LAPORAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK SIKLUS 2 PENDEKATAN CRT_ISUS Y A [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK SIKLUS 2 (PENERAPAN CULTURALLY RESPONSIVE TEACHING) KELAS XI MIPA 1 SMA LABORATORIUM UPI Diajukan guna memenuhi tugas Mata Kuliah Prinsip Pengajaran dan Asesmen yang Efektif II di Sekolah Menengah



Disusun oleh : Isus Yusrina Azizah (2215916) Lusiana Yosanda Sari (2215851) Novia Desi Deria (2216927)



PPG PRAJABATAN GELOMBANG 1 JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2023



A. PENDAHULUAN 1. Latar belakang a. Asesmen Asesmen atau penilaian merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Prinsip asesmen sebagai berikut: 1. asesmen merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran, fasilitasi pembelajaran, dan penyediaan informasi yang holistik, sebagai umpan balik untuk pendidik, peserta didik, dan orang tua/wali agar dapat memandu mereka dalam menentukan strategi pembelajaran selanjutnya; 2. asesmen dirancang dan dilakukan sesuai dengan fungsi asesmen tersebut, dengan keleluasaan untuk menentukan teknik dan waktu pelaksanaan asesmen agar efektif mencapai tujuan pembelajaran; 3. asesmen dirancang secara adil, proporsional, valid, dan dapat dipercaya (reliable) untuk menjelaskan kemajuan belajar, menentukan keputusan tentang langkah dan sebagai dasar untuk menyusun program pembelajaran yang sesuai selanjutnya; 4. laporan kemajuan belajar dan pencapaian peserta didik bersifat sederhana dan informatif, memberikan informasi yang bermanfaat tentang karakter dan kompetensi yang dicapai, serta strategi tindak lanjut; dan 5. hasil asesmen digunakan oleh peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, dan orang tua/wali sebagai bahan refleksi untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Agar dapat melaksanakan asesmen yang tepat pada peserta didiknya, mahasiswa harus memahami betul tentang assessment of learning, assessment for learning, dan assessment as learning. Assessment for learning adalah proses penilaian yang terus menerus dalam mengumpulkan dan menginterpretasikan bukti tentang hasil belajar peserta didik dengan maksud untuk menentukan sampai sejauh mana pencapaian hasil belajar mereka, pada bagian yang mana mereka butuhkan untuk diteruskan dan bagaimana cara terbaik untuk mendapatkannya. Contoh dari AfL adalah ulangan harian, kuis, tanya jawab, dan sebagainya yang dilaksanakan pada proses pembelajaran. Assessment as learning adalah proses mengembangkan dan mendukung metakognitif peserta didik. Peserta didik diikutsertakan dalam aktivitas proses penilaian yang di mana mereka



memonitor diri mereka sendiri. Contoh dari AaL adalah self dan peer assessment, dan jurnal individu. Assessment of learning adalah proses mengumpulkan dan menginterpretasikan bukti dengan maksud meringkas penilaian pada sebuah pemberian poin setiap waktu, membuat pertimbangan tentang kualitas pembelajaran peserta didik atas dasar kriteria penilaian dan menetapkan nilai untuk merempretasi kualitas peserta didik. Informasi yang dikumpulkan, digunakan untuk mengkomunikasikan prestasi peserta didik pada orang tuanya, pada guru-guru yang lain, peserta didik itu sendiri atau pada yang lainnya. Hal ini diinformasikan pada dekat-dekat akhir proses pembelajaran. Contoh dari AoL adalah UTS, UAS, UN. Mengukur hasil belajar peserta didik bisa melakukan dua cara, yaitu dengan tes dan nontes. Tes akan dibagi lagi menjadi dua, yaitu tes lisan dan tes tertulis. Tes tertulis dapat didefinisikan sebagai kumpulan pertanyaan dalam bentuk tulisan untuk mendapatkan informasi atau mengukur kemampuan peserta didik. Berbeda dengan tes tertulis, tes lisan dapat didefinisikan sebagai, kegiatan pemberian soal atau pertanyaan yang menuntut peserta didik menjawabnya secara lisan. Penilaian yang dilakukan oleh guru terhadap peserta didik akan hasil belajarnya terbagi pada 3 aspek yaitu menurut Permendikbud no 23 tahun 2016, penilaian hasil belajar peserta didik pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah meliputi aspek : sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Guru wajib melakukan penilaian terhadap peserta didik dengan tiga aspek tersebut, tidak boleh ada yang tertinggal satu aspek pun. Penilaian sikap dilakukan untuk mendapatkan informasi secara deskriptif mengenai perilaku peserta didik dalam kegiatan sosialnya (interaksi dengan lingkungan) saat disekolah. Penilaian pengetahuan dilakukan untuk mengukur penguasaan materi (pengetahuan) peserta didik. Penilaian keterampilan dilakukan oleh guru untuk mengukur kemampuan yang dimiliki peserta didik akan penerapan ilmu pengetahuan yang telah ia dapat dalam tugastugas tertentu. Mekanisme penilaian hasil belajar peserta didik diatur pada Permendikbud no 23 tahun 2016 tentang standar penilaian pendidikan. Pada peraturan tersebut tepatnya pada pasal 9 ayat 1 mengenai mekanisme penilaian, poin a) menyebutkan bahwa perencanaan strategi penilaian oleh pendidik dilakukan pada saat penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) berdasarkan silabus. Idealnya penilaian dilakukan guru sesuai dengan apa yang sudah tertulis pada RPP. Pengolahan hasil asesmen dilakukan dengan menganalisis secara kuantitatif dan/atau kualitatif terhadap hasil asesmen. Hasil asesmen untuk setiap Tujuan Pembelajaran diperoleh



melalui data kualitatif (hasil amatan atau rubrik) maupun data kuantitatif (berupa angka). Datadata ini diperoleh dengan membandingkan pencapaian hasil belajar peserta didik dengan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran, baik pada capaian pembelajaran di akhir fase, maupun tujuantujuan pembelajaran turunannya. Pengolahan hasil asesmen dilakukan dengan memanfaatkan hasil formatif dan sumatif. Terdapat 2 jenis data, yaitu data hasil asesmen yang berupa angka (kuantitatif) serta data hasil asesmen yang berupa narasi (kualitatif). Pengolahan hasil asesmen dilakukan dengan memanfaatkan hasil formatif dan sumatif. Terdapat 2 jenis data, yaitu data hasil asesmen yang berupa angka (kuantitatif) serta data hasil asesmen yang berupa narasi (kualitatif)



b. Pendekatan Culturally Responsive Teaching Pendekatan pembelajaran Culturally Responsive Teaching (CTT) atau juga dikenal dengan pengajaran responsif budaya adalah model pendidikan teoritis dan praktik yang tidak hanya bertujuan meningkatkan prestasi peserta didik, tetapi juga membantu peserta didik menerima dan memperkokoh identitas budayanya. Menurut Ladson-Billing (1995: 164) terdapat tiga proposisi pendidikan tanggap budaya, yakni: pertama, peserta didik mencapai kesuksesan akademis; kedua, peserta didik mampu mengembangkan, dan memiliki kompetensi budaya (cultural competence), dan peserta didik membangun kesadaran kritis (critical consciousness) sehingga mereka dapat berpartisipasi dalam merombak tatanan sosial yang tidak adil. Sehingga pendidikan responsive budaya juga merupakan pembelajaran konstruktivistik (Alexon 2010:14) Pendekatan ini mengintegrasikan prinsip dan karakteristik peserta didik, terutama latar belakang budaya dalam proses pembelajaran, sehingga berbagai metode pembelajaran, digunakan dalam pembelajaran (Rahmawati, 2018). Menurut Gay (2000), Culturally Responsive Teaching (CRT) diintegrasikan melalui sejauh mana pengetahuan budaya yang dimiliki oleh peserta didik, pengalaman peserta didik, dan gaya belajar yang beragam agar memberikan pengalaman belajar yang lebih bermakna. Penerapan pendekatan Culturally Responsive Teaching yang menekankan pada penggunaan budaya setempat dalam pembelajaran dengan tujuan akhir sesungguhnya adalah karakter positif peserta didik yang berkaitan dengan literasi budaya harus menjadi perhatian guru. Sehingga laporan hasil belajar harus melaporkan juga karakter peserta didik sebagaimana yang telah direncanakan pada RPP.



ASESMEN SUMATIF KISI-KISI INSTRUMEN HASIL BELAJAR KOGNITIF / ASESMEN SUMATIF (POST TEST PERTEMUAN 1) Nama Satuan Pendidikan: SMA Labschool UPI Bandung Tahun Pelajaran : 2022/2023 Kelas/Semester : XI/Genap Mata Pelajaran : Biologi Materi : Sistem Reproduksi



Soal Pilihan Ganda Indikator Soal



Level No Kunci Skor Rumusan Soal Kognitif Soal Jawaban C2 1 A 2 Dismenore adalah rasa nyeri pada saat haid tanpa tanda-tanda infeksi,



Menjelaskan nama hormone yang menimbulkan rasa nyeri pada saat menstruasi



C3



2



C2



3



Menganalisis budaya minum jamu dengan kandungan zat yang bisa meredakan nyeri haid



Menjelaskan hubungan budaya khitan dengan struktur organ reproduksi pada pria



hal tersebut disebabkan oleh adanya sekresi yang berlebihan sehingga merangsang kontraksi otot polos myometrium dan konstriksi (penyempitan) pembuluh darah dalam uterus yang disebabkan oleh hormon? a. Prostaglandin b. LH c. FSH d. Semua salah Menurut masyarakat jawa jamu kunyit asam dipercaya dapat meredakan rasa nyeri pada saat menstruasi (Dismenore) yang diakibatkan oleh hormon prostaglandin. Hal tersebut dikarenakan kunyit mengandung zat! a. Curcuma longa b. Zingiberol c. Asam metil kanil d. polifenol (katekin) Khitan disebut sirkumsisi, Sirkumsisi (circumcision) adalah tindakan memotong atau menghilangkan sebagian atau seluruh kulit yang ada



A



2



A



2



C3



4



C2



5



Menganalisis manfaat khitan/sunat



Menjelaskan resiko tidak melakukan sunat



Total Skor



organ reproduksi pria. Organ reproduksi apakah yang dibuang pada saat sunat? a. Kulup, yaitu kulit yang menutupi bagian kepala penis b. Skrotum c. Testis d. Epididimis Sunat merupakan kewajiban bagi kaum laki-laki agar terhindar dari berbagai penyakit. Apakah manfaat sunat bagi laki-laki? a. Mengurangi risiko terjadinya penyakit menular seksual, seperti herpes atau sifilis b. Mencegah terjadinya penyakit pada penis, seperti nyeri pada kepala atau kulup penis. c. Membuat kesehatan penis lebih terjaga, karena penis yang disunat lebih mudah dibersihkan d. Semua benar Sunat memiliki banyak keuntungan bagi keberlangsungan kaum lakilaki, tetapi ada sebagian orang yang tidak melakukan sunat terutama bagi orang yang bukan agama islam. Apakah resikonya jika tidak melakukan sunat? a. Beresiko terkena kanker penis b. Beresiko terjadinya infeksi pada penis c. Beresiko terkena penyakit menular seksual d. Semua jawaban benar



D



2



D



2



10



Soal Uraian



Indikator Soal Menganalisis struktur dan fungsi pada organ reproduksi pria



Level No Kognitif Soal C3



6



Rumusan Soal



Kunci Jawaban



1. a. Belum ada bukti Bacalah penggalan artikel berikut dengan ilmiah seksama! mengenai penis yang dikhitan Sunat atau khitan menjadi hal yang wajar dengan tingkat dilakukan pria. Biasanya sunat dilakukan saat usia kesuburan pria. anak atau awal remaja. Hal utama yang Secara medis, sunat, yang juga dikenal dengan menentukan istilah sirkumsisi, sebenarnya tidak diwajibkan. kesuburan pria Tapi dalam hukum Islam, sunat menjadi hal yang adalah wajib dilakukan pria. bagaimana seorang pria Di sejumlah masyarakat juga muncul kepercayaan, memproduksi jika tidak pernah sunat, si pria bisa jadi mandul. sperma dengan kualitas yang a. Bagaimana menurut pendapatmu tentang baik. pernyataan β€œ Jika tidak pernah disunat si pria bisa b. Testis jadi mandul”? b. Struktur organ reproduksi apakah yang berkaitan langsung dengan mandul atau kesuburan pria?



Skor



4



2



Menganalisis kaitan antara budaya minum jamu dengan siklus menstruasi



C3



7



Ada beragam gejala yang dapat ditimbulkan ketika Mengkonsumsi perempuan dihadapkan dengan siklus menstruasi. Hal jamu kunyit asam yang umum terjadi mulai dari kram perut, pegal, sakit dapat meredakan kepala, hingga suasana hati yang berantakan. gejala yang ditimbulkan pada Salah satu cara untuk mengurangi gejala itu adalah saat haid. Karena dengan mengonsumsi jamu kunyit asam, sebuah resep pada kunyit terdapat kandungan curcumin tradisional yang turun temurun. yang dapat Dari penggalan artikel tersebut analisislah unsur menghambat etnobiologiya dan kaitkan dengan materi reproduksi peradangan dan rasa nyeri karena yang telah anda pelajari! membatasi hormon prostaglandin yang dibatasi.



Skor Total (Pilihan Ganda & Uraian)



π‘π‘–π‘™π‘Žπ‘– π΄π‘˜β„Žπ‘–π‘Ÿ = π‘†π‘˜π‘œπ‘Ÿ π‘ π‘–π‘ π‘€π‘Ž Γ— 100 π‘‡π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ π‘ π‘˜π‘œπ‘Ÿ Interval Nilai 93-100 84-92 77-83 < 77



Predikat A B C D



Keterangan Sangat Baik Baik Cukup Kurang



4



20



REKAP ANALISIS BUTIR ===================== Rata2= 10.26 Simpang Baku= 3.11 KorelasiXY= 0.61 Reliabilitas Tes= 0.75 Butir Soal= 5 Jumlah Subyek= 26 Nama berkas: C:\USERS\ISUS\DOCUMENTS\PPG PRAJABATAN\SEMESTER 2\PRINSIP PENGAJARAN DAN ASESMEN 2\TOPIK 2\POSTTEST SISTEM REPRODUKSI. Soal Pilihan Ganda Btr Baru 1 2 3 4 5



Btr Asli 1 2 3 4 5



D.Pembeda (%) 85.71 71.43 85.71 57,14 71.43



T.Kesukaran Sedang Mudah Sukar Sedang Sukar



Korelasi 0.568 0.667 0,716 0,498 0.689



Sign. Korelasi Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Signifikan Sangat Signifikan



Soal Uraian Btr Baru 1 2 3



Btr T.Kesukaran Asli 1 Sedang 2 Mudah 3 Sukar



Korelasi 0.568 0.667 0,716



Sign. Korelasi Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan



HASIL PENILAIAN KOGNITIF PESERTA DIDIK XI MIPA 1 SMA LAB SCHOOL No



Nama peserta didik KKM



1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27.



Abdullah Adrian Alif Aegni Mezziani Britani Aura Naywa Fauziyyah Areta Irine Belovenia Chalwa Khayyara Ulumuha Daffa Kholilulloh Dastin Ahmad Darmawan Dhimas Ramdan Wijaya Ghayda Zaina H Havez Rasya Inatsa Silmi Jory Painan Kayla Rahmadini Kireina Alifa Nisa M. Ariel Ataqillah Meita Revalina Muhamadd Riyadi M Dzaki Neilyana M Fauzan Khairunnas Nuronia Salsabila Raditya hafizh Raisa Adeeva Roby Rakin Salmanisa Naila Tubagus Adenadril Syarif Tabina Ramaniya



75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75



Penilaian Kognitif Nilai IPK Tercapai 80 95 90 100 100 90 80 85 80 85 90 100 80 80 85 85 90 100 100 85 90 95 90 80 85 80 85



√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √



Catatan IPK Belum tercapai Bagi peserta didik yang IPKnya belum tercapai akan dilakukan remedial.



Selain itu ada juga soft skills yang diperoleh siswa melalui penerapan CRT. Soft skills yang diperoleh siswa melalui penerapan Culturally Responsive Teaching diketahui melalui reflektif jurnal, wawancara siswa, lembar observer dan catatan guru saat berlangsungnya pembelajaran. Soft skills yang muncul pada pembelajaran Culturally Responsive Teaching antara lain, bekerja sama, empati komunikasi, berpikir kritis, peduli lingkungan (biologi kontekstual), toleransi, tanggung jawab, demokratis, peduli sosial, cinta tanah air, kerja keras, dll. Soft skills yang muncul akan dikelompokkan kembali dan dijelaskan secara rinci melalui penjelasan di bawah ini. 1. Bekerja Sama Selama pembelajaran dengan menggunakan Culturally Responsive Teaching, siswa sering bekerja berkelompok sehingga memfasilitasi terbentuknya karakter kerja sama. Berdasarkan hasil kuesioner diperoleh bahwa aspek bekerja sama sudah dirasakan oleh sebagian besar siswa dimana rerata yang diperoleh masing-masing sebesar 3,8 dan 4,01 dengan skala terbesar 5. Hal tersebut juga didukung oleh data-data yang diperoleh baik melalui wawancara, reflektif jurnal maupun lembar observasi. Sebagian besar siswa sudah merasakan kerja sama satu sama lain. Reflektif jurnal siswa menunjukkan bahwa siswa senang bekerja sama dengan teman kelompoknya. Salah satu siswa berpendapat bahwa kerja sama dapat melatih kekompakan kelompok.Selain itu, melalui kelompok siswa dapat membantu teman yang tidak paham mengenai materi yang sedang dibahas. Siswa dapat saling mengemukakan pemahamannya sehingga tugas yang diberikan menjadi lebih mudah. Kerjasama dapat meningkatkan kemampuan berpikir, mendengar dan berbicara. Kerjasama juga efektif untuk pemecahan masalah. Kerjasama dapat melatih siswa dalam pengendalian emosi dengan mendengarkan pendapat teman sekelompoknya. Selain itu, siswa mengungkapkan kelompok yang ideal menurut pendapat mereka. Hal tersebut diketahui dari wawancara. Berdasarkan hasil wawancara, pada umumnya siswa senang bekerja kelompok dengan semua temannya dengan syarat dapat bekerja sama dengan baik. Selain itu, ada pula siswa yang ingin berkelompok dengan teman dekat agar lebih nyaman saat bekerja. Secara umum, siswa sekolah merasakan adanya kerjasama yang baik saat pembelajaran dengan pendekatan Culturally Responsive Teaching. Sehingga dapat dikatakan pendekatan Culturally Responsive Teaching menimbulkan keterampilan kerjasama pada siswa. 2. Berpikir Kritis Pembelajaran Culturally Responsive Teaching dapat menstimulasi kemampuan berpikir kritis siswa. Hasil kuesioner menunjukkan bahwa secara umum siswa sudah merasakan kemampuan berpikir kritis melalu pembelajaran Biologi dengan Culturally Responsive Teaching dimana hasil dari kuesioner sebesar 3,85. Pembelajaran Culturally Responsive Teaching menggunakan metode diskusi sehingga pembelajaran membuat siswa aktif. Saat proses pembelajaran, guru sering mengemukakan sebuah pertanyaan yang dapat didiskusikan oleh siswa sehingga siswa dapat berpikir kritis. Kemampuan siswa tersebut berkaitan dengan salah satu keterampilan inti berpikir kritis yaitu inferensi. Inferensi yaitu dapat mempertanyakan pernyataan, mengemukakan suatu alternatuf, menarik kesimpulan, memecahkan masalah dan dapat mengambil keputusan. Observer mencatat bahwa siswa cukup kritis dalam berdiskusi dengan teman sebangkunya. Siswa mampu mengumpulkan informasi dari internet atau menanyakan pada guru kemudian mendiskusikannya, serta mengambil kesimpulan dengan bantuan temuannya dari internet. 3. Social and Cultural Awareness (Kesadaran Budaya dan Kesadaran Sosial)



Kesadaran budaya adalah dasar komunikasi. Kesadaran budaya meliputi kemandirian dan sadar akan nilai-nilai budaya, kepercayaan dan tanggapan (Quappe dan Cantantore, 2005). Kesadaran budaya siswa dapat ditimbulkan melalui pembelajaran Culturally Responsive Teaching. Hampir setiap aspek pada Culturally Responsive Teaching dapat mendukung terbentuknya kesadaran budaya. Sedangkan kesadaran sosial yaitu representasi jiwa sesorang akan dirinya dan orang lain. Kesadaran sosial membuat seseorang menyadari hal yang terjadi di sekelilingnya. Kesadaran sosial juga dapat ditimbulkan melalui pembelajaran Culturally Responsive Teaching. Kesadaran sosial budaya mencakup karakter empati komunikasi, bertanggung jawab, disiplin, dan peduli sosial. Salah satu ciri pendekatan Culturally Responsive Teaching yaitu memperhatikan latar belakang budaya dan karakter siswa. Salah satu dampak penerapan Culturally Responsive Teaching yaitu munculnya soft skills empati komunikasi pada siswa. Siswa dapat mengembangkan kemampuan komunikasinya lewat kegiatan diskusi kelompok. Seseorang dapat dikatakan berempati apabila dapat memahami keadaan orang lain dan saling menghormati orang lain (Budiningsih, 2004). Berdasarkan hasil rerata kuesioner, diperoleh hasil empati komunikasi yang dirasakan oleh siswa besar 4,16. Hal ini berarti pada umumnya siswa setuju bahwa pendekatan Culturally Responsive Teaching menimbulkan empati komunikasi dalam dirinya. Respon siswa terkait empati komunikasi terlihat pada reflektif jurnal yang didapat : β€œ Saat orang lain berbicara, kita juga harus mendengarkan orang yang sedang berpendapat, menghargai orang dan mengasah kemampuan” (Reflektif jurnal siswa 12). Berdasarkan reflektif jurnal terlihat bahwa siswa merasakan bahwa melalui diskusi yang dilakukan pada pembelajaran membuat siswa menjadi menghargai temannya yang lain yang sedang berbicara atau mengemukakan pendapatnya. Ini berarti bahwa siswa merasakan empati komunikasi melalui pembelajaran Culturally Responsive Teaching. Selain itu, catatan observer menunjukkan bahwa siswa mampu membangun komunikasi yang baik sehingga dapat menyelesaikan yang diberikan oleh guru. Dengan demikian, secara umum siswa telah berempat komunikasi pada pembelajaran Culturally Responsive Teaching. Social and cultural awareness juga dapat menimbulkan sikap peduli sosial. Pembelajaran Biologi dengan Culturally Responsive Teaching dapat membuat siswa mengetahui apa yang telah dipelajarinya dan berbagi wawasan dengan lingkungan sekitar. Sikap peduli sosial didapatkan pada reflektif jurnal di bawah ini : β€œ....karena wawasan jadi lebih bertambah dan saya jadi lebih tahu tentang bahan yang saya konsumsi, terus bisa berbagi pengetahuan sama orang-orang sekitar, karena bahan yang digunakan adalah yang kita konsumsi sehari-hari” (Reflektif jurnal siswa 18). 4. Rasa Ingin Tahu Pembelajaran Biologi dengan Culturally Responsive Teaching merupakan pembelajaran yang baru bagi siswa sehingga mendorong keingintahuan siswa. Rasa ingin tahu merupakan keinginan untuk menyelidiki dan memahami suatu fenomena atau pernyataan (Samani & Hariyanto, 2012). Pembelajaran yang dilaksanakan membuat banyak siswa yang merasa antusias dengan pembelajaran kimia yang dikaitkan dengan kebudayaan. Rasa ingin tahu siswa terlihat berdasarkan catatan observer dan reflektif jurnal, terlihat bahwa artikel Biologi yang diberikan membuat siswa ingin mengetahui tentang manfaat minum jamu dan manfaat khitan secara mendalam. Guru juga membantu beberapa siswa yang tidak paham. Beberapa siswa telihat kurang benar menjawab pertanyaan tersebut. Lalu salah satu siswa memberanikan diri mengemukakan jawabannya. Rasa ingin tahu dapat mendorong siswa untuk dapat memecahkan masalah dan suatu pemikirian yang dipikirkan. Rasa ingin tahu juga dapat menstimulasi siswa agar berpikir kritis (Santoso, 2011). Hal ini berarti siswa tidak menerima langsung pernyataan yang dikemukakan seseorang, siswa dapat mengecek kebenarannya terlebih dahulu.



PENILAIAN SOFT SKILL/KARAKTER PESERTA DIDIK TERKAIT CRT KELAS XI MIPA 1 SMA LAB SCHOOL No



Nama Peserta Didik



Penilaian Karakter Bekerja Berpikir Kritis Social and Sama Cultural



Predikat Rasa Ingin Tahu



Awareness (Kesadaran Budaya dan Kesadaran Sosial) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.



Abdullah Adrian Alif Aegni Mezziani Britani Aura Naywa Fauziyyah Areta Irine Belovenia Chalwa Khayyara Ulumuha Daffa Kholilulloh Dastin Ahmad Darmawan Dhimas Ramdan Wijaya Ghayda Zaina H Havez Rasya Inatsa Silmi Jory Painan Kayla Rahmadini Kireina Alifa Nisa M. Ariel Ataqillah



3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3



2 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 2



2 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 2



2 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 2



17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27.



Meita Revalina Muhamadd Riyadi M Dzaki Neilyana M Fauzan Khairunnas Nuronia Salsabila Raditya hafizh Raisa Adeeva Roby Rakin Salmanisa Naila Tubagus Adenadril Syarif Tabina Ramaniya



4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4



3 4 3 3 3 4 3 2 3 3 3



3 4 3 3 3 4 3 2 3 2 3



3 4 3 3 3 4 3 2 3 2 3



Cukup Sangat Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Sangat Baik Cukup Baik Baik Cukup Baik Sangat Baik Baik Baik Baik Sangat Baik Baik Cukup Baik Cukup Baik



LEMBAR REFLEKSI DIRI / REFLEKTIF JURNAL PESERTA DIDIK NAMA



No 1.



2.



3.



4. 5.



6. 7. 8.



:



Pertanyaan Apakah pembelajaran yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari lebih mudah untuk dipahami ? mengapa demikian ? Apakah pembelajaran yang dikaitkan dengan unsur budaya siswa lebih menarik untuk dipelajari ? mengapa demikian ? Dapatkah siswa memberi contoh penerapan lain dari sistem reproduksi yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari? Bagaimana tanggapan siswa mengenai pembelajaran hari ini? Apakah metode diskusi secara berkelompok memudahkan pemahaman siswa mengenai materi pembelajaran? mengapa demikian ? Kesulitan apa yang kalian hadapi saat melaksanakan proses pembelajaran ? Usaha apa yang kalian lakukan untuk memahami materi pembelajaran secara lebih dalam ? Apakah kalian tertarik untuk belajar lebih luas mengenai ilmu Biologi ?



Jawaban



LEMBAR REFLEKSI DIRI UNTUK GURU



NO. 1. 2.



3. 4.



5. 6.



Pertanyaan Bagaimana respon siswa setelah diterapkannya pendekatan CRT? Apakah pendekatan CRT sesuai untuk diterapkan pada pembelajaran Biologi materi sistem reproduksi ? Apakah siswa lebih antusias dalam melaksanakan pembelajaran ? Apakah siswa lebih termotivasi untuk mengetahui lebih lanjut mengenai materi yang dipelajari ? Bagaimana interaksi antarsiswa saat pembelajaran menggunakan pendekatan CRT? Apakah pendekatan CRT dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa ?



Jawaban



LEMBAR PENILAIAN AFEKTIF/SIKAP



Aspek Penilaian



Nomor Absen 1



Disiplin mengikuti pembelajaran dan tata tertib



a. Hadir tepat waktu b. Tertib saat pembelajaran



Tanggung jawab dalam pengerjaan tugas.



a. Mengumpulkan tugas dengan tepat waktu



Proaktif dalam kegiatan diskusi.



c. Mematuhi peraturan di selama proses pembelajaran



b. Mengerjakan tugas dengan tuntas c. Menerima resiko dari setiap tindakan yang dilakukan a. Aktif mengemukakan pendapat dalam kelompok b. Aktif mengajukan pertanyaan pada proses pembelajaran c. Aktif menjawab pertanyaan dari guru d. Menggunakan bahasa yang baik dan benar Jumlah Skor



2



3



4



5



6



7



8



9



10



dst



RUBRIK PENILAIAN SIKAP (AFEKTIF) Aspek Proaktif



Sangat Baik (4) Peserta didik berani untuk berbicara menyampaikan ide/gagasan didepan teman dikelompoknya dan juga didepan teman sekelasnya saat presentasi serta berani menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru.



Baik (3) Peserta didik berani menyampaikan ide/gagasannya didepan teman dikelompoknya namun ragu-ragu saat didepan teman sekelasnya dan tidak berani menjawab pertanyaan uang diajukan oleh guru



Cukup (3) Peserta didik ragu-ragu dalam menyampaikan ide/gagasannya didepan teman dikelompoknya dan juga ragu-ragu menyampaikan ide/gagasan saat didepan teman sekelasnya serta tidak berani menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru



Kurang (1) Peserta didik tidak berani dalam menyampaikan ide/gagasannya didepan teman dikelompoknya dan juga tidak berani menyampaikan ide/gagasan saat didepan teman sekelasnya serta tidak berani menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru



Tanggung jawab



Peserta didik menjalankan tugas yang harus dikerjakan dengan baik dan tepat waktu dengan penuh kesadaran



Peserta didik menjalankan tugas yang harus dikerjakannya dengan baik dan tepat waktu dengan perintah dari guru



Peserta didik menjalankan tugas yang harus dikerjakan dengan kurang baik dan tidak tepat waktu dan menunggu perintah dari guru



Peserta didik tidak menjalankan tugas yang harus yang harus dikerjakan



Disiplin



Peserta didik datang tepat waktu sebelum pembelajaran dimulai, berpakaian rapi, membawa buku sesuai jadwal yang ditentukan dan mengumpulkan tugas dengan tepat waktu



Peserta didik datang tepat waktu sebelum pembelajaran dimulai, berpakaian kurang rapi, membawa buku sesuai jadwal yang ditentukan dan mengumpulkan tugas tepat waktu



Peserta didik datang tepat waktu sebelum pembelajaran dimulai, berpakaian kurang rapi, membawa buku sesuai jadwal yang ditentukan dan mengumpulkan tugas tidak tepat waktu



Peserta didik datang terlambat, berpakaian kurang rapi, membawa buku sesuai jadwal yang ditentukan dan mengumpulkan tugas tidak tepat waktu



PEDOMAN PENSKORAN AFEKTIF Skor π΄π‘˜β„Žπ‘–π‘Ÿ = Perolehan sπ‘˜π‘œπ‘Ÿ π‘ π‘–π‘ π‘€π‘Ž Γ— 4 π‘‡π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ π‘ π‘˜π‘œπ‘Ÿ Kriteria penilaian Sangat Baik : 3,66 – 4.00 Baik Cukup Kurang



: 2,66 – 3,65 : 1,66 – 2,65 : < 1,65



INSTRUMEN PENILAIAN PSIKOMOTOR/KETERAMPILAN



No



Nama Peserta Didik



Memberikan Pendapat 1



2



3



Menerima Pendapat 4



5



6



Mempertahankan Pendapat 7



8



9



Penyampaian Materi Presentasi 10



11



12



Tanya Jawab Sesudah Presentasi 14 15 16



13



1 2 3 4 5 dst Rubrik Penilaian Psikomotor



Aspek yang Dinilai



Memberikan pendapat dalam diskusi



Menerima pendapat dalam diskusi



Mempertahankan pendapat dalam diskusi



Deskriptor



1. Memberikan pendapat sesuai topik 2. Memberikan pendapat yang rasional 3. Memberikan pendapat dengan menggunakan bahasa sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia 4. Menerima pendapat dengan memberikan alasan 5. Menerima pendapat dengan memberikan alasan yang rasional 6. Memberikan alasan dengan menggunakan bahasa sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia 7. Mempertahankan pendapat dengan memberikan alasan yang rasional 8. Mempertahankan pendapat dengan bukti 9. Mempertahankan pendapat dengan menggunakan bahasa sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia



Skor untuk setiap deskriptor jika dilakukan 1 1 1 1 1 1 1 1 1



Penyampaian materi dalam presentasi



Tanya jawab setelah presentasi



Skor Maksimal



PEDOMAN PENSKORAN PSIKOMOTOR Skor π΄π‘˜β„Žπ‘–π‘Ÿ = Perolehan sπ‘˜π‘œπ‘Ÿ π‘ π‘–π‘ π‘€π‘Ž Γ— 100 Skor maksimal



10. Isi materi presentasi sesuai dengan materi pembelajaran 11. Menggunakan bahasa sesusai bahasa Indonesia 12. Suara dapat didengar dengan jelas 13. Sesuai dengan waktu yang diberikan 14. Jawaban yang diberikan sesuai dengan pertanyaan 15. Jawaban yang diberikan logis 16. Jawaban yang dberikan tidak bertele-tele



1 1 1 1 1 1 1 16



LAMPIRAN DATA PENILAIAN HASIL BELAJAR Perolehan Nilai Peserta Didik Kelas XI MIPA 1 Materi Sistem Reproduksi Kognitif No



Nama



1. Abdullah



Afektif



Psikomotor



Formatif



Sumatif



Formatif



Formatif



LKPD 1 95



Posttest 80



2,33



2,33



2. Adrian Alif



100



95



3,33



3,00



3. Aegni Mezziani Britani



95



90



3,66



3,00



4. Aura Naywa Fauziyyah



100



100



3,66



3,33



5. Areta Irine Belovenia



87



100



4,00



4,00



6. Chalwa Khayyara Ulumuha 7. Daffa Kholilulloh



98 100



90 80



3,66 4,00



3,33 3,33



8. Dastin Ahmad Darmawan



98



85



3,00



3,00



9. Dhimas Ramdan Wijaya



98



80



3,66



3,00



10. Ghayda Zaina H



98



85



3,66



3,33



11. Havez Rasya



98



90



3,66



3,00



12. Inatsa Silmi



98



100



4,00



4,00



13. Jory Painan



87



80



2,33



2,33



14. Kayla Rahmadini



98



80



3,66



3,33



15. Kireina Alifa Nisa 16. M. Ariel Ataqillah



98 95



85 85



3,66 3,00



3,33 2,33



17. Meita Revalina 18. Muhamadda Riyadi



98 100



90 100



4,00 4,00



3,33 4,00



19. M Dzaki Neilyana



87



100



3,33



3,33



20. M Fauzan Khairunnas 21. Nuronia Salsabila



87 98



85 90



3,33 3,66



3,33 3,00



22. Raditya hafizh



100



95



3,00



3,00



23. Raisa Adeeva



87



90



3,66



3,33



24. Roby Rakin



95



80



2,33



2,33



25. Salmanisa Naila



87



85



3,66



3,33



26. Tubagus Adenadril Syarif



87



80



3,00



3,00



27. Tabina Ramaniya



87



85



3,66



3,33



PENILAIAN SIKAP (AFEKTIF) PESERTA DIDIK XI MIPA 1 SMA LAB SCHOOL



No



Nama peserta didik



1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27.



Abdullah Adrian Alif Aegni Mezziani Britani Aura Naywa Fauziyyah Areta Irine Belovenia Chalwa Khayyara Ulumuha Daffa Kholilulloh Dastin Ahmad Darmawan Dhimas Ramdan Wijaya Ghayda Zaina H Havez Rasya Inatsa Silmi Jory Painan Kayla Rahmadini Kireina Alifa Nisa M. Ariel Ataqillah Meita Revalina Muhamadd Riyadi M Dzaki Neilyana M Fauzan Khairunnas Nuronia Salsabila Raditya hafizh Raisa Adeeva Roby Rakin Salmanisa Naila Tubagus Adenadril Syarif Tabina Ramaniya



Penilaian Afektif Proaktif Tanggung Disiplin jawab 3 2 2 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 2 2 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 2 2 3 4 4 3 3 3 3 4 4



Nilai



2,33 3,33 3,66 3,66 4,00 3,66 4,00 3,00 3,66 3,66 3,66 4,00 2,33 3,66 3,66 3,00 4,00 4,00 3,33 3,33 3,66 3,00 3,66 2,33 3,66 3,00 3,66



Predikat



Cukup Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Cukup Sangat Baik Sangat Baik Cukup Sangat Baik Sangat Baik Baik Baik Sangat Baik Baik Sangat Baik Cukup Sangat Baik Baik Sangat Baik



PENILAIAN KETERAMPILAN (PSIKOMOTORIK) PESERTA DIDIK XI MIPA 1 SMA LAB SCHOOL No



Nama peserta didik



1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27.



Abdullah Adrian Alif Aegni Mezziani Britani Aura Naywa Fauziyyah Areta Irine Belovenia Chalwa Khayyara Ulumuha Daffa Kholilulloh Dastin Ahmad Darmawan Dhimas Ramdan Wijaya Ghayda Zaina H Havez Rasya Inatsa Silmi Jory Painan Kayla Rahmadini Kireina Alifa Nisa M. Ariel Ataqillah Meita Revalina Muhamadd Riyadi M Dzaki Neilyana M Fauzan Khairunnas Nuronia Salsabila Raditya hafizh Raisa Adeeva Roby Rakin Salmanisa Naila Tubagus Adenadril Syarif Tabina Ramaniya



Penilaian Psikomotorik Kelengkapan Kesesuaian Kemampuan jawaban jawaban presentasi 3 2 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 2 2 4 3 3 4 3 3 3 2 2 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 2 4 3 3 3 3 3 4 3 3



Nilai



2,33 3,00 3,00 3,33 4,00 3,33 3,33 3,00 3,00 3,33 3,00 4,00 2,33 3,33 3,33 2,33 3,33 4,00 3,33 3,33 3,00 3,00 3,33 2,33 3,33 3,00 3,33



Predikat



Cukup Baik Baik Baik Sangat Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Sangat Baik Cukup Baik Baik Cukup Baik Sangat Baik Baik Baik Baik Baik Baik Cukup Baik Baik Baik