Laporan Ibs Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan Residensi [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Iv An
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PROPOSAL PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN “BANGUNAN DAN FISIK RUMAH SAKIT” DI RUMAH SAKIT MITRA MEDIKA MEDAN



DISUSUN OLEH:



PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT INSTITUT KESEHATAN HELVETIA 2018



INSTALASI BEDAH SENTRAL RUMAH SAKIT UMUM MITRA SEJATI MEDAN



1. PENDAHULUAN



Ruang Operasi Rumah Sakit merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam penyelenggaraan pelayanan medik di sarana pelayanan kesehatan.Ruang Operasi adalah suatu unit khusus di rumah sakit yang berfungsi sebagai daerah pelayanan kritis yang mengutamakan aspek hirarki zonasi sterilitas.Oleh karena itu kegagalan dalam pembedahan jangan sampai disebabkan oleh faktor perencanaan dan perancangan fisik bangunan dan utilitasnya yang tidak memenuhi persyaratan teknis. Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit telah menerangkan mengenai teknis fasilitas ruang operasi persyaratan dan standar rumah sakit yang memenuhi standar pelayanan, keamanan, serta keselamatan dan kesehatan kerja. Dengan adanya undang-undang ini diharapkan kegagalan yang disebabkan faktor fisik bangunan dan utilitasnya dapat dicegah. Pembangunan Ruang Operasi Rumah Sakit harus bertujuan memperhatikan kaidahkaidah pelayanan kesehatan, sehingga bangunan ruang operasi yang akan dibuat memenuhi standar kemanan, keselamatan, kemudahan dan kenyamanan bagi pasien dan pengguna bangunan lainnya serta tidak berakibat buruk bagi keduanya. Bangunan Ruang Operasi Rumah Sakit, strukturnya harus direncanakan kuat/kokoh, dan stabil dalam memikul beban/kombinasi beban dan memenuhi persyaratan kelayanan



(;serviceability)



selama



umur



layanan



yang



direncanakan



dengan



mempertimbangkan fungsi bangunan Ruang Operasi Rumah Sakit, lokasi, keawetan, dan kemungkinan pelaksanaan konstruksinya. Kemampuan memikul beban diperhitungkan terhadap pengaruh-pengaruh aksi sebagai akibat dari beban-beban yang mungkin bekerja selama umur layanan struktur, baik beban muatan tetap maupun beban muatan sementara yang timbul akibat gempa dan angin.Dalam perencanaan struktur bangunan Ruang Operasi Rumah Sakit terhadap pengaruh gempa, semua unsur struktur bangunan Ruang Operasi Rumah Sakit, baik bagian dari sub struktur maupun struktur bangunan, harus diperhitungkan memikul pengaruh gempa rancangan sesuai dengan zona gempanya.



Ruangan yang harus ada dalam ruang operasi adalah sebagai berikut: · Ruang Pendaftaran · Ruang Tunggu Pengantar · Ruang Transfer (Transfer Room) · Ruang Tunggu Pasien (Holding Room) · Ruang Persiapan Pasien · Ruang Induksi · Ruang Penyiapan Peralatan · Ruang Operasi · Ruang Pemulihan · Ruang Resusitasi Bayi/ Neonatus · Ruang Loker · Ruang Dokter



· Scrub Station · Ruang Utilitas Kotor (Spoel Hoek, Disposal) · Ruang Penyimpanan Peralatan Kebersihan (Janitor) · Ruang Linen · Ruang Penyimpanan Peralatan



Peraturan Menteri Kesehatan (PERMENKES RI) tentang persyaratan bangunan fisik kamar operasi tertuang dalam



Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor



1204/MENKES/SK/X/2004, Dimana persyaratan Ruang Operasi adalah sebagai berikut: -Indeks angka kuman: 10 CFU/m³, -Indek pencahayaan: 300 – 500 lux, -Standar suhu: 19 – 24 ºC, kelembaban: 45 – 60 %, -Tekanan udara: Positif, -Indeks kebisingan 45 dBA dan -Waktu pemaparan 8 jam. Untuk pemantauan kualitas udara ruang harus dilakukan uji kualitas udara (kuman, debu, dan gas). Sebagian besar Rumah Sakit belum sepenuhnya sesuai dengan keputusan tersebut diatas, khususnya yang berhubungan dengan STERILISASI serta tekanan UDARA di dalam ruang operasi. Efisiensi Udara 99.99% didapat dengan Menggunakan HEPA FILTER dimana FSI FILTER SOLUTION INDONESIA 08128858138 adalah pakarnya, sedangkan Cara pengukuran tekanan udara dapat dilakukan dengan cara konvensional yaitu, letakkan pita ringan didepan pintu ruang operasi (pintu dalam keadaan dibuka sedikit; secukupnya), jika pita tersebut tidak bergerak menjauh dari pintu tersebut



maka dipastikan tidak ada tekanan udara dari dalam ruang operasi. Dan selama AC yang dipakai di dalam ruang tersebut tidak menggunakan system supply dan return air (ada udara yang diambil dari luar dan disaring kemudain masuk kedalam system pendingin untuk didistribusikan di dalam ruangan tersebut, serta adanya pembuangan sebagian udara ke luar ruang operasi melalui system pendingin udara),maka selama itu pula klasifikasi ‘TEKANAN POSISTIF’tidak pernah akan tercapai. Produk AC yang siap pasang di pasaran adalah AC type split duct (system kerjanya seperti AC Sentral) tetapi daya listrik yang dibutuhkan relative kecil dan dapat di design untuk masing-masing ruang/kamar operasi. Filter yang dipakai adalah HEPA FILTER yang biasanya di supply oleh FSI FILTER SOLUTION INDONESIA, efisiensi 99.99% dan DOP Test 0,3 mikron. Design atas keperluan standar ruang operasi dengan luas 6 x 6 meter tinggi plafon 3 meter dengan kelengkapan peralatan medis di dalamnya cukup digunakan AC Split duck dengan kapasitas lebih kurang 6 PK. Biayanya relative murah bila dibandingkan dengan fungsi pemenuhan standard dan kualitas layanan RUMAH SAKIT atau Klinik yang mengadakan tindakan OPERASI. Material Lantai, Dinding dan Plafon: Lantai: Sebaiknya menggunakan vinyl ketebalan 2.5 mm – 3 mm, warna sesuai selera, sebaiknya warna polos (tidak bercorak). Gunakan spesifikasi terbaik untuk fungsi jangka panjang. Dinding:



Sebaiknya menggunakan gypsum dengan ketebalan 15mm atau double layer dengan ketebalan masing-masing 10mm (lebih direkomendasikan menggunakan gypsum water resistant), dengan konstruksi yang kuat, jarak antara main support (vertical) tidak lebih dari 400mm (40cm), dan horizontal framenya tidak lebih dari 600mm (60 cm), bila ruangan operasi lebih dari satu dan bersebelahan, pasang isolasi antara kedua dinding dapat menggunakan Styrofoam, atau lembaran spon lembut. Hindari penggunaaan isolasi yang berasal dari bahan yang mengandung partikel micron.Finishing pengecatan cukup dengan menggunakan bahan epoxy painting. Plafon: Menggunakan gypsum dengan ketebalan 12 mm jenis water resistant, rangka galvalum dengan size ukuran 300mm x 300 mm, plus original accessories, dengan ketahanan beban minimal 60 kg. Finishing pengecetan epoxy sudah cukup memadai sesuai standar yang dikehendaki.Tidak dibenarkan ada ‘opening space’ untuk maintenance di dalam ruang operasi, jenis lampu penerangan dan lampu operasi harus dipilih yang berkualitas bagus agar pemasangannya tidak mengalami kendala bila ada lubang-lubang kecil disekitar konstruksi lampu. Kelengkapan lain: Gas Sentral minimal: Oksigen, N2O dan Medical compressed air. Bila tingkat kompleksitas ruangan operasinya tinggi (Micro Surgery) disarankan outlet oksigen lebih dari satu (Harus ada CADANGAN GAS) dan harus menggunakan system pendant termasuk kebutuhan outlet listriknya. Sesuaikan dengan peruntukan ruang operasi.



Medical Equipment: Equipment basic yang harus ada : 



Meja Operasi (Electric/manual),







Anastesi mesin,







Pasien monitor (sebaiknya 7 parameter; dengan menu IBP),







Instrumen trolley,







medicine trolley,







Waste basket,







Kick basket,







Foot stool, (laparoscopy recommended),







Instrument, dll



Lay Out: Dilengkapi dengan PASS BOX, preparation room, scrub station, recovery room, access ke ICU, access dipisahkan untuk instrument steril dan non steril, pintu sebaiknya automatic/manual sliding, ada koridor semi steril dan non steril, ada ruang ganti perawat dan dokter yang dipisahkan antara pria dan wanita, ada ruang dokter dan perawat , ruang linen bersih, ruang penyimpanan obat dan lain-lain.



2. LAPORAN PENINJAUAN IBS RSU MITRA MEDIKA Laporan peninjauan dari instansi bedah sentral rumah sakit umum mitra medika. Instalasi Bedah Sentral Rumah Sakit Umum Mitar Medika berada dilantai 4 (empat) rumah sakit berdampingan dengan ICU. Dari hasil penelusuran yang kami lihat,



Pelayan di ruangan IBS secara keseluruhan mengenai ruangan operasi, ruang pre dan post operasi, tempat penyimpanan alat, lantai, dinding, Ac, lampu atau pencahayaan , ruang linen telah mengikuti standar pelayanan, keamanan, serta keselamatan dan kesehatan kerja seperti pada teori diatas. Hasil tersebut dapat dapat kita lihat dari gambar-gambar berikut:



Ruang Pendaftaran:



· Ruang Tunggu Pengantar



· Ruang Transfer (Transfer Room)



· Ruang Tunggu Pasien (Holding Room)



· Ruang Persiapan Pasien



· Ruang Induksi



· Ruang Penyiapan Peralatan



· Ruang Operasi



· Ruang Pemulihan



· Ruang Resusitasi Bayi/ Neonatus



· Ruang Loker



· Ruang Dokter



Scrub Station · Ruang Utilitas Kotor (Spoel Hoek, Disposal)



· Ruang Penyimpanan Peralatan Kebersihan (Janitor) · Ruang Linen dan Ruang Penyimpanan Peralatan