Laporan Hasil Observasi SMK N 2 DEPOK [PDF]

  • Author / Uploaded
  • anna
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN OBSERVASI MENGENAI ASPEK-ASPEK UNTUK MENENTUKAN KKM DI SMK NEGERI 2 DEPOK



Disusun oleh: Muhammad Dzaki Ardian Saputra



16504241002/A



Dosen Pengampu :



PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2018



KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah swt. karena atas berkanan-Nya laporan hasil observasi kami yang bertemakan “Pengelolaan Sarana dan Prasarana di Sekolah Menengah Kejuruan Trunojoyo Jember” dapat diselesaikan. Kami juga mengucapkan terimaksih kepada semua pihak yang turut serta dalam pembuatan makalah ini. Tanpa pihak lain, mungkin makalah ini tidak akan selesai tepat pada waktunya. Dalam makalah ini mengulas tentang bagaimana teori sarana dan prasarana pendidikan yang sebenarnya. Teori tersebut mencakup pengertian, jenis, peranan, dan standar dari sarana dan prasarana tersebut. Makalah ini juga memaparkan hasil observasi kami mengenai bagaimana ketersediaan atau pengelolaan dari sarana dan prasarana yang ada. Selain itu, makalah ini juga memaparkan hasil diskusi kami dengan menganalisis paparan observasi dengan teori yang sudah ada. Kami berharap apa yang ditulis dalam makalah ini dapat menambah pengetahuan pembaca terutama tentang bagaimana pengelolaan sarana dan prasarana di sekolah dengan baik. Selain itu, kami berharap makalah ini dapat digunakan sebagai bahan ajar dalam proses pendidikan yang mengenai sarana dan prasarana. Oleh sebab itu, kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat sangat baik bagi para pembaca. Kami sadar bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih banyak yang harus diperbaiki. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan agar kedepannya bisa lebih baik lagi.



Jember, 12 Maret 2017 Penyusun



BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demi tercapainya suatu negara yang sejahtera, salah satunya dapat diukur dari kualitas pendidikan. Pendididkan merupakan suatu sistem yang bertujuan untuk mensejahterakan bangsa melalui cara mendidik atau mengajarkan suatu ilmu kepada seseorang agar terjadi perubahan pada dirinya. Selama proses pendidikan juga perlu beberapa faktor pendukung, salah satunya ialah sarana dan prasarana. Sarana dan prasana sangatlah penting bagi berjalannya suatu proses belajar dan mengajar. Oleh sebab itu, dalam lingkup ini sarana dan prasarana sangatlah menarik untuk dibahas. Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat untuk mencapai tujuan tertentu dalam sebuah instansi maupun organisasi. Sedangkan prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggarakannya suatu proses baik itu usaha, pembangunan, maupun proyek. Namun terdapat perbedaan antara sarana dan prasarana. Sarana merupakan fasilitas yang dipakai secara langsung atau utama, sedangkan prasarana merupakan fasilitas yang menunjang dari sarana. Sarana dan prasarana merupakan salah satu objek penunjang yang sangat penting untuk taercapainya tujuan dari pendidikan. Di era saat ini, berbagai macam cara dilakukan pihak instansi pendidikan untuk meningkatkan mutu pendidikan. Salah satu cara yang dilakukan ialah meningkatkan mutu sarana dan prasarana baik dalam memilih dan mengelolanya. Sarana dan prasana yang baik juga akan berdampak bagi mutu pendidikan. Hal ini sangatlah menarik untuk dikaji lebih mendalam. Oleh karena itu, kami mempunyai inisiatif untuk melakukan observasi mengenai bagaimana pengelolaan sarana dan prasarana yang ada di Sekolah Menengah Kejuruan Trunjoyo Jember.



1.2 Rumusan Masalah 1.



Apa saja sarana dan prasarana yang ada di SMK Trunojoyo Jember?



2.



Bagaimana pengelolaan sarana dan prasarana tersebut?



3.



Apa yang menjadi kendala dalam mengelola sarana dan prasarana?



4.



Dana untuk sarana dan prasarana diperoleh dari mana?



5.



Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk memperbaharui sarana dan prasarana?



6.



Apa saja sarana dan prasarana yang kurang di SMK Trunojoyo Jember?



1.3 Tujuan dan Manfaat 1.



Untuk mengetahui sarana dan prasarana yang ada di SMK Trunojoyo Jember.



2.



Untuk mengetahui bagaimana mengelola sarana dan prasarana yang baik.



3.



Sebagai bahan untuk belajar baik bagi mahasiswa atau masyarakat umum.



4.



Untuk menambah wawasan dan pengetahuan.



5.



Untuk menambah pengalaman social education.



6.



Untuk memenuhi tugas matakuliah Profesi Kependidikan.



BAB II KAJIAN TEORI



A. Pengertian KKM Untuk menentukan dan melihat keberhasilan peserta didik maka dapat ditunjau dari kemampuan peserta didik terhadap KKM. Kriteria ketuntasan minimal (KKM) adalah kriteria paling rendah untuk menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan. Penetapan kriteria minimal ketuntasan belajar merupakan tahapan awal pelaksanaan penilaian hasil belajar sebagai bagian dari langkah pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Kurikulum berbasis kompetensi yang menggunakan acuan kriteria dalam penilaian, mengharuskan pendidik dan satuan pendidikan menetapkan kriteria minimal yang menjadi tolak ukur pencapaian kompetensi. Oleh karena itu, diperlukan panduan yang dapat memberikan informasi tentang penetapan kriteria ketuntasan minimal yang dilakukan di satuan pendidikan. Istilah kriteria dalam penilaian sering juga disebut sebagai tolak ukur atau standar. Kriteria, tolak ukur, standar adalah sesuatu yang digunakan sebagai patokan atau batas minimal untuk sesuatu yang diukur. Kriteria Ketuntasan Minimal adalah salah satu prinsip penilaian pada kurikulum berbasis kompetensi, yakni menggunakan kriteria tertentu dalam menentukan kelulusan peserta didik. Kriteria yang digunakan adalah nilai yangpaling rendah untuk menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan. Kriteria Ketuntasan Minimal biasanya menggunakan sepuluh jenjang penilaian yaitu dari 1 sampai 10 atau dari 1 sampai 100. B. Fungsi KKM Fungsi pembuatan KKM adalah: a. Memudahkan evaluator (guru) dalam melakukan penilaian terhadap objek yang akan dinilai karena ada patokan yang diikuti. b. Untuk menjawab dan mempertanggungjawabkan hasil penilaian yang sudah dilakukan. c. Untuk mengekang masuknnya unsur subjektif yang ada pada diri penilai.



d. Dengan adanya KKM, maka hasil evaluasi akan sama meskipun dilakukan dalam waktu yang berbeda dan dalam kondisi fisik penilai yang berbeda pula. e. Memberikan arahan kepada evaluator (guru) apabila evaluatornya lebih dari satu. C. Ketentuan Penetapan KKM Dalam penetapan nilai ketuntasan belajar minimum dilakukan melalui analisis ketuntasan minimum pada setiap indikator, KD dan SK. Ketuntasan belajar ideal untuk setiap indikator adalah 1-100 %, dengan batas minimal ideal minimum 75 %. Dalam menetapkan KKM sekolah harus mempertimbangkan kompleksitas, kemampuan ratarata siswa, dan Sumber Daya pendukung. a. Tingkat kompleksitas (kerumutan dan kesulitan) setiap indikator, KD dan SK per mata pelajaran yang harus dicapai siswa. Tingkat kompleksitas tinggi maka akan menuntut kemampuan berfikir tingkat tinggi, penalaran dan kecermatan siswa. Semakin tinggi tingkat kompleksitas mata pelajaran maka semakin sulit untuk dicapai, sehingga rata-rata nilainya



sangat rendah. Semakin rendah



tingkat kompleksitas mata pelajaran maka semakin mudah untuk dicapai sehingga rata-rata nilainya semakin tinggi. b. Tingkat kemampuan (intake) rata-rata siswa pada sekolah/madrasah yang bersangkutan. Kondisi rata-rata kemampuan peserta didik dijadikan acuan standar keberhasilan pembelajaran. Semakin tinggi rata-rata kemampuan peserta didik, maka semakin mudah untuk mencapai hasil belajar sehingga nilainya sangat tinggi. Semakin rendah rata-rata kemampuan peserta didik maka semakin sulit untuk dapat mencapai sehingga nilai rata-ratanya sangat rendah. c.



Kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran pada masig-msaing sekolah/madrasah. Semakin tercukupi sumber daya baik yang berupa sumber daya manusia maupun yang lainnya, semakin tinggi tingkat keefektifan pembelajaran. Semakin tinggi tingkat ketercukupan dan kesesuaian daya dukung sekolah/madrasah maka semakin mudah mencapai hasil belajar sehngga nilainya sangat tinggi. Semakin rendah tingkat



ketercukupan dan kesesuaian daya dukung sekolah/madrasah maka semakin sulit untuk mencapai hasil belajar yang ditetapkan sehingga rata-rata nilainya sangat rendah.



D. Yang Berhak Menyusun KKM KKM atau tolak ukur sebaiknya dibuat bersama dan sebaiknya dibuat oleh orang-orang yang membutuhkannya atau menggunakannya, yaitu calon evaluator, dengan maksud agar pada waktu menerapkannya tidak ada masalah karena mereka telah memahami, bahkan tau apa yang melatar belakanginya. Kriteria ketuntasan minimal ditetapkan oleh satuan pendidikan berdasarkan hasil musyawarah guru mata pelajaran di satuan pendidikan atau beberapa satuan pendidikan yang memiliki karakteristik yang hampir sama. Pertimbangan pendidik atau forum MGMP secara akademis menjadi pertimbangan utama penetapan KKM. Kriteria ketuntasan menunjukkan persentase tingkat pencapaian kompetensi sehingga dinyatakan dengan angka maksimal 100 (seratus). Angka maksimal 100 merupakan kriteria ketuntasan ideal. Target ketuntasan secara nasional diharapkan mencapai minimal 75. Satuan pendidikan dapat memulai dari kriteria ketuntasan minimal di bawah target nasional kemudian ditingkatkan secara bertahap.



E. Langkah-Langkah Penetapan KKM Penetapan KKM dilakukan oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran. Langkah penetapan KKM adalah sebagai berikut:  Guru atau kelompok guru menetapkan KKM mata pelajaran dengan mempertimbangkan tiga aspek kriteria, yaitu kompleksitas. Hasil penetapan KKM indikator berlanjut pada KD, SK hingga KKM mata pelajaran  Hasil penetapan KKM oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran disahkan oleh kepala sekolah untuk dijadikan patokan guru dalam melakukan penilaian;  KKM



yang



ditetapkan



disosialisaikan



kepada



pihak-pihak



berkepentingan, yaitu peserta didik, orang tua, dan dinas pendidikan;



yang



 KKM dicantumkan dalam LHB pada saat hasil penilaian dilaporkan kepada orang tua/wali peserta didik. Pedoman yang selanjutnya dikenal dengan istilah Kriteria Ketuntasan Minimal atau sering disingkat dengan KKM ini, dikonstruk dari berbagai hal yang mana hal tersebut berkaitan erat dengan faktor yang harus dilibatkan dalam mencapai kompetensi di setiap mata pelajaran. Hal tersebut antara lain: tingkat kesukaran materi, sarana yang tersedia dan kemampuan siswa. Berikut adalah langkah-langkah dalam menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM): 



Hitunglah jumlah Kompetensi Dasar (KD) setiap mata pelajaran setiap kelas







Tentukan kekuatan/ nilai untuk setiap aspek / komponen sesuai dengan kemampuan masing-masing aspek.







Aspek kompleksitas. Semakin komplek (sukar) KD maka nilainya semakin rendah, dan semakin mudah KD maka nilainya semakin tinggi.







Aspek sumber daya pendukung (sarana). Semakin tinggi sumber daya pendukung maka nilainya semakin tinggi







Aspek intake. Semakin tinggi kemampuan awal siswa (intake) maka nilainya semakin tinggi pula







Jumlah nilai setiap komponen, selanjutnya dibagi tiga untuk menentukan KKM setiap KD.







Jumlahkan seluruh KKM KD, selanjutnya dibagi dengan jumlah KD untuk menentukan KKM mata pelajaran







KKM setiap mata pelajaran pada setiap kelas tidak sama, tergantung pada kompleksitas KD, daya dukung, dan potensi siswa.



tabelnya:



Aspek yang dianalisis Kompleksitas



Kriteria dan Skala Penilaian Tinggi < 65



Sedang 65-



Rendah 80-



79



100



Daya dukung



Tinggi 80-100



Intake siswa



Tinggi 80-100



Sedang 65-



Rendah