LAPORAN GAMTEK Baru [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN



1.1. Latar Belakang Gambar Teknik merupakan salah satu alat untuk menyampaikan maksud seorang ahli teknik. Dengan kata lain, gambar teknik adalah bahasa teknik. Oleh karena itu gambar teknik diharapkan meneruskan informasi secara tepat dan obyektif dari pembuat gambar. Mutu informasi yang didapat dari sebuah gambar sangat tergantung pada keahlian pembuat gambar. Gambar yang baik adalah yang dapat meneruskan informasi yang lengkap dan tepat dari pembuat gambar. Untuk meringkas keterangan yang diperlukan digunakan simbol yang dapat diterima secara internasional. Simbol tersebut sudah dirangkum dalam sebuah standar yang dapat diterima di seluruh dunia, yaitu standar ISO. Selain itu dikenal standar-standar yang lain, yang dikeluarkan oleh suatu Negara, misalnya DIN (Jerman), JIS (Jepang), NEN (Belanda), British Standard



(Inggris),



ASME/AISI/ANSI/ASTM/SAE



(Amerika),



dan



SII



(Indonesia).



1.2. Rumusan Masalah 1. Bagaimana menggambar dasar – dasar gambar teknik. 2. Bagaimana merubah gambar 3D ke 2D sesuai dengan standar ISO. 1.3. Batasan Masalah 1. Praktikum dilakukan di Laboratorium Teknik Mesin Umsida. 2. Mahasiswa ditekankan untuk menggambar sesuai soal atau gambar kerja yang diberikan asisten praktikum dan juga mempelajari langkah – langkah menggambar sesuai prosedur yang ditetapkan dalam soal. 3. Mahasiwa juga diharuskan mengerti toleransi dan simbol – simbol pada teknik.



1.4. Tujuan Praktikum Setelah mempelajari dan melaksanakan buku praktek menggambar teknik ini, mahasiswa diharapkan dapat :



1



2



1. Mengetahui dan memahami dasar-dasar gambar teknik (alat-alat gambar teknik, gambar garis, huruf dan angka, gambar geometri) dan penggunaannya. 2. Menguasai



dan



memahami



penyajian



benda-benda



tiga



dimensi



(proyeksi, berbagai macam potongan/irisan, cara-cara penggambaran khusus). 3. Mengetahui



dan



memahami



cara-cara



pemberian



dimensi/ukuran



dalam gambar teknik. 4. Mengetahui



dan



memahami



berbagai



bentuk



toleransi



(toleransi



linear, toleransi sudut, suaian, dan toleransi geometrik). 5. Mengetahui dan memahami cara-cara penanganan gambar yang benar. sesuai dengan standar International Standard Organization (ISO).



1.5. Manfaat Praktikum 1. Mahasiswa dapat menggunakan alat-alat gambar. 2. Mahasiswa dapat mengenali dan menggunakan berbagai macam standar. 3. Mahasiswa dapat memahami aturan dan teknik menggambar mesin. 4. Mahasiswa dapat mengenali, memahami dan menggunakan simbol pengerjaan, toleransi dan suaian. 5. Mahasiswa dapat memahami hal-hal lain yang berkaitan dengan menggambar teknik khususnya serta treknik permesinan pada umumnya.



1.6. Sistematika Penulisan Laporan Sistematika penyusunan laporan ini adalah dengan memperhatikan 5 Bab utama antara lain :  BAB I PENDAHULUAN: Bab ini meliputi latar belakang masalah, batasan masalah, tujuan kerja praktek, manfaat kerja praktek, sistematika penyusunan.  BAB II LANDASAN TEORI: Bab ini menjelaskan tentang berbagai macam teori dan ilmu meliputi fungsi gambar teknik, macam – macam alat menggambar teknik, standarisasi gambar, gambar proyeksi, toleransi, tanda pengerjaan, macam-macam cara pemberian ukuran, garis gambar.



3



 BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM: Bab ini menjelaskan tentang langkah kerja praktikum dan proses – proses yang dilakukan selama praktikum.  BAB IV STUDI KASUS: Bab ini berisi pengkajian suatu problem yang ditemukan, untuk dicarikan alternatif solusi pemecahan masalah, sesuai dengan yang terjadi pada praktikum aplikasi gambar teknik.  BAB V PENUTUP: Bab ini berisi tentang kesimpulan dari seluruh masalah yang telah dibahas sebagai jawaban atas pokok masalah dan kemudian disertakan saran – saran yang diharapkan menjadi masukan sebagai tindak lanjut dari praktikum ini.



BAB II LANDASAN TEORI



2.1. Fungsi Gambar Teknik Gambar teknik merupakan alat untuk menyatakan ide atau gagasan ahli teknik. Oleh karena itu gambar teknik sering juga disebut sebagai bahasa teknik atau bahasa bagi kalangan ahli-ahli teknik. Gambar teknik harus dapat meneruskan keterangan-keterangan secara tepat dan objektif. Dalam hal bahasa kita kenal adanya aturan-aturan bahasa yang disebut tata bahasa, maka dalam gambar teknik pun ada aturan-aturan menggambar yang disebut standar gambar. Standar gambar dapat juga disebut sebagai tata bahasa teknik, yang akan mengatur cara penyampaian keterangan-keterangan melalui gambar agar gambar dapat digunakan sebagai alat komunikasi. Gambar teknik sebagai suatu bahasa teknik mempunyai 3 fungsi penting yaitu:



2.1.1. Menyampaikan informasi Pada pemulaan industri perencanaan dan pembuatan benda-benda teknik dilakukan oleh orang yang sama. Sebelum benda dibuat, dirancang dulu dalam bentuk gambar. dalam hal ini, gambar hanya berarti sebagai alat berfikir atau sebagai konsep dari gagasan sipembuat. Setelah industri semakin berkembang, perencana dan pembuat tidak lagi merupakan satu orang yang sama, tetapi menjadi dua pihak yang berbeda. Dalam hal ini gamnar berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan informasi dari pihak perencana atau perancang kepada pihak pembuat (operator).



2.1.2. Bahan dokumentasi, pengawetan, dan penyimpanan Gambar teknik merupakan dokumen yang sangat penting dalam suatu perusahaan industri, dimana data teknis mengenai suatu produk tercantum secara padat di sana. Dengan demikian gambar berfungsi sebagai bahan dokumentasi. Mendokumentasikan gambar berarti pula mengawetkan dan menyimpan gambar yang digunakan sebagai bahan bagi rencana-rencana baru dikemudian hari.



4



5



2.1.3. Menuangkan gagasan untuk pengembangan Gagasan seorang perancang untuk membuat benda-benda teknik mulamula berupa abstrak dalam pikirannya. Konsep abstrak itu kemudian dituangkan dalam bentuk gambar (biasanya berupa sketsa). Dalam hal ini gambar berfungsi menuangkan gagasan perencang dari konsep abstraknya. Bagi perancang sendiri gambar tersebut sekaligus berfungsi meningkatkan daya pikirnya untuk pengembangan gagasan lebih lanjut. Kemudia gambar itu dianalisa dan dievaluasi. 2.2. Macam – Macam Alat Menggambar Teknik Alat-alat gambar yang dipergunakan dalam bidang gambar teknik terdiri dari :  Kertas gambar



 Mistar skala



 Potlot / pensil gambar



 Busur derajat



 Kotak jangka



 Penghapus



 Penggaris



 Pelindung penghapus



 Sepasang segi-tiga



 Pita gambar



 Sepasang mal lengkungan



 Mesin gambar



 Mal bentuk



 Alas gambar



Gambar 2.1. Pena Rapido



Gambar 2.2. Jangka



6



2.3. Standarisasi Gambar Standarisasi gambar merupakan peraturan-peraturan gambar yang dibuat atas dasar pesetujuan bersama antara orang-orang bersangkutan. Peraturanperaturan itu selanjutnya dijadikan standar dalam lingkup diamana orang bersangkutan berada. Standar yang digunakan dalam lingkup perusahaan disebut sebagai standar perusahaan, untuk lingkup Negara disebut standar nasional. Standarisasi gambar berarti penyesuaian atau pembakuan cara pembuat dan membaca gambar dengan berpedoman pada standar gambar yang telah ditetapkan. Apabila dalam suatu lingkungan kerja teknik, antara yang membuat gambar dan yang membacanya menggunakan standar gambar teknik yang sama, berarti lingkungan itu telah melakukan standarisasi gambar teknik. Fungsi dari standarisasi itu : 1. Memberikan kapasitas sesuai atau tidak sesuai kepada pembuat dan pembaca gambar dalam menggunakan aturan-aturan gambar menurut standar; 2. Menyeragamkan



penafsiran



terhadap



cara-cara



penunjukan



dan



penggunaan simbol-simbol yang dinyatakan dalam gambabr sesuai penafsiran menurut standar; 3. Memudahkan komunikasi teknis antara perancang atau pembuat gambar dengan pengguna gambar; 4. Memudahkan



kerja



sama



antara



perusahaan-perusahaan



dalam



memproduksi benda-benda teknik dalam jumlah banyak (produksi masal) yang harus diselesaikan dalam waktu serempak Macam – Macam Standarisasi 1. JIS (Japanese Industrial Standard) 2. NNI (Netherland Normalisatie Instituut) 3. DIN (Deutsche Industrie Normen) 4. ANSI (American National Standard Institute) 5. SNI (Standar Nasional Indonesia)



7



2.4. Gambar Proyeksi 2.4.1. Gambar Proyeksi Sistem Amerika Pada proyeksi sistem Amerika (Third Angle Projection = Proyeksi Sudut Ketiga), bidang proyeksi terletak diantara benda dengan penglihat yang berada di luar. Untuk memproyeksikan benda pada bidang proyeksi, seolah-olah benda ditarik ke bidang proyeksi. Dengan demikian kalau bidang-bidang proyeksi dibuka, maka pandangan depan akan terletak di depan, pandangan atas terletak di atas, pandangan samping kanan terletak di samping kanan, pandangan samping kiri terletak di samping kiri, pandangan bawah terletak di bawah, dan pandangan belakang terletak di sebelah kanan samping kanan.



Gambar 2.3. Proyeksi sistem Amerika



2.4.2. Gambar Proyeksi Sistem Eropa Pada proyeksi sistem Eropa (Fist Angle Projection = Proyeksi Sudut Pertama), benda terletak di dalam kubus diantara bidang proyeksi dan penglihat. Untuk memproyeksikan benda seolah-olah benda tersebut di dorong menuju bidang proyeksi. Dengan demikian jika bidang proyeksi di buka, maka pandangan depan tetap, pandangan samping kanan terletak di sebelah kiri, pandangan



8



samping kiri terletak di sebelah kanan, pandangan atas terletak di sebelah bawah, pandangan bawah terletak di atas, dan pandangan belakang terletak di sebelah kanan pandangan samping kiri.



Gambar 2.4. Proyeksi Sistem Eropa Dari kedua proyeksi yang telah dijelaskan di atas, nampak bahwa proyeksi sistem



Amerika



(Third



Angle



Projection



=



Proyeksi



Sudut



Ketiga)



penggunaannya lebih rasional dan mudah dipahami. Atas dasar itulah proyeksi sistem Amerika pemakaiannya lebih luas dibandingkan dengan sistem Eropah. Negara-negara pantai laut Pacifik, seperti USA dan Canada, juga Jepang, Korea Selatan, Australia, dan juga Indonesia menggunakan proyeksi sistem Amerika. Untuk menunjukkan penggunaan dari kedua proyeksi tersebut dapat dilihat dari lambang proyeksi seperti terlihat pada gambar di bawah ini.



Gambar 2.5. Lambang penunjukkan proyeksi



9



2.5. Toleransi Toleransi adalah penyimpangan yang diijinkan. Adanya toleransi pada benda kerja yang dibuat memungkinkan suatu produk yang dibuat oleh orang berbeda atau perusahaan berbeda dapat dipasangkan atau diasembling. Dengan demikian toleransi ini memungkinkan suatu benda kerja dapat diproduksi lebih banyak secara massal yang mempunyai kemampuan tukar untuk banyak komponen yang sesuai satu sama lain dengan tepat. Ada dua cara dalam menentukkan besarnya ukuran toleransi yang dikehendaki yaitu dengan sistem basis lubang dan sistem basis poros. Pada sistem basis lubang, semua lubang diseragamkan pembuatannya dengan toleransi “H” sebagai dasar, sedangkan ukuran poros berubah-ubah menurut menurut macam suaiannya. Pada sistem basis poros ukuran poros sebagai dasar dengan toleransi “h” dan ukuran lubangnya berubah-ubah. Untuk menghindari kekeliruan dalam membaca antara huruf dan angka, maka tidak semua huruf dipakai sebagai pembacaan toleransi. Adapun hurufhuruf yang tidak dipakai adalah I, L, O, Q, dan W. 2.6. Tanda Pengerjaan 2.6.1. Fungsi Tanda Pengerjaan Permukaan benda kerja memegang peran yang penting dalam perencanaan mesin, terutama untuk memperhitungkan gesekan, pelumasan, keausan, dan sebagainya. Untuk itu teknisi harus memenuhi syarat permukaan yang dikehendaki oleh perencana atau pemesan. Agar teknisi dapat memenuhi permukaan yang sesuai, maka karateristik permukaan harus tercantum dalam gambar teknik mesin, sehingga teknisi bisa mengerti permukaan apa yang diinginkan. Untuk menghasilkan permukaan yang sesuai, maka pada gambar kerja perlu adanya tanda-tanda pengerjaan yang dinormalisasi yang diletakkan pada bagian-bagian dikehendaki permukaannya. Pelaksanaan penempatan tanda pengerjaan ini juga mengharuskan perpanjangan pada sebelah kanan sebagaimana gambar dibaca. Simbol dasar dari tanda pengerjaan ini terdiri dari dua garis dengan ketinggian yang tidak sama dengan perbandingan 1 : 2 yang membentuk sudut 60o satu sama lain.



10



Gambar 2.6. Simbol dasar tanda pengerjaan



Tidak semua permukaan benda dikerjakan dengan mesin. Ada kalanya karena sesuatu hal permukaan tersebut tidak dikerjakan, atau dibiarkan saja dan juga bisa permukaan tersebut tidak boleh dibuang, karena ukurannya sudah sangat pas. Konfigurasi permukaan yang bebas dikerjakan dengan mesin apapun dan permukaan yang tidak diijinkan untuk dikerjakan adalah seperti terlihat pada gambar dibawah ini.



Gambar 2.7. Lambang pengerjaan bebas dan tidak dikerjakan



2.6.2. Penulisan Tanda Pengerjaan Pengerjaan



permukaan



yang



mendapat



pengerjaan



mesin



harus



dicantumkan dengan keterangan pada simbol dasar yang berbentuk segi tiga. Adapun pengembangan spesifikasi dari penulisan simbol yang telah diberi keterangan adalah seperti terlihat pada gambar di bawah ini.



Gambar 2.8. Simbol tanda pengerjaan dan keterangannya Arah pengerjaan permukaan benda kerja sangat tergantung pada selera dan kehalusan (kekasaran) yang diinginkan. Harga kekasaran dan kelas kekasaran untuk beberapa nilai adalah seperti terlihat pada Tabel di bawah ini.



11



Tabel 2.1. Harga dan kelas kekasaran Harga kekasaran (Ra) (m)



Kelas kekasararan



0,025



N1



0,05



N2



0,1



N3



0,2



N4



0,4



N5



0,8



N6



1,6



N7



3,2



N8



6,3



N9



12,5



N10



25



N11



50



N12



Berkaitan dengan arah pengerjaan mesin, dibedakan menjadi enam bentuk arah. Adapun simbol simbol (lambang) arahnya adalah seperti terlihat pada Tabel 2.2. di bawah ini. Untuk nilai kelas kekasaran dari beberapa cara pengerjaan mesin adalah seperti terlihat pada Tabel 2.3.



12



Tabel 2.2. Lambang arah pengerjaan permukaan



13



Tabel 2.3. Kategori kekasaran berdasarkan pengerjaan mesin



2.7. Macam-Macam Cara Pemberian Ukuran Untuk menunjukkan panjang, lebar, tinggi atau diameter benda, maka pada gambar dicantumkan ukurannya. Ukuran yang tercantum ini bisa yang sesungguhnya, tetapi jika benda yang digambar diperbesar atau diperkecil, maka dapat menggunakan skala. Pemberian ukuran pada gambar mesin tidak bisa dibuat sembarangan melainkan mengikuti aturan-aturan yang sudah ditetapkan. Penyusunan ukuran pada gambar kerja, dapat dilakukan dengan beberapa macam



14



cara ukuran, yaitu: ukuran berantai, ukuran sejajar, ukuran berurutan dan ukuran gabungan.



Gambar 2.9. Macam-macam cara pemberian ukuran



2.8. Garis Gambar Dalam gambar teknik mesin dipergunakan beberapa macam garis yang mempunyai fungsi berbeda-beda sesuai dengan tujuannya. Masing-masing garis tersebut dibuat dengan fungsi, bentuk dan tebal yang berbeda sesuai dengan aturan yang ada. Adapun fungsi, bentuk dan tebal garis yang dipergunakan dalam gambar teknik mesin adalah seperti terlihat pada Tabel di bawah ini.



Tabel 2.4. Jenis-jenis garis gambar Bentuk Garis



Nama Garis



Tebal Garis



Garis kontinu (tebal) Garis kontinu (tipis)



0,50 - 0,70



Garis putus-putus (tebal sedang)



0,35 - 0,50



0,25 - 0,35



Penggunaan Garis benda, Garis nyata Garis ukuran, Garis bantu, Garis ulir, Garis arsir, dll. Garis bayangbayang



15



dash : approx. 4 mm gap : 1 mm



Garis titik garis (tebal)



0,50 - 0,70 0,25 - 0,35



Garis potong



Garis titik garis (tipis)



0,25 - 0,35



Garis sumbu, Garis lipatan



Garis bebas (tipis)



0,25 - 0,35



Garis potong



Garis titik dua garis (tipis)



0,25 - 0,35



Garis bagian bergerak, Garis di depan bidang potong, Garis bentuk awal, dll.



dash : approx. 7 mm gap : 1 mm



dash:approx. 7 mm gap : 1 mm



dash:approx. 7 mm gap : 1 mm



Ketebalan garis gambar di atas sudah standar, tetapi bisa juga di dalam pemakaiannya tukang gambar hanya menggunakan perkiraan di dalam menetapkan garis gambar yang digunakan, keadaan seperti ini dapat timbul jika gambar-gambar yang dibuat terlalu kecil atau komponen-komponen yang digambar terlalu banyak, sehingga apabila dibuat garis sesuai aturan, mungkin timbul kesan gambarnya menjadi kurang sesuai atau mungkin menjadi sempit. Untuk menghindari kesan-kesan tersebut maka tebal garis, dibuat dengan menggunakan perbandingan seperti di bawah ini.



16



Untuk memperjelas penggunaan dari masing-masing jenis garis tersebut, dapat dilihat gambar dibawah ini. Pada gambar tersebut nampak bahwa masingmasing jenis garis digunakan sesuai dengan fungsinya seperti yang telah dijelaskan.



Gambar 2.10. Penggunaan macam-macam jenis garis



BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM



3.1. Pendahuluan Metodologi prakikum dimulai dengan studi literatur tentang teori-teori gambar teknik, dilanjutkan dengan mempelajari hasil data yang didapat, kemudian mengidentifikasi modul praktikum yang akan dikerjakan, menentukan alat-alat gambar dan kertas gambar yang diprlukan untuk pelaksanaan praktikum. Melaksanakan praktikum dan menganalisa hasil pekerjaan apakan sudah memenuhi persyaratan modul atau tidak, jika masih ada kekeliruhan maka kembali lagi pada tahap pelaksanaan praktikum. Sesudah benar maka dilakuka tahap kesimpulan dan saran.



3.2. Flow Chart Pelaksanaan Praktikum Berikut merupakan Flow Chart (Diagram alir) pelaksanaan praktikum gambar teknik :



Mulai Studi Literatur



Mempersiapkan Alat Praktikum



Identifikasi Modul Praktikum



Menentukan Langkah-Langkah Pengerjaan



Mengerjakan Praktikum Gambar Teknik



17



18



1. Menggambar Garis Tegak Lurus 2. Membagi Garis Menjadi BagianBagian Yang Sama Panjang 3. Membagi Dua Sebuah Sudut



Sembarang 4. Menggambar Segi Empat 5. Menggambar Konstruksi



Dasar



Pemberian Ukuran Dan Penulisan Batas Toleransi



6. Menggambar Proyeksi



Hasil Memenuhi Syarat Modul Praktikum



Tidak



Ya Pembahasan Dan Analisa Hasil Praktikum



Kesimpulan



Selesai



Gambar 3.1. Diagram Alir Pelaksanaan Praktikum



BAB IV STUDI KASUS



A. LATIHAN I MEMBUAT GARIS TEGAK LURUS



1.



Buatlah sebuah garis AB dengan panjang sembarang.



2.



Buatlah titik C di luar garis AB dengan jarak sembarang.



3.



Buatlah lingkaran menggunakan jangka dengan bertitik pusat di C, jari- jari R, dan memotong garis AB pada titik 1 dan 2.



4.



Buatlah lingkaran dengan titik pusat 1 dan 2, jari-jari R, dan berpotongan di titik 3.



5.



Dari titik C tariklah garis ke titik 3 sehingga memotong garis AB di titik D. Garis AB dan garis C3 saling tegak lurus.



19



20



B. LATIHAN II MEMBAGI



GARIS



MENJADI



BAGIAN



BAGIAN



YANG



SAMA



PANJANG



1.



Buatlah sebuah garis AB dengan panjang sembarang.



2.



Buatlah garis AC dengan sudut sembarang dari garis AB dan panjang sembarang.



3.



Bagilah garis AC menggunakan jangka dengan jarak yang sama, berilah angka 1,2, 3, dst. pada setiap titik temunya.



4.



Tariklah garis dari titik 5 ke titik B. Tariklah garis-garis melalui titik 1 sampai dengan titik 4 yang sejajar dengan garis 5-B. Berilah angka 1’, 2’, 3’, dst. pada setiap titik temunya pada garis AB.



5.



Titik potong antara garis-garis sejajar ini dengan garis AB merupakan bagian- bagian yang sama jaraknya.



21



C. LATIHAN III MEMBAGI DUA SEBUAH SUDUT SEMBARANG



1.



Buatlah sebuah garis AB dengan panjang sembarang.



2.



Buatlah garis AC dengan sudut sembarang dari garis AB dan panjang sembarang.



3.



Buatlah lingkaran dengan jari-jari R sehingga memotong garis AB dan AC di titik 1 dan 2.



5.



Dari titik 1 dan 2 sebagai pusat lingkaran, buatlah lingkaran dengan jari-jari r sehingga saling memotong di titik 3.



6.



Tarik garis dari titik A ke titik 3. Sudut sudut yang sama besar.



dan sudut



mempunyai



22



D. LATIHAN IV MENGGAMBAR SEGI EMPAT



1.



Buatlah sebuah garis AB dengan panjang sembarang.



2.



Dengan titik-titik A dan B sebagai pusat lingkaran, buatlah lingkaran denganjari-jari R sehingga saling berpotongan di titik 1 dan 2.



3.



Tarik garis dari titik 1 dan titik 2 sehingga memotong garis AB di titik O. AO dan OB mempunyai jarak yang sama besar.



4.



Dengan titik O sebagai pusat, buatlah lingkaran dengan jari-jari AO dan Memotong garis 1-2 di titik C dan titik D.



5.



Tarik garis dari titik A ke titik C, dari titik C ke titik B, dari titik B ke titik D, dan dari titik D ke titik A.Garis ACBD merupakan segi empat.



6.



Dengan titik-titik A, C, B, dan D sebagai pusat, buatlah lingkaran dengan jari-jari yang sama (r) sehingga saling berpotongan.



7.



Tarik garis dari masing-masing titik perpotongan tersebut ke titik O sehingga memotong lingkaran ACBD.



8.



Dari



titik-titik



perpotongan



tersebut



tariklah



garis



sehingga



membentuk segi empat yang sama besar dengan segi empat ACBD.



23



E. LATIHAN V MENGGAMBAR KONSTRUKSI DASAR



24



25



4.1. Membuat Garis Tegak Lurus Langkah-langkah membuat garis tegak lurus : 1. Membuat sebuah garis AB dengan panjang sembarang. 2. Membuat titik C diluar garis AB dengan jarak sembarang. 3. Membuat lingkaran menggunakan jangka dengan bertitik pusat di C, jarijari R, dan memotong garis AB pada titik 1 dan 2. 4. Membuat lingkaran dengan titik pusan 1 dan 2, jari-jari R, dan berpotongan di titik 3. 5. Dari titik C ditarik garis ke titik 3 sehingga memotong garis AB di titik D. Garis AB dan C3 saling tegak lurus.



Gambar 4.1. Tugas 1 Membuat garis tegak lurus



26



4.2. Membagi Garis Menjadi Bagian-Bagian Yang Sama Panjang Langkah-langkah membagi garis menjadi bagian-bagian yang sama panjang : 1. Membuat sebuah garis AB dengan panjang sembarang. 2. Membuat garis AC dengan sudut sembarang dari garis AB dan panjang sembrang. 3. Membagi garis AC menggunakan jangka dengan jarak yang sama, berilah angka 1,2,3,dst pada setiap titik temunya. 4. Menarik garis 5 ketitik B. Menarik garis-garis melalui titik 1 sampai dengan titik 4 yang sejajar dengan garis 5-B. Diberi angka 1’,2’,3’,dst pada setiap titik temunya pada garis AB. 5. Titik potong antara garis-garis sejajar ini dengan garis AB merupakan bagian-bagian yang sam jaraknya.



Gambar 4.2. Tugas 2 Membagi garis menjadi bagian-bagian yang sama panjang



27



4.3. Membagi Dua Sebuah Sudut Sembarang Langkah-langkah membagi dua sebuah sudut sembarang : 1. Membuat sebuah garis AB dengan panjang sembarang. 2. Membuat garis AC dengan sudut sembarang dari garis AB dan panjang sembarang. 3. Membuat lingkran dengan jari-jari R bertitik pusat di A sehingga memotong garis AB dan AC di titik 1 dan 2. 4. Dari titik 1 dan 2 sebagai pusat lingkaran, membuat lingkaran dengan jarijari R sehingga saling memotong di titik 3. 5. Menarik garis dari titik A ke titik 3. Sudut  dan  mempunyai sudut yang sama besar.



Gambar 4.3. Tugas 3 Membagi dua sebuah sudut sembarang



28



4.4. Menggambar Segi Empat Langkah-langkah menggambar segi empat : 1. Membuat sebuah garis AB dengan panjang sembarang. 2. Dengan titik A dan B sebagai pusat lingkaran, membuat lingaran dengan jari-jari R sehingga saling berpotongan di titik 1 dan 2. 3. Menarik garis dari titik 1 dan titik 2 sehingga memotong garis AB di titik O, AO dan OB mempunyai jarak yang sama. 4. Dengan titik O sebagai pusat, membuat lingaran dengan jari-jari AO dan memotong garis 1-2 di titik C dan D. 5. Menarik garis dari titik A ke titik C, dari titik C ke titik B, dari titik B ke titik D, dan dari titik D ke titik A. Garis ACBD merupakan segi empat. 6. Dengan titik-titik A, C, B, dan D sebagai pusat, buatlah lingkaran dengan jari-jari yang sama (r) sehingga saling berpotongan. 7. Menarik garis dari masing-masing titik perpotongan tersebut ke titik O sehingga memotong lingkaran ACBD. 8. Dari titik-titik perpotongan tersebut ditarik garis sehingga membentuk segi empat yang sama besar dengan segi empat ACBD.



Gambar 4.4. Tugas 4 Menggambar segi empat



29



4.5. Menggambar Konstruksi Dasar Langkah-langkah menggambar konstruksi dasar : 1. Membuat lingkaran berdiameter 7 mm dan 4 mm. 2. Menarik garis lurus horizontal dari titik pusat lingkaran sepanjang 15 mm kekanan. 3. Dari ujung garis 15 mm ditarik garis vertikal kebawah sepanjang 5 mm. Membuat lingkaran dengan diameter 10 mm dan 7 mm dengan bertitik pusat di ujung garis vertikal kebawah 5 mm tadi. 4. Dari titik pusat lingkaran yang berdiameter 10 mm, ditarik garis horizontal kekiri dengan panjang 10 mm dan dari ujung garis horizontal kekiri ditarik garis vertikal kebawah sepanjang 15 mm. Membuat lingkaran berdiameter 8 mm dan 5 mm dengan bertitik pusat di ujung garis vertikal kebawah 15 mm. 5. Menarik garis vertikal kebawah dari titik pusat lingkaran pertama yang berdiameter 7 mm dan 4 mm sepanjang 6 mm, dari ujung garis vertikal 6 mm di buat persegi panjang dengan lebar 2 mm dan panjang 14 mm dengan kemiringan mengacu pada radius 2 mm yang berada pada garis lingkaran pertama terluar yaitu di ujung bawah lingkaran dan di ujung atas persegi panjang dibuat garis lengkung yang mengarah pada lingkaran 1 dengan radius 4 mm. 6. Membuat garis lengkung mengarah kedalam yang menghubungkan lingkaran 1 dan lingkaran 2 dengan radius 5 mm. Membuat garis lengkung mengarah keluar yang menghubungkan lingaran 2 dan lingkaran 3 dengan radius 25 mm. Membuat garis lengkung mengarah kedalam yang menghubungkan lingkaran 3 dengan persegi panjang dengan radius 5 mm. 7. Memberi ukuran-ukuran dan memberi garis-garis center sesuai pada gambar yang di con



30



Gambar 4.5. Tugas 5 Menggambar konstruksi dasar.



4.6. Menggambar Proyeksi Langkah – langkah menggambar proyeksi gambar 3 dimensi : 1. Langkah pertama yang dilakukan adalah mengambar garis sumbu atau garis tegak lurus untuk dijadikan sebagi acuan menggambar 3D 2. Menarik garis miring kekanan dan kekiri dari titik tengah garis tengah yang sudah dibuat tadi dengan kemiringan, kanan 30o - kiri 45o. 3. Sesudah terbentuk garis tegak lurus dan garis miring kanan dan kiri, mulai menggambar bentuk daripada gambar 3D. 4. Penggambaran pada setiap bagian bentuk 3D mengacu pada garis – garis yang sudah dibuat tadi yang diukur menggunakan dua penggris segitiga samakaki dan penggaris segitiga siku-siku.



31



5. Menggambar tiap-tiap bagian hingga selesai. Dan menghasilkan gambar dibawah ini.



Gambar 4.6. Tugas 6 model 3D



6. setelah model 3D selesai digambar, langkah selanjutny a adalah membuat gambar proyeksi dari gambar model 3D tadi, yaitu menggunakan proyeksi amerika. 7. Pertama yaitu tampak atas



32



Gambar 4.7. Tampak atas



8. Kedua yaitu tampak depan



Gambar 4.8. Tampak depan



33



9. Ketiga yaitu tampak samping kanan



Gambar 4.9. Tampak samping kanan



10. Setelah seluruh gambar proyeksi selesai langkah selanjutnya adalah meberikan



ukuran



disetiap



bagian



gambar



proyeksi,



dengan



mencantumkan batas toleransi, nilai kekasaran, dan menentukan pengerjaan dengan mesin apa.



34



Gambar 4.10. Tugas 6 proyeksi amerika.



BAB V PENUTUP



5.1. Kesimpulan Dari pelaksanaan praktikum Gambar Teknik Mesin maka dapat disiimpulkan sebagai berikut: 1. Alat gambar yang memadai, terutama meja gambar sangat membantu dalam pengerjaan gambar, dengan desain yang bagus dan pengguna merasa nyaman dalam menggunakannya. 2. Banyak standar yang dipakai dalam memahami sebuah gambar, namun akan sangat baik jika kita menggambarkannya dengan menggunakan standar yang diakui secara luas yaitu standar ISO. 3. Aturan menggambar mesin sangtlah kompleks, sehingga diperlukan pendampingan intensif dari para asisten, terutama dalam pembuatan sket. 4. Semakin lengkap informasi yang diberikan dalam gambar, maka akan semakin mudah gambar tersebut difahami.



5.2. Saran Secara umum praktikum Gambar Teknik Mesin sudah difasilitasi dengan sangat baik, terutama dengan adanya panduan praktikum dan pendampingan yang baik dari petugas di lapangan. Untuk meningkatkan ketepatan dan keterampilan dalam menggambar, dapat diambil langkah alternatif antara lain: 1. Penyediaan tempat menggambar di luar jam praktikum akan sangat membantu dalam penyelesaian beban menggambar yang cukup banyak. 2. Alangkah baiknya jika pada saat praktikan membuat sket selalu didampingi oleh asisten, karena kesalahan dalam menggambar justru sering muncul pada saat pembuatan sket gambar. 3. Untuk pelaksanaan praktikum yang efektif, sebaiknya modul praktikum dilengkapi dengan instruksi yang jelas mengenai pemberian ukuran, toleransi, dan tanda tingkat kekasaran.



35



36



DAFTAR PUSTAKA



Dr. Muhammad Khumaedi, M.Pd, 2015, Gambar Teknik, Buku Ajar Mata Kuliah Gambar Teknik Mesin, UNNES, Semarang.



Kiyo, Katsu Suga. 1987. Menggambar Teknik, Edisi 4. Jakarta : Pradya.



Rochim T., S.M. Soetarto. 1980. Teknik Pengukuran. Jakarta: Depdikbud. Sato, Takeshi. 1986. Menggambar Mesin. Jakarta : PT. Paradya Paramitha.



Sulardjohadi. 1984. Gambar Proyeksi Metode dan Macamnya. Jakarta: Wijaya.



37



LAMPIRAN



Gambar 1. Lembar kerja Praktikum



Gambar 2. Menggambar Menggunakan Jangka



38



Gambar 3. Alat Praktikum (Jangka)



Gambar 4. Penggaris lurus dan penggaris siku



39



Gambar 5. Ruang Lab Gambar Teknik



Gambar 6. Menggunakan Penggaris Panjang