Laporan Inovasi Kepala Sekolah [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KATA PENGANTAR Puji syukur kehadiran Allah SWT yang selalu melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada penulis sehingga laporan inovasi kepala SMK Negeri Winongan tahun 2020 dapat terselesaikan sesuai dengan rencana. Laporan ini berisi inovasi yang dilakukan kepala sekolah SMK Negeri Winongan selama tahun 2020. Inovasi yang dilaporkan adalah inovasi dibidang manajerial, di bidang pengembangan kewirausahaan, dan di bidang supervisi. Dengan adanya laporan ini diharapkan setiap kepala sekolah harus memilki inovasi setiap tahunnya untuk pengembangan sekolah yang dipimpinnya. Laporan ini selanjutnya diserahakan ke Kabid GTK. Penulis menyadari bahwa lupa bantuan semua pihak, laporan ini tidak diwujud. Untuk itu, saya mengucapkan terima kasih kepada: 1. Kepada Cabang Dinas Wilayah Kab./Kota Pasuruan. 2. Pengawas Pembina SMK Negeri Winongan Kabupaten Pasuruan. 3. Bapak/Ibu Guru SMK Negeri Winongan Kabupaten Pasuruan. 4. Teman-teman sejawat lain yang belum dapat penulisan sebutkan satu per satu Demikianlah, semoga laporan ini dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Penulis,



i



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.............................................................................................................i DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii BAB I......................................................................................................................................1 PENDAHULUAN..................................................................................................................1 1.1



Latar Belakang.........................................................................................................1



2.1



Tujuan.....................................................................................................................3



BAB II.....................................................................................................................................4 INOVASI KEPALA SMKN WINONGAN..........................................................................4 2.1 Inovasi Kepala Sekolah sebagai di Bidang Manajerial.............................................4 2.1.1



Pojok Net..........................................................................................................6



2.2.1



Zona Net...........................................................................................................7



2.2 Inovasi Kepala Sekolah Sebagai Bentuk Pengembangan Kewirausahaan............10 2.2.1 D’ART (Drawing, Architerture, Reward and Technologi)....................................13 2.2.2 JeBol Servis bekerja sama dengan AHASS (Jemput Bola Servis Bersama..........15 AHASS Karina Motor)...................................................................................................15 2.3 Inovasi Kepala Sekolah sebagai Supervisor.............................................................17 BAB III.................................................................................................................................24 PENUTUP............................................................................................................................24 3.1 Kesimpulan.................................................................................................................24 3.2 Saran...........................................................................................................................25



ii



i



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepala Sekolah adalah penanggung jawab atas penyelenggaraan Pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga pendidikan lainnya, pendayagunaan serta pemeliharaan sarana dan prasarana. Kepala sekolah juga sebagai supervisor pada sekolah yang dipimpinnya. Jika dilihat dari syarat guru untuk menjadi kepala sekolah , kepala sekolah bisa dikatakan sebagai jenjang karier dari jabatan fungsional guru. Kepala



Sekolah



merupakan



ujung



tombak



dalam



sebuah



lembaga



pendidikan, yaitu sekolah.Dari tingkat pendidikan dasar hingga tingkat pendidikan menengah, kepala sekolah memiliki peran yang sangat strategis. Kepala sekolah sebagai nakoda di sebuah sekolah sangat menentukan arah kebijakan sebuah sekolah. Kepala sekolah bagaikan seorang ibu yang menggambar anak bayinya untuk dibawa ke mana anaknya, begitu juga kepala sekolah. Kepala Sekolah bukanlah sekadar tugas tambahan seorang guru. Tidak semua guru memiliki kesempatan untuk menjadi kepala sekolah. Selain harus memiliki persyaratan tersendiri, seorang guru harus lulus seleksi administrasi dan seleksi kompetensi untuk bisa menjadi kepala sekolah. Tes dilaksanakan dalam bentuk tulis dan wawancara. Tidak sampai di situ saja, seorang guru yang lolos seleksi juga harus mengikuti diklat yang dilaksanakan oleh Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LP2KS). LP2KS



memiliki



tugas



untuk



melaksanakan



penyiapan,



pengembangan, dan pemberdayaan kepala sekolah. Dalam melaksanakan



1



tugasnya, LPPKS memiliki fungsi sebagai (1) Penyiapan,



Pengembangan



dan



Pemberdayaan



Penyusunan Program Kepala



Sekolah,



(2)



Pengelolaan Data dan Informasi mutu dan kompetensi kepala sekolah, (3) Fasilitasi dan Pelaksanaan Penyiapan dan Peningkatan Kompetensi Kepala Sekolah, dan (4) Evaluasi Program dan Fasilitasi Peningkatan Kompetensi Kepala Sekolah. Berdasarkan pasal 15 Permendikbud Nomor 6 Tahun 2018 tentang Penugasan Guru Sebagai Kepala Sekolah, dinyatakan tugas pokok dan fungsi Kepala sekolah meliputi, (1)



Beban kerja kepala sekolah



sepenuhnya buat melaksanakan tugas pokok manajerial, pengembangan kewirausahaan, dan supervisi pada guru dan tenaga kependidikan; (2) Kepala sekolah yang melaksanakan tugas pembelajaran atau bimbingan, tugas pembelajaran atau bimbingan itu adalah tugas tambahan di luar tugas pokoknya; (3) Beban kerja kepala sekolah tujuannya buat mengembangkan sekolah dan meningkatkan mutu sekolah berdasarkan 8 standar Nasional Pendidikan; (4) Beban kerja kepala sekolah yang ditempatkan di SILN, selain melaksanakan beban kerja, juga melaksanakan promosi kebudayaan Indonesia, dan (5) Dalam hal kekurangan guru dalam satuan pendidikan, kepala sekolah melaksanakan tugas pembelajaran dan bimbingan supaya proses pembelajaran tetap berlangsung. Berdasarkan Permendikbud di atas, khususnya ayat (1) disebutkan bahwa kepala sekolah sepenuhnya melaksanakan tugas pokok manajerial, pengembangan



kewirausahaan,



dan



supervisi



pada



guru



dan



tenaga



kependidikan. Dalam menjalankan ketiga tugas pokok tersebut, kepala sekolah harus terus melakukan inovasi, baik dalam menjalankan tugas pokoknya sebagai manajerial, sebagai pengembang kewirausahaan, maupun sebagai supervisor. Inovasi yang dimaksud di sini adalah sebuah proses atau hasil pengembangan



pemanfaatan



/mobiisasi



pengetahuan,



keterampilan,



dan



2



pengalaman untuk menciptakan atau memperbaiki produk, proses, dan/sistem yang baru yang memberikan nilai yang berarti atau signifikan. Inovasi kepala SMK Negeri Winongan di tahun 2020 meliputi ketiga tugas pokoknya sebagai manajerial, yaitu (1) Akses Pojok Net, dan (2) Penyediaan Zona Net. Inovasi di bidang pengembangan kewirausahaan lewat D’Art Kompetensi keahlian DPIB serta JeBol Servis Kompetensi Keahlian TBSM. Sementara itu, inovasi kepala sekolah sebagai supervisor, yaitu: Pembuatan aplikasi E_Supervisi. Aplikasi ini berguna untuk mempermudah kepala sekolah ketika melakukan supervisi. Berbagai inovasi kepala SMK Negeri Winongan Kabupaten Pasuruan ini tentunya dapat menunjukkan kreativitas seorang kepala sekolah, baik dalam menjalankan



tugasnya



sebagai



manajerial,



pengembang



kewirausahaan,



maupun sebagai supervisor. Dengan berbagai inovasi diharapkan visi sekolah SMK Negeri Winongan bisa segera terwujud.



2.1 Tujuan Laporan inovasi kepala sekolah ini memiliki tujuan sebagai berikut, 1) Meningkatkan



kinerja



kepala



sekolah



dalam



menjalankan



tugas



pokoknya. 2) Meningkatkan mutu sekolah menuju sekolah yang memenuhi delapan Standar Nasional Pendidikan (SNP). 3) Mengetahui berbagai jenis inovasi kepala sekolah yang telah dilakukan selama tahun 2020.



3



BAB II INOVASI KEPALA SMKN WINONGAN 2.1 Inovasi Kepala Sekolah sebagai di Bidang Manajerial Salah tugas pokok kepala berdasarkan Permendikbud nomor 6 tahun 2018 tentang penugasan guru sebagai kepala sekolah adalah kepala sekolah



sebagai



manajerial. Manajerial yang dimaksud di sini adalah Dalam bidang manajerial ini berhubungan dengan pengelolaan sekolah, sehingga seluruh sumber daya bisa disediakan dan dimanfaatkan secara optimal demi mencapai tujuan sekolah secara efektif serta efisien. Tugas manajerial tersebut meliputi: Menyusun perencanaan sekolah, mengelola program pembelajaran, mengelola kesiswaan, mengelola sarana dan prasarana, mengelola personal sekolah, mengelola keuangan sekolah, mengelola hubungan sekolah dan masyarakat, mengelola adminstrasi sekolah, mengelola sistem informasi sekolah, mengevaluasi program sekolah, dan memimpin sekolah. Kepala sekolah adalah guru yang mendapat tugas tambahan sebagai kepala sekolah. Meskipun sebagai guru yang mendapat tugas tambahan kepala sekolah merupakan orang yang paling bertanggung jawab terhadap aplikasi prinsip-prinsip administrasi pendidikan yang inovatif di sekolah. Sebagai orang yang mendapat tugas tambahan berarti tugas pokok kepala sekolah tersebut adalah guru yaitu sebagai tenaga pengajar dan pendidik, di sini berarti dalam suatu sekolah seorang kepala sekolah harus mempunyai tugas sebagai seorang guru yang melaksanakan atau memberikan pelajaran atau mengajar bidang studi tertentu atau memberikan bimbingan. Berarti



kepala sekolah menduduki dua fungsi yaitu sebagai tenaga



kependidikan dan tenaga pendidik.



4



Beralih ke konsep manajerial, manajerial merupakan kata sifat yang berhubungan dengan kepemimpinan dan pengelolan. Dalam banyak kepustakaan, kata manajerial sering disebut sebagai asal kata dari management yang berarti melatih atau secara harfiah diartikan sebagaikan to handle yang berarti mengurus, menangani, atau mengendalikan. Sementara itu, management merupakan kata benda yang dapat berarti pengelolaan, tata pimpinan, atau ketatalaksanaan. Pada prinsipnya, pengertian manajemen mempunyai beberapa karakteristik sebagai berikut: ada tujuan yang dapat dicapai; sebagai perpaduan ilmu dan seni; merupakan proses yang sistematis, terkoordinasi, koperatif, dan terintegrasi dalam memanfaatkan unsur-unsurnya; ada dua orang atau lebih yang bekerja sama dalam suatu organisasi; didasarkan pada pembagian kerja, tugas dan tanggung jawab; mencakup beberapa fungsi; merupakan alat untuk mencapai



tujuan. Manajemen



merupakan suatu proses pengelolaan sumber daya yang ada mempunyai empat fungsi kegiatan perencanaan, perorganisasaian, penggerakan, dan pengawasan yang dilakukan untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya. Berkaitan dengan hal tersebut tugas dan tanggung jawab kepala sekolah adalah



merencanakan,



mengorganisasikan,



mengarahkan,



mengkoordinasikan,



mengawasi dan mengevaluasi seluruh kegiatan sekolah, yang meliputi bidang proses belajar mengajar, administrasi kantor, administrasi siswa, administrasi pegawai, administrasi perlengkapan, administrasi keuangan, administrasi perpustakaan, administrasi hubungan masyarakat. Oleh sebab itu, dalam rangka mencapai tujuan organisasional, kepala sekolah pada dasarnya mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk melakukan perencanaan, pengorganisasian, pergerakan, dan pengawasan terhadap seluruh sumber daya yang ada dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan di sekolah.



5



Adapun inovasi kepala SMK Negeri Winonan sebagai seorang manajarial di tahun 2020 yaitu Pojok Net dan Zona Net. Kedua inovasi ini diuraikan sebagai berikut. 2.1.1 Pojok Net Memasuki era revolusi industri, terdapat perubahan signifikan yang dirasakan terutama dalam bidang pendidikan. Secara simultan, sebagai pendidik maka kewajiban kita adalah memperkokoh penguatan literasi baru yang sinergis dengan penguasaan kompetensi bidang keilmuan dan keahlian pada siswa [Fitriani & Iksan. 2019]. Literasi merupakan kemampuan siswa untuk membaca dalam pengertian secara harfiah, maupun membaca kejadian yang sedang berlangsung. Dewasa ini, kegiatan membaca tidak hanya dilakukan dengan metode kontemporer, seperti membeli buku atau pergi ke perpustakaan. Membaca dapat dilakukan dengan berbekal aplikasi tertentu sehingga dapat diakses dengan mudah kapanpun dan dimanapun. Teknologi dan era komputerisasi memudahkan kegiatan literasi, sehingga big data dapat diakses dengan mudah oleh siswa. Big data merupakan kumpulan informasi yang tak terbatas. Untuk menunjang keefektifan penggunaan big data, maka tugas pendidik adalah menyiapkan siswa agar memiliki kemampuan dalam menggunakan dan memanfaatkan big data (teknologi) dengan baik. Teknologi dapat dimanfaatkan untuk memperoleh informasi dan ilmu pengetahuan yang lebih banyak dan bermanfaatMemasuki era revolusi industri, terdapat perubahan signifikan yang dirasakan terutama dalam bidang pendidikan. Secara simultan, sebagai pendidik maka kewajiban kita adalah memperkokoh penguatan literasi baru yang sinergis dengan penguasaan kompetensi bidang keilmuan dan keahlian pada siswa [Fitriani & Iksan. 2019]. Literasi merupakan kemampuan siswa untuk membaca dalam pengertian secara harfiah, maupun membaca kejadian yang sedang berlangsung. Dewasa ini, kegiatan membaca tidak hanya dilakukan dengan metode kontemporer, seperti membeli buku atau pergi ke perpustakaan. Membaca dapat dilakukan dengan



6



berbekal aplikasi tertentu sehingga dapat diakses dengan mudah kapanpun dan dimanapun. Guna mempermudah literasi dan penggalian informasi di wujudkanlah inovasi Pojok Net, Pojok Net bisa diakses disisi manapun sekolah.



7



1.1 Depan Perpustakaan 1.2 Gazebo Depan 2.2.1



Zona Net Pandemi Covid-19 masih belum menunjukan termasuk



penurunan, di



Jawa



Timur



Khususnya Kabupaten Pasuruan. Alasan itulah yang membuat pemerintah



masih



melarang



adanya kegiatan tatap muka di lingkungan



sekolah.



Pembelajaran dilakukan dengan cara daring (dalam jaringan) mulai dari pemberian bahan ajar sampai tugas yang harus dikerjakan sebagai salah satu syarat aktivitas peserta didik di rumah. Pemindahan kegiatan belajar dari  sekolah ke rumah ini adalah sebagai upaya untuk menjaga jarak sosial, mau tidak mau harus dilaksanakan. Dengan segala keterbatasan yang ada, mulai dari jaringan data yang tidak dimiliki peserta didik dan terbatasnya kemampuan orang tua membuat banyaknya peserta didik yang terhambat dalam melaksanakan tugasnya. Dari persoalan yang sulit terurai tersebut, SMK Negeri Winongan meluncurkan program ”Zona Net” Program tersebut merupakan salah satu dari program Spectakuler yang di usung Ibu Evi Ristiana Andayani, M.Pd. selaku kepala SMK Negeri Winongan. Program wifi gratis ini dilaksanakan untuk membantu peserta didik yang kesulitan dan terkendala jaringan internet. Seluruh peserta didik yang tedaftar di SMK Negeri Winongan memilik hak akses untuk jaringan tersebut.  Saat ini sudah terpasang titik Wifi melalui metode wireless dan berinduk dari jaringan internet SMK Negeri Winongan di wilayah Kecamatan Winongan dan sekitarnya sesuai dengan pemetaan zonasi 8



peserta didik. Selain untuk  membuka aplikasi BDR (Belajar dari Rumah), Video pembelajaran, mencari materi tugas, Wifi ini juga digunakan peserta didik untuk melaksanakan PTS (Penilaian Tengah Semester) dan Juga PAS (Penilaian Akhir Semester) Berikut adalah lokasi Zona Net Wifi tersebut : 1. Siti Ananda Khofifah, Alamat : Dusun Keden RT/RW 16/04, Desa Pandanrejo Kec. Rejoso 2. Imam Aminulloh, Alamat : Dusun Getah Lor, Desa Minggir Kec. Winongan 3. Fifi Lailatun Nikmah, Alamat : Dusun Qurban RT. 02/ RW. 07 Desa Gading Kec. Winongan 4. Sukma Aulia, Alamat : Dusun Jambean RT. 08/ RW. 01 Desa Sumberejo Kec. Winongan 5. Nur Cholifa, alamat : Dusun Karangasem, Desa Tenggilis Kec. Gondang wetan Dengan adanya fasilitas tersebut diharapkan dapat mempermudah bagi siswa yang tidak memiliki akses internet. Beberapa Zona Net :



9



2.1 Rumah Siti Ananda https://maps.app.goo.gl/jS6e7zRTaeM7HHqq8



2.2 Rumah Imam Aminullah https://maps.app.goo.gl/hD6e7zRTaeM8YYhqt9 2.2 Inovasi Kepala Sekolah Sebagai Bentuk Pengembangan Kewirausahaan. Kepemimpinan merupakan salah satu faktor utama dalam mencapai suatu tujuan organisasi. Kepemimpinan hanya bisa dilakukan oleh pemimpin yang mempunyai keahlian memimpin, memiliki kemampuan mempengaruhi pendirian atau pendapat orang lain, serta orang yang aktif dalam membuat rencana, mengkoordinasi, melaku- kan percobaan dan memimpin untuk mencapai tujuan bersama. Sondang P. Siagian (dalam Andriansyah, 2015:6) menyebutkan ciri seorang pemimpin yang ideal antara lain: 1. memiliki pengetahuan umum yang luas, 2) kemampuan untuk tumbuh dan berkembang, 3) memiliki sifat inkuisitif yaitu rasa ingin tahu, 4) memiliki kemampuan analitik, 5) memiliki daya ingat yang kuat, 6) kapasistas integratif, 7) memiliki keterampilan berkomunikasi yang efektif, 8) keterampilan mendidik, 9) memiliki kemampuan berfikir dan bertindak secara



10



rasional, 10) objektivitas, 11) pragmatisme, 12) kemam- puan menentukan peringkat prioritas, 13) kemampuan membedakan yang urgen dan yang penting, 14) memiliki naluri tepat waktu, 15) memiliki rasa kohesi yang tinggi, 16) memiliki rasa relevansi yang tinggi, 17) keteladanan, 18) menjadi pendengar yang baik, 19) adatabilitas, 20) fleksibilitas, 21) ketegasan, 22) keberanian, 23) orientasi masa depan, 24) sikap yang antisipatif dan proaktif. Dalam dunia pendidikan kepala sekolah merupakan pemimpin sekolah. Kepala sekolah merupakan tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin sekolah. Kepala sekolah yang memiliki jiwa wirausaha mempunyai tujuan dan pengharapan yang dijabarkan dalam visi, misi, tujuan dan rencana strategis yang realistik. Sudrajat (2010) menyebutkan kepala sekolah yang berjiwa wirausaha memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1) berpikir kreatif-inovatif, 2) mampu membaca arah perkembangan dunia pendidikan, 3) dapat menunjukkan nilai lebih, 4) perlu menumbuhkan kerjasama tim, 5) selalu mengupgrade ilmu pengetahuan dan teknologi, 6) mampu membangun kedekatan personal, 7) bisa menjawab tantangan masa depan. Pada Pasal 15. Beban kerja Kepala Sekolah sepenuhnya untuk melaksanakan tugas pokok manajerial, pengembangan kewirausahaan,dan supervisi kepada guru dan tenaga kependidikan. Tujuannya agar kepala sekolah dapat fokus pada pengemabangan 8 standar pendidikan. Terdapat lima komponen dalam penilaian kepala sekolah yaitu hasil : 1. Pelaksanaan tugas manajerial; 2. Pengembangan kewirausahaan; 3. Pelaksanaan supervisikepada guru dan tenaga kependidikan; 4. Pelaksanaan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan; 5. Tugas tambahan diluar tugas pokok



11



Kepala sekolah harus dapat mengfungsikan perannya secara maksimal dan mampu memimpin sekolah dengan bijak dan terarah serta mengarah pada pencapaian tujuan maksimal demi meningkatnya kualitas dan mutu pendidikan disekolah. Pendidikan yang berkualitas ditandai dengan kepala sekolah yang mempunyai keahlian lengkap sebagai pemimpin, guru yang mempunyai keahlian memadai dalam mengajar, dan siswa yang bisa belajar dan mampu menyerap setiap materi pelajaran. Kepala sekolah sebagai agen pembaharu mengembangkan sekolahnya



melalui



kepemimpinan



kewirausahaan



dengan



mengorganisir



sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama dengan perilaku proaktif, mengoptimalkan risiko, berinovasi untuk memanfaatkan peluang, mengambil tanggung jawab pribadi dan mengelola perubahan dalam lingkungan yang dinamis untuk kepentingan organsisasi sekolah. Kepala sekolah mempunyai tugas yang sangat penting dalam mendorong guru untuk melakukan proses pembalajaran guna menumbuhkan kemampuan kreatifitas, daya inovatif, kemampuan pemecahan masalah, berpikir kritis dan memiliki naluri jiwa kewirausahaan bagi siswa sebagai produk suatu sistem pendidikan. Pendidikan mengemban peran penting menyiapkan sumberdaya manusia terampil, kreatif, inovatif, unggul, dan kompetitif di Era MEA. Pemberlakukan MEA menjadi momentum yang baik untuk melakukan perbaikanperbaikan pada sector pendidikan Indonesia agar mampu menghasilkan SDM yang berdaya saing tinggi. Pendidikan kewirausahaan merupakan satu konsep pendidikan yang memberikan semangat pada peserta didik untuk kreatif dan inovatif dalam mengerjakan sesuatu hal. Pendidikan kewirausahaan mengarahkan dan mem- bekali 12



peserta didik untuk bisa cepat dalam merespon perubahan dan memahami kebutuhan social ekonomi masyarakat. Pendidikan kewirausahaan yang baik akan terwujud jika guru-guru



mempunyai



pengetahuan



tentang



kewirausahaan



dalam



iklim



kepemimpinan kewirausahaan kepala sekolah. Kepala sekolah yang memiliki jiwa wirausaha pada umumnya mempunyai tujuan dan pengharapan tertentu yang dijabarkan dalam visi, misi, tujuan dan rencana strategis yang realistik. Realistik berarti tujuan disesuaikan dengan sumber daya pendukung yang dimiliki. Semakin jelas tujuan yang ditetapkan semakin besar peluang untuk dapat meraihnya. Dengan demikian, Kepala Sekolah yang berjiwa wirausaha harus memiliki tujuan yang jelas dan terukur dalam mengembangkan sekolah. Untuk mengetahui apakah tujuan tersebut dapat dicapai maka visi, misi, tujuan dan sasarannya dikembangkan ke dalam indikator yang lebih terinci dan terukur untuk masing-masing aspek atau dimensi. Dari indikator tersebut juga dapat dikembangkan menjadi program dan sub-program yang lebih memudahkan implementasinya dalam pengembangan sekolah. Adapun program kewirausahaan yang dikembangkan sebagai berikut: 2.2.1 D’ART (Drawing, Architerture, Reward and Technologi) Sebelum kita memulai membahas kajian tentang Produk Produk Kreatif dan Kewirausahaan Paling Rekomendari Untuk Jurusan DPIB, terlebih dahulu kita mengetahui apa itu arti dari Produk Kreatif dan Kewirausahaan. Produk kreatif adalah produk yang berasal dari ide para wirausahawan yang bersifat baru



13



sehingga tidak ada yang menyamai baik itu model, atau bentuk atau teksturnya (jika makanan). Kewirausahaan adalah sikap dari wirausahawan yang semestinya, seperti kreatif, ber-orientasi pada masa depan, dan lain-lain. Dalam berwirausaha, kita pasti memiliki fluktuasi kehidupan. Terkadang apa yang kita usahakan ini terlihat berhasil, namun terkadang terlihat gagal juga. Pasti dalam berwirausaha kita berprinsip bahwa mencari keuntungan sebanyak - banyaknya dengan modal yang terbatas. Bekerjasama dengan beberapa kalangan masyarakat dan Dunia usaha dalam memperluas bidang jasa. Desain gambar bangunan adalah karya jasa yang terus diminati banyak kalangan, salah satunya Dewan Masjid Kabupaten Pasuruan. Desain masjid dan musholah banyak di order sessuai keinginan dan bentuk yang diinginkan konsumen yang kami aplikasikan ke dalam bentuk desain gambar.



14



1.1 Penyerahan Desain Gambar



1.2



Penyerahan MoU dan Hasil Pengerjaan



15



2.2.2 JeBol Servis bekerja sama dengan AHASS (Jemput Bola Servis Bersama AHASS Karina Motor) Dengan nama JeBol Servis, layanan yang didesain khusus untuk berikan layanan perawatan dan perbaikan sepeda motor di tempat umum. Layanan terbaru yang menggunakan jasa antar jemput motor yang akan di servis menggunakan standar AHASS tersebut akan dilakukan disekitar area SMK Negeri Winongan. Tidak hanya fasilitas, Servis tersebut juga gratis biaya penjemputan dan pengantara dan servis pun dilengkapi persediaan beragam jenis Honda Genuine Part



(HGP).  2.1 Proses Penjemputan Sepeda Motor



16



2.3 Kegiatan Servis Di Bengkel



17



2.3 Inovasi Kepala Sekolah sebagai Supervisor (E_SUPERVISI) Kepala sekolah sebagai supervisor memiliki beban peran dan tanggungjawab memantau, membina, dan memperbaiki proses belajar mengajar di kelas atau di sekolah. Tanggungjawab ini dikenal sebagai tanggungjawab supervisi. Sebagai unsur pimpinan dalam sistem organisasi persekolahan, kepala sekolah berhadapan langsung guru sebagai unsur pelaksana proses belajarmengajar (Lasut, 1989). Dari konsep supervisi sebagai proses membantu guru guna memperbaiki dan meningkatkan pembelajaran dan kurikulum (Oliva, 1984) terkandung makna bahwa kepala sekolah adalah supervisor yang membantu guru, secara individual atau kelompok, untuk memperbaiki pengajaran dan kurikulum dan masih ditambah satu bidang supervisor, yaitu aspek pengembangan guru. Sedangkan Neagly dan Evans (1980) lebih menekankan aspek bantuan itu pada pengajaran guru dan pembelajaran murid, di samping perbaikan kurikulum. Agar kepala sekolah berhasil dalam perbaikan pengajaran, maka kepala sekolah perlu memahami dan menggunakan moel dan teknik yang dianggap tepat dalam melaksanakan supervisi. Tegasnya, peran utama kepala sekolah adalah juga sebagai supervisor pengajaran. Acheson and Gall (Pidarta, 1992) menyatakan bahwa supervisi klinis adalah proses membina guru untuk memperkecil jurang antara perilaku mengajar nyata dengan perilaku mengajar yang ideal. Sedangkan Sahertian (2000) menyatakan bahwa supervisi klinis adalah memfokuskan kepada upaya untuk menolong guru-guru agar mengerti inovasi dan mengubah performan mereka agar cocok dengan inovasi tersebut. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa supervisi klinis adalah suatu model supervisi yang ditujukan untuk memperbaiki KBM dengan melakukan pembinaan-pembinaan sesuai dengan kekurangan-kekurangan yang dilakukan oleh guru. Tujuan supervisi klinis adalah memperbaiki perilaku guru dalam KBM dengan intensif agar peningkatan kualitas pendidikan dapat dicapai. 18



Naegley (1980:198) mensyaratkan suatu kondisi dalam melakukan supervise klinis, yakni : (1) menciptakan hubungan baik antara guru dan supervisor (dalam hal ini kepala sekolah), (2) merencanakan aspek perilaku yang akan diperbaiki pada sub bahasan tertentu, (3) merencanakan strategis observasi, (4) mengobservasi guru mengajar, (5) menganalisis KBM oleh guru dan supervisor (kepala sekolah) secara terpisah, (6) merencanakan pertemuan, guru diberi kesempatan menanggapi cara mengajamya sebelum dibahas secara bersama, dan (7) membuat rencana baru bila aspek perilaku itu belum dapat diperbaiki dan mengulanggi dari langkah awal sampai akhir. Didalam melaksaanakan supervisi klinis terdapat sejumlah prinsip umum yang harus menjadi landasan kepala sekolah dalam melakukan supervisi, yaitu : 1) hubungan antara kepala sekolah sebagai supervisor dengan guru adalah hubungan kolegial yang sederajat dan bersifat interaktif dari pads direktif sebagai hubungan antara tenaga profesional berpengalaman dengan yang kurang berpengalaman, sehingga terjalin suatu dialog profesional yang interaktif dalam suatu suasana yang intim dan terbuka, yang fsinya bukan hanya pengarahan atau instruksi dari supervisor saja, 2) pertemuan diskusi antara kepala sekolah sebagai supervisor dan guru adalah demokratis, baik pada perencanaan latihan maupun pada pengkajian balikan dan tindak anjut. Suasana demokratis itu dapat terwujud jika kedua pihak dengan bebas mengemukakan pendapat dan tidak mendominasi pembicaraan, serta memiliki sifat keterbukaan untuk mengkaji semua pendapat yang dikemukakan didalam pertemuan tersebut, dan pada akhirya keputusan ditetapkan atas persetujuan bersama, 3) sasaran supervisi terpusat pada kebutuhan dan aspirasi guru, serta tetap berada didalam ruang lingkup tingkah laku guru mengajar secara aktual. Dengan prinsip ini guru didorong untuk menganalisis kebutuhan dan aspirasinya didalam usaha mengembangkan dirinya, 4) pengkajian balikan dilakukan berdasarkan data observasi yang cermat yang didasarkan atas kontrak, serta dilaksanakan dengan segera. Dari hasil analisis balikan itulah ditetapkan rencana selanjutnya, 5) mengutamakan prakarsa dan tanggung jawab guru, balk pada tahap perencanaan, pengkajian balikan, bahkan pengambilan keputusan, dan tindak lanjut. Dengan mengalihkan sedini mungkin prakarsa dan 19



tanggung jawab itu ketangan guru diharapkan pada gilirannya kelak guru tetap mengambil prakarsa untuk mengembangkan dirinya. Prinsip supervisi klinis tersebut di atas membawa implikasi bagi kedua belah pihak kepala sekolah sebagai supervisor dan guru Implikasi bagi kepala sekolah sebagai supervisor antara lain: 1) yakin akan kemampuan guru untuk mengembangkan dirinya serta menyelesaikan masalah yang dihadapi, 2) memiliki sikap terbuka dan tanggap terhadap setiap pendapat guru, 3) mau dan mampu memperlakukan guru sebagai kolega yang memerlukan bantuannya. Implikasi bagi guru antara lain 1) perubahan sikap bagi guru sebagai seseorang yang mampu mengambil prakarsa untuk menganalisis dan mengembangkan dirinya, 2) bersikap terbuka dan obyektif dalam menganalisis dirinya Di samping itu, kepala sekolah harus memperhatikan teknik supervisi yang dipakai. Teknik supervisi merupakan cara yang dilakukan kepala sekolah sebagai supervisor dalam melakukan supervisi. Secara garis besar, teknik supervisi dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu teknik individual dan teknik kelompok. Yang dimaksudkan dengan teknik individual adalah bila supervisi ditujukan secara individual pada seorang guru, sedangkan teknik kelompok merupakan supervisi yang dilakukan pada sekelompok guru. Neagley (Made Pidarta, 1992) menyatakan sebelum melakukan supervisi terlebih dahulu harus ada hubungan yang akrab antara Kepala sekolah sebagai supervisor dengan guru yang akan disupervisi. Pada kenyataannya, yang sering dilakukan di sekolahsekolah adalah supervisi dengan teknik individual. Dalam pelaksanaan supervisi dengan teknik individual , supervisi dilakukan kepala sekolah melalui observasi kelas yaitu kunjungan yang dilakukan oleh kepala sekolah sebagai supervisor untuk mengamati seorang guru yang sedang mengajar. Tujuannya agar mendapatkan data tentang sesuatu yang tarjadi dalam proses belajar mengajar, sebagai dasar kepala sekolah melakukan pembinaan terhadap guru. Hal yang perlu diperhatikan selama proses observasi kelas adalah suasana kelas, kesesuaian metode dengan materi pelajaran, penguasaan materi pelajaran, cara memotivasi siswa, perkembangan siswa dalam



20



bentuk kognitif, afektif dan psikomotor serta aspek-aspek lain yang terkait dengan proses pembelajaran. Dalam teknik observasi kelas, kepala sekolah sebagai supervisor: 1) mengamati keseluruhan proses belajar mengajar dalam sate pertemuan kelas, 2) mengamati aktivitas belajar mengajar secara keseluruhan, 3) tidak berpartisipasi dalam proses belajar mengajar. Selanjutnya kepala sekolah dapat melakukan diskusi dengan guru tersebut setelah kegiatan belajar mengajar selesai, kemudian kepala sekolah dapat memberikan saran-saran yang diperlukan. Saran-saran biasanya dilakukan dalam suatu pertemuan formal. Pertemuan ini sengaja diadakan pada waktu tertentu, yang dihadiri oleh guru dengan kepala sekolah selaku supervisor dan biasanya merupakan tindak lanjut dari observasi kelas. Pertemuan formal ini bertujuan untuk perbaikan proses belajar mengajar dan agar guru mendapatkan konsep tentang dirinya secara lebih jelas serta meningkatkan kapasitas untuk belajar sendiri. Sebelum pertemuan dilakukan perlu diadakan persiapan dengan baik, yaitu data yang akan dibahas diklasifikasi dan diatur secara sistematis, logis. Agar pertemuan itu berlangsung dengan lancar dan memberi hasil yang memadai, kepala sekolah sebagai supervisor yang dalam hal ini bertindak sebagai pemimpin pertemuan hendaknya : 1) bersikap bersahabat., 2) mendengar pembicaraan secara serius dan hati-hati, 3) berusaha meningkatkan partisipasi semua peserta, 4) memberi saran-saran, 5) mencatat rencana dan saran-saran, 6) berusaha agar sebab-sebab permasalahan ditemukan secara jelas, 7) membuat ringkasan tentang ide-ide, kesimpulan, dan keputusan yang dibuat bersama. Menganalisis hasil supervisi merupakan kegiatan yang perlu dilakukan untuk menetapkan langkah pembinaan yang lebih tepat. Apakah pelaksanaan supervisi telah sesuai dengan program, apakah telah efektif, adakah hambatannya. Menganalisis hasil supervisi dapat dilakukan secara kuantitatif atau dengan cara kualitatif. Menggunakan cara kuantitatif apabila data yang terkumpul berwujud angka-angka hasil perhitungan dan menggunakan analisis kualitatif apabila data yang terkumpul berwujud kata-kata. Menganalisis kuantitatif



21



misalnya dengan menghitung modus, median, mean, standart deviasi, perhitungan prosen, analisis korelasi, regresi, analisis varians. Sedangkan analisis kulitatif misalnya analisis kasus. Hasil supervisi yang telah direkam di dalam instrumen yang disiapkan (boleh juga catatan tambahan), dikelompokkan sesuai dengan aspekaspek yang disepakati pada tahap pra-observasi. Sebagai ilustrasi, tahap observasi yang direkam antara lain yang berhubungan dengan keterampilan guru mengajar, sikap di depan kelas, penjelasan konsep, pencapaian tujuan, pemanfaatan media belajar, dan tahap post observasi yang meliputi balikan dari basil pengamatan dan sebagainya, sesuai dengan kesepakatan antara kepala sekolah dengan guru. Pengelompokkan aspek-aspek yang dimulai dalam pelaksanaan observasi, berguna untuk mengetahui aspek-aspek yang sudah berhasil, atau yang masih memerlukan perbaikan. Hal ini dapat juga mengetahui apakah kegiatan observasi kelas dilakukan secara efektif (sesuai dengan target) atau tidak. Untuk lebih memperjelas kriteria keberhasilan pelaksanaan supervisi (kesesuaian program, efektivitas pelaksanaan program, dan kualitas pelaksanaan program), perlu dilakukan tabulasi dari basil pelaksanaan supervisi, yang berisi aspek-aspek yang diobservasi sesuai dengan instrumen. Pada tahap sebelum observasi terdapat beberapa aspek yang direncanakan untuk perbaikan dalam observasi kelas. Aspek-aspek ini sangat bervariasi, tergantung pada hasil kesepakatan yang dibuat oleh kepala sekolah dengan guru. Sebagai contoh Aspek-aspek yang dihasilkan melalui kesepakatan adalah konsep yang akan dibahas dikelas, tujuan yang akan dicapai dalam proses belajar mengajar, langkah-langkah penyajian yang akan dilakukan, pemanfaatan media belajar, proses interaksi guru dengan murid. Setelah



aspek-aspek



yang



akan



diamati



dalam



observasi



diinventarisasi, untuk melangkah kepada tahap observasi kelas (pelaksanaan observasi), harus disiapkan instrumen yang sesuai dengan jenis aspek – aspek tersebut.



22



Pada tahap pelaksanaan observasi (observasi kelas) ada beberapa aspek/komponen yang harus dianalisis. Proses observasi kelas, dimaksudkan untuk mengamati dan mengevaluasi pelaksanaan proses belajar mengajar, yang ditekankan kepada aspek-aspek yang telah disepakati pada saat tahap sebelum observasi. Penekanan pada observasi kelas in adalah upaya perbaikan proses belajar mengajar. Didalam pengamatan (observasi) ini, penilaian terhadap proses belajar mengajar, berdasarkan instrumen yang dikembangkan untuk supervisi akademik, informasi-informasi yang diperoleh dalam observasi kelas, adalah kejelasan tentang konsep yang disajikan, tingkat keberhasilan pencapaian tujuan, keberhasilan penyajian, sesuai langkah-langkah yang disepakati, pemanfaatan alat Bantu mengajar-belajar, efektifitas proses interaksi guru-murid. Analisis berdasarkan hasil penilaian instrumen yang digunakan pada saat observasi kelas, akan menggambarkan tingkat keberhasilan usaha guru memperbaiki perilaku mengajarnya. Pada tahap sesudah observasi,dimaksudkan memperoleh informasi balikan tentang kesan-kesan penampilan pada saat guru menjelaskan konsep, mengidentifikasi keterampilan mengajar yang baik, mengidentifikasikan keterampilan mengajar yang masih kurang, dan perlu ditingkatkan, diskusi tentang gagasan-gagasan altematif kegiatan mengajar dan belajar untuk memperbaiki keterampilan mengajar yang dianggap kurang (sesuai dengan keterangan dan perasaan guru), penjelasan mengenai hasil observasi (menurut supervisor), saran-saran perbaikan. Supervisi dalam dunia Pendidikan menjadi sangat penting dilaksanakan karena berpengaruh terhadap kinerja guru yang berimbas pada hasil pembelajaran. Di SMKN Winongan pelaksanaan kegiatan supervisi dilakukan dengan menggunakan aplikasi E_SUPERVISI. Aplikasi ini dikembangkan untuk menyederhanakan proses dalam kegiatan supervisi yang dilakukan kepala sekolah. Aplikasi dibuat melalui website kodular dan dibuat menjadi aplikasi android yang bisa di install guru melalui Android Apps Bundle. Aplikas



E_SUPERVISI



digunakan



kepala



sekolah



SMKN



Winongan agar supervisor tidak lagi diribetkan dengan serangkaian lembar



23



supervisi yang masih menggunakan media paper. Aplikasi ini dapat minimalisasi penggunaan kertas dan mempermudah mengetahui kesiapan guru dan tenaga pengajar. Melalui aplikasi ini, supervisor langsung dapat mengetahui kesiapan dan pra observasi. Dengan demikian, kegiatan supervise akan lebih efektif, efisien, dan hemat waktu. Tenaga pendidik login dan mengisi data kelengkapan serta permohonan waktu pelaksanaan supervisi. Kemudian bisa dilakukan tindak lanjut dan supervisor bisa mengetahui kelengkapan dan kesiapan guru serta menyetujui atau tidak pengajuan waktu pelaksanaan supervisi. Laporan masuk dalam bentuk pdf ke email langsung supervisor. Tampilan aplikasi



24



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Dari segala yang telah dijabarkan diatas, maka hal-hal yang dapat disimpulkan sebagai berikut, 1) Berdasarkan Permendikbud Nomor 6 tahun 2018 tentang penugasan guru sebagai kepala sekolah adalah (1) Manajerial, (2) Pengembang kewirausahaan, dan (3) Supervisor. 2) Dalam menjalankan ketiga tugas pokok tersebut, setiap kepala sekolah harus selalu memiliki inovasi. Inovasi inilah yang bisa membuat sekolah yang dipimpin menjadi sekolah bermutu yang memenuhi depalan Standar Nasional Pendidikan.



25



3) Sebagai seorang manajerial, kepala sekolah SMK Negeri Winongan melakukan inovasi penyediaan jaringan Internet melalui program “Pojok Net dan Zona Net”. Pojok Net adalah program dimana sekolah menyediakan jarinagn internet yang dapat digunakan di setiap pojok dan keseluruhan wilayah SMK. Sedangkan Zona Net adalah Program Wifi gratis yang dapat digunakan pada titik zona yang telah ditentukan sekolah disekitar wilayah Kecamatan Winongan dan sekitarnya. 4) Sebagai salah satu fungsi Pengembang kewirausahaan, inovasi kepala SMKN Winongan adalah “d’art” jurusan DPIB serta “JeBol Servis” TBSM. Inovasi ini berupa kegiatan kolaborasi dengan DUDI dan Dewan Masjid Kabupaten Pasuruan. SMKN Winongan bekerjasama dengan DUDI yang bergerak di bidang servis motor yaitu AHASS Karina Motor Serta Lembaga Dewan Masjid Kabupaten Pasuruan, kerjasama ini untuk melatih siswa SMKN winongan dalam menjalankan pembelajaran. 5) Sebagai supervisor, inovasi kepala SMKN Winongan berupa aplikasi E_SUPERVISI. Aplikasi ini dikembangkan untuk menyederhanakan proses dalam kegiatan supervise yang dilakukan kepala sekolah. Aplikasi E_SUPERVISI digunakan kepala sekolah agar supervisor tidak lagi diribetkan dengan serangkaian lembar supervisi yang masih menggunakan media paper.



3.2 Saran Beberapa saran yang dapat disampaikan dalam laporan ini adalah sebagai berikut. 1) Bagi Kepala Cabang Dinas Laporan inovasi kepala sekolah ini bisa didesiminasikan kepada kepala sekolah lain agar bisa dikembangkan ke kepala sekolah lainnya. 2) Bagi Kepala Sekolah Laporan inovasi kepala sekolah ini hendaknya digunakan sebagai penyemangat untuk menghasilkan inovasi lain di sekolah yang dipimpinnya.



26



3) Bagi Tenaga Pendidikan Lainnya Laporan inovasi kepala sekolah ini bisa digunakan para pengawas agar sekolah binaannya bisa lebih bersemangat untuk berinovasi.



27