11 0 1 MB
LAPORAN HASIL PRAKTIK KOMUNITAS DI RT 10 DUSUN KALIASIN 3
DI SUSUN OLEH : KELOMPOK 1 Nada Nusaibah Puji Aneref Yuni P Eis Winangsih Ramadhani Riska Angraeni Fadilla Yuwantri Riyanti Fadila Amalina Aprilia Stya Ningtyas Aditya Jaka Fernanda POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES TANJUNGKARANG JURUSAN KEPERAWATAN TANJUNGKARANG PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN TAHUN AKADEMIK 2019/2020
BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Kesehatan menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Kesehatan yang optimal bagi setiap individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat merupakan tujuan dari keperawatan, khususnya keperawatan komunitas.
Komunitas (community) adalah sekelompok masyarakat yang mempunyai persamaan nilai (values), perhatian (interest) yang merupakan kelompok khusus dengan batas-batas geografi yang jelas, dengan norma dan nilai yang telah melembaga Keperawatan komunitas ditujukan untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan serta memberikan bantuan melalui intervensi keperawatan sebagai dasar keahliannya dalam membantu individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dalam mengatasi berbagai masalah keperawatan yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari.
Keperawatan komunitas lebih menekankan kepada upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan terhadap berbagai gangguan kesehatan dengan tidak melupakan upaya-upaya pengobatan, perawatan, serta pemulihan bagi yang sedang menderita penyakit maupun dalam kondisi pemulihan terhadap penyakit .
B.
Tujuan Tujuan umum : Mahasiswa mampu melakukan asuhan keperawatan komunitas dan kelompok khusus secara langsung kepada masyarakat.
Tujuan Khusus Setelah mengikuti kegiatan ini diharapkan mahasiswa mampu : a. Melakukan pengkajian terhadap masalah kesehatan masyarakat dan kelompok khusus (anak sekolah/ kesehatan kerja) b. Menggunakan data hasil pengkajian untuk merumuskan diagnosis keperawatan komunitas dan kelompok khusus (minimal 3 diagnosis) c. Menetapkan rencana tindakan yang sesuai dengan masalah keperawatan komunitas dan kelompok bersama dengan masyarakat (minimal 8 tindakan dengan 3 strategi keperawatan komunitas). d. Melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana tindakan yang telah disusun dengan menggunakan berbagai strategi keperawatan komunitas, khususnya strategi pendidikan kesehatan, terapi modalitas keperawatan komunitas dan proses kelompok. e. Melakukan evaluasi keperawatan meliputi evaluasi struktur, proses dan hasil sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan pada setiap dan akhir kegiatan f. Mendokumentasikan hasil asuhan keperawatan komunitas yang telah dilakukan
BAB II TEORI A. Konsep Komunitas
1. Pengertian Komunitas Komunitas (community) adalah sekelompok masyarakat yang mempunyai persamaan nilai (values), perhatian (interest) yang merupakan kelompok khusus dengan batasbatas geografi yang jelas, dengan norma dan nilai yang telah melembaga (Sumijatun et. al, 2006). Misalnya di dalam kesehatan di kenal kelompok ibu hamil, kelompok ibu menyusui, kelompok anak balita, kelompok lansia, kelompok masyarakat dalam suatu wilayah desa binaan dan lain sebagainya. Sedangkan dalam kelompok masyarakat ada masyarakat petani, masyarakat pedagang, masyarakat pekerja, masyarakat terasing dan sebagainya (Mubarak, 2006).
2. Paradigma Keperawatan Komunitas Paradigma keperawatan komunitas terdiri dari empat komponen pokok, yaitu manusia, keperawatan, kesehatan dan lingkungan (Logan & Dawkins, 1987). Sebagai sasaran praktik keperawatan klien dapat dibedakan menjadi individu, keluarga dan masyarakat. a. Individu Sebagai Klien Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari aspek biologi, psikologi, social dan spiritual. Peran perawat pada individu sebagai klien, pada dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya yang mencakup kebutuhan biologi, sosial, psikologi dan spiritual karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, kurangnya kemauan menuju kemandirian pasien/klien.
b. Keluarga Sebagai Klien Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara terus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun secara bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri atau masyarakat secara keseluruhan. Keluarga dalam fungsinya mempengaruhi dan lingkup kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman dan nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri dan aktualisasi diri. Beberapa alasan yang menyebabkan keluarga merupakan salah satu fokus pelayanan keperawatan yaitu: 1. Keluarga adalah unit utama dalam masyarakat dan merupakan lembaga yang menyangkut kehidupan masyarakat. 2. Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah, memperbaiki ataupun mengabaikan masalah kesehatan didalam kelompoknya sendiri. 3. Masalah kesehatan didalam keluarga saling berkaitan. Penyakit yang diderita salah satu anggota keluarga akan mempengaruhi seluruh anggota keluarga tersebut. c. Masyarakat Sebagai Klien Masyarakat memiliki ciri-ciri adanya interaksi antar warga, diatur oleh adat istiadat, norma, hukum dan peraturan yang khas dan memiliki identitas yang kuat mengikat semua warga. Kesehatan dalam keperawatan kesehatan komunitas didefenisikan sebagai kemampuan melaksanakan peran dan fungsi dengan efektif. Kesehatan adalah proses yang berlangsung mengarah kepada kreatifitas, konstruktif dan produktif. Menurut Hendrik L. Blum ada empat faktor yang mempengaruhi kesehatan, yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan. Lingkungan terdiri dari lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan fisik yaitu lingkungan yang berkaitan dengan fisik seperti air, udara, sampah, tanah, iklim, dan perumahan. Contoh di suatu daerah mengalami wabah diare dan penyakit kulit akibat kesulitan air bersih. Keturunan merupakan faktor yang telah ada pada diri manusia yang dibawanya sejak lahir, misalnya penyakit asma. Keempat faktor tersebut saling berkaitan dan saling menunjang satu dengan yang lainnya dalam menentukan derajat kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
3. Tiga Level Pencegahan 1.
Primary Prevention / pencegahan Primer) Primary prevention merupakan suatu usaha agar masyarakat yang berada dalam stage of optimum health tidak jatuh kedalam stage yang lebih buruk. Primary Prevention dilakukan dengan 2 cara :
a.
Health Promotion Yaitu peningkatan status kesehatan masyarakat melalui ; 1) Health education 2) Growth and development monitoring 3) Marriage counseling 4) Sex education 5) Pengendalian lingkungan / P 2 M 6) Askep pre natal 7) Stimulasi dan bimbingan dini 8) Perlindungan gizi 9) Penyuluhan untuk pencegahan keracunan
b.
General and Specific protection 1) Imunisasi 2) Personal hygien 3) Accidental safety 4) Kesehatan kerja perlindungan diri dari bahan kimia / toxin 5) pengendalian sumber pencemaran.
2.
Secondary prevention (pencegahan Sekunder) Yaitu pencegahan terhadap masyarakat yang masih sedang sakit, dengan 2 kegiatan ; a)
Early diagnosis and prompt treatment (diagnosis dini & pengobatan segera / adekuat), melalui :
b)
1)
Penemuan kasus secara dini
2)
pemeriksaan umum lengkap
3)
penanganan kasus survey terhadap kontak, dll.
Disability limitation (pembatasan kecatatan) 1)
Penyempurnaan & identifikasi terapi tujuan
2)
Pencegahan komplikasi
3)
Perbaikan fasilitas kesehatan
4)
Penurunan beban social penderita, dll
4. Tertiary prevention (pencegahan tersier) Yaitu usaha pencegahan terhadap masyarakat yang setelah sembuh dari sakit serta mengalami kecatatan antara lain : 1)
Penkes lanjutan
2)
Terapi kerja
3)
Perkampungan rehabilitasi social
4)
Penyadaran masyarakat
5)
Lembaga rehabilitasi, dll.
4. Peran, Fungsi dan Tugas Perawat Komunitas a.Manager kasus Jika, berperan sebagai manager, perawat harus mampu mengelola pelayanan yang berkoordinasi dengan komunitas atau keluarga, penyedia pelayanan kesehatan atau pelayanan sosial yang ada. Hal ini bertujuan untuk mempermudah pencapaian tujuan asuhan keperawatan komunitas. Seyogyanya kualifikasi pendidikan seorang manager kasus minimal Sarjana Keperawatan. mungkin pernah mengetahui tentang peran di atas, sebagai manager kasus perawat komunitas harus dapat berfungsi untuk melakukan tindakan sebagai berikut. 1) Mengidentifikasi kebutuhan komunitas terhadap pelayanan kesehatan. Hal ini
penting dilakukan agar pelayanan kesehatan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan komunitas. 2) Menyusun rencana asuhan keperawatan komunitas. Rencana ini dibuat berdasarkan
hasil pengkajian kebutuhan komunitas terhadap pelayanan kesehatan. 3) Mengoordinasikan aktivitas tim kesehatan multidisiplin sehingga pelayanan yang
diberikan dapat optimal dan tepat sasaran. 4) Menilaikualitas pelayanan keperawatan dan pelayanan kesehatan yang telah
diberikan. Sebagai manager, hal ini penting untuk meningkatkan pengelolaan berikutnya.
b. Pelaksana Asuhan keperawatan Salah satu peran penting perawat adalah memberikan pelayanan langsung kepada komunitas sesuai dengan kebutuhan komunitas atau keluarga. Anda dapat mencoba peran ini sesuai dengan tahapan mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi keperawatan. Sebagai pelaksana asuhan keperawatan, perawat dapat berfungsi untuk: 1)
Melakukan pengkajian secara komprehensif;
2)
Menetapkan masalah keperawatan komunitas;
3)
Menyusun rencana keperawatan dengan mempertimbangkan kebutuhan dan potensi komunitas;
4)
Melakukan tindakan keperawatan langsung mencakup tindakan mandiri (seperti melakukan perawatan luka, melatih napas dalam dan batuk efektif, melatih latihan rentang gerak/rom, dan sebagainya), serta tindakan kolaboratif (seperti pemberian obat TBC dan sebagainya);
5)
Mengevaluasi tindakan keperawatan yang sudah diberikan ;
6)
Mendokumentasikan semua tindakan keperawatan.
c. Pendidik Jika berperan sebagai pendidik, maka perawat harus mampu menjadi penyedia informasi kesehatan dan mengajarkan komunitas atau keluarga tentang upaya kesehatan yang dapat dilakukan komunitas. Peran tersebut dapat Anda lihat saat perawat melakukan pendidikan kesehatan. Berikut fungsi yang dapat dijalankan oleh perawat komunitas dalam menjalankan perannya sebagai pendidik. 1)
Mengidentifikasi kebutuhan belajar, yaitu apa yang ingin diketahui oleh komunitas, ini bisa diketahui saat perawat melakukan pengkajian komunitas.
2)
Memilih metode pembelajaran (ceramah, diskusi, atau demonstrasi), dan materi yang sesuai dengan kebutuhan.
3)
Menyusun rencana pendidikan kesehatan.
4)
Melaksanakan pendidikan kesehatan.
5)
Melatih komunitas / kelompok / keluarga tentang keterampilan yang harus dimiliki sesuai kebutuhannya.
6)
Mendorong keluarga untuk melatih keterampilan yang sudah diajarkan perawat.
7)
Mendokumentasikan kegiatan pendidikan kesehatan.
d. Peneliti Berkembangnya ilmu keperawatan, salah satunya banyak dipengaruhi oleh hasil-hasil penelitian. Melalui penelitian, perawat komunitas dapat mengidentifikasi masalah praktik dan mencari jawaban melalui pendekatan ilmiah. Meskipun perawat lulusan DIII tidak mempunyai kompetensi melakukan penelitian mandiri, namun perawat lulusan DIII dapat menjadi anggota penelitian dan menggunakan hasil penelitian dalam praktik keperawatan komunitas.
e. .Pembela (Advocate) Peran sebagai pembela (advocate) dapat dilakukan perawat dengan mendukung pelayanan keperawatan yang berkualitas dan kompeten. Sikap perawat yang selalu berupaya meningkatkan kompetensinya agar asuhan keperawatan komunitas yang diberikan terjaga kualitasnya, merupakan contoh pelaksanaan peran sebagai pembela (advocate). Bagaimana dengan Anda, apakah juga berkomitmen untuk selalu menjaga kualitas asuhan keperawatan yang diberikan? Cobalah Anda sejak saat ini terus menjaga komitmen tersebut. Selain sikap di atas, tindakan lain yang dapat dilakukan perawat sebagai pembela (advocate) adalah: 1) Menyediakan informasi yang dibutuhkan komunitas atau keluarga untuk membuat
keputusan; 2) Memfasilitasi komunitas atau keluarga dalam mengambil keputusan; 3) Membuka akses ke provider agar komunitas atau keluarga mendapatkan pelayanan
yang terbaik (membangun jejaring kerja); 4) Menghormati hak klien; 5) Meminta persetujuan tindakan yang akan dilakukan; 6) Melaksanakan fungsi pendampingan komunitas atau keluarga; 7) Memberikan informasi terkait sumber-sumber pelayanan yang dapat digunakan; 8) Memfasilitasi masyarakat dalam memanfaatkan sumber-sumber tersebut.
f. Konselor Perawat konselor membutuhkan keterampilan khusus, yaitu perawat tersebut adalah orang yang memahami (expert) di bidang keahliannya, dapat dipercaya untuk membantu komunitas atau keluarga dan mengembangkan koping yang konstruktif dalam penyelesaian masalah. Perawat juga dapat memberikan berbagai solusi dalam rangka menetapkan cara yang lebih baik untuk penyelesaian masalah. Memang tidak semua perawat dapat berperan sebagai konselor, karena membutuhkan keterampilan khusus, namun demikian yakinlah bila Anda berusaha meningkatkan kompetensi, maka Anda akan mampu untuk menjadi seorang konselor. Selamat belajar!
g. Role Model Pelayanan keperawatan komunitas bersifat berkelanjutan dan berkesinambungan, tentu saja ini menuntut perawat untuk mampu berinteraksi baik dengan komunitas. Dalam interaksi, ada proses transformasi perilaku perawat yang dapat dipelajari oleh komunitas atau keluarga. Proses inilah yang sebenarnya, bahwa perawat sedang menjalankan perannya sebagai role model (contoh). Menurut Anda, perawat komunitas yang bagaimanakah yang dapat dijadikan sebagai role model? Bagaimana kalau Anda melihat ada perawat komunitas yang merokok? Coba Anda tuliskan pendapat Anda dalam kotak di bawah ini. . h. Penemu Kasus Peran selanjutnya yang dapat dilakukan oleh perawat komunitas adalah melibatkan diri dalam penelusuran kasus di komunitas atau keluarga, untuk selanjutnya dilakukan kajian apa saja yang dibutuhkan komunitas. Tentu saja kasus tersebut mungkin membutuhkan intervensi dari profesi lain atau pelayanan kesehatan yang lebih kompleks, maka yang dilakukan perawat komunitas adalah segera merujuk klien. Merujuk juga membutuhkan ketelitian perawat untuk mengidentifikasi, kasus mana yang seharusnya di rujuk dan kemana harus merujuk.
i. Pembaharu Anda tentu pernah mendengar istilah pembaharu (change agent). Peran ini membantuk omunitas untuk melakukan perubahan kearah kehidupan yang lebih sehat. Hal yang dilakukan perawat sebagai pembaharu adalah sebagai berikut. 1)
Mengidentifikasi kekuatan dan penghambat perubahan. Hal ini penting dilakukan karena suatu perubahan merupakan suatu hal yang baru yang membutuhkan dukungan.
2)
Membantu pencairan dan memotivasi untuk berubah.
3)
Membantu komunitas menginternalisasi perubahan.
5. Program PIS-PK Program Indonesia Sehat dengan pendekatan
Keluarga adalah
upaya kesehatan
kemenkes RI guna meningkatkan kesehatan masyarakat . strategi ini dilakukan dengan mendatangi langsung rumah warga untuk melakukan pendataan penyakit sekaligus pemeriksaan kesehatan. Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan 3 pilar yaitu penerapan paradigm sehat, penguatan pelayanan kesehatan, pelasanaan Jaminan Kesehatan Nasional.
B. Konsep Keperawatan Komunitas 1. Pengkajian Pengkajian keperawatan komunitas merupakan tahap pertama dalam proses keperawatan komunitas. Perawat berupaya untuk mendapatkan informasi atau data tentang kondisi kesehatan komunitas dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kesehatan komunitas. Dalam tahap pengkajian ini, ada empat kegiatan yang dilakukan, yaitu pengumpulan data, pengorganisasian data, validasi data, dan pendokumentasian data.
1.
Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan proses mendapat informasi tentang kondisi kesehatan dari klien. Dalam hal ini kesehatan komunitas. Proses pengumpulan data harus dilakukan secara sistematik dan terus menerus untuk mendapatkan data atau informasi yang signifikan yang menggambarkan kondisi kesehatan komunitas. Pengumpulan data komunitas dapat dilakukan dengan teknik sebagai berikut. 1. Wawancara. Kegiatan ini merupakan proses interaksi atau komunikasi langsung
antara
pewawancara dengan responden. Data yang dikumpulkan bersifat: •
fakta, misalnya umur, pendidikan, pekerjaan, penyakit yang pernah diderita;
•
sikap, misalnya sikap terhadap pembuatan jamban keluarga, atau keluarga berencana;
•
pendapat, misalnya pendapat tentang pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh perawat di Puskesmas keinginan, misalnya pelayanan kesehatan yang diinginkan;
•
pengalaman, misalnya pengalaman waktu terjadi wabah kolera yang melanda daerah mereka.
Tipe pertanyaan Dalam mengumpulkan data, pertanyaan yang diajukan dapat berupa dua bentuk pertanyaan. (a)
Pertanyaan Tertutup misalnya: 1.
Apakah putera ibu telah mendapat imunisasi lengkap? a. Ya b. Tidak c. Tidak ingat
2.
Apakah sumber air yang digunakan untuk minum dan memasak? a. PAM b. Sumur gali c. Sumur bor d. Mata air e. Lain-lain sebutkan……
(b)
Pertanyaan Terbuka Misalnya: Bagaimana pendapat ibu tentang keberadaan perawat di desa? Mengapa? Apakah saran ibu untuk memperbaiki lingkungan di desa ini? Mengapa? Dapatkah Anda menceritakan awal terjadinya wabah diare di daerah ini?
2. angket Teknik lain dalam pengumpulan data adalah melalui angket. Pada angket, jawaban diisi oleh responden sesuai dengan daftar yang diterima, sedangkan pada wawancara, jawaban responden diisi oleh pewawancara. Untuk pengembalian daftar isian dapat dilakukan dengan dua cara
yakni
canvasser, yaitu daftar yang telah diisi, ditunggu oleh petugas yang menyerahkan dan householder, yaitu jawaban responden dikirimkan pada alamat yang telah ditentukan. Keuntungan dalam pengumpulan data melalui angket, 3. Observasi Observasi merupakan salah teknik pengumpulan data yang menggunakan pertolongan indera mata. Teknik ini bermanfaat untuk: a)
mengurangi jumlah pertanyaan, misalnya pertanyaan tentang kebersihan rumah tidak perlu ditanyakan, tetapi cukup dilakukan observasi oleh pewawancara;
b)
mengukur kebenaran jawaban pada wawancara tentang kualitas air minum yang digunakan oleh responden dapat dinilai dengan melakukan observasi langsung pada sumber air yang dimaksud;
c)
untuk memperoleh data yang tidak diperoleh dengan wawancara atau angket, misalnya pengamatan terhadap prosedur tetap dalam pelayanan kesehatan.
4.
Pemeriksaan Pengumpulan data dapat dilakukan dengan teknik pemeriksaan. Pemeriksaan yang dilakukan dapat berupa pemeriksaan laboratorium,
pemeriksaan
fisik,
dan
pemeriksaan radiologis. Pemeriksaan dapat dilakukan hanya sekali atau berulangulang tergantung pada tujuan. Waktu dan frekuensi pemeriksaan ini harus ditentukan pada waktu perencanaan sesuai dengan perkiraan timbulnya insiden. Tempat pemeriksaan dapat dilakukan di lapangan atau sarana pelayanan kesehatan. Organ yang diperiksa dapat berupa, seluruh organ, organ tertentu seperti paru-paru, jantung, kadar gula darah, kadar kolesterol, dan sebagainya, serta beberapa organ sekaligus, seperti pemeriksaan jantung dan paru-paru.
2.
Diagnosis Diagnosis adalah suatu pernyataan tentang sintesis analisis data.
Diagnosis
keperawatan adalah respon manusia terhadap masalah kesehatan aktual atau risiko dan potensial, serta perawat diberi kewenangan untuk mengatasi. Penulisan diagnosis keperawatan kelompok dan komunitas berbeda dengan individu dan keluarga. Menurut Freeman (1970) dalam Ervin (2008), upaya atau action pelayanan keperawatan komunitas haruslah berlandaskan pengkajian yang akurat yang dilakukan oleh seluruh komponen yang ada di dalam komunitas, sehingga diagnosis keperawatan komunitas adalah kunci utama pelayanan keperawatan yang dilakukan di komunitas. Ada tiga bagian diagnosis keperawatan berikut ini. 1. Menggambarkan masalah, respon, atau keadaan. 2. Identifikasi faktor etiologi berkaitan dengan masalah. 3. Tanda dan gejala yang merupakan karakteristik masalah. fokus diagnosis pada komunitas biasanya kelompok, populasi atau kelompok komunitas yang memiliki suatu karakteristik (lokasi geografi, pekerjaan, etnis, kondisi perumahan). Contoh. 4.
Tingginya angka kematian bayi di Desa A berhubungan dengan,
a.
tidak adekuatnya sarana pelayanan kesehatan untuk pemeriksaan antenatal;
b.
kurangnya tenaga kesehatan yang menolong persalinan;
c.
tidak dapat dijangkau oleh pelayanan antepartum yang ada.
Ditunjukkan dengan banyaknya (40%) ibu hamil tidak melakukan pemeriksaan kehamilan, persalinan ditolong dukun tidak terlatih (80%), dan IMR 50/1000 kelahiran hidup.
3. Rencana Keperawatan Perencanaan terdiri atas beberapa tahapan, yaitu: (1) memprioritaskan diagnosis komunitas; (2) menetapkan sasaran intervensi yang diharapkan; (3) menetapkan tujuan yang diharapkan; dan (4) menetapkan intervensi keperawatan. a) Memprioritaskan diagnosis komunitas
Perawat
tidak
bisa
melakukan penyelesaian terhadap
seluruh diagnosis
keperawatan yang telah diidentifikasi. Hal ini disebabkan karena keterbatasan sumber daya yang ada (tenaga, dana dan waktu). Untuk itu perlu menetapkan metode dalam memprioritaskan diagnosis keperawatan komunitas. Beberapa metode yang dapat digunakan dalam memprioritaskan
diagnosis
keperawatan komunitas, antara lain menurut The American Public Health Association (1999) menganjurkan untuk memperhatikan lima faktor dalam memperioritaskan masalah, yaitu: • luasnya perhatian masyarakat; • sumber-sumber yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah (dana,tenaga, waktu, alat dan penyaluran); • bagaimana cara mengatasi masalah tersebut? • kebutuhan pendidikan khusus; • penambahan sumber dan kebijakan yang dibutuhkan.
Dalam menetapkan prioritas diagnosis keperawatan komunitas perlu melibatkan masyarakat atau komunitas dalam suatu pertemuan musyawarah masyarakat. Masyarakat atau komunitas akan memprioritaskan masalah yang ada dengan bimbingan atau arahan perawat kesehatan komunitas. Masyarakat atau komunitas dalam musyawarah
tersebut
menggunakan scoring.
dapat memprioritaskan masalah tersebut dengan
Adapun aspek yang disekor (diberi nilai) meliputi hal-hal sebagai berikut. Risiko terjadinya masalah tersebut di komunitas. Risiko parah dari masalah tersebut. Potensial untuk dilakukan pendidikan. Minat dari masyarakat untuk mengatasi masalah tersebut. Kemungkinan masalah tersebut diatasi. Kesesuaian dengan program pemerintah. Tersedianya tempat untuk mengatasi. Tersedianya waktu untuk mengatasi masalah. Tersedianya dana untuk mengatasi masalah. Tersedianya fasilitas untuk mengatasi masalah. Tersedianya sumber daya manusia untuk mengatasi masalah.
Untuk setiap masalah kesehatan diberikan bobot nilai untuk setiap aspek tersebut dengan range 1 – 5. Rinciannya berikut ini. -
Sangat rendah = 1.
-
Rendah = 2.
-
Cukup = 3.
-
Tinggi = 4.
-
Sangat tinggi = 5.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat contoh cara melakukan prioritas masalah kesehatan di bawah ini.
Memprioritaskan Masalah Keperawatan Kesehatan Komunitas
Keterangan Pembobotan Sangat rendah = 1, Rendah = 2 , Cukup = 3, Tinggi = 4, Sangat tinggi = 5
Aspek yang dinilai: A. Risiko terjadi B. Risiko parah C. Potensial untuk Penkes D. Minat masyarakat E. Mungkin diatasi F. Sesuai program pemerintah G. Tempat H. Waktu I.Dana J. Fasilitas K. Sumber daya
Contoh Pelatihan kader Posyandu bagi kader baru sebanyak 20 orang di RW 01, Desa Sukahati pada minggu kedua bulan Januari 2013. Dalam menetapkan rencana intervensi keperawatan komunitas, maka perlu juga memperhatikan beberapa hal antara lain berikut ini. a.
Program pemerintah terkait dengan masalah kesehatan yang ada.
b.
Kondisi atau situasi yang ada.
c.
Sumber daya yang ada di dalam dan di luar komunitas, dapat dimanfaatkan.
d.
Program yang lalu yang pernah dijalankan.
e.
Menekankan pada pemberdayaan masyarakat.
f.
Penggunaan teknologi tepat guna.
g.
Mengedepankan upaya promotif dan preventif tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif.
Berikut ini contoh membuat rencana intervensi keperawatan kesehatan komunitas.
4. Tindakan Kepearawatan A. Pemberdayaan komunitas.
Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya memfasilitasi agar masyarakat mengenal masalah yang dihadapi, merencanakan dan melakukan upaya pemecahannya dengan memanfaatkan potensi setempat sesuai situasi, kondisi, dan kebutuhan setempat. Menurut Wallerstein (1992), pemberdayaan masyarakat adalah suatu proses kegiatan sosial yang meningkatkan partisipasi masyarakat dan organisasi yang bertujuan meningkatkan kontrol individu dan masyarakat, kemampuan politik, memperbaiki kualitas hidup masyarakat, dan keadilan sosial. B. Promosi kesehatan
Promosi kesehatan merupakan salah satu bentuk intervensi keperawatan komunitas yang ditujukan pada individu, keluarga, kelompok, dan komunitas dengan tujuan agar dapat meningkatkan kondisi kesehatan secara optimal. C. Menjalin kemitraan
Kemitraan dalam upaya kesehatan (partnership for health) adalah kebersamaan dari sejumlah pelaku untuk mencapai tujuan yang sama, yaitu meningkatkan
kesehatan
masyarakat yang didasarkan atas kesepakatan tentang peranan dan prinsip masing-masing pihak.Agar kemitraan dapat berjalan dengan baik, perlu memperhatikan prinsip dasar, landasan, dan kunci keberhasil. D. Advokasi
Advokasi merupakan suatu cara perawat untuk meningkatkan partisipasi secara aktif komunitas. Perawat membantu masyarakat dalam mengambil keputusan secara mandiri. Advokasi merupakan suatu usaha sistematik dan terorganisasi, untuk memengaruhi dan mendesak terjadinya perubahan dalam kebijakan publik secara bertahap maju dan semakin baik, sehingga untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan advokasi yang efektif dan berkesinambungan.
E. Supervisi
Supervisi adalah suatu proses kemudahan untuk penyelesaian tugas-tugas keperawatan (Swansburg & Swansburg, 1999). Supervisi membimbing,
mengajar,
mengobservasi,
adalah
merencanakan, mengarahkan,
mendorong, memperbaiki,
mempercayai,
mengevaluasi secara terus menerus pada setiap perawat dengan sabar, adil serta bijaksana (Kron, 1987). Berdasarkan definisi tersebut, dapat
disimpulkan
bahwa supervisi
merupakan suatu cara yang efektif untuk mencapai tujuan organisasi.
5. Evaluasi Jenis - jenis evaluasi dapat di kelompok sebagai berikut. PROSES EVALUASI Proses evaluasi dapat dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut. 1.
Menetapkan atau memformulasikan tujuan evaluasi, yakni tentang apa yang akan dievaluasi terhadap program yang dievaluasi.
2.
Menetapkan kriteria yang akan digunakan dalam menentukan keberhasilan program yang akan dievaluasi.
3.
Menetapkan cara atau metode evaluasi yang akan digunakan.
4.
Melaksanakan evaluasi, mengolah dan menganalisis data atau hasil pelaksanaan evaluasi tersebut.
5.
Menentukan keberhasilan program yang dievaluasi berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan tersebut serta memberikan penjelasan-penjelasan.
6.
Menyusun rekomendasi atau saran-saran tindakan lebih lanjut terhadap program berikutnya berdasarkan hasil evaluasi tersebut.
KRITERIA PENILAIAN DALAM EVALUASI Untuk menilai dalam suatu kegiatan evaluasi dapat menggunakan kriteria : •
Relevansi (relevance): Apakah tujuan program mendukung tujuan kebijakan?
•
Keefektifan (effectiveness): Apakah tujuan program dapat tercapai?
•
Efisiensi (efficiency): Apakah tujuan program tercapai dengan biaya paling rendah?
•
Hasil (outcomes): Apakah indikator-indikator tujuan program membaik?
•
Dampak (impact): Apakah indikator-indikator tujuan kebijakan membaik?
•
Keberlanjutan (sustainability): Apakah perbaikan indikator-indikator terus berlanjut setelah program selesai?
KARAKTERISTIK EVALUASI YANG BAIK.
Karakteristik evaluasi yang baik memiliki ketentuan sebagai berikut.
Strategis, yaitu memberikan prioritas terhadap program-program yang penting, besar, atau bermasalah.
Terfokus, yaitu memusatkan perhatian pada persoalan-persoalan yang penting bagi pengambil kebijakan.
Kredibel, yaitu hasilnya dapat dipercaya .
Tepat waktu, yaitu temuannya dapat digunakan untuk meredesain dan memperbaiki pelaksanaan program . a.
Bermanfaat, yaitu hasilnya dapat digunakan untuk: menilai kelayakan dan efektifitas program;membantu memaksimalkan kegunaan sumber daya yang terbatas;
b.
memberikan input untuk desain program yang akan datang.
BAB III ASKEP KOMUNITAS
A. PENGKAJIAN 1. Data Inti a. Geografi RT 10 yang berada di dusun kaliasin 3, desa kalisari , kecamatan natar, kabupaten lampung selatan, provinsi lampung. 1) Luas daerah : 8 Ha 2). Batas wilayah : Utara :berbatasan dengan desa muara putih barat :berbatasan dengan desa merak batin selatan :berbatasan dengan desa tanjung sari timur :berbatasan dengan desa kerawa sari 3) Tipe perkampungan Perumahan yang ada di RT 10 rata-rata sudah permanen namun masih terdapat juga rumah yang masih belum permanen seperti dari geribik.
b. Demografi 1) Jumlah KK : 133 2) jumlah KK yang di kaji : 106 3) Jumlah penduduk keseluruhan : 487 4) Jumlah penduduk berdasarkan umur : No Usia Jumlah 0–14 153 1. 15–64 254 2. > 65 80 3.
Presentase 31,4 % 52,1% 16,5%
jumlah penduduk berdasarkan umur
16.50% 31.40%
0–14
15–64 > 65 52.10%
Bedasarkan tabel dan grafik di atas dapat disimpulakan bahwa jumlah usia penduduk terbanyak ialah mulai dari usia 15-64 tahun yaitu sebesar 52 % dan yang paling sedikit yaitu lansia sebanyak 65 %
5) Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin: No Jenis kelamin Jumlah Presentase 1. Laki- laki 248 51% 2. Perempuan 239 49%
49%
Laki- laki 51%
Perempuan
Berdasarkan tabel dan grafik di atas di dapatkan bahwa jumlah penduduk dengan jenis kelamin laki laki lebih banyak dari pada jenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 51% 5) jumlah penduduk berdasarkan pendidikan No 1. 2. 3. 4.
Pendidikan SD SMP SMA TIDAK SEKOLAH
Jumlah 209 105 70 103
Presentase 43% 22% 14% 21%
pendidikan SD 21%
14% 22%
43%
SMP SMA TIDAK SEKOLAH
Berdasarkan tabel dan grafik diatas didapatkan bahwa pendidikan terakhir kebanyakan warga desa kaliasin 3 terutama RT 10 adalah SD yaitu sebanyak 43 % warga dan paling sedikit tingkat pendidikan terakhirnya yaitu SMA sebesar 14 %.
6) Jumlah penduduk berdasarkan suku No. Suku 1. Jawa 2. Batak 3. Sunda 3. Lampung
Jumlah Presentase 470 97 % 3 0,6 % 8 1,6% 7 0,8 %
jumlah penduduk berdasarkan suku Jawa Batak Sunda 97%
Lampung
Berdasarkan tabel dan grafik di atas dapat disimpulkan bahwa mayoritas suku warga rt 10 dusun kaliasin 3 ialah jawa dengan presentase sebesar 97%. 7) vital statistic Masalah 3 BulanTerakhir Masalah kesehatan
Jumlah
Presentase
52
49,1%
NyeriSendi/pinggang (AsamUrat)
40
37,7%
BatukPilek
38
35,8%
Nyeriuluhati/Gastritis
22
20,8%
Kolesterol
7
6,6%
Hipertensi (nyeri kepala dan tengkuk)
Berdasarkan tabel dan grafik diatas dapat disimpulkan bahwa untuk masalah kesehatan pada RT 10 dusun kaliasin 3 paling banyak yaitu hipertensi sebanyak 49,10%.
8) Agama : Islam 100% 9) nilai dan norma Mayoritas warga berasal dari suku jawa dan beragama islam. Masyarakat jika sakit selalu berobat di bidan desa terdekat itupun kalau sudah sakit parah, kalau hanya sakit biasa hanya minum obat warung.
2. Pengkajian subsistem a) Lingkungan Fisik 1. Inspeksi -
Di RT 10 tidak terdapat peta rawan masalah
-
Tidak terdapat pasar di RT 10 dusun kaliasin 3 namun terdapat pasar di kecamatan natar yang tidak begitu jauh yang dapat di tempuh 15-20 menit.
2.
Tidak terdapat tempat rekreasi
Tanda Vital -
Kondisi iklim tropis
-
Kondisi lingkungan bersih. Lokasi berdekatan dengan sawah dan terdapat banyak genangan air .
3.
System Review -
Di RT 10 tidak ada kegiatan kerja bakti rutin pada warganya namun kerjabakti akan diadakan saat lingkungan terlihat kotor atau ada keluhan dari masyarakat.
-
Ada kegiatan pengajian rutin ibu-ibu yang di adakan setiap malam minggu dan yasinan rutin untuk bapak bapak yang di adakan setiap hari kamis malam jumat.
4.
Kondisi kesehatan lingkungan No
Indicator
Jumlah
Presentase
1
Kondisi lingkungan di dalam rumah bersih
98
92,4%
2
Kondisi lingkungan di luar rumah bersih
92
86,8%
3
Sampah dikekola dengan baik (dibuat kompos/ditampung di bak tertutup)
79
74,5%
4
Pembuangan air limbah baik (tidak tergenang)
93
87,7%
5
Ventilasi rumah ada dan memenuhi syarat kesehatan
99
93,4%
6
Kondisi penampungan air minum baik
102
96,2%
74
69,8%
(tertutup dan bersih) 7
Pengelolaan ternak baik (tidak menyatu dengan rumah/kandang bersih)
Presentase Kondisi lingkungan di dalam rumah bersih Kondisi lingkungan di luar rumah bersih
69.80%
92.40% Sampah dikekola dengan baik (dibuat kompos/ditampung di bak tertutup)
96.20% 86.80%
Pembuangan air limbah baik (tidak tergenang) Ventilasi rumah ada dan memenuhi syarat kesehatan
93.40%
74.50%
Kondisi penampungan air minum baik
(tertutup dan bersih) 87.70% Pengelolaan ternak baik (tidak menyatu dengan rumah/kandang bersih)
Berdasarkan tabel diatas warga desa RT 10 dusun kaliasin 3 dalam memelihara kesehatan lingkungan sudah baik. Namun masih rendah pada pengelolaan ternak yaitu masih 69,8 % dimana pengelolaan ternak masih menyatu dengan rumah.
b. Keamanan dan Transportasi 1) Lingkungan aman 2) Air di RT 6 berasal dari air tanah atau sumur dan kondisi air jernih. 3) Transportasi yang digunakan oleh warga adalah sepeda, sepeda motor, mobil, dan angkutan umum. 4) Kondisi jalan raya bagus, dan menuju RT 10 juga sudah bagus
c. Kebijakan Politik dan Pemerintahan 1) Kegiatan yang telah dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat adalah dengan penyuluhan kesehatan 2) Penyuluhan dilakukan oleh petugas kesehatan dari puskesmas tetapi penyuluhan dilakukan hanya jika terjadi kasus. 3) Penyuluhan yang diberikan menyesuaikan dengan kasus 4) Setelah dilakukan penyuluhan tidak terjadi perubahan apapun terhadap masyarakat dan pola hidup masyarakatnya.
d. Pelayanan kesehatan dan sosial 1) Pelayanan yang di akses oleh warga RT 10 adalah praktik bidan, puskesmas dan praktik dokter. 2) Jika sakit rata-rata penduduk RT 10 datang langsung ke bidan desa karena lebih dekat dan terjangkau 3) Harga untuk memperoleh pelayanan kesehatan relative murah atau terjangkau untuk warga. 4) Waktu pelayanan praktik bidan dari pagi hingga malam atau 24 jam. Jika warga sakit saat malam hari bidan desa siap melayani. 5) Pemberi layanan kesehatan adalah praktik dokter dan bidan 6) Pengguna layanan kesehatan yang paling banyak adalah balita dan lansia 7) Aksesibilitas dan penerima fasilitas kesehatan adekuat 8) Askes ke puskesmas kurang lebih 1 km dari RT 10. 9) Kegiatan posyandu diadakan setiap satu bulan sekali oleh swadaya masyarakat.
Pelayanan yang Dibutuhkan
Ya Pelayanan Pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan Pemeriksaan kesehatan sesuai dengan kebutuhan Pemberdayaan keluarga dalam kesehatan Pembinaan kesehatan Pembentukan organisasi kesehatan di masyarakat
Jumlah
Presentase
101
95,28%
67
63,21%
41
38,67%
24
22,64%
19
17,92%
e. Komunikasi 1) Alat komunikasi yang dimiliki keluarga seperti televisi, radio dan ponsel. 2) Tidak ada alat komunikasi umum yang tersedia di RT 10. 3) Media komunikasi di masyarakat dengan arisan dan pengajian. 4) Tidak ada konsultasi oleh tenaga medis dengan masyarakat RT 10.
f. Ekonomi No 1. 2. 3.
:
PEKERJAAN PETANI BURUH BANGUNAN WIRASWASTA
Jumlah 58 45 30
Presentase 44% 34% 22%
pekerjaan
22% 44%
PETANI
BURUH BANGUNAN WIRASWASTA 34%
Berdasarkan tabel dan grafik diatas dapat disimpulkan bahwa pekerjaan terbanyak yang dilakukan oleh kepala keluarga warga RT 10 ialah Petani yaitu sebesar 44%. Dengan penghasilan g. Rekreasi Tidak terdapat tempat hiburan apapun di RT 06 sehingga warga harus pergi jauh untuk mendapatkan hiburan. Namun suasana desa yang masih asri seperti masih banyak persawahan tidak membuat warga desa merasa suntuk.
DIAGNOSA KEPERAWATAN Masalah
Etiologi
Risiko terjadinya penyebaran
1. kurangnya pengetahuan warga mengenai
covid-19
pada warga di
wilayah rt 10 dusun kaliasin 3
pentingnya cuci tangan. 2. Kurang motivasi dalam melakukan PHBS terutama Cuci tangan. 3. Kurangnya pemberdayaan dalam PHBS terutama cuci tangan 4. Kurangnya fasilitas tempat mencuci tangan di setiap rumah warga
Data Data angket
1. Tidak melakukan cuci tangan setelah kontak dengan orang atau barang dengan presentase sebesar 62,3% 2. Tingkat pendidikan warga yang rendah yaitu mayoritas pendidikan terakhir SD dengan presentase sebesar 43% Data wawancara
1. Warga RT 10 dusun kaliasin 3 mengatakan tidak ada atau Kurangnya pemberdayaan cara mencuci tangan yang benar. Dan tidak tau bagaimana cara mencuci tangan yang benar 2. Warga RT 10 mengatakan hanya mencuci
tangan kalau kotor saja dan biasanyan hanya pakai air saja
Data observasi
1. Berdasarkan data hasil observasi seluruh rumah warga rata-rata tidak menyediakan tempat untuk mencuci tangan terutama didepan rumah
2. Kurangnya motivasi warga untuk mencuci tangan karena rendahnya pengetahuan pentingnya cuci tangan Data skunder 1.
Berdasarkan data dari ketua RT belum ada penyuluhan kesehatan secara langsung mengenai pentingnya cuci tangan
Diagnose keperawatan
Etiologi
Risiko meningkatnya angka kejadian
hipertensi
di
wilayah rt 10 dusun kaliasin 3
Data
1. Kurang pengetahuan tentang penyebab dan Data angket juga tanda dan gejala hipertensi serta
warga yang tidak mengetahui tentang penyebab
penatalaksanaan hipertensi 2. warga
desa
yang
jarang
melakukan
pemeriksaan kesehatan teratur setiap 6 bulan 3. penderita hipertensi tidak berobat secara
dan tanda gejala hipertensi dan Warga yang menderita hipertensi sebanyak 49,10%. 2. Tidak melakukan pemeriksaan pemeriksaan kesehatan secara rutin 6 84,9 %
teratur 4. kurang peran serta dalam kegiatan olahraga fisik karena tidak adanya kegiatan olahraga
3. Penderita hipertensi yang tidak berobat secara teratur dengan presentase sebesar 52.,8 % 4. rendahnya kegiatan olah raga yang dilakukan
rutin 5. kurangnya peran serta masyarakat dalam pengadaan
1. berdasarkan data hasil wawancara banyak
kegiatan
warga dengan presentase sebesar 21,7%
berbasis Data wawancara
kesehatan(seperti kegiatan olahraga rutin )
1. warga RT 10 mengatakan memang sering seklai mengeluh nyeri kepala terutama tengkuk belakang 2. warga RT 10 mengatakan tidak pernah periksa kalau tidak merasa sakit . jika sudah sakit baru periksa 3. warga rt 10 mengatakan tidak pernah ikut senam karena memang tidak ada kegiatan rutin di RT 10. Ada kegiatan senam tapi berbayar jadi malas untuk mengikutinya.
Data observasi Tidak ada kegiatan olah raga rutin di setiap minggu.
Data skunder 1. Berdasarkan data dari ketua RT memang tidak ada kegiatan senam rutin yang diadakan di RT 10 dusun kaliasin 3 2. Berdasarkan data dari kader posyandu lansia memang banyak lansia yang mengalami hipertensi di RT 10 yaitu sebanyak 50 % lansia yang rutin datang dan periksa kesehatan di posyandu lansia.
Risiko meningkatnya angka kejadian
asam
urat
di
wilayah rt 10 dusun kaliasin 3
1. warga desa yang jarang melakukan pemeriksaan kesehatan teratur setiap 6 bulan
Data angket
1. Tidak melakukan pemeriksaan pemeriksaan kesehatan teratur sebanyak 6 bulan sekali
2. Kurang pengetahuan tentang penyebab
dengan presentase sebesar 84,9 %
juga tanda dan gejala asam urat serta penatalaksanaan asam urat 3. Kurangnya motivasi warga untuk menjaga Pola makan terutama warga dengan penderita asam urat
2.
Banyak warga yang mengeluh nyeri persendian dengan presentase sebesar 37,7 %
3. Tingkat pendidikan warga yang rendah yaitu mayoritas pendidikan terakhir SD dengan presentase sebesar 43% Data wawancara
1. Warga RT 10 mengatakan Kurang paham mengenai penyebab dan tanda gejala asam urat serta penatalaksanaannya 2. Berdasarkan data hasil wawancara di dapatkan bahwa kurangnya motivasi warga terutama penderita asam urat dalam menjaga pola makan dimana masih terdapat warga yang sering mengonsumsi makanan tinggi purin seperti kacang panjang, bayam ,kangkung, makanan kaleng seperti dencis, dan jeroan.
Data observasi 1. Lebih dari 50% lansia terutama lansia laki laki yang sering mengeluh nyeri sendi sudah tampak kesulitan saat berjalan dan ada sekitar 20 % lansia yang mengeluh nyeri sendir terdapat pembengkakan pada sendi 2. Tampak masih banyak warga yang belum paham mengenai pola makan penderita hipertensi yang benar Data skunder
1. Berdasarkan data dari ketua RT memang banyak warga desa terutama lansia yang mengeluh nyeri pada bagian persendiannya sehingga mengalami kesulitan berjalan
DIAGNOSE KEPERAWATAN 1.
Risiko terjadinya penyebaran covid-19
pada warga di wilayah rt 10 dusun kaliasin 3 berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan warga mengenai pentingnya cuci tangan, Kurang motivasi
dalam
melakukan PHBS terutama Cuci tangan,
Kurangnya pemberdayaan dalam PHBS terutama cuci tangan
2.
Risiko meningkatnya angka kejadian hipertensi di wilayah rt 10 dusun kaliasin 3 berhubungan dengan Kurang pengetahuan tentang penyebab dan juga tanda dan gejala hipertensi serta penatalaksanaan hipertensi, warga desa yang jarang melakukan pemeriksaan kesehatan teratur setiap 6 bulan, penderita hipertensi tidak berobat secara teratur,kurang peran serta dalam kegiatan olahraga fisik, kurangnya peran serta masyarakat dalam pengadaan kegiatan berbasis kesehatan(seperti kegiatan olahraga rutin )
3.
Risiko meningkatnya angka kejadian asam urat di wilayah rt 10 dusun kaliasin 3 berhubungan dengan warga desa yang jarang melakukan pemeriksaan kesehatan teratur setiap 6 bulan, Kurang pengetahuan tentang penyebab juga tanda dan gejala asam urat serta penatalaksanaan asam urat, Kurangnya motivasi warga untuk menjaga Pola makan terutama warga dengan penderita asam urat
PRIORITAS MASALAH No Masalah Kesehatan A B C D E F G H I J K L terjadinya 1. Risiko
Total
prioritas
40
1
penyebaran covid-19 pada warga di wilayah rt 10 dusun kaliasin 3 berhubungan dengan : 1. kurangnya pengetahuan warga
mengenai
pentingnya
cuci
tangan, 2. Kurang
5 motivasi
dalam melakukan PHBS
terutama
Cuci tangan, 3. Kurangnya pemberdayaan dalam terutama tangan
PHBS cuci
4
2
2
2
4
4
2
3 4
4
4
2
Risiko meningkatnya angka
kejadian
hipertensi di wilayah rt 10 dusun kaliasin 3 berhubungan dengan: 1. Kurang pengetahuan tentang penyebab dan juga tanda dan gejala
hipertensi
sertapenatalaksana an hipertensi, 2. warga desa yang jarang melakukan pemeriksaan kesehatan
teratur
setiap
bulan,
6
penderitahipertensi tidak
berobat
secara teratur, 3. kurang peran serta dalam
kegiatan
olahraga
fisik,
kurangnya
peran
serta
masyarakat
dalam pengadaan kegiatan
berbasis
kesehatan(seperti kegiatan olahraga rutin ).
3
3
2
2
3
2
4
3
3 4
4
3
36
2
3
Risiko meningkatnya angka kejadian asam urat di wilayah rt 10 dusun
kaliasin
3
berhubungan dengan : 1. warga desa yang jarang melakukan pemeriksaan kesehatan
teratur
setiap 6 bulan, 2. Kurang pengetahuan tentang penyebab juga
tanda
dan
gejala asam urat serta penatalaksanaan asam urat, 3. Kurangnya motivasi untuk
warga menjaga
Pola
makan
terutama
warga
dengan asam urat
penderita
3
3
2
2
2
4
4
2
3 2
4
3
34
3
Keterangan pembobotan 1. Sangat rendah 2. Rendah 3. Cukup 4. Tinggi 5. Sangat tinggi A: Besarnya masalah B: Resiko masyarakat yang akan terkena C: potensial untuk pendidikan kesehatan D: Minat masyarakat untuk mengatasi E: kemungkinan untuk diatasi F: Sesuai dengan program pemerintah
G: sesuai dengan peran perawat H: keluangan waktu I: sumber dana J: Fasilitas kesehatan yang ada K: Sumber Daya L: Ketersedian tempat
RENCANA KEPERAWATAN No
Diagnose
Tujuan Umum
1.
Risiko terjadinya penyebaran covid-19 pada warga di wilayah rt 10 dusun kaliasin 3
Strategi Khusus
peningkatan
dusun kaliasin 3
pengetahuan
dapat memahami
warga
dan menjelaskan
wilayah 10
RT dusun
kaliasin
3
kembali mengenai pengertian
cuci
mengenai
tangan,
prilaku hidup
yang tepat untuk
bersih
mencuci tangan,
dan
Kriteria evaluasi Kriteria
1. Warga RT 10 Penkes
Terjadi
Sasaran
waktu
sehat
dan
mempu
terutama
mempraktikkan 6
dalam
langkah
cuci
mencuci
tangan
yang
tangan
benar 2. Warga RT 10 dusun kaliasin 3 memiliki kemauan dalam
Warga RT Kognitif 10 dusun kaliasin 3
Intervensi
Standar
1. Warga RT 10 dusun kaliasin 3 dapat memahami dan menjelaskan kembali mengenai pengertian cuci tangan 2. Warga RT 10 dusun kaliasin 3dapat memahami dan menjelaskan kembali 3 dari 5 waktu yang tepat untuk mencuci 3. Warga RT 10 dusun kaliasin Psikomotor 3dapat mempraktikkan kembali cara mencuci tangan 6 langkah yang benar sebesar 90% dari warga yang hadir
1. Penkes mengenai PHBS 2. Mengadakan lomba cuci tangan 3. Pemberdayaan masyarakat dalam prilaku cuci tangan yang benar, dan membuat fasilitas tempat cuci tangan dari barang bekas
melakukan cuci tangan 3. Warga RT 10 dusun kaliasin 3 dapat
dapat
mengaplikasik cara
mencuci
tangan
yang
benar
dan
membuat fasilitas
tempat
cucitangan sendiri barang bekas.
dari
4. Warga RT 10 dusun kaliasin 3dapat mempraktikkan cara membuat fasilitas tempat cuci tangan yang benar sebesar 90% dari warga yang hadir
No
Diagnose
Tujuan Umum
2.
Strategi Khusus
Risiko
Tidak terjadi 1. Warga RT 10 Penkes
meningkatnya
peningkatan
dusun kaliasin 3
angka kejadian kejadian
dapat
hipertensi
memahami dan
di hipertensi di
wilayah rt 10 wilayah dusun kaliasin 3
10
RT
dusun
Kaliasin 3
menjelaskan pengertian, penyebab, tanda dan gejala serta penatalaksanaan hipertensi 2. Warga RT 10 dusun kaliasin 3 dapat mengikuti pemeriksaan kesehatan hipertensi 3. Warga RT 10 dusun kaliasin 3 dapat menjelaskan
Sasaran
Kriteria evaluasi Kriteria
Warga RT Kognitif 10 dusun kaliasin 3
Intervensi
Standar 1. Warga RT 10 dusun kaliasin 3 mampu menjelaskan pengertian hipertensi 2. Warga RT 10 dusun kaliasin 3 mampu menjelaskan 3 dari 5 penyebab hipertensi 3. Warga RT 10 dusun kaliasin 3 mampu menjelaskan 3 dari 5 tanda dan gejala hipertensi 4. Warga RT 10 dusun kaliasin 3 mampu menjelaskan 2 dari 3 cara penatalaksana an hipertensi di rumah
1. Pemberian penkes tentang hipertensi
dan
mengajarkan penatalksanaan atau perawatan penderita hipertensi
di
rumah 2. Pemeriksaan kesehatan (cek tekanan darah 3. Melakukan Senam hipertensi membentuk kader senam
dan
kembali tentang pengobatan hipertensi 4. Warga RT 10 dusun kaliasin 3 dapat ikut serta dalam kegiatan olah raga fisik
5. Warga RT 10 dusun kaliasin 3 dapat ikut serta dalam pengadaan kegiatan berbasis kesehatan(kegia tan olah raga rutin)
psikomotor
5. Warga RT 10 dusun kaliasin 3 mau mengikuti pemeriksaan kesehatan (tekanan darah ) sebanyak 80% dari warga yang hadir 6. Warga RT 10 dusun kaliasin 3 mau mengikuti kegiatan senam sebanyak 80 %warga yang hadir
No
Diagnose
Tujuan Umum
3
Risiko meningkatnya angka kejadian asam urat di wilayah rt 10 dusun kaliasin 3
Strategi
Khusus
peningkatan
dusun kaliasin 3
kejadian
mampu
asam urat di
memahami dan
wilayah RT
menjelaskan
10
pengertian,
kaliasin 3
penyebab,, tanda dan gejala asam urat serta penatalaksanaa nnya di rumah 2. warga RT 10 dusun kaliasin 3 mampu memahami dan menjelakan pentingnya menjaga
Kriteria evaluasi Kriteria
Tidak terjadi 1. warga RT 10 Penkes
dusun
Sasaran
pola
makan penderita asam
warga RT Kognitif 10 dusun kaliasin 3
Intervensi
Standar 1. warga RT 10 dusun kaliasin 3 mampu memahami dan menjelaskan pengertian asam urat 2. warga RT 10 dusun kaliasin 3 mampu memahami dan menjelaskan 3 dari 5 penyebab asam urat. 3. warga RT 10 dusun kaliasin 3 mampu memahami dan menjelaskan 3 dari 5 tanda dan gejala asam urat
1. Pemberian penkes tentang asam urat dan mengajarkan penatalksanaa n atau perawatan penderita hipertensi di rumah 2. Pemeriksaan kesehatan (cek asam urat) 3. Pemberdayaan masyarakat dalam penanganan nyeri asam urat dengan
urat 3. warga RT 10 dusun kaliasin 3 mampu memahami dan menjelakan pentingnya melakukan pemeriksaan kesehatan setiap 6 bulan sekali
4. warga RT 10 dusun kaliasin 3 mampu memahami dan menjelaskan 2 dari 3 cara penaalaksaan asam urat di rumah 5. warga RT 10 dusun kaliasin 3 mampu mempraktikk an cara mengkompre s area nyeri dengan air hangat.
kompres hangat air jahe
IMPLEMENTASI No
Diagnose
Tujuan
Tanggal
Tempat
Implementasi
Penanggung
Evaluasi
jawab umum 1.
Khusus
Risiko
Tidak terjadi 1. warga RT 21-10-20
Di
meningkatnya
peningkatan
10
rumah
tentang asam urat
angka kejadian
kejadian
kaliasin
bpk
dan mengajarkan
asam urat di
asam urat di
mampu
sutarso
penatalksanaan
wilayah
memahami
atau perawatan
dan
penderita
menjelaska
hipertensi di rumah
wilayah rt 10 dusun kaliasin 3 berhubungan
dusun
kaliasin 3
dengan : 1.
10
RT
warga
desa
yang
dusun 3
n
Evaluasi struktur a. Rencana penyuluhan dilakukan hari
dua
sebelum
pelaksanaan b. Informasi penyuluhan
pengertian,
jarang
penyebab,,
melakukan
tanda
pemeriksaan
gejala asam
kesehatan
urat
teratur setiap
penatalaksa
6 bulan,
naannya di rumah
1. Pemberian penkes
dan
serta
disampaikan satu hari
sebelum
pelaksanaan c. LP, leaflet, dan SAP
telah
disiapkan d. Temapt
yang
digunakan untuk penyuluhan kondusif
dan
Kelompok 1
2. Kurang
2. warga RT
pengetahu
10
an tentang
kaliasin
penyebab
mampu
juga tanda dan gejala
dusun 3
tidak
pengap
karena
berada
diluar ruangan(outdoor)
memahami
e. Peralatan
dan
berfungsi secara
menjelakan
optimal
pentingnya
memadai
sanaan
menjaga
untuk layar LCD
asam urat,
pola makan
tidak
3. Kurangnya
penderita
memantulkan
motivasi
asam urat
gambar
atau
tampilan
layar
asam urat serta penatalak
warga untuk menjaga Pola makan terutama warga dengan
3. warga RT 10
dusun
kaliasin
3
dan tetapi
mampu
karena
berada
diluar
ruangan
sehingga
terlalu
mampu
terang
,
memahami
dapat
berfungsi
dan
dengan baik
penderita
menjelakan
asam urat
pentingnya melakukan
sound
f. SDM memadai - Mahasiswa sarjana terapan
pemeriksaa
keperawatan
n kesehatan
poltekkes
setiap
tanjung karang
6
bulan sekali
- Dosen pimbimbing mahasiswa keperawatan poltekkes tanjung karang - Warga
desa
RT 10 dusun kaliasin 3 - Ketua RT 10 dusun kaliasin 3 Evaluasi Proses a. Pelaksanaan kegiatan
tidak
sesuai
dengan
waktu
yang
telah di tetapkan yaitu
harusnya
acara di mulai pada
pukul
09:00
acara
baru di mulai pada pukul 09 :30 di karena banyak
warga
yang terlambat untuk datang. b. warga RT 10 dusun kaliasin 3 yang
hadir
sudah > 50 % dari
undangan
yang di sebar yaitu sebanyak 40
undangan
yang di sebar ada 22 warga yang hadir c. Pelaksana kegiatan
atau
mahasiswa yang bertugas sesuai dengan
tugas
masing masing dengan baik d. Warga RT 10 dusun kaliasin 3 yang
hadir
sangat berpartisipasi dan aktif dalam mengikuti kegiatan Evaluasi hasil a. Warga
RT
10
dusun kaliasin 3 aktif
mengikuti
kegiatan
seperti
bertanya
(yaitu
ada 4 warga yang bertanya dari 22 warga
yang
hadir) b. mampu menjawab pertanyaan yaitu 70 % warga yang hadir
mampu
menjawab pertanyaan yang di
ajukan
oleh
mahasiswa , evaluasi struktur 2. Pemeriksaan kesehatan (cek asam urat)
a.
Rencana
pemeriksaan kesehatan
cek
kadar asam urat dilakukan hari
dua sebelum
pelaksanaan b.
Informasi
pemeriksaan disampaikan satu hari
sebelum
pelaksanaan c.
LP,
leaflet,
dan SAP
telah
disiapkan d.
Tempat yang
digunakan untuk pemeriksaan kondusif
dan
tidak
pengap
karena
berada
diluar ruangan(outdoor e.
Peralatan
berfungsi
secara
optimal yaitu alat pemeriksaan lengkap dan bisa digunakanan dengan baik dan tersediaanya alat sangat mencukupi
f. SDM memadai - Mahasiswa sarjana terapan keperawatan poltekkes tanjung karang - Dosen pimbimbing mahasiswa keperawatan poltekkes tanjung karang - Warga
desa
RT 10 dusun kaliasin 3 - Ketua RT 10 dusun kaliasin 3
Evaluasi Proses a.
Pelaksanaan
kegiatan
tidak
sesuai
dengan
waktu yang telah di tetapkan yaitu harusnya acara di mulai pada pukul 09:00 acara baru di
mulai
pada
pukul 09 :30 di karena
banyak
warga
yang
terlambat
untuk
datang. b. warga RT 10 dusun kaliasin 3 yang
hadir
sudah > 50 % dari
undangan
yang di sebar yaitu sebanyak
40
undangan
yang di sebar ada 22 warga yang hadir c. Pelaksana kegiatan
atau
mahasiswa yang bertugas sesuai dengan
tugas
masing masing dengan baik d. Warga RT 10 dusun kaliasin 3 yang
hadir
sangat berpartisipasi dalam pemeriksaan kesehatan
Evaluasi hasil a. Warga
RT
10
dusun kaliasin 3 aktif
mengikuti
kegiatan pemeriksaan kesehatan
yaitu
90% warga yang hadir
mau
melakuakan pemeriksaan kesehatan pengecekan kadar asam urat 3. Pemberdayaan masyarakat dalam
evaluasi struktur a. Rencana
penanganan nyeri
pemberdayaan
asam urat dengan
masyarakat
kompres hangat air
dalam
jahe
penananganan nyeri asam urat
dilakukan hari
dua
sebelum
pelaksanaan b. Informasi penyuluhan disampaikan satu
hari
sebelum pelaksanaan c. LP, leaflet, dan SAP
telah
disiapkan d. Tempat
yang
digunakan untuk pemeriksaan kondusif
dan
tidak
pengap
karena
berada
diluar ruangan(outdoor
e. Peralatan berfungsi secara optimal
yaitu
kompor
dapat
menyala
dan
seluruh perlengkapan demons
untuk
melakukan kompres hangat tersedia
f. SDM memadai - Mahasiswa sarjana
terapan
keperawatan poltekkes tanjung karang - Dosen pimbimbing mahasiswa keperawatan
poltekkes tanjung karang - Warga desa RT 10
dusun
kaliasin 3 - Ketua
RT
10
dusun kaliasin 3 Evaluasi Proses a. Pelaksanaan kegiatan
tidak
sesuai
dengan
waktu
yang
telah di tetapkan yaitu
harusnya
acara di mulai pada
pukul
09:00 acara baru di mulai pada pukul 09 :30 di karena
banyak
warga
yang
terlambat untuk
datang. b. warga
RT
10
dusun kaliasin 3 yang
hadir
sudah > 50 % dari
undangan
yang di sebar yaitu
sebanyak
40
undangan
yang di sebar ada 22 warga yang hadir c. Pelaksana kegiatan
atau
mahasiswa yang bertugas sesuai dengan
tugas
masing
masing
dengan baik
d. Warga RT 10 dusun kaliasin 3 yang
hadir
sangat berpartisipasi dalam demonstrasi penannganan nyeri
dengan
kopres hangat Evaluasi hasil Warga RT 10 dusun kaliasin
3
aktif
mengikuti kegiatan demonstrasi penanganan
nyeri
dengan
kompres
hangat
yaitu 90%
warga
yang
mau
hadir
melakukan
demonstrasi.
No
Diagnose
Tujuan
Tanggal
Tempat
Implementasi
Penanggung
Evaluasi
jawab umum 2.
Khusus
Risiko
Tidak terjadi 1. Warga
meningkatny
peningkatan
a
angka kejadian
kejadian
wilayah rt 10 10 dusun kaliasin
RT dusun
Kaliasin 3 3
dusun
kaliasin
hipertensi di
hipertensi di wilayah
10
RT 18-10-20
3
bapak
tentang hipertensi dan
sutarso
mengajarkan penatalksanaan
memahami
perawatan
dan
hipertensi di rumah
menjelaska n
a. Rencana penyuluhan
dapat
atau
penderita
dilakukan hari
dua
sebelum
pelaksanaan b. Informasi penyuluhan
berhubungan
pengertian,
dengan:
penyebab,
4. Kurang
tanda
disampaikan satu hari
dan
pengetahu
gejala serta
an tentang
penatalaksa
penyebab
naan
dan juga
hipertensi
tanda dan
Di rumah 1. Pemberian penkes Evaluasi struktur
sebelum
pelaksanaan c. LP, leaflet, dan SAP
telah
disiapkan
2. Warga
gejala
10
hipertensi
kaliasin
sertapenat
dapat
d. Temapt
RT
dusun 3
yang
digunakan untuk penyuluhan kondusif tidak
dan pengap
Kelompok 1
alaksanaa
mengikuti
karena
n
pemeriksaa
diluar
hipertensi
n kesehatan
ruangan(outdoor)
,
hipertensi
5. warga
3. Warga
desa yang
10
jarang
kaliasin
melakuka
berada
e. Peralatan
RT
dusun
optimal
dan
memadai.
LCD,
dapat
sound
dapat
n
menjelaska
berfungsi dengan
pemeriksa
n
baik
an
tentang
kesehatan
pengobatan
teratur
hipertensi
setiap
6
3
berfungsi secara
kembali
f. SDM memadai
4. Warga
- Mahasiswa sarjana terapan
RT
bulan,
10
penderita
kaliasin
hipertensi
dapat
tidak
serta dalam
pimbimbing
berobat
kegiatan
mahasiswa
secara
olah
keperawatan
teratur,
fisik
6. kurang
dusun
keperawatan
3 ikut
raga
poltekkes tanjung karang - Dosen
poltekkes tanjung karang
peran
5. Warga
serta
10
dalam
kaliasin
kegiatan
dapat
ikut
- Ketua RT 10
olahraga
serta dalam
dusun kaliasin
fisik,
pengadaan
3
kurangny
kegiatan
a
berbasis
peran
RT
- Warga
dusun
desa
RT 10 dusun
3
kaliasin 3
Evaluasi Proses
serta
kesehatan(k
a. Pelaksanaan
masyarak
egiatan olah
kegiatan
sesuai
at
raga rutin)
dengan
waktu
dalam
pengadaa
yang
n kegiatan
tetapkan yaitu di
berbasis
mulai pada pukul
kesehatan
08:00
(seperti
telah
b. warga
RT
di
10
kegiatan
dusun kaliasin 3
olahraga
yang hadir sudah
rutin ).
>
50
%
dari
undangan yang di sebar sebanyak
yaitu 40
undangan yang di
sebar
ada
21
warga yang hadir c. Pelaksana kegiatan
atau
mahasiswa
yang
bertugas
sesuai
dengan
tugas
masing
masing
dengan baik d. Warga
RT
10
dusun kaliasin 3 yang hadir sangat berpartisipasi dan aktif mengikuti kegiatan
dalam
Evaluasi hasil a. Warga
RT
10
dusun kaliasin 3 aktif
mengikuti
kegiatan
seperti
bertanya
(yaitu
ada 4 warga yang bertanya dari 21 warga
yang
hadir) b. mampu menjawab pertanyaan yaitu 70 % warga yang hadir
mampu
menjawab pertanyaan yang di
ajukan
mahasiswa
oleh
2. Pemeriksaan kesehatan tekanan darah
evaluasi struktur (cek
a. Rencana pemeriksaan kesehatan tekanan
cek darah
dilakukan hari
dua
sebelum
pelaksanaan b. Informasi pemeriksaan disampaikan satu
hari
sebelum pelaksanaan c. LP, leaflet, dan SAP
telah
disiapkan d. Tempat
yang
digunakan untuk pemeriksaan kondusif tidak
dan pengap
karena
berada
diluar ruangan(outdoor e. Peralatan berfungsi secara optimal
yaitu
alat pemeriksaan lengkap dan bisa digunakanan dengan baik dan tersediaanya alat sangat mencukupi f. SDM memadai - Mahasiswa sarjana
terapan
keperawatan poltekkes tanjung karang - Dosen pimbimbing mahasiswa
keperawatan poltekkes tanjung karang - Warga desa RT 10
dusun
kaliasin 3 - Ketua
RT
10
dusun kaliasin 3 Evaluasi Proses a.
Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan yang
waktu telah
di
tetapkan yaitu di mulai
pada
pukul 08:00 b. warga
RT
10
dusun kaliasin 3 yang
hadir
sudah > 50 % dari
undangan
yang di sebar
yaitu
sebanyak
40
undangan
yang di sebar ada 21 warga yang hadir e. Pelaksana kegiatan
atau
mahasiswa yang bertugas sesuai dengan
tugas
masing masing dengan baik f. Warga RT 10 dusun kaliasin 3 yang
hadir
sangat berpartisipasi dalam pemeriksaan kesehatan Evaluasi hasil Warga RT 10 dusun
kaliasin
3
aktif
mengikuti kegiatan pemeriksaan kesehatan yaitu 90% warga
yang
hadir
mau
melakuakan
pemeriksaan kesehatan
cek
tekanan darah
3. Melakukan Senam evaluasi struktur hipertensi membentuk senam
dan kader
a. Rencana pemberdayaan masyarakat dalam penananganan nyeri asam urat dilakukan hari
dua sebelum
pelaksanaan
b. Informasi senam disampaikan satu hari
sebelum
pelaksanaan g. LP, leaflet, dan SAP
telah
disiapkan h. Tempat
yang
digunakan untuk pemeriksaan kondusif
dan
tidak
pengap
karena
berada
diluar ruangan(outdoor i. Peralatan berfungsi secara optimal
yaitu
laptop
untuk
memutar
video
dapat berfungsi dan
seluruh
perlengkapan senam berfungsi dengan baik j. SDM memadai - Mahasiswa sarjana
terapan
keperawatan poltekkes tanjung karang - Dosen pimbimbing mahasiswa keperawatan poltekkes tanjung karang - Warga desa RT 10
dusun
kaliasin 3 - Ketua
RT
10
dusun kaliasin 3
Evaluasi Proses a. Pelaksanaan kegiata
sesuai
dengan
waktu
yang
telah
di
tetapkan yaitu di mulai
pada
pukul 08:00 b. warga
RT
10
dusun kaliasin 3 yang
hadir
sudah > 50 % dari
undangan
yang di sebar yaitu
sebanyak
40
undangan
yang di sebar ada 21 warga yang hadir c. Pelaksana kegiatan
atau
mahasiswa yang
bertugas sesuai dengan
tugas
masing
masing
dengan baik e. Warga RT 10 dusun kaliasin 3 yang
hadir
sangat berpartisipasi dalam senam Evaluasi hasil Warga RT 10 dusun kaliasin
3
aktif
mengikuti kegiatan senam
yaitu
90%
warga
yang
hadir
mau senam
melakukan
No
Diagnose
Tujuan
Tanggal
Tempat
Implementasi
Penanggung
Evaluasi
jawab
3.
umum
Khusus
Risiko
Terjadi
1. Warga RT 21-10-20
terjadinya
peningkatan
10
penyebaran
pengetahuan
kaliasin
covid-19
warga
dapat
pada warga di wilayah wilayah rt 10 10 dusun
RT dusun
kaliasin
kaliasin
3
3 mengenai
dusun 3
kembali
mengenai
dengan :
bersih
pengertian
4. kurangnya
sehat
cuci tangan,
terutama
waktu yang
an warga dalam
tepat untuk
mengenai pentingny
tangan
tangan, dan
tangan, 5. Kurang motivasi
dua
sebelum
sebelum
pelaksanaan c. LP, leaflet, dan SAP
telah
d. Tempat
yang
digunakan untuk
mempraktik
langkah
penyuluhan
disiapkan
mempu
kan
b. Informasi
hari
mencuci
cuci
penyuluhan
disampaikan satu
mencuci
a
a. Rencana
pelaksanaan
menjelaska
prilaku hidup
pengetahu
sutarso
PHBS
hari
dan
berhubungan
dan
bapak
dilakukan
memahami
n
Di rumah 1. Penkes mengenai Evaluasi struktur
6
penyuluhan kondusif tidak
dan pengap
Kelompok 1
dalam
cuci tangan
karena
melakuka
yang benar
diluar
n
PHBS
2. Warga RT dusun
berada
ruangan(outdoor)
terutama
10
Cuci
kaliasin
tangan,
memiliki
optimal
6. Kurangny
kemauan
memadai
a
dalam
untuk layar LCD
pemberda
melakukan
tidak
yaan
cuci tangan
memantulkan
dalam
3. Warga RT
PHBS
10
terutama
kaliasin
cuci tangan
3
dusun
berfungsi secara dan tetapi
mampu
gambar
atau
tampilan
layar
karena
berada
dapat dapat
diluar
ruangan
mengaplika
sehingga
sik
terang
,
mencuci
dapat
berfungsi
tangan yang
dengan baik
benar
3
e. Peralatan
cara
dan
membuat
terlalu sound
f. SDM memadai - Mahasiswa
fasilitas
sarjana terapan
tempat
keperawatan
cucitangan
poltekkes
sendiri dari
tanjung karang
barang bekas.
- Dosen pimbimbing mahasiswa keperawatan poltekkes tanjung karang - Warga
desa
RT 10 dusun kaliasin 3 - Ketua RT 10 dusun kaliasin 3 Evaluasi Proses a. Pelaksanaan kegiatan
tidak
sesuai
dengan
waktu
yang
telah di tetapkan yaitu
harusnya
acara di mulai
pada
pukul
09:00
acara
baru di mulai pada pukul 09 :30 di karena banyak
warga
yang terlambat untuk datang. b. warga RT 10 dusun kaliasin 3 yang
hadir
sudah > 50 % dari
undangan
yang di sebar yaitu sebanyak 40
undangan
yang di sebar ada 23 warga yang hadir c. Pelaksana kegiatan
atau
mahasiswa yang
bertugas sesuai dengan
tugas
masing masing dengan baik d. Warga RT 10 dusun kaliasin 3 yang
hadir
sangat berpartisipasi dan aktif dalam mengikuti kegiatan Evaluasi hasil a. Warga
RT
10
dusun kaliasin 3 aktif
mengikuti
kegiatan
seperti
bertanya
(yaitu
ada 4 warga yang bertanya dari 23 warga hadir)
yang
b. mampu menjawab pertanyaan yaitu 70 % warga yang hadir
mampu
menjawab pertanyaan yang di
ajukan
oleh
mahasiswa ,
2. Mengadakan lomba cuci tangan
evaluasi struktur a. Rencana cuci
lomba tangan
dilakukan hari
dua sebelum
pelaksanaan b.
Informasi
pemeriksaan disampaikan satu hari
sebelum
pelaksanaan c.
LP, dan SAP
telah disiapkan d.
Tempat yang
digunakan untuk pemeriksaan kondusif
dan
tidak
pengap
karena
berada
diluar ruangan(outdoor e.
Peralatan
berfungsi
secara
optimal yaitu alat untuk senam dan memutar
musik
lengkap dan bisa digunakanan dengan baik dan tersediaanya alat sangat mencukupi
f. SDM memadai - Mahasiswa sarjana terapan keperawatan poltekkes tanjung karang - Dosen pimbimbing mahasiswa keperawatan poltekkes tanjung karang - Warga
desa
RT 10 dusun kaliasin 3 - Ketua RT 10 dusun kaliasin 3
Evaluasi Proses a. Pelaksanaan kegiatan
tidak
sesuai
dengan
waktu
yang
telah di tetapkan yaitu
harusnya
acara di mulai pada
pukul
09:00 acara baru di mulai pada pukul 09 :30 di karena
banyak
warga
yang
terlambat untuk datang. b. warga
RT
10
dusun kaliasin 3 yang
hadir
sudah > 50 % dari
undangan
yang di sebar
yaitu
sebanyak
40
undangan
yang di sebar ada 23 warga yang hadir c. Pelaksana kegiatan
atau
mahasiswa yang bertugas sesuai dengan
tugas
masing
masing
dengan baik d. Warga RT 10 dusun kaliasin 3 yang
hadir
sangat berpartisipasi dalam
lomba
cuci tangan
Evaluasi hasil a. Warga RT 10 dusun kaliasin 3 aktif mengikuti kegiatan lomba yaitu 90% warga yang hadir mau mengikuti lomba
cuci
tangan evaluasi struktur
3. Pemberdayaan
masyarakat dalam a. prilaku cuci
Rencana
tangan
yang
masyarakat
benar,
dan
pemberdayaan
dalam
membuat fasilitas
cucitangan yang
tempat
benar
cuci
dan
tangan dari barang
pembuatan
bekas
fasilitas tempat cucitangan dari barang
bekas
dua
hari
sebelum pelaksanaan
b. Informasi pemberdayaan cucitangan dan pembuatan fasilitas tempat cuci
tangan
disampaikan satu
hari
sebelum pelaksanaan c. LP, leaflet, dan SAP
telah
disiapkan d. Tempat
yang
digunakan untuk demonstrasi dan pemberdayaan
tidak
pengap
karena
berada
diluar ruangan(outdoor e. Peralatan berfungsi secara optimal
yaitu
pisau
untuk
membolongi tempat
cucui
tangan,
jumlah
keran
lengkap
sesuai kebutuhan dalam pembuatan fasilitas tempat cucitangan dan ember juga
bekas lengkap
sesuai kebutuhan
f. SDM memadai - Mahasiswa sarjana
terapan
keperawatan poltekkes tanjung karang - Dosen pimbimbing mahasiswa keperawatan poltekkes tanjung karang - Warga desa RT 10
dusun
kaliasin 3 - Ketua
RT
10
dusun kaliasin 3
Evaluasi Proses a.
Pelaksanaan
kegiatan
tidak
sesuai
dengan
waktu yang telah di tetapkan yaitu harusnya acara di mulai pada pukul 09:00 acara baru di
mulai
pada
pukul 09 :30 di karena
banyak
warga
yang
terlambat
untuk
datang. b. warga RT 10 dusun kaliasin 3 yang
hadir
sudah > 50 % dari
undangan
yang di sebar yaitu sebanyak
40
undangan
yang di sebar ada 23 warga yang hadir c. Pelaksana kegiatan
atau
mahasiswa yang bertugas sesuai dengan
tugas
masing masing dengan baik d. Warga RT 10 dusun kaliasin 3 yang
hadir
sangat berpartisipasi dalam pemberdaaayn dalam
cuci
tangan
yang
benar
dan
pembuatan
fasillitas tempat cuci tangan Evaluasi hasil Warga RT 10 dusun kaliasin
3
aktif
mengikuti kegiatan lomba
yaitu
90%
warga
yang
hadir
mau
mengikuti
pemberdayaan cuci tangan yang benar dan
pembuatan
fasilitas tempat cuci tangan
BAB IV PEMBAHASAN
A. PENGKAJIAN Pengkajian adalah merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan sistematis terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik individu, keluarga atau kelompok yang menyangkut permasalahan pada fisiologis, psikologis, sosial ekonomi, maupun spiritual dapat ditentukan. Dalam tahap pengkajian ini terdapat 5 kegiatan, yaitu : pengumpulan data, pengolahan data, analisis data, perumusan atau penentuan masalah kesehatan masyarakat dan prioritas masalah (Mubarak, 2005). Tahap pengkajian yang dilakukan pada tanggal 6 – 10 Oktober 2020. Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 6 – 7 Oktober 2020 yang dilakukan dengan penyebaran angket, wawancara dan observasi. Jumlah masyarakat yang dikaji mencapai 106 kepala keluarga dari jumlah total 133 kepala keluarga yang ada di RT 10 Dusun Kaliasin 3. Sebanyak 27 kepala keluarga tidak terkaji dikarenakan masih banyak keluarga baru yang masih tinggal satu rumah dengan orang tuanya, sehingga dalam 1 rumah terdapat 2 kepala keluarga. Mayoritas penduduk RT 10 Dusun Kaliasin 3 adalah petani dan buruh, sehingga saat dilakukan pengkajian tidak ada warga yang berada di rumah dikarenakan banyak yang bekerja dan baru pulang ketika sore hari. Ada juga 2 kepala keluarga yang tidak mau dilakukan pengkajian. Tahap selanjutnya setelah pengumpulan data adalah pengolahan data. Pengolahan data dilakukan pada tanggal 7 – 9 Oktober 2020. Berdasarkan angket yang telah disebar, ada 7 yang didapat yaitu masalah/keluhan 3 bulan terakhir, indikator keluarga sehat, indikator perilaku hidup bersih dan sehat keluarga, kondisi kesehatan lingkungan keluarga, tingkat kemandirian keluarga, informasi yang dibutuhkan keluarga dan pelayanan yang dibutuhkan keluarga.
Data
yang
sudah
ditemukan
dihitung
presentase
cakupannya.
Pada
masalah/keluhan 3 bulan terakhir ditemukan presentasi paling tinggi yaitu hipertensi 49,1% atau sebanyak 52 jiwa, asam urat 37,7% (40 jiwa), dan batuk pilek 35,85 (38 jiwa). Pada keluarga sehat indikator yang menempati presentase tertinggi yaitu anggota keluarga ada yang merokok sebesar 58,5% (62 jiwa) dan penderita hipertensi tidak berobat teratur sebesar 52,8%
(52
jiwa).
Data perilaku hidup bersih dan sehat keluarga presentase tertinggi yaitu tidak melakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur (6 bulan) sebesar 84,9% (90 jiwa), tidak berolahraga minimal 30 menit/hari sebesar 78,3% (83 jiwa), minum alcohol/minum kopi >3 gelas/hari sebesar 76% (70 jiwa), dan tidak mencuci barang setiap kontak dengan orang/barang 62,3% (66 jiwa). Kondisi kesehatan keluarga data yang menonjol dengan presentasi terbesar yaitu pengelolaan ternak yang tidak baik mencapai 30,2% (30 KK). Mayoritas penduduk RT 10 Dusun Kaliasin 3 mencapai tingkat kemandirian dengan presentase 96,2% (102 KK). Dari masing-masing indikator kemudian data tersebut diinterprestasikan menjadi sehat, risiko, dan tidak sehat. Pada indikator keluarga sehat, RT 10 Dusun Kaliasin 3 mayoritas keluarga dengan risiko dengan presentase sebesar 62,2% (66 KK), sehat 27,3% (29 KK) dan tidak sehat 10,3% (11 KK). Setelah data di interprestasikan, kemudian data tersebut dianalisis. Analisis data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan menghubungkan data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga dapat diketahui tentang kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh masyarakat apakah itu masalah kesehatan atau masalah keperawatan (Mubarak, 2005).
B. Diagnosa Keperawatan Hasil analisa dari pengkajian yang telah dilakukan pada RT 10 Dusun Kaliasin 3 ditemukan adanya 3 masalah yaitu perilaku hidup bersih dan sehat, hipertensi dan asam urat. Dari masing-masing masalah tersebut dirumuskan menjadi 3 diagnosa keperawatan komunitas sebagai berikut : 1. Masalah PHBS : Risiko terjadinya penyebaran covid- 19 pada warga di wilayah RT 10 Dusun Kaliasin 3 berhubungan dengan : a. Kurangnya pengetahuan warga mengenai pentingnya cuci tangan. b. Kurangnya motivasi dalam melakukan PHBS terutama cuci tangan. c. Kurangnya pemberdayaan dalam PHBS terutama cuci tangan. d.
Kurangnya
fasilitas
tempat
mencuci tangan
di setiap
rumah warga.
Yang dimanifestasikan dengan : a. Tidak melakukan cuci tangan setelah kontak dengan orang atau barang dengan presentase sebesar 62,3%. b. Kurangnya motivasi warga untuk mencuci tangan karena rendahnya pengetahuan pentingnya cuci tangan. c. Kurangnya pemberdayaan cara mencuci tangan yang benar. d. Berdasarkan data hasil observasi seluruh rumah warga rata-rata tidak menyediakan tempat untuk mencuci tangan terutama didepan rumah. e. Tingkat pendidikan warga yang rendah yaitu mayoritas pendidikan terakhir SD dengan presentase sebesar 43%.
2. Masalah hipertensi : Risiko meningkatnya angka kejadian hipertensi di wilayahRT 10 Dusun Kaliasin 3 berhubungan dengan : a. Kurangnya pengetahuan tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala hipertensi serta penatalaksanaan hipertensi. b. Kurangnya peran serat masyarakat dalam pemeriksaan kesehatan hipertensi. c. Kurangnya pengetahuan tentang pengobatan hipertensi. d. Kurangnya peran serta masyarakat dalam kegiatan olahraga fisik. e. Kurangnya peran serta masyarakat dalam pengadaan kegiatan berbasis kesehatan (seperti kegiatan olahraga rutin). Yang dimanifestasikan dengan : a. Tidak melakukan pemeriksaan pemeriksaan kesehatan secara rutin 6 84,9%. b. Penderita hipertensi yang tidak berobat secara teratur dengan presentase sebesar 52,8%. c. Warga yang menderita hipertensi sebanyak 49,10%. d. Berdasarkan data hasil wawancara banyak warga yang tidak mengetahui tentang penyebab dan tanda gejala hipertensi. e. Rendahnya kegiatan olah raga yang dilakukan warga dengan presentase sebesar 21,7%.
f. Berdasarkan data hasil wawancara tidak terdapat kegiatan masyarakat berbasis kesehatan berupa olahraga rutin.
3. Masalah asam urat : Risiko meningkatnya angka kejadian asam urat di Wilayah RT 10 Dusun Kaliasin 3 berhubungan dengan : a. Kurangnya peran serat masyarakat dalam pemeriksaan kesehatan asam urat. b.
Kurangnya pengetahuan tentang penyebab juga tanda dan gejala asam urat serta penatalaksanaan asam urat.
c. Kurangnya motivasi warga untuk menjaga pola makan terutama warga dengan penderita asam urat. Yang dimanifestasikan dengan : a. Tidak melakukan pemeriksaan pemeriksaan kesehatan teratur sebanyak 6 bulan sekali dengan presentase sebesar 84,9%. b. Banyak warga yang mengeluh nyeri persendian dengan presentase sebesar 37,7%. c. Kurangnya pengetahuan warga mengenai penyebab dan tanda gejala asam urat serta penatalaksanaannya. d. Berdasarkan data hasil wawancara di dapatkan bahwa kurangnya motivasi warga terutama penderita asam urat dalam menjaga pola makan dimana masih terdapat warga yang sering mengonsumsi makanan tinggi purin seperti kacang panjang, bayam, kangkung, makanan kaleng seperti dencis, dan jeroan. e. Tingkat pendidikan warga yang rendah yaitu mayoritas pendidikan terakhir SD dengan presentase sebesar 43%. Diagnosa keperawatan komunitas terdiri dari masalah kesehatan, karakteristik populasi dan
lingkungan
yang
dapat
bersifat
aktual,
ancaman
dan
potensial.
Actual
menggambarkan peniliaian klinis karena masalah sudah timbul. Sedangkan risiko menggambarkan penilaian klinis dimana individu/kelompok lebih rentan untuk mengalami masalah dibandingkan dengan orang lain dalam situasi yang sama atau serupa. Potensial merupakan masalah yang mungkin timbul kemudian. Dalam diagnosa keperawatan yang ditemukan pada RT 10 Dusun Kaliasin 3 termasuk ke dalam katergori diagnosa Risiko yaitu dimana kelompok lebih rentan untuk mengalami
masalah dibandingkan dengan orang lain dalam situasi yang sama atau serupa. Dari hasil pengkajian yang telah dilakukan mayoritas penduduk yang bermasalah dengan ketiga masalah kesehatan tersebut dengan kelompok umur 15 – 64 tahun dan > 65 tahun. Untuk masalah yang pertama, karakteristik populasi yang bermasalah yaitu bayi, anakanak, ibu hamil, lansia, dan orang dengan penyakit penyerta (komorbid). Hal ini sesuai dengan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Jakarta, 2020, yang menyatakan Orang-orang dengan sistem imun lemah seperti orang tua, wanita hamil, dan kondisi lainnya dapat lebih rentan terinfeksi Coronavirus. Kurangnya pengetahuan dan minat masyarakat serta fasilitas cuci tangan yang tidak memadai menyebabkan masyarakat rentan terkena Covid-19. Padahal penyebaran Covid-19 dapat dicegah dengan melakukan cuci tangan menggunakan sabun. Menggunakan sabun saat mencuci tangan diketahui sebagai salah satu upaya pencegahan penyakit dan penularan penyakit. Hal ini dilakukan karena tangan merupakan agen yang membawa kuman dan menyebabkan patogen berpindah dari satu orang ke orang lain, baik dengan kontak tidak langsung maupun kontak langsung (menggunakan permukaan lain seperti handuk dan gelas) (Kemenkes RI, 2013). Hal ini mengindikasikan bahwa perilaku cuci tangan menggunakan sabun merupakan suatu upaya yang memiliki dampak besar bagi pencegahan virus COVID-19 (Penguatan Kapasitas Anak dan Keluarga : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, 2020). Masalah masalah kedua yaitu hipertensi dengan populasi yang bermasalah meliputi kelompok umur 45 – 64 tahun dan > 65 tahun. Banyak warga yang baru tahu kalau dirinya terkena hipertensi karena tidak pernah melakukan pemeriksaan secara rutin. Dari kelompok umur yang terkena hipertensi, mayoritas memiliki riwayat keluarga dengan hipertensi. Pola hidup warga yang terkena hipertensi juga tidak baik, seperti masih banyak yang merokok, meminum kopi >3 gelas/hari, dan masyarakat tidak pernah atau jarang sekali melakukan olahraga setiap harinya. Terkait dengan masalah asam urat populasi yang bermasalah meliputi rentang usia 50 – 70 tahun. Mayoritas warga yang terkena asam urat tidak mengetahui kalau dirinya terkena asam urat dikarenakan tidak pernah memeriksakan kondisi kesehatannya secara rutin. Mereka menganggap bahwa nyeri sendi dan nyeri punggung yang dirasakan hanya masalah yang biasa. Banyak dari warga yang hobi sekali mengonsumsi jeroan dan sayursayuran yang tinggi purin seperti bayam. Mereka tidak mengetahui mengenai makanan
yang boleh dikonsumsi dan tidak boleh dikonsumsi bagi penderita asam urat dikarena kurangnya informasi mengenai penyakit asam urat.
C. Rencana Keperawatan Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesui dengan diagnosis keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan klien (Mubarak, 2009). Dalam penyusunan perencanaan keperawatan untuk ketiga masalah keperawatan yang ditemukan berdasarkan pada strategi pelaksanaan keperawatan komunitas yaitu pendidikan kesehatan, proses kelompok, terapi modalitas dan pemberdayaan masyarakat. Untuk masalah perilaku hidup bersih dan sehat, strategi pelaksaan keperawatan komunitas yang digunakan meliputi pendidikan kesehatan dan pemberdayaan masyarakat dengan perencanaan sebagai berikut : 1. Pendidikan kesehatan mengenai perilaku hidup bersih dan sehat terutama cuci tangan. 2. Pemberdayaan masyarakat dalam perilaku cuci tangan yang benar. 3. Pengadaan lomba cuci tangan. 4. Bantu membuat fasilitas tempat cuci tangan tiap rumah warga dengan barang bekas yang masih bisa dimanfaatkan. Melalui pemberian pendidikan kesehatan mengenai cuci tangan dan pemberdayaan masyarakat mengenai perilakun cuci tangan dalam kehidupan sehari – hari diharapkan tidak terjadinya kejadian Covid-19 di wilayah RT 10 Dusun Kaliasin 3, karena perilaku cuci tangan menggunakan sabun merupakan suatu upaya yang memiliki dampak besar bagi pencegahan virus COVID-19 (Penguatan Kapasitas Anak dan Keluarga : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, 2020). Tujuan yang ingin dicapai pada satu kali pertemuan untuk masalah perilaku hidup berish dan sehat sebagai berikut : 1. Warga RT 10 Dusun Kaliasin 3 dapat memahami dan menjelaskan kembali mengenai pengertian cuci tangan. 2. Warga RT 10 Dusun Kaliasin 3 memiliki kemauan dalam melakukan cuci tangan. 3. Warga RT 10 Dusun Kaliasin 3 dapat mengaplikasikan perilaku cuci tangan dalam kegiatan
sehari-hari.
4. Warga RT 10 Dusun Kaliasin 3 memiliki fasilitas tempat cuci tangan di setiap rumahnya. Untuk mengatasi masalah hipertensi yang ada di RT 10 Dusun Kaliasin 3 digunakan strategi pelaksanaan keperawatan komunitsa yaitu pendidikan kesehatan, pemberdayaan masyarakat, terapi modalitas dan proses kelompok dengan rencana keperawatan sebagai berikut : 1. Pemberian pendidikan tentang hipertensi. 2. Pemeriksaan kesehatan (cek tekanan darah). 3. Pendidikan kesehatan pentingnya berobat secara teratur untuk penderita hipertensi dan pinatalaksanaan hipertensi di rumah dengan Toga. 4. Mengajarkan Senam hipertensi. 5. Membantu pembentukan kegiatan senam rutin beserta kader penanggung jawab. Tujuan yang diharapkan yaitu tidak terjadi peningkatan kejadian hipertensi di Wilayah RT 10 Dusun Kaliasin 3, dengan tujuan yang ingin dicapai dalam satu kali pertemuan sebagai berikut : 1. Warga RT 10 Dusun Kaliasin 3 dapat memahami dan menjelaskan kembali mengenai pengertian, penyebab, tanda dan gejala serta penatalaksanaan hipertensi. 2. Warga RT 10 Dusun Kaliasin 3 dapat mengikuti pemeriksaan kesehatan hipertensi. 3. Warga RT 10 Dusun Kaliasin 3 dapat memahami dan menjelaskan kembali tentang pengobatan hipertensi. 4. Warga RT 10 Dusun Kaliasin 3 dapat ikut serta dalam kegiatan olahraga fisik. 5. Warga RT 10 Dusun Kaliasin 3 dapat ikut serta dalam pengadaan kegiatan berbasis kesehatan (seperti kegiatan olahraga rutin). Dalam mengatasi masalah yang ketiga yaitu asam urat ditentukan strategi pelaksanaan keperwatan komunitas yaitu pendidikan kesehatan dan terapi modalitas, dengan perencanaan sebagai berikut : 1. Pemberian penkes tentang asam urat dan penatalaksanaan asam urat di rumah dengan tanaman
toga.
2. Mengadakan lomba menyusun gambar tentang makanan yang boleh dan tidak boleh untuk penderita asam urat atau lomba dengan tema 1 minggu tanpa makanan tinggi purin dengan bukti photo menu makanan selama 1 minggu. 3. Pemeriksaan kesehatan (cek kadar asam urat). Diharapkan dengan melakukan pendidikan kesehatan dan terapi modalitas kepada warga RT 10 Dusun Kaliasin 3 tidak terjadi peningkatan angka kejadian asam urat di wilayah masyarakat RT 10 Dusun Kaliasin 3, dengan tujuan yang ingin dicapai dalam satu kali pertemuan yaitu : 1. Warga RT 10 Dusun Kaliasin 3 dapat mengikuti pemeriksaan kesehatan asam urat. 2. Warga RT 10 Dusun Kaliasin 3 dapat memahami dan menjelaskan kembali mengenai pengertian, penyebab, tanda dan gejala serta penatalaksanaan asam urat. 3. Warga RT 10 Dusun Kaliasin 3 dapat memahami dan menjelaskan kembali tentang pola makan yang baik untuk penderita asam urat.
D. Implementasi Keperawatan Implementasi dilaksanakan pada 3 kali pertemuan yaitu pada tanggal 14, 18 dan 21 Oktober 2020. Implementasi yang pertama kali dilakukan yaitu untuk mengatasi terkait masalah asam urat, yang dilaksanakan di kediaman Bapak Sutarso RT 10 Dusun Kaliasin 3 pukul 09.00 s.d 11.30 dengan sasaran masyarakat RT 10 Dusun Kaliasin 3 dengan riwayat asam urat dan memiliki keluarga dengan penyakit asam urat. Implementasi yang dilaksanakan bersifat promotif dan preventif. Implementasi dilaksanakan berdasarkan rencana keperawatan yang sudah disusun yang dimulai dengan pemeriksaan asam urat, penyuluhan kesehatan terkait dengan asam urat, dan terapi bermain terkait dengan diet sehat bagi penderita asam urat. Peserta yang hadir dalam implementasi asam urat mencapai 28 orang dengan presentase 70% dari jumlah undangan yang disebar sebanyak 40 undangan. Hambatan dalam pelaksanaan implementasi pertama adalah tempat yang tidak kondusif dan alat yang tidak berfungsi optimal seperti pada layar proyektor yang tidak dapat terlihat jelas dikarenakan setting tempat yang kurang baik. Implementasi kedua dilaksanakan pada hari Minggu, 18 Oktober 2020 untuk mengatasi masalah hipertensi. Dilaksanakan di kediaman Bapak Sutarso RT 10 Dusun Kaliasin 3 pukul 08.00 s.d 11.00 dengan sasaran masyarakat RT 10 Dusun Kaliasin 3 yang memiliki riwayat
hipertensi dan memiliki keluarga dengan hipertensi. Implementasi dilaksanakan berdasarkan rencana keperawatan yang telah disusun dan bersifat promotif serta preventif. Intervensi yang disusun untuk mengatasi permasalahan hipertensi yaitu pemeriksaan tekanan darah, pelaksanaan senam hipertensi, penyuluhan kesehatan tentang hipertensi dan pembentukan kader senam hipertensi. Peserta yang hadir pada implementasi kedua sebanyak 19 orang atau 65% dari total undangan yang disebar sebanyak 30 undangan. Hambatan yang ditemukan pada saat implementasi berlangsung adalah keterlambatan peserta yang baru hadir pukul 09.00 WIB, sehingga rencana yang sudah disusun tidak sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Implemenatsi untuk
mengatasi masalah perilaku
hidup
bersih dan sehat
dilaksanakan pada hari Minggu, 21 Oktober 2020 pukul 09.00 s.d 12.00 di kediaman Bapak Sutarso. Implementasi dilaksanakan meliputi penyuluhan kesehatan mengenai perilaku hidup bersih dan sehat terutama cuci tangan, pemberdayaan masyarakat tentang perilaku cuci tangan yang benar, pengadaan lomba cuci tangan dan membantu untuk memfasiliasi tempat cuci tangan. Implementasi yang dilaksanakan bersifat promotif dengan sasaran warga RT 10 Dusun Kaliasin 3. Peserta yang hadir dalam pelaksanaan kegiatan sebanyak 23 orang atau 80% dari total undangan yang disebar sebanyak 30 undangan. Hambatan yang ditemukan pada saat implementasi yaitu alat yang sudah dipersiapkan tidak berfungsi dengan baik seperti LCD yang
tidak
bisa
sehingga penyaji hanya dapat menyampaikan materi melalui media
digunakan
power
point
dengan bantuan laptop. Peserta yang dating tidak tepat waktu menyebabkan acara yang sudah ditentukan jadwalnya menjadi tidak sesuai.
E. Evaluasi Hasil evaluasi dari implementasi yang telah dilakukan terkait dengan asam urat yaitu masyarakat mampu memahami dan menjelaskan ulang mengenai pengertian hipertensi, menyebutkan 5 dari 6 tanda dan gejala asam urat, dan 4 dari 6 penyebab asam urat. Dari kriteria evaluasi yang telah disusun, masyarakat mampu menjawab 70% dari materi yang sudah disampaikan, dalam hal ini masyarakat RT 10 Dusun Kaliasin 3 dikategorikan baik dalam memahami materi yang disampaikan terkait dengan asam urat. Masyarakat yang hadir pun
turut
serta
dalam pemeriksaan
kesehatan
asam urat,
yang
berarti
masyarakat dikategorikan baik dalam berpartisipasi kegiatan pemeriksaan asam urat. Begitu pun dengan terapi bermain mengenai diet sehat bagi penderita hipertensi, masyarakat dikategorikan baik dalam menjaga pola makan penderita asam urat. Evaluasi implemenatasi kedua mengenai hipertensi, masyarakat mampu memahami dan menjelaskan ulang mengenai pengertian hipertensi, mampu menyebutkan 6 dari 8 tanda dan gejala hipertensi, 4 dari 7 penyebab hipertensi dengan begitu masyarakat mampu mencapai target 70% dari yang sudah ditetapkan oleh karena itu masyarakat dikategorikan baik dalam memahami materi yang disampaikan terkait dengan hipertensi. Masyarakat yang hadir juga turut
ikut
serta dalam pemeriksaan
tekanan
darah
dan
senam
hipertensi sehingga dikategorikan baik dalam berpartisipasi dalam pemeriksaan kesehatan terkait dengan hipertensi dan akrivitas fisik. Pembentukan kader untuk senam hipertensi pun sudah dibentuk dengan 3 orang kader. Hasil evaluasi mengenai perilaku hidup bersih dan sehat melalui praktik cuci tangan yang dilakukan adalah masyarakat mampu menyebutkan 5 dari 5 waktu cuci tangan, mampu menyebutkan pentingnya cuci tangan sebagai salah satu pencegahan dari Covid-19 yang paling mudah dan mempraktikkan cuci tangan yang benar dengan menggunakan sabun sebagai tambahan zat anti kuman. Adapun bentuk hambatan dari perilaku hidup bersih dan sehat terutama cuci tangan sebagai upaya pencegahan penularan
COVID-19 adalah: 1) kebiasaan perilaku yang sangat sulit untuk ditinggalkan, 2) sarana cuci tangan yang belum memadai 3) dibutuhkan waktu yang cukup lama bagi masyarakat untuk membiasakan melakukan praktik perilaku hidup bersih dan sehat ke dalam lingkungan keseharian mereka, 4) dibutuhkannya waktu yang cukup lama ini menyebabkan pemikiran bahwa efeknya masih belum dapat dirasakan segera.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Komunitas (community) adalah sekelompok masyarakat yang mempunyai persamaan nilai (values), perhatian (interest) yang merupakan kelompok khusus dengan batas-batas geografi yang jelas, dengan norma dan nilai yang telah melembaga Keperawatan komunitas ditujukan untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan serta memberikan bantuan melalui intervensi keperawatan sebagai dasar keahliannya dalam membantu individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dalam mengatasi berbagai masalah keperawatan yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari. Keperawatan komunitas lebih menekankan kepada upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan terhadap berbagai gangguan kesehatan dengan tidak melupakan upaya-upaya pengobatan, perawatan, serta pemulihan bagi yang sedang menderita penyakit maupun dalam kondisi pemulihan terhadap penyakit . Dalam melaksanakan asuhan keoerawatan komunitas ternyata yang membuat waraga masyarakat tidak sadar adalah kurang terpaparnya informasi mengenai masalah kesehatan yang dilkaukan secara langsung dimana kurangnya penyuluhan kesehatan secara langsung
yang diadakan di masyarakat sehingga warga masyarakat kurang
mengetahui berbagai masalah kesehatan dan penanggulangan atau pencegahannya.
B. Saran Lebih peduli lagi dengan masyarakat dan manfaatkan sumberdaya yang ada di masyarakat untuk dapat di berdayakan.
Lampiran : 1. Instrumen 2. Hasil pengolahan data 3. Semua LP kegiatan 4. Semua Laporan hasil kegiatan 5. Media : Leaflet, Lembar Balik, dll 6. Admnistrasi : Undangan, dll