Laporan Harian 8 Pkpa Apotek (Astriliyani-Unjani) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN HARIAN PRAKTIK KERJA PROFESI APOTEKER



Tempat PKPA : Apotek Kimia Farma Arimbi Jl. Gunung Batu No. 93 D Bandung Tanggal



: Jumat, 15 Oktober 2021



Jam Kerja



:



No 1.



Topik Kegiatan Skrinning Resep



Uraian Kegiatan Kajian Administratif Nama Dokter : √ SIP Dokter : √ Alamat praktek : √ Tanggal penulisan resep : √ Tanda tangan/Paraf penulis resep : √ Nama pasien : √ Alamat pasien : Umur pasien : √ Berat badan pasien : Jenis kelamin pasien : √ Tanda R/ diawal penulisan resep : √ Jumlah obat yang diminta : √ Tanda lain (det/detur) : Kajian Farmasetik Cara pemakaian yang jelas : a. Lanaven : Oral b. Iremax : Oral c. Faktu : Topikal Bentuk sediaan : a. Lanaven : Kapsul b. Iremax : Tablet c. Faktu : Salep Dosis obat : a. Lanaven : Untuk hemorrhoid : sehari 3 kali 1-2 kapsul. b. Iremax : Pada pengobatan dewasa, dosis yang dianjurkan adalah 1 tablet yang dikonsumsi atau diminum setelah makan sebanyak 3 sampai 4 kali dalam sehari. c. Faktu : Dioleskan pada



Paraf Preseptor



daerah hemoroid 2-3 kali sehari. Potensi obat : Stabilitas : Disimpan pada suhu ruang yang terhindar dari cahaya matahari langsung. Inkompatibilitas : Kajian Klinik Alergi : Efek samping : a. Lanaven : Jika diminum berlebihan dapat menyebabkan gangguan pada saluran pencernaan. b. Iremax : Mual, muntah, hematemesis, diare, konstipasi, nyeri, panas pada epigastrik, penglihatan kabur, hepatotoksik, nefrotoksik, agranulositosis, anemia hemolitik, perdarahan lambung, bronkospasme, trombositopenia, gangguan hati dan ginjal. c. Faktu : Rasa tidak nyaman setempat yang bersifat ringan Interaksi obat : Tidak terjadi interaksi obat. Polifarmasi : Kontraindikasi : a. Lanaven : Penderita alergi berat terhadap salah satu kandungan obat herbal ini. b. Iremax : Hipersensitifitas (reaksi alergi berlebih) terhadap Ibuprofen, Parasetamol, Aspirin dan NSAID lainnya, ulkus peptikum berat dan aktif (luka pada lapisan mukosa duodenum yaitu lambung), polip hidung (pertumbuhan selaput lendir hidung bersifat jinak), angioedema (kekurangan inhibitor C1 atau protein dalam darah), reaksi bronkospastik terhadap Aspirin, kehamilan 3 bulan terakhir, Gangguan fungsi hati.



c. Faktu : Hipersensitivitas terhadap obat ini. Aturan pakai : a. Lanaven : Sehari 2 kali 1 kapsul (setelah makan). b. Iremax : Sehari 3 kali 1 tablet (Setelah makan) c. Faktu : Oleskan tebal pada bagian ambeien sehari 2-3 kali. Kesimpulan : Dalam resep tersebut, tidak terdapat interaksi obat dan dosis sudah sesuai.



No



Topik Kegiatan



Uraian Kegiatan



Paraf Preseptor



2.



Skrinning Resep (Copy Resep)



Kajian Administratif Nama Apotek : √ Nama Dokter : √ SIP Dokter : Nama APA : Nomor SIA : Alamat Apotek : √ Tanggal dan nomor urut pembuatan : √ Tanda tangan/Paraf penulis resep : √ Nama pasien : √ Alamat pasien : Umur pasien : Berat badan pasien : Jenis kelamin pasien : Tanda R/ diawal penulisan resep : √ Jumlah obat yang diminta : √ Tanda lain (det/detur) : √ Tanda pcc : √ Kajian Farmasetik Cara pemakaian yang jelas : a. Simvastatin 20 mg : Oral b. Metformin 500 mg : Oral Bentuk sediaan : a. Simvastatin 20 mg : Tablet b. Metformin 500 mg : Tablet Dosis obat : a. Simvastatin 20 mg : Dosis awal: Sehari 1 kali 5-10 mg. Dosis awal untuk pasien dengan hiperkolesterolemia ringan sampai sedang: Sehari 1 kali 5 mg. Penyesuaian dosis dilakukan dengan interval tidak kurang dari 4 minggu sampai maksimum 40 mg perhari sebagai dosis tunggal. b. Metformin 500 mg : Awal: 500 mg 3 kali



sehari, maksimal penggunaan 3 g/hari. Potensi obat : Stabilitas : Disimpan pada suhu ruang yang terhindar dari cahaya matahari langsung. Inkompatibilitas : Kajian Klinik Alergi : Efek samping : a. Simvastatin 20 mg : Sakit kepala, konstipasi, mual, diare, dispepsia, sakit perut, nyeri dada, ruam kulit, rhabdomyolisis, miopati. b. Metformin 500 mg : Gangguan saluran cerna yang bersifat sementara, namun dapat dihindari dengan cara konsumsi Metformin HCl bersamaan dengan makanan. Anoreksia, mual, muntah, diare. Berkurangnya absorpsi vitamin B12. Asidosis laktat (jarang). Interaksi obat : Tidak terjadi interaksi obat. Polifarmasi : Kontraindikasi : a. Simvastatin 20 mg : Hipersensitif terhadap simvastatin atau komponen obat, gagal fungsi hati atau pernah mengalami gagal fungsi hati, peningkatan jumlah serum transaminase yang abnormal. Pecandu alkohol, wanita hamil dan menyusui. b. Metformin 500 mg : Penyakit ginjal dengan kadar kreatinin serum lebih dari 1.5 mg/dL



(pria) dan lebih dari 1.4 mg/dL (wanita). Infark miokard akut, septikemia, gagal jantung kongestif. Penyakit hati kronik, alkoholik, hipoksia. Asidosis metabolik akut atau kronik atau memiliki riwayat asidosis laktat, termasuk ketoasidosis dibetes dengan atau tanpa disertai koma, wanita hamil dan/atau menyusui. Aturan pakai : a. Simvastatin 20 mg : Sehari 1 kali 1 tablet pada malam hari. b. Metformin 500 mg : sehari 3 kali 1 tablet (30 menit – 1 jam setelah makan). Kesimpulan : Dalam salinan resep tersebut, tidak terdapat interaksi obat dan dosis sudah sesuai.



LAPORAN HARIAN PRAKTIK KERJA PROFESI APOTEKER



Tempat PKPA : Apotek Kimia Farma Arimbi Jl. Gunung Batu No. 93 D Bandung Tanggal



: Jumat, 15 Oktober 2021



Jam Kerja



:



No 3.



Topik Kegiatan Skrinning Resep



Uraian Kegiatan Kajian Administratif Nama Dokter : √ SIP Dokter : Alamat praktek : √ Tanggal penulisan resep : √ Tanda tangan/Paraf penulis resep : √ Nama pasien : √ Alamat pasien : Umur pasien : √ Berat badan pasien : Jenis kelamin pasien : Tanda R/ diawal penulisan resep : √ Jumlah obat yang diminta : √ Tanda lain (det/detur) : Kajian Farmasetik Cara pemakaian yang jelas : a. Amoxicillin 500 mg : Oral b. Cataflam 50 mg : Oral c. Sanmol 500 mg : Oral Bentuk sediaan : a. Amoxicillin 500 mg : Kapsul b. Cataflam 50 mg : Tablet c. Sanmol 500 mg : Tablet Dosis obat : a. Amoxicillin 500 mg : Kondisi: infeksi telinga, hidung dan tenggorokan Anak usia 3 bulan dengan BB 3 bulan dengan BB >40 kg: 250875 mg, 2-3 kali sehari.



Paraf Preseptor



Dewasa: 250-875 mg, 23 kali sehari. Kondisi: infeksi paruparu Anak usia 3 bulan dengan BB 3 bulan dengan BB >40 kg: 500875 mg, 2-3 kali sehari. Dewasa: 500-875 mg, 23 kali sehari. Kondisi: infeksi kulit Dewasa: 250-875 mg, 23 kali sehari. Kondisi: infeksi saluran kemih Dewasa: 250-875 mg, 23 kali sehari. Kondisi: infeksi bakteri H. pylori Dewasa: 1 gram, 2 kali sehari, dikombinasikan dengan obat lain. b. Cataflam 50 mg : Dewasa dan Anak diatas 12 tahun: 1 tablet, 2 sampai 3 kali per hari. c. Sanmol 500 mg : Dewasa: 1 tablet, 3-4 kali per hari. Anak (6 12 tahun): 1/2 - 1 tablet, 3-4 kali sehari. Atau sesuai petunjuk dokter. Potensi obat : Stabilitas : Disimpan pada suhu ruang yang terhindar dari cahaya matahari langsung. Inkompatibilitas : Kajian Klinik Alergi : Efek samping : nteraksi obat :



Tidak terjadi interaksi obat. Polifarmasi : Kontraindikasi : a. Amoxicillin 500 mg : pada pasien dengan gangguan ginjal dan pasien dengan riwayat hipersensitifitas terhadap obat ini. b. Cataflam 50 mg : Obat ini tidak boleh digunakan pada pasien yang memiliki kondisi sebagai berikut: Gangguan pencernaan seperti tukak lambung dan tukak usus, perdarahan saluran pencernaan - Hamil pada trimester akhir Gangguan hati Gangguan jantung Riwayat Asma - Reaksi hipersensitifitas atau alergi pada Kalium Diklofenak atau OAINS lainnya. c. Sanmol 500 mg : Penderita gangguan fungsi hati yang berat. Hipersensitivitas terhadap Paracetamol. Aturan pakai : a. Amoxicillin 500 mg : Sehari 3 kali 1 tablet (setelah makan). b. Cataflam 50 mg : Sehari 3 kali 1 tablet (setelah makan). c. Sanmol 500 mg : Sehari 3 kali 1 tablet (setelah makan). Kesimpulan : Dalam resep tersebut, tidak terdapat interaksi obat dan dosis sudah sesuai.



LAPORAN HARIAN PRAKTIK KERJA PROFESI APOTEKER



Tempat PKPA : Apotek Kimia Farma Arimbi Jl. Gunung Batu No. 93 D Bandung Tanggal



: Jumat, 15 Oktober 2021



Jam Kerja



:



No 4.



Topik Kegiatan Skrinning Resep



Uraian Kegiatan Kajian Administratif Nama Dokter : √ SIP Dokter : Alamat praktek : √ Tanggal penulisan resep : √ Tanda tangan/Paraf penulis resep : √ Nama pasien : √ Alamat pasien : Umur pasien : √ Berat badan pasien : Jenis kelamin pasien : √ Tanda R/ diawal penulisan resep : √ Jumlah obat yang diminta : √ Tanda lain (det/detur) : Kajian Farmasetik Cara pemakaian yang jelas : a. Lexid : Oral b. Nucral : Oral Bentuk sediaan : a. Lexid : Kapsul b. Nucral : Suspensi Dosis obat : a. Lexid : Dosis Dewasa: Duodenal ulcer/Tukak Usus halus,



Paraf Preseptor



Reflux Esofagitis : 1 x sehari 1 kapsul selama 4 minggu Gastric ulcer/Tukak lambung, NSAID Gastropathy/Nyeri lambung akibat AINS : 1 x sehari 1 kapsul selama 8 minggu b. Nucral Suspensi : Dosis: Dewasa: 2 sendok teh (5 mL) empat kali sehari. Potensi obat : Stabilitas : a. Lexid : Disimpan pada suhu ruang yang terhindar dari cahaya matahari langsung. b. Nucral suspensi : Simpan botol di tempat yang sejuk dan kering dengan suhu di bawah 20-25 ° C. Simpan di tempat yang tidak dapat dijangkau anak-anak. Jangan gunakan obat setelah tanggal kedaluwarsa ini. Inkompatibilitas : Kajian Klinik Alergi : Efek samping : a. Lexid : Sakit kepala, pusing, diare,nyeri abdomen, ruam kulit, dispepsia, mual, muntah, konstipasi, urtikaria, pruritus, kembung, kelelahan menyeluruh. b. Nucral : Konstipasi, mulut kering. Interaksi obat : Sukralfat – Lansoprazol (Moderate) : Menggunakan sukralfat bersama dengan lansoprazole dapat menurunkan efek lansoprazole. Lansoprazole harus diberikan setidaknya 1 jam sebelum atau sesudah sucralfate. Polifarmasi : Kontraindikasi : a. Lexid : Hipersensitif , infeksi sirup pada kulit. b. Nucral suspensi : Gagal



ginjal kronis, dialisis, hamil atau menyusui, pasien anak – anak