Laporan Hasil Observasi PPL [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN HASIL OBSERVASI AKADEMIK DAN NONAKADEMIK PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN I DI SMA NEGERI 11 PALEMBANG Dosen Pembimbing Lapangan: Eryansyah, M.A., Ph.D. Guru Pamong: Sri Susanti, S.Pd., M.Pd.



Disusun oleh: Hanna Pertiwi Hesti Oktavia Hukama Rizky Yusriyah Leni Kartika Sari Loga Nurmantara M. Rizal Harbi Attamimi PROGRAM PROFESI GURU FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2022



DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang …………………………………………………………………… 1 B. Tujuan Observasi ………………………………………………………………… 2 C. Manfaat Observasi ……………………………………………………………….. 6 D. Sasaran Observasi ………………………………………………………………... 6 BAB II HASIL OBSERVASI DAN ANALISIS A. Hasil Observasi ………………………………………………………………….... 8 1. Karakteristik Peserta Didik ……………………………………………………….... 8 2. Modul Ajar/RPP …………………………………………………………………… 9 3. Pelaksanaan Pembelajaran …………………………………………......................... 10 4. Manajemen Sekolah ................................................................................................... 12 5. Lingkungan Belajar di Sekolah .................................................................................. 13 B. Analisis Hasil Observasi .......................................................................................... 16 1. Karakteristik Peserta Didik ........................................................................................ 16 2. Modul Ajar/RPP ......................................................................................................... 17 3. Pelaksanaan Pembelajaran ......................................................................................... 17 4. Manajemen Sekolah ................................................................................................... 19 5. Lingkungan Belajar di Sekolah .................................................................................. 19 C. Faktor Penghambat dan Pendukung Pelaksanaan Observasi .............................. 21 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Hasil Observasi ................................................................................... 22 B. Refleksi ...................................................................................................................... 22 C. Rencana Tindak Lanjut ........................................................................................... 22 LAMPIRAN .......................................................................................................................... 24



i



BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pada Pasal 2 Ayat (1) menyatakan bahwa guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal. Selanjutnya pada pasal yang sama ayat (2) disebutkan bahwa pengakuan kedudukan guru sebagai tenaga profesional dibuktikan dengan sertifikat pendidik. Pasal 4 Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 menjelaskan bahwa sertifikat pendidik bagi guru diperoleh melalui program pendidikan profesi yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang memiliki program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi, baik yang diselenggarakan oleh Pemerintah maupun Masyarakat, dan ditetapkan oleh Pemerintah. Pendidikan



Profesi



Guru



(PPG)



adalah



program



pendidikan



yang



diselenggarakan bagi lulusan S-1 Kependidikan dan S1 non-Kependidikan yang memiliki bakat dan minat menjadi guru, agar mereka dapat menjadi guru yang profesional setelah memenuhi syarat-syarat tertentu, sesuai dengan standar nasional pendidikan, dan memperoleh sertifikat pendidik. Tujuan program PPG, seperti yang tercantum dalam Peraturan Menteri Ristekdikti Nomor 55 Tahun 2017 adalah untuk menghasilkan calon guru yang memiliki kompetensi dalam merencanakan, melaksanakan, dan menilai pembelajaran, menindaklanjuti hasil penilaian, melakukan pembimbingan, dan pelatihan peserta didik serta melakukan penelitian, dan mampu mengembangkan profesionalitas secara berkelanjutan. PPG dalam jabatan merupakan pendidikan profesi bagi guru – guru yang sudah melaksanakan tugas mendidik di sekolah tetapi mereka belum memiliki sertifikat yang menunjang sebagai guru yang profesional. Proses pendidikan yang dimaksud untuk menyiapkan guru menjadi guru yang profesional, lazimnya ditempuh melalui pembelajaran di kampus, pengumpulan tugas dan asesmen secara daring melalui LMS dan melaksanakan PPL pada sekolah mitra yang telah ditentukan dengan bimbingan guru yang profesional. Pendidikan profesi bertujuan untuk membentuk kompetensi profesional berupa penguasaan kiat – kiat menerapkan kompetensi akademik yang telah dikuasai sebelumnya di jenjang S1 dalam situasi otentik dilapangan, dipadukan dengan penguasaan kompetensi sosial dan profesional. Mengacu pada konsep diatas, maka 1



Pendidikan Profesi Guru (PPG) harus dimaknai sebagai pembentukan dan pengasahan kiat profesional, berupa latihan menerapkan perangkat utuh kompetensi akademik dan profesional yang dipersyaratkan bagi guru dalam praktek nyata berlangsung dalam setting otentik dan tersupervisi secara efektif. Proses pembentukan kompetensi profesional ini dikemas dalam bentuk Program Pengalaman Lapangan Pendidikan Profesi Guru (PPL-PPG). Ekspektasi kinerja guru profesional adalah menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik dan digerakkan oleh motif altruistic dalam arti selalu mengedepankan penyikapan empati, menghormati keragaman, serta mengedepankan kemaslahatan peserta didik yang dilayaninya dalam arti selalu mencermati kemungkinan dampak jangka panjang dari tindak layanannya itu terhadap peserta didik, sehingga guru profesional seperti itu disebut “reflektif practitioner”. Pada hakikatnya, PPL dalam program PPG Dalam Jabatan memberikan pengalaman



nyata



dan



kontekstual



kepada



mahasiswa



untuk



menerapkan



pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dapat menunjang tercapainya penguasaan kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional secara utuh. Dengan demikian, pelaksanaan PPL PPG Prajabatan perlu dilakukan dengan menerapkan prinsip berkelanjutan, terstruktur, dan relevan, sehingga program ini dapat menjadi wahana bagi mahasiswa PPG Prajabatan dalam menyiapkan calon guru profesional yang memiliki kompetensi utuh dan berkarakter unggul. B. DESKRIPSI SEKOLAH TEMPAT PPL 1. Sejarah SMA Negeri 11 Palembang SMA Negeri (SMAN) 11 Palembang, merupakan salah satu Sekolah Menengah Atas Negeri yang ada di Provinsi Sumatera Selatan, Indonesia. Sama dengan SMA pada umumnya di Indonesia, yaitu memiliki masa pendidikan sekolah di SMAN 11 Palembang ditempuh dalam waktu tiga tahun pelajaran, mulai dari Kelas X sampai Kelas XII. SMA Negeri 11 Palembang berlokasi di Jalan Inspektur Marzuki No.2552 Kel. Siring Agung Pakjo Palembang. SMA Negeri 11 Palembang didirikan pada tahun 1984 dan diresmikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Prof. Dr. Fuad Hassan pada tanggal 24 Juni 1986 dan dibuka untuk  umum mulai tahun pelajaran 1986/1987. 2



2. Struktur Organisasi Sekolah Struktur organisasi yang ada di SMAN 11 Palembang adalah sebagai berikut: Kepala Sekolah



: Drs. Risman, M.Si.



Kepala Tata Usaha



: Erwan Syahran



Wakil Kesiswaan



: Lili Ruslaini, S.Pd.



Wakil Kurikulum



: Drs. Syukri



Wakil Prasarana



: Dwi Wiyanto, S.Si.



Wakil Humas



: Muh. Edwar, M.Pd.



3. Tanggal Pendirian Sekolah Sesuai dengan Penugasan pertama, maka ditetapkan tanggal berdirinya SMA Negeri 11 Palembang adalah tanggal 20 Mei 1984. 4. Fasilitas SMA Negeri 11 Palembang Berbagai fasilitas dimiliki SMA Negeri 11 Palembang untuk menunjang kegiatan belajar mengajar antara lain 26 ruang kelas, Laboratorium Fisika, Laboratorium Kimia, Perpustakaan, Mushola, Laboratorium Komputer, Sanitasi, Ruang Guru, Ruang Komite, Ruang Tata Usaha, Lapangan, dan Kantin. 5. Ekstrakurikuler SMA Negeri 11 Palembang SMA Negeri 11 Palembang memiliki beberapa kegiatan ekstrakurikuler,



di



antaranya: ● KIR ● PIK-R ● Seni musik ● Seni Tari ● Paduan suara ● Futsal ● Basket ● Voli ● Hockey ● Pramuka ● Paskibraka 3



● PMR 6. Profil SMA Negeri 11 Palembang NPSN



106038



Nama Sekolah



SMA NEGERI 11 PALEMBANG



Akreditasi



Akreditasi



Alamat



Jalan Inspektur Marzuki No.2552 Kel. Siring Agung Pakjo Palembang



Kode Pos



30138



No Telpon



(0711) 412668



No Faks



-



Surel



[email protected]



Jenjang



SMA



Status



Negeri



Situs



https://sman11palembang.sch.id/



Lintang



-6.865193222787874



Bujur



107.5876670476282



Waktu Belajar



Double shift/6 hari (Pagi dan Siang)



7. Lokasi Sekolah Kota



Kota Palembang



Propinsi



Sumatera Selatan



Kecamatan



Ilir Barat I



Kelurahan



Siring Agung



Kode pos



30138



8. Visi Dan Misi SMA Negeri 11 Palembang Adapun visi dan misi dari SMA Negeri 11 Palembang adalah: Visi:



4



Terwujudnya sekolah yang bermutu berlandaskan bangsa dan berwawasan lingkungan. Misi: 1. Meningkatkan kemampuan akademik dan keterampilan peserta didik melalui Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, dan Menyenangkan (PAIKEM). 2. Meningkatkan prestasi non akademis dan kemampuan berorganisasi melalui kegiatan ekstrakurikuler dan keorganisasian. 3. Menciptakan atmosfir sekolah yang kondusif, melalui penerapan prinsipprinsip Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). 4. Menumbuhkembangkan budaya karakter bangsa dan berwawasan lingkungan melalui pembiasaan sikap Sopan dan Santun, Malu, Agamis (Religius), Rajin dan Tertib, Peduli terhadap Kebersihan, Kerindangan, dan Keindahan. 9. Rekapitulasi Data SMA Negeri 11 Palembang Data Jumlah Siswa Tingkat



Jumla h



X



410



XI



451



XII



490



TOTAL



1351



Jumlah rombongan belajar



40



Data Jumlah Guru Status



Jumlah



PNS



51



GTT



13



GTY



1



Honor



18



Total



83 5



Data Jumlah Tenaga Kependidikan Status



Jumlah



PNS



54



Honor



35



Total



89



C. WAKTU PELAKSANAAN PPL PPG Program Pengalaman Lapangan (PPL) dilaksanakan pada : Hari/Tanggal



: Kamis, 27 Oktober 2022 – Sabtu, 29 Oktober 2022



Tempat PPL



: SMA Negeri 11 Palembang



Kelas



: Kelas X-11



Guru Pamong



: Sri Susanti, M.Pd.



Alamat



: Jalan Pak Gatot Raya No. 73 S.KPAD Bandung Kecamatan Sukasari Kota Bandung



Jadwal Kegiatan PPL PPG SMA Negeri 11 Palembang No



Hari/Tanggal



Jam



Ruang/Kelas



1



Kamis, 27 Oktober 2022



08.00 – 15.00



Ruang Lab. Kimia



2



Jum’at, 28 Oktober 2022



07.00 – 15.00



● Lapangan ● Kelas X.11



3



Sabtu, 29 Oktober 2022



08.00 – 13.00



XII IPA



Keterangan Penerimaan oleh pihak sekolah dan observasi Upacara Bendera Observasi Observasi



D. TUJUAN PPL Tujuan umum penyelenggaraan PPL PPG adalah menyediakan pengalaman belajar dalam konteks pekerjaan profesi pendidik, baik hard skill maupun soft skills, 6



dan memiliki pengalaman kontekstual dalam menerapkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dapat menunjang tercapainya penguasaan kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi akademik, untuk menampilkan diri sebagai guru profesional secara utuh yang mampu membanggakan profesionalitas secara berkelanjutan. Secara



profesional



tujuan



PPL



PPG



adalah



untuk



menumbuhkan,



mempertajam dan mengembangkan kemampuan menyelenggarakan bidang studi mendidik, meliputi: 1. Mendemonstrasikan kompetensi dalam merencanakan pembelajaran bidang studi, mengembangkan bahan ajar, dan melaksanakan dalam setting otentik. 2. Melakukan perbaikan pembelajaran yang berorientasi pada pengembangan potensi peserta didik 3. Mendalami karakteristik peserta didik dalam rangka memotivasi belajarnya 4. Mengidentifikasi permasalahan yang menghambat proses pembelajaran di kelas dan mengatasinya secara konsepsional, baik individual maupun kelompok 5. Menerapkan pembelajaran inovatif yang bertolak dari permasalahan pembelajaran 6. Menilai capaian pembelajaran peserta didik dengan menggunakan instrumen yang dapat mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills) 7. Menindaklanjuti hasil penilaian dengan melakukan pembimbingan dan pelatihan bagi peserta didik. 8. Melakukan penelitian dan pengembangan pembelajaran bidang studi 9. Melakukan pemantapan kemampuan profesional guru secara berkelanjutan dalam rangka mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi. 10. Melakukan perbaikan dan pengayaan pembelajaran bagi peserta didik yang membutuhkan. 11. Mendalami kegiatan non-mengajar, meliputi: manajemen pendidikan sekolah, kultur sekolah, kegiatan ekstrakurikuler, layanan bimbingan dan konseling bagi peserta didik.



7



BAB II HASIL OBSERVASI DAN ANALISIS A. Hasil Observasi 1. Karakteristik Peserta Didik Setiap peserta didik memiliki karakteristik dan keunikannya sendiri sehingga proses pembelajaran harus dapat mengakomodir kebutuhan peserta didik. Berdasarkan hasil observasi yang kami lakukan terkait karakteristik peserta didik di SMA Negeri 11 Palembang bahwa proses pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan peserta didik sehingga proses pembelajaran berjalan dengan sangat baik. Hal ini dikarenakan budaya sekolah, budaya kelas, dan kemampuan guru dalam mengelola kelas. Pertama, pada aspek budaya sekolah, SMA Negeri 11 Palembang memiliki budaya sekolah yang sangat mendukung proses pembelajaran yang ada. Terdapat plang nilai pendidikan karakter, budaya malu siswa, budaya malu guru, budaya 5s yang membantu untuk mengingatkan peserta didik untuk mematuhi budaya yang ada. Hal ini juga membantu peserta didik untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila. Tak hanya itu juga, plang budaya malu guru membuktikan bahwa budaya yang ada harus dapat ditaati oleh semua warga sekolah. Guru memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk karakter peserta didik. Apabila guru dapat memberikan contoh dan teladan yang baik, maka peserta didik juga akan mengikutinya. Kemudian, plang budaya 5 s yang berada tepat di depan gerbang pintu masuk membantu peserta didik untuk semangat belajar, menghormati guru dan warga sekolah lainnya, teman, serta menguatkan karakter peserta didik untuk memiliki kepribadian yang baik. Kedua, pada aspek budaya kelas, guru membangun budaya yang mendukung proses pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dengan cara melakukan kesepakatan di kelas dan penerapan nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila kepada peserta didik. Pada awal pembelajaran, guru melibatkan peserta didik untuk menentukan kesepakatan serta aturan yang harus dipatuhi bersama-sama agar dapat menciptakan kondisi belajar yang nyaman dan menyenangkan. Kesepakatan dan aturan yang dibuat ini juga membantu peserta didik untuk meningkatkan rasa tanggung jawab. Kemudian, guru juga melakukan do'a pada awal pembelajaran. Hal ini sejalan dengan nilai Profil Pelajar Pancasila, yakni beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia. Guru juga memberikan kesempatan peserta didik untuk terlibat secara aktif untuk menyampaikan pendapat serta berkolaborasi dengan peserta didik lainnya sehingga 8



peserta didik dapat menghargai perbedaaan yang ada, mampu bekerja sama, membentuk peserta didik menjadi kreatif dan bernalar kritis. Ketiga, pada aspek keterlibatan peserta didik, guru juga memiliki kemampuan mengelola kelas dengan sangat baik. Hal ini dibuktikan dengan cara melibatkan peserta didik secara aktif untuk membangun pengetahuannya sendiri. Pada tahap ini, guru memberikan kesempatan peserta didik untuk mempresentasikan hasil karya yang mereka lakukan di depan kelas. Kegiatan ini juga membantu peserta didik untuk memiliki sikap berani dan percaya diri terhadap kemampuan yang mereka miliki. Ketika peserta didik selesai mempresentasikan hasil karya nya, guru memberikan umpan balik dan semangat untuk dapat melakukan hal yang lebih baik lagi kedepannya. Keempat, pada aspek identifikasi kesiapan siswa, guru menanyakan kabar dan kesiapan peserta didik dalam mempresentasikan karya mereka. Guru juga memberikan kesempatan kepada masing-masing peserta didik untuk menyampaikan pendapat serta memberikan motivasi untuk mencoba berbicara bahasa inggris dalam proses pembelajaran. Kelima, pada aspek perkembangan emosi, guru juga memperhatikan perkembangan emosi dan sosial peserta didik. Sebagai contoh: Apabila terdapat peserta didik menyampaikan pendapat, maka peserta didik lainnya mendengarkan apa yang mereka katakan. Pada saat selesai, peserta didik lainnya juga diberikan kesempatan untuk menyampaikan pendapat atau argumen yang mereka miliki. Keenam, pada aspek perkembangan sosial, guru membangun aspek ini dengan cara melatih peserta didik untuk menghargai pendapat yang disampaikan oleh peserta didik lain serta memberikan kesempatan mereka untuk menampilkan hasil karya mereka di depan kelas. Ketujuh, pada aspek perkembangan moral/spiritual, guru melakukan do'a pada awal pembelajaran. Kemudian, peserta didik juga mengucapkan salam ketika mempresentasikan hasil karya mereka sehingga nilai-nilai integritas dan spiritual dapat terbangun. 2. Modul Ajar/RPP Berdasarkan hasil observasi yang kami lakukan terhadap Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) guru pamong kami bahwa di dalam RPP tersebut sudah ada tujuan pembelajaran dan langkah-langkah serta asesmen pembelajaran yang jelas. Dalam 9



merumuskan tujuan pembelajaran, guru sudah merumuskan dengan kriteria specific, measurable, achievable, relevant, dan time (SMART) sehingga tujuannya tidak menimbulkan penafsiran ganda dan sudah mengandung perilaku hasil belajar. Pada tujuan pembelajaran memuat tujuan yang sesuai dengan capaian pembelajaran (CP) dan dalam konsep utamanya tertera secara jelas tentang hal yang akan dipelajari, pengetahuan inti, keterampilan dan sikap. Dalam konten tujuan di RPP ini tidak terdapat muatan SARA pornografi, pornoaksi dan provokasi. Ada juga beberapa pertanyaan pemantik yang mencerminkan konsep inti. Dalam merumuskan kegiatan, guru menyusun alur kegiatan disusun secara runtut, sistematis yang logis dan sesuai dengan alokasi waktu. Kegiatan pembelajaran berorientasi pada penguatan kompetensi dan kemampuan berpikir area tinggi. Di dalam RPP ini juga terdapat pertanyaan kunci yang membantu guru dan siswa untuk merefleksikan kegiatan pembelajaran di kelas. Guru juga menyertakan kegiatan remedial dan pengayaan yang berpusat pada siswa dan menjadikan siswa aktif dalam belajar. Di dalam mendukung kegiatan pembelajaran, guru memilih sumber/media pembelajaran sesuai dengan tujuan, materi dan karakteristik peserta didik. Dalam merumuskan asesmen, guru tidak menjelaskan asesmen awal pembelajaran dan juga cara penilaian. Akan tetapi, terdapat asesmen yang digunakan untuk umpan balik pada proses belajar siswa dan kriteria dalam mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran. Jika dilihat secara keseluruhan RPP ini, bahasa/ istilah yang digunakan jelas dan



mudah



dipahami.



RPP



ini



juga



memuat



alternatif



kegiatan



untuk



diimplementasikan pada lingkungan sekolah yang berbeda. Akan tetapi, di dalam RPP ini tidak mengakomodir siswa dengan kebutuhan yang berbeda, tidak memuat kearifan lokal daerah setempat dan daftar pustaka. 3. Pelaksanaan Pembelajaran Pada saat observasi berlangsung, Peserta didik melakukan presentasi di kelas tentang procedure text secara berkelompok. Proses pembelajaran di kelas melibatkan peserta didik secara aktif di kelas dengan pendidik membimbing dan memoderasi peserta didik. Saat proses pembelajaran berlangsung, ditemukan bahwa masih terdapat beberapa peserta didik yang belum dapat mempresentasikan tugas dengan baik yaitu peserta didik yang berada dalam kelompok mau berkembang. Dalam 10



pelaksanaan suatu proses pembelajaran, diperlukan suatu umpan balik yang positif , yang dapat membangun dan memotivasi peserta didik yang berada dalam kelompok mau berkembang tersebut. Kemudian, pada saat proses pembelajaran berlangsung peserta didik memiliki penguasaan vocabulary yang masih terbatas dan kemampuan speaking yang masih belum lancar, hal tersebut diperlukan suatu pembiasaan untuk berbicara dalam bahasa Inggris di kelas dengan menggunakan vocabulary sederhana terlebih dahulu yang sesuai dengan konteks materi yang dipelajari sehingga dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam speaking skill. Cara lain yang dapat digunakan yaitu pembiasaan membaca teks sederhana dalam Bahasa Inggris. Dari penjabaran hasil observasi yang ditemukan oleh observer sebelumnya, seorang observer berencana akan melakukan suatu usaha yang dapat mendorong peserta didik yang tidak aktif untuk belajar yaitu dengan cara melatih peserta didik untuk mengeksplorasi dengan cara mencari informasi tambahan di internet, buku atau sumber lainnya untuk membangun pengetahuan secara mandiri. Usaha tersebut berhasil dikarenakan terdapat peserta didik yang mendapatkan informasi tambahan atau pengetahuan baru yang sebelum tidak diketahui menjadi diketahui. Di samping itu, observer juga akan memotivasi peserta didik dengan pertanyaan pemantik untuk menimbulkan minat belajarnya terhadap materi yang sedang dipelajari sehingga peserta didik memiliki pengetahuan baru yang mulanya kurang memahami tentang materi tersebut menjadi lebih memahami materi itu. Lalu, pada saat proses pembelajaran berlangsung, observer menemukan bahwa Belum sepenuhnya proses pembelajaran tersebut dilakukan secara efektif, dikarenakan sesama peserta didik belum diberikan kesempatan untuk memberikan saran terhadap projek kelompok masing- masing peserta didik, . Untuk mengatasi problematika yang terjadi pada proses pembelajaran tersebut, observer berencana untuk melakukan pengajaran yang berpusat pada peserta didik dan juga meminta peserta didik untuk memberikan saran kepada projek kelompok lain sebagai penilaian teman sejawat, sehingga semua peserta didik terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran di kelas sesuai dengan merdeka belajar. Lebih lanjut, observer juga nantinya dapat memberikan pertanyaan pemantik seperti kosa kata dalam bahasa Inggris kemudian diikuti oleh terjemahannya untuk menarik minat peserta didik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran dan mengembangkan pengetahuan mereka dalam 11



suatu topik pembelajaran. Di samping itu juga, dari problematika tersebut, disarankan untuk membuat kelompok berdasarkan kebutuhan siswa yaitu kelompok mau berkembang, sudah berkembang dan sudah mahir. Pada kelompok yang mahir (peserta didik yang cepat dari rata-rata kelas) diberikan materi sesuai dengan level peserta didik. Dan terakhir diperlukan modifikasi dari modul ajar karena merespon situasi kelas dan peserta didik. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh observer, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan Implementasi Kurikulum Merdeka di sekolah tersebut sudah dilaksanakan



dengan



baik,



namun



masih



memerlukan



refleksi



dan



juga



penyempurnaan dalam pelaksanaan Implementasi Kurikulum Merdeka, seperti dalam hal memberikan bimbingan yang sesuai dengan perkembangan peserta didik dan memberikan kesempatan untuk memberikan kesempatan untuk mempresentasikan produknya 4. Manajemen Sekolah Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang kami lakukan terhadap manajemen sekolah didapati ada tujuh sasaran observasi yang meliputi Manajemen Kesiswaan, Manajemen Kurikulum, Manajemen Sumber Daya Manusia, Manajemen Sarana dan Prasarana, Manajemen Anggaran, Manajemen Sistem Informasi dan Manajemen Ketatalaksanaan. Di setiap Manajemen yang menjadi sasaran observasi kami mendapati beberapa hal penting yang nantinya mungkin akan bermanfaat untuk menjadi evaluasi dan pembelajaran bagi satuan pendidikan disini ataupun di satuan pendidikan lain. Di bagian Manajemen kesiswaan, kami mendapati bahwa satuan pendidikan atau sekolah telah menempatkan prioritas siswa terhadap buku dan pakaian sekolah menjadi prioritas sekolah. Hal ini diwujudkan dengan pemberian pinjaman buku sekolah dan sumbangan untuk pakaian sekolah bagi siswa yang kurang mampu. Sedangkan pada Manajemen Kurikulum, satuan pendidikan atau sekolah telah melaksanakan proses perencanaan dan desain kurikulum berdasarkan arahan Kemendikbud yaitu dengan penerapan Kurikulum Merdeka bagi anak kelas 10 serta penerapan Kurikulum 2013 bagi anak kelas 11 dan 12. Serta sekolah selalu melakukan monitoring yang dilakukan 1 kali dalam 1 semester.



12



Di bagian Manajemen Sumber Daya Manusia, kami mendapati bahwa proses penerimaan guru di satuan pendidikan ini melalui proses perekrutan melalui jalur pemerintah yaitu guru ASN dan guru honorer. Khusus untuk guru honorer direkrut berdasarkan kebutuhan oleh satuan pendidikan dan dilakukan seleksi. Sedangkan di bagian Manajemen Sarana dan Prasarana, kami mendapati bahwa satuan pendidikan telah memfasilitasi guru dengan alat bantu pendukung pengajaran akan tetapi ada beberapa hal terkait sarana prasarana yang belum terlalu efektif misalnya gedung atau ruangan kelas yang jumlahnya sangat sedikit serta tempat ibadah atau mushola yang belum terlalu memadai. Di bagian Manajemen Anggaran, satuan pendidikan telah memiliki perencanaan dalam pengelolaan anggaran yang sering dibuat dalam rencana kegiatan dan anggaran sekolah (RKAS). Penganggaran RKAS dari APBN dilakukan menggunakan aplikasi yang disebut AKAS (Aplikasi Rencana Anggaran dan Kegiatan Sekolah), selain itu juga SMA Negeri 11 Palembang memiliki 3 sumber pendanaan, yakni APBN, dana daerah, dana masyarakat (iuran komite sekolah) dan di bagian terakhir berkaitan dengan Manajemen Sistem Informasi dan Manajemen Ketatalaksanaan yaitu penggunaan data/informasi sudah dilakukan secara digital serta dalam bentuk asli (hard copy), tetapi penggunaan sistem digitalisasi ini masih memerlukan penyesuaian dan SMAN 11 Palembang juga sudah mewujudkan pengoptimalan administrasi yaitu dengan pembagian tugas untuk administrasi kesiswaan, kepegawaian, hubungan masyarakat, kurikulum, office boy, satpam, dan pengantar surat. 5. Lingkungan Belajar di Sekolah Setelah dilakukan observasi dan wawancara di sekolah tersebut, diperoleh beberapa hasil. Terdapat sembilan aspek yang menjadi sasaran observasi, yakni latar belakang sosial-ekonomi murid, kualitas pembelajaran di kelas yang dilakukan oleh guru, refleksi dan perbaikan pembelajaran oleh guru yang bersangkutan, kepemimpinan instruksional yang dilakukan oleh kepala satuan pendidik, iklim keamanan di satuan pendidik yang dilakukan oleh seluruh guru beserta staf, iklim kebhinekaan di satuan pendidik, iklim kesetaraan gender yang dilakukan oleh seluruh guru dan staf,



iklim inklusivitas, dan dukungan orang tua dan murid terhadap



program satuan pendidikan.



13



Aspek pertama yakni sosial-ekonomi siswa. Tidak ada perbedaan antar siswa. Mereka semuanya sama. Bahkan jika ada murid yang menggunakan sepatu berbeda dari yang lainnya dengan menggunakan warna yang mencolok, maka akan disita oleh pihak sekolah karena di sekolah tersebut sangat tegas dalam menetapkan peraturan dalam berpakaian. Dengan menggunakan pakaian yang sama, maka tidak ada perbedaan atau pembeda satu dengan yang lainnya. Begitu juga dengan penggunaan fasilitas sekolah yang ada dan diperuntukkan untuk siswa, dapat diakses juga oleh semua siswa. Berdasarkan wawancara dengan wakil kesiswaan, jika ada masalah yang dihadapi oleh beberapa siswa, apapun masalahnya, dan apapun status yang diemban siswa tersebut, maka mereka semua memiliki hak yang sama dan diperlakukan dengan adil serta akan ditangani dengan sangat tegas dan mendalam. Kedua,



dalam



aspek



kualitas



pembelajaran



di



kelas,



guru



sangat



memperhatikan tiap-tiap siswanya dalam belajar. Para siswa dibantu hingga mereka paham dengan materi yang disampaikan. Sebelum belajar, guru menetapkan tujuan pembelajaran dan peraturan kelas bersama siswa agar dapat tercapainya keadaan kelas yang nyaman. Pada awal pembelajaran pun guru yang bersangkutan melakukan pemetaan terhadap kesiapan belajar siswa dan terkadang dilakukan pemetaan sesuai dengan modalitas belajar siswa. Dengan ini, pembelajaran yang dilakukan akan terlaksana dengan efektif dan baik. Pada diskusi kelompok, guru membagi siswa kedalam kelompok dan siswa dengan kategori mampu dalam materi tersebut disebar kedalam kelompok yang berbeda-beda agar siswa dalam kategori ini dapat membantu teman kelompoknya yang dikategorikan sebagai siswa yang kurang mampu atau kurang paham tentang pembelajaran tersebut. Ketiga, yakni refleksi perbaikan dan pembelajaran oleh guru. Di dalam kelas, refleksi yang dituju kepada siswa yakni guru menilai bagaimana respon siswa terhadap materi pengajaran yang diberikan dan guru bertanya kepada siswa tentang bagian mana saja yang sulit untuk dipahami. Sedangkan refleksi yang dituju untuk diri sendiri untuk mengoptimalkan pembelajaran selanjutnya, guru mengevaluasi apakah media pembelajaran yang diberikan telah sesuai dengan kebutuhan siswa. Selanjutnya, guru bertukar pendapat dengan rekan guru lainnya terkait metode pembelajaran yang dilakukan untuk mendapatkan ide yang lebih baik untuk proses pembelajaran kedepannya. Selanjutnya, pada aspek kepemimpinan instruksional, untuk menentukan, menyusun dan mengkomunikasikan visi, misi, program, dan kebijakan yang 14



mendukung guru dalam meningkatkan mutu pembelajaran di satuan pendidikan, kepala satuan pendidikan melakukan rapat koordinasi yang melibatkan seluruh guru mata pelajaran. Tidak hanya itu, kepala satuan pendidik juga melakukan analisis terhadap visi, misi program, dan kebijakan yang mendukung guru dalam meningkatkan pembelajaran di satuan Pendidikan sebagai bentuk refleksi untuk perencanaan pada tahun selanjutnya. Kelima, dalam aspek iklim keamanan di satuan pendidik, di sekolah tersebut terdapat plang 5S (Senyum, salam, sapa, sopan, dan santun) sebagai pengingat agar peserta didik dapat menumbuhkan akhlak yang baik, terdapat plang 18 Nilai Pendidikan Karakter, serta terdapat plang 10 Budaya Malu Siswa. Sekolah tersebut mengizinkan siswa untuk membawa telepon genggam, tetapi meskipun begitu, tetap dilakukannya pengawasan dan kontrol agar moral dan akhlak siswa tidak menyimpang. Keenam, aspek iklim kebhinekaan yakni tentang lingkungan satuan pendidikan yang menghargai keragaman agama maupun sosial-budaya dan dukungan kesetaraan hak. Berdasarkan hasil yang didapatkan, iklim kebhinekaan dalam satuan pendidik ini telah dibangun dengan sangat baik, yakni dengan cara menghargai keragaman agama maupun sosial budaya dan dukungan kesetaraan hak telah terpenuhi. Lalu untuk aspek iklim kesetaraan gender yakni tentang bagaimana lingkungan satuan pendidikan berperilaku adil, memberikan kesempatan yang sama bagi warga satuan pendidikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam menjalankan peran publik.seperti dukungan kepala satuan pendidikan dan guru atas kesetaraan gender. Di sekolah tersebut, cara dalam berprilaku adil yakni dengan memberikan kesempatan yang sama terhadap guru atau siswa baik laki-laki ataupun perempuan dalam menjalankan peran publiknya tanpa mempedulikan perbedaan gender. Kedelapan, iklim inklusivitas yakni pengetahuan, penerimaan dan dukungan guru terhadap murid dengan disabilitas serta murid cerdas istimewa dan murid bakat istimewa. Menurut hasil wawancara, sejauh ini, di sekolah tersebut belum ada siswa dengan disabilitas ataupun murid cerdas istimewa atau murid bakat istimewa. Yang terakhir yakni dukungan orangtua dan murid terhadap program satuan pendidikan yang menjelaskan tentang partisipasi orangtua dalam kegiatan satuan pendidikan, dan partisipasi murid dalam penyusunan program satuan pendidikan. terkait dengan partisipasi murid, terdapat dua kurikulum yang diterapkan disekolah 15



ini, Kurikulum Merdeka untuk kelas X dan Kurikulum K13 untuk kelas XI dan XII. Semua murid mengikuti pembelajaran sesuai dengan kurikulum masing-masing dengan baik. Selain itu, terdapat kegiatan-kegiatan lain seperti Ekstrakulikuler yang diikuti oleh murid sesuai dengan minat mereka masing-masing. Selanjutnya untuk partisipasi orang tua, dalam kegiatan mengenai rapat komite, semua wali/orang tua murid pasti diikutsertakan untuk mencapai kesepakatan rapat. B. Analisis Hasil Observasi 1. Karakteristik Peserta Didik Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan (Lampiran 1) dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru telah berpusat pada peserta didik. Budaya sekolah dan budaya kelas yang ada juga mendukung proses pembelajaran sehingga proses pembelajaran dapat berjalan secara optimal. Budaya sekolah dan budaya kelas ini juga membantu menguatkan karakter peserta didik untuk memiliki kepribadian yang baik untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila. Selanjutnya, guru juga telah memfasilitasi peserta didik dengan cara membangun atmosfer yang mendukung perkembangan sosial dan moral/spiritual sehingga dapat mengembangkan kemampuan bersosialisasi peserta didik serta menumbuhkan nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila. Dengan memberikan kesempatan peserta didik untuk mempresentasikan hasil karya mereka, hal ini juga melatih peserta didik untuk dapat berani menyampaikan pendapat dan menghargai perbedaan yang ada. Disisi lain, terdapat beberapa peserta didik yang belum berani berbicara bahasa inggris di depan kelas dikarenakan mereka malu dan khawatir salah dengan apa yang diucapkan. Namun, guru senantiasa memberikan semangat kepada peserta didik agar peserta didik berani memulai untuk berbicara bahasa inggris walau dalam satu kata sehingga peserta didik nantinya termotivasi menjadi lebih baik dari sebelumnya. Kemudian, pada saat proses pembelajaran, guru sangat memperhatikan kebutuhan peserta didik. Hal ini dapat dilihat dengan cara guru membebaskan peserta didik untuk memasak makanan yang akan mereka pilih sesuai dengan minat mereka sehingga mereka dapat mengekspresikan diri mereka dengan masakan yang mereka buat dalam proyek serta mengembangkan kemampuan yang mereka miliki menuju titik terbaiknya.



16



2. Modul Ajar/RPP Berdasarkan hasil observasi RPP (lampiran 2) yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa didalam kelengkapan komponen guru sudah membuat tujuan, langkah-langkah dan asesmen pembelajaran dengan cukup baik. Merumuskan tujuan pembelajaran yang sudah memenuhi kriteria SMART, membuat tujuan pembelajaran sesuai CP, konsep utama yang dibuat sudah jelas, memberikan pertanyaan pemantik yang mengarahkan konsep inti serta konten yang bermakna bagi siswa. Didalam kegiatan yang tuliskan disusun secara baik, lengkap dan tertata. Kemudian pada bagian asesmen termuat secara jelas asesmen untuk mengukur ketercapaian terhadap tujuan pembelajaran. Hanya saja guru tidak menuliskan pemberian asesmen awal dan bagaimana menilai kesiapan siswa. Rancangan pembelajaran ini sudah berkesinambungan karena dibuat secara sistematis, logis dan selaras dengan kegiatan pembelajaran. Kemudian terdapat pertanyaan kunci yang membantu dalam refleksi guru dan siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan di kelas. Secara Kontekstualnya, RPP ini dapat digunakan di lingkungan sekolah yang berbeda walaupun belum mengakomodir kebutuhan yang berbeda dan kearifan lokal. Didalam bahasa/istilah yang digunakan juga mudah dimengerti dan dipahami. Sumber atau media yang digunakan beragam akan tetapi tidak tertulis referensi pustaka dari mana beberapa materi didapatkan. 3. Pelaksanaan Pembelajaran Observer melakukan observasi dengan masuk ke kelas dan melihat kesesuaian antara apa yang diamati observer dengan Lampiran Observasi yang disediakan (Lihat Lampiran 3). Berdasarkan hasil observasi tersebut, ditemukan bahwa Peserta didik melakukan presentasi di kelas tentang procedure text secara berkelompok. Proses pembelajaran di kelas melibatkan peserta didik secara aktif di kelas dengan pendidik membimbing dan memoderasi peserta didik. Saat proses pembelajaran berlangsung, ditemukan juga bahwa masih terdapat beberapa peserta didik yang belum dapat mempresentasikan tugas dengan baik yaitu peserta didik yang berada dalam kelompok mau berkembang. Dalam pelaksanaan suatu proses pembelajaran, diperlukan suatu umpan balik yang positif, yang dapat membangun dan memotivasi peserta didik yang berada dalam kelompok mau berkembang tersebut. Kemudian, pada saat proses pembelajaran berlangsung peserta didik memiliki penguasaan vocabulary yang masih terbatas dan kemampuan speaking yang masih belum lancar, hal tersebut diperlukan 17



suatu pembiasaan untuk berbicara dalam bahasa Inggris di kelas dengan menggunakan vocabulary sederhana terlebih dahulu yang sesuai dengan konteks materi yang dipelajari sehingga dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam speaking skill. Cara lain yang dapat digunakan yaitu pembiasaan membaca teks sederhana dalam Bahasa Inggris. Dari penjabaran hasil observasi yang ditemukan oleh observer sebelumnya, seorang observer berencana akan melakukan suatu usaha yang dapat mendorong peserta didik yang tidak aktif untuk belajar yaitu dengan cara melatih peserta didik untuk mengeksplorasi dengan cara mencari informasi tambahan di internet, buku atau sumber lainnya untuk membangun pengetahuan secara mandiri. Usaha tersebut berhasil dikarenakan terdapat peserta didik yang mendapatkan informasi tambahan atau pengetahuan baru yang sebelum tidak diketahui menjadi diketahui. Di samping itu, observer juga akan memotivasi peserta didik dengan pertanyaan pemantik untuk menimbulkan minat belajarnya terhadap materi yang sedang dipelajari sehingga peserta didik memiliki pengetahuan baru yang dulunya kurang memahami tentang materi tersebut menjadi lebih memahami materi itu. Lalu, pada saat proses pembelajaran berlangsung, observer menemukan bahwa Belum sepenuhnya proses pembelajaran tersebut dilakukan secara efektif, dikarenakan sesama peserta didik belum diberikan kesempatan untuk memberikan saran terhadap projek kelompok masing- masing peserta didik, . Untuk mengatasi problematika yang terjadi pada proses pembelajaran tersebut, observer berencana untuk melakukan pengajaran yang berpusat pada peserta didik dan juga meminta peserta didik untuk memberikan saran kepada projek kelompok lain sebagai penilaian teman sejawat, sehingga semua peserta didik terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran di kelas sesuai dengan merdeka belajar. Lebih lanjut, observer juga nantinya dapat memberikan pertanyaan pemantik seperti kosa kata dalam bahasa Inggris kemudian diikuti oleh terjemahannya untuk menarik minat peserta didik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran dan mengembangkan pengetahuan mereka dalam suatu topik pembelajaran. Di samping itu juga, dari problematika tersebut, disarankan untuk membuat kelompok berdasarkan kebutuhan siswa yaitu kelompok mau berkembang, sudah berkembang dan sudah mahir. Pada kelompok yang mahir (peserta didik yang cepat dari rata-rata kelas) diberikan materi sesuai dengan level peserta didik. Dan terakhir diperlukan modifikasi dari modul ajar karena merespon situasi kelas dan peserta didik. 18



4. Manajemen Sekolah Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan (Lampiran 4) dapat disimpulkan bahwa SMAN 11 Palembang telah memprioritaskan kebutuhan utama siswa tanpa memandang status sosial atau ekonomi siswa tersebut, serta telah mengikuti aturanaturan yang telah diarahkan oleh Kemendikbud untuk menerapkan Kurikulum Merdeka atau Kurikulum 2013 di dalam proses pembelajaran dan Proses Perekrutan Guru. Akan tetapi di bagian sarana dan prasarana, SMAN 11 Palembang memiliki beberapa prasarana yang belum terlalu memadai yang disebabkan oleh kekurangan dana. Untuk itu, para guru dan staff berharap, untuk pembangunan yang dihentikan dan yang sudah direncanakan (penambahan ruangan kelas) dapat berlanjut kembali agar proses pembelajaran di sekolah tersebut dapat berlangsung dengan baik. Selain itu juga SMA Negeri 11 Palembang telah memiliki sistem yang sangat baik dalam merencanakan, melaksanakan, dan memonitor anggaran, digitalisasi data serta administrasi. 5. Lingkungan Belajar di Sekolah Setelah dilakukan observasi, diperoleh analisis hasil atas aspek-aspek yang menjadi sasaran observasi, yakni latar belakang sosial-ekonomi murid, kualitas pembelajaran di kelas yang dilakukan oleh guru, refleksi dan perbaikan pembelajaran oleh guru yang bersangkutan, kepemimpinan instruksional yang dilakukan oleh kepala satuan pendidik, iklim keamanan di satuan pendidik yang dilakukan oleh seluruh guru beserta staf, iklim kebhinekaan di satuan pendidik, iklim kesetaraan gender yang dilakukan oleh seluruh guru dan staf, iklim inklusivitas, dan dukungan orang tua dan murid terhadap program satuan pendidikan. Analisis



pertama



yakni



kepemimpinan



instruksional.



Kepala



satuan



pendidikan dalam menyusun dan mengkomunikasikan visi, misi, program, dan kebijakan yang mendukung guru dalam meningkatkan mutu pembelajaran di satuan Pendidikan melakukan rapat koordinasi yang melibatkan seluruh guru dan staf tata usaha kemudian dilakukan analisis terhadap kebijakan tersebut apakah sesuai atau tidaknya



kebijakan



tersebut,



dan



dilakukan



revisi



dan



refleksi



sebelum



diimplementasikan program tersebut. Kedua, pembelajaran di kelas. Dalam hal kualitas pembelajaran di kelas, guru telah mengajar dengan pengaturan manajemen kelas yang baik dengan dukungan



19



afektif, pembelajaran interaktif dan telah dilakukannya penyesuaian cara mengajar dengan tingkat kemampuan siswa. Ketiga, refleksi perbaikan dan pembelajaran oleh guru. dapat disimpulkan bahwa guru telah melakukan refleksi dan perbaikan tentang pembelajaran melalui diri sendiri, respon siswa, dan rekan guru. Siswa dapat mengungkapkan tentang bagian yang sulit untuk dipahami serta kesan dan pesan terkait aktivitas pembelajaran sehingga dapat mengetahui sejauh mana hasil belajar yang dicapai. Guru juga melakukan refleksi dan perbaikan secara berkelanjutan sehingga dapat membantu untuk melaksanakan pembelajaran yang lebih efektif kedepannya dan membantu siswa untuk terus meningkatkan kemampuan yang mereka miliki menuju titik terbaiknya. Keempat, kepemimpinan instruksional. Diperoleh bahwa kepala satuan Pendidikan dalam menyusun dan mengkomunikasikan visi, misi, program, dan kebijakan yang mendukung guru dalam meningkatkan mutu pembelajaran di satuan Pendidikan melakukan rapat koordinasi yang melibatkan seluruh guru dan staf tata usaha kemudian dilakukan analisis terhadap kebijakan tersebut apakah sesuai atau tidaknya



kebijakan



tersebut,



dan



dilakukan



revisi



dan



refleksi



sebelum



diimplementasikan program tersebut. Kelima, untuk iklim keamanan di satuan pendidik, di sekolah tersebut, tetap dilakukan pengawasan terhadap karakteristik peserta didik, tetap diberikan pengarahan kepada siswa dan pendidikan moral secara merata, lalu terdapat plang yang dapat mengingatkan peserta didik akan budaya malu, nilai Pendidikan karakter, 5S, dan juga pengingat untuk menjauhi Narkoba agar peserta didik sadar dan paham akan hal tersebut. Selanjutnya, berdasarkan hasil observasi iklim kebhinekaan dalam satuan pendidik, dapat dianalisa bahwa satuan pendidikan telah membangun iklim kebhinekaan yang sangat baik sehingga terciptanya rasa saling menghargai terhadap keragaman dari segi agama, sosial budaya dan hak. Ketujuh, dalam iklim kesetaraan gender, satuan pendidikan ini sudah melakukan perlakuan adil terhadap warga satuan pendidikannya yakni guru, staf tata usaha, dan seluruh siswa tanpa mempertimbangkan perbedaan jenis kelamin. Kedelapan, iklim inklusivitas. Walau tidak ditemukan murid yang memiliki disabilitas ataupun kemampuan istimewa, akan tetapi guru memberikan memberikan



20



pengetahuan, penerimaan, dan dukungan maksimal kepada semua murid tanpa terkecuali. Yang terakhir, berdasarkan analisis dari hasil tentang partisipasi orangtua dalam kegiatan satuan pendidikan, dan partisipasi murid dalam penyusunan program satuan pendidikan, murid di sekolah tersebut sudah berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran dan kegiatan lain di sekolah dengan baik. Sedangkan untuk orang tua murid, biasanya diikutsertakan dalam kegiatan komite sekolah. C. Faktor Penghambat dan Pendukung Pelaksanaan Observasi Faktor yang menghambat kegiatan observasi ini adalah waktu untuk melakukan observasi terbatas, dikarenakan kami hanya memiliki waktu tiga hari untuk melakukannya. Selain itu juga waktu untuk melakukan wawancara kepada peserta didik dan guru juga terbatas sedangkan aspek-aspek yang kami observasi terbilang cukup banyak. Akan tetapi, dibalik faktor penghambat tersebut ada beberapa hal yang mendukung pelaksanaan observasi ini, yaitu peserta didik dan guru bersikap kooperatif dalam setiap materi observasi yang dibutuhkan, mengusahakan dan meluangkan waktu untuk dapat diwawancarai sehingga kami mendapatkan penjelasan atas aspek-aspek yang ditanyakan dengan baik dan rinci.



21



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Hasil Observasi Setiap peserta didik memiliki karakteristik dan keunikannya sendiri sehingga proses pembelajaran



harus



dapat mengakomodir



kebutuhan peserta didik.



Berdasarkan hasil observasi yang kami lakukan terkait karakteristik peserta didik di SMA Negeri 11 Palembang bahwa proses pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan peserta didik sehingga proses pembelajaran berjalan dengan sangat baik. Hal ini dapat dilihat dengan cara penerapan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk dapat terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Misalnya guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mempresentasikan hasil karya nya. Disini, peserta didik dapat memberikan pendapat dan saran satu sama lain sehingga membantu peserta didik untuk mengembangkan kemampuan yang dimiliki menuju kondisi terbaiknya. Pada RPP yang di observasi, guru telah membuat RPP dengan baik dengan mencantumkan beberapa komponen penting dengan baik dan jelas seperti tujuan, langkah-langkah dan asesmen walaupun ada beberapa komponen belum dilengkapi seperti daftar pustaka. B. Refleksi Dalam melakukan observasi ini, banyak hal yang menjadi pengetahuan dan hal baru yang kami dapatkan yaitu kami menyadari bahwa proses pembelajaran yang dilaksanakan harus dapat mengakomodir kebutuhan peserta didik sehingga peserta didik dapat mengembangkan kemampuan terbaik yang dimilikinya. Kemudian dalam melakukan observasi RPP kami mengetahui komponen apa saja yang penting dalam hal RPP tersebut dan juga apakah rancangan itu tepat diimplementasikan kepada peserta didik di kelas tersebut. C. Rencana Tindak Lanjut Ada beberapa hal yang dapat kami lakukan setelah melakukan observasi ini yaitu pembelajaran dapat dilaksanakan melalui pembelajaran Berdiferensiasi. Pembelajaran yang memberikan keleluasaan dan mampu mengakomodir kebutuhan



22



peserta didik untuk meningkatkan potensi dirinya sesuai dengan kesiapan belajar, minat, dan profil belajar peserta didik yang berbeda-beda. Kemudian observer dapat membuat RPP/modul ajar yang sesuai dengan hasil dari observasi peserta didik di sekolah ini sehingga tujuan, langkah-langkah, serta asesmen yang dibuat sesuai dengan kebutuhan peserta didik di kelas yang akan diajar nantinya. Dengan itu, peserta didik dapat menerima pembelajaran sesuai dengan kemampuan dirinya masing-masing dengan tidak menimbulkan rasa beban dalam pembelajaran.



23



LAMPIRAN Lampiran 1: Format Lembar Observasi Karakteristik Peserta Didik



FORMAT LEMBAR OBSERVASI KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK Nama Mahasiswa PPG



:M. Rizal Harbi Attamimi



Prodi/Bidang Studi



: Pendidikan Bahasa Inggris



*Aspek sesuai dengan kebutuhan Tgl.



Aspek yang diobservasi*



Hasil observasi



Budaya sekolah Hasil observasi: ● Apakah suasana sekolah 1. Ya, suasana sekolah sangat mendukung int mendukung pembelajaran dan eraksi yang sangat optimal. Guru sangat m interaksi yang optimal? enekankan interaksi yang intens kepada si ● Secara umum, apakah profil swa. Guru menanyakan kepada siswa tenta pelajar Pancasila dihidupkan ng materi yang kurang mereka pahami dan dalam sekolah? mendiskusikan materi tersebut. Ketika me rumuskan tujuan pembelajaran, guru pun melibatkan siswa. 2. Dalam pembelajaran, sekolah ini sudah m enerapkan pembelajaran profil pelajar Pan casila. Siswa aktif dalam aktifitas bertanya di depan kelas, berdiskusi dengan teman k elompok tentang materi yang sudah dibagi kan oleh guru, serta siswa secara mandiri melakukan tugas untuk membuat produk d ari tugas seperti membuat makanan yang menjadi objek dari teks prosedur yang tela h dibuat dan mempresentasikan hasil hasil tersebut. Interpretasi: Pada saat di kelas, suasana di kelas dibagi menjadi kelompok yang terdiri dari empat orang, lalu pada saat pembelajaran berlangsung mereka mempresentasikan hasil pembelajaran mereka yang mereka dapatkan dari pertemuan sebelumnya yaitu Procedure Text berupa produk. Pada saat pembelajaran berlangsung, mereka telah menumbuhkan Profil Pelajar Pancasila yaitu berupa Kreatif, Bergotong royong, dan Mandiri



24



Budaya kelas Hasil observasi: ● Bagaimana guru dan peserta 1. Pada pembukaan, sebelum pembelajaran d didik melakukan kesepakatan i mulai, guru melibatkan siswa dengan me kelas? nyatakan kesepakatan atas tujuan pembela ● Bagaimana guru menekankan jaran kepada siswa. Tak hanya itu, guru ju nilai-nilai profil pelajar ga melibatkan siswa untuk menentukan pe Pancasila kepada peserta raturan di dalam kelas. Peraturan tersebut didik, bertujuan untuk mencapai kesepakatan ya ng dibuat bersama dan demi terwujudnya kenyamanan dan ketertiban suasana kelas sehingga pembelajaran yang diharapkan a kan terlaksana dengan baik dan optimal. 2. Guru sangat menjunjung tinggi pembelajar an yang berketuhanan dengan terlebih dah ulu melakukan doa sebelum belajar. Pada saat proses pembelajaran, guru sangat men untut siswa agar selalu aktif di dalam pem belajarannya. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang mate ri yang kurang dipahami dan kesempatan untuk menyampaikan pendapat tentang ma teri yang diajarkan pada hari itu. Guru me mberikan kesempatan kepada siswa secara mandiri mengerjakan tugas tugas yang dib erikan. Interpretasi: Pada saat pembelajaran berlangsung, Pendidik sudah mengajukan kesepakatan kepada peserta didik, lalu kesepakatan tersebut tercapai dengan peserta didik tersebut langsung melaksanakan apa yang telah disepakati. Setelah kesepakatan disetujui, pendidik melanjutkan ke tahap selanjutnya yaitu berdiskusi dan melakukan sesi tanya jawab agar siswa berperan aktif dalam meningkatkan atensi terhadap proses pembelajaran. Keterlibatan peserta didik Hasil observasi: ● Apakah peserta didik terlibat 1. Ya, peserta didik terlibat aktif selama pem aktif selama pembelajaran belajaran berlangsung dalam bentuk mem berlangsung? Dalam bentuk presentasikan produk yang mereka kerjaka apa saja keterlibatan peserta n dari pertemuan yang mereka lakukan seb didik dalam pembelajaran ini? elumnya yaitu tentang teks prosedur. ● Jika iya, bagaimana guru 2. Guru memberikan semacam umpan balik memotivasi peserta didik atas apa yang mereka lakukan, lalu memb untuk terlibat dalam erikan semangat kepada peserta didik untu 25



pembelajaran? ● Jika tidak, mengapa peserta didik tidak termotivasi dalam pembelajaran? ● Apakah Anda menangkap antusiasme belajar dari para peserta didik? ● Apakah peserta didik aktif merespon pertanyaan guru selama pembelajaran berlangsung? Jelaskan



k tidak malu dalam mengungkapkan kata dalam Bahasa inggris dan mencoba lebih b aik lagi dari sebelumnya. 3. Ya, saya menangkap antusiasme belajar da ri peserta didik dengan melihat mereka me mpersembahkan produk mereka dari hasil belajar yang telah mereka dapatkan 4. Ya, tidak hanya peserta didik merespon pe rtanyaan guru selama pembelajaran berlan gsung, tetapi mereka juga berdiskusi dan s aling menanggapi dan membantu menjawa b pertanyaan yang diberikan kepada pesert a didik maupun pendidk Interpretasi: Pada saat pembelajaran berlangsung, peserta didik mempresentasikan produk dari hasil yang mereka pelajari sebelumnya yaitu Procedure Text yang melibatkan beberapa kelompok untuk saling mengungkapkan bahan bahan dan tips membuatnya dalam Bahasa Inggris. Pada saat pembelajaran berlangsung, peserta didik mampu mengungkapkannya meskipun terdapat kekeliruan dalam kosakata mereka, tetapi pendidik tetap membimbing mereka untuk mengatasi kekeliruan tersebut.



Identifikasi kesiapan siswa Hasil observasi: ● Apakah di awal pembelajaran 1. Ya, guru mengamati kesiapan peserta didi guru mengamati atau k. Peserta didik menanyakan kepada siswa mengecek kesiapan peserta kesiapan mereka dalam mempersembahka didik? Baik secara kondisi n produk dari hasil belajar mereka yang m maupun secara materi yang ereka dapatkan sebelumnya karena kelas t akan diajarkan ersebut mempelajari tentang Teks Prosedu ● Apa yang dilakukan oleh guru r. saat mengetahui bahwa 2. Yang dilakukan guru saat mengetahui bah kompetensi awal peserta didik wa kompetensi awal peserta didik beraga beragam? m dengan cara melihat hasil produk dari p ● Bagaimana guru eserta didik kemudian dipersembahkan ke mendampingi setiap peserta pada kelompok lain dari hasil pembelajara didik agar mencapai tujuan n yang mereka dapatkan dari pertemuan se pembelajaran? belumnya 3. Dengan memberikan motivasi, dorongan, dan semangat kepada peserta didik untuk mencoba berbicara Bahasa Inggris pada sa at pembelajaran berlangsung dan mencoba lebih baik dari pada sebelumnya. 26



Interpretasi: Pada saat pembelajaran berlangsung, peserta didik diminta oleh gurunya untuk mempersembahkan produk dari hasil belajar mereka sebelumnya, lalu sebelum mempresentasikan, guru tersebut memeriksa kesiapan awal peserta didik supaya peserta didik masih diberikan sedikit waktu untuk mempersiapkan produknya sebelum dipresentasikan. Pada saat peserta didik selesai dalam mempresentasikan produk mereka, guru memberikan semacam umpan balik kepada peserta didik supaya tidak malu untuk mengungkapkan kalimat dalam Bahasa Inggris, dan terus memotivasi agar bisa menjadi lebih baik dari sebelumnya. Perkembangan emosi Hasil observasi: ● Sejauh mana kelas dan ruang  Mereka bisa mengekspresikan diri yang sehat pembelajaran lainnya menjadi dengan cara mereka melakukan persentasi mat ruang ekspresi diri yang sehat eri procedure text. untuk peserta didik?  Guru memberikan umpan balik/stimulus terha ● Bagaimana guru merespons dap peserta didik untuk dapat mengekspresika peserta didik yang belum bisa n diri bagi yang belum bisa merespon guru de mengekspresikan diri dengan ngan baik. tepat? Interpretasi: Guru memberikan projek kelompok kepada siswa untuk membuat makanan yang akan mereka persentasikan di kelas. Guru membebaskan siswa dalam memasak makanan yang akan mereka pilih sehingga mereka dapat mengekspreskan diri dengan masakan yang mereka buat dalam projek. Ketika ada siswa yang belum mampu merespon dengan baik, guru membantu mereka dalam mengungkapkan kata-kata yang mereka yang belum bisa diungkapkan. Perkembangan sosial Hasil observasi: ● Secara umum, bagaimana  Dengan cara persentasi kedepan kelas dan yan guru membangun atmosfer g lain mendengarkan persentasi teman-temann yang mendukung peserta didik ya kemudian mereka membagikan makanan h 27



untuk mengembangkan kemampuan bersosialisasi? misalnya peka terhadap situasi sekitar, berempati, saling menghargai, serta berinteraksi dan berkomunikasi? ● Bagaimana guru memfasilitasi peserta didik dalam mengembangkan keterampilan sosial peserta didik dalam kegiatan belajar (contoh, kerja kelompok, mengerjakan proyek bersama)?



Perkembangan moral/spiritual ● Apa saja yang dilakukan guru dalam membangun nilai-nilai integritas dan spiritual peserta didik?







asil dari projek kelompok yang mereka lakuka n dengan kelompok yang lain. Dengan cara memberikan projek kelompok ya ng berkaitan dengan Bahasa Inggris, dalam ha l ini tentang procedure text.



Interpretasi: Secara umum, pada proses pembelajaran, guru sudah membangun atmosfer yang mendukung peserta didik untuk dapat mengembangkan kemampuan bersosialisasi dengan cara peserta didik diberikan kesempatan untuk dapat melakukan presentasi (materi procedure text) kedepan kelas. Hal tersebut menimbulkan kesempatan kepada peserta didik untuk dapat peka terhadap situasi sekitar, memiliki empati, saling berinteraksi dan berkomunikasi antar peserta didik. Disamping itu, guru juga memfasilitasi peserta didik dengan cara memberikan projek kelompok yang berkaitan dengan Bahasa Inggris, dalam hal ini tentang procedure text. Sehingga peserta didik dapat mengembangkan keterampilan sosial dalam kegiatan belajar. Hasil observasi: Ketika peserta didik melakukan persentasi kedepan kelas pada setiap kelompok, mereka mengucapkan salam dan teman-temannya menjawab salam tersebut. Interpretasi: Guru telah menanamkan nilai spiritual dengan cara mengucapkan salam dalam ajaran islam yaitu Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatu yang artinya mendoakan semoga keselamatan dan rahmat Allah serta keberkahan-Nya terlimpah bagi orang yang mendengar.



Kesimpulan : Dari observasi yang dilakukan, Pembelajaran yang memusatkan kepada keaktifan peserta didik sangat mendapatkan dampak positif terhadap proses pembelajaran yang dilakuan. Siswa menjadi lebih berani mengungkapkan gagasan gagasannya, dan mampu memunculkan ide 28



kreatif yang dilakukan setelah menerima materi yang diberikan pada pertemuan selanjutnya. Peserta didik menjadi termotivasi setelah mereka diberikan dorongan, semangat, dan juga motivasi untuk selalu lebih baik dari pada sebelumnya. Sedikit demi sedikit pembelajaran tersebut mulai menumbuhkan aspek aspek yang terdapat dalam Profil Pelajar Pancasila



Mengetahui, Dosen Pembimbing Lapangan,



Palembang, 29 Oktober 2022 Guru Pamong,



Eryansyah, M.A., Ph.D NIP. 196907181995121001



Sri Susanti, S.Pd., M.Pd. NIP.198201302005022002



Lampiran 2: Contoh Format Lembar Observasi RPP



LEMBAR OBSERVASI Modul Ajar/RPP* Nama Mahasiswa PPG NIM Prodi/bidang studi Penyusun Modul ajar/RPP



:M. Rizal Harbi Attamimi : 06164882225066 : Pendidikan Bahsa Inggris : Sri Susanti S.Pd., M.Pd



29



Mata Pelajaran



: Bahasa Inggris



Kelas



: XII IPA 2



Capaian Pembelajaran/KD



: Menafsir fungsi sosial dan unsur kebahasaan lirik lagu terkait kehidupan remaja SMA/MA/SMK/MAK. Menangkap mana secara kontekstual terkait fungsi sosial dan unsur kebahasaan liirik lagu terkait kehidupan remaja SMA/MA/SMK/MAK.



* ) Modul ajar atau RPP yang disusun oleh Guru Pamong. Prinsip Kelengkapan komponen minimum



Aspek Observasi ● Apakah sudah ada - tujuan pembelajaran? - langkah-langkah pembelajaran? - dan asesmen pembelajaran yang jelas?



Esensial dan bermakna ● Kejelasan perumusan tujuan pembelajaran memenuhi kriteria SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, dan Time) (tidak menimbulkan penafsiran ganda dan mengandung perilaku hasil belajar) Tujuan ● Apakah modul ajar/RPP memuat tujuan pembelajaran yang sesuai selaras dengan CP yang dituju? ● Apakah konsep utama yang akan dipelajari, pengetahuan inti, keterampilan, dan sikap yang akan dipelajari tertera secara jelas? ● Apakah konten yang dipelajari sudah bebas dari muatan SARA pornografi, pornoaksi, dan provokasi. ● Apakah terdapat pertanyaan bermakna dan pertanyaan pemantik yang menyasar konsep inti?



Catatan



-



Sudah Ada Sudah Ada Sudah Ada



-



Iya



-



Iya



-



Iya



-



Iya



-



Iya



Kegiatan ● Apakah alur kegiatan disusun secara 30



runtut, sistematis, sesuai dengan alokasi waktu? ● Apakah rangkaian kegiatan berorientasi pada penguatan kompetensi dan kemampuan berpikir area tinggi? ● Apakah modul ajar/RPP menyertakan berbagai kegiatan (termasuk remedial dan pengayaan) yang berpusat pada siswa/ menjadikan siswa peserta aktif? Asesmen ● Apakah ada asesmen awal pembelajaran beserta cara penilaiannya untuk mengecek kesiapan siswa? ● Apakah asesmen yang termuat secara jelas mengukur ketercapaian Tujuan Pembelajaran? ● Apakah bentuk asesmen memberikan umpan balik pada proses belajar siswa? ● Apakah kriteria untuk mengukur ketercapaian Tujuan Pembelajaran tertera secara jelas?



Berkesinam- bungan



● Apakah urutan pembelajaran



sistematis dan logis? ● Apakah terdapat pertanyaan kunci yang membantu guru dan siswa untuk merefleksikan kegiatan pembelajaran di kelas? ● Apakah asesmen yang tertera di modul ajar/RPP selaras dengan kegiatan pembelajaran? Kontekstual



● Apakah modul ajar/RPP memuat



alternatif kegiatan untuk diimplementasikan pada lingkungan sekolah yang berbeda? ● Apakah modul ajar/RPP dapat



-



Iya



-



Iya



-



Iya



-



Tidak



-



Iya



-



Iya



-



Iya



-



Iya



-



Iya



-



Iya



-



Iya



-



Tidak 31



mengakomodir siswa dengan kebutuhan yang berbeda? ● Apakah modul ajar/RPP memuat kearifan lokal daerah setempat? Sederhana



● Apakah modul ajar/RPP



menggunakan bahasa yang jelas dan mudah dipahami? ● Apakah bahasa/istilah yang digunakan mudah dipahami? Komponen pendukung



● Apakah pemilihan sumber/media



pembelajaran sesuai dengan tujuan, materi, dan karakteristik peserta didik? ● Apakah ada kegiatan remedial atau pengayaan? ● Apakah ada daftar pustaka?



-



Tidak



-



Iya



-



Iya



-



Iya



-



Iya



-



Tidak Ada



Kesimpulan : RPP yang dibuat sudah sangat bagus yaitu sudah memiliki tujuan pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran dan asesmen yang jelas, walaupun ada beberapa bagian yang kurang didalamnya seperti asesmen awal, daftar pustaka dan lain-lain.



Mengetahui,



Palembang, 29 Oktober 2022



Dosen Pembimbing Lapangan,



Guru Pamong,



Eryansyah, M.A., Ph.D NIP. 196907181995121001



Sri Susanti, S.Pd., M.Pd. NIP.198201302005022002



32



Lampiran 3: Format Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran untuk Observer



FORMAT LEMBAR OBSERVASI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (untuk Mahasiswa, DPL, DP sebagai Observer pada Kegiatan Lesson Study) Nama Mahasiswa PPG



:M. Rizal Harbi Attamimi



Prodi/Bidang Studi



: Pendidikan Bahasa Inggris



Hal yang diobservasi



Hasil Observasi Bila Anda adalah guru di (tuliskan apa yang terjadi dan kelas tersebut, hal apa yang alasannya) akan Anda lakukan berbeda?



Apakah semua peserta didik benar-benar telah belajar tentang topik pembelajaran hari ini? Bagaimana proses mereka



Peserta didik melakukan presentasi di kelas tentang procedure text secara berkelompok. Proses pembelajaran di kelas



Bila saya adalah guru dikelas tersebut hal yang akan saya lakukan adalah hal yang hampir sama dengan guru tersebut yaitu melakukan 33



belajar?



melibatkan peserta didik secara aktif di kelas dengan pendidik membimbing dan memoderasi peserta didik.



presentasi dan memberikan bimbingan terhadap peserta didik bagaimana cara membuat procedure text , melakukan projek kelompok dan mempersentasikannya didepan kelas.



Peserta didik mana yang tidak dapat mengikut kegiatan pembelajaran pada hari ini?



Terdapat beberapa peserta didik yang belum dapat mempresentasikan tugas dengan baik yaitu peserta didik yang berada dalam kelompok mau berkembang.



Bila saya adalah guru dikelas tersebut hal yang akan saya lakukan adalah memberikan umpan balik yang positif , membangun dan memotivasi peserta didik yang berada dalam kelompok mau berkembang tersebut.



Mengapa peserta didik tersebut tidak dapat belajar dengan baik? Menurut Anda apa penyebabnya dan bagaimana alternatif solusinya?



Hal ini dikarenakan peserta didik memiliki penguasaan vocabulary yang masih terbatas dan kemampuan speaking yang masih belum lancar.



Bila saya adalah guru dikelas tersebut hal yang akan saya lakukan adalah melakukan pembiasaan untuk berbicara dalam bahasa Inggris di kelas dengan menggunakan vocabulary sederhana terlebih dahulu yang sesuai dengan konteks materi yang dipelajari sehingga dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam speaking skill. Cara lain yang dapat digunakan yaitu pembiasaan membaca teks sederhana dalam Bahasa Inggris.



Bagaimana usaha guru model dalam mendorong peserta didik yang tidak aktif untuk belajar? Apakah usaha tersebut berhasil



Melatih peserta didik untuk mengeksplorasi dengan cara mencari informasi tambahan di internet, buku atau sumber lainnya untuk membangun pengetahuan secara mandiri. Usaha tersebut berhasil dikarenakan terdapat peserta didik yang mendapatkan



Bila saya adalah guru dikelas tersebut hal berbeda yang akan saya lakukan adalah selain mengeksplorasi dengan cara mencari informasi tambahan di internet, buku atau sumber lainnya untuk membangun pengetahuan secara mandiri, saya juga akan memotivasi



34



informasi tambahan atau pengetahuan baru yang sebelum tidak diketahui menjadi diketahui.



peserta didik dengan pertanyaan pemantik untuk menimbulkan minat belajarnya terhadap materi yang sedang di pelajari sehingga peserta didik memiliki pengetahuan baru yang mulanya kurang memahami tentang materi tersebut menjadi lebih memahami materi itu.



Apakah pembelajaran berjalan dengan efektif? (Semua kegiatan yang diberikan bermakna untuk peserta didik, semua peserta didik terlibat aktif dan tidak ada yang idle)



Belum sepenuhnya, dikarenakan Sesama peserta didik belum diberikan kesempatan untuk memberikan saran terhadap projek kelompok masingmasing peserta didik.



Bila saya adalah guru dikelas tersebut hal berbeda yang akan saya lakukan adalah melakukan pengajaran yang berpusat pada peserta didik dan juga meminta peserta didik untuk memberikan saran kepada projek kelompok lain sebagai penilaian teman sejawat. Sehingga semua peserta didik terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran di kelas sesuai dengan merdeka belajar.



Bagaimana usaha guru membantu peserta didik yang mengalami kesulitan dalam mencapai tujuan pembelajaran?



Guru model dapat memberikan pertanyaan pemantik seperti kosa kata dalam bahasa Inggris kemudian diikuti oleh terjemahannya untuk menarik minat peserta didik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran dan mengembangkan pengetahuan mereka dalam suatu topik pembelajaran



Bila saya adalah guru dikelas tersebut saya akan melakukan hal yang sama yaitu memberikan pertanyaan pemantik kepada peserta didik contohnya mengilustrasikan kata yang kurang dipahami peserta didik dengan memberikan contoh kalimat atau situasi yang relevan dengan arti kata tersebut sehingga peserta didik dapat terstimulus dan mengembangkan critical thinking mereka.



Bagaimana usaha guru Membuat kelompok Bila saya adalah guru dikelas dalam memfasilitasi berdasarkan kebutuhan siswa tersebut saya akan melakukan



35



peserta didik yang lebih cepat dari rata-rata kelas dalam mencapai tujuan pembelajaran?



yaitu kelompok mau berkembang, sudah berkembang dan sudah mahir. Pada kelompok yang mahir (peserta didik yang cepat dari rata-rata kelas) diberikan materi sesuai dengan level peserta didik.



hal yang sama dengan yang dilakukan oleh guru tersebut. Jika saya melakukan hal yang berbeda maka saya tidak menerapkan dengan baik merdeka belajar atau pembelajaran berdiferensiasi.



Apakah guru melakukan modifikasi dari modul ajar/RPP? Apakah modifikasi tersebut merupakan keputusan guru untuk merespons situasi kelas dan peserta didik?



Guru melakukan modifikasi dari modul ajar karena merespon situasi kelas dan peserta didik.



Bila saya adalah guru dikelas tersebut saya akan melakukan hal yang sama dengan guru tersebut karena modul ajar hanyalah rencana untuk dikelas akan tetapi pengimplementasi modul tersebut tengantung dengan kondisi dan keadaaan yang ada dikelas.



Pelajaran berharga apa yang Anda dapatkan dari pengamatan ini? Pembelajaran berharga yang kami dapatkan adalah pentingnya pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, memperhatikan keberagaman kebutuhan, stimulus yang efektif dan memberikan motivasi yang positif.



Kesimpulan: Dari hasil observasi yang kami lakukan kami dapat menyimpulkan bahwa proses pembelajaran yang ada disekolah mitra ini sudah menerapkan kurikulum merdeka belajar dengan baik akan tetapi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebagai contoh dalam mendorong peserta didik yang kurang aktif dengan cara guru memberikan motivasi positif kepada peserta didik. Catatan lain: Aspek-aspek lain yang dapat dicermati oleh observer antara lain difokuskan pada interaksi antar peserta didik dalam satu kelompok, interaksi peserta didik antar kelompok, interaksi peserta didik – guru, interaksi peserta didik – media/ sumber belajar, serta interaksi peserta didik – lingkungan.



Mengetahui,



Palembang, 29 Oktober 2022



Dosen Pembimbing Lapangan,



Guru Pamong,



36



Eryansyah, M.A., Ph.D NIP. 196907181995121001



Sri Susanti, S.Pd., M.Pd. NIP.198201302005022002



Lampiran 4: Contoh Format Lembar Observasi - Manajemen Sekolah LEMBAR WAWANCARA MANAJEMEN SEKOLAH Nama Mahasiswa NIM Prodi/Bidang Studi Sekolah PPl



: M. Rizal Harbi Attamimi : 06164882225066 : Bahasa Inggris : SMA Negeri 11 Palembang



Mahasiswa dapat mewawancara kepala satuan pendidikan, wakil kepala satuan bidang kurikulum, atau guru yang terlibat dalam manajemen sekolah. Di tiap sasaran digali informasi tentang kebijakan dan program kegiatan yang dirancang, pelaksanaan kebijakan dan program, dan evaluasi pelaksanaan kegiatan dan tindak lanjut. Dikaji juga faktor lingkungan yang mendukung dan menghambat pelaksanaan kebijakan atau program. Tgl 28 Okt



Sasaran Observasi*) Manajemen Kesiswaan



Hasil Observasi Hasil Observasi 37



2022



● Apa saja kebutuhan siswa yang menjadi prioritas sekolah? ● Apa yang sudah diupayakan satuan pendidikan untuk memenuhi kebutuhan tersebut ● Bagaimana kebutuhan siswa ini tercermin dalam analisis karakteristik satuan pendidikan? ● Bagaimana kebutuhan peserta didik ini tercermin dalam tujuan satuan pendidikan?



27 Okt 2022



Manajemen Kurikulum ● Bagaimana satuan pendidikan mengelola pembelajarannya? ● Bagaimana proses perencanaan dan desain kurikulum? ● Seberapa jauh/rutin sekolah melakukan monitoring terhadap



1. Kebutuhan utama siswa yang menjadi prioritas sekolah adalah buku dan pakaian sekolah 2. Dalam memenuhi kebutuhan siswa tersebut, sekolah memberikan buku pinjaman dari perpustakaan sekolah dan ada sumbangan untuk pakaian sekolah untuk siswa dengan kondisi ekonomi kurang mampu 3. Dalam karakteristik satuan pendidikan, di zaman teknologi yang modern, siswa di tuntut untuk memiliki attitude, karena kemajuan-kemajuan sikap siswa dilihat dari bagaimana mereka bermasyarakat dengan teman-teman sekolah mereka. Sekolah dalam hal ini mendidik siswa secara kognitif, afektif, dan psikomotor. 4. Sekolah secara maksimal mendidik dan membimbing siswa baik dalam ilmu pengetahuan dan juga moral dengan cara dan model yang sama. Interpretasi Hasil Observasi Dilihat dari hasil observasi diatas, kami menginterpretasi bahwa sekolah memprioritaskan kebutuhan utama siswa untuk belajar di sekolah dengan menyediakan buku pinjaman dan sumbangan untuk pakaian sekolah untuk siswa yang tidak mampu, dalam karakteristik satuan pendidikan di sekolah ini siswa harus memiliki attitude yang baik, hal ini dicapai oleh sekolah dengan melakukan pendidikan dan pembimbingan secara kognitif, afektif, dan psikomotor. Sekolah dengan semaksimal mungkin melaksanakan semua ini kepada semua siswa dengan model dan cara yang sama tanpa memandang siapa siswa tersebut Hasil Observasi  Satuan pendidikan mengikuti aturan-atu ran dan membuat jadwal sesuai dengan kurikulum 2013 dan kurikulum merdeka dengan cara membuat surat keputusan di setiap awal semester.  Proses perencanaan dan desain kurikulu 38



pelaksanaan kurikulum? ● Seberapa jauh penggunaan data dalam proses refleksi kurikulum?



27 Okt 2022



27 Okt 2022



m menggikuti arahan dan aturan dari Ke mendikbud.  Monitoring dalam pembelajaran dilakuk an 1 kali dalam 1 semester. Sedangkan k urikulum di tinjau oleh sekolah setahun sekali.  Data dalam proses refleksi digunakan da lam meninjau seberapa efektif kurikulu m tersebut dilaksanaan. Interpretasi Hasil Observasi Satuan pendidikan mengikuti aturan-aturan yang telah di telah diarahkan oleh Kemendikbud dan melakukan monitoring pembelajaran dan peninjauan dengan menggunakan data yang sekolah kumpulkan melalui guru, pengawas atau tenaga ahli terhadap kurikulum yang di telah diterapkan. Manajemen Sumber Daya Hasil Observasi Manusia Data yang didapatkan dari manajemen ● Bagaimana proses penerimaan sumber daya manusia terkait dengan proses guru dalam satuan pendidikan? penerimaan guru yaitu melalui proses ● Apakah ada kegiatan khusus perekrutan melalui jalur pemerintah yaitu untuk membekali guru yang baru guru ASN dan guru honorer. Khusus untuk mengajar? guru honorer direkrut berdasarkan kebutuhan ● Apakah ada kegiatan khusus untuk pengembangan profesional oleh satuan pendidikan dan dilakukan seleksi. Sedangkan kegiatan khusus untuk membekali guru? guru yang mengajar adalah melalui pendampingan dari guru senior. Kegiatan khusus untuk pengembangan profesional guru adalah guru mengikuti seminar di luar sekolah ataupun guru mengikuti in house training Interpretasi Hasil Observasi Satuan pendidikan telah mengikuti proses penerimaan guru yang sesuai dengan arahan Kemendikbud serta satuan pendidikan pun sudah melakukan strategi-strategi yang tepat untuk membekali guru yang baru mengajar dan pengembangan profesional guru. Manajemen sarana & prasarana Hasil Observasi ● Apa saja data yang digunakan Data yang didapatkan untuk perencanaan untuk perencanaan sarana dan sarana dan prasarana sekolah yakni dari data prasarana? jumlah guru dan siswa yang ada di sekolah ● Apakah penggunaan sarana dan tersebut. Misalnya, pada setiap semester, guru prasarana sudah efektif untuk difasilitasi alat pendukung pengajaran seperti 39



mendukung proses pembelajaran? ● Apakah ada sarana dan prasarana di sekitar sekolah yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung pembelajaran?



pena, spidol, buku absen siswa, buku pengajaran dan lain-lain. Untuk penggunaan prasarana, ada beberapa hal yang belum terlalu efektif misalnya gedung atau ruangan kelas yang jumlahnya sangat sedikit yang menyebabkan sekolah tersebut menetapkan dua shift belajar, yakni kelas pagi diperuntukkan untuk kelas 11 dan kelas 12 dan kelas siang hingga sore diperuntukkan untuk kelas 10 saja. Untuk prasarana tempat ibadah seperti mushola yang juga biasa digunakan siswa untuk melaksanakan ekstrakurikuler rohis, belum terlalu memadai yang mana hanya menggunakan ruang kecil seadanya. Mushola tersebut sebenarnya dalam tahap pembangunan, tetapi dihentikan karena kurangnya dana. Untuk beberapa lab seperti lab fisika juga masih belum efektif penggunaanya. Namun, untuk prasarana ekskul lainnya, sudah sangat memadai. Beberapa sarana dan prasarana juga sudah sangat terpenuhi seperti lab komputer beserta komputer dan alat pendukungnya (3 lab. 1 lab terdapat 40 komputer). Lab ini dipergunakan lagi semenjak diberlakukannya kurikulum medeka belajar yang mengadakan pembelajaran TIK. Ada juga prasarana seperti pondokan belajar yang biasanya digunakan pada saat pembelajaran Bahasa Inggris agar suasana belajar tidak membosankan yang hanya di dalam ruang kelas. Interpretasi Hasil Observasi Dari hasil yang sudah didapat, dapat disimpulkan bahwasannya beberapa prasarana sekolah tersebut belum terlalu memadai yang disebabkan oleh kekurangan dana. Namun, ada beberapa sarana dan prasarana penggunaanya sudah sangat efektif. Untuk itu, para guru dan staffs berharap, untuk pembangunan yang dihentikan dan yang sudah direncanakan (penambahan ruangan kelas) dapat berlanjut kembali agar proses pembelajaran di sekolah tersebut dapat 40



29 Okt 2022



Manajemen anggaran ● Apakah satuan pendidikan memiliki sistem dalam merencanakan, melaksanakan, dan memonitor anggaran dan penggunaannya?



28 Okt 2022



Manajemen Sistem Informasi ● Apa saja informasi/data yang dikumpulkan dalam mendukung proses pembelajaran? ● Bagaimana informasi dikelola sehingga pembelajaran bisa dilakukan berbasis data? ● Sejauh mana guru bisa mengakses dan menggunakan data tersebut untuk mendukung proses pembelajaran?



berlangsung dengan baik. Hasil Observasi 1. SMA Negeri 11 Palembang memiliki perencaanaan dalam pengelolaan anggaran yang sering dibuat dalam rencana kegiatan dan anggaran sekolah (RKAS) 2. Penganggaran RKAS dari APBN dilakukan menggunakan aplikasi yang disebut AKAS (Aplikasi Rencana Anggaran dan Kegiatan Sekolah) 3. SMA Negeri 11 Palembang memiliki 3 sumber pendanaan, yakni APBN, dana daerah, dana masyarakat (iuran komite sekolah) 4. Terdapat rapat korodinasi dalam menentukan iuran komite sekolah. Kepala Sekolah mengundang wali murid untuk menentukan besaran iuran komite sekolah sehingga kesepakatan iuran tersebut tidak akan memberatkan salah satu pihak Interpretasi Hasil Observasi SMA Negeri 11 Palembang memiliki sistem dalam merencanakan, melaksanakan, dan memonitor anggaran dan pengunaannya dengan baik. Sekolah juga melibatkan masyarakat (wali murid) dalam menentukan besaran iuran komite sekolah sesuai dengan kesanggupan wali murid sehingga iuran komite sekolah bervariasi. Hasil Observasi 1. Data yang disiapakan dan dikumpulkan sesuai RPP/Modul Ajar yang ditampilkan di PPT menggunakan proyektor 2. Informasi/data yang dikumpulkan tentang perangkat hardware dan software. Dalam proses pembelajaran, guru mengajarkan nya dengan menggunakan proyektor. Namun upgrade software pada komputer berdasarkan kebutuhan peserta didik serta kemampuan komputernya 3. Informasi dikelola dengan mengidentifikasi materi yang berupa teori dan praktik. Pada materi berupa teori, proses pembelajaran dilaksanakan di kelas, 41



28 Okt 2022



Manajemen Ketatalaksanaan ● Apa saja yang dimiliki satuan pendidikan untuk membantu sistem administrasi?



sedangkan materi berupa praktik dilaksanakan di Lab 4. Guru mengakses dan menggunakan data tersebut dengan cara mengajarkan kepada peserta didik untuk membuat diagram atau chart menggunakan excel. Peserta didik juga diberikan kesempatan untuk mempresentasikan poin-poin materi yang akan dijelaskan menggunakan PPT Interpretasi Hasil Observasi Manajemen Sistem Informasi yang dilakukan di SMA Negeri 11 Palembang berjalan dengan baik. Hal ini dapat dilihat bagaimana data yang dikumpulkan, dikelola, hingga dapat diakses dan digunakan untuk proses pembelajaran. Kemudian, data yang ada juga dikelola sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Peserta didik juga diajarkan untuk terbiasa menggunakan teknologi dalam proses pembelajaran sehingga peserta didik nantinya siap menghadapi tantangan zaman. Hasil Observasi 1. Terdapat bagian bagian, seperti admin istrasi kesiswaan, kepegawaian, hubu ngan masyarakat, kurikulum. Dan bag ian lainnya seperti office boy, satpam, dan pengantar surat 2. Saling membantu walaupun satu pega wai yang tidak masuk supaya tidak be rfokus pada satu orang 3. Didiskusikan terlebih dahulu surat yan g datang, kemudian didisposisikan, lal u dibacakan oleh kepala sekolah, lalu ditujukan ke bagian tertentu dan langs ung dikirimkan 4. Tidak ditunda tunda, tergantung keha diran Kepala Sekolah. Interpretasi Hasil Observasi Pada saat melakukan wawancara, hasil yang diperoleh bahwa satuan Pendidikan tersebut memiliki bagian bagian bagian dalam membantu melancarkan proses administrasi, seperti bagian kesiswaan, kepegawaian, hubungan masyarakat, kurikulum, dan bagian bagian yang lainnya seperti satpam dan office 42



boy. Dalam wawancara tersebut juga dikatakan walaupun salah satu bagian tidak hadir karena alasan tertentu, mereka tetap saling membantu, dan juga saling bekerjasama dalam menyelesaikan administrasi yang ada. Pelajaran berharga apa yang Anda dapatkan dari wawancara dan pengamatan ini? Pelajaran berharga yang kami dapatkan adalah mengetahui tata cara penyelenggaran kegiatan atau aktivitas disekolah tersebut. Dengan informasi ini, kami berharap dapat mengelola atau mengatur kegiatan sekolah dengan baik dan optimal di masa yang akan datang. Kesimpulan : Sebagai Kesimpulan secara keseluruhan manajemen SMAN 11 Palembang sudah dikelola dengan baik



Mengetahui, Dosen Pembimbing Lapangan,



Palembang, 29 Oktober 2022 Guru Pamong,



Eryansyah, M.A., Ph.D NIP. 196907181995121001



Sri Susanti, S.Pd., M.Pd. NIP.198201302005022002



43



Lampiran 5: Contoh Format Lembar Observasi - Lingkungan Belajar di Sekolah LEMBAR OBSERVASI LINGKUNGAN BELAJAR Nama Mahasiswa



: M. Rizal Harbi Attamimi



NIM



: 06164882225066



Prodi/Bidang Studi : Pendidikan Bahasa Inggris



Tanggal 28 Oktobe r 2022



Sasaran Observasi*)



Hasil Observasi



1. Latar belakang Tidak ada perbedaan dari segi sosial-ekonomi sosial dan ekonomi murid. Mereka semuanya sama. murid Bahkan ada beberapa murid Murid dengan kondisi yang menggunakan sepatu



Interpretasi Observasi



Hasil



Dalam hal ini, pihak sekolah sudah menerapkan prinsip keadilan sosial untuk Seluruh siswa yang ada 44



sosial-ekonomi



yang berbeda dari yang lainnya di sekolah tersebut. berbeda memiliki hak dengan menggunakan warna yang sama dalam yang mencolok, maka disita mengakses dan oleh pihak sekolah karena di sekolah tersebut sangat tegas memperoleh layanan dalam menetapkan peraturan pendidikan yang dalam berkualitas, seperti berpakaian. Dengan tingkat pendidikan menggunakan pakaian yang orang tua dan fasilitas sama, maka tidak ada belajar yang tersedia perbedaan atau pembeda satu dengan yang lainnya. Begitu di rumah. juga penggunaan fasilitas sekolah yang ada dan diperuntukkan untuk siswa, dapat diakses juga oleh semua siswa. Berdasarkan wawancara dengan wakil kesiswaan, jika ada masalah yang dihadapi oleh beberapa siswa, apapun masalahnya, dan apapun status yang diemban siswa tersebut, maka mereka semua memiliki hak yang sama dan diperlakukan dengan adil serta akan ditangani dengan sangat intens. 28



Kualitas Di dalam kelas, guru sangat tiap-tiap Oktober pembelajaran di memperhatikan siswanya dalam belajar. Para 2022 kelas siswa dibantu hingga mereka Seluruh kegiatan belajar paham dengan materi yang disampaikan. mengajar dikelas, belajar, guru mencakup indikator Sebelum tujuan manajemen kelas, menetapkan dukungan afektif, pembelajaran dan pembelajaran interaktif peraturan kelas bersama siswa dan penyesuaian agar dapat tercapainya cara mengajar keadaan kelas yang nyaman. dengan tingkat Pada awal pembelajaran pun kemampuan murid. guru yang bersangkutan 2.



Dalam hal kualitas pembelajaran di kelas, guru telah mengajar dengan pengaturan manajemen kelas yang baik dengan dukungan afektif, pembelajaran interaktif dan telah dilakukannya penyesuaian cara mengajar dengan tingkat kemampuan siswa.



melakukan pemetaan terhadap 45



kesiapan belajar siswa dan terkadang dilakukan pemetaan sesuai dengan modalitas belajar siswa. Dengan ini, pembelajaran yang dilakukan akan terlaksana dengan efektif dan baik. Pada diskusi kelompok, guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok dan siswa dengan kategori mampu dalam pembelajaran tersebut disebar ke dalam kelompokkelompok agar siswa dalam kategori ini dapat membantu teman kelompoknya yang dikategorikan sebagai siswa yang kurang mampu atau kurang paham tentang pembelajaran tersebut. 28



melakukan Refleksi dan 1. Guru Refleksi dengan menilai Oktober perbaikan bagaimana respon siswa 2022 pembelajaran terhadap materi oleh guru pengajaran yang diberikan. Kemampuan pengembangan guru 2. Guru bertanya untuk terus kepada siswa meningkatkan tentang bagian mana kompetensi melalui yang sulit untuk belajar mandiri dengan dipahami. merefleksi praktik 3. Guru bertanya kepada pengajaran yang telah diri sendiri tentang diterapkan dan juga apakah media belajar dari rekan guru. pembelajaran yang diberikan kelas sesuai dengan kebutuhan siswa. 3.



Guru telah melakukan refleksi dan perbaikan tentang pembelajaran melalui diri sendiri, respon siswa, dan rekan guru.



Siswa dapat mengungkapkan tentang bagian yang sulit untuk dipahami serta kesan dan pesan terkait aktivitas pembelajaran sehingga dapat mengetahui sejauh mana hasil belajar yang dicapai. Guru juga melakukan refleksi dan 4. Guru bertukar pendapat perbaikan secara dengan rekan guru 46



lainnya terkait berkelanjutan sehingga metode pembelajaran dapat membantu untuk yang dilakukan. melaksanakan pembelajaran yang lebih efektif 28



Terdapat plang 5S (Senyum, salam, sapa, sopan, dan santun) sebagai pengingat agar peserta didik dapat menumbuhkan akhlak yang baik. Dilakukan pengawasan terhadap karakteristik siswa. Dilakukan kontrol terhadap siswa. Tetap diberikan pengarahan kepada siswa, danPendidikan moral secara merata. 5. Terdapat plang 18 Nilai Pendidikan Karakter. 6. Terdapat 10 Budaya Malu Siswa.



Di sekolah tersebut, tetap dilakukan pengawasan terhadap karakteristik peserta didik, tetap diberikan pengarahan kepada siswa dan pendidikan moral secara merata, lalu terdapat plang yang dapat mengingatkan peserta didik akanbudaya malu, nilai Pendidikan karakter, 5S, dan juga pengingat untuk menjauhi Narkoba agar



6.Iklim kebhinekaan di Iklim kebhinekaan di satuan pendidikan telah dibangun Oktober satuan pendidikan dengan sangat baik, dengan 2022 Lingkungan satuan cara menghargai keragaman pendidikan yang agama maupun sosial budaya menghargai keragaman dan dukungan kesetaraan hak agama maupun sosial- telah terpenuhi. budaya dan dukungan kesetaraan hak.



Satuan pendidikan telah membangun iklim kebhinekaan yang sangat baik sehingga terciptanya rasa saling menghargai terhadap keragaman dari segi agama, sosial budaya dan hak.



29



Satuan pendidikan sudah melakukan perlakuan adil terhadapwarga satuan pendidikannya.



5.Iklim keamanan di 1. Oktober satuan pendidikan 2022 Satuan pendidikan yang memiliki kebijakan, pemahaman, dan program terkait perundungan, hukuman 2. fisik, kekerasan seksual dan narkotika sehingga 3. memberikan perlindungan dan rasa aman bagi warga satuan 4. pendidikan, baik secara fisik maupun psikologis.



29



Cara satuan pendidikan dalam berprilaku adil adalah dengan Oktober gender memberikan kesempatan yang 2022 Bagaimana lingkungan sama terhadap guru atau satuan pendidikan siswa baik laki-laki ataupun perempuan dalam berperilaku adil, menjalankan peran publiknya. memberikan 7. Iklim kesetaraan



peserta didik sadar dan paham akan hal tersebut



47



kesempatan yang sama bagi warga satuan pendidikan, baik lakilaki maupun perempuan dalam menjalankan peran publik.seperti dukungan kepala satuan pendidikan dan guru atas kesetaraan gender. 29



ini belum ada 8. Iklim inklusivitas Sejauh ditemukan murid dengan Oktober disabilitas ataupun murid 2022 Pengetahuan, penerimaan dan cerdas istimewa atau murid dukungan guru terhadap bakat istimewa. murid dengan disabilitas serta murid cerdas istimewa dan murid bakat istimewa.



Walau tidak ditemukan murid yang memiliki disabilitas ataupun istimewa akan tetapi guru memberikan memberikan pengetahuan, penerimaan, dan dukungan maksimal kepada semua murid tanpa terkecuali.



29 Oktober 2022



9. Dukungan orangtua dan murid terhadap program satuan pendidikan Partisipasi orangtua dalam kegiatan satuan pendidikan, dan partisipasi murid dalam penyusunan program satuan pendidikan.



Terdapat dua kurikulum yang diterapkan disekolah ini, Kurikulum Merdeka untuk kelas X dan Kurikulum K13 untuk kelas XI dan XII. Semua murid mengikuti pembelajaran sesuai dengan kurikulum masing-masing dengan baik. Selain itu, terdapat kegiatankegiatan lain seperti Ekstrakulikuler yang diikuti oleh murid sesuai dengan minat mereka masingmasing. Selanjutnyauntuk partisipasi orang tua, biasnya selalu diikutsertakan dalam rapat komite.



Murid berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran dan kegiatan lain di sekolah dengan baik. Sedangkan orang tua murid, biasanya diikutsertakan dalam kegiatan komite sekolah.



48



Kesimpulan: Pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan perlakuan guru dan staf tata usaha terhadap siswa di SMA Negeri 11 Palembang sudah baik. Tak lupa juga satuan pendidikan ini melibatkan orang tua dalam acara sekolah atau rapat komite. DOKUMENTASI



49