farmakope Indonesia Edisi III, hal 58) Nama Resmi



:



ACIDUM SULFURICUM



Nama Lain



:



Asam Sulfat



Rumus Molekul



:



H2SO4



Berat Molekul



:



Pemerian



:



98,07 Cairan kental seperti minyak, korosif, tidak



berwarna, jika ditambahkan ke dalam air menimbulkan panas. Penyimpanan



:



Dalam wadah tertutup rapat.



K/P



:



Zat tambahan



1. Fenobarbital (FI Edisi III, hal. 481) Nama Resmi



: PHENOBARBITALUM



Nama Lain



: Fenobarbital, luminal



RM



: C12H12N2O3



BM



: 232, 24



Pemerian



:



Hablur atau serbuk hablur; putih tidak berbau; rasa agak pahit.



Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air; larut dalam etanol (95%) P, dalam eter P, dalam larutan alkali hidroksida dan dalam larutan alkali karbonat. Penyimpanan



: Dalam wadah tertutup baik.



Kegunaan



: Hipnotikum sedativum



1. Barbital Natrium (FI Edisi III, hal. 104 ) Nama Resmi



: BARBITALUM NATRICUM



Nama Lain



: Barbital natrium



RM



: C8H11N2NaO3



BM



: 206, 2



Pemerian



:



Serbuk hablur; putih; tidak berbau; pahit



Kelarutan : Larut dalam 5 bagian air dan dalam 600 bagian etanol (95%) P; praktis tidak larut dalam kloroform P dan dalam eter P Penyimpanan



: Dalam wadah tertutup baik.



BAB III DESAIN PRAKTIKUM



1. A. Alat dan Bahan 2. Alat 1. Batang pengaduk 2. Corong 3. Gelas kimia 4. Gelas ukur 5. Labu ukur 6. Handscun 7. Korek api kayu 8. Lap kasar dan lap halus 9. Lampu spiritus 10. Masker 11. Rak tabung



12. Sendok tanduk 13. Sendok porselin 14. Timbangan 15. Tabung reaksi 16. Pipet tetes 1. Bahan 1. Alkohol 2. Aquades 3. Zwikker 4. H2SO4 (asam sulfat) 5. C8H11N2NaO3 (Barbital natrium ) 6. C12H12N2O3 (Fenobarbital) 1. Metode kerja 1. Pembuatan pereaksi 1. Pereaksi zwikker 1) Disiapkan alat dan bahan yang digunakan 2) Ditimbang CuSO4.5H2O sebanyak 5 g, diukur NaOH pekat dan H2SO4 pekat 3) Dicampur ketiga bahan, aduk hingga homogen 4) Dicukupkan volumenya hingga 100 ml. 1. Cara kerja 1. Fenobarbital 1) Disipkan alat dan bahan yang digunakan 2) Diambil sampel fenobarbital secukupnya masukkan dalam tabung reaksi, kemudian dilarutakn dengan alcohol 70%, 3) ditambahkan pereaksi zwikker 2-3 tetes, hingga menghasilkan warna ungu, 4) tambahkan H2SO4 hingga terjadi warna ungu.



1. Na. Barbital 1) Disiapkan alat dan bahan yang digunakan 2) Diambil sampel Na.barbital secukupnya masukkan dalam tabung reaksi, kemudian dilarutakn dengan alcohol 70%, 3) ditambahkan pereaksi zwikker hingga menghasilkann warna ungu, 4) tambahkan H2SO4 hingga terjadi warna ungu.



BAB IV HASIL PENGAMATAN



1. A. Tabel Pengamatan Golongan Barbital 2. Uji Organoleptis



NO.



Sampel



Rasa



Warna



Bau



Bentuk



1.



B1



Agak pahit



Putih



Tidak berbau



Hablur atau serbuk hablur



2.



B2



Pahit



Putih



Tidak berbau



serbuk hablur



1. Uji Golongan



NO



Sampel



1.



B1



Pereaksi



Hasil praktikum



Zwikker



Ungu



H2SO4



ungu



Menurut Literatur



Ket.



Ungu biru



-



Zwikker 2.



Ungu



B2



Ungu biru H2SO4



-



ungu



BAB V PEMBAHASAN



Pada percobaan ini dilakukan uji kualitatif pada golongan barbital dimana sampel yang digunakan yaitu fenobarbital dan natrium barbital.Adapun pereaksi yang digunakan yaitu pereaksi zwikker dan pereaksi H2SO4. Dalam percobaan ini juga digunakan alcohol 70% sebagai pelarut. Sifat-sifat umum yang dimiliki oleh golongan obat barbital yaitu sukar larut dalam air, bereaksi dengan asam lemah, dalam bentuk keton tidak larut dalam air, dalam bentuk mol larut dalam air, bentuk keton larut dalam CHCL3, eter, etil alcohol, garam natriumnya mudah terhidrolisa, apalagi kalau dipanaskan akan pecah dan yang mengendap adalah uraiannya. Untuk sampel fenobarbital, didapatkan hasil yang mana baunya lemah, warna putih, rasa pahit agak pedas, berbentuk serbuk dan sudah larut dalam air.Dimana fenobarbital setelah dilarutkan dengan alkohol dan ditambahkan dengan pereaksi zwikker menghasilkan larutan yang berwarna ungu.Pada literatur penambahan pereaksi zwikker menghasilkan larutan berwarna ungu kebiruan.Hal ini menunjukan pengaruh positif.Pada Na.Barbital setelah penambahan alkohol dan zwikker menghasilkan ungu. `



Adapun kesalahan dalam praktikum disebabkan oleh : 1. Kesalahan dalam pembuatan pereaksi 2. Alat yang digunakan kurang bersih 3. Bahan yang digunakan sudah tidak baik 4. Kesalan dalam pengamatan hasil reaksi



BAB VI PENUTUP 1. A. Kesimpulan



Dari hasil praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa: 1. B1+ pereaksi zwikker menghasilkan larutan berwarna ungu untuk Na. Barbital. 2. B1+ pereaksi H2SO4 menghasilkan warna ungu untuk Na. Barbital 3. B2 + pereaksi zwikker menghasilkan warna ungu untuk fenobarbital . 4. B2 + pereaksi H2SO4 menghasilkan warna coklat untuk fenobarbital



1. B. Saran Kami sebagai praktikan sangat mengharapkan arahan dan bimbingan dari asisten baik pada saat praktikum maupun pada saat penyusunan laporan.



DAFTAR PUSTAKA



Companion Audrey L, 1991, “Ikatan Kimia”, ITB, Bandung Dirjen POM, 1979, “ Farmakope Indonesia Edisi III”, Depkes, RI, Jakarta Dirjen POM, 1995, “ Farmakope Indonesia Edisi IV”, Depkes, RI, Jakarta Ganjar Ibnu Gholib, Prof, Dr, 2007, “Kimia Farmasi Analisis”, Pustaka Pelajar, UGM, Yogjakarta Http : // www. wikipedia.org/wiki/com. Khopar S. M, 2008, “Kimia Dasar Analis”, Pustaka Pelajar, Bandung Nahar Satyajid D, Sarker Lutfur, 2009, “ Kimia Untuk Mahasiswa Farmasi”, UI, Jakarta