Laporan Hasil Praktek Lapangan MTBS MTBM [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN HASIL PRAKTEK LAPANGAN PELATIHAN MTBS



BAB I PENDAHULUAN



A. LATAR BELAKANG Berdasarkan data SDKI 2017 diperkirakan 763.145 balita meninggal di Indonesia. 75% kematian balita terjadi sebelum ulang tahun pertama dan 63% kematian bayi terjadi di bulan pertama setelah lahir. Kematian terbanyak pada balita adalah karena diare, pneumonia, DBD, campak, Malaria. Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) merupakan suatu pendekatan keterpaduan dalam tatalaksana balita sakit yang dilaksanakan di fasilitas kesehatan tigkat dasar, seperti puskesmas, puskesmas pembantu,atau polindes. MTBS mencakup upaya perbaikan manajemen penatalaksanaan terhadap penyakit seperti pneumonia, diare, campak, malaria, infeksi telinga, malnutrisi serta upaya peningkatan pelayanan kesehatan, pencegahan penyakit seperti imunisasi, pemberian vitamin K, vitamin A dan konseling pemberian ASI atau makanan. MTBS digunakansebagai standar pelayanan bayi dan balita sakit sekaligus sebagai pedoman bagi tenaga keperawatan (bidan dan perawat) khususnya di fasilitas pelayanan kesehatan dasar. Penerapan MTBS dengan baik dapat meningkatkan upaya penemuan kasus secara dini, memperbaiki manajemen penanganan dan pengobatan, promosi serta peningkatan pengetahuan bagi ibu-ibu dalam merawat anaknya dirumah serta upaya mengoptimalkan sistim rujukan dari masyarakat kefasilitas pelayanan primer dan rumah sakit sebagai pusat rujukan.



B. LINGKUP BAHASAN Sesuai dengan latar belakang yang telah disampaikan diatas maka ruang lingkup pembahasan dalam laporan ini adalah penerapan tatalaksana MTBS pada balita sakitumur 2 bulan- 5 tahun dan/atau bayi muda umur< 2 bulan, meliputi penilaian,



pemeriksaan



melaksanakan Probolinggo.



kalakrya



dan



klasifikasi,



MTBS



di



komunikasi,



Puskesmas



monitoring



Krejengan



serta



Kabupaten



BAB II HASIL TINJAUAN LAPANGAN



Kegiatan hari pertama dilakukan pada hari senin tanggal 13 september 2021 bertempat di Puskesmas Krejengan. Agenda hari pertama adalah studi kasus MTBM dan MTBS baik dalam langkah klasifikasi, pengobatan atau tindakan serta pengisisan formulir . Didapatkan 1 kasus yaitu balita yang datang dengan keluhan batuk .Pada kasus tersebut dilakukan penilaian dan klasifikasi sesuai bagan MTBS dan langsung di tuliskan kedalam formulir MTBS ( Lampiran 1) Untuk kasus MTBS adalah balita An .Anisa , usia 4 bulan dengan klasifikasi Batuk bukan Pneumonia dan Gizi Kurang Kegiatan Hari ke dua dilakukan di hari selasa 14 September 2021 bertempat di Puskesmas Krejengan. Agenda hari ini adalah studi kasus MTBM baik mulai penilaian , klasifikasi ,pengobatan atau tindakan serta pengisian formulir. Didapatkan 1 kasus yaitu bayi usia muda yang datang dengan keluhan kemerahan di daerah lipatan leher . Pada kasus tersebut dilakukan penilaian , klasifikasi dan pengobatan sesuai dengan bagan MTBM dan langsung di tuliskan ke dalam formulir MTBM ( lampiran 2) Untuk studi kasus MTBM adalah bayi Moh.Ali ,usia 12 hari dengan klasifikasi infeksi bakteri lokal. Untuk kedua kasus tersebut akan dibahas di Bab 3 pembahasan.



BAB III PEMBAHASAN



1. Kasus MTBS Balita perempuan usia 4 bulan An Anisa datang ke Puskesmas Krejengan dengan keluhan batuk ,batuk sejak 7 hari , berat badn 5,3 kg dan panjang badan 67 cm. Anak tidak panas, suhu 36,4C.Anisa tidak



memiliki



tanda



bahaya



umum.



Sebelumnya



belum



berobat.Frekwensi nafas Anisa 42 kali per menit. Tidak terdengar adanya wheezing,tidak ada tarikan dada ke dalam. Anisa tidak diare, tidak ada keluhan telinga, LILA 12 cm dan imunisasinya sudah lengkap. Anak sadar dan gerakan normal. . Penilaian/Pemeriksaan dan Klasifikasi 1. Tanda Bahaya Umum Sebelum masuk penilaian dan pemeriksaan kami sudah melakukan pencatatan identitas pasien di formulir MTBS anak >2 bulan – 59 bulan sesuai umurnya. Berdasarkan hasil anamnesa dan penilaian/pemeriksaan kami, tidak didapatkan tanda-tanda bahaya umum. 2. Anak Batuk atau Sukar Bernafas Keluhan yang disampaikan bapak Anisa adalah Batuk sudah 7 hari.. Setelah dilakukan hitung nafas, diketahui hitung nafas anak 42 x/menit, tidak ada tarikan dinding dada, pengukuran saturasi oksigen tidak dilakukan. Berdasarkan data dan hasil pemeriksaan kami klasifikasikan sebagai Batuk Bukan Pneumonia.



3. Anak Diare Tidak ada keluhan diare yang disampaikan/dikeluhakan oleh bapak. 4. Anak Demam Pada saat pemeriksaan tidak ditemukan suhu ≥ 37,5°C dan tidak teraba panas 5. Anak mempunyai Masalah Telinga Tidak ada keluhan yang disampaikan saat anamnesa. 6. Status Gizi Berat badan 5,3 kg tinggi badan 67 cm . Berat badan menurut tinggi badan adalah -3 SD sampai -2 SD dan lingkar lengan 12 cm . diklasifikasikan sebagai Gizi Kurang 7. Anemia Tidak tampak pucat pada saat pemeriksaan, diklasifikasikan Tidak Anemia. 8. Status HIV Tidak dilakukan pengkajian karena anak tidak menderita pneumonia berulang, atau diare persisten/berulang atau gizi sangat kurus atau anemia berat. 9. Status Imunisasi Imunisasi sesuai BUKU KIA sudah lengkap diberikan.



10. Vitamin A Belum diberikan karena usia masih 4 bulan 11. Masalah atau Keluhan lain Ibu tampak kurang kosentrasi dan fokus saat diajak berbicara dengan petugas, menurut bidan desa ibu pasien sempat menderita Baby blues sindrom 12. Penilaian Pemberian Makan Karena anak berumur dibawah 2 tahun dan status gizi kurang maka dilakukan penilaian pemberian makan yaitu , ibu menyusui atau memberikan ASI 8 kali sehari , malam menyusui tetapi jarang jarang. Anak anisa tidak mendapat makanan lain selain ASI. Tindakan dan Pengobatan 1.Tetap berikan ASI sesuai keinginan bayi 2.Berikan pelega tenggorokan berupa Jeruk+kecap manis 3.Berikan ASI siang dan Malam sedikitnya 8 kali dalam 24 jam 4. Jangan memberikan makanan selain ASI 5. Timbang Berat Badan Setiap Bulan 6.Segera kembali jika : anak tidak bisa minum/menyusu, bertambah parah,timbul demam 7. Kunjungan ulang 2 hari jika belum ada perbaikan.



2. Kasus MTBM Bayi laki - laki usia 12 Hari An Muh.ali



datang ke Puskesmas



Krejengan dengan keluhan bercak kemerahan di kulit sejak 3 hari , berat badn 4.5 kg dan panjang badan 53 cm. Anak tidak panas, suhu 36,7C. Petugas menilai tanda untuk penyakit penyakit sangat berat atau infeksi bakteri berat dan infeksi bakteri lokal pada Muh Ali. Ibu mengatakan tidak kejang. Frekwensi nafas 55 kali per menit,tidak ditemukan tarikan dinding dada ke dalam. Tali pusat normal dan sudah lepas. Bercak kemerahan,ada nanah dan agak basah di dapatkan hanya di daerah sekitar leher dan lipatan leher. Status imunisasi lengkap dan diberi vitamin A ( sesuai Buku KIA). Anak sadar dan gerakan normal. Penilaian/Pemeriksaan dan Klasifikasi 1. Memeriksa kemungkinan penyakit sangat berat atau infeksi bakteri Berdasarkan hasil anamnesa dan Pemeriksaan didapatkan pustula di kuli lipatan leher dan sekita leher, berwarna kemerahan , ada nanah dan agak basah dan kami klasifikasikan sebagai infeksi bakteri lokal. 2. Penilaian dan Klasifikasi Ikterus Bayi tidak nampak kuning , baik pada hari pertama lahir maupun saat datang ke puskesmas , sehingga bayi kami klasifikasikan Tidak ada ikterus. 3. Penilaian dan Klasifikasi diare Tidak didapatkan keluhan diare 4. Penilaian dan klasifikasi HIV



Ibu bayi sudah dilakukan pemeriksaan HIV pada saat hamil dan hasil yang didapatkan Non Reaktif sehingga di klasifikasikan Mungkin Bukan infeksi HIV. 5. Menilai



kemungkinan



Berat



Badan



Rendah



dan



Masalah



Pemberian ASI Pada saat anamnesa ditemukan bahwa ibu tidak mengalami kesulitan dalam pemberian ASI. Asi diberikan sesuai dengan keinginan bayi ( lebih dari 10 kali) Pada penilaian Berat badan menurut umur didapatkan  -2SD, dan tidak diberi makanan selain ASI. Posisi menyusui ibu benar , bayi melekat dengan baik, mulut bayi menghisap dengan efektif. Tidak didptkan luka atau bercak (trush) di mulut serta tidak terdapat celah bibir/langit – langit. Dari penilaian diatas kami klasifikasikan sebagai Berat Badan Tidak rendah menurut umur dan tidak ada masalah pemberian ASI. 6. Penilaian Pemberian vitamin K , status imunisasi dan masalah atau keluhan lain. Vitamin K dan imunisasi sudah diberikan lengkap setelah lahir ( sesuai anamnesa dan Buku KIA). Tindakan dan Pengobatan 1. Gentamycin salep kulit 2x1 u.e selama 5 hari 2. Cuci tangan sebelum mengobati, bersihka krusta dan nanah dengan air matang secara hati hati di keringkan dengan kain bersih dan kering kemudian olesi, cuci tangan kembali 3. Berikan Asi sesering mungkin ( sebelum menyusui ibu cuci tangan dahulu) 4. Jaga Kehangatan Bayi 5. Cuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi



6. Hindarkan bayi kontak dengan orang sakit 7. Mandikan bayi dengan suhu stabil. Gunakan sabun dan air hangat , bersihkan tubuh dengan hati – hati 8. Segera kembali jika : bayi tidak mau menyusu, panas atau bertambah parah 9. Kontrol ulang 2 hari jika tidak ada perbaikan



BAB IV KESIMPULAN DAN REKOMENDASI



KESIMPULAN Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) merupakan salah suatu upaya untuk mengurangi angka kematian , kesakitan dan kecacatan pad balita. Pendekatan terpadu ini dilaksanakan untuk meningkatkan sistem pelayanan kesehatan , meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu serta pengasuh anak dalam perawatan anak termasuk pencarian pertolongan



kesehatan



,



serta



menigkatkan



kemampuan



serta



keterampilan tenaga kesehatan dalam menangani balita sakit. Penatalaksanaan balita sakit dan bayi muda tidak lepas dari penggunaan Buku Bagan MTBS dan formulir pencatatan. Buku Bagan merupakan panduan dan harus digunakan ketika melayani balita sakit maupun bayi muda sakit dan sehat di puskesmas. REKOMENDASI Implementasi



sistem



Manajemen



Terpadu



Balita



sakit



ini



diharapkan dapat terus dilaksanakan oleh Fasilitas kesehatan baik di Puskesmas maupun di Desa secara berkesinambungan. Oleh karen itu perlu dilakukan pelatihan atau peningkatan kapasitas tenaga kesehatan dengan pendekatan MTBS. Hal itu juga harus didukung oleh sarana dan Prasarana yg memadai dan komitmen bersama Puskesmas. Disamping itu perlu dilakukan pemantauan rutin implementasi MTBS dalam pelayanan sehari hari sehingga tingkat kepatuhan petugas menjadi baik.



Reward dan Punishment dari Kepala puskesmas mungkin bisa menjadi cambuk



bagi



nakes



untuk



menggunakan pendekatan MTBS.



melaksanakan



tatalaksana



balita



LAMPIRAN 1



LAMPIRAN 2