Laporan Geolistrik [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Laporan Praktikum Geolistrik



Disusun oleh : Kelompok 3



JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2012 Resistivity



Page 0



KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena berkat kehendak dan ridhonya kami kelompok tiga praktikum geolistrik program studi Geofisika jurusan Fisika dapat menyelesaikan laporan ini . Kami juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu jalannya penulisan laporan, khususnya dosen mata kuliah ini. Penulis juga berbesar hati jika para pembaca dan penyimak memberi kritik dan saran pada laporan ini. Sehingga jika suatu saat penulis berkesempatan lagi menulis sebuah laporan, penulis dapat memperbaikinya. Akhir kata, apabila terdapat kesalahan penulisan dan tata bahasa, penulis mohon maaf.



Hormat Kami,



Penulis



Resistivity



Page 1



BAB I PENDAHULUAN



1.1



Latar Belakang Salah satu penerapan yang paling sering menggunakan metode geolistrik



adalah pencarian pola aliran air bawah permukaan. Air mempunyai banyak manfaat bagi kehidupan, hampir semua makluk hidup membutuhkan air. Air digunakan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, irigasi serta industri. Kebutuhan akan air semakin hari semakin meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk. Alternatif untuk memenuhi kebutuhan air di masa sekarang dan masa yang akan datang adalah dengan memanfaatkan potensi air tanah. Untuk diketahuinya unsur yang terkandung di dalam tanah tidak mungkin dilakukan pembongkaran tanah, karena akan menghancurkan lapisan tanah itu sendiri, maka dalam hal ini perlu diadakan penelitian. Penelitian ini diperlukan untuk pendugaan geolistrik tahanan jenis atau resistivitas yang bisa menunjukkan adanya lapisan batuan aquifer serta struktur geologi yang cukup baik dan signifikan di area depan fakultas peternakan universitas brawijaya. 1.2



Rumusan Masalah 1



Bagaimanakah kondisi resistivitas daerah depan fakultas peternakan Universitas Brawijaya



2 1.3



Apa saja kandungan mineral yang ada pada saat akuisisi data di lapangan



Tujuan 1. Mengetahui resistivitas di daerah depan fakultas peternakan Universitas Brawijaya 2. Mengetahui kandungan yang ada pada saat akuisisi data di lapangan



1.4



Manfaat 1.



Mengetahui kondisi resitivitas di daerah depan fakultas peternakan Universitas Brawijaya sehingga dapat dimanfaatkan potensinya



2.



Resistivity



Dapat mengetahui kandungan yang ada pada saat akuisisi di lapangan



Page 2



BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3



Dasar Teori Geolistrik merupakan salah satu metode geofisika yang mempelajari sifat aliran listrik bumi dengan menginjeksikan arus listrik ke dalam bumi. Berdasarkan tujuan pengukuran di lapangan, metode geolistrik dibagi menjadi dua (Telford,1976), yaitu : 1. Metode resistivitas jenis Sounding Metode ini bertujuan untuk menyelidiki perubahan tahanan jenis bawah permukaan ke arah vertikal yaitu dengan cara pada titik ukur tetap, jarak elektroda arus dan tegangan diubah-ubah sehingga semakin besar jarak antar elektroda maka akan tampak efek dari material yang lebih dalam, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1



gambar 1. Perpindahan elektroda secara sounding



2. Metode resistivitas jenis Mapping Metode ini bertujuan untuk menyelidiki perubahan tahanan jenis bawah permukaan ke arah lateral atau horisontal yaitu dengan cara menggeser titik ukur secara horisontal dengan jarak elektroda dan tegangan tetap. Pada metode ini kedalaman yang tersurvey akan sama karena pergeserannya ke arah horisontal. Konfigurasi yang sering digunakan adalah Wenner dan Dipole-dipole, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.



gambar 2. Perpindahan elektroda secara mapping



Metode geolistrik resistivitas (hambatan jenis) merupakan suatu metode pendugaan kondisi bawah permukaan bumi dengan memanfaatkan arus listrik yang diinjeksikan ke dalam bumi melalui dua elektroda arus, kemudian beda potensial yang dihasilkan diukur dengan menggunakan dua elektroda potensial. Resistivity



Page 3



Hasil pengukuran arus dan beda potensial untuk setiap jarak elektroda tertentu digunakan untuk menentukan variasi harga hambatan jenis masing-masing lapisan di bawah titik ukur (titik sounding). Metode geolistrik resistivitas didasarkan pada kenyataan bahwa sebagian dari arus listrik yang diberikan pada lapisan tanah, menjalar ke dalam tanah pada kedalaman tertentu dan bertambah besar dengan bertambahnya jarak antar elektroda. Dalam pengukuran geolistrik resistivitas jika sepasang elektroda diperbesar, distribusi potensial pada permukaan bumi akan semakin membesar dengan nilai resistivitas yang bervariasi (Vingoe, 1972). Menurut Robinson (1988), terdapat beberapa asumsi dasar yang digunakan dalam metode geolistrik resistivitas, yaitu. 1. Bawah permukaan tanah terdiri dari beberapa lapisan yang dibatasi oleh bidang batas horisontal serta terdapat kontras resistivitas antara bidang batas perlapisan tersebut. 2. Tiap lapisan mempunyai ketebalan tertentu, kecuali untuk lapisan terbawah ketebalannya tak terhingga. 3. Tiap lapisan dianggap bersifat homogen isotropik. 4. Tidak ada sumber arus selain arus yang diinjeksikan di atas permukaan bumi. 5. Arus listrik yang diinjeksikan adalah arus listrik searah. Metode ini lebih efektif jika digunakan untuk eksplorasi yang sifatnya dangkal, jarang memberikan informasi lapisan di kedalaman lebih dari 1000 atau 1500 feet. Oleh karena itu metode ini jarang digunakan untuk eksplorasi minyak



tetapi



lebih



banyak



digunakan



dalam



bidang



engineering



geology seperti penentuan kedalaman batuan dasar, pencarian reservoir air, juga digunakan dalam eksplorasi



geothermal. Berdasarkan letak (konfigurasi)



elektroda-elektroda potensial dan elektroda-elektroda arus, dikenal beberapa jenis metode resistivitas tahanan jenis yaitu antara lain : 1.1



Metode schlumberger



gambar 3. Konfigurasi Schlumberger



Resistivity



Page 4



2.1



Metode Wenner



gambar 4. Konfigurasi Wenner



Berdasarkan pada harga resistivitas listriknya, suatu struktur bawah permukaan bumi dapat diketahui material penyusunya, sehingga kita juga dapat memahami tentang struktur lapisan tanah di bawah permukaan bumi yang tercemar oleh limbah cair yang mengandung senyawa organik dari berbagai jenis logam, seperti Mg, Zn, Al, Mn, senyawa nitrogen dan sianida. Resistivitas bumi berhubungan dengan jenis mineral, kandungan fluida dan derajat saturasi air dalam batuan. Metode yang biasa digunakan pada pengukuran resistivitas secaraumum, yaitu dengan menginjeksikan arus listrik ke dalam bumi dengan menggunakan dua elektroda arus (A dan B), dan pengukuran beda potensial dengan menggunakan dua elektroda potensial (M dan N) seperti yang diperlihatkan pada Gambar 5



gambar 5. Pola aliran arus dan bidang ekipotensial antara dua elektroda arus dengan polaritas berlawanan



Beda potensial yang terjadi antara MN yang diakibatkan oleh injeksi arus padaAB:



Lebar jarak AB menentukan jangkauan geolistrik ke dalam tanah. Ketika perbandingan jarak antar elektroda arus dengan elektroda potensial terlalu besar, elektroda potensial harus digeser, kalau tidak maka beda potensial yang terukur akan sangat kecil (Alile et al. 2007). Dari semua sifat fisika batuan dan mineral, resistivitas memperlihatkan variasi harga yang sangat banyak. Pada mineralResistivity



Page 5



mineral logam, harga resistivitas berkisar antara 10-8 ohmmeter hingga 107 ohmmeter. Begitu juga pada batuan-batuan lain, dengan komposisi yang bermacam-macam akan menghasilkan range resistivitas yang bervariasi pula. Sehingga range sensitivitas maksimum yang mungkin adalah dari 1.6 x 10-8 ohmmeter (perak asli) hingga 1016 ohmmeter (belerang murni). Konduktor biasanya didefinisikan sebagai bahan yang memiliki resitivitas kurang dari 10-8 ohmmeter, sedangkan isolator memiliki resistivitas lebih dari 107 ohmmeter. Dan di antara keduanya adalah bahan semikonduktor. Sedangkan Isolator dicirikan oleh ikatan ionik, sehingga elektron-elektron valensi tidak bebas bergerak. Kebanyakan mineral membentuk batuan penghantar listrik yang tidak baik walaupun beberapa logam asli dan grafit menghantarkan listrik. Resistivitas yang terukur pada material bumi utamanya ditentukan oleh pergerakan ion-ion bermuatan dalam pori-pori fluida. Air tanah secara umum berisi campuran terlarut yang dapat menambah kemampuannya untuk menghantarkan listrik, meskipun air tanah bukan konduktor listrik yang baik. Variasi resistivitas material bumi ditunjukkan dalam Tabel 1 Nilai tahanan jenis batuan bergantung dari macam-macam materialnya, densitas, porositas, ukuran, dan bentuk pori-pori batuan, kandungan air, kualitas dan suhu.



Tabel 1. Kisaran nilai resistivitas batuan (blaricom,1988)



Asumsi yang selalu digunakan dalam metode geolistrik resistivitas adalah bumi bersifat homogen isotropis. Ketika arus diinjeksikan ke dalam bumi, pengaruh dalam bentuk beda potensial yang diamati secara tidak langsung adalah Resistivity



Page 6



hambatan jenis suatu lapisan bumi tertentu. Namun nilai ini bukanlah nilai hambatan jenis yang sesungguhnya. Hambatan jenis ini merupakan besaran yang nilainya tergantung pada spasi elektroda yang dipakai. Padahal kenyataannya bumi terdiri dari lapisan-lapisan dengan nilai resistivitas yang berbeda-beda, sehingga potensial yang diukur merupakan pengaruh dari lapisan-lapisan tersebut. Hambatan jenis ini disebut hambatan jenis (resistivitas) semu. Resistivitas semu dirumuskan dengan: (2.1) dimana : ρa : Resistivitas semu ( m) K



: Faktor Geometris (m)



ΔV : Beda potensial (V) I



: Kuat arus (A)



Faktor geometri dari konfigurasi elektroda potensial dan elektroda arus. Faktor geometri merupakan besaran penting dalam pendugaan tahanan jenis vertikal maupun horisontal. Sesuai dengan persamaan 2.1, nilai K untuk konfigurasi Schlumberger adalah



(2.2) Bumi merupakan medium berlapis dengan masing-masing lapisan mempunyai harga resistivitas yang berbeda-beda. Resistivitas semu merupakan suatu konsep abstrak yang di dalamnya terdapat keterangan tentang kedalaman dan sifat suatu lapisan tertentu. Sebagaimana disajikan dalam gambar 6 dimisalkan bahwa medium yang ditinjau terdiri dari 2 lapis dan mempunyai nilai resistivitas yang berbeda (ρ1 dan ρ2). Dalam pengukuran, medium ini akan dianggap sebagai 1 lapisan yang homogen dan mempunyai 1 harga resistivitas yaitu ρa (Apparent Resistivity) atau resistivitas semu.



gambar 6. Konsep resistivitas semu



Resistivitas semu yang dihasilkan oleh setiap konfigurasi akan berbeda walaupun jarak antar elektrodanya sama. Untuk medium berlapis, harga resistivitas semu ini akan merupakan fungsi jarak bentangan (jarak antar Resistivity



Page 7



elektroda arus). Untuk jarak antar elektroda arus yang kecil akan memberikan ρa yang harganya mendekati ρ batuan di dekat permukaan. Sedang untuk jarak bentangan yang besar, ρa yang diperoleh akan mewakili harga ρ batuan yang lebih dalam.



Resistivity



Page 8



BAB III METODOLOGI



3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktikum Geolistrik dilaksanakan oleh praktikan pada hari minggu 23 Desember 2012 bertempat di halaman depan fakultas peternakan Universitas Brawijaya. 3.2 Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan adalah sebagai berikut sumber arus DC (Accu), Kabel roll, Resistivitymeter, Elektroda, kabel penghubung, penjepit elektroda, meteran, alat tulis dan palu. 3.3 Tata Laksana Percobaan 3.3.1 Akuisi Data



3.3.1



Pengolahan Data Lapangan



Tata laksana percobaan atau prosedur percobaan (akuisisi data) yang dilakukan harus dilaksanakan dengan akurat dan presisi. Hal ini dilakukan agar data yang didapatkan memiliki kesalahan relatif yang kecil. Sehingga interpretasi data



dapat berjalan lancer. Berikut adalah tata laksana percobaan yang



dilaksanakan.Susunan alat yang dipergunakan di lapangan adalah sebagai berikut :



V



C1



P1



P2



C2



pusat



a A



s



s



B



Gambar 3 1 susunan elektroda dan arus konfigurasi schlumberger Keterangan : C1 dan C2 adalah elektroda arus (A dan B) P1 dan P2 adalah elektroda potensial Semua komponen untuk pengukuran ini harus dipastikan berfungsi dengan baik dan juga terpasang dengan benar, mulai dari pengecekan alat, setting frekuensi, arus dan tegangan yang akan digunakan, keadaan kabel, elektroda yang masih dalam keadaan baik, dan sebagainya. Tahap pelaksanaan yang dilakukan dalam kegiatan ini meliputi beberapa tahapan, antara lain: tahap akuisisi data lapangan dan juga tahap pengolahan data di lapangan (berupa pengeplotan titik dari data yang sudah diambil). Untuk tahap akuisisi Resistivity



Page 9



data lapangan meliputi pengukuran data di lapangan dengan metode geolistrik dengan menggunakan konfigurasi schlumberger dengan jarak spasi 25 meter dan 50 meter. Data yang sudah dimasukkan ke dalam tabel pengukuran selanjutnya diplot titik-titiknya secara manual sebelum diolah lebih lanjut. Untuk pengukuran data pada metode geolistrik dengan menggunakan konfigurasi schlumberger dengan spasi 2 meter dan 1 meter dalam jangkauan bentangan kurang lebih 12 meter. Dipilihnya spasi tersebut untuk memperoleh gambaran keadaan bawah permukaan yang semakin detail. Dan juga agar memperoleh data yang akurat sehingga kedalaman air bawah permukaan dapat ditentukan dengan tepat. Untuk metode konfigurasi wenner antara jarak spasi potensial dan arus adalah sama. Data yang diperoleh dari akusisi ini berupa arus (I) dan tegangan (V), sedangkan nilai hambatan jenis (ρ) di hitung secara manual. Selanjutnya data ini akan diolah dalam software ip2win agar dapat diketahui seberapa besar errornya. Jika nilai error yang didapatkan dari hasil pengolah data IP2Win besar, maka error harus diperkecil dengan cara diselarasakannya garis hitam dengan garis merah. PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN



AKUISISI DATA



PLOTTING DATA



PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA



INTERPRETASI DATA



KESIMPULAN Gambar 3 2 Diagram alir penelitian Resistivity



Page 10



3.3.2 Pengolahan Data Software 1) Software IPI2Win Tampilan pertama dari layar IPI2win dapat dilihat pada gambar dibawah ini :



Kemudian buka Worksheet baru



Masukan data yang tersedia ke dalam worksheet



Resistivity



Page 11



Simpan data worksheet kemudian klik “OK”. Kemudian akan muncul kurva seperti di bawah ini



Samakan kurba antara garis merah, biru dan hitam hingga didapatkan nilai error yang kecil



Hasil yang tertampil pada software IPI2Win Masukan data dari IPI2Win kemudian gunakan progress untuk diketahuinya sumur kedalaman schlumberger. Setelah itu data progress di save kemudian klik OK



Resistivity



Page 12



Setelah itu akan muncul nilai sumur kedalaman schlumberger



2) Software Res2Div Software Res2Div ini yang kemudian akan digunakan sebagai pengolah data konfigurasi wenner. Dengan software ini dapat diketahui kesuluruhan nilai atau gambaran resistivitas pada masing-masing kedalaman atau lapisan batuan di bawah permukaan tanah baik Pseudodepth dan Pseudosectionnya. Berikut adalah prosedur digunakannya software Res2Div 1.1 Sebelum dibuka software Res2Div maka buka dulu program Ms.Excel. setelah itu masukan data Konfigurasi wenner. Carilah nilai distance (rho) dan K dengan digunakannya program pengolah angka yang ada di system.



Resistivity



Page 13



2.1 Kemudian pindahkan data tersebut ke notepad untuk dikonvert ke pengolah res2div dengan diberi format awal dan akhir “konfigurasi wenner (enter) 1 (enter)10 (enter) 22 (enter) 0. Dan format akhir ketik 0 (eter) selama 3 kali. Atur desimalisasi angka.



3.1 Kemudian simpan data hasil pengolahan notepad dan setelah itu buka software Res2Div pilih file pada menu bar kemudian klik “read data file”. Pilihlah data konfigurasi wenner yang akan digunakan.



Sehingga akan muncul data resistivity yang dapat digunakan untuk interpretasi data.



Resistivity



Page 14



BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Analisa Hasil Gambaran mengenai keadaan bawah permukaan atau persebaran batuan secara vertikal, dapat diperoleh dari data pengukuran dan analisis data geolistrik. Berdasarkan gambaran ini dapat diketahui litologi batuan penyusun, letak dan persebarannya. Litologi batuan daerah penelitian sangat terkait dengan kondisi geologi. Berdasarkan litologi batuan yang telah diketahui, maka zona akuifer daerah penelitian dapat diketahui. Pada tahap akhir adalah dengan mengkorelasikan hasil interpretasi data dengan analisa geologi dan hidrogeologi daerah penelitian sehingga nantinya dapat diketahui arah aliran air di bawah permukaan tanah berdasarkan nilai resistivitas sebenarnya. Dari tampilan nilai resistivitas semu dan kedalaman serta pemodelannya menggunakan program PROGRESS



dapat diinterpretasi bahwa pada area survey



geolistrik resistivity terlihat adanya 5 lapisan batuan bawah permukaan dengan karakteristik yang berbeda-beda. Munculnya perbedaan ini tidak lain disebabkan adanya sedikit perbedaan nilai resistivitas (Rho) untuk setiap lapisan.



Lapisan pertama didapatkan nilai resistivitas sebesar 25,02 Ωm pada kedalaman 1.86 m. Lapisan kedua didapatkan nilai resistivitas sebesar 0.51 Ωm pada kedalaman 10.15 m. Lapisan ketigadidapatkan nilai resistivitas sebesar 0.21 Ωm pada kedalaman 13.54 m. Lapisan keempatdidapatkan nilai resistivitas sebesar 0.12 Ωm pada kedalaman 27.17 m. Lapisan kelima didapatkan nilai resistivitas sebesar 0.37 Ωm pada kedalaman 67.92 m. Berdasarkan hasil yang diperoleh, analisa software data pengolahan tampilan grafik sudah hampir mendekati kebenaran dengan error yang sangat kecil sekali yaitu sebesar 0.967 % sehingga interpretasi yang dilakukan dapat dikatakan mendekati kebenaran. Dengan menghubungkan antara nilai resistivitas yang telah didapatkan dari hasil pengolahan data maka dapat dilakukan analisa dengan membandingkan nilai reistivitas Resistivity



Page 15



yang didapatkan dan referensi acuan yang ada (tabel resistivitas),dengan menggunakan bantuan tabel resistivitas mineral maka hasil pengolahan data dapat di interpretasikan sebagai berikut:



Dengan nilai rho 25.02 m yang dapat dianalisa bahwa jenis mineralnya berupa bismuthinite (Bi2S3), nilai rho 0.51 m , 0.12 m, 0.37 m dan 0.21 m dapat dianalisa mengandung mineral pyrolusite (MnO2), karena dari tabel pada range 0.005 m hingga 10m merupakan jenis mineral pyrolusite. Akan tetapi pada nilai pengolahan data sebesar Resistivity



Page 16



0.21 dapat dianalisa juga termasuk mengandung mineral cassiterite SnO2, karena pada nilai resistivity rata-rata sebesar 0.2 yang mengandung mineral cassiterite SnO2. Kemudian , pada pengukuran dengan wenner , diperoleh sebuah data dengan bentuk penampang , dengan menggunakan softwere res2div. Hasil dari pengukuran yang dilakukan di lapangan , diperoleh sebuah penampang seperti pada gambar di bawah ini :



Resistivity



Page 17



Dari data tersebut dapat dianalisa bahwa kedalaman yang mampu terdeteksi dari 0.54.98 m, dengan nilai resistivitas 4.06-1700 m. Dimana warna-warna pada gambar tersebut menunjukkan variasi kandungan dari suatu lapisan dengan nilai dari resistivitas tertentu. Misalnya air tanah, ataupun jenis-jenis dari suatu batuan. Nilai resistivity pada lapisan tersebut dapat dilihat pada perbedaan warna yang berada pada bagian bawah hasil data. Untuk lebih jelasnya dapat dilohat pada gambar dibawah ini :



Resistivity



Page 18



BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Geolistrik merupakan salah satu metode geofisika yang mempelajari sifat aliran listrik bumi dengan menginjeksikan arus listrik ke dalam bumi. Berdasarkan tujuan pengukuran di lapangan, metode geolistrik dibagi menjadi dua yaitu mapping dan sounding. Dalam permukaan tanah terdapat bermacam – macam mineral yang tersebar. Mineral – mineral tersebut dapat kita ketahui dengan menggunakan pengukuran restivity pada geolistrik. Pada metode ini , digunakan suatu alat yang dimana di injeksikan arus kedalam tanah yang nantinya akan diketahui beberapa data yang diperoleh, setelah itu data yang diperoleh di olah dalam suatu program seperti contihnya res2div , dalam pengolahan ini kita dapat melihat lapisan – lapisan yang ada pada permukaan tanah serta mineral – mineral apa saja yang berada pada bawah oermukaan tanah tersebut. Selain kita dapat mengetahui mineral – mineral yang ada kita juga dapat mengetahui apa saja uang berada dalam permukaan tanah tersebut, seperti contohnya air atau fluida.



5.2. Saran Sebaiknya percobaan atau praktikum ini dilaksanakan pada pertengahan semester atau awal semester , karena jika akhir semester seperti pada minggu tenang , maka akan mengganggu waktu tenang mahasiswa untuk menghadapi ujian akhir semester.



Resistivity



Page 19



DAFTAR PUSTAKA



Alile, O. M., Molindo, W. A., and Nwachokor, M.A. 2007. Evaluation of Soil Profile on Aquifer Layer of Three. Location in Edo State. International Journal of Physical Sciences. 2 (9) : 249-253. Blaricom, Richard Van. 1988. Practical Geophysics for The Exploration Geologist. Northwest Mining Association. USA. Robinson, Coruh. 1988. Basics Exploration Geophysics. Canada : John Willey And Son Inc. Staf Fisika Bumi LFN-LIPI.1984. Interpretasi Curve Matching Metode Schlumberger. Bandung : LIPI. Suciningtyas, I. K. L. N. 2010. Pendugaan Daerah Resapan Mata Air di Kecamatan Ngantang dengan Menggunakan Metode Geolistrik Resistivitas. Skripsi. Universitas Brawijaya. Malang Telford, Geldart and Sheriff. 1976. Applied Geophysics, 2



nd



edition, Cambridge University



Press, New York. Vingoe, P. 1972. Electrical Resistivity Surveying. Geophysical Memorandum. Waluyo.2001. Panduan Workshop Eksplorasi Geofisika : Metode Resistivitas. Yogyakarta : Laboratorium Geofisika UGM



Resistivity



Page 20



LAMPIRAN 1. Data hasil percobaan



SCHLUMBERGER AB (m)



Resistivity



MN (m)



K



R



p



4



2



10.99



2.0285



22.29322



6



2



10.99



0.7105



7.808395



8



2



10.99



0.39325



4.321818



10



2



10.99



0.269



2.95631



12



2



10.99



0.19075



2.096343



14



2



10.99



0.14675



1.612783



16



2



10.99



0.125



1.37375



18



2



10.99



0.095



1.04405



20



2



10.99



0.08



0.8792



22



2



10.99



0.071



0.78029



24



2



10.99



0.06175



0.678633



26



2



10.99



0.053



0.58247



28



2



10.99



0.04675



0.513783



30



2



10.99



0.0415



0.456085



32



2



10.99



0.03675



0.403883



34



2



10.99



0.0345



0.379155



Page 21



wenner n



A 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 4



Resistivity



K 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 6 6 6 6 8



R 12.56 12.56 12.56 12.56 12.56 12.56 12.56 12.56 12.56 12.56 50.24 50.24 50.24 50.24 50.24 50.24 50.24 113.04 113.04 113.04 113.04 200.96



0.721 0.61475 0.7355 0.697 0.737 0.6715 0.6445 0.685 0.645 0.6625 0.42275 0.4235 0.43625 0.43 0.4055 0.31985 0.422 0.337 0.33 0.33375 0.336 0.36525



P 9.05576 7.72126 9.23788 8.75432 9.25672 8.43404 8.09492 8.6036 8.1012 8.321 21.23896 21.27664 21.9172 21.6032 20.37232 16.06926 21.20128 38.09448 37.3032 37.7271 37.98144 73.40064



Page 22



2. Anggota kelompok 3:



Resistivity



1. Cherma Manggala Laksono



(115090707111003)



2. M. Rizqi Ridha



(115090707111004)



3. Dipika Anggun Ardianti



(115090707111005)



4. Hendy Afifudin S



(115090707111006)



5. Barqi Muhammad Irsyad



(115090707111008)



6. Akbar Putra Wijaya



(115090707111011)



7. Rif’atul Imaniyah



(115090707111012)



8. Emanuel Grace M



(115090707111013)



9. Teuku Muda Rabian H



(115090707111014)



10. Dwi Wahyu P



(115090707111015)



11. Devita Sari Putri



(115090707111016)



12. Rya Yudi Astuti



(115090713111001)



13. I Ketut Wahyu NP



(115090713111002)



Page 23