15 0 936 KB
LAPORAN ASUHAN KELUARGA NY.”S” DENGAN DIABETES MELLITUS DI RT 10 RW 03 MELALUI PENDEKATAN INTERPROFESIONAL EDUCATIONCOLABORATION (IPE-C) DESA PIPITAN KECAMATAN WALANTAKA
Disusun Oleh : Kelompok 20 MAHASISWA DESA PIPITAN
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN TAHUN 2021
TIM PENYUSUN ASUHAN KELUARGA NY. “S” DENGAN DIABETES MELLITUS DI RT 10 RW 03 MELALUI PENDEKATAN IPE-C DI DESA PIPITAN KELOMPOK : 20 RT.RW : 10/03 NAMA MAHASISWA Via Lutfiah Widsy milenia efendi Yuli anisa Yulia nurfadilah Duyun dayani Elina Fitri ayu lestari Ghina faza alfania Bagas setiawan Eka ramadian putri Ermala Hartini Himayatun nisa
NIM P27903118046 P27903118047 P27903118048 P27903118049 P27903118053 P27903118054 P27903118055 P27903118056 P27903118008 P27903118065 P27903118066 P27903118068 P27903118069
JURUSAN DIII Keperawatan DIII Keperawatan DIII Keperawatan DIII Keperawatan DIII Kebidanan DIII Kebidanan DIII Kebidanan DIII Kebidanan DIII Teknologi Laboratorium Medis DIII Teknologi Laboratorium Medis DIII Teknologi Laboratorium Medis DIII Teknologi Laboratorium Medis DIII Teknologi Laboratorium Medis
NAMA PEMBIMBING 1. Viyan Septiana Achmad, S.Kep, Ners, M.Kep 2. Tuti Iswanti SST, M.Keb 3. Hamtini, S.Pd, M.Si 4. Lailatul Fadilah, S.Kep, Ners, M.Kep 5. Siti Wasliyah
LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KELUARGA NY. “S” DENGAN DIABETES MELLITUS DI RT 10 RW 03 MELALUI PENDEKATAN IPE-C DI DESA PIPITAN
2
TELAH DIPERIKSA DAN DISETUJUI PEMBIMBING
PEMBIMBING
(Lailatul Fadilah, S.Kep, Ners, M.Kep) NIP. 197508042002122002
MENGETAHUI
WADIR 1 BIDANG AKADEMIK
(Purbianto, S.Kp, M.Kep, Sp.KMB) NIP. 1970003181993031001
3
KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan karunia dan rahmat-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan Panduan Praktik Kerja Laporan (PKL) Terpadu Tahun 2021 Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Banten. Penyusun menyadari bahwa laporan ini tidak dapat diselesaikan tanpa dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penyusun menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya dan penghargaan setinggi-tingginya kepada : 1. Bapak Prof. Dr. H. Khayan, SKM, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Banten 2. Bapak Dr. Omo Sutomo, S.Pd, SKM, M.Kes selaku ketua panitia PKL terpadu tahun 2021. 3. Ibu Hamtini, S.Pd, M.Si selaku pembimbing Desa Pipitan yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga laporan ini dapat diselesaikan 4. Ibu Lailatul Fadilah, S.Kep, Ners, M.Kep selaku pembimbing Desa Pipitan yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga laporan ini dapat diselesaikan 5. Masyarakat Desa Pipitan yang telah menerima mahasiswa Poltekkes Banten dengan baik. Demikian pula dengan Laporan PKL ini. Kritik dan saran sangatlah penyusun harapkan dan dapat disampaikan secara langsung maupun tidak langsung. Serang, 23 Maret 2021
Penyusun DAFTAR ISI
i
KATA PENGANTAR..............................................................................................I DAFTAR ISI..........................................................................................................III BAB I.......................................................................................................................1 PENDAHULUAN...................................................................................................1 1.1
LATAR BELAKANG...............................................................................1
1.2
TUJUAN...................................................................................................2
1.3
SASARAN................................................................................................3
BAB II......................................................................................................................4 TINJAUAN TEORI.................................................................................................4 2.1
PENGERTIAN IPE-IPC...........................................................................4
2.2
DEFINISI DIABETES MELLITUS.........................................................4
2.3
ETIOLOGI DIABETES MELLITUS.......................................................5
2.4
PATOFISIOLOGI.....................................................................................7
2.5
KLASIFIKASI DIABETES MELLITUS.................................................9
2.6
MANIFESTASI KLINIS........................................................................10
2.7
PEMERIKSAAN PENUNJANG............................................................11
BAB III..................................................................................................................12 HASIL KEGIATAN..............................................................................................12 3.1
TINJAUAN KASUS...............................................................................12
3.2
PERMASALAHAN................................................................................14
3.3
IMPLEMENTASI KEGIATAN..............................................................14
3.4
IDENTIFIKASI OVERLAPPING..........................................................15
3.5
IDENTIFIKASI KEUNIKAN MASING-MASING PROFESI..............15
3.6
PENGALAMAN POSITIF YANG DIDAPAT......................................15
BAB IV..................................................................................................................16 MONITORING SETELAH INTERVENSI...........................................................16 BAB V....................................................................................................................17 KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................................17 5.1
Kesimpulan..............................................................................................17
Lampiran................................................................................................................19 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Interprofesional Education (IPE) atau pendidikan antar profesi merupakan salah satu konsep pendidikan yang terintegrasi untuk peningkatan kemampuan kolaborasi. Permasalahan yang muncul di masyarakat seringkali membutuhkan perhatian, pemikiran dan intervensi dari berbagai disiplin ilmu dalam membangun dan memberdayakan masyarakat. Kecamatan Walantaka memiliki beberapa Desa, salah satunya Desa Pipitan dengan penduduk yang masih menderita beberapa penyakit. Perkembangan penyakit pada masa kini dan masa yang akan datang memerlukan penanganan yang konprehensif dari berbagai profesi tenaga kesehatan. Tidak satupun profesi dapat menuntaskan
permasalahan
dengan
baikdan
efektif
secara
sendirian. Oleh karena itu, dalam pelayanan kesehatan diperlukan kolaborasi dari berbagai profesi sesuai tugas dan tanggungjawab masing-masing. Salah satu penyakitnya adalah Diabetes Mellitus. Diabetes Hiperglikemi
melitus
merupakan
disebabkan
oleh
penyebab berbagai
hiperglikemi. hal,
namun
hiperglikemi paling sering disebabkan oleh diabetes melitus. Pada diabetes mellitus, gula menumpuk dalam darah sehingga gagal masuk kedalam sel. Kegagalan tersebut terjadi akibat hormon insulin jumlahnya kurang atau cacat fungsi. Hormon insulin merupakan hormon yang membantu masuknya gula darah (Lathifah, 2017). Penyakit
kronis
seperti
DM
sangat
rentan
terhadap
gangguan fungsi yang bisa menyebabkan kegagalan pada organ mata, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah. 2
Gangguan fungsi yang terjadi karena adanya gangguan sekresi insulin dan gangguan kerja insulin maupun keduanya. Menurut International Diabetes Feredartion Tahun 2015, dalam metabolisme tubuh hormon insulin bertanggung jawab dalam mengatur kadar glukosa darah. Hormon ini diproduksi dalam
pankreas
kemudian
dikeluarkan
untuk
digunakan
sebagai sumber energi. Apabila di dalam tubuh kekurangan hormon
insulin
maka
dapat
menyebabkan
hiperglikemi
(Lathifah, 2017). Data dari berbagai
studi global menyebutkan bahwa
penyakit DM adalah masalah kesehatan yang besar. Hal ini dikarenakan adanya peningkatan jumlah penderita diabetes dari tahun ke tahun. Pada tahun 2015 menyebutkan sekitar 415 juta orang dewasa memiliki diabetes, kenaikan 4 kali lipat dari 108 juta di tahun 1980an. Apabila tidak ada tindakan pencegahan maka jumlah ini akan terus meningkat tanpa ada penurunan. Diperkirakan pada tahun 2040 meningkat menjadi 642 juta penderita (Lathifah, 2017). Berdasarkan latar belakang diatas kami tertarik untuk melakukan pengkajian keluarga binaan IPE-IPC dengan kasus Diabetes
Melitusl.
Dengan
adanya
kolaborasi
antara
keperawatan, kebidanan dan analis kesehatan diharapkan dapat
mengurangi
prevalensi
DM
di
Provinsi
Banten
khususnya di Desa Pipitan Kecamatan Walantaka. 1.2 TUJUAN 1.2.1 Tujuan Umum 2. Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Banten mampu menerapkan pendekatan Interprofesional Education (IPE) dan Interprofesional Colaboration (IPC) dalam kegiatan dalam mengatasi masalah kesehatan keluarga. 3
2.2.1 Tujuan Khusus 1. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian kesehatan keluarga tentang Diabetes Mellitus melalui pendekatan IPE-C. 2. Menentukan masalah
kesehatan keluarga
tentang
Diabetes Mellitus melalui pendekatan IPE-C. 3. Merumuskan perencanaan tindakan masalah keluarga tentang Diabetes Mellitus melalui pendekatan IPEC. 4.
Melakukan
tindakan
untuk
mengatasi
masalah
keluarga tentang Diabetes Mellitus melalui pendekatan IPE-C. 5. Melakukan
evaluasi
kesehatan
keluarga
Diabetes
Mellitus melalui pendekatan IPE-C. 2.3 SASARAN Sasaran dalam kegiatan IPE atau IPC dalam kelompok ini merupakan keluarga yang mengalami penyakit yang tidak menular yaitu Diabetes Mellitus.
4
BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 PENGERTIAN IPE-IPC Interprofessional pembelajaran
yang
education
(IPE)
interaktif,
berbasis
adalah
metode
kelompok,
yang
dilakukan dengan menciptakan suasana belajar berkolaborasi untuk mewujudkan praktik yang berkolaborasi, dan juga untuk menyampaikan
pemahaman
mengenai
interpersonal,
kelompok, organisasi dan hubungan antar organisasi sebagai proses profesionalisasi. IPE dapat terjadi ketika dua atau lebih mahasiswa dari program studi kesehatan yang berbeda belajar bersama yang bertujuan untuk meningkatkan kerja sama dan kualitas pelayanan kesehatan (Umy, 2016). Inter Professional Collaboration (IPC) adalah suatu kegiatan intrakurikuler
yang
memadukan
pelaksanaan
Tri
Darma
Perguruan Tinggi (Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat) yang dilakukan melalui pendekatan kolaborasi antar rumpun ilmu kesehatan dalam menciptakan masyarakat cinta sehat dengan cara memberikan kepada mahasiswa pengalaman belajar dan bekerja dalam kegiatan pembangunan masyarakat bidang kesehatan sebagai wahana penerapan dan pengembangan ilmu yang dilaksanakan di luar kampus dalam waktu, mekanisme dan persyaratan tertentu. (Poltekkes Semarang, 2017). 2.2 DEFINISI DIABETES MELLITUS Menurut WHO, Diabetes Melitus (DM) didefinisikan sebagai suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan protein sebagai akibat dari insufisiensi fungsi insulin. 5
Diabetes Melitus tidak dapat disembuhkan tetapi kadar gula darah dapat dikendalikan melalui diet, olah raga, dan obatobatan. Untuk dapat mencegah terjadinya komplikasi kronis, diperlukan pengendalian DM yang baik (Perkeni, 2011). Diabetes
Militus
adalah
keadaan
kronik
yang
berkarakteristik penyakit progresif oleh ketidakmampuan tubuh untuk metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang menuju pada hiperglikemia(peningkatan gula darah). Diabetes militus mengacu sebagai “gula yang tinggi” oleh Klien dan penyedia perawatan kesehatan. 2.3 Etiologi Diabetes Mellitus Klasifikasi
etiologi
Diabetes
mellitus
menurut
American
Diabetes Association, 2010 adalah sebagai berikut: 1. Diabetes tipe 1(destruksi sel beta, umumnya menjurus ke defisiensi insulin absolut) : Autoimun dan Idiopatik. Pada Diabetes tipe 1 (Diabetes Insulin Dependent), lebih sering ternyata pada usia remaja. Lebih dari 90% dari sel pankreas yang memproduksi insulin mengalami kerusakan secara permanen. 2. Diabetes
tipe
2
(bervariasi
mulai
yang
terutama
dominan resistensi insulin disertai defesiensi insulin relatif sampai yang terutama defek sekresi insulin disertai resistensi insulin).Diabetes tipe 2 (Diabetes Non Insulin Dependent) ini tidak ada kerusakan pada pankreasnya dan dapat terus menghasilkan insulin, bahkan kadang - kadang insulin pada tingkat tinggi dari normal. Akan tetapi, tubuh manusia resisten terhadap efek insulin, sehingga tidak ada insulin yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Diabetes melitus tipe 2 yang dahulu disebut diabetes melitus tidak tergantung insulin
(non-insulin-dependent 6
diabetes
melitus/NIDDM)
atau
diabetes
onset
dewasa – merupakan kelainan metabolik yang ditandai dengan kadar glukosa darah yang tinggi dalam konteks resistensi insulin dan defisiensi insulin relatif.
Gejala
klasiknya
sering
antara
lain
haus
berlebihan,
berkemih, dan lapar terus-menerus. Diabetes tipe 2 berjumlah 90% dari seluruh kasus diabetes dan 10% sisanya terutama merupakan diabetes tipe diabetes merupakan pada
gestasional.
penyebab
orang
yang
1
Kegemukan
dan diduga
utama
diabetes
tipe
2
secara
genetik
memiliki
kecenderungan penyakit ini. Diabetes tipe 2 diduga disebabkan
oleh
kombinasi
faktor
genetik
dan
lingkungan. Banyak Klien diabetes tipe 2 memiliki anggota keluarga yang juga menderita diabetes tipe 2 atau masalah kesehatan lain yang berhubungan dengan diabetes, misalnya kolesterol darah yang tinggi, tekanan darah tinggi (hipertensi) atau obesitas. Keturunan ras Hispanik, Afrika dan Asia memiliki kecenderungan lebih tinggi untuk menderita diabetes tipe 2. Sedangkan faktor lingkungan yang mempengaruhi risiko menderita diabetes tipe 2 adalah makanan dan aktivitas fisik kita sehari-hari. Berikut
ini
adalah
faktor-faktor
risiko
mayor
seseorang untuk menderita diabetes tipe 2. 1. Riwayat keluarga inti menderita diabetes tipe 2 (orang tua atau kakak atau adik) 2. Tekanan darah tinggi (>140/90 mm Hg) 3. Dislipidemia: kadar trigliserida (lemak) dalam darah yang tinggi (>150mg/dl) atau kadar kolesterol HDL 200 mg/dL. Biasanya tes ini dianjurkan untuk Klien yang menunjukkan kadar glukosa darah meningkat di bawah kondisi stress. 2. Gula darah puasa (FBS) ; >140 mg/dl 3. Kadar glukosa sewaktu (GDS) ; >200 mg/dl 4. Urinolisa positif terhadap glukosa dan keton. 5. Untuk kelompok resiko tinggi DM seperti usia dewasa tua, hipertensi, obesitas, dan riwayat keluarga, dan menghasilkan hasil pemeriksaan negatif. Perlu pemeriksaan penyaring setiap tahun bagi beberapa paisen.
12
BAB III HASIL KEGIATAN 3.1
TINJAUAN KASUS Nama KK
: Tn. S
Alamat Lengkap : Kp.Tegal Kembang RT 10 RW 03, Desa Pipitan Kec. Walantaka Kota. Serang 3.1.1 Identitas Klien Nama Kk
: Tn. S
Nama
: Ny. S
Nama Orangtua
: Tn. R
Umur
: 58 Tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
Pendidikan
: SD
3.1.2 Keluhan Utama/Kondisi Saat Ini Klien mengatakan sering terbangun di malam hari untuk buang air kecil, sering mengatakan haus, sering merasa kelelahan dan lemas. 3.1.3 Riwayat Penyakit Terdahulu Klien mengatakan jika tidak pernah menderita penyakit tertentu dan di keluarga tidak ada yang memiliki penyakit keturunan. 3.1.4 Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari 1) Pola Pemenuhan Nutrisi Klien mengatakan makan tidak tentu terkadang 2 kali sehari dan porsi makan hanya 2 – 3 sendok nasi putih dengan jenis makanan berupa sayur dan lauk, dan Klien minum air putih sebanyak 8-10 gelas perhari 2) Pola Pemenuhan Eliminasi Klien mengatakan BAB 1x/hari konsistensi lunak dan 13
berwarna kuning, BAK lebih dari 10x/ hari dan berwarna coklat keruh. 3) Pola Pemenuhan Kebutuhan Istirahat Klien mengatakan hanya tidur ± 5 jam sehari, sering terbangun di malam hari sehingga tidak menentu. 4) Personal Hygine Klien mengatakan mandi 2x sehari, menggosok gigi 2x sehari
Ketika
menggunakan
mandi, sampo
mencuci 2
hari
rambut sekali,
dengan
dan
Klien
menggunting kuku seminggu sekali. 5) Pemeriksaan Kesehatan Klien rutin melakukan pemeriksaan DM di Puskesmas terdekat. 6) Pemeriksaan Fisik BB
: 52 kg
TB
: 155 cm
TD
: 120/80 mmHg
Suhu
: 36,0 oC
Nadi
: 85 x/menit
RR
: 20 x/menit
7) Data Lingkungan yang menunjang a. Rumah : Type rumah permanen dengan ukuran terdapat 4 kamar tidur, kamar mandi, ruang tamu dan dapur dengan pencahayaan yang cukup merata dan terdapat jendela pada sisi rumah dengan ventilas yang cukup baik. b. Penyedian Air Bersih : Terdapat mesin air atau listrik yang airnya digunaan untuk memenuhi kebutuhan sumber air bersih sehari-hari. c. Pembuangan Sampah : Untuk pembuangan sampah dikelola petugas sampah keliling. 14
d. Sarana Komunikasi : Keluarga Ny. S memiliki TV dirumah yang digunakan untuk sumber informasi terkini. e. Sarana Transportasi : Sarana untuk ke puskesmas dan ke kota dapat dijangkau dengan kendaraan bemotor. f. Fasilitas Pelayanan Umum : Jarak dari rumah Ny.S ke balai desa cukup jauh, sehingga untuk menjangkaunya membutuhkan kendaraan. g. Fasilitas Pelayanan Kesehatan : Jarak dari rumh Ny. S
ke
puskesmas
cukup
jauh,
sehingga
untuk
menjangkaunya membutuhkan kendaraan. 3.2
PERMASALAHAN Klien dengan diagnose medis DM type 2 dengan keluhan luka di kaki yang tidak gatal dan tidak merasakan sakit, selalu terbangun di malam hari untuk BAK, sering haus, mudah lelah dan lemas.
3.3
IMPLEMENTASI KEGIATAN 3.3.1 Implementasi Keperawatan Dalam keperawatan hal yang dilakukan kepada Ny.S yaitu
mahasiswa
perawat
memberikan
pendidikan
kesehatan tentang diabetes mellitus dan merawat luka yang ada pada Ny. S. 3.3.2 Implementasi Kebidanan Dalam kebidanan hal yang dilakukan kepada Ny.S yaitu mahasiswa bidan melakukan tanda-tanda vital. 3.3.3 Implementasi Teknologi Laboratorium Medis Hal yang dilakukan Teknologi Laboratorium Medis kepada Ny.S yaitu mahasiswa Teknologi Laboratorium Medis m elakukan pemeriksaan penunjang dengan memeriksa kadar gula darah sewaktu (GDS) dan kadar kolestrol, didapatkan hasil: 15
Gula Darah Sewaktu (GDS)
: 106 mg/dl
Kolestrol
: 246 mmol/L
3.4 Identifikasi Overlapping Overlapping antar profesi kesehatan terjadi pada keperawatan dan kebidanan dalam melakukan pemeriksaan fisik. 3.5 Identifikasi Keunikan Masing-masing Profesi a. Keperawatan memiliki
keunikan
tersendiri
yaitu
dapat
melakukan perawatan luka dan memberikan bentuk support mental pada klien dengan Diabetes Melitus. b. Kebidanan memiliki keunikan tersendiri yaitu dapat melakukan TTV (Tanda-Tanda Vital) pada penderita Diabetes Melitus. c. Teknologi Laboratorium Medis memiliki keunikan tersendiri yaitu melakukan pemeriksaan laboratorium glukosa darah sewaktu (GDS) dan kolestrol pada Ny.S. 3.6 Pengalaman Positif yang Didapat Pengalaman positif yang kami dapatkan selama
memberikan
asuhan kepada klien dan keluarga binaan yaitu saling memberikan pengetahuan
dan
berbagi
ilmu
tentang
pemeriksaan
yang
dilakukan di masing-masing bidang profesi dan mengaplikasikan ilmu yang sudah kami dapatkan selama pembelajaran di kampus dan menerapkannya kepada klien dan keluarga binaan selama PKL Terpadu ini.
16
BAB IV MONITORING SETELAH INTERVENSI Monitoring dilakukan selama 3 hari 23-25 Maret 2021, didapatkan hasil monitoring yaitu melakukan pemeriksaan TTV normal dengan hasil TD : 120/80 mmHg, S: 36,0 oC, N : 85 x/menit, RR : 20 x/menit dengan hasil GDS 106 mg/dl dan kolestrol 246mmol/L. Sebelumnya Ny. S tidak memilki riwayat penyakit, klien sering merasakan lemas dan lelah, tanpa klien sadari kaki sudah luka dibagian ibu jari. Kemudian klien memeriksaan keadaanya ke puskesmas terdekat didapatkan hasil sebelum kita intervensi GDS :150 mg/dl. No Implementasi 1. Selasa, 23 Klien mengatakan Maret 2021
terbangun untuk
di
Evaluasi sering - Klien memahami apa
malam
buang
air
hari yang disampaikan tentang kecil, penyuluhan
Diabetes
terdapat luka dikaki yang Mellitus berupa pengertian tidak
dirawat
merasakan
serta sakit
tidak DM, klasifikasi DM, gejala diluka DM dan komplikasi DM.
tersebut, sering haus, sering Menganjurkan klien untuk merasa
kelelahan,
nafsu tidak memakan makanan
makan berkurang dan lemas. yang 2.
melakukan
mengandung
pengukuran glukosa berat seperti gula,
tanda-tanda vital
susu, kopi, mangga, dll.
Hasil
Menganjurkan
BB
: 52 kg
memakan
TB
: 155 cm
keadaan dingin.
TD
: 120/80 mmHg
Suhu : 36,0 oC Nadi : 85 x/menit RR
: 20 x/menit
3. melakukan pemeriksaan 17
nasi
klien dengan
Gula Darah Sewaktu (GDS) dan Kolestrol Hasil Gula Darah Sewaktu (GDS) : 106 mg/dl Kolestrol : 246 mmol/L 4.
melakukan
penyuluhan
diabetes mellitus Hasil Klien memahami apa yang 2.
Rabu,
Maret 2021
telah disampaikan penyaji 24 1. evaluasi tindakan validasi Menganjurkan
pasien
kemarin
memakai alas kaki ketika
Hasil :
berpergian keluar rumah
Klien
mengatakan
makan
nafsu agar
masih
lukanya
tidak
belum terinfeksi,
dan
bertambah, masih lelah, dan membersihkan luka. lemas.
Menganjurkan klien untuk
2. perawatan luka di ibu jari sering kaki NY.S
pemeriksaan
Hasil
puskesmas terdekat.
Merawat
luka
menggunakan
makan
bertambah,
steril nafsu Klien
memahami benar
dimalam hari dan tidak lemas peralatan 2. Perawatan luka
diberikan.
Hasil memahami 18
cara
tidak merawat luka yang baik
terlalu sering buang air kecil dan
Klien
ke
dengan
kasa
dan cairan NaCl 3. Kamis, 25 Klien mengatakan Maret 2021
melakukan
cara
yang
dengan telah
merawat diberikan
luka dan
setelah
dipraktikkan
oleh penyaji
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1
Kesimpulan Setelah dilakukannya implementasi selama 3 hari terhadap klien, didapatkan hasil yakni klien dapat memahami tentang Diabetes 19
Melitus terutama dalam pengobatan. Klien mampu melakukan perubahan
perilaku hidup sehat dan sedikit demi sedikit
memiliki keinginan untuk melakukan pengobatan kembali secara rutin ke fasilitas kesehatan. 5.2
Saran Diharapkan masyarakat mampu melakukan perubahan pola hidup sehatnya agar terhindar dari berbagai penyakit, baik menular ataupun tidak menular. Agar kesejahteraan hidup tercapai dan terlaksananya Gerakan Masyarakat Hidup Sehat.
DAFTAR PUSTAKA Depkes (2005) Pharmaceutical Care untuk penyakit Diabetes Melitus. Di ambil tanggal 29 september 2012. Jackson, Marilynn (2021). Seri Panduan Praktis Edukasi Pasien Jakarta :Erlangga 20
Mansjoer,Arif,dk.(2007). KAPITA Selekta Kedokteran Jakarta:FK UI Suddarth, Brunner.(2004). Keperawatan Medikal bedah edisi 8 Volume 2 jakarta :EGC.
Lampiran 1
21
Pemeriksaan Glukosa dan Kolestrol
Pemeriksaan Tanda Tanda Vital
Penyuluhan tentang Diabetes Mellitus
22
Perawatan luka pada ibu jari Ny.S
Pemberian sembako
Lampiran 2 SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PENDIDIKAN KESEHATAN DIABETES MELLITUS
23
Disusun Oleh : Kelompok 20
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN 2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) Pokok Bahasan
: Diabetes Mellitus
Sub Pokok Bahasan
: Pengetahuan tentang Diabetes Mellitus
Tempat
: RW 03 Kelurahan Pipitan, Kecamatan Walantaka
Sasaran
: Masyarakat
Waktu
: 60 menit
Tanggal
: 23 Maret 2021 24
A. Tujuan Instuksional Umum Setelah mendapatkan penyuluhan ini klien dapat mengetahui tentang Diabetes Melitus. B. Tujuan Instruksional Khusus Sasaran dapat: Setelah
mendapatkan
penyuluhan
ini,
diharapkan
klien
dapat
mengetahui: 1. Pengertian Diabetes Melitus 2. Klasifikasi Diabetes Melitus 3. Gejala-gejala Diabetes Melitus 4. Komplikasi Diabetes Melitus C. Materi Terlampir D. Metode 1. Penyuluhan 2. Pemeriksaan E. Media 1. Lisan
F. Kegiatan No . 1.
Tahap
Waktu
Perkenalan
( menit ) 5 menit
Kegiatan Penyuluhan 1. Mengucapkan
dan
salam
pembukaan
memperkenal kan diri 25
dan
Peserta 1. Menjawab salam 2. Mendengarkan dan
2. Menyampaika n
topik
memperhatikan
dan
tujuan penyuluhan kesehatan kepada 2.
Inti
30 menit
sasaran 1. Menjelaskan
1.
tentang
dan
Diabetes
memperhatikan
Melitus
penyuluhan
2. Menjelaskan
2.
Menanyakan
tentang
hal-hal
Klasifikasi
tidak
Diabetes
dimengerti dari
Melitus
pemateri
3. Menjelaskan menifestasi klinik
dari
3.
Menerima pemeriksaan gula
Melitus
sewaktu
tentang komplikasi yang
dapat
timbul
dari
Diabetes Melitus. 5. Melakukan pemeriksaan gula
darah
yang
penyuluh
Diabetes 4. Menjelaskan
26
Mendengarkan
darah
3.
Penutup
10 menit
sewaktu 1. Menyampaik
1. Mendengarkan
an
penyuluh
terimakasih
menutup acara
atas
waktu
dan menjawab
yang
telah
salam.
diberikan.
G. Sumber Bacaan Depkes (2005) Pharmaceutical Care untuk penyakit Diabetes Melitus. Di ambil
tanggal 29 september 2012.
Jackson, Marilynn (2021). Seri Panduan Praktis Edukasi Pasien Jakarta :Erlangga Mansjoer,Arif,dk.(2007). KAPITA Selekta Kedokteran Jakarta:FK UI Suddarth, Brunner.(2004). Keperawatan Medikal bedah edisi 8 Volume 2 jakarta :EGC. H. Evaluasi ( Cara, Jenis, Waktu, Soal ) 1. Audiens mengetahui apa itu Diabetes Melitus 2. Audiens mengetahui Klasifikasi Diabetes Melitus 3. Audiens mengetahui manifestasi klinis dari diabetes Mellitus 4. Audiens mengetahui tentang komplikasi dari diabetes Melitus. Tangerang, 15 Maret 2021
Penyuluh
Lampiran Materi: A. Pengertian 27
Diabetes Melitus adalah sekumpulan gejala yang timbul pada seseorang
yang
mengalami
pengingkatan
kadar
gula
darah
(glukosa)akibat kekurangan hormone insulin. Diabetes Melitus adalah suatu penyakit kronik metabolism yang kompleks mengakibatkan gangguan metabolic karbohidrat, protein dan
lemak,
perkembangan
komplikasi
secara
microvaskuler,macrovaskuler serta neuropati. Diabetes Melitus merupakan kelinan heterogen, yang ditandai dengan sirkulasi glukosa, lipid dan asam amino berkadar tinggi, karena
tidak
memadainya
insulin
dalam
memenuhi
tuntutan
metabolism tubuh( Keith,1996). B. Klasifikasi Klasifikasi yang dianjurkan oleh Perkeni adalah yang sesuai dengan anjuran klasifikasi DM American Diabetes Association (ADA) 1997. Klasifikasi Etiologi Diabetes Melitus (ADA1997): 1. Diabetes tipe 1 (destruksi sel beta, umumnya menjurus ke definisi insulin absolut) 2. Diabetes tipe 2 (berfariasi mulai yang terutama dominan restensi insulin disertai definisi reltif sampai yang terutama defek sekresi insulin disertai resistensi insulin). 3. Diabetes tipe lain. a. Karena obat dan zat kimia b. Infeksi c. Sebab imunologi yang jarang d. Sindrom Generik yang berkaitan dengan DM e. Diabetes Melitus Gestasional (DMG) yaitu penyakit diabetes yang dialami saat hamil. C. Manifestasi Klinis Diabetes Melitus 1. Penglihatan kabur 2. Gatal-gatal terutama di daerah kemaluan 28
3. Cepat lelah dan mengantuk 4. Luka sulit sembuh 5. Banyak kencing 6. Sering merasa haus 7. Penurunan berat badan 8. Banyak makan D. Komplikasi Diabetes Melitus Adapun komplikasi pada Diabetes Melitus meliputi berikut: 1. Akut a. Hiperglikemia (kadar Gula darah yang meningkat) b. Penurunan kesadaran 2. Kronis a. Kerusakan pembuluh darah kecil, contoh kerusakan darah pada mata, jantung dll b. Rentan infeksi TBC c. Kebutaan
29